3. Keuntungan dan Kerugian
PLTA
Keuntungan
- Tidak diperlukan
bahan bakar
- Operational cost
rendah.
- Tidak menimbulkan
polusi.
- Turbin bisa di On/off
dgn cepat.
- Life-time lebih
lama(50th).
Kerugian
- Tergantung kapasitas
air.
- Biaya investasi mahal
- Capital return lama
- Jauh dari pusat
beban sehingga loss
–transmisi besar.
4. Hydro-Electric Power Plant
Daya hydrolik yang dihasilkan :
P = g ρ D H [Watts]
dimana :
g : gaya gravitasi = 9.81 m/s2
ρ : densitas air = 1000 kg/m3
D : debit air [ m3/s]
H : head (tinggi air)
Daya listrik yang dihasilkan :
W = 9.81x1000x D H η t
= 9.81 DHη t [kWh]
t = jangka waktu operasi [jam]
( 1 tahun = 8760jam)
η = efisiensi turbin ( 0.5 ~ 0.9)
5. Ketinggian Air (Head)
High head Power Plant
(100 – 500 m)
Medium head Power Plant
(15 – 100 m)
Low head Power Plant (2 – 15 m)
9. Jenis Turbin Hidrolik
Turbin Pelton (impulse turbin, horizontal
shafts)
Turbin Francis (reaction turbin,high head)
Turbin Kaplan (reaction turbin, low head)
Turbin Deriaz (reaction turbin, diagonal
turbin)
Fungsi : Turbin hydrolik mengkonversi
energi potensial air menjadi energi listrik
yang dihasilkan dari putaran sumbu
generator.
10. Specific speed turbin hydrolik
Kecepatan turbin hydrolik yang secara
geometris sebanding dengan turbin yang
menghasilkan daya 1 kWatt pada 1 m head.
N P
5 / 4 H
N
S
dimana , N : kecepatan normal [rpm]
P : daya output turbin [kW]
H : net head [m]
11. Turbin Pelton
Roda Pelton digerakkan oleh energi kinetik air yang keluar
dari nozzle. Besarnya energi kinetik air yang mengenai
bucket diatur oleh posisi nozzle dan deflector.
12. Turbin Francis
• Turbin reaksi dengan slow
runner ( NS = 60), tipe radial.
• Debit air yang mendorong
runner vane diatur oleh wicket
gate/guide vane.
13. Turbin Kaplan
• Turbin reaksi tipe propeller,
untuk low/medium head (4 –
100 m).
• Specific speed : 300 – 1000.
• Terdiri dari axial flow runner
dengan 4 ~ 6 buah adjustable
blades/vanes.
14. Adjustable blade Turbin (Kaplan)
• Specific speed tinggi
(300 – 1000).
• Kecepatan dapat diatur
dengan :
- adjustable blade
- wicket gates
Dengan menggunakan
servo-motor.
15. Turbin Deriaz
• Turbin diagonal, aliran air
pada runner menyudut
sebesar 450 dari sumbu.
• Menggunakan adjustable
blades ( 10 ~ 12 blades).
• Head ≈ 200 m
• Dapat digunakan untuk
reversible condition, untuk
berfungsi sebagai pompa.
• Kontrol kecepatan hanya
dengan adjustable blades
saja.
17. Spesifikasi Jenis Turbin
Pelton Francis Kaplan
Max Capacity 250 MW 720 MW 225 MW
Head 100-1750 m 30-550 m 1.3 – 77.5 m
RPM 75-1000 93.8 - 1000 72-600
Specific speed
(Ns)
6-60 50-400 280-1100
Jenis Impulse Reaksi Reaksi
Pengaturan
kecepatan
Nozzle deflec-tor
Wicket gates Regulated
vanes
39. TEORI SISTEM KONTROL/KENDALI
Tujuan Sistem Kendali :
Mengendalikan output
dari suatu proses.
Ada 4 fungsi penting :
- Penguatan daya
- Remote Control
- Sinyal input flexible.
- Kompensasi gangguan.
41. Sistem Open Loop & Closed Loop
Open Loop System : Pada sistem open-loop , sistem tidak
dapat mengkompensasi/mengkoreksi perubahan output
apabila terjadi gangguan (disturbance).
Closed-Loop (feedback control) System : Dapat
mengkoreksi terjadinya perubahan output dari yang telah
ditentukan (setting) apabila terjadi gangguan. System
mengkoreksi terjadinya gangguan dengan melakukan
pengukuran perubahan output, memberikan umpan balik
kepada input controller untuk menggerakkan plant
selanjutnya merubah kembali output sesuai dengan setting
semula.
Sistem Closed-Loop lebih kompleks dan mahal (high cost)
dibandingkan Sistem Open-Loop.
43. Analisa dan disain Sistem Kontrol
Transient Response
Steady state Response
Steady state Error.
Stability
44. Respon Sistem Kendali
Transient response : respon ouput saat transisi mulai
t=0 detik sampai dengan mencapai kondisi ouput yang
mantap.
Steady-state response : output yang telah mencapai
kondisi mantap sesuai dengan yang diharapkan.
Steady-state error : discrepancy (penyimpangan) nilai
output dari nilai output yang telah ditentukan.
Total response = Natural response + Forced response.
- Natural response : respon output yang ditentukan
sepenuhnya oleh sistem.
- Forced response : respon output yang ditentukan
oleh input.
45. Total response = transient (natural) response +
steady state (forced) response.
48. Fungsi Transfer
Fungsi Transfer H(s) ,dari suatu sistem adalah bentuk
pernyataan perbandingan output/input dalam notasi
Laplace (domain s= σ + jω).
X(s) H(s) Y(s)
H(s) =
Y(s)
X(s)
49. Feedback Control Systems
C( s) E (s ) G(s ) , E (s ) R( s) C (s ) H (s )
R(s)G(s) C(s) C(s) H (s)G(s) C(s) {1 H (s)G(s)}
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
C s
( )
R s C s H s C s R s G s C s H s G s
G s
G s
( )
1 ( ) ( )
C s
( )
( )
G s H s
R s
G s
( )
1 ( ) ( )
C s
( )
( )
G s H s
R s
Negatif Feedback
Positif Feedback
50. Persamaan Karakteristik
G s
( )
GHs
1 ( )
C
R
m
m
K s a s a
( ........... )
m
n
n
s b s b
0
1
1
0
1
1
..........
K N s
( )
D s
( )
GH s
( )
n
( ) ( )
G s D s
( ) ( )
G s
N s
( )
D s
( )
1
( )
C s
( )
R s
( )
D s KN s
K
Persamaan karakteristik : D(s) + K N(s) = 0
Contoh :
K
( 4)( 8)
( ) ( )
s s s
G s H s
1 ( ) ( ) 0 12 32 0 G s H s s3 s2 s K
51. Analisa Stabilitas
Analisa stabilitas Power System
dilakukan dengan :
- Diagram Root-Locus
- Kriteria Routh-Hurwitz
Untuk mengetahui :
1. Transient Response
2. Steady State error
3. Stabilitas Sistem
52. Analisa Root Locus
Metode Root-Locus adalah analisa secara grafis untuk
menggambarkan akar-akar persamaan karakteristik
suatu sistem closed-loop yang merupakan fungsi dari
faktor penguatan K.
Analisa ini didasarkan atas hubungan yang terdapat
antara pole-zero dari persamaan karakteristik.
Root-locus digambarkan pada bidang kompleks dalam
domain- s ( s=σ+ jω), dengan suatu metode tertentu.
Dari posisi akar-akar (pole & zero) dapat dianalisa
kondisi kestabilan dari sistem.
53. Prosedur penggambaran Root-Locus
Gambarkan bidang kompleks s = σ+jω, dan tempatkan pole dan zero dari fungsi
transfer open-loop GH(s) pada bidang tersebut.
Pole menyatakan mulainya root-locus ( K = 0).
Zero menyatakan berakhirnya root-locus (K =~)
Jumlah locus sama dengan jumlah pole GH(s) atau sama dengan orde
persamaan karakteristik.
Locus pada sumbu real (σ) didapat dari ( # pole - # zero)
Asymptotes ,
- Titik pusat :
m
1 i
1
p z
- Sudut antar asymptotes
Break-away point :
Sudut departure dan arrival
i
n
i
i
C
p z
# #
, 0
(2 )180
, 0
(2 1) 180
untuk K
l
n m
untuk K
n m
l
o
o
1
1
( )
b i b i p z
( )
θD = (#∟ zero - #∟ pole ) + 180 0.
θA = - (#∟ zero - #∟ pole ) + 1800
n = jumlah pole
m = jumlah zero
54. Ploting root-locus
K
( 12 32) ( ) ( ) 2
K
K
( 12 32) ( 4)( 8)
2
s s s
s s s
Y s
s
s s Y s
55. Kriteria Routh-Hurwitz
Teori Kestabilan : (Persamaan karakteristik
orde n)
Agar supaya sistem stabil maka akar-akar
(pole) pers.karakteristik harus berada pada
sebelah kiri sumbu imajiner , pada bidang
kompleks.
Routh Test : jumlah akar-akar persamaan
karakteristik yang terletak disebelah kanan
sumbu imajiner bid.kompleks = jumlah
perubahan tanda pada koef. Lajur pertama
pada deret Routh.
60. Menentukan batas kestabilan
berdasarkan Tabel Routh.
Contoh :
Routh-Hurwitz test : s3 + 12 s2 + 32 s + K = 0
S3 1 32
S2 12 K
S1 382- K 0
12
S0 K
Agar sistem stabil :
0 < K < 382
61. Sistem Kompensasi Kestabilan
Untuk menstabilkan sistem kendali yang
kinerjanya kurang baik dapat dilakukan dengan
memasang rangkaian kompensator, yaitu
berbentuk rangkaian pasif filter RC, yang meliputi
1. Lag compensator
2. Lead compensator
3. Lead-lag compensator
4. PI (Proportional plus Integral) Compensator
5. PD (Proportional plus Differensial)
Compensator
6. PID (Proportional plus Integral plus
Differensial) Compensator
Selain itu dapat juga digunakan rangk. kompen-sator
aktif, misalnya operational-amplifier.
63. Kompensator Rangkaian pasif
untuk sistem Kendali
Lag- Compensator
Lead-Compensator
Lead-Lag Compensator
a s b
( )
( )
( )
b s a
G s
1
R C
1 b
R R
a
,
1 2 2
s a
( )
( )
( )
s b
G s
1
1 1
R C R C
b
R C
a
,
1 1 2
( s a )( s b
)
1 2
( )( )
( )
s b s a
1 2
G s
a
1 2 1 2
1 ,
2 2
2
1 1
1
,
1
a b b a
R C
b
R C
66. Kondisi Feedback Control System, sebelum dan sesudah
ditambah rangkaian kompensasi.
K
s(s 2)(s 4)
s(s 2)(s 4)
K
s
( s
1)
( 3)
Sebelum ditambah
rangk. kompensator
Setelah ditambah rangk.
lead-compensator secara
seri.
Compensator
73. Sistem SCADA (Supervisory Control and Data
Acquisition)
Sistem SCADA adalah merupakan kombinasi sistem
telemetry dan sistem akuisisi data.
SCADA mengumpulkan data/informasi melalui RTU
(remote terminal unit), mentransfer kembali ke pusat
analisis (master station), membawa hasil analisis
kembali ke unit-unit dan memberikan tindakan kontrol.
Untuk mengendalikan sistem secara terintegrasi
diperlukan jaringan komunikasi data antar pembangkit
tenaga listrik dan Pusat Pengatur Beban. Sistem ini
menggunakan teknologi SCADA, yang mengatur
sinkronisasi, pengaturan pembebanan dan sebagainya.
84. Referensi, gambar , kurva/diagram :
Norman S.Nise : “ Control Systems Engineering”, 3rd ed;
John Wiley & Sons,Inc, New York, 2000.
Charles L. Phillips, H.Troy Nagle : “Digital Control
System, Analysis and Design”, 3rd ed; Prentice Hall
International, Inc., 1997.
Benyamin C. Kuo : “ Automatic Control Systems”, 3rd ed;
Prentice Hall Inc, New Jersey, 1975.
Joseph J. DiStefano,III, et.al. : “Theory and Problem of
Feedback and Control Systems”, Schaum’s Outline
Series, McGraw-Hill Book Company, New York, 1967.
Katsuhiko Ogata : “ Solving Control Engineering Problem
with Matlab”, Matlab Curriculum Series, Prentice Hall,
New Jersey, 1994.
P.M. Anderson & A.A. Fouad : “ Power System Control
and Stability” 2nd Edition, A John Wiley & Sons, Inc, 2003