Dokumen tersebut membahas mengenai integrasi pelayanan jaminan sosial di Indonesia. Saat ini, pelayanan jaminan sosial masih terpisah antara BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, menimbulkan berbagai masalah seperti duplikasi administrasi, akses terbatas, dan kualitas layanan yang kurang memuaskan. Dokumen ini menganalisis model-model integrasi pelayanan jaminan sosial di negara lain dan merekomendasikan penerapan sistem administrasi terintegr
3. MASYARAKAT
BPJS
KETENAGAKERJAAN
PEMERINTAH
&
PELAYAN
PUBLIK
Informasi
Outcome
Sosial
Pembiayaan
Pelayanan
Bayar
iuran
Problems
Pemberi
Kerja/Pekerja:
Ø Akses
terbatas,
Manual,
Duplikasi
Administrasi,
orientasi
ke
kontak
fisik,
informasi
terbatas
Ø Tidak
fleksibel,
pelayanan
terkotak
–
kotak,
Adak
komprehensif
Kualitas
Layanan:
Ø Tumpang
Andih
manfaat
Ø Administrasi
rumit
Ø Kualitas
layanan
ala
kadarnya
Kebijakan
dan
Regulasi:
Ø Tumpang
Andih
Kebijakan
dan
regulasi
Ø Tidak
terkoordinasi
dan
terintegrasi
Ø Pendanaan
dan
pembiayaan
terbatas
Pelayanan Publik dan Jaminan Sosial Saat Ini
3
4. Sumber:
PT.
Martabat
Prima
Konsul5ndo
• Administrasi
penduduk
dan
peserta
jamsos
Kelembagaan Publik yang Terkait
Jaminan Sosial Saat Ini
4
5. PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
DAERAH
LEMBAGA
LAIN
(SWASTA,
NGO)
Kemenakertrans
Kemenkes
Kemensos
BPJS
Disnakertrans
Dinnkes
Dinsos
Program
Lainnya
Keuangan
Mikro
Perbankan
Pemberdayaan
Masy.
CSR
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Layanan/Manfaat
1,
2,
3
Kondisi Kebijakan Publik di Indonesia
PERLINDUNGAN
TERINTEGRASI
KEPADA
PENDUDUK
OUTCOME
PEMBERDAYAAN
OUTCOME
KESEHATAN
OUTCOME:
PENDAPATAN
Bantuan
Sosial
PNPM
dan
Kredit
Usaha
Perpajakan
Pendidikan
Kesehatan
Infrastruktur
Kesehatan
Preventif
dan
Promotif
Pendidikan
GIzi
Pensiun
Return
to
Work
K3
dan
Prevention
Pasar
Tenaga
Kerja
5
6. Integrated
Outcomes-‐Based
Policy
No
Wrong
–
Doors
Service
Delivery
Intelligent
Processing
CollaboraAve
Governments
Sumber:
IBM,
Ci5zenship
Service
Delivery
Prinsip Pelayanan berorientasi Penduduk
6
7. Kebijakan
yang
Efek=f
Aksesibilitas
Penduduk
Komitmen
Pelayanan
=nggi
Pelayanan
terintegrasi
PUBLIC
TRUST
CiAzenship
–
centered
PerspecAve
Kolaborasi
Pelayanan
Publik
Integrasi
Back
Office
System
Database
Nasional
Pelayanan
publik
Pelayanan
Publik
yang
Terintegrasi
NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN dan ADMINISTRASI JAMINAN SOSIAL
Adaptasi
dari
“Leadership
in
Customer
Service
:
Delivering
on
the
Promise”,
Accenture
Unifikasi Program merubah Lanskap Perlindungan
7
9. INTEGRASI
KOMPLEKSITAS
TEKNOLOGI
Sederhana
Tidak
ada
Menyeluruh
Sumber:
Adaptasi
dari
Layne
and
Lee’s
four-‐stage
model
of
e-‐Government
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4
Interaksi
Administrasi
Terpisah
§ Administrasi
terpisah
§ Formulir
dan
kepesertaan
terpisah
§ Tidak
ada
data
exchange
Interaksi
Database
§ Administrasi
terpisah
§ Formulir
dan
kepesertaan
terpisah
§ Data
exchange
kepesertaan
Interaksi
Nomor
Peserta
§ Administrasi
terpisah
dengan
Common
Reference
Number
§ Formulir
dan
kepesertaan
terpisah
§ Tidak
ada
data
exchange
Interaksi
Sistem
§ Administrasi
terintegrasi
§ Formulir
dan
kepesertaan
sama
§ Interaksi
sistem
informasi
Note:
Proses
administrasi
mencakup
proses
akuisisi,
pendaEaran,
perubahan
data,
koleksi
iuran,
inspeksi
dan
pengawasan
Contoh:
Malaysia
Contoh:
Filipina
Contoh:
Korea
Contoh:
Belgia
Benchmarking Joint Operation di Negara Lain
Kompleks
9
10. Sistem
administrasi
kepesertaan
benar
–
benar
terpisah
dan
=dak
ada
interaksi
diantara
kedua
organisasi
Pre
Kondisi:
Law
Enforcement
yang
efek=f
+
1. Sistem
administrasi
sangat
sederhana
dan
=dak
perlu
ada
interaksi
sistem
informasi
2. Masing
–
masing
BPJS
dapat
mengembangkan
sistem
administrasi
dan
sistem
informasi
sesuai
kebutuhannya
3. Dapat
segera
diimplementasikan
-‐
Level 1 – Malaysia
1. Masing
–
masing
BPJS
membangun
infrastruktur
administrasi
kepesertaannya
(SDM,
sistem
informasi,
Kantor
Representasi)
à
Kurang
efisien
2. Peserta
berhubungan
administrasi
dengan
dua
BPJS
(pendaVaran,
perubahan
data,
koleksi
iuran
dan
pengawasan)
3. Masing
–
masing
BPJS
=dak
mengetahui
perbedaan
data
(profil
peserta,
upah
dan
perubahan
data)
di
masing
–
masing
BPJS
10
11. Level 2 – Filipina
CRN*
Sistem
administrasi
kepesertaan
terpisah
namun
seluruh
penyelenggara
jaminan
sosial
memiliki
desain
kartu
+
chip
yang
sama
dan
dilengkapi
dengan
nomor
iden=fikasi
kepesertaan
yang
sama
(CRN)
untuk
seluruh
peserta
di
seluruh
penyelenggara
CRN:
Common
Reference
Number
+
1. Sistem
administrasi
masih
sederhana
dan
hanya
berinteraksi
dalam
hal
kartu
dan
nomor
kepesertaan
yang
menjadi
embrio
Single
IdenIty
Number
2. Indonesia
sudah
memiliki
NIK
(di
Kemendagri)
sebagai
cikal
bakal
penerapan
CRN
3. Pengeluaran
Investasi
utuk
interaksi
nomor
kepesertaan
=dak
terlalu
besar
4. Efisiensi
produksi
kartu
kepesertaan
(1
peserta
hanya
memegang
1
Kartu
Peserta)
-‐
1. Masing
–
masing
BPJS
membangun
infrastruktur
administrasi
kepesertaannya
(SDM,
sistem
informasi,
Kantor
Representasi)
2. Peserta
berhubungan
administrasi
dengan
dua
BPJS
(pendaVaran,
perubahan
data,
koleksi
iuran
dan
pengawasan)
3. Belum
ada
interaksi
pertukaran
data
seihingga
masing
–
masing
BPJS
=dak
mengetahui
perbedaan
data
(upah
dan
perubahan
data)
di
masing
–
masing
BPJS
11
12. Level 3 – Korea
Sistem
administrasi
kepesertaan
terpisah
namun
tersedia
plafform
interaksi
data
yang
menjadi
dasar
implementasi
“one
enforcement
system
gate
”
yang
dilakukan
oleh
Na=onal
Health
Insurance
Corpora=on
+
1. Sistem
administrasi
terpisah
dan
sederhana
2. Memiliki
mekanisme
interaksi
data
dan
database
sharing
di
masing
–
masng
penyelenggara
(profil
peserta,
upah,
pembayaran
iuran)
3. Terdapat
mekanisme
verifikasi
data
di
masing-‐
masing
penyelenggara
untuk
memonitor
kepatuhan
peserta
4. Efisiensi
sistem
enforcement
yang
dipusatkan
di
NHIC
5. Investasi
membangun
interaksi
dan
sharing
database
bersama
=dak
besar
(dapat
menggunakan
NIK)
-‐
1. Masing
–
masing
BPJS
membangun
infrastruktur
administrasi
kepesertaannya
(SDM,
sistem
informasi,
Kantor
Representasi)
Sharing
Database
12
13. Level 4 – Belgia
Sistem
administrasi
kepesertaan
dipusatkan
ke
organisasi
khusus
(pendaVaran,
perubahan
data
dan
bayar
iuran)
untuk
berbagai
organisasi
jaminan
sosial
dan
melayani
“one
stop
data
service”
untuk
pelayan
publik
lain
+
1. Sistem
administrasi
tersentralisasi
dan
sangat
memudahkan
peserta
(dan
penduduk)
2. Memiliki
mekanisme
interaksi
data
yang
terintegrasi
termasuk
sentralisasi
layanan
bayar
iuran
3. Bisnis
proses
layanan
publik
dan
penggunaan
resource
(SDM,
sistem
informasi
dan
kantor
representasi)
sangat
efisien
4. Terdapat
integrasi
sistem
informasi
dengan
layanan
publik
lain
5. Investasi
membangun
interaksi
dan
sharing
database
bersama
=dak
besar
(dapat
menggunakan
NIK)
-‐
1. Membangun
ins=tusi
baru
di
Indonesia
(kecuali
ada
badan
Pemerintah
yang
dapat
diberdayakan,
misal:
Pemda)
2. Menuntut
integrasi
back-‐office
system
yang
sangat
komprehensif
yang
membutuhkan
komitmen
=nggi
dan
memakan
waktu
lama
3. Membutuhkan
investasi
yang
sangat
mahal
4. Memerlukan
masa
transisi
yang
sangat
=nggi
Crossroad
Bank
for
Social
Security
Kependudukan
Jaminan
Sosial
Pajak
Layanan
Publik
Lain
13
15. UU
1945
Pasal
34
ay.
2
Negara
menyelenggarakan
sistem
jaminan
sosial
bagi
seluruh
rakyat
dan
memberdayakan
masyarakat
yang
lemah
dan
=dak
mampu
sesuai
dengan
martabat
kemanusiaan
UU
3/1992
Pasal
3
ay.
2
Se=ap
tenaga
kerja
berhak
atas
jaminan
sosial
tenaga
kerja
UU
13/2003
Pasal
99
ay.
1
Se=ap
pekerja/buruh
dan
keluarganya
berhak
untuk
memperoleh
jaminan
sosial
tenaga
kerja
UU
32/2004
Pasal
22
ay.
h
Pemerintah
Daerah
mempunyai
kewajiban
untuk
mengembangkan
sistem
jaminan
sosial
UU
40/2004
Pasal
22
ay.
h
Sistem
Jaminan
Sosial
Nasional
diselenggarakan
berdasarkan
asas
kemanusiaan,
asas
manfaat
dan
asas
keadilan
sosial
bagi
seluruh
rakyat
Indonesia
UU
11/2009
Pasal
22
ay.
h
Penyelenggaraan
kesejahteraan
sosial
melipu=
jaminan
sosial
Penyelenggaraan
kesejahteraan
sosial
diprioritaskan
kepada
mereka
yang
memiliki
kehidupan
yang
5dak
layak
secara
kemanusiaan
dan
memiliki
kriteria
masalah
sosial
Usulan BPJS Ketenagakerjaan
Implementasi Joint Operation Pelayanan Publik
15
16. Harmonisasi
dan
Penguatan
peranan
Pemda
Cakupan
Perlindungan
untuk
seluruh
rakyat:
§ Membayar
Iuran
§ Menerima
Bantuan
Iuran
Membutuhkan
kombinasi
instrumen
kebijakan
sosial
yang
komprehensif
dan
lintas
Departemen
Sistem
monitoring
dan
evaluasi
yang
efekAf
(termasuk
akurasi
targeAng
PBI)
Sistem
Administrasi
yang
efek=f,
efisien
dan
akurat
Key
Success
Factor
Koordinasi
Kelembagaan
dan
Antar
Ins=tusi
yang
efek=f
Key Success Factor
Implementasi Jaminan Sosial
16
17. Kartu
Jaminan
Sosial
(Ketenagakerjaan
&
Kesehatan)
SIM
Surat
Keterangan
Tidak
Mampu
KTP
NPWP
Kartu
Keluarga
Miskin
Kartu
Pintar
Perlu
ada
integrasi
administrasi
dalam
rangka:
1. Harmonisasi
penomoran
untuk
integrasi
pelayanan
publik
2. Akurasi
data
diantara
berbagai
insiAtusi
pelayan
publik
3. Pemanfaatan
akses
pelayanan
publik
dengan
menggunakan
ID
tunggal
atau
Common
Reference
Number
à
unique
iden5fica5on
key
4. Meminimalkan
potensi
fraud
dalam
pemanfaatan
pelayanan
publik
5. Meminimalkan
biaya
dan
beban
administrasi
Fragmentasi Pelayanan Publik
dan Penerbitan Kartu di Indonesia
17
19. 19
SEMUA
LAYANAN
E-‐SERVICE
BPJS
KETENAGAKERJAAN
MEMANFAATKAN
LAYANAN
DATA
KTP
ELEKTRONIK
)
NOMOR
IDENTITAS
KEPEDUDUKAN
(NIK)
DIJADIKAN
SEBAGAI
NO
PESERTA
BPJSTK
Pemanfaatan Data KTP Elektronik
20. • Dapat
menyimpan
data
personal,
biometric,
dll.
• Data
yang
disimpan
dapat
disesuaikan
dg
kebutuhan
(parameterized)
• Mudah
disimpan
dan
dipergunakan
oleh
pemegang
kartu
• Verifikasi
data
dapat
dilakukan
online
maupun
offline.
Flexibility
• Kekuatan
kartu
tahan
lama:
Terbuat
dari
bahan
plasAk
PVC
• Modul
chip
contact
tahan
s/d
100.000
kali
penggunaan.
•
Data
idenAtas
peserta
di
phisical
kartu
tahan
lama
(tdk
cepat
hilang)
• Proses
pelayanan
peserta
cepat.
Durability
• Reader
dan
EDC
sebagai
media
pembaca
kartu
sudah
banyak
tersedia
di
RS,
Klinik,
ApoAk,
Laboratorium,
Kelurahan
dll
• Kartu
dapat
dipergunakan
sebagai
kartu
discount
atau
loyalty
bekerjasama
dengan
perusahaan
farmasi,
lab,
apoAk
dll.
Acceptability
Solusi Smart Card dalam Pelayanan Publik
22. § Verifikasi, Otentifikasi, Otorisasi
§ Eligibilitas dan ID Portabilitas
IDENTITAS AKSES MULTI KANAL
§ Counter, ATM, Perbankan
§ Integrasi Layanan Publik
AKSES PELAYANAN
§ Klaim, Fasilitas Kesehatan
(RS/Klinik)
§ Co - Branding
§ E – Wallet, e – Toll, Flazz BCA,
Brizzi BRI , eMoney, Tapcash
PERBANKAN
§ Wifi ID
§ Telkomsel, Indosat, XL
TELEKOMUNIKASI
§ Akses Angkutan Publik
§ Alat Pembayaran
TRANSPORTASI
§ Discount & Loyalty
§ Food Benefit
FOOD
AKSES BENEFIT
OPERASIONAL & PELAYANAN
Multi Purpose Card dan
Implementasi Joint Operation Pelayanan Publik
23. Collaborative Digital Ecosystem for
Smart Community
Cross Merchant
Redemption
Services
Consumer Journey
Download Apps - Select Choices of Merchants - Select Coupon - Redeem on retail
Loyalty
Applications
E-Commerce
Services
Merchants/Partners
Dealer, Distribution,
Food, etc
Online (Web & Mobile)
Payment Services
(Prepaid,Debit, CC) )
Micro
Payment
Agency
Mobile Adv. &
Promotion
(M-Coupon)
Community
Database Profiling
Services
BPJS-TK Smart Community
24. Konsep Smart Community
BPJS-‐TK
Smart
Community
Public
TransportaAon
Banks
Healthcare
Fuels
NPWP
&
NIK
(KTP-‐el)
NaAonal
Payment
Gateway
Fasilitas
Umum
Foods
Financing
Property
E-‐Money
Direct
Debit
Financing
Loyalty
Single
IdenAty
T
R
A
N
S
A
K
S
I
25. 25
Keuntungan Pemanfaatan NIK dalam
Administrasi Pelayanan Publik & Jaminan Sosial
1
1. BIAYA, pelayanan lebih
murah:
§ Sistem administrasi terintegrasi
§ Kebutuhan re-encoding
informasi lebih sedikit
(electronic information
exchange)
§ Beban administrasi minimal
2. KUANTITAS, delivery layanan
publik lebih banyak
§ Layanan terintegrasi, tersedia
dimana saja dan kapan saja
sesuai kebutuhan penyedia
layanan dan penduduk
3. KECEPATAN, pelayanan
dapat lebih cepat (less time)
§ Informasi akurat tersedia di
seluruh institusi
§ Eligibilitas penduduk dapat
divalidasi diseluruh institusi
2
3
EFISIENSI EFEKTIVITAS SOSIAL
1. KUALITAS, pelayanan lebih
baik:
§ Layanan publik yang
terintegrasi dapat lebih
komperhensif
2. JENIS LAYANAN,
pemanfaatan data lebih
optimal:
§ Push system, eligibilitas atas
layanan publik dapat lebih
terotomasi
§ Pemanfaatan data personal
penduduk lebih optimal
3. Alokasi anggaran negara
untuk kesejahteraan dapat
lebih terarah
4. KEAMANAN, pemanfaatan
data penduduk dapat lebih
dikendalikan
1. E-Government
§ Re-engineering proses antar
institusi
§ Back office integration untuk
penyediaan layanan publik
§ Integrated & personalized front-
office service
2. MONEV, pelaksanaan
monitoring dan evaluasi
pelayanan publik dengan
database akurat dapat lebih
efektif
3. PERUBAHAN PERILAKU,
penyediaan layanan publik
yang lebih baik akan merubah
perilaku dan budaya
masyarakat
4. FRAUD, meminimalkan kasus
fraud dalam pelayanan publik
26. “Our
ciAzens
are
much
more
important
than
customers..
We
have
to
treat
them
even
bemer
than
we
would
to
customers”
Mats
Sjostrand,
Director
General
–
Swedish
NaAonal
Tax
Agency
11/11/14
26
27. Terima Kasih
Gedung BPJS Ketenagakerjaan
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 79
Jakarta Selatan – 12930
T (021) 520 7797
F (021) 520 2310
www.bpjsketenagakerjaan.go.id