Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasi keluarga terhadap perkembangan anak. Terdapat empat pola komunikasi keluarga yaitu laissez-faire, protektif, pluralistik, dan konsensual. Penelitian ini mengkaji pola komunikasi, fungsi sosialisasi, bentuk komunikasi, dan perkembangan anak pada keluarga di permukiman dan perkampungan Kota Bekasi. Hasilnya menunjuk
1. TUGAS CRITICAL JURNAL REVIEW
PERKEMBANGAN PESETA DIDIK
Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi
Keluarga terhadap Perkembangan Anak
Disusun Oleh :
Nama : Linda Rosita
Nim : 4173131020
Kelas : Kimia Dik B 2017
Jurusan : Kimia
Program : S-1 Pendidikan
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan
rahmat-Nya kita saya bisa menyelesaikan tugas Critical Journal Report (CJR) ini, tak lupa pula
shalawat bertangkaikan salam kita hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi
besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga kita
menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan
sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, saya
ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Ibu
Dra. Zuraida Lubis, M.Pd yang telah membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
ini, dengan selesainya makalah ini saya berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa
saya telah melaksanakan kritik terhadap jurnal Komunikasi ini.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat. Amin.
Medan, 03 Oktober 2017
LINDA ROSITA
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Anak merupakan sumberdaya insani muda usia yang membutuhkan perhatian orang
dewasa. Anak merupakan generasi penerus keluarga sehingga perlu dipersiapkan sejak dini
agar kelak menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan kesepakatan cita-cita bangsa.
Interaksi antara orangtua dan anak sangat menentukan dasar pembekalan pada seorang anak.
Agar proses tumbuhkembang anak terjamin dan berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar
anak di tingkat keluarga harus terpenuhi. Kebutuhan dasar tersebut meliputi kebutuhan akan
perhatian dan kasih sayang orangtua maupun anggota keluarga lainnya.
Lingkungan pertama dan utama yang dapat mengarahkan seorang anak untuk
menghadapi kehidupannya adalah keluarga. Melalui keluarga, anak dibimbing untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya serta menyimak nilai-nilai sosial yang
berlaku. Keluarga pulalah yang memperkenalkan anak kepada ling-kungan yang lebih luas,
dan di tangan keluargalah anak dipersiapkan untuk menghadapi masa depannya dengan segala
kemungkinan yang timbul.
Untuk berhubungan dengan orang lain dibutuhkan komunikasi yang baik. Komunikasi
hanya bisa terjadi apabila menggunakan sistem isyarat yang sama Komunikasi antar pribadi
akan sering terjadi dalam pembentukkan karakter seseorang. Menurut Verdeber (1986) dalam
Rahkmat (2007) komunikasi antar pribadi merupakan suatu proses interaksi dan pembagian
makna yang terkandung dalam gagasan-gagasan maupun perasaan. Komunikasi antarpribadi
yang dilakukan dalam keluarga bertujuan untuk mempererat hubungan sosial di antara
individu yang ada dalam keluarga.
Pola komunikasi keluarga yang dikemukakan oleh McLeon dan Chafee dalam
Reardon (1987) terdiri dari pola laissez-faire, protektif, pluralistik dan konsensual. keempat
pola yang disampaikan McLeon dan Chafee ada pada masyarakat tradisional maupun
masyarakat industri. Penelitian ini dilakukan terhadap keluarga yang tinggal di permukiman
dan keluarga yang tinggal di perkampungan
1.2 Rumusan Masalah
1. Seperti apa pola komunikasi keluarga, fungsi sosialisasi keluarga, dan bentuk komunikasi
yang terjadi pada keluarga yang tinggal di permukiman dan perkampungan di Kota
Bekasi ?
2. Sejauh mana tingkat perkembangan anak pada keluarga yang tinggal di permukiman dan
perkampungan di Kota Bekasi?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seperti apa pola komunikasi keluarga, fungsi sosialisasi keluarga, dan
bentuk komunikasi yang terjadi pada keluarga yang tinggal di permukiman dan
perkampungan di Kota Bekasi.
4. 2. Mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan anak pada keluarga yang tinggal di
permukiman dan perkampungan di Kota Bekasi.
1.4. Manfaat
Kita bisa lebih memahami bagaimana perkembangan anak pada keluarga yang tinggal di
permukiman dan perkampungan di Kota Bekasi agar kita bisa membedakan perkembangan
anak di kedua tempat tersebut.
5. BAB II
RINGKASAN JURNAL
2.1. Identitas Jurnal
Judul : Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga Dalam Fungsi Sosialisasi
Keluarga Terhadap Perkembangan Anak
Nama Jurnal :Jurnal Komunikasi Pembangunan
Downdload :https://www.slideshare.net/KULIAHISKANDAR/pengaruh-pola-
komunikasi-keluarga-dalam-fungsi-sosialisasi-keluarga-terhadap-
perkembangan-anak (diakses pada tanggal 28 September 2017, pukul
20.00 WIB)
Volume dan halaman : Volume 08 No. 2 dan halaman 37-45
Tahun : 2010
Penulis : Sari A. V. S. Hubeis
Nama Reviewer : Linda Rosita
Tanggal di Review : 03 Oktober 2017
2.2.Ringkasan Jurnal
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Dimana ada pihak yang bertindak sebagai sumber, dan dari
sumber itu akan menyampaikan informasi kepada penerima informasi. Kemudian dari
penerima informasi akan menanggapi informasi tersebut (feedback).
Penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara orang tua dengan
anak maupun antar anggota keluarga memiliki implikasi terhadap proses perkembangan
emosi anak ataupun anggota keluarga itu sendiri. Dalam proses komunikasi tersebut, setiap
anggota keluarga akan belajar mengenal dirinya serta memahami perasaannya sendiri maupun
perasaan orang lain.
Adapun pola komunikasi keluarga terdiri dari 4 macam, yaitu :
1. Pola Laissez-fair
2. Pola protektif
3. Pola pluralistic
4. Pola konsensual
6. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kota Bekasi terdiri dari tiga kecamatan kaitu keluarga yang tinggal
di Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan ondok Gede, Kecamatan Pondok Melati. Pelaksanaan
penelitian di lakukan pada bulan Mei sampai Juli 2010.
3.2. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah keluarga yang tinggal di pemukiman dan di perumahan.
Namun penulis membaginya menjadi populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh keluarga yang berada di perkampungan dan pemukiman. Sedangkan Sampel
dalam penelitian berjumlah 156 responden. 78 orang berasal dari keluarga perkampungan dan
78 orang berasal dari keluarga pemukiman.
3.3. Assesment Data
Assement data dalam penelitian ini adalah penilaian proyek yaitu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Karena dalam
pelaksanaannya proyek bersumber pada data primer/ sekunder, evaluasi hasil dan kerjasama
dengan pihak lain, proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk menilai kemampuan
umum dalam semua bidang.
3.4. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik random sampling, dimana semua individu
dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Cara pengambilan sampel dengan random ada tiga cara:
1. Cara undian adalah pengambilan sampel dengan cara memberikan kesempatan kepada
setiap individu untuk menjadi anggota sampel.
2. Cara ordinal adalah cara pengambilan sampel dengan cara kelipatan dari sampel
sebelumnya, misalkan kelipatan dua, kelipatan tiga, dan seterusnya.
3. Cara randomisasi adalah pengambilan sampling melalui tabel bilangan random
3.5. Langkah penelitian
Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul tesis, permohonan pembimbing, pembuatan
proposal, pembuatan instrumen, perijinan penelitian kepala lembaga terkait, konsultasi
instrumen penelitian, dan validasi instrumen.
b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian, meliputi: uji
instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan dengan alokasi waktu
observasi.
c. Tahap penyelesaian, meliputi: pengolahan data dan penyusunan laporan tesis
.
7. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga dalam penelitian ini adalah pola komunikasi laissez-faire, pola
komunikasi protektif, pola komunikasi pluralistik dan pola komunikasi konsensual.
2. Fungsi sosialisasi keluarga
Fungsi sosialisasi keluarga dalam penelitian ini adalah sosialisasi aktif, sosialisasi pasif,
sosialisasi radikal.
3. Bentuk komunikasi
Bentuk komunikasi dlam penelitian ini adalah komunikasi verbal dan komunikasi non
verbal. Komunikasi verbal dilihat berdasarkan penggunan bahasa, intonasi data menjukkan
bahwa penggunaan bahasa pada keluarga yang tinggal dipermukamn dan di pekampungan
mejukkan kategori poernh dan sering menggunakan bahasa.
4. Kondisi anak pada saat penelitian di lakukan
d. Perkembangan Fisik Anak
Anak dalam penelitian ini adalah anak yang berusia antara 0 s/d 6 tahun yang diasuh
oleh orangtua yang lengkap. Umur anak pada penelitian ini berada dalam umur 2 tahun
s/d 6 tahun. Perkembangan fisik dan motorik anak, pola pandai berjalan terhadap anak
di permukiman dan di perkampungan termasuk pola normal. Perkembangan motorik
kasar untuk berjalan lancar antara 11 bulan-16 bulan. Perkembangan fisik lainnya yaitu
perkembangan terhadap tumbuh gigi pada umur 6 bulan s/d 12 bulan.
e. Perkembangan Emosi Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang tinggal di permukiman terlihat
bahwa ibu membujuk anak lebih dengan cara mengendong anak, menciumi wajah anak,
8. membujuk sambil memuji, begitu juga dengan keluarga yang di perkampungan hampir
melakukan hal yang sama.
f. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak yang tunjukkan dengan bisa bicara, rata-rata anak dari
keluarga di permukiman maupun keluarga di perkampungan bisa bicara pada umur 6
bulan s/d 15 bulan.
g. Perkembangan Psikososial Anak
Secara perkembangan psiko-sosial anak dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannya, anak-anak pada keluarga yang tinggal di permukiman maupun di
perkampungan memasuki masa psikososial normal.
4.2. Pembahasan
1. Pola komunikasi Keluarga
a. Pola Laissez-faire
Hal utama yang dilakukan oleh keluarga yang tinggal di permukiman dalam pola
laissez-faire adalah saat orangtua membiarkan anak bermain sendiri. Keluarga di
perkampungan membiarkan anak main sendiri didalam dan diluar rumah, hal ini di
mungkinkan karena keluarga yang tinggal di perkampungan tinggal diantara
keluarga luas.
b. Pola Protektif
Hal utama yang selalu dilakukan oleh para orangtua adalah menemani bermain dan
menjelaskan setiap yang ditanyakan oleh anak-anak mereka. Sebagian dari orangtua
mengarahkan anak-anak mereka dengan permainan yang menurut orangtua lebih
baik, dan rata-rata anak mereka patuh dan tidak pernah menolak. Larangan-larangan
yang harus diketahui anak, lebih dahulu dijelaskan sebelum anak-anak mereka
melakukan aktivitas.
c. Pola Pluralistik
Keluarga yang tinggal di permukiman dan keluarga yang tinggal diperkampungan
memberikan kebebasan kepada anak-anak dalam mengemukakan pendapat tentang
mainan yang akan di pilih dan membiarkan anak bertanya sesuai dengan
perkembangan kemampuannya. Dalam aktivitas bermain, orangtua memberikan
kesempatan kepada anak-anaknya untuk memilih permainan yang akan di mainkan,
orangtua menjelaskan resiko dari akibat permainan tersebut.
d. Pola Konsensual
Keluarga yang tinggal di dua lokasi penelitian menyatakan sering memberi
kebebasan kepada anak-anak mereka dalam bermain, mereka tidak melarang karena
mereka menganggap anak-anak sudah mengerti apa yang di lakukan anak-anak
mereka. Rata-rata orangtua mempercayai apa yang dilakukan oleh anak-anaknya.
Mereka beranggapan bahwa anak-anak mereka sudah mengerti apa resiko dari
pilihan permainan mereka.
2. Fungsi Sosialisasi Keluarga
a. Fungsi Sosialisasi Pasif
9. Keluarga yang tinggal di permukiman dan di perkampungan lebih menggunakan
fungsi sosialisasi pasif pada saat-saat tertentu seperti mengenal teman bermain
dengan sendirinya. Mengambil mainan di tempat main sendiri. Data lapangan
menunjukkan bahwa sosialisasi pasif lebih dominan di lakukan saat anak bermain
bersama teman-teman sebayanya. Orangtua membiarkan anak memilih teman,
tanpa mengarahkan siapa yang harus di pilih sebagai teman. Pada saat anak mandi,
beberapa keluarga di permukiman membiarkan anak-anak mereka bermain sambil
mandi di kamar mandi, sambil mengajarkan apa yang di lakukan anak saat mandi .
b. Fungsi Sosialisasi Radikal
Data di lapangan menunjukkan bahwa keluarga lebih radikal atau keras kepada
anak-anaknya apabila menyangkut agama yang dianut. Para orangtua di
perkampungan lebih keras dalam mendidik anak-anak mereka dan mewajibkan
mengikuti pendidikan qur’ani yang diadakan di lembaga-lembaga Islam
dilingkungan rumah mereka. Keluarga di permukiman dan di perkampungan
melakukan hal yang sama dalam menerapkan sangsi kepada anak-anak mereka.
3. Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi Verbal
Bahasa daerah yang dipakai oleh orangtua saat berinteraksi dengan anaknya lebih
cenderung mengenai pembiasaan ucapan ataupun perintah singkat seperti
”tole..turu”, (Bahasa Jawa yang digunakan ibu kepada anak laki-laki kesayangan
untuk meminta anaknya tidur), Penggunaan bahasa yang mudah di mengerti oleh
anak termasuk sering di pakai oleh keluarga baik yang tinggal di permukiman
maupun keluarga yang tinggal di perkampungan. Nada bicara saat interaksi dengan
anak menunjukkan bahwa rata-rata orangtua sering menggunakan nada rendah
untuk memberitahu sesuatu kepada anak-anaknya.
b. Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal dalam penelitian ini adalah Intonansi, mimik, kinesik,
proximiti, haptik, kekasaran, sentuhan. Keluarga yang tinggal di permukiman
maupun yang tinggal di perkampungan termasuk sering menunjukkan kemarahan
kepada anak dengan menggunakan mimik wajah. Begitu juga dalam
mengungkapkan rasa sayang kepada anak di ungkapkan dengan mimik wajah yang
menunjukkan rasa sayang. Melarang anak untuk tidak melakukan kesalahan atau
hal-hal yang keliru, para orangtua menggunakan mimik wajah yaitu dengan
mendelikkan mata tanda tidak setuju dengan perbuatan anak. Sedangkan keluarga
yang tinggal di perkampungan tidak menuntun anak saat menaiki tangga atau
memanjat kursi, hal ini karena mereka selalu membiarkan anak-anaknya untuk
bermain dengan sendirinya, tanpa di tuntun maupun di perhatiankan secara
mendetail.
4. Kondisi Anak pada Saat Penelitian di lakukan
a. Perkembangan Fisik dan Motorik Anak
Perkembangan fisik dan motorik anak, pola pandai berjalan terhadap anak di
permukiman dan di perkampungan termasuk pola normal. Perkembangan motorik
10. kasar untuk berjalan lancar antara 11 bulan-16 bulan. Perkembangan fisik lainnya
yaitu perkembangan terhadap tumbuh gigi pada umur 6 bulan s/d 12 bulan.
b. Perkembangan Emosi Anak
Dalam penelitian ini perkembangan emosi diungkapkan dengan kecengengan dan
tindakan yang menunjukkan ketidak sukaan. Hal yang utama yang dituntut dari
pengasuh terutama ibu adalah bagaimana membaca dan memperlakukan keinginan
anak agar terjalin kembali kesamaan makna, sehingga anak tidak menunjukkan
kemarahan ataupun kejengkelan terhadap sesuatu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang tinggal di permukiman terlihat
bahwa ibu membujuk anak lebih dengan cara mengendong anak, menciumi wajah
anak, membujuk sambil memuji, begitu juga dengan keluarga yang di
perkampungan hampir melakukan hal yang sama. Ibu-ibu dari keluarga yang
tinggal di permukiman memiliki cara lain yaitu memberikan kue yang di sukai anak
yang telah di siapkan di dalam kulkas ataupun di meja makan. Juga memberikan
mainan yang sangat di sukai anak, seperti mobil-mobilan ataupun boneka.
c. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak yang tunjukkan dengan bisa bicara, rata-rata anak dari
keluarga di permukiman maupun keluarga di perkampungan bisa bicara pada umur
6 bulan s/d 15 bulan. Berdasarkan data tersebut dapat di jelaskan bahwa secara
perkembangan kognitif anak balita yang termasuk dalam perkombangan kognitif
tahap pra-operasional, dimana pada tahap ini anak berada pada apa yang di sebut
dengan ”object permanent” yang arti pada masa ini anak akan mengartikan objek
yang tampak sesuai dengan kemampuannya, sehingga dia ingin tahu dan akan
bertanya dengan menggunakan pertanyaaan ”apakah itu?”, ”kenapa begitu”, ”itu
Siapa?’, dan lain sebagainya.
d. Perkembangan Psikososial Anak
Secara perkembangan psiko-sosial anak dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannya, anak-anak pada keluarga yang tinggal di permukiman maupun
di perkampungan memasuki masa psikososial normal. Data menunjukkan anak
bermain sendiri, hal ini di sebabkan karena ada aturan orangtua yang harus mereka
patuhi sehingga mereka dibatasi bermain, yang berakibat mereka akhirnya bermain
sendiri. Ada anak bermain bersama orangtua, hal ini karena orangtua yang
menyadari pengaruh lingkungan ter-hadap anaknya, mereka meluangkan waktu
untuk menemani anak-anak mereka bermain di rumah. Keluarga yang tinggal di
permukiman lebih menyadari pengaruh lingkungan, sehingga pola protektif
terhadap anak di seimbangkan dengan meluangkan waktu untuk bermain bersama.
11. BAB V
Penilaian
5.1. Kekuatan Penelitian
1. Materi yang disajikan di dalam jurnal sangat detail dan dijelaskan secara rinci dengan bahasa
yang mudah dipahami.
2. Materi yang satu dengan yang lainnya berkaitan dan disusun secara runtut.
3. Materi yang disajikan sesuai dengan judul.
4. Data baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif cukup akurat.
5.2. Kelemahan Penelitian
1. Isi materi yang disajikan terlalu banyak .
2. Tidak terdapat ringkasan materi yang akan dibahas.
3. Penyusunannya kurang rapi, sehingga membuat pembaca merasa bingung dengan penomoran
yang terlalu banyak.
4. Pada bagian abstrak menggunakan bahasa inggris dan tidak ada terjemahan dari bahasa tersebut,
sehingga bagi pembaca yang tidak mengerti bahasa inggris merasa kesulitan dalam mengetahui
pengantar dari materi.
12. BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
1. Pola komunikasi keluarga, yang terjadi pada keluarga yang tinggal dipermukiman dan di
perkam-pungan merupakan pola komunikasi dilakukan secara kombinasi antara pola
komunikasi laissez-faire dan protektif,antara pluralistic dan konsensual. Fungsi sosialisasi
keluarga secara radikal digunakan saat menanamkan nilai kepada anak, sosialisasi pasif
dikembangkan keluarga pada saat anak-anak memilih bermain dan memilih teman, serta
sosialisasi aktif dilakukan dalam memperkenalkan anggota keluarga lainnya dan mengajak
dalam pengenalan nilai sosial kemasyarakatan. Bentuk komunikasi verbal lebih banyak
digunakan saat keluarga mem-perkenalkan sesuatu nilai ataupun hal-hal yang baru,
pengenalan komunikasi nonverbal ditunjukkan untuk mengenalkan simbol kemarahan,
ataupun kesenangan kepada anak.
2. Perkembangan anak secara fisik, emosi, kognitif dan psikososial termasuk dalam kategori
normal, sesuai dengan fase pertumbuhan anak secara umum. Anak dalam penelitian ini,
menunjukkan bahwa perkembangan mereka berada pada batasan normal. Komunikasi verbal
bahasa, komunikasi verba dan nonverbal secara proximity dan kata-kata dapat mempengaruhi
perkembangan anak secara positif dalam taraf nyata.
6.2.Saran
Seharusnya penulis lebih teliti lagi dalam menulis jurnalnya karena di dalam jurnal masih banyak
terdapat kesalahan seperti bahasanya dan kata-katanya.
13. DAFTAR PUSTAKA
Sari, A, 2010, Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi
Keluarga terhadap Perkembangan Anak, Jurnal Komunikasi Pembangunan, 08 (2), Hal : 37-45,
ISSN 1693-3699