SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
KONSEP PELAYANAN PUBLIK
1. Pengertian Pelayanan Publik
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum
dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari
penyelenggara pelayanan publik, yang kemudian
dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang
menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah
sebagai pelayan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang
tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu :
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif;
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. Keterbukaan;
i. Akuntabilitas;
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok
rentan;
k. Ketepatan waktu; dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa
prinsip pelayanan publik yang baik adalah:
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif.
e. Mudah dan Murah
f. Efektif dan Efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan
2. Membangun Budaya Pelayanan Prima
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan
pelayanan publik yang berkualitas yaitu :
a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk
membangun pelayanan yang berkualitas;
b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan
kebutuhan masyarakat;
c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan
di dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai,
serta menindaklanjuti pengaduan masyarakat;
e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan
keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitas
kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi
dan sarana prasarana; dan
f. Secara berkala melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap kinerja penyelenggara
pelayanan publik.
3. ASN sebagai Pelayan Publik
Untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, pegawai
ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas
pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik
dilakukan dengan memberikan pelayanan atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN,
pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan
pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi
tersebut, pegawai ASN bertugas untuk :
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur
mengenai bagaimana perilaku pelaksana pelayanan
publik, termasuk ASN, dalam menyelenggarakan
pelayanan publik, yaitu :
a. Adil dan tidak diskriminatif;
b. Cermat;
c. Santun dan ramah;
d. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang
berlarut-larut;
e. Profesional;
f. Tidak mempersulit;
g. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
h. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas
institusi penyelenggara;
i. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang
wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
j. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk
menghindari benturan kepentingan;
k. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta
fasilitas pelayanan publik;
l. Tidak memberikan informasi yang salah atau
menyesatkan dalam menanggapi permintaan
informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan
masyarakat;
m. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau
kewenangan yang dimiliki;
n. Sesuai dengan kepantasan; dan
o. Tidak menyimpang dari prosedur.
4. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values
ASN
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB
Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021
tentang Implementasi Core Values dan Employer
Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa
dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah
satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government), Pemerintah telah meluncurkan Core
Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
BERORIENTASI PELAYANAN
1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi
berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:
a. Nilai dasar;
b. Kode etik dan kode perilaku;
c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab
pada pelayanan publik;
d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas;
e. Kualifikasi akademik;
f. Jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas; dan
g. Profesionalitas jabatan
Pedoman mengenai sikap, tingkah laku, perbuatan,
tulisan, dan ucapan ASN dalam melaksanakan tugasnya
dan pergaulan hidup sehari-hari yang merujuk pada kode
etik yaitu :
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
2. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan
Visi Reformasi Birokrasi, sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025,
bahwa pada tahun 2025 akan dicapai pemerintahan
kelas dunia, yang ditandai dengan pelayanan publik
yang prima :
1. BerorientasiPelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
WAWASAN KEBANGSAAN
A. Umum
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia
membuktikan bahwa para pendiri bangsa (founding
fathers) mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan
kelompok atau golongan
B. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan
menjadi Hari Kebangkitan Nasional
Berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal 16
Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang
Bukan Hari Libur.
Melalui keputusan tersebut, Presiden Republik
Indonesia menetapkan beberapa hari yang bersejarah
bagi Nusa dan Bangsa Indonesia sebagai hari-hari
Nasional yang bukan hari-hari libur, antara lain : Hari
Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Mei, Hari
Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, Hari
Angkatan Perang pada tanggal 5 Oktober, Hari
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober, Hari
Pahlawan pada tanggal 10 Nopember, dan Hari Ibu
pada tanggal 22 Desember.
C. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
sistem nasional (national system) yang bersumber dari
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
D. 4 Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
E. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan
1. Bendera, Bendera Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih
2. Bahasa, Bahasa Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang
digunakandi seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3. Lambang Negara, Lambang Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
4. Lagu Kebangsaan, Lagu Kebangsaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya.
NILAI-NILAI BELA NEGARA
A. Umum
Agresi Militer II Belanda yang berhasil meguasai
Ibukota Yogyakarta dan menwawan
Soekarno Hatta tidak meluruhkan semangat
perjuangan Bangsa Indonesia.
B. Sejarah Bela Negara
Tanggal 18 Desember 1948 pukul 23.30, siaran radio
antara dari Jakarta menyebutkan, bahwa besok
paginya Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr. Beel, akan
mengucapkan pidato yang penting. Sementara itu
Jenderal Spoor yang telah berbulan-bulan
mempersiapkan rencana pemusnahan TNI
memberikan instruksi kepada seluruh tentara Belanda
di Jawa dan Sumatera untuk memulai penyerangan
terhadap kubu Republik.
C. Ancaman
Yang dimaksud dengan ancaman pada era reformasi
diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi,
baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik
atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri,
secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau
diduga atau yang sudah nyata dapat membahayakan
tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara
dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya.
D. Kewaspadaan Dini
Kewaspadaan dini sesungguhnya adalah
kewaspadaan setiap warga Negara terhadap setiap
potensi ancaman. Kewaspadaan dini memberikan
daya tangkal dari segala potensi ancaman, termasuk
penyakit menular dan konflik sosial.
H. Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta
tindakan warga negara, baik secara perseorangan
maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman.
F. Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela
Negara meliputi :
a. Cinta tanah air;
b. Sadar berbangsa dan bernegara;
c. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Kemampuan awal bela negara.
G. Pembinaan Kesadaran Bela Negara
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala
usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan
dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan,
dan/atau pelatihan kepada warga negara guna
menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta
menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan
Kesadaran Bela Negara diselenggarakan di lingkup :
pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan.
H. Indikator nilai dasar Bela Negara
1. Indikator cinta tanah air.
2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara.
3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi
Bangsa.
4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
5. Indikator kemampuan awal Bela Negara.
I. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana
tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
A. Umum
Bentuk Negara kesatuan yang disepakati oleh para
pendiri bangsa dan kemudian ditetapkan berdasarkan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga
memiliki makna pentingnya kesatuan dalam sistem
penyelenggaraan Negara.
B. Perspektif Sejarah Negara Indonesia
Konstistusi dan sistem administrasi negara Indonesia
mengalami perubahan sesuai tantangan dan
permasalahan pembangunan negara bangsa yang
dirasakan oleh elite politik dalam suatu masa.
C. Makna Kesatuan dalam Sistem Penyelenggaraan
Negara
Sebagai sebuah negara kesatuan (unitary state),
sudah selayaknya dipahami benar makna “kesatuan”
tersebut. Dengan memahami secara benar makna
kesatuan, diharapkan seluruh komponen bangsa
Indonesia memiliki pandangan, tekat, dan mimpi yang
sama untuk terus mempertahankan dan memperkuat
kesatuan bangsa dan negara. Filosofi dasar persatuan
dan kesatuan bangsa dapat ditemukan pertama kali
dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Dalam
kitab itu ada tulisan berbunyi “BhinnekaTunggal Ika tan
hana dharma mangrwa”, yang berarti “berbeda-beda
tetapi tetap satu, tak ada kebenaran yang mendua”
D. Bentuk Negara Berdasarkan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, pasal 1 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Negara
Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik”.
E. Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan
Bangsa.
Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. Ia
merupakan proses Panjang melalui pembiasan,
pembelajaran dan penghayatan. Untuk tujuan ini
dukungan sosial dan lingkungan demokrasi adalah
mutlak dibutuhkan. Kesatuan bangsa Indonesia yang
kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang
dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan
kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh
dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia
sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang
lama sekali.Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain
seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong.
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia
itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut:
1. Perasaan senasib.
2. Kebangkitan Nasional
3. Sumpah Pemuda
4. Proklamasi Kemerdekaan
F. Prinsip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa.
Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna
persatuan Indonesia apabila dikaji lebih jauh, terdapat
beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita
pahami lalu kita amalkan.
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
4. Prinsip Wawasan Nusantara
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk
Mewujudkan Cita-cita Reformasi.
G. Nasionalisme
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning
and History mendefinisikan nasionalisme sebagai
berikut : Suatu paham yang berpendapat bahwa
kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan pada
negara. Perasaan yang mendalam akan ikatan
terhadap tanah air sebagai tumpah darah.
Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan
negara sendiri.
H. Kebijakan Publik dalam Format Keputusan
dan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (“UU AP”) yang
diberlakukan sejak tanggal 17 Oktober 2014, memuat
perubahan penting dalam penyelenggaran birokrasi
pemerintahan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mengenai jenis produk hukum dalam administrasi
pemerintahan;
b. Pejabat pemerintahan mempunyai hak untuk
diskresi;
c. Memperoleh perlindungan hukum dan jaminan
keamanan dalam menjalankan Tugasnya
I. Landasan Idiil : Pancasila
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan
UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia,
baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi
bangsa.
J. UUD 1945 : Landasan konstitusionil SANKRI
1. Kedudukan UUD 1945, Dari sudut hukum, UUD
1945, merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran lima norma dasar negara (ground
norms)
2. Pembukaan UUD 1945 sebagai Norma Dasar
(Groundnorms), Pembukaan UUD 1945 sebagai
dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD
1945,
K. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU
No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan Penjelasan Umum UU No.5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), dalam
rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana
tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan ASN yang
profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
dan mampu menjalankan peran sebagai perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN
adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
LITERASI DIGITAL
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian
kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada
gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi
penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga
tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat
dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap
harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun
2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat
Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah
secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet.
Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus
dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak
digital setiap warga negara.
KONSEP AKUNTABILITAS
1. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar,
tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang
mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah
sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui
bagaimana cara mencapainya.
Aspek-Aspek Akuntabilitas :
 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
(Accountability is a relationship)
 Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability
is results-oriented)
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
(Accountability requiers reporting)
 Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
(Accountability is meaningless without
consequences)
 Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability
improves performance)
Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang
berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu
kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada
atasannya.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
akuntabilitas personal, akuntabilitas individu,
akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder.
• Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
• Akuntabilitas Individu
• Akuntabilitas Kelompok
• Akuntabilitas Organisasi
• Akuntabilitas Stakeholder
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun
lingkungan kerja yang akuntabel adalah :
1) Kepemimpinan,
2) Transparansi,
3) Integritas,
4) Tanggung Jawab (Responsibilitas),
5) Keadilan,
6) Kepercayaan,
7) Keseimbangan,
8) Kejelasan, Dan
9) Konsistensi.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik
yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran
dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas
program, dan Akuntabilitas kebijakan.
Ketersediaan informasi publik telah memberikan
pengaruh yang besar pada berbagai sektor dan urusan
publik di Indonesia. Salah satu tema penting yang
berkaitan dengan isu ini adalah perwujudan
transparansi tata kelola keterbukaan informasi publik,
dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya
disingkat : KIP).
 Aparat pemerintah dituntut untuk mampu
menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk
publik.
 Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk
memenuhi etika birokrasi yang berfungsi memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik
adalah suatu panduan atau pegangan yang harus
dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokrat untuk
menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
Buruknya sikap aparat sangat berkaitan dengan etika.
 Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu keuangan
(Penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana,
peralatan atau sumber daya aparatur untuk
keuntungan pribadi) dan non-keuangan (Penggunaan
posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri
dan /atau orang lain).
 Untuk membangun budaya antikorupsi di organisasi
pemerintahan, dapat mengadopsi langkah-langkah
yang diperlukan dalam penanganan Konflik
Kepentingan :
a. Penyusunan Kerangka Kebijakan,
b. Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan,
c. Penyusunan Strategi Penangan Konflik
Kepentingan, dan
d. Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk
Menangani Konflik Kepentingan.
TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
 Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian
proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian baru.
 Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap
waktu, sesuai kecenderungan kemampuan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat,
dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu
sendiri.
 Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak
sebagai berikut :
1. Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel :
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efesien.
3. Kompeten :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab
tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis :
a. Menghargai setiap orang apappun latar
belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal :
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan,
insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif :
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan
kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk
menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan bersama.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni
seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk
tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti
hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial
lainnya yang bersifat subyektif.
 Pembangunan Apartur sesuai Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter
birokrasi yang berkelas dunia (world class
bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal,
yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan
tata kelola yang semakin efektif dan efisien
 Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap
relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan
pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan
karakterisktik tersebut meliputi: integritas,
nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT
dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek
penting berkaitan dengan perilaku kompetensi
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun
2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi
meliputi : 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan
dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi
Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural
adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan
prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan
peran, fungsi dan Jabatan.
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan
klasikal dan non-klasikal, baik untuk kompetensi
teknis, manajerial, dan sosial kultural.
4. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS
dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran
bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan
talenta ASN ditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan
pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan pegawai
dalam nine box tersebut.
PERILAKU KOMPETEN
Sesuai hasil uraian dalam bab V, maka berikut di bawah
ini beberapa materi pokok dalam bab ini sebagai berikut:
1. Berkinerja yang BerAkhlak :
• Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
• Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi
sebagai pelayan publik.
• Perilaku etika profesional secara operasional
tunduk pada perilaku BerAkhlak.
2. Meningkatkan kompetensi diri :
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah adalah
keniscayaan.
• Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut
dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori
“net-centric”, merupakan pengembangan berbasis
pada sumber pembelajaran utama dari Internet.
• Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan
konektivitas dalam basis online network.
• Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat
memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja
atau instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain.
• Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal
(networks), yang mengatur diri sendiri dalam
interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan
atau luar organisasi.
3. Membantu Orang Lain Belajar:
• Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau
di kafetaria kantor termasuk morning tea/coffee
sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
• Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN
pembelajar yaitu aktif dalam “pasar pengetahuan”
atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open
Forums).
• Mengambil dan mengembangkan pengetahuan
yang terkandung dalam dokumen kerja seperti
laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia
dapat dengan mudah disimpan dan diambil
(Knowledge Repositories).
• Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan
(Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk
pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian dari pengalamannya atau
pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan
bersumber dari refleksi pengalaman (lessons
learned).
4. Melakukan kerja terbaik:
• Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan
kecenderungan setiap organisasi, baik instansi
pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup
dan berkembang melalui berbagai perubahan
lingkungan dan karya manusia.
• Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan
selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang
menjadi terpenting dalam hidup seseorang.
KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI
INDONESIA
A. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia
Republik Indonesia (RI) adalah negara di Asia
Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada
di antara daratan benua Asia dan Australia, serta
antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama alternatif yang
biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi
mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020,
Indonesia menjadi negara berpenduduk terbesar
keempat di dunia.
B. Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme dan
Persatuan Kebangsaan
Sejarah perjuangan bangsa menunjukkan bahawa
pada masa lalu Modul Harmonis bangsa kita adalah
bangsa yang besar. Pada masa jayanya kepulauan
nusantara pernah berdiri kerajaan besar seperti
Sriwijaya dan Majapahit.
C. Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangsaan
Beberapa aliran besar dalam konsep dan teori
mengenai nasionalisme kebangsaan, yaitu aliran
modernis, aliran primordialis, aliran perenialis, dan
aliran etno.
D. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman
bagi ASN
Dalam konteks kebangsaan, perspektif etnosimbolis
lebih mendekati kenyataan di Indonesia. Sejarah telah
menunjukkan bahwa para pendiri bangsa yang
tergabung dalam BPUPKI, berupaya mencari titik temu
diantara berbagai kutub yang saling berseberangan.
Kebangsaan Indonesia berupaya untuk mencari
persatuan dalam perbedaan. Persatuan menghadirkan
loyalitas baru dan kebaruan dalam bayangan
komunitas politik, kode kode solidaritas, dan institusi
sosial politik.
E. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa
Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai
kenekaragaman bangsa dan budaya, sejarah
pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori
nasionalisme berbangsa, serta potensi dan
tantangannya maka sebagai ASN harus memiliki sikap
dalam menjalankan peran dan fungsi pelayanan
masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan yang
berbeda dari sisi suku, budaya, agama dan lain-lain.
MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM
LINGKUNGAN BEKERJA DAN MEMBERIKAN
LAYANAN KEPADA MASYARAKAT
A. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan
ASN
1. Pengertian Harmonis
Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis
(Harmonious) diartikaan sebagai having a pleasing
mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious
antara lain canorous, euphonic, euphonious,
harmonizing, melodious, musical, symphonic,
symphonious, tuneful. Sedangkan lawan kata dari
harmonious adalah discordant, disharmonious,
dissonant, inharmonious, tuneless, unmelodious,
unmusical.
2. Pentingnya Suasana Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi
berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif
yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak
positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan
efek domino bagi produktivitas, hubungan internal,
dan kinerja secara keseluruhan.
B. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana
Harmonis
1. Pengertian Etika dan kode Etik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan
etika sebagai “the dicipline dealing with what is
good and bad and with moral duty and
obligation”.
2. Etika publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
3. Sumber kode etik ASN antara lain meliputi :
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
b. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai
Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
d. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri
Sipil
e. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS
4. Kode Etik ASN
Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah
bagian dari kode etik dan kode perilaku yang telah
diatur di dalam UU ASN. Berdasarkan pasal 5 UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ada dua belas kode
etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan
disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan
dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan.
5. Perilaku ASN
Penerapan sikap perbertika ilaku yang menunjukkan
ciri-ciri sikap harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk
sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi
stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa
ditunjukkan dengan:
a. Toleransi
b. Empati
c. Keterbukaan terhadap perbedaan.
6. Tata Kelola dan Etika dalam Organisasi
Sebagai pelayan, tentu saja pejabat publik harus
memahami keinginan dan harapan masyarakat yang
harus dilayaninya.
7. Etika ASN sebagai pelayan publik
Seperti telah sering diuraikan, norma etika yang berisi
berbagai Modul Harmonis ketentuan dan kaidah
moralitas memiliki perbedaan dalam sistem sanksi jika
dibandingkan dengan norma hukum
1. Peran ASN
Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya
Harmonis
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus
memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-
an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses
perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa
termasuk pula berbagai macam gerakan gerakan
separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan
perpecahaan dan menjadi ancaman bagi persatuan
bangsa.
2. Budaya Harmonis
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis
tidak mudah. Realita lingkungan selalu mengalami
perubahan sehingga situasi dan kondisi juga
mengikutinya
KONSEP LOYAL
1. Urgensi Loyalitas ASN
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus
2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer
Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa
dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah
satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government), pemerintah telah meluncurkan Core
Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
2. Makna Loyal dan Loyalitas
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa
Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia.
Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi
timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.
3. Loyal dalam Core Values ASN
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB) menyelenggarakan
Peluncuran Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara (ASN), di Kantor Kementerian
PANRB, Jakarta pada hari Selasa tanggal 27 Juli
Tahun 2021. Pada kesempatan tersebut Presiden
Joko Widodo meluncurkan Core Values dan Employer
Branding ASN. Peluncuran ini bertepatan dengan Hari
Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core Values ASN
yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif.
a. Membangun Perilaku Loyal
1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2) Meningkatkan Kesejahteraan
3) Memenuhi Kebutuhan Rohani
4) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5) Melakukan Evaluasi secara Berkala
b. Memantapkan Wawasan Kebangsaan
Tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 aline ke-4 adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Sedangkan kepentingan nasional adalah bagaimana
mencapai tujuan nasional tersebut.
c. Meningkatkan Nasionalisme
Setiap pegawai ASN harus memiliki Nasionalisme dan
Wawasan Kebangsaan yang kuat sebagai wujud
loyalitasnya kepada bangsa dan negara dan mampu
mengaktualisasikannya dalam pelaksanaan fungsi dan
tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta perekat dan pemersatu bangsa
berlandaskan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
PANDUAN PERILAKU LOYAL
1. Panduan Perilaku Loyal
a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, UUD 1945,
Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan
Instansi dan Negara
c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
2. Loyal ASN Melalui Kesadaran Bela Negara
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS
terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan
dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela
Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Pasal 27 Ayat
(3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara :
a) Cinta Tanah Air,
b) Sadar Berbangsa dan Bernegara,
c) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara,
d) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
e) Kemampuan Awal Bela Negara
LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI
PEMERINTAH
1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud
Loyalitas PNS
Di dalam pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa Setiap
calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib
mengucapkan sumpah/janji.
2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan (loyalitas), ketenteraman, keteraturan, dan
ketertiban.
3. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas
PNS
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang ASN
memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa.
4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud
Loyalitas PNS
Kemampuan ASN dalam memahami dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan
kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal
dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan
bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun
sebagai bagian dari anggota masyarakat.
MENGAPA ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang
dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
A. Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis di tingkat global, regional
maupun nasional yang kompleks dan terus berubah
adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek
administrasi publik, proses-proses kebijakan publik
dan penyelenggaraan pemerintahan ke depan
B. Kompetisi di Sektor Publik
Perubahan dalam konteks pembangunan ekonomi
antar negara mendorong adanya pergeseran peta
kekuatan ekonomi, di mana daya saing menjadi salah
satu ukuran kinerja sebuah negara dalam kompetisi
global.
C. Komitmen Mutu
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah melalui kerja ASN di sektornya masing-
masing memerlukan banyak perbaikan dan
penyesuaian dengan berbagai tuntutan pelayanan
terbaik yang diinginkan oleh masyarakat.
D. Perkembangan Teknologi
Variabel yang tidak kalah pentingnya yaitu
perkembangan teknologi seperti artificial intelligence
(AI), Internet of Things (IoT), Big Data, otomasi dan
yang lainnya.
E. Tantangan Praktek Administrasi Publik
Dari seluruh contoh perubahan lingkungan strategis,
maka kita dapat melihat bahwa untuk memastikan
bahwa negara tetap dapat menjalankan fungsinya, dan
pelayanan publik dapat tetap berjalan di tengah-tengah
perubahan ini, maka kemampuan adaptasi menjadi
penting dan menentukan.
MEMAHAMI ADAPTIF
A. Uraian Materi
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk
hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala
perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
B. Kreativitas dan Inovasi
Pada umumnya istilah kreativitas dan inovasi kerap
diidentikkan satu sama lain.
C. Organisasi Adaptif
Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur
dasar yaitu lanskap (landscape), pembelajaran
(learning), dan kepemimpinan (leadership). Unsur
lanskap terkait dengan bagaimana memahami adanya
kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan
lingkungan strategis yang berubah secara konstan.
D. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan
budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan
menerima perubahan, termasuk penyelarasan
organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya,
juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan.
PANDUAN PERILAKU ADAPTIF
A. Uraian Materi
Seorang pemimpin adalah seseorang yang membawa
perubahan adaptif, bukan teknis
1. Hadapi Volatility dengan Vision
2. Hadapi Uncertainty dengan Understanding
3. Hadapi Complexity dengan Clarity
4. Hadapi Ambiguity dengan Agility
B. Perilaku Adaptif Lembaga/Organisasional
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki
kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan
dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan
fleksibel
C. Perilaku Adaptif Individual
Selain berlaku pada lembaga/organisasi, perilaku
adaptif juga berlaku dan dituntut terjadi pada individu.
Individu atau sumber daya manusia (SDM) yang
adaptif dan terampil kian dibutuhkan dunia kerja
ataupun industri yang juga semakin kompetitif
D. Panduan Membangun Organisasi Adaptif
Membangun organisasi adaptif menjadi sebuah
keharusan bagi instansi pemerintah agar dapat
menghasilkan kinerja terbaik dalam memberikan
pelayanan publik.
Untuk membangun sebuah organisasi yang adaptif,
yang dapat terus berkembang dan survive meski
berada di lingkungan yang terus berubah perlu konsep
dan strategi sebagai berikut :
1. Landscape
2. Learning
3. Leadership
ADAPTIF DALAM KONTEKS ORGANISASI
PEMERINTAH
A. Uraian Materi
Tantangan utama saat ini bukanlah teknis, melainkan
'adaptif'. Masalah teknis mudah diidentifikasi,
didefinisikan dengan baik, dan dapat diselesaikan
dengan menerapkan solusi terkenal atau pengetahuan
para ahli.
B. Pemerintahan Yang Adaptif
Pemerintahan adaptif bergantung pada jaringan yang
menghubungkan individu, organisasi, dan lembaga di
berbagai tingkat organisasi (Folke et al, 2005).
C. Pemerintah dalam Pusaran Perubahan yang
Dinamis (Dynamic Governance)
D. Pemerintah Sebagai Organisasi yang Tangguh
Di masa lalu seruan untuk ketahanan (ketangguhan)
adalah undangan tersirat, namun persuasif, untuk
transformasi bebas dari krisis yang melanda.
KONSEP KOLABORASI
Ratner (2012) mengungkapkan terdapat mengungkapkan
tiga tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan
assessment terhadap tata kelola kolaborasi yaitu :
1) Mengidentifikasi Permasalahan Dan Peluang;
2) Merencanakan Aksi Kolaborasi; Dan
3) Mendiskusikan Strategi Untuk Mempengaruhi.
PRAKTIK DAN ASPEK NORMATIF KOLABORASI
PEMERINTAH
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021)
menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada
pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara
entitas publik.
Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang
melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat,
kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan”.
Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan diatur juga mengenai Bantuan
Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan
Administrasi Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan
yang membutuhkan.
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat
memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang meminta dengan syarat :
a. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat
dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang meminta bantuan
b. Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat
dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas
yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan;
c. dalam hal melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
melaksanakannya sendiri;
d. apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan
kegiatan pelayanan publik, Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan membutuhkan surat keterangan dan
berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/atau
e. jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat
dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan fasilitas
yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut.

More Related Content

What's hot

+++Kisi kisi uas 2 pkn
+++Kisi kisi uas 2 pkn+++Kisi kisi uas 2 pkn
+++Kisi kisi uas 2 pkn
HanifOssha
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Rezy Marsellina
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
Bryan Pradinda
 
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas DewantaraPendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Maz Vicarious
 

What's hot (20)

A. MAKNA ALINEA PEMBUKAAN UUD 1945.pptx
A. MAKNA ALINEA PEMBUKAAN UUD 1945.pptxA. MAKNA ALINEA PEMBUKAAN UUD 1945.pptx
A. MAKNA ALINEA PEMBUKAAN UUD 1945.pptx
 
Power point kelas xi
Power point kelas xiPower point kelas xi
Power point kelas xi
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Presentasi Bela Negara
Presentasi Bela NegaraPresentasi Bela Negara
Presentasi Bela Negara
 
Kedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMPKedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMP
 
+++Kisi kisi uas 2 pkn
+++Kisi kisi uas 2 pkn+++Kisi kisi uas 2 pkn
+++Kisi kisi uas 2 pkn
 
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARANILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
 
Pertemuan 5.pdf
Pertemuan 5.pdfPertemuan 5.pdf
Pertemuan 5.pdf
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
 
Harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia dalam perspektif
Harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia dalam perspektifHarmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia dalam perspektif
Harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia dalam perspektif
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
 
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
 
Pembagian kekuasaan di indonesia
Pembagian kekuasaan di indonesiaPembagian kekuasaan di indonesia
Pembagian kekuasaan di indonesia
 
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara   Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas DewantaraPendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
 
Ppt pend. pancasila kel.3
Ppt pend. pancasila kel.3Ppt pend. pancasila kel.3
Ppt pend. pancasila kel.3
 
Bentuk dan Kedaulatan negara
Bentuk dan Kedaulatan negaraBentuk dan Kedaulatan negara
Bentuk dan Kedaulatan negara
 

Similar to RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3K

Resume MODUL ORIENTASI P3K.docx
Resume MODUL ORIENTASI P3K.docxResume MODUL ORIENTASI P3K.docx
Resume MODUL ORIENTASI P3K.docx
malbertscool
 
Senin 23 Mei 2022.docx
Senin 23 Mei 2022.docxSenin 23 Mei 2022.docx
Senin 23 Mei 2022.docx
Leksana1
 

Similar to RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3K (20)

resume jurnal I Gede mooc 2023 terbaru.pdf
resume jurnal I Gede mooc  2023 terbaru.pdfresume jurnal I Gede mooc  2023 terbaru.pdf
resume jurnal I Gede mooc 2023 terbaru.pdf
 
Resume MODUL ORIENTASI P3K.docx
Resume MODUL ORIENTASI P3K.docxResume MODUL ORIENTASI P3K.docx
Resume MODUL ORIENTASI P3K.docx
 
MOOC_PPPK_Massive_Open_Online_Course_Peg.pdf
MOOC_PPPK_Massive_Open_Online_Course_Peg.pdfMOOC_PPPK_Massive_Open_Online_Course_Peg.pdf
MOOC_PPPK_Massive_Open_Online_Course_Peg.pdf
 
MOOC_PPPK_Massive_Open_Online_Course_Peg.pdf
MOOC_PPPK_Massive_Open_Online_Course_Peg.pdfMOOC_PPPK_Massive_Open_Online_Course_Peg.pdf
MOOC_PPPK_Massive_Open_Online_Course_Peg.pdf
 
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdf
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdfJURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdf
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdf
 
Tugas pkn implementasi
Tugas pkn implementasiTugas pkn implementasi
Tugas pkn implementasi
 
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docxLearning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
 
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdfTUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
 
Senin 23 Mei 2022.docx
Senin 23 Mei 2022.docxSenin 23 Mei 2022.docx
Senin 23 Mei 2022.docx
 
RESUME MOOC PPPK.doc
RESUME MOOC PPPK.docRESUME MOOC PPPK.doc
RESUME MOOC PPPK.doc
 
Aktualisasi ganesha
Aktualisasi ganeshaAktualisasi ganesha
Aktualisasi ganesha
 
Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1
 
Korpri, SDM dan Pelayanan Publik
Korpri, SDM dan Pelayanan PublikKorpri, SDM dan Pelayanan Publik
Korpri, SDM dan Pelayanan Publik
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Bab 3 politik dan strategi nasional
Bab 3 politik dan strategi nasionalBab 3 politik dan strategi nasional
Bab 3 politik dan strategi nasional
 
4 jurnal bela negara kepeimpinan pancasila ndh 34
4 jurnal bela negara kepeimpinan pancasila ndh 344 jurnal bela negara kepeimpinan pancasila ndh 34
4 jurnal bela negara kepeimpinan pancasila ndh 34
 
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkriKebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
 
Modul 4 kwn kb 1
Modul 4 kwn kb 1Modul 4 kwn kb 1
Modul 4 kwn kb 1
 
Politik Strategi Nasional
Politik Strategi NasionalPolitik Strategi Nasional
Politik Strategi Nasional
 
Kepegawaian
KepegawaianKepegawaian
Kepegawaian
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 

RESUME MATERI UJIAN MOOCK TAHUN 2024 P3K

  • 1. KONSEP PELAYANAN PUBLIK 1. Pengertian Pelayanan Publik Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari penyelenggara pelayanan publik, yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik. Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu : a. Kepentingan umum; b. Kepastian hukum; c. Kesamaan hak; d. Keseimbangan hak dan kewajiban; e. Keprofesionalan; f. Partisipatif; g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; h. Keterbukaan; i. Akuntabilitas; j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; k. Ketepatan waktu; dan l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik adalah: a. Partisipatif b. Transparan c. Responsif d. Tidak diskriminatif. e. Mudah dan Murah f. Efektif dan Efisien g. Aksesibel h. Akuntabel i. Berkeadilan 2. Membangun Budaya Pelayanan Prima Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas yaitu : a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang berkualitas; b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat; c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan pelayanan publik; d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan masyarakat; e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana; dan f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara pelayanan publik. 3. ASN sebagai Pelayan Publik Untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk : a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur mengenai bagaimana perilaku pelaksana pelayanan publik, termasuk ASN, dalam menyelenggarakan pelayanan publik, yaitu : a. Adil dan tidak diskriminatif; b. Cermat; c. Santun dan ramah; d. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut; e. Profesional; f. Tidak mempersulit; g. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar; h. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara; i. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; j. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan; k. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik; l. Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat; m. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki; n. Sesuai dengan kepantasan; dan o. Tidak menyimpang dari prosedur. 4. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer
  • 2. Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). BERORIENTASI PELAYANAN 1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut: a. Nilai dasar; b. Kode etik dan kode perilaku; c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. Kualifikasi akademik; f. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan g. Profesionalitas jabatan Pedoman mengenai sikap, tingkah laku, perbuatan, tulisan, dan ucapan ASN dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari yang merujuk pada kode etik yaitu : a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti 2. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan Visi Reformasi Birokrasi, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, bahwa pada tahun 2025 akan dicapai pemerintahan kelas dunia, yang ditandai dengan pelayanan publik yang prima : 1. BerorientasiPelayanan 2. Akuntabel 3. Kompeten 4. Harmonis 5. Loyal 6. Adaptif 7. Kolaboratif WAWASAN KEBANGSAAN A. Umum Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia membuktikan bahwa para pendiri bangsa (founding fathers) mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok atau golongan B. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional Berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Melalui keputusan tersebut, Presiden Republik Indonesia menetapkan beberapa hari yang bersejarah bagi Nusa dan Bangsa Indonesia sebagai hari-hari Nasional yang bukan hari-hari libur, antara lain : Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Mei, Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, Hari Angkatan Perang pada tanggal 5 Oktober, Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober, Hari Pahlawan pada tanggal 10 Nopember, dan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. C. Pengertian Wawasan Kebangsaan Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. D. 4 Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara 1. Pancasila 2. Undang-Undang Dasar 1945 3. Bhinneka Tunggal Ika 4. Negara Kesatuan Republik Indonesia E. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan 1. Bendera, Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah Sang Merah Putih 2. Bahasa, Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakandi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 3. Lambang Negara, Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 4. Lagu Kebangsaan, Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya. NILAI-NILAI BELA NEGARA A. Umum Agresi Militer II Belanda yang berhasil meguasai Ibukota Yogyakarta dan menwawan Soekarno Hatta tidak meluruhkan semangat perjuangan Bangsa Indonesia. B. Sejarah Bela Negara Tanggal 18 Desember 1948 pukul 23.30, siaran radio antara dari Jakarta menyebutkan, bahwa besok paginya Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr. Beel, akan mengucapkan pidato yang penting. Sementara itu Jenderal Spoor yang telah berbulan-bulan mempersiapkan rencana pemusnahan TNI
  • 3. memberikan instruksi kepada seluruh tentara Belanda di Jawa dan Sumatera untuk memulai penyerangan terhadap kubu Republik. C. Ancaman Yang dimaksud dengan ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya. D. Kewaspadaan Dini Kewaspadaan dini sesungguhnya adalah kewaspadaan setiap warga Negara terhadap setiap potensi ancaman. Kewaspadaan dini memberikan daya tangkal dari segala potensi ancaman, termasuk penyakit menular dan konflik sosial. H. Pengertian Bela Negara Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. F. Nilai Dasar Bela Negara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi : a. Cinta tanah air; b. Sadar berbangsa dan bernegara; c. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara; d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan e. Kemampuan awal bela negara. G. Pembinaan Kesadaran Bela Negara Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan. H. Indikator nilai dasar Bela Negara 1. Indikator cinta tanah air. 2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara. 3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa. 4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara. 5. Indikator kemampuan awal Bela Negara. I. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA A. Umum Bentuk Negara kesatuan yang disepakati oleh para pendiri bangsa dan kemudian ditetapkan berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memiliki makna pentingnya kesatuan dalam sistem penyelenggaraan Negara. B. Perspektif Sejarah Negara Indonesia Konstistusi dan sistem administrasi negara Indonesia mengalami perubahan sesuai tantangan dan permasalahan pembangunan negara bangsa yang dirasakan oleh elite politik dalam suatu masa. C. Makna Kesatuan dalam Sistem Penyelenggaraan Negara Sebagai sebuah negara kesatuan (unitary state), sudah selayaknya dipahami benar makna “kesatuan” tersebut. Dengan memahami secara benar makna kesatuan, diharapkan seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki pandangan, tekat, dan mimpi yang sama untuk terus mempertahankan dan memperkuat kesatuan bangsa dan negara. Filosofi dasar persatuan dan kesatuan bangsa dapat ditemukan pertama kali dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Dalam kitab itu ada tulisan berbunyi “BhinnekaTunggal Ika tan hana dharma mangrwa”, yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu, tak ada kebenaran yang mendua” D. Bentuk Negara Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”. E. Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. Ia merupakan proses Panjang melalui pembiasan, pembelajaran dan penghayatan. Untuk tujuan ini dukungan sosial dan lingkungan demokrasi adalah mutlak dibutuhkan. Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang
  • 4. lama sekali.Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut: 1. Perasaan senasib. 2. Kebangkitan Nasional 3. Sumpah Pemuda 4. Proklamasi Kemerdekaan F. Prinsip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa. Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita amalkan. 1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika 2. Prinsip Nasionalisme Indonesia 3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab 4. Prinsip Wawasan Nusantara 5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi. G. Nasionalisme Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and History mendefinisikan nasionalisme sebagai berikut : Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan pada negara. Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah. Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. H. Kebijakan Publik dalam Format Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UU AP”) yang diberlakukan sejak tanggal 17 Oktober 2014, memuat perubahan penting dalam penyelenggaran birokrasi pemerintahan diantaranya adalah sebagai berikut : a. Mengenai jenis produk hukum dalam administrasi pemerintahan; b. Pejabat pemerintahan mempunyai hak untuk diskresi; c. Memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam menjalankan Tugasnya I. Landasan Idiil : Pancasila Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. J. UUD 1945 : Landasan konstitusionil SANKRI 1. Kedudukan UUD 1945, Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) 2. Pembukaan UUD 1945 sebagai Norma Dasar (Groundnorms), Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD 1945, K. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Berdasarkan Penjelasan Umum UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan 3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. LITERASI DIGITAL Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara. KONSEP AKUNTABILITAS 1. Pengertian Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Aspek-Aspek Akuntabilitas :  Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)  Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)  Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
  • 5.  Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without consequences)  Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) Pentingnya Akuntabilitas Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. • Akuntabilitas Personal (Personal Accountability) • Akuntabilitas Individu • Akuntabilitas Kelompok • Akuntabilitas Organisasi • Akuntabilitas Stakeholder Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah : 1) Kepemimpinan, 2) Transparansi, 3) Integritas, 4) Tanggung Jawab (Responsibilitas), 5) Keadilan, 6) Kepercayaan, 7) Keseimbangan, 8) Kejelasan, Dan 9) Konsistensi. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan. Ketersediaan informasi publik telah memberikan pengaruh yang besar pada berbagai sektor dan urusan publik di Indonesia. Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini adalah perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disingkat : KIP).  Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.  Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik. Buruknya sikap aparat sangat berkaitan dengan etika.  Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu keuangan (Penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan non-keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan /atau orang lain).  Untuk membangun budaya antikorupsi di organisasi pemerintahan, dapat mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan Konflik Kepentingan : a. Penyusunan Kerangka Kebijakan, b. Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan, c. Penyusunan Strategi Penangan Konflik Kepentingan, dan d. Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk Menangani Konflik Kepentingan. TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS  Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian baru.  Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.  Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut : 1. Berorientasi Pelayanan: a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; c. Melakukan perbaikan tiada henti. 2. Akuntabel : a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi; b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efesien. 3. Kompeten : a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah; b. Membantu orang lain belajar; c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. 4. Harmonis : a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya; b. Suka mendorong orang lain; c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif. 5. Loyal : a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah; b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara; c. Menjaga rahasia jabatan dan negara. 6. Adaptif : a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan; b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas; c. Bertindak proaktif.
  • 6. 7. Kolaboratif : a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi; b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah; c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.  Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien  Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship PENGEMBANGAN KOMPETENSI 1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi : 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan. 3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. 4. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut. PERILAKU KOMPETEN Sesuai hasil uraian dalam bab V, maka berikut di bawah ini beberapa materi pokok dalam bab ini sebagai berikut: 1. Berkinerja yang BerAkhlak : • Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. • Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik. • Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak. 2. Meningkatkan kompetensi diri : • Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan. • Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama dari Internet. • Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network. • Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain. • Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi. 3. Membantu Orang Lain Belajar: • Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan. • Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums). • Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories). • Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk
  • 7. pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian dari pengalamannya atau pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned). 4. Melakukan kerja terbaik: • Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia. • Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang. KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia Republik Indonesia (RI) adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. B. Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme dan Persatuan Kebangsaan Sejarah perjuangan bangsa menunjukkan bahawa pada masa lalu Modul Harmonis bangsa kita adalah bangsa yang besar. Pada masa jayanya kepulauan nusantara pernah berdiri kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit. C. Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangsaan Beberapa aliran besar dalam konsep dan teori mengenai nasionalisme kebangsaan, yaitu aliran modernis, aliran primordialis, aliran perenialis, dan aliran etno. D. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN Dalam konteks kebangsaan, perspektif etnosimbolis lebih mendekati kenyataan di Indonesia. Sejarah telah menunjukkan bahwa para pendiri bangsa yang tergabung dalam BPUPKI, berupaya mencari titik temu diantara berbagai kutub yang saling berseberangan. Kebangsaan Indonesia berupaya untuk mencari persatuan dalam perbedaan. Persatuan menghadirkan loyalitas baru dan kebaruan dalam bayangan komunitas politik, kode kode solidaritas, dan institusi sosial politik. E. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai kenekaragaman bangsa dan budaya, sejarah pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori nasionalisme berbangsa, serta potensi dan tantangannya maka sebagai ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan yang berbeda dari sisi suku, budaya, agama dan lain-lain. MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM LINGKUNGAN BEKERJA DAN MEMBERIKAN LAYANAN KEPADA MASYARAKAT A. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN 1. Pengertian Harmonis Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikaan sebagai having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious antara lain canorous, euphonic, euphonious, harmonizing, melodious, musical, symphonic, symphonious, tuneful. Sedangkan lawan kata dari harmonious adalah discordant, disharmonious, dissonant, inharmonious, tuneless, unmelodious, unmusical. 2. Pentingnya Suasana Harmonis Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. B. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis 1. Pengertian Etika dan kode Etik Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation”. 2. Etika publik Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. 3. Sumber kode etik ASN antara lain meliputi : a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) b. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang d. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil e. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. f. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
  • 8. g. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. h. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS 4. Kode Etik ASN Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian dari kode etik dan kode perilaku yang telah diatur di dalam UU ASN. Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ada dua belas kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu : a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan; f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan. 5. Perilaku ASN Penerapan sikap perbertika ilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan: a. Toleransi b. Empati c. Keterbukaan terhadap perbedaan. 6. Tata Kelola dan Etika dalam Organisasi Sebagai pelayan, tentu saja pejabat publik harus memahami keinginan dan harapan masyarakat yang harus dilayaninya. 7. Etika ASN sebagai pelayan publik Seperti telah sering diuraikan, norma etika yang berisi berbagai Modul Harmonis ketentuan dan kaidah moralitas memiliki perbedaan dalam sistem sanksi jika dibandingkan dengan norma hukum 1. Peran ASN Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia- an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan gerakan separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa. 2. Budaya Harmonis Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya KONSEP LOYAL 1. Urgensi Loyalitas ASN Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). 2. Makna Loyal dan Loyalitas Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. 3. Loyal dalam Core Values ASN Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyelenggarakan Peluncuran Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara (ASN), di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta pada hari Selasa tanggal 27 Juli Tahun 2021. Pada kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo meluncurkan Core Values dan Employer Branding ASN. Peluncuran ini bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. a. Membangun Perilaku Loyal 1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki 2) Meningkatkan Kesejahteraan 3) Memenuhi Kebutuhan Rohani 4) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir 5) Melakukan Evaluasi secara Berkala b. Memantapkan Wawasan Kebangsaan Tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 aline ke-4 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  • 9. Sedangkan kepentingan nasional adalah bagaimana mencapai tujuan nasional tersebut. c. Meningkatkan Nasionalisme Setiap pegawai ASN harus memiliki Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan yang kuat sebagai wujud loyalitasnya kepada bangsa dan negara dan mampu mengaktualisasikannya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. PANDUAN PERILAKU LOYAL 1. Panduan Perilaku Loyal a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara 2. Loyal ASN Melalui Kesadaran Bela Negara Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara : a) Cinta Tanah Air, b) Sadar Berbangsa dan Bernegara, c) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, d) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara e) Kemampuan Awal Bela Negara LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH 1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS Di dalam pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. 2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan (loyalitas), ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. 3. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. 4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat. MENGAPA ADAPTIF Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. A. Perubahan Lingkungan Strategis Lingkungan strategis di tingkat global, regional maupun nasional yang kompleks dan terus berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek administrasi publik, proses-proses kebijakan publik dan penyelenggaraan pemerintahan ke depan B. Kompetisi di Sektor Publik Perubahan dalam konteks pembangunan ekonomi antar negara mendorong adanya pergeseran peta kekuatan ekonomi, di mana daya saing menjadi salah satu ukuran kinerja sebuah negara dalam kompetisi global. C. Komitmen Mutu Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kerja ASN di sektornya masing- masing memerlukan banyak perbaikan dan penyesuaian dengan berbagai tuntutan pelayanan terbaik yang diinginkan oleh masyarakat. D. Perkembangan Teknologi Variabel yang tidak kalah pentingnya yaitu perkembangan teknologi seperti artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Big Data, otomasi dan yang lainnya. E. Tantangan Praktek Administrasi Publik Dari seluruh contoh perubahan lingkungan strategis, maka kita dapat melihat bahwa untuk memastikan bahwa negara tetap dapat menjalankan fungsinya, dan pelayanan publik dapat tetap berjalan di tengah-tengah perubahan ini, maka kemampuan adaptasi menjadi penting dan menentukan. MEMAHAMI ADAPTIF A. Uraian Materi Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. B. Kreativitas dan Inovasi Pada umumnya istilah kreativitas dan inovasi kerap diidentikkan satu sama lain. C. Organisasi Adaptif Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu lanskap (landscape), pembelajaran (learning), dan kepemimpinan (leadership). Unsur lanskap terkait dengan bagaimana memahami adanya kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan strategis yang berubah secara konstan. D. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN
  • 10. Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan. PANDUAN PERILAKU ADAPTIF A. Uraian Materi Seorang pemimpin adalah seseorang yang membawa perubahan adaptif, bukan teknis 1. Hadapi Volatility dengan Vision 2. Hadapi Uncertainty dengan Understanding 3. Hadapi Complexity dengan Clarity 4. Hadapi Ambiguity dengan Agility B. Perilaku Adaptif Lembaga/Organisasional Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel C. Perilaku Adaptif Individual Selain berlaku pada lembaga/organisasi, perilaku adaptif juga berlaku dan dituntut terjadi pada individu. Individu atau sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan terampil kian dibutuhkan dunia kerja ataupun industri yang juga semakin kompetitif D. Panduan Membangun Organisasi Adaptif Membangun organisasi adaptif menjadi sebuah keharusan bagi instansi pemerintah agar dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam memberikan pelayanan publik. Untuk membangun sebuah organisasi yang adaptif, yang dapat terus berkembang dan survive meski berada di lingkungan yang terus berubah perlu konsep dan strategi sebagai berikut : 1. Landscape 2. Learning 3. Leadership ADAPTIF DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH A. Uraian Materi Tantangan utama saat ini bukanlah teknis, melainkan 'adaptif'. Masalah teknis mudah diidentifikasi, didefinisikan dengan baik, dan dapat diselesaikan dengan menerapkan solusi terkenal atau pengetahuan para ahli. B. Pemerintahan Yang Adaptif Pemerintahan adaptif bergantung pada jaringan yang menghubungkan individu, organisasi, dan lembaga di berbagai tingkat organisasi (Folke et al, 2005). C. Pemerintah dalam Pusaran Perubahan yang Dinamis (Dynamic Governance) D. Pemerintah Sebagai Organisasi yang Tangguh Di masa lalu seruan untuk ketahanan (ketangguhan) adalah undangan tersirat, namun persuasif, untuk transformasi bebas dari krisis yang melanda. KONSEP KOLABORASI Ratner (2012) mengungkapkan terdapat mengungkapkan tiga tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi yaitu : 1) Mengidentifikasi Permasalahan Dan Peluang; 2) Merencanakan Aksi Kolaborasi; Dan 3) Mendiskusikan Strategi Untuk Mempengaruhi. PRAKTIK DAN ASPEK NORMATIF KOLABORASI PEMERINTAH Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik. Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar- Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan”. Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta dengan syarat : a. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan b. Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan; c. dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakannya sendiri; d. apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat keterangan dan berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/atau e. jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut.