SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PRAKTIKUM 5 : BALL & BEAM CONTROL SYSTEM
LUSIANA DIYAN NINGRUM
3 D4 TEKNIK KOMPUTER B
FIRJA HANIF MAULANA
2210181051
BAYU SANDI MARTA
PRAKTIKUM SISTEM PENGATURAN KOMPUTER
19 NOVEMBER 2020
BAB 1
DASAR TEORI
Pada bab ini dibahas mengenai sistem kontrol untuk bola dan balok (ball and beam).
Pembahasan diawali dengan pemodelan sistem bola dan balok dan kemudian
dilanjutkan dengan teknik perancangan sistemkontrol.
5.1 Pemodelan Ball & Beam
Pada pemodelan sistem dibahas antara lain problem bola dan balok, transfer function,
state space, kriteria perancangan sistemkontrol, dan open loop response.
5.1.1 Persamaan Sistem
Bola (ball) diletakkan pada sebuah balok (beam), untuk jelasnya lihat gambar di
bawah, dan bola dapat berpindah naik turun sepanjang balok. Sebuah lengan
pengungkit (lever arm) dihubungan dengan balok pada satu sisi, dan dihubungkan
dengan sebuah roda (gear) pada sisi yang lain. Bila roda berputar dengan sudut θ,
lengan pengungkit mengubah sudut balok sebesar α. Bila sudut balok berubah dari
satu posisi ke yang lain, gaya gravitasi akan menyebabkan bola menggelinding
sepanjang balok. Sebuah controller akan dirancang pada sistem ini sehingga posisi
bola dapat dimanipulasi.
Pada permasalahan ini, kita asumsikan bahwa bola menggelinding tanpa slip, dan gaya
gesek antara bola dan balok diabaikan. Variabel dan konstanta untuk permasalahan ini
didefinisikan sbb:
Mass of ball (m) = 0.11 kg
Radius of the ball (Rd) = 0.015 m
Lever arm offset (d) = 0.03 m
Gravitational acceleration (g) = 9.8 m/sec2
Length of the beam(L) = 1.0 m
Ball’s moment of inertia (J) = 9.99E-6 kg m2
Ball position (r)
Beam angle (α)
Servo gear angle (θ)
Persamaan Lagrange untuk gerak bola diberikan oleh rumus sbb :
(
𝐽
𝑟𝑑2
+ 𝑚) . 𝑟 + 𝑚. 𝑔. sin ∝ − 𝑚. 𝑟(∝)2
= 0
Linierisasi persamaan di atas pada kondisi sudut balok α mendekati harga nol,
didapatkan pendekatan linier dari sistem sbb :
(
𝐽
𝑟𝑑2
+ 𝑚) . 𝑟 = −𝑚. 𝑔. ∝
Persamaan yang menghubungkan sudut balok dan sudut roda dapat didekati secara
linier dengan persamaan berikut.
∝ =
𝑑
𝐿
𝜃
Dengan metoda substitusi, kita dapatkan persamaan sistemsbb :
(
𝐽
𝑟𝑑2
+ 𝑚) . 𝑟 = −𝑚. 𝑔.
𝑑
𝐿
𝜃
Transfer Function
Dengan melakukan transformasi Lapace pada persamaan sistemdi atas diperoleh
(
𝐽
𝑟𝑑2
+ 𝑚) . 𝑠2
. 𝑅( 𝑠) = −
𝑚. 𝑔. 𝑑
𝐿
. ∅(𝑠|)
Dengan mengatur persamaan hasil transformasi Laplace, didapatkan system transfer
function yang merupakan perbandingan antara output r (posisi bola) terhadap input θ
(sudut roda) :
𝑅( 𝑠)
𝛩( 𝑠)
= −
𝑚 . 𝑔 . 𝑑
𝐿 (
𝐽
𝑟𝑑2 + 𝑚)
.
1
𝑠2
State Space
Representasi sistem dalam bentuk state space dilakukan dengan cara memilih posisi
dan kecepatan bola sebagai state variable, dan memilih posisi roda sebagai input.
Bila kita mengganti sistem roda dan pengungkit dengan cara mengaplikasikan sebuah
motor pada pusat balok, maka kita bisa mengontrol akselerasi sudut balok melalui
torsi yang diberikan pada motor. Dengan cara ini, persamaan state space menjadi sbb
5.1.2 Kriteria Perancangan
Kriteria perancangan sistemkontrol dirumuskan sbb:
Settling time < 3 sec
Overshoot < 5%
5.1.3 Open Loop Response
Untuk mendapatkan open loop response dari sistem bola dan balok dengan
representasi transfer function, digunakan program matlab seperti di bawah ini.
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
printsys(num,den);
step(0.25*num,den);
ylabel('Position (m)');
Output program di atas adalah hasil dari penggunaan fungsi printsys. Step response
dengan input sudut roda sebesar 0.25 rad diperlihatkan oleh grafik di bawah ini.
Grafik di atas mempelihatkan bahwa sistem tidak stabil dan bola akan menggelinding
sampai batas tepi balok. Berikutnya, open loop response dari representasi sistem
dengan menggunakan state space ditunjukkan oleh program di bawah ini. Dalam hal
ini kita mengevaluasi sistem bola dan balok yang menggunakan motor pada pusat
balok. Sebagai input sistem adalah akselerasi sudut balok sebesar 1 rad/sec2,
sedangkan sebagai output sistemadalah posisi bola.
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
J = 9.99e-6;
H = -m*g/(J/(Rd^2)+m);
A=[0 1 0 0; 0 0 H 0; 0 0 0 1; 0 0 0 0];
B=[0;0;0;1];
C=[1 0 0 0];
D=[0];
printsys(A,B,C,D);
step(A,B*1.0,C,D);
ylabel('Position (m)');
5.1.4 Close Loop System
Close loop system terdiri dari controller dan plant yang berupa sistembola dan balok.
Konfigurasi ini dimaksudkan untuk menghasilkan output response sesuai dengan
kriteria perancangan.
5.2 Ball & Beam Control dengan PID
Pada tahap awal pembahasan PID control, kita akan mengevaluasi unjuk kerja sistem
bila digunakan proportional controller. Selanjutnya, kita akan menambahkan integral
dan/atau derivative controller bila diperlukan.
5.2.1 P Controller
Program untuk sistem bola dan balok dengan gain proportional controller sebesar 1,
dan input step sudut roda sebesar 0.25 rad, ditunjukkan di bawah ini
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
Kp = 1;
[numc, denc] = cloop(Kp*num, den);
step(0.25*numc,denc);
ylabel('Position (m)');
Pada grafik di atas terlihat bahwa penambahan proportional gain tidak membuat
sistem menjadi stabil. Perlu dicatat bahwa perubahan harga gain tidak mengubah
keadaan sistem.
5.2.2 PD Controler
Sekarang, kita menambahkan komponen derivative pada controller. Perhatikan
program di bawah ini.
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
Kp = 10;
Kd = 10;
numPD =[Kd Kp];
numh = conv(numPD,num);
[numc,denc] = cloop(numh,den);
t = 0:0.01:5;
step(0.25*numc,denc,t);
ylabel('Position (m)');
Dengan proportional gain dan derivative gain masing-masing sebesar 10, terlihat dari
grafik di atas bahwa kriteria overshoot telah dipenuhi namun settling time lebih baik
bila dipercepat sedikit. Untuk mengurangi settling time, kita bisa mencoba menaikkan
proportional gain. Derivative gain sebaiknya dinaikkan juga untuk mengatasi
overshoot yang disebabkan oleh kenaikan nilai proportional gain. Setelah beberapa
saat melakukan trial and error, kita mendapatkan response yang cukup memenuhi
kriteria, perancangan controller, bila harga proportional gain sebesar 15 dan derivative
gain sebesar 40.
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
Kp = 15;
Kd = 40;
numPD =[Kd Kp];
numh = conv(numPD,num);
[numc,denc] = cloop(numh,den);
t = 0:0.01:5;
step(0.25*numc,denc,t);
ylabel('Position (m)');
Seperti terlihat pada grafik di atas bahwa semua kriteria perancangan controller telah
dipenuhi tanpa harus memanfaatkan integral controller. Settling time pada contoh ini
dianggap telah dicapai bila response telah berada pada sekitar 2% dari harga akhir.
BAB 2
PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk praktikum ini diantaranya :
1. PC / Komputer
2. Software Matlab yang dilengkapi dengan Simulink (Bisa juga diganti dengan
software serupa, disini saya menggunakan Scilab dan XCos)
BAB 3
EXPERIMENTAL SETUP
Open Loop Response Representasi Transfer Function
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
printsys(num,den);
step(0.25*num,den);
ylabel('Position (m)');
Open Loop Response Representasi State Space
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
J = 9.99e-6;
H = -m*g/(J/(Rd^2)+m);
A=[0 1 0 0; 0 0 H 0; 0 0 0 1; 0 0 0 0];
B=[0;0;0;1];
C=[1 0 0 0];
D=[0];
printsys(A,B,C,D);
step(A,B*1.0,C,D);
ylabel('Position (m)');
P Controler
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
Kp = 1;
[numc, denc] = cloop(Kp*num, den);
step(0.25*numc,denc);
ylabel('Position (m)');
PD Controler
1. Belum memenuhi perancangan
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
Kp = 10;
Kd = 10;
numPD =[Kd Kp];
numh = conv(numPD,num);
[numc,denc] = cloop(numh,den);
t = 0:0.01:5;
step(0.25*numc,denc,t);
ylabel('Position (m)');
2. Sudah memenuhi perancangan
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
Kp = 15;
Kd = 40;
numPD =[Kd Kp];
numh = conv(numPD,num);
[numc,denc] = cloop(numh,den);
t = 0:0.01:5;
step(0.25*numc,denc,t);
ylabel('Position (m)');
TUGAS
1. Desainlah sebuah Proportional dan Integral (PI) Controler yang sesuai untuk
diterapkan pada sebuah control ball & beam, dimana diinginkan kondisi sebagai
berikut :
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
Kriteria perancangan sistemkontrol yang diusulkan sbb :
Settling time < 2 sec
Overshoot < 5%
Yang harus anda lakukan adalah :
a. Cari respon systemopen loop-nya
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
printsys(num,den);
step(0.25*num,den);
ylabel('Position (m)');
b. Cari respon systemclose loop-nya dengan PI controller
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
Kp = 1;
Ki = 10;
numPI =[Kd Ki];
numh = conv(numPI,num);
[numc, denc] = cloop(Kp*num, den);
t = 0:0.01:5;
step(0.25*numc,denc,t);
ylabel('Position (m)');
2. Desainlah sebuah Proportional, Integral dan Derevative (PID) Controler yang
diterapkan pada sebuah control kecepatan motor dengan kriteria pada nomor 1.
m = 0.111;
Rd = 0.015;
g = -9.8;
L = 1.0;
d = 0.03;
J = 9.99e-6;
K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m));
num = [K];
den = [1 0 0];
Kp = 70;
Ki = 20;
Kd = 1;
numPI =[Kd Kp Ki];
numh = conv(numPI,num);
[numc, denc] = cloop(numh, den);
t = 0:0.01:5;
step(0.25*numc,denc,t);
ylabel('Position (m)');
BAB 4
HASIL PENGUJIAN
Open Loop Response
Grafik di atas mempelihatkan bahwa sistem tidak stabil dan bola akan menggelinding
sampai batas tepi balok.
P Controler
Pada grafik di atas terlihat bahwa penambahan proportional gain tidak membuat
sistemmenjadi stabil.
PD Controler
Dengan proportional gain dan derivative gain masing-masing sebesar 10, terlihat dari
grafik di atas bahwa kriteria overshoot telah dipenuhi namun settling time lebih baik
bila dipercepat sedikit.
semua kriteria perancangan controller telah dipenuhi tanpa harus memanfaatkan
integral controller. Settling time pada contoh ini dianggap telah dicapai bila response
telah berada pada sekitar 2% dari harga akhir.
TUGAS
Open Loop Response
Close Loop Response dengan PI Controler
Proportional, Integral dan Derevative (PID) Controler
BAB 5
ANALISA DAN KESIMPULAN
ANALISA
Pada praktikum dua ini merupakan praktikum untuk membuat Ball & Beam Control
System menggunakan control PID. Ball & beam system adalah sebuah sistem kendali
yang terdiri dari sebuah bidang persegi panjang dan sebuah bola. Beam and ball
system adalah sistem yang umum digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran
metode sistemkendali.
Pada praktikum ini terdapat dua pokok pembahasan mengenai ball & beam control
system, yakni pemodelan sistem ball & beam control dan perancangan sistem ball &
beam control dengan PID. Di dalam membuat pemodelan sistem, salah satu yang
harus dilakukan adalah melihat open loop response terhadap step input dengan
menggunakan rumus transfer function berikut :
𝑅( 𝑠)
𝛩( 𝑠)
= −
𝑚 . 𝑔 . 𝑑
𝐿 (
𝐽
𝑟𝑑2 + 𝑚)
.
1
𝑠2
Dengan memasukkan kondisi yang diminta pada tugas nomor satu serta kriteria
perancangan dimana response sistem memiliki settling time < 2 sec dan overshoot <
5%. Diperoleh respon systemopen loop seperti pada grafik di bawah ini
Kemudian untuk mendapatkan respon system close loop dengan menggunakan
proportional controller (Kp), pada percobaan ini saya memberikan nilai Kp = 1 dan
Kp = 10 yang menghasilkan grafik response close loop systemnya sebagai berikut
Dengan menerapkan kriteria yang sama, setelah memperoleh response system maka
melakukan desain proportional, integral dan derivative controller (PID Controller).
Dengan besar nilai kp sama dengan 70 dan ki sama dengan 20, sedangkan nilai kd
sebesar 1 sehingga diperoleh hasil response yang bagus dimana ball & beam bisa
mencapai titik kestabilan pada waktu kurang dari 1 sec.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa sistem, dapat ditarik kesimpulan
bahwa menentukan kriteria sistem penting untuk dilakukan sebelum membuat desain
sistem agar keluaran (output) yang dihasilkan oleh sistem dapat sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam membuat perancangan sistem, untuk memperbaiki rise time dapat
menggunakan proportional control, sedangkan untuk melakukan eliminasi steady state
error menggunakan integral control dan derivative control untuk memperbaiki
overshot dari sistemyang akan dibangun.

More Related Content

What's hot

07 plts-solar-energi [12 b]
07 plts-solar-energi [12 b]07 plts-solar-energi [12 b]
07 plts-solar-energi [12 b]Kira R. Yamato
 
Manfaat komputer dalam bidang teknik
Manfaat komputer dalam bidang teknikManfaat komputer dalam bidang teknik
Manfaat komputer dalam bidang teknikJulham Pringgo
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolarie eric
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 
rangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelrangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelSimon Patabang
 
FISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiFISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiEko Efendi
 
Mikroprosesor Zilog Z80
Mikroprosesor Zilog Z80Mikroprosesor Zilog Z80
Mikroprosesor Zilog Z80Habibullah Srg
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swellInstansi
 
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Fathan Hakim
 
putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1jhoel sim
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
Teknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCTeknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCedofredikaa
 

What's hot (20)

07 plts-solar-energi [12 b]
07 plts-solar-energi [12 b]07 plts-solar-energi [12 b]
07 plts-solar-energi [12 b]
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
 
Deret fourier kompleks
Deret fourier kompleksDeret fourier kompleks
Deret fourier kompleks
 
Manfaat komputer dalam bidang teknik
Manfaat komputer dalam bidang teknikManfaat komputer dalam bidang teknik
Manfaat komputer dalam bidang teknik
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
rangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararelrangkaian ac seri dan pararel
rangkaian ac seri dan pararel
 
FISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiFISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energi
 
Mikroprosesor Zilog Z80
Mikroprosesor Zilog Z80Mikroprosesor Zilog Z80
Mikroprosesor Zilog Z80
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
Materi Sensor
Materi SensorMateri Sensor
Materi Sensor
 
Gerak Harmonik
Gerak HarmonikGerak Harmonik
Gerak Harmonik
 
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
 
putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
 
Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2
 
Teknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCTeknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DC
 

Similar to Ball & Beam Control System

Motor Speed Control System
Motor Speed Control SystemMotor Speed Control System
Motor Speed Control SystemLusiana Diyan
 
Perancangan Kontroler Linear Quadratic Regulator Diskrit (LQR-Diskrit) pada ...
Perancangan Kontroler Linear Quadratic Regulator Diskrit (LQR-Diskrit)  pada ...Perancangan Kontroler Linear Quadratic Regulator Diskrit (LQR-Diskrit)  pada ...
Perancangan Kontroler Linear Quadratic Regulator Diskrit (LQR-Diskrit) pada ...Brilian Putra Amiruddin
 
Inverted Pendulum Control System
Inverted Pendulum Control SystemInverted Pendulum Control System
Inverted Pendulum Control SystemLusiana Diyan
 
Cruise Control System
Cruise Control SystemCruise Control System
Cruise Control SystemLusiana Diyan
 
Bus Suspension Control System
Bus Suspension Control SystemBus Suspension Control System
Bus Suspension Control SystemLusiana Diyan
 
Desain Pengontrol Pada Sistem Antena Pelacak Satelit Komunikasi
Desain Pengontrol Pada  Sistem Antena Pelacak Satelit KomunikasiDesain Pengontrol Pada  Sistem Antena Pelacak Satelit Komunikasi
Desain Pengontrol Pada Sistem Antena Pelacak Satelit Komunikasiayu bekti
 
Dasar Sistem Pengaturan-Matlab
Dasar Sistem Pengaturan-MatlabDasar Sistem Pengaturan-Matlab
Dasar Sistem Pengaturan-MatlabChardian Arguta
 
Kontrol pid dengan matlab
Kontrol pid dengan matlabKontrol pid dengan matlab
Kontrol pid dengan matlabPamor Gunoto
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutPressa Surya
 
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlmTop sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlmNur Huda
 
Plta & teori kontrol 2
Plta & teori kontrol   2Plta & teori kontrol   2
Plta & teori kontrol 2likatia
 
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...PT PLN (Persero)
 
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...ayu bekti
 
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAli Hasimi Pane
 
Theory &amp; practical theodolite traverse
Theory &amp; practical theodolite traverseTheory &amp; practical theodolite traverse
Theory &amp; practical theodolite traverseMohd Firdaus Ismail
 
Kinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkarKinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkaremri3
 

Similar to Ball & Beam Control System (20)

Motor Speed Control System
Motor Speed Control SystemMotor Speed Control System
Motor Speed Control System
 
Perancangan Kontroler Linear Quadratic Regulator Diskrit (LQR-Diskrit) pada ...
Perancangan Kontroler Linear Quadratic Regulator Diskrit (LQR-Diskrit)  pada ...Perancangan Kontroler Linear Quadratic Regulator Diskrit (LQR-Diskrit)  pada ...
Perancangan Kontroler Linear Quadratic Regulator Diskrit (LQR-Diskrit) pada ...
 
Inverted Pendulum Control System
Inverted Pendulum Control SystemInverted Pendulum Control System
Inverted Pendulum Control System
 
Cruise Control System
Cruise Control SystemCruise Control System
Cruise Control System
 
Bus Suspension Control System
Bus Suspension Control SystemBus Suspension Control System
Bus Suspension Control System
 
Desain Pengontrol Pada Sistem Antena Pelacak Satelit Komunikasi
Desain Pengontrol Pada  Sistem Antena Pelacak Satelit KomunikasiDesain Pengontrol Pada  Sistem Antena Pelacak Satelit Komunikasi
Desain Pengontrol Pada Sistem Antena Pelacak Satelit Komunikasi
 
Dasar Sistem Pengaturan-Matlab
Dasar Sistem Pengaturan-MatlabDasar Sistem Pengaturan-Matlab
Dasar Sistem Pengaturan-Matlab
 
Kontrol pid dengan matlab
Kontrol pid dengan matlabKontrol pid dengan matlab
Kontrol pid dengan matlab
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjut
 
006 elips kesalahan
006 elips kesalahan006 elips kesalahan
006 elips kesalahan
 
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlmTop sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
 
Plta & teori kontrol 2
Plta & teori kontrol   2Plta & teori kontrol   2
Plta & teori kontrol 2
 
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...
 
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Theory &amp; practical theodolite traverse
Theory &amp; practical theodolite traverseTheory &amp; practical theodolite traverse
Theory &amp; practical theodolite traverse
 
Kinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkarKinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkar
 
Modul ppm
Modul ppmModul ppm
Modul ppm
 

More from Lusiana Diyan

Komunikasi Bisnis yang Efektif
Komunikasi Bisnis yang EfektifKomunikasi Bisnis yang Efektif
Komunikasi Bisnis yang EfektifLusiana Diyan
 
Berkomunikasi dalam Tim
Berkomunikasi dalam TimBerkomunikasi dalam Tim
Berkomunikasi dalam TimLusiana Diyan
 
Berkomunikasi di Dunia dengan Keragaman
Berkomunikasi di Dunia dengan KeragamanBerkomunikasi di Dunia dengan Keragaman
Berkomunikasi di Dunia dengan KeragamanLusiana Diyan
 
Menulis Pesan Bisnis
Menulis Pesan BisnisMenulis Pesan Bisnis
Menulis Pesan BisnisLusiana Diyan
 
Kemampuan Berkomunikasi 6 - Menyelesaikan Pesan Bisnis
Kemampuan Berkomunikasi 6 - Menyelesaikan Pesan BisnisKemampuan Berkomunikasi 6 - Menyelesaikan Pesan Bisnis
Kemampuan Berkomunikasi 6 - Menyelesaikan Pesan BisnisLusiana Diyan
 
Menulis Pesan Bisnis
Menulis Pesan BisnisMenulis Pesan Bisnis
Menulis Pesan BisnisLusiana Diyan
 
Vocabulary Engineering Enrichment 3
Vocabulary Engineering Enrichment 3Vocabulary Engineering Enrichment 3
Vocabulary Engineering Enrichment 3Lusiana Diyan
 
Vocabulary Engineering Enrichment 2
Vocabulary Engineering Enrichment 2Vocabulary Engineering Enrichment 2
Vocabulary Engineering Enrichment 2Lusiana Diyan
 
Vocabulary Engineering Enrichment
Vocabulary Engineering EnrichmentVocabulary Engineering Enrichment
Vocabulary Engineering EnrichmentLusiana Diyan
 
DESIGN THINGKING & PROJECT MANAGEMENT
DESIGN THINGKING & PROJECT MANAGEMENTDESIGN THINGKING & PROJECT MANAGEMENT
DESIGN THINGKING & PROJECT MANAGEMENTLusiana Diyan
 
Tutorial Membuat Simple Crane Menggunakan Coppeliasim
Tutorial Membuat Simple Crane Menggunakan CoppeliasimTutorial Membuat Simple Crane Menggunakan Coppeliasim
Tutorial Membuat Simple Crane Menggunakan CoppeliasimLusiana Diyan
 
CRUD pada Android Studio menggunakan MySQL
CRUD pada Android Studio menggunakan MySQLCRUD pada Android Studio menggunakan MySQL
CRUD pada Android Studio menggunakan MySQLLusiana Diyan
 
Kontrol LED melalui Web Server
Kontrol LED melalui Web ServerKontrol LED melalui Web Server
Kontrol LED melalui Web ServerLusiana Diyan
 
Akses GPIO pada Raspberry Pi
Akses GPIO pada Raspberry PiAkses GPIO pada Raspberry Pi
Akses GPIO pada Raspberry PiLusiana Diyan
 
Building A Simple Robot in VREP
Building A Simple Robot in VREPBuilding A Simple Robot in VREP
Building A Simple Robot in VREPLusiana Diyan
 
Tutorial Menggunakan Software Eagle
Tutorial Menggunakan Software EagleTutorial Menggunakan Software Eagle
Tutorial Menggunakan Software EagleLusiana Diyan
 
Proses Rekayasa Perangkat Lunak
Proses Rekayasa Perangkat LunakProses Rekayasa Perangkat Lunak
Proses Rekayasa Perangkat LunakLusiana Diyan
 
Produk Rekasaya Perangkat Lunak
Produk Rekasaya Perangkat LunakProduk Rekasaya Perangkat Lunak
Produk Rekasaya Perangkat LunakLusiana Diyan
 
Open Loop Analog Control System - Motor DC
Open Loop Analog Control System - Motor DCOpen Loop Analog Control System - Motor DC
Open Loop Analog Control System - Motor DCLusiana Diyan
 

More from Lusiana Diyan (20)

Komunikasi Bisnis yang Efektif
Komunikasi Bisnis yang EfektifKomunikasi Bisnis yang Efektif
Komunikasi Bisnis yang Efektif
 
Berkomunikasi dalam Tim
Berkomunikasi dalam TimBerkomunikasi dalam Tim
Berkomunikasi dalam Tim
 
Berkomunikasi di Dunia dengan Keragaman
Berkomunikasi di Dunia dengan KeragamanBerkomunikasi di Dunia dengan Keragaman
Berkomunikasi di Dunia dengan Keragaman
 
Menulis Pesan Bisnis
Menulis Pesan BisnisMenulis Pesan Bisnis
Menulis Pesan Bisnis
 
Kemampuan Berkomunikasi 6 - Menyelesaikan Pesan Bisnis
Kemampuan Berkomunikasi 6 - Menyelesaikan Pesan BisnisKemampuan Berkomunikasi 6 - Menyelesaikan Pesan Bisnis
Kemampuan Berkomunikasi 6 - Menyelesaikan Pesan Bisnis
 
Menulis Pesan Bisnis
Menulis Pesan BisnisMenulis Pesan Bisnis
Menulis Pesan Bisnis
 
Vocabulary Engineering Enrichment 3
Vocabulary Engineering Enrichment 3Vocabulary Engineering Enrichment 3
Vocabulary Engineering Enrichment 3
 
Vocabulary Engineering Enrichment 2
Vocabulary Engineering Enrichment 2Vocabulary Engineering Enrichment 2
Vocabulary Engineering Enrichment 2
 
Vocabulary Engineering Enrichment
Vocabulary Engineering EnrichmentVocabulary Engineering Enrichment
Vocabulary Engineering Enrichment
 
DESIGN THINGKING & PROJECT MANAGEMENT
DESIGN THINGKING & PROJECT MANAGEMENTDESIGN THINGKING & PROJECT MANAGEMENT
DESIGN THINGKING & PROJECT MANAGEMENT
 
Tutorial Membuat Simple Crane Menggunakan Coppeliasim
Tutorial Membuat Simple Crane Menggunakan CoppeliasimTutorial Membuat Simple Crane Menggunakan Coppeliasim
Tutorial Membuat Simple Crane Menggunakan Coppeliasim
 
CRUD pada Android Studio menggunakan MySQL
CRUD pada Android Studio menggunakan MySQLCRUD pada Android Studio menggunakan MySQL
CRUD pada Android Studio menggunakan MySQL
 
Kontrol LED melalui Web Server
Kontrol LED melalui Web ServerKontrol LED melalui Web Server
Kontrol LED melalui Web Server
 
Installasi NodeMCU
Installasi NodeMCUInstallasi NodeMCU
Installasi NodeMCU
 
Akses GPIO pada Raspberry Pi
Akses GPIO pada Raspberry PiAkses GPIO pada Raspberry Pi
Akses GPIO pada Raspberry Pi
 
Building A Simple Robot in VREP
Building A Simple Robot in VREPBuilding A Simple Robot in VREP
Building A Simple Robot in VREP
 
Tutorial Menggunakan Software Eagle
Tutorial Menggunakan Software EagleTutorial Menggunakan Software Eagle
Tutorial Menggunakan Software Eagle
 
Proses Rekayasa Perangkat Lunak
Proses Rekayasa Perangkat LunakProses Rekayasa Perangkat Lunak
Proses Rekayasa Perangkat Lunak
 
Produk Rekasaya Perangkat Lunak
Produk Rekasaya Perangkat LunakProduk Rekasaya Perangkat Lunak
Produk Rekasaya Perangkat Lunak
 
Open Loop Analog Control System - Motor DC
Open Loop Analog Control System - Motor DCOpen Loop Analog Control System - Motor DC
Open Loop Analog Control System - Motor DC
 

Recently uploaded

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (9)

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Ball & Beam Control System

  • 1. PRAKTIKUM 5 : BALL & BEAM CONTROL SYSTEM LUSIANA DIYAN NINGRUM 3 D4 TEKNIK KOMPUTER B FIRJA HANIF MAULANA 2210181051 BAYU SANDI MARTA PRAKTIKUM SISTEM PENGATURAN KOMPUTER 19 NOVEMBER 2020
  • 2. BAB 1 DASAR TEORI Pada bab ini dibahas mengenai sistem kontrol untuk bola dan balok (ball and beam). Pembahasan diawali dengan pemodelan sistem bola dan balok dan kemudian dilanjutkan dengan teknik perancangan sistemkontrol. 5.1 Pemodelan Ball & Beam Pada pemodelan sistem dibahas antara lain problem bola dan balok, transfer function, state space, kriteria perancangan sistemkontrol, dan open loop response. 5.1.1 Persamaan Sistem Bola (ball) diletakkan pada sebuah balok (beam), untuk jelasnya lihat gambar di bawah, dan bola dapat berpindah naik turun sepanjang balok. Sebuah lengan pengungkit (lever arm) dihubungan dengan balok pada satu sisi, dan dihubungkan dengan sebuah roda (gear) pada sisi yang lain. Bila roda berputar dengan sudut θ, lengan pengungkit mengubah sudut balok sebesar α. Bila sudut balok berubah dari satu posisi ke yang lain, gaya gravitasi akan menyebabkan bola menggelinding sepanjang balok. Sebuah controller akan dirancang pada sistem ini sehingga posisi bola dapat dimanipulasi. Pada permasalahan ini, kita asumsikan bahwa bola menggelinding tanpa slip, dan gaya gesek antara bola dan balok diabaikan. Variabel dan konstanta untuk permasalahan ini didefinisikan sbb: Mass of ball (m) = 0.11 kg Radius of the ball (Rd) = 0.015 m Lever arm offset (d) = 0.03 m Gravitational acceleration (g) = 9.8 m/sec2 Length of the beam(L) = 1.0 m
  • 3. Ball’s moment of inertia (J) = 9.99E-6 kg m2 Ball position (r) Beam angle (α) Servo gear angle (θ) Persamaan Lagrange untuk gerak bola diberikan oleh rumus sbb : ( 𝐽 𝑟𝑑2 + 𝑚) . 𝑟 + 𝑚. 𝑔. sin ∝ − 𝑚. 𝑟(∝)2 = 0 Linierisasi persamaan di atas pada kondisi sudut balok α mendekati harga nol, didapatkan pendekatan linier dari sistem sbb : ( 𝐽 𝑟𝑑2 + 𝑚) . 𝑟 = −𝑚. 𝑔. ∝ Persamaan yang menghubungkan sudut balok dan sudut roda dapat didekati secara linier dengan persamaan berikut. ∝ = 𝑑 𝐿 𝜃 Dengan metoda substitusi, kita dapatkan persamaan sistemsbb : ( 𝐽 𝑟𝑑2 + 𝑚) . 𝑟 = −𝑚. 𝑔. 𝑑 𝐿 𝜃 Transfer Function Dengan melakukan transformasi Lapace pada persamaan sistemdi atas diperoleh ( 𝐽 𝑟𝑑2 + 𝑚) . 𝑠2 . 𝑅( 𝑠) = − 𝑚. 𝑔. 𝑑 𝐿 . ∅(𝑠|) Dengan mengatur persamaan hasil transformasi Laplace, didapatkan system transfer function yang merupakan perbandingan antara output r (posisi bola) terhadap input θ (sudut roda) : 𝑅( 𝑠) 𝛩( 𝑠) = − 𝑚 . 𝑔 . 𝑑 𝐿 ( 𝐽 𝑟𝑑2 + 𝑚) . 1 𝑠2 State Space Representasi sistem dalam bentuk state space dilakukan dengan cara memilih posisi dan kecepatan bola sebagai state variable, dan memilih posisi roda sebagai input. Bila kita mengganti sistem roda dan pengungkit dengan cara mengaplikasikan sebuah motor pada pusat balok, maka kita bisa mengontrol akselerasi sudut balok melalui torsi yang diberikan pada motor. Dengan cara ini, persamaan state space menjadi sbb
  • 4. 5.1.2 Kriteria Perancangan Kriteria perancangan sistemkontrol dirumuskan sbb: Settling time < 3 sec Overshoot < 5% 5.1.3 Open Loop Response Untuk mendapatkan open loop response dari sistem bola dan balok dengan representasi transfer function, digunakan program matlab seperti di bawah ini. m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; printsys(num,den); step(0.25*num,den); ylabel('Position (m)'); Output program di atas adalah hasil dari penggunaan fungsi printsys. Step response dengan input sudut roda sebesar 0.25 rad diperlihatkan oleh grafik di bawah ini.
  • 5. Grafik di atas mempelihatkan bahwa sistem tidak stabil dan bola akan menggelinding sampai batas tepi balok. Berikutnya, open loop response dari representasi sistem dengan menggunakan state space ditunjukkan oleh program di bawah ini. Dalam hal ini kita mengevaluasi sistem bola dan balok yang menggunakan motor pada pusat balok. Sebagai input sistem adalah akselerasi sudut balok sebesar 1 rad/sec2, sedangkan sebagai output sistemadalah posisi bola. m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; J = 9.99e-6; H = -m*g/(J/(Rd^2)+m); A=[0 1 0 0; 0 0 H 0; 0 0 0 1; 0 0 0 0]; B=[0;0;0;1]; C=[1 0 0 0]; D=[0]; printsys(A,B,C,D); step(A,B*1.0,C,D); ylabel('Position (m)');
  • 6. 5.1.4 Close Loop System Close loop system terdiri dari controller dan plant yang berupa sistembola dan balok. Konfigurasi ini dimaksudkan untuk menghasilkan output response sesuai dengan kriteria perancangan. 5.2 Ball & Beam Control dengan PID Pada tahap awal pembahasan PID control, kita akan mengevaluasi unjuk kerja sistem bila digunakan proportional controller. Selanjutnya, kita akan menambahkan integral dan/atau derivative controller bila diperlukan. 5.2.1 P Controller Program untuk sistem bola dan balok dengan gain proportional controller sebesar 1, dan input step sudut roda sebesar 0.25 rad, ditunjukkan di bawah ini m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6;
  • 7. K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; Kp = 1; [numc, denc] = cloop(Kp*num, den); step(0.25*numc,denc); ylabel('Position (m)'); Pada grafik di atas terlihat bahwa penambahan proportional gain tidak membuat sistem menjadi stabil. Perlu dicatat bahwa perubahan harga gain tidak mengubah keadaan sistem. 5.2.2 PD Controler Sekarang, kita menambahkan komponen derivative pada controller. Perhatikan program di bawah ini. m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; Kp = 10; Kd = 10;
  • 8. numPD =[Kd Kp]; numh = conv(numPD,num); [numc,denc] = cloop(numh,den); t = 0:0.01:5; step(0.25*numc,denc,t); ylabel('Position (m)'); Dengan proportional gain dan derivative gain masing-masing sebesar 10, terlihat dari grafik di atas bahwa kriteria overshoot telah dipenuhi namun settling time lebih baik bila dipercepat sedikit. Untuk mengurangi settling time, kita bisa mencoba menaikkan proportional gain. Derivative gain sebaiknya dinaikkan juga untuk mengatasi overshoot yang disebabkan oleh kenaikan nilai proportional gain. Setelah beberapa saat melakukan trial and error, kita mendapatkan response yang cukup memenuhi kriteria, perancangan controller, bila harga proportional gain sebesar 15 dan derivative gain sebesar 40. m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; Kp = 15; Kd = 40; numPD =[Kd Kp]; numh = conv(numPD,num);
  • 9. [numc,denc] = cloop(numh,den); t = 0:0.01:5; step(0.25*numc,denc,t); ylabel('Position (m)'); Seperti terlihat pada grafik di atas bahwa semua kriteria perancangan controller telah dipenuhi tanpa harus memanfaatkan integral controller. Settling time pada contoh ini dianggap telah dicapai bila response telah berada pada sekitar 2% dari harga akhir.
  • 10. BAB 2 PERALATAN Peralatan yang digunakan untuk praktikum ini diantaranya : 1. PC / Komputer 2. Software Matlab yang dilengkapi dengan Simulink (Bisa juga diganti dengan software serupa, disini saya menggunakan Scilab dan XCos)
  • 11. BAB 3 EXPERIMENTAL SETUP Open Loop Response Representasi Transfer Function m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; printsys(num,den); step(0.25*num,den); ylabel('Position (m)'); Open Loop Response Representasi State Space m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; J = 9.99e-6; H = -m*g/(J/(Rd^2)+m); A=[0 1 0 0; 0 0 H 0; 0 0 0 1; 0 0 0 0]; B=[0;0;0;1]; C=[1 0 0 0]; D=[0]; printsys(A,B,C,D); step(A,B*1.0,C,D); ylabel('Position (m)');
  • 12. P Controler m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; Kp = 1; [numc, denc] = cloop(Kp*num, den); step(0.25*numc,denc); ylabel('Position (m)'); PD Controler 1. Belum memenuhi perancangan m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; Kp = 10; Kd = 10;
  • 13. numPD =[Kd Kp]; numh = conv(numPD,num); [numc,denc] = cloop(numh,den); t = 0:0.01:5; step(0.25*numc,denc,t); ylabel('Position (m)'); 2. Sudah memenuhi perancangan m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; Kp = 15; Kd = 40; numPD =[Kd Kp]; numh = conv(numPD,num); [numc,denc] = cloop(numh,den); t = 0:0.01:5; step(0.25*numc,denc,t); ylabel('Position (m)'); TUGAS 1. Desainlah sebuah Proportional dan Integral (PI) Controler yang sesuai untuk diterapkan pada sebuah control ball & beam, dimana diinginkan kondisi sebagai berikut : m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; Kriteria perancangan sistemkontrol yang diusulkan sbb : Settling time < 2 sec Overshoot < 5% Yang harus anda lakukan adalah : a. Cari respon systemopen loop-nya
  • 14. m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; printsys(num,den); step(0.25*num,den); ylabel('Position (m)'); b. Cari respon systemclose loop-nya dengan PI controller m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; Kp = 1; Ki = 10; numPI =[Kd Ki]; numh = conv(numPI,num); [numc, denc] = cloop(Kp*num, den); t = 0:0.01:5; step(0.25*numc,denc,t); ylabel('Position (m)'); 2. Desainlah sebuah Proportional, Integral dan Derevative (PID) Controler yang diterapkan pada sebuah control kecepatan motor dengan kriteria pada nomor 1. m = 0.111; Rd = 0.015; g = -9.8; L = 1.0; d = 0.03; J = 9.99e-6; K = -(m*g*d)/(L*(J/Rd^2+m)); num = [K]; den = [1 0 0]; Kp = 70; Ki = 20;
  • 15. Kd = 1; numPI =[Kd Kp Ki]; numh = conv(numPI,num); [numc, denc] = cloop(numh, den); t = 0:0.01:5; step(0.25*numc,denc,t); ylabel('Position (m)');
  • 16. BAB 4 HASIL PENGUJIAN Open Loop Response Grafik di atas mempelihatkan bahwa sistem tidak stabil dan bola akan menggelinding sampai batas tepi balok.
  • 17. P Controler Pada grafik di atas terlihat bahwa penambahan proportional gain tidak membuat sistemmenjadi stabil. PD Controler
  • 18. Dengan proportional gain dan derivative gain masing-masing sebesar 10, terlihat dari grafik di atas bahwa kriteria overshoot telah dipenuhi namun settling time lebih baik bila dipercepat sedikit. semua kriteria perancangan controller telah dipenuhi tanpa harus memanfaatkan integral controller. Settling time pada contoh ini dianggap telah dicapai bila response telah berada pada sekitar 2% dari harga akhir. TUGAS Open Loop Response
  • 19. Close Loop Response dengan PI Controler Proportional, Integral dan Derevative (PID) Controler
  • 20. BAB 5 ANALISA DAN KESIMPULAN ANALISA Pada praktikum dua ini merupakan praktikum untuk membuat Ball & Beam Control System menggunakan control PID. Ball & beam system adalah sebuah sistem kendali yang terdiri dari sebuah bidang persegi panjang dan sebuah bola. Beam and ball system adalah sistem yang umum digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran metode sistemkendali. Pada praktikum ini terdapat dua pokok pembahasan mengenai ball & beam control system, yakni pemodelan sistem ball & beam control dan perancangan sistem ball & beam control dengan PID. Di dalam membuat pemodelan sistem, salah satu yang harus dilakukan adalah melihat open loop response terhadap step input dengan menggunakan rumus transfer function berikut : 𝑅( 𝑠) 𝛩( 𝑠) = − 𝑚 . 𝑔 . 𝑑 𝐿 ( 𝐽 𝑟𝑑2 + 𝑚) . 1 𝑠2 Dengan memasukkan kondisi yang diminta pada tugas nomor satu serta kriteria perancangan dimana response sistem memiliki settling time < 2 sec dan overshoot < 5%. Diperoleh respon systemopen loop seperti pada grafik di bawah ini
  • 21. Kemudian untuk mendapatkan respon system close loop dengan menggunakan proportional controller (Kp), pada percobaan ini saya memberikan nilai Kp = 1 dan Kp = 10 yang menghasilkan grafik response close loop systemnya sebagai berikut Dengan menerapkan kriteria yang sama, setelah memperoleh response system maka melakukan desain proportional, integral dan derivative controller (PID Controller). Dengan besar nilai kp sama dengan 70 dan ki sama dengan 20, sedangkan nilai kd sebesar 1 sehingga diperoleh hasil response yang bagus dimana ball & beam bisa mencapai titik kestabilan pada waktu kurang dari 1 sec.
  • 22. KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan dan analisa sistem, dapat ditarik kesimpulan bahwa menentukan kriteria sistem penting untuk dilakukan sebelum membuat desain sistem agar keluaran (output) yang dihasilkan oleh sistem dapat sesuai dengan yang diharapkan. Dalam membuat perancangan sistem, untuk memperbaiki rise time dapat menggunakan proportional control, sedangkan untuk melakukan eliminasi steady state error menggunakan integral control dan derivative control untuk memperbaiki overshot dari sistemyang akan dibangun.