Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
1. MAKALAH
LANDASAN PENDIDIKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen pengampu : Hj. Andi Kasmawati S.pd,M.pd
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Febrian muharram (23690101022)
2. Andi ananda dwy marsya (23690101034)
3. Satriani (23690101023)
4. Eka lestari (23690101014)
5. Mutiara (23690101004)
6. Haikal akbar (23690101030)
PROGAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
TAHUN AJARAN 2023
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah yang tentang Landasan pendidikan sholawat serta
salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW,
berserta keluarga para sahabatnya kita kita mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhir nanti,
aamiin
Makalah ini kami selesaikan dengan semaksimal mungkin, berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
23 November 2023
Kelompok 3
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan makalah..............................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
A. Pengertian pendidikan.............................................................................................................5
B. Landasan psikologis................................................................................................................5
C. Landasan sosiologis ................................................................................................................6
D. Landasan kultural....................................................................................................................8
E. Isu terkini ..............................................................................................................................11
BAB III.................................................................................................................................................12
PENUTUP............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dengan makhluk hidup
lainnya. Hewan juga belajar tapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar
dengan menggunakan akal dan fikiran menuju pendewasaaan guna mencapai kehidupan yang
lebih berarti. Anak-anak akan menerima pendidikan dari orang tuanya dan peran orang tua
sangan penting dalam mendidik anak-anaknya dari usia dini,begitu juga di sekolah dan
perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pendidikan dapat menjadi penolong bagi umat manusia.Landasan Pendidikan
merupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia
pendidikan.Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta
didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata
dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan untuk menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan organis,harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan?
2. Bagaimana landasan psikologi?
3. Bagaimana landasan sosiologis?
4. Bagaimana ladasan kultural?
5.. Bagaimana isu terkini mengenai teknologi pendidikan?
C. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui landasan pendidikan
2. Untuk mengetahui landsan psikologi
3. Untukn mengetahui landasan sosiologis
4. Untuk mengetahui lantdasan kultural
5. Untuk mengetahui isu terkini mengenai teknologi pendidikan
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan
Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik
tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Landasan pendidikan
berkaitan dengan praktik serta kebijakan pendidikan, termasuk kajian analisis kritis.
Landasan ini sangat diperlukan karena menjadi tumpuan, dasar, atau asas konseptual sistem
pendidikan Indonesia. Landasan pendidikan mencakup beberapa aspek penting seperti
landasan psikologis, sosiologis, kultrual.
Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya, disaat anak ini dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anak mereka juga, begitu juga disekolah dan
perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen. Dalam pendidikan
tentunya ada istilah mengajar dan mendidik, untuk melakukan kedua hal itu tentunya di
perlukan acuan supaya proses mengajar dan mendidik dapat berjalan sebagaimana mestinya,
acuan tersebut dikenal dengan istilah pendidikan.Landasan pendidikan diperlukan dalam
dunia pendidikan khususnya di indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung di
negara kita ini memiliki pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan disetiap
negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan
filosofis, landasan pskilologis, landasan sosio-antropologis, landasan historis dan landasan
yuridis. Macam-macam Landasan pendidikan
B. Landasan psikologis
Landasan psikologis adalah dasar pemahaman mengenai perilaku manusia. Dalam
konteks pendidikan, landasan psikologis penting dalam menjelaskan, menganalisis, dan
memahami proses belajar dan pengajaran. Pemahaman terkait landasan psikologis ini
memungkinkan pendidik dan pengajar untuk mengoptimalkan metode pengajaran yang sesuai
dengan tahap perkembangan psikologis peserta didik.
Landasan psikologis juga sangat penting dalam pendidikan. Dengan memahami
psikologi perkembangan, guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa. Selain itu, pemahaman tentang psikologi kepribadian dapat membantu
guru dalam memahami karakteristik unik siswa dan membantu mereka dalam proses belajar.
Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan adalah salah satu
landasan yang penting dalam dunia pendidikan. Adapun keberhasilan pendidik dalam
menjalankan perannya dipengaruhi oleh pemahaman mengenai pendidikan itu
sendiriPsikologi sangat berperan dalam dunia pendidikan. Baik dalam kurikulum pendidikan,
sistem pembelajaran, hingga sistem penilaian yang diterapkan.
Psikologi pendidikan adalah salah satu bagian dari studi psikologi mengenai faktor dan
proses yang berkaitan dengan pendidikan. Fokus dari psikologi pendidikan adalah pada
masalah belajar, termasuk kegiatan mengajar.
6. 6
Subjek utama dari psikologi pendidikan adalah dosen dan guru. Mereka dintuntut menguasai
bidang ilmu satu ini untuk menjalankan fungsinya dengan memahami perbedaan siswa,
menentukan strategi pembelajaran, memberi bimbingan, memberi motiasi belajar, sampai
menciptakan suasana belajar yang kondusif. Landasan psikologi pendidikan merupakan
pondasi dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi mengenai kehidupan
manusia pada umumnya beserta gejala yang ada dalam aspek pribadi manusia di tiap tahapan
usia. .
Landasan psikologis juga berkaitan dengan kesehatan mental. Dalam situasi yang sulit,
seperti masalah kecemasan atau depresi, pemahaman yang baik mengenai perilaku manusia
dapat membantu seseorang dalam mencari solusi dan mendapatkan bantuan yang tepat.
Landasan psikologi pendidikan juga menjadi salah satu dasar yang penting dalam
pelaksanaan pendidikan, karena keberhasilan pendidik dalam menyelesaikan tugas sangat
dipengaruhi pemahamannya. Inilah mengapa pendidik harus memahami apa yang harus
dilakukan terhadap peserta didik dalam tahap perkembangannya.
Dalam pelaksanaan pendidikan, psikologi mempunyai peran yang mutlak. Dengan
menggunakan analisis psikologi, maka para pendidik akan memahami struktur psikologis
anak dalam menjalankan kegiatannya.
C. Landasan sosiologis
Manusia merupakan makhluk sosial,mereka membutuhkan orang lain. Sejakmanusia
dilahirkan di dunia, sesungguhnya ia telah belajar dan berkenalan dengan hubungan-
hubungan sosial. Hubungan sosial manusia mengacu pada hubungan antar individu, antar
masyarakat, dan individu dengan masyarakat. Hubungan sosial dimulai dari hubungan antara
anak dengan orang tuakemudian meluas hingga ketetangga. Dalam hubungan sosial tersebut
terjadilah proses pengenalan dan proses pengenalan tersebut mencakup berbagai budaya,
nilai, norma dan tanggung jawab manusia, sehingga dapat tercipta corak kehidupan
masyarakat yang berbeda-beda dengan masalah yang berbeda pula. Sosiologis adalah ilmu
yangmempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur
sosialnya. Jadi dalam ilmu sosiologi mempelajari tentang bagaimana hubungan antara
manusia satu dengan yang lain, bagaimana susunan unit masyarakat atau sosial di wilayah
serta kaitanya dengan yang lain. Sosiologi diperlukan dalam pendidikan karena konsep dan
teori dari sosiologi memberikan petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana seharusnya
merekamembina para siswa, agar mereka memiliki kebiasaan akrab, harmonis bersahabat
sesama teman. Antara sosiologi dan sosiologi pendidikan saling terkait. Sosiologi
memberikan bantuan pada pendidikan dalam wujud sosiologi pendidikan. Dengan demikian
ilmu sosiologi memiliki peran yang penting dalam pendidikan sebagai acuan ataudasar dalam
rangka mencapai tujuan daripendidikan, dasar atau acuan disebut dengan landasan. Jadi
landasan sosiologis pendidikan merupakan dasar atau acuan yang dijadikan acuan dalam
mencapai tujuan pendidikan yang bersumber dari sosiologis. Berdasakan konteks masalah
diatas, maka perlu dipetakan ulang, dideskripsikan secara lebih lanjutmengenai bagaimana
landasan sosiologis pendidikan di indonesia, implementasilandasan sosiologis pendidikan di
Indonesia serta bagaimana pula implikasinya bagi sistem pendidikan.
7. 7
Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan
pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat. Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu (pendidik dan peserta didik) bahkan dua generasi yang memungkinkan generasi
muda mengembangkan diri. Pengembangan diri tersebut dilakukan dalam kegiatan
pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan dapat berlangsung baik di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan
tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Uraian landasan pendidikan sedikit
menyimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan
atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Perolehan jenis
landasan pendidikan ini mencakup empat bagian diantaranya:
a) Landasan religius pendidikan, maksudnya memiliki asumsi-asumsi yang bersumber
dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
atau studi pendidikan.
b) Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
c) Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai
cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan
dan atau studi pendidikan.
d) Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Dengan demikian landasan pendidikan ini memiliki fungsi yang sangat mendasar atas pijakan
atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studipendidikan.
a) Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Pembahasan terkait ruang lingkup sosiologi bisa ditinjau dari pendekatan. Pertama,
pendekatan tujuan sosiologi pendidikan. Kedua, pendekatan pemakaian istilah atau
pengertian sosiologi pendidikan. Jika mengacu arti sebanarnya secara logis, rumusan
tujuan sosiologi pendidikan berdasarkan hakikat dari sosiologi pendidikan itu sendiri.
a) Sosiologi untuk guru
b) Sosiologi sekolah
c) Sosiologi mengajar
d) Pengembangan pokok pikiran sosiologi guna memenuhi tujuan sosiologi pendidikan,
dalam hal ini memiliki beberapa ruang lingkup diantaranya :
1. Pengantar, meliputi:
a. Konsep dasar sosiologi
b. Struktur social
c. Fungsi dan pengendalian social
d. Perubahan sosial
e. Taksonomi ahli sosiologi
f. Macam-macam kelompok dan sistem sosial
8. 8
g. Hasil penelitian ilmuan sosial
2. Pembahasan meliputi:
a. Institusi masyarakat
b. Sosiologi dan kurikulum
c. Pendidikan bagi kebudayaan
d. Proses belajar mengajar dikelas menurut kacamata sosiologis
e. Guru dan masyarakat
f. Sosiologi dan nilai.
b) Peran Penting Sosiologis Sebagai Salah Satu Landasan Pendidikan
Manusia hakikatnya adalah makhluk bermasyarakat dan berbudaya. Namun karena
manusia tidak secara otomatis mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya, maka
masyarakat melakukan pendidikan atau sosialisi (socialization). Menurut Ornstein
(2008:291): “Socialization, which prepares children to function first as young people and
then asadults, transmits culture and therebyallows society to function satisfactorily”.
Sosialisasi, yang mempersiapkan anak-anak berfungsi pertama sebagai orang-orang muda
dan kemudian sebagai orang dewasa, membawa budaya dan dengan demikian
memungkinkan masyarakat berfungsi secara memuaskan. Dengan demikian diharapkan
setiap individu mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya sehingga tidak
terjadipenyimpangan tingkah laku terhadap sistem nilai dan norma masyarakat. Payne
(1928) menjelaskan bahwa Sosiologi Pendidikan merupakan sebuah ilmu pengetahuan
yang menjadi alat (mean) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan institusi, kelompok
sosial,dan proses sosial yang merupakan hubungan sosial di dalamnya individu
memperoleh pengalaman yang terorganisasi.
D. Landasan kultural
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu menjadi anggota
masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Oleh karena itu, dalam UU-RI No. 2 Tahun
1989 Pasal 1 Ayat 2 ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan
Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaanbangsa Indonesia dan yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan
timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalan mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal
maupun secara formal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut
ditentukan oleh kebudayaan masyarakat di mana proses pendidikan itu berlangsung.
Dimaksudkan dengan kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma,
nilai-nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan teknologi yang dipelajarin dan dimiliki oleh semua
anggota masyarakat tertentu.
a. Pengertian tentang landasan kultural
Landasan kultural adalah landasan yang lebih menekankan kepada nilai-nilai kebudayaan
bangsa yaitu suatu kultur budaya yang menjadi jati diri bangsa yang telah ada sejak jaman
dahulu dan tidak terpengaruh oleh unsur budaya bangsa lain. Kebudayaan dan pendidikan
mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan
dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baiksecara formal maupun informal.Kebudayaan sebagai gagasan dan karya
9. 9
manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya
belajar. Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat berwujud :
1. Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya.
2. Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
3. Fisik yakni benda hasil karya manusia.
Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan melalui
pendidikan. Baik kebudayaan yang berwujud cita-cita, atau kelakuan dan teknologi,
dapat diwujudkan melalui proses pendidikan.Sebagai contoh dalam penggunaan bahasa,
setiap masyarakat dapat mengatakan mengajarkan kepada anak-anak untuk mengatakan
sesuatu, kapan hal itu dapat dikatakan, bagaimana pengungkapan, dan kepada siapa
mengutarakan. Contoh lain, setiap masyaratkat mempunyai persamaan dan perbedaan
dalam berpakaian. Dalam kaitannya dengan pakaian, anak harus mempelajari anggota
masyarakat yang lain tentang cara menggunakan pakaian tertentu dari dalam peristiwa
apa pakaian tertentu dapat dipakai. Dengan mempelajari tingkah laku yang dapat
diterima dan kemudian diterapkan sebagai tingkah lakunya sendiri menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, anak-anak harus mengajarkan polapola
perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain,
fungsi pokok setiap sisitem pendidikan adalah untuk mengajarkan anak-anak pola-pola
perilaku yang penting tersebut.
b. Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan :
1. Cara Informal Terjadi di dalam keluarga
2. Cara Nonformal Terjadi di dalam masyarakat
3. Cara Formal Melibatkan lembaga khusus yang di bentuk unntuk tujuan pendidikan
Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan, khususnya mengajarkan perilaku kepada
generasi baru, berbeda dari masyarakat. Pada dasarnya ada tiga cara umum yang dapat
diidentifikasikan, yaitu informal, nonformal, dan formal. Cara informal terjadi di dalam
keluarga, dan nonformal dalam masyarakat yang berkelanjutan dan berlangsung dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan cara formal melibatkan lembaga khusus yang dibentuk
untuk tujuan pendidikan. Pendidikan formal tersebut dirancang untuk mengarahkan
perkembangan perilaku anak didik. Kalua masyarakat hanya mentransmisi kebudayaan
yang mereka miliki kepada generasi penerus maka tidak akan diperoleh kemajuan.
c. Peran pendidik bagi kebudayaan
1. Sebagai pewaris
2. Sebagai pemegang peran
3. Sebagai pemberi konstribusi
d. Fungsi pendidik bagi kebudayaan
1. Penyalur Kebudayan (Transmisi)
2. Pelestari Kebudayan
3. Pengembang Kebudayaan (Transformasi)
10. 10
Oleh karena itu, anggota masyarakat tersebut berusaha melakukan perubahan-perubahan
yang disesuaikan dengan kondisi baru sehingga terbentuklah pola tinkah laku, nilai-nilai,
dan norma-norma baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Usaha-
usaha menuju pola tingkah laku, norma-norma dan nilai-nilai baru ini disebut
transformasi Kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi
dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, terutama sekolah dan
keluarga.
Pada masyarakat primitif, transmisi kebubayaan dilakukan secara informal dan
nonformal, sedangkan pada masyarakat yanf telah maju transmisi kebudayaan dilakukan
secara informal, nonformal dan formal. Pemindahan kebudayaan secar formal ini melalui
lembaga-lembaga sosial, terutama sekolah. Pada masyarakat yang sudah maju, sekolah
sebagai lembaga sosial mempunyai peranan penting karena pendidikan tidak hanya
berfungsi untuk mentransmisi kebudayaan kepada generasi penerus, tetapi pendidikan
juga berfungsi untuk mentransformasikan kebudayaan agar sesuai dengan perkembangan
dan tujuan zaman. Dengan kata lain, sekolah secara seimbang menjalankan fungsi ganda
pendidikan, yakni sebgai proses sosialisasi dan sebgai agen pembaruan. Perlu
dikemukakan bahwa dalam bidang pendidikan, kedua fungsi tersebut kadang-kadang
dipertentangkan, antara penganut pendidikan sebagai pelestarian ( mengajar sebagai
kegiatan melestarikan ) dan penganut pendidikan sebagai pembaruan ( mengajar sebagai
kegiatan subversif ). Yang pertama mengutamakan sosialisasi, bahkan jika perlu
domestikasi, sedangkan yang kedua mengutamakan pengembangan atau agen
pembaruan.
Seperti diketahui, pendidikan di Indonesia tidak memihak salah satu kutub pendapat
tersebut, akan tetapai mengutamakan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara
aspek pelestarian nilai-nilai luhur sosial-kebudayaan dab aspek pengenbangan agar tetap
jaya. Hal itu semakin penting mengingat bahwa kemajuan teknologi komunikasi telah
menyebabkan datangnya pengaruh kebudayaan dari luar semakin pesat.
11. 11
E. Isu terkini
Masalah Pendidikan Yang Umum Terjadi di Indonesia
Di Indonesia, masih ada beberapa masalah pendidikan yang umum terjadi dan menjadi
tantangan dalam meningkatkan kualitas dan akses pendidikan.Pendidikan yang berkualitas
tentu saja diharapkan demi kemajuan suatu bangsa, pendidikan bukan sekadar sebagai sarana
‘agent of change’ bagi generasi muda yang akan menjadi penerus suatu bangsa, tapi juga
harus menjadi ‘agent of producer’ agar dapat menciptakan suatu transformasi yang nyata.
Indonesia adalah negara kepulauan berbentuk Republik dengan jumlah Penduduk mencapai
275,36 juta jiwa. Saat ini pendidikan di indonesia di atur dalam UU no 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga jalur utama, yaitu
Formal,Non formal, dan Informal.Dalam suatu sistem tentunya akan selalu saja ada kelebihan
serta kekurangan, tetapi kinerja pada sistem akan menghasilkan kualitasnya seperti apa, jika
dijalankan dengan baik tentunya akan banyak sekali hal positif dan hasil yang baik.
Berikut ini adalah contoh masalah pendidikan yang umum terjadi di Indonesia:
Kesenjangan Digital
Kesenjangan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang memadai
masih menjadi masalah di Indonesia. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama
terhadap perangkat komputer, internet, atau sumber daya digital. Hal ini dapat
mengakibatkan kesenjangan dalam kemampuan mengakses informasi dan
pembelajaran online.
Adapun solusi tentang masalah kesenjangan Digital:
Pelatihan dan pemberian bantuan perangkat Digital
solusi pertama adalah pemerintah dapat turun tangan dengan menjalanlan program
pelatihan dan pemberian bantuan perangkat digital, salah satu tahap pertamanya
adalah pemerintah dapat melakukan survey terlebih dahulu dan juga pendataan di
daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses digital mengenai masyarakat yang
kurang mampu dan kurang memahami tentang perangkat digital.Dan tentunya,
pendataan ini dapat bermanfaat dalam memetakan bantuan yang akan diberikan dan
juga pelatihan yang akan diberikan agar bisa berjalan lebih efektif, karena pendataan
tersebut dapat memudahkan pemerintah untuk mencari tahu lebih dalam ke mana
harus memberikan bantuan dan berapa jumlah yang harus diberikan bantuan.
Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan pendidikan terus berupaya mengatasi
masalah-masalah ini melalui berbagai program dan kebijakan, seperti peningkatan akses
pendidikan, peningkatan kualitas guru, reformasi kurikulum, investasi infrastruktur, serta
pengembangan teknologi pendidikan.
12. 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan pendidikan pada hakikatnya adalah dasar-dasar, titik pijak yang melandasi
operasionalisasi system pendidikan. Terdapat beberapa jenis landasan pendidikan yaitu:
landasan fisiologis, landasan sosiologis, landasan psikologis, landasan cultural, landasan
ilmiah dan teknologis, landasan religius dan landasan yuridis.
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat
beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang pendidik (Guru) kepada Siswa,
sehingga terjadi proses belajar. Mendidik adalah penggunaan proses mengajar sebagai sarana
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Belajar adalah
usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan Kognitif, Afektif dan Psykomotorik untuk
mencapai tujuan yang dinginkan.
B. Saran
Dengan belajar tentang pengertian dan landasan pendidikan maka kita bisa tahu bagaimana
bagaimana hakikat pendidikan yang sesungguhnya dan pentingnya pendidikan dalam proses
pembentukan karakter suatu bangsa. Oleh karena itu sebagai generasi muda seharusnya kita
dapat berusaha lebih giat lagi untuk memajukan pendidikan di negara ini dengan terus
berkarya.Tingkatkan rasa kepedulian terhadap pendidikan terutama dalam diri masing-
masing. Jangan hanya karena tingginya biaya pendidikan bisa menghambat kita untuk
memperoleh suatu pendidikan, karena pada hakikatnya kita bisa mendapatkan pendidikan
dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja tanpa dibatas oleh ruang dan waktu.
13. 13
DAFTAR PUSTAKA
Tilaar, H.A.R 2000. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
Indonesia. Bandung: Rosdakarya
(Septiani, 2017)(Lambang Kinasih et al., 2021)Lambang Kinasih, D., Masyruroh, F., Wahyu
Nurjanah, P., Nafiatus Sa, S., Elan Fadilah, R., Ketut Mahardika, I., & Firda Yusmar, D.
(2021). Peran Landasan Kultural Dalam Pendidikan Bagi Remaja. 1–5.
Rasid SMP Negeri Konang, A. (n.d.). Implikasi Landasan-Landasan Pendidikan the
Implication of Educational Foundations.
S. DARMANSYAH. (2013). Peningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Metode Eksperimen.
Peningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa, 1(1).
Septiani, N. W. (2017). Landasan Sosiologi Dalam Pendidikan Serta Hubungan Antar
Manusia. 1(2), 1–14.
Sofiana, F., & Aly, H. N. (2023). Landasan Psikologis Sebagai Penentu Arah Pendidikan Di
Sekolah. Journal on Education, 5(2), 4312–4316. https://doi.org/10.31004/joe.v5i2.1146