SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
BAB 2
SIGNAL CONDITIONING
AGUNG MUBYARTO, ST, MT
SENSOR ATAU
PIRANTI
SEBELUMNYA
PIRANTI
PENGGUNA
SIGNAL
CONDITIONING
DATA
PENGUKURAN
ANALOG
ORIGIN
PUNYA SPESIFIKASI TERTENTU
DALAM HAL :
DATA INPUT (MAGNITUDE,
AC/DC,FLL)
BENTUK DATA ( ANALOG/DIGITAL)
TEGANGAN/ARUS
DALAM SKALA YANG KECIL
“operasi yang dilakukan pada sinyal untuk
merubah bentuknya ke suatu bentuk yang sesuai
untuk dihubungkan dengan elemen - elemen lain
di dalam proses kendali”
berdasarkan bentuk sinyalnya, signal
conditioning dibagi atas :
⚫ Analog signal conditioning
⚫ Digital signal conditioning
SIGNAL CONDITIONING
ANALOG SIGNAL CONDITIONING
OBJECTIVE INSTRUCTIONAL
1. Cara pengkondisian sinyal digital
2. Desain aplikasi Jembatan Wheatstone
3. Analisis RC Filter
4. Untai pengkondisi sinyal dengan op amp
5. Desain pengkondisi sinyal untuk
konversi berbagai variasi tegangan
6. Karakteristik beban untuk konfigurasi
untai op amp
MACAM - MACAM PENGKONDISIAN SINYAL
PERUBAHAN TINGKAT SINYAL
Merupakan pengkondisi sinyal yang paling sederhana
: - melemahkan atau menguatkan sinyal suara
- menaikkan/ menurunkan tegangan
KONVERSI
Melakukan konversi satu jenis variasi elektrik ke bentuk lain
: - merubah resistansi ke bentuk tegangan atau arus
Diperlukan rangkaian untuk konversi sbg jembatan ( bridge )
Dapat juga dalam bentuk konversi bentuk sinyal, discrete ke
analog atau sebaliknya.
LINEARISASI
Merubah sinyal dari tak linear menjadi sinyal linear
MACAM–MACAM PENGKONDISIAN SINYAL
FILTER
⚫ Misal : low pass filter, high pass , dll..
⚫ Tujuan : menyesuaikan dengan kebutuhan piranti selanjutnya
karena adanya masukkan yang tdk diinginkan
⚫ Contoh : fase transien dari start motor menyebabkan adanya
detak / pulsa yang tak diinginkan
⚫ Penyaringan dpt menggunakan filter pasif dengan R, L, dan C
atau dapat menggunakan filter aktif dengan gain dan umpan
balik.
MACAM–MACAM PENGKONDISIAN SINYAL
PENYESUAI IMPEDANSI ( impedance match )
⚫ Impedansi dari transducer dapat mempengaruhi impedansi saat
pengukuran, sehingga perlu dilakukan penyesuaian.
⚫ Konsep Pembebanan
Dalam suatu rangkaian yang saling berhubungan dapat dimungkinkan
rangkaian selanjutnya dapat menjadi beban dari rangkaian sebelumnya.
Hal ini akan mempengaruhi pengkondisian sinyal
Rx
Vx Vy
Elements








+
−
=
x
L
x
x
y
R
R
R
V
V 1
RL
CARA PENGKONDISIAN SINYAL
1. Passive circuit
1. Untai Pembagi ( divider circuit)
2. Untai Jembatan (bridge circuit)
2. Operational Amplifier
1. Pengikut tegangan ( voltage follower)
2. Inverting Amplifier
3. Differential Instrumentation Amplifier
4. Volatge to current converter
5. Current to voltage converter
PASSIVE CIRCUIT / UNTAI PASIF
R1
R2
Vs
VD
UNTAI PEMBAGI
Sering digunakan untuk melakukan konversi variasi resistansi
ke tegangan
2
1
2
R
R
V
R
V s
D
+
=
UNTAI JEMBATAN
3
1
3
R
R
VR
Va
+
=
JEMBATAN WHEATSTONE
•Jaringan ini digunakan pada aplikasi pengkondisian sinyal di mana
suatu sensor merubah resistansi dengan proses variabel.
•Analisa awal : asumsikan impedansi detektor adalah tak terhingga.
•Dalam hal ini beda-potensial ΔV antara poin a dan b, adalah :
ΔV = Va – Vb
Dimana Va = potensial titik a dengan berkenaan dengan c
Vb = potensial titik b dengan berkenaan dengan c
a
b
R1
R2
R3
R4
V
D
4
2
4
R
R
VR
Vb
+
=
4
2
4
3
1
3
R
R
VR
R
R
VR
V
+
−
+
=

( ) ( )
4
2
3
1
4
1
2
3
R
R
R
R
R
R
R
R
V
V
+

+
−
=

Agar delta V sama dengan nol maka nilai
R3R2 – R1R4 =0
Maka
R3R2 = R1R4
PERSAMAAN PADA JEMBATAN WHEATSTONE
a
b
R1
R2
R3
R4
V
D
Contoh
Kondisi nol jembatan
Contoh : tegangan offset
GALVANOMETER DETECTOR
Penggunaan suatu galvanometer
sebagai detektor null
Perbedaan :
⚫ Resistan dari detektor rendah
⚫ Offset untai jembatan diganti
dengan offset arus
)
)(
( 4
2
3
1
4
1
2
3
R
R
R
R
R
R
R
R
V
VTh
+
+
−
=
Resistansi Thevenin ditemukan dengan
menggantikan tegangan sumber
dengan hambatan dalamnya dan
menghitung resistansi antara terminal a
dan b jaringan itu
Cara menentukan offset arus :
Mencari ekuivalen untai
thevenin.Tegangan Thevenin adalah
perbedaan tegangan sirkuit terbuka
antara titik a dan b dari sirkit.
4
2
4
2
3
1
3
1
R
R
R
R
R
R
R
R
RTh
+
+
+
=
G
Th
Th
G
R
R
V
I
+
=
Contoh pada galvanometer
Lead compensation
R4
R1
R3
R2
V
D
a b
PROSES
Kabel 1
Kabel 2
Kabel 3
Pada suatu proses kontrol,
dimungkinkan sensor diletakkan
pada lokasi yang jauh dari ruang
kendali ( dalam hal ini sebagai
sensor digunakan resistor ). Ternyata
hal ini akan menyebabkan perubahan
resistan yang mewakili perubahan
pada proses manjadi tidak tepat lagi
karena adanya efek pemanasan kabel
sambungan, penambahan resistan
kabel , perubahan suhu, chemical
process,dll).
Untuk mengatasi hal tersebut digunakan lead compensation dimana memfungsikan R3
juga sebagai sensor yang mengkompensasi perubahan dari lingkungan dengan
perubahan besar R3
Contoh aplikasi
Peletakan sensor pada piranti
Sensor pada sebuah boiler feed waterpump industri pupuk
Contoh lead compensation
MODIFIKASI DARI JEMBATAN WHEATSTONE
Jembatan Penyeimbang Arus ( Current Balance Bridge )
⚫ Merupakan antisipasi dari kelemahan jembatan wheatstone yang
tidak dapat dengan cepat me reset ( null detection ) nilai
resistor yang digunakan sebagai sensor saat proses
berlangsung. Dengan metode ini dapat diperoleh keadaan self
nulling
⚫ Metode ini menggunakan arus null jembatan dengan suatu loop
tertutup. Pada R4 ditambahkan secara seri R5 ( R4 >> R5 ).
5
5
4
2
5
4
3
1
3
IR
R
R
R
R
R
V
R
R
VR
V −
+
+
+
−
+
=

)
(
delta tegangan
antara titik a dan b
•Delta V = Va – Vb,
•Jika nilai delta V belum null, maka besar arus I dapat dirubah secara
otomatis untuk merubah besar tegangan I x R5 hingga delta V bernilai null
5
5
4
2
5
4 )
(
IR
R
R
R
R
R
V
Vb +
+
+
+
=
tegangan pada titik b
Contoh : current balance bridge
Jembatan arus bolak balik ( ac bridge )
Konsep jembatan pada bagian ini dapat diterapkan dengan mencocokkan
impedansi secara umum, seperti halnya ke resistansi. Analisa dan perilaku
jembatan pada dasarnya sama. Tetapi impedansinya menggantikan resistansi.
( )( )
4
2
3
1
4
1
2
3
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
E
E
+
+
−
=

4
1
2
3 Z
Z
Z
Z =
Filter RC
FUNGSI DAN TUJUAN
Untuk menghapus noise yang diakibatkan dari pengukuran sinyal. Sering
diperlukan sirkit yang menghalangi frekuensi tertentu atau ikatan-ikatan
frekuensi
“Sirkuit ini dinamakan filter yang dapat dibangun dari resistor dan
kapasitor tunggal”
Jenis Filter
- Low pass filter ( pelewat rendah )
Disebut tapis pelewat-rendah karena menghalangi frekuensi tinggi dan
melewatkan frekuensi rendah
- High pass filter ( pelewat tinggi )
Disebut tapis pelewat-tinggi karena menghalangi frekuensi rendah dan
melewatkan frekuensi tinggi
( )
RC
fc 
2
/
1
=
2
1
2
1
1












+
=
c
in
out
f
f
V
V
Low Pass Filter
LOW PASS FILTER
Critical frequency
Voltage ratio
HIGH PASS FILTER
High Pass Filter
2
1
2
1 











+
=
c
in
out
f
f
fc
f
V
V )
/
(
Voltage ratio
OPERATIONAL AMPLIFIER
Operational Amplifier disebut juga penguat operasional yang
merupakan penguat differensial yang mempunyai perolehan
yang tinggi. Istilah penguat operasional digunakan pertama kali
untuk penguat dc untuk membentuk operasi penjumlahan,
pengurangan, integral dan differensial dalam komputer analog.
Selain itu dapat juga digunakan sebagai pengatur tegangan, filter
aktif, instrumentasi, ADC dan DAC, dll.
Penggunaan op amp yang akan dibahas disini adalah :
1. Ideal op amp ( non inverting dan inverting amp )
2. Op amp sebagai voltage follower
3. Op amp sebagai summing amplifier
4. Differential instrumentation amplifier
5. Voltage to current converter
6. Current to voltage converter
OPERATIONAL AMPLIFIER
TINJAUAN SECARA UMUM
LAMBANG DALAM RANGKAIAN
V1-V2
Vsat
-Vsat
⚫ Non Inverting Amplifier
1. Tegangan V1 > V2, V1-V2 bernilai
positif, sehingga Vsaturasi positif.
Jika V1-V2 bernilai negatif, ( V2>V1)
maka Vsaturasi juga bernilai negatif
2. Impedans antar inputnya bernilai
infinite
3. Impedans pada outputnya zero
Ideal Op Amp
R2
R1
Vin
I1
I2
Is= 0
Inverting Amplifier
Resistor R2 digunakan untuk balikan
keluaran pada masukan dari op amp,
dan R1 menghubungkan voltase
masukan pada titik yang sama
Koneksi yang umum disebut summing
junction / summing junction.
Dapat kita lihat bahwa dengan tanpa
umpan balik dan terminal + di ground,
maka Vin (+) mengasilkan Vsat (-) dan
Vin (-) menghasilkan Vsat (+)
•Tegangan pada summing point adalah sama dengan tegangan terminal (+) = 0
•Tidak ada arus mengalir diantara terminal input karena impedans dianggap
infinite
INVERTING OP AMP
0
2
1 =
+ I
I
0
2
1
=
+
R
V
R
V out
in
Jumlah arus mengalir pada summing point adalah = 0
Karena tegangan summing point = 0, sesuai hukum Ohm maka :
in
out V
R
R
V
1
2
−
=
Sirkuit diatas menghasilkan R2/R1 dengan fase yang digeser sebesar 180o.
Dengan nilai R2 < R1 maka rangkaian diatas berfungsi dsebagai attenuator
PENGGUNAAN OP AMP
Voltage Follower
Rangkaian ini mempunyai
perolehan sebesar 1 ( dimana
Vin = Vo ). Yang terjadi adalah
perubahan impedans, pada
tegangan input punya
impedans yang tinggi, tetapi
pada tegangan keluaran
impedansnya menjadi rendah
dimana tidak terjadi
perubahan tegangan.
PENGGUNAAN OP AMP
Summing Amplifier






+
−
= 2
3
2
1
1
2
V
R
R
V
R
R
Vout
contoh
Buatlah rangkaian menggunakan op amp yang
memenuhi : 3,4Vin +5 = Vout
Salah satu model penyelesaian
Hasil pada op amp pertama masih
bernilai negatif, op amp kedua
berfungsi untuk membalik tanda
Perhatikan pada pemilihan nilai
resistor, nilai yang besar dipilih
untuk menjaga arus pad kisaran
miliampere
NON INVERTING AMP
0
2
1 =
+ I
I
0
2
1
=
−
+
R
V
V
R
V out
in
in
in
out V
R
R
V )
1
(
1
2
+
=
PENGGUNAAN OP AMP
Differential Amplifier
Untuk memperoleh gain antara
selisih dua input tegangan
digunakan differential amplifier.
Pada op amp biasa tegangan
keluaran biasanya direernsikan ke
ground
( )
1
2
2
1
V
V
R
R
Vout −
=
PENGGUNAAN OP AMP
Instrumentation amplifier
Penguat diferensial dengan impedans masukan tinggi dan impedans
keluaran rendah memberi amplifier instrumentasi yang khusus
( )( )
( )
1
2
1
0
3
1
2
1
V
V
R
R
R
R
V −
+
=
contoh
Sebuah untai jembatan dengan nilai R4 bervariasi dari 100 s.d 102
ohm,jelaskan bagaimana penggunaan instrumentation amp untuk
memperoleh gain output antara 0 s.d 2,5 volt.
Diketahui :
R1 : 100 K ohm R2 = R3 : 1 K ohm R4 : 100 s.d 102 ohm, pada saat R4 = 100 maka
selisih tegangan bernilai nol, saat R4 bernilai 102 maka :
mV
V
Vb
Va
V
75
,
24
)
102
100
102
100
100
100
(
5
)
(
−
=

+
−
+
=
−
=

Tanda negatif menunjukkan Vb > Va
Rangkaian instrumentation amp
Untuk memperoleh output 2,5 volt pada saat R4 bernilai 102 ohm,
maka diperlukan gain sebesar ( 2,5 / 2,475 ) = 101 kali
2000
)
1000
1000
)(
200000
1
(
101
=
+
=
G
G
R
R
Agar tidak terbalik polaritasnya,
Va dihubungkan ke V1,
Vb dihubungkan ke V2
PENGGUNAAN OP AMP
Voltage to Current Converter
i
V
R
R
R
I
3
1
2
=
( )
5
4
3
3
5
4
1
R
R
R
R
I
V
R
R
R m
sat
m
+
+






−
+
=
Rml = maximum load resistance < Vsat/ Im
Im = maximum current
PENGGUNAAN OP AMP
Current to Voltage converter
Vout = IR

More Related Content

Similar to Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf

Signal conditioning
Signal conditioningSignal conditioning
Signal conditioningFani Hakim
 
E4141 sistem kawalan 1 unit5
E4141 sistem kawalan 1 unit5E4141 sistem kawalan 1 unit5
E4141 sistem kawalan 1 unit5Asraf Malik
 
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpointTugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpointdamarsyehh68
 
laporan penguat non inverting
laporan penguat non invertinglaporan penguat non inverting
laporan penguat non invertingDesiani Desiani
 
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503mkazree
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistorandhi_setyo
 
Comparator laporan
Comparator laporanComparator laporan
Comparator laporanBrian Raafiu
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCWahyu Pratama
 
Kelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bKelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bLingga arum
 
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpointTugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpointdamarsyehh68
 
Unit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorUnit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorBeni Putra
 
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptx
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptxPeralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptx
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptxrizkyansahmuliarizal
 
Osilator....................................................
Osilator....................................................Osilator....................................................
Osilator....................................................WahyuNi777138
 

Similar to Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf (20)

Signal conditioning
Signal conditioningSignal conditioning
Signal conditioning
 
E4141 sistem kawalan 1 unit5
E4141 sistem kawalan 1 unit5E4141 sistem kawalan 1 unit5
E4141 sistem kawalan 1 unit5
 
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpointTugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
 
Operational amplifier
Operational amplifierOperational amplifier
Operational amplifier
 
tranformator
tranformatortranformator
tranformator
 
laporan penguat non inverting
laporan penguat non invertinglaporan penguat non inverting
laporan penguat non inverting
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Comparator laporan
Comparator laporanComparator laporan
Comparator laporan
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
 
electronics
electronicselectronics
electronics
 
Ppt modul 13
Ppt modul 13Ppt modul 13
Ppt modul 13
 
Kelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bKelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 b
 
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpointTugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
 
Unit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorUnit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detector
 
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptx
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptxPeralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptx
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptx
 
Bab 10 elda tiwi
Bab 10 elda tiwiBab 10 elda tiwi
Bab 10 elda tiwi
 
Osilator....................................................
Osilator....................................................Osilator....................................................
Osilator....................................................
 
Litar bekalan kuasa
Litar bekalan kuasaLitar bekalan kuasa
Litar bekalan kuasa
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf

  • 2. SENSOR ATAU PIRANTI SEBELUMNYA PIRANTI PENGGUNA SIGNAL CONDITIONING DATA PENGUKURAN ANALOG ORIGIN PUNYA SPESIFIKASI TERTENTU DALAM HAL : DATA INPUT (MAGNITUDE, AC/DC,FLL) BENTUK DATA ( ANALOG/DIGITAL) TEGANGAN/ARUS DALAM SKALA YANG KECIL
  • 3. “operasi yang dilakukan pada sinyal untuk merubah bentuknya ke suatu bentuk yang sesuai untuk dihubungkan dengan elemen - elemen lain di dalam proses kendali” berdasarkan bentuk sinyalnya, signal conditioning dibagi atas : ⚫ Analog signal conditioning ⚫ Digital signal conditioning SIGNAL CONDITIONING
  • 4. ANALOG SIGNAL CONDITIONING OBJECTIVE INSTRUCTIONAL 1. Cara pengkondisian sinyal digital 2. Desain aplikasi Jembatan Wheatstone 3. Analisis RC Filter 4. Untai pengkondisi sinyal dengan op amp 5. Desain pengkondisi sinyal untuk konversi berbagai variasi tegangan 6. Karakteristik beban untuk konfigurasi untai op amp
  • 5. MACAM - MACAM PENGKONDISIAN SINYAL PERUBAHAN TINGKAT SINYAL Merupakan pengkondisi sinyal yang paling sederhana : - melemahkan atau menguatkan sinyal suara - menaikkan/ menurunkan tegangan KONVERSI Melakukan konversi satu jenis variasi elektrik ke bentuk lain : - merubah resistansi ke bentuk tegangan atau arus Diperlukan rangkaian untuk konversi sbg jembatan ( bridge ) Dapat juga dalam bentuk konversi bentuk sinyal, discrete ke analog atau sebaliknya. LINEARISASI Merubah sinyal dari tak linear menjadi sinyal linear
  • 6. MACAM–MACAM PENGKONDISIAN SINYAL FILTER ⚫ Misal : low pass filter, high pass , dll.. ⚫ Tujuan : menyesuaikan dengan kebutuhan piranti selanjutnya karena adanya masukkan yang tdk diinginkan ⚫ Contoh : fase transien dari start motor menyebabkan adanya detak / pulsa yang tak diinginkan ⚫ Penyaringan dpt menggunakan filter pasif dengan R, L, dan C atau dapat menggunakan filter aktif dengan gain dan umpan balik.
  • 7. MACAM–MACAM PENGKONDISIAN SINYAL PENYESUAI IMPEDANSI ( impedance match ) ⚫ Impedansi dari transducer dapat mempengaruhi impedansi saat pengukuran, sehingga perlu dilakukan penyesuaian. ⚫ Konsep Pembebanan Dalam suatu rangkaian yang saling berhubungan dapat dimungkinkan rangkaian selanjutnya dapat menjadi beban dari rangkaian sebelumnya. Hal ini akan mempengaruhi pengkondisian sinyal Rx Vx Vy Elements         + − = x L x x y R R R V V 1 RL
  • 8. CARA PENGKONDISIAN SINYAL 1. Passive circuit 1. Untai Pembagi ( divider circuit) 2. Untai Jembatan (bridge circuit) 2. Operational Amplifier 1. Pengikut tegangan ( voltage follower) 2. Inverting Amplifier 3. Differential Instrumentation Amplifier 4. Volatge to current converter 5. Current to voltage converter
  • 9. PASSIVE CIRCUIT / UNTAI PASIF R1 R2 Vs VD UNTAI PEMBAGI Sering digunakan untuk melakukan konversi variasi resistansi ke tegangan 2 1 2 R R V R V s D + =
  • 10. UNTAI JEMBATAN 3 1 3 R R VR Va + = JEMBATAN WHEATSTONE •Jaringan ini digunakan pada aplikasi pengkondisian sinyal di mana suatu sensor merubah resistansi dengan proses variabel. •Analisa awal : asumsikan impedansi detektor adalah tak terhingga. •Dalam hal ini beda-potensial ΔV antara poin a dan b, adalah : ΔV = Va – Vb Dimana Va = potensial titik a dengan berkenaan dengan c Vb = potensial titik b dengan berkenaan dengan c a b R1 R2 R3 R4 V D 4 2 4 R R VR Vb + =
  • 11. 4 2 4 3 1 3 R R VR R R VR V + − + =  ( ) ( ) 4 2 3 1 4 1 2 3 R R R R R R R R V V +  + − =  Agar delta V sama dengan nol maka nilai R3R2 – R1R4 =0 Maka R3R2 = R1R4 PERSAMAAN PADA JEMBATAN WHEATSTONE a b R1 R2 R3 R4 V D
  • 14. GALVANOMETER DETECTOR Penggunaan suatu galvanometer sebagai detektor null Perbedaan : ⚫ Resistan dari detektor rendah ⚫ Offset untai jembatan diganti dengan offset arus ) )( ( 4 2 3 1 4 1 2 3 R R R R R R R R V VTh + + − = Resistansi Thevenin ditemukan dengan menggantikan tegangan sumber dengan hambatan dalamnya dan menghitung resistansi antara terminal a dan b jaringan itu Cara menentukan offset arus : Mencari ekuivalen untai thevenin.Tegangan Thevenin adalah perbedaan tegangan sirkuit terbuka antara titik a dan b dari sirkit. 4 2 4 2 3 1 3 1 R R R R R R R R RTh + + + = G Th Th G R R V I + =
  • 16. Lead compensation R4 R1 R3 R2 V D a b PROSES Kabel 1 Kabel 2 Kabel 3 Pada suatu proses kontrol, dimungkinkan sensor diletakkan pada lokasi yang jauh dari ruang kendali ( dalam hal ini sebagai sensor digunakan resistor ). Ternyata hal ini akan menyebabkan perubahan resistan yang mewakili perubahan pada proses manjadi tidak tepat lagi karena adanya efek pemanasan kabel sambungan, penambahan resistan kabel , perubahan suhu, chemical process,dll). Untuk mengatasi hal tersebut digunakan lead compensation dimana memfungsikan R3 juga sebagai sensor yang mengkompensasi perubahan dari lingkungan dengan perubahan besar R3
  • 17. Contoh aplikasi Peletakan sensor pada piranti Sensor pada sebuah boiler feed waterpump industri pupuk
  • 19. MODIFIKASI DARI JEMBATAN WHEATSTONE Jembatan Penyeimbang Arus ( Current Balance Bridge ) ⚫ Merupakan antisipasi dari kelemahan jembatan wheatstone yang tidak dapat dengan cepat me reset ( null detection ) nilai resistor yang digunakan sebagai sensor saat proses berlangsung. Dengan metode ini dapat diperoleh keadaan self nulling ⚫ Metode ini menggunakan arus null jembatan dengan suatu loop tertutup. Pada R4 ditambahkan secara seri R5 ( R4 >> R5 ).
  • 20. 5 5 4 2 5 4 3 1 3 IR R R R R R V R R VR V − + + + − + =  ) ( delta tegangan antara titik a dan b •Delta V = Va – Vb, •Jika nilai delta V belum null, maka besar arus I dapat dirubah secara otomatis untuk merubah besar tegangan I x R5 hingga delta V bernilai null 5 5 4 2 5 4 ) ( IR R R R R R V Vb + + + + = tegangan pada titik b
  • 21. Contoh : current balance bridge
  • 22.
  • 23. Jembatan arus bolak balik ( ac bridge ) Konsep jembatan pada bagian ini dapat diterapkan dengan mencocokkan impedansi secara umum, seperti halnya ke resistansi. Analisa dan perilaku jembatan pada dasarnya sama. Tetapi impedansinya menggantikan resistansi. ( )( ) 4 2 3 1 4 1 2 3 Z Z Z Z Z Z Z Z E E + + − =  4 1 2 3 Z Z Z Z =
  • 24. Filter RC FUNGSI DAN TUJUAN Untuk menghapus noise yang diakibatkan dari pengukuran sinyal. Sering diperlukan sirkit yang menghalangi frekuensi tertentu atau ikatan-ikatan frekuensi “Sirkuit ini dinamakan filter yang dapat dibangun dari resistor dan kapasitor tunggal” Jenis Filter - Low pass filter ( pelewat rendah ) Disebut tapis pelewat-rendah karena menghalangi frekuensi tinggi dan melewatkan frekuensi rendah - High pass filter ( pelewat tinggi ) Disebut tapis pelewat-tinggi karena menghalangi frekuensi rendah dan melewatkan frekuensi tinggi
  • 26.
  • 27. HIGH PASS FILTER High Pass Filter 2 1 2 1             + = c in out f f fc f V V ) / ( Voltage ratio
  • 28.
  • 29. OPERATIONAL AMPLIFIER Operational Amplifier disebut juga penguat operasional yang merupakan penguat differensial yang mempunyai perolehan yang tinggi. Istilah penguat operasional digunakan pertama kali untuk penguat dc untuk membentuk operasi penjumlahan, pengurangan, integral dan differensial dalam komputer analog. Selain itu dapat juga digunakan sebagai pengatur tegangan, filter aktif, instrumentasi, ADC dan DAC, dll. Penggunaan op amp yang akan dibahas disini adalah : 1. Ideal op amp ( non inverting dan inverting amp ) 2. Op amp sebagai voltage follower 3. Op amp sebagai summing amplifier 4. Differential instrumentation amplifier 5. Voltage to current converter 6. Current to voltage converter
  • 30. OPERATIONAL AMPLIFIER TINJAUAN SECARA UMUM LAMBANG DALAM RANGKAIAN V1-V2 Vsat -Vsat ⚫ Non Inverting Amplifier 1. Tegangan V1 > V2, V1-V2 bernilai positif, sehingga Vsaturasi positif. Jika V1-V2 bernilai negatif, ( V2>V1) maka Vsaturasi juga bernilai negatif 2. Impedans antar inputnya bernilai infinite 3. Impedans pada outputnya zero
  • 31. Ideal Op Amp R2 R1 Vin I1 I2 Is= 0 Inverting Amplifier Resistor R2 digunakan untuk balikan keluaran pada masukan dari op amp, dan R1 menghubungkan voltase masukan pada titik yang sama Koneksi yang umum disebut summing junction / summing junction. Dapat kita lihat bahwa dengan tanpa umpan balik dan terminal + di ground, maka Vin (+) mengasilkan Vsat (-) dan Vin (-) menghasilkan Vsat (+) •Tegangan pada summing point adalah sama dengan tegangan terminal (+) = 0 •Tidak ada arus mengalir diantara terminal input karena impedans dianggap infinite
  • 32. INVERTING OP AMP 0 2 1 = + I I 0 2 1 = + R V R V out in Jumlah arus mengalir pada summing point adalah = 0 Karena tegangan summing point = 0, sesuai hukum Ohm maka : in out V R R V 1 2 − = Sirkuit diatas menghasilkan R2/R1 dengan fase yang digeser sebesar 180o. Dengan nilai R2 < R1 maka rangkaian diatas berfungsi dsebagai attenuator
  • 33. PENGGUNAAN OP AMP Voltage Follower Rangkaian ini mempunyai perolehan sebesar 1 ( dimana Vin = Vo ). Yang terjadi adalah perubahan impedans, pada tegangan input punya impedans yang tinggi, tetapi pada tegangan keluaran impedansnya menjadi rendah dimana tidak terjadi perubahan tegangan.
  • 34. PENGGUNAAN OP AMP Summing Amplifier       + − = 2 3 2 1 1 2 V R R V R R Vout
  • 35. contoh Buatlah rangkaian menggunakan op amp yang memenuhi : 3,4Vin +5 = Vout Salah satu model penyelesaian Hasil pada op amp pertama masih bernilai negatif, op amp kedua berfungsi untuk membalik tanda Perhatikan pada pemilihan nilai resistor, nilai yang besar dipilih untuk menjaga arus pad kisaran miliampere
  • 36. NON INVERTING AMP 0 2 1 = + I I 0 2 1 = − + R V V R V out in in in out V R R V ) 1 ( 1 2 + =
  • 37. PENGGUNAAN OP AMP Differential Amplifier Untuk memperoleh gain antara selisih dua input tegangan digunakan differential amplifier. Pada op amp biasa tegangan keluaran biasanya direernsikan ke ground ( ) 1 2 2 1 V V R R Vout − =
  • 38. PENGGUNAAN OP AMP Instrumentation amplifier Penguat diferensial dengan impedans masukan tinggi dan impedans keluaran rendah memberi amplifier instrumentasi yang khusus ( )( ) ( ) 1 2 1 0 3 1 2 1 V V R R R R V − + =
  • 39. contoh Sebuah untai jembatan dengan nilai R4 bervariasi dari 100 s.d 102 ohm,jelaskan bagaimana penggunaan instrumentation amp untuk memperoleh gain output antara 0 s.d 2,5 volt. Diketahui : R1 : 100 K ohm R2 = R3 : 1 K ohm R4 : 100 s.d 102 ohm, pada saat R4 = 100 maka selisih tegangan bernilai nol, saat R4 bernilai 102 maka : mV V Vb Va V 75 , 24 ) 102 100 102 100 100 100 ( 5 ) ( − =  + − + = − =  Tanda negatif menunjukkan Vb > Va
  • 40. Rangkaian instrumentation amp Untuk memperoleh output 2,5 volt pada saat R4 bernilai 102 ohm, maka diperlukan gain sebesar ( 2,5 / 2,475 ) = 101 kali 2000 ) 1000 1000 )( 200000 1 ( 101 = + = G G R R Agar tidak terbalik polaritasnya, Va dihubungkan ke V1, Vb dihubungkan ke V2
  • 41. PENGGUNAAN OP AMP Voltage to Current Converter i V R R R I 3 1 2 = ( ) 5 4 3 3 5 4 1 R R R R I V R R R m sat m + +       − + = Rml = maximum load resistance < Vsat/ Im Im = maximum current
  • 42. PENGGUNAAN OP AMP Current to Voltage converter Vout = IR