SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Ilmu Jarh Wa Ta’dil
Ditulis kembali Oleh :
Hamba Allah
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa-
mahasiswi mampu :
Menguasai, Menjelaskan dan Menganalisis
Konsep Imu Jarh wa Ta’dil, Dasar Hukum,
Obyek Pentajrihan, Lafadz yang digunakan,
Teori yang digunakan bila terjadi Ta’arudl
Baina Tajrih wa Ta’dil dan Kitab-kitab Mu’tabar
dalam Ilmu Jarh Wa Ta’dil
Indikator
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa-
mahasiswi diharapkan mampu :
1. menjelaskan Konsep Dasar Jarh Wa Ta’dil
2. menjelaskan Dasar Hukum Jarh Wa Ta’dil
3. menjelaskan Obyek Pentajrihan Perawi
4. menjelaskan Lafadz Jarh Wa Ta’dil
5. Menjelaskan Ta’arudl Baina Tajrih-Ta’dil
1. Konsep Jarh wa Ta’dil
2. Dasar Hukum Jarh wa Ta’dil
3. Obyek Pentajrihan Perawi
4. Lafadz dan Peringkat Jarh wa Ta’dil
5. Ta’arudl Penilaian Ta’dil vs Tajrih
Materi Pokok
‫ا‬ ‫رواياتهم‬ ‫قبول‬ ‫حيث‬ ‫من‬ ‫الرواة‬ ‫احوال‬ ‫في‬ ‫يبحث‬ ‫الذى‬ ‫العلم‬‫و‬
‫ردها‬
‫الجرح‬‫ا‬ ‫يسلب‬ ‫بما‬ ‫الحديث‬ ‫الراوي‬ ‫في‬ ‫الطعن‬ ‫المحدثين‬ ‫عند‬‫يخل‬ ‫و‬
‫ضبطه‬ ‫او‬ ‫بعدالته‬
‫و‬‫التعديل‬‫ا‬ ‫عدل‬ ‫بأنه‬ ‫عليه‬ ‫والحكم‬ ‫الراوي‬ ‫تزكية‬ ‫وهو‬ ‫عكسه‬‫و‬
‫ضابط‬
Jarh : Proses yang dilakukan oleh seorang
kritikus hadis di dalam meneliti dan mengkaji
nilai kualitas intelektual dan kelurusan moral
seorang perawi dengan cara Membuka ‘Aib
dan Kejelekan serta kekurangan yang terdapat
padanya. Keaiban dan Kecacatan yang nampak
pada diri seseorang berakibat pada ditolaknya
hadis yang disampaikan olehnya
Ta’dil adalah pemberian pujian baik oleh
seorang atau beberapa kritikus hadis yang
ditujukan pada seorang penyampai hadis,
sehingga hadis yang diriwayatkan oleh orang
yang dita’dil bisa dijadikan sebagai hadis shohih
Kriteria Ulama Ahli Kritik
al Mutasadidun, yakni suatu kelompok ulama yang
amat ketat dalam meneliti dan teguh memegang
prinsip-prinsip verifikasi jarh wa ta’dil
al Mutawasithun, yakni kelompok yang agak
moderat, tidak kaku dan longgar di dalam
menggunakan persyaratan hadis-hadis shahih
al Mutasahilun, yaitu suatu kelompok ulama yang
agak longgar di dalam menerapkan prinsip-prinsip
yang berkenaan dengan syarat-syarat penerimaan
hadis shahih
Persyaratan Ahli Kritik Perawi
1. Harus memiliki keahlian dalam Ulumul Hadis
2. Harus tahu hal-hal yang mencacatkan Rawi
3. Memiliki pengetahuan yang luas dalam Qaidah
dan Ushul al Hadis
4. Memiliki Integritas Keilmuan dan Ketaqwaan
5. Mencukupkan diri dalam mengkritik Perawi
6. Harus melakukan Rihlah dan penelitian Rawi
7. Memiliki reputasi yang luas dalam bidang
Ilmu Jarh Wa Ta’dil
8. Menjauhi sikap Ta’ashub (Fanatik Mazhab)
DASAR HUKUM
• Surat al Hujurat ayat 6 berikut ini :
•‫يأيها‬‫تصي‬ ‫أن‬ ‫فتبينوا‬ ‫بنباء‬ ‫فاسق‬ ‫جاءكم‬ ‫إن‬ ‫امنوا‬ ‫الذين‬‫قوما‬ ‫بوا‬
‫نادمين‬ ‫فعلتم‬ ‫ما‬ ‫على‬ ‫فتصبحوا‬ ‫بجهالة‬(‫الحجرات‬:6)
• artinya ;”Hai orang-orang yang beriman jika
datang kepadamu orang fasiq membawa suatu
berita maka periksalah dengan teliti agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu (al Hujurat :6).
•
•‫فرج‬ ‫رجلين‬ ‫يكونا‬ ‫لم‬ ‫فإن‬ ‫رجالكم‬ ‫من‬ ‫شهيدين‬ ‫واستشهدوا‬‫ل‬
‫ترضون‬ ‫ممن‬ ‫وامراتان‬‫من‬‫فتذكر‬ ‫إهداهما‬ ‫تضل‬ ‫أن‬ ‫الشهداء‬
‫األخرى‬ ‫إحداهما‬(‫البقرة‬:282)
• artinya :”Dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki (diantaramu) jika
tidak ada dua orang lelaki maka (boleh) seorang
lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridlai supaya jika seorang lupa maka
seorang lagi mengingatkannya ( Q.S al Baqarah
:282).
Obyek / Ruang Lingkup Jarh Ta’dil
Bid’ah.
Pelaku bid’ah dikategorikan dalam dua hal : yang
berakibat pada Kekafiran dan Kefasikan. Ada
yang melakukan bid’ah untuk amalannya sendiri
dan ada pula yang dia sebarkan kepada orang
lain.
Mukhalafah
Mukhalafah
Maksudnya adalah Seorang perawi yang
meriwayatkan sebuah hadis dan apa yang
diriwayatkannya itu bertentangan dengan
mayoritas umum periwayatan perawi yang lebih
Tsiqah darinya. Ada dua kemungkinan hadisya
menjadi Hadis Syadz atau menjadi Hadis
Matruk.
Ghalat
Ghalath
Maksudnya Kualitas hafalan seorang perawi
yang tidak pasti kevalidannya. Kadang sering
mengalami kekeliruan dalam hafalan dan
kadangkala hanya sedikit saja kesalahan
hafalannya. Ada kekeliruan hafalan yag bisa
merusak ma’na al- Hadis ada juga kekeliruan
periwayatan tapi tidak sampai merusak ma’na al
Hadis
Jahalatul Hal
Jahalatul Hal
Maksudnya adalah Ketidakjelasan Identitas atau
Keadaan si Perawi, baik menyangkut keserupaan
nama, ketidakjelasan nama, penggunaan laqab
dan kuniyah yang tidak pada tempatnya atau
karena adanya kesulitan memastikan identitas si
Perawi
Da’wa al ‘Inqitha’
Da’wa al ‘Inqitha’
Maksudnya adalah sebuah periwayatan hadis
yang diduga dalam hadis tersebut terdapat
keterputusan sanad atau ketidaksambungan
antar perawinya. Baik bisa dipastikan
keterputusan sanad karena sudah diketahui
identitas perawinya atau masih berupa dugaan
berdasarkan penggunaan Lafadz dalam proses
Tahammulu Wa ‘Ada’ul Hadisnya
Tingkatan Lafadh Ta’dil
Tingkatan Pertama ialah ta’dil dengan
menggunakan ‘ibarah atau ungkapan yang
menunjukkan Mubalaghah dalam menta’dil
dengan menggunakan sighat Af’al at Tafdlil dan
sebangsanya
‫اوثق‬ ‫فالن‬‫الناس‬
‫اثبت‬ ‫فالن‬‫الناس‬
‫الثقة‬ ‫في‬ ‫المنتهى‬ ‫إليه‬
Tingkatan Kedua, cirinya perawi diberi gelar
dengan kalimah yang bermakna Adil dan Dhabit
akan tetapi tidak menggunakan sighat Af’al at
Tafdlil. Sighat yang digunakan adalah pemberian
sifat adil dan dhabit dengan disertai adanya
Taukid baik Taukid Lafdhiy maupun Taukid
Ma’nawiy.
‫ثقة‬ ‫فالن‬‫ثقة‬
‫ثقة‬‫ضابط‬
‫حجة‬ ‫حافظ‬ ‫ثقة‬
Tingkatan Ketiga ini mengindikasikan adanya
sifat kecerdasan akal berupa kuat dan kokohnya
hafalan seorang perawi akan tetapi tidak
tergambar pada lafaz tersebut adanya sifat adil
yang harus terdapat pada seorang perawi
Tsiqah.
‫فالن‬‫ضابط‬
‫فالن‬‫حافظ‬
‫متقن‬ ‫فالن‬
Tingkatan Keempat adalah Lafaz-lafaz yang
menggunakan sighat dan memberi pengertian
seorang perawi tersebut adalah Adil, akan tetapi
tidak mengindikasikan adanya sifat
dlabit/cerdas pada diri sang perawi tersebut.
‫فالن‬‫صدوق‬
‫فالن‬‫مأمون‬
‫بأس‬ ‫ال‬ ‫فالن‬‫به‬
‫بأس‬ ‫به‬ ‫ليس‬ ‫فالن‬
Tingkatan Kelima adalah Lafaz ta’dil dengan
yang memberi pengertian bahwa Perawinya
adalah seorang yang adil akan tetapi tidak
dhabit. Maksudnya adalah seorang perawi yang
dari segi moral berkualitas baik akan tetapi dari
segi kecerdasan intelektual kurang memadai.
‫محله‬ ‫فالن‬‫الصدق‬
‫رووا‬ ‫فالن‬‫عنه‬
‫فالن‬‫وسط‬
‫الحديث‬ ‫جيد‬ ‫فالن‬
Martabat Keenam ini adalah ta’dil dengan
menggunakan lafaz-lafaz yang memberi
pengertian perawi adalah seorang yang Adil
akan tetapi kualitas keadilannya tidak
meyakinkan. Artinya Keadilanya tidak sampai
pada derajat yang menjadikannya sebagai
seorang perawi yang bisa diterima hadisnya.
‫صدوق‬ ‫فالن‬‫إنشأهللا‬
‫البأس‬ ‫أن‬ ‫ارجوا‬‫به‬
‫صويلح‬
‫مقبول‬
KETENTUAN HUKUM
Kesimpulan :
Perawi yang di Ta’dil dengan lafaz yang berada di
peringkat 1 - 4 hadisnya Diterima sebagai hadis
shahih / hasan.
Akan tetapi bagi perawi yang di ta’dil dengan lafaz
pada peringkat ke 5-6 hadisnya tdk langsung
diterima juga tidak langsung ditolak, akan tetapi
harus dilakukan penelitian lebih lanjut melalui
metode al I’tibar ( Hadis Syawahid dan Hadis
Mutabi’ )
Tingkatan Lafadh Tajrih
Tingkatan Pertama dari lafaz tajrih dengan
menggunakan ibarah yang menunjukkan
Mubalaghah dalam mentajrih yaitu dengan
menggunakan sighat Af’al at Tafdlil dan
sebangsanya.
‫اكذب‬ ‫فالن‬‫الناس‬
‫اوضع‬ ‫فالن‬‫الناس‬
‫الوضع‬ ‫في‬ ‫المنتهى‬ ‫إليه‬
Tingkatan Kedua adalah lafaz tajrih dengan
menggunakan ibarah yang menunjukkan
mubalaghah juga akan tetapi dengan
menggunakan lafaz-lafaz di bawah lafaz-lafaz
tingkat pertama.
‫هو‬‫كذاب‬
‫هو‬‫وضاع‬
‫دجال‬ ‫هو‬
Tingkatan Ketiga ini adalah lafaz-lafaz tajrih
dengan menggunakan lafaz-lafaz yang memberi
pengertian perawi adalah seorang yang
tertuduh dusta atau memalsukan hadis, seorang
yang diabaikan hadisnya atau yang ditinggalkan
hadisnya.
‫متهم‬ ‫فالن‬‫بالكذب‬
‫با‬ ‫متهم‬ ‫فالن‬‫للوضع‬
‫الحديث‬ ‫متروك‬ ‫فالن‬
Tingkatan Keempat ini adalah tajrih dengan
menggunakan lafaz-lafaz yang memberi
pengertian bahwa perawi bahwa perawi adalah
seorang yang sangat lemah kualitasnya sehingga
ulama melakukan penolakan terhadap hadisnya.
‫القوا‬ ‫فالن‬‫حديثه‬
‫مطروخ‬ ‫فالن‬‫الحديث‬
‫حديثه‬ ‫ردوا‬ ‫فالن‬
Tingkatan Kelima ini adalah lafaz-lafaz
yang oleh para ulama dipandang sebagai
hadis yang berkualitas rendah dan kacau
hafalannya dan sebagainya.
‫يحتج‬ ‫ال‬ ‫فالن‬‫به‬
‫فالن‬‫واه‬
‫الحديث‬ ‫منكر‬ ‫فالن‬
Tingkatan Keenam adalah Tingkatan atau
martabah yang lafaz-lafaz nya dipandang
sebagai hadis yang berkualitas rendah atau dhaif
tanpa menyebutkan letak atau sebab kedhaifan
hadis tersebut.
‫فيه‬ ‫فالن‬‫ضعيف‬
‫حديثه‬ ‫في‬ ‫فالن‬‫ضعف‬
‫يعرف‬ ‫و‬ ‫ينكر‬ ‫فالن‬
KETENTUAN HUKUM
Kesimpulan :
Perawi yang di Tajrih dengan lafaz yang berada
di peringkat 1 - 4 hadisnya langsung Ditolak
sebagai hadis.
Sedangkan bagi perawi yang di tajrih dengan
lafaz pada peringkat ke 5-6 hadisnya tdk
langsung ditolak, akan tetapi harus dilakukan
penelitian lebih lanjut melalui metode al I’tibar
( Hadis Syawahid dan Hadis Mutabi’ )
TA’ARUDL PENILAIAN
Jika terjadi penilaian yang berbeda
dalam menilai Kecacatan dan
Keadilan perawi, maka penilaian
manakah yang lebih didahulukan?
Bila ada seorang kritikus menilai
tercela (jarh) terhadap kualitas pribadi
seorang perawi tertentu, sementara
itu pada saat yang sama sang perawi
justru di puji (ta’dil) oleh kritikus yang
lainnya , maka yang dianggap benar
adalah kritikan yang berupa celaan
(jarh)
maksudnya adalah jika terdapat seorang kritikus
hadis menilai jarh atau mencela kualitas seorang
perawi sementara oleh ahli kritik yang lainnya
sang perawi justru dipuji atau dita’dil, maka yang
dianggap benar adalah pendapat yang memuji
atau menta’dil sang perawi, sehingga dengan
demikian hadis orang yang diperselisihkan
kualitas perawi sanadnya maka yang dianggap
valid adalah penilaian yang bersifat memuji
Bila terjadi perbedaan pendapat dalam
mengkritik dan memuji seorang
perawi, maka yang dimenangkan
adalah penilaian yang berisi pujian
kecuali jika kritikan itu disertai
penjelasan yang terperinci tentang
alasan-alasan kritikan tersebut
Jika Ulama Pengkritik yang mengemukakan
ketercelaan perawi itu adalah termasuk orang
yang dla’if, maka kritikannya terhadap orang
yang Tsiqah tidak dapat diterima.
Tidak mungkin orang yang lemah kualitas
keadilannya dianggap kredibel menilai perawi
yang kualitas keadilannya lebih baik.
Kritikan atau Penilaian negatif pada seorang
perawi yang belum jelas identitasnya akan
ditolak kecuali sudah bisa dipastikan bahwa
perawi yang dinilai itu tidak salah sasaran.
Sebab perawi seringkali dikenal tidak
berdasarkan namanya sendiri melainkan
berdasarkan nama Laqab, Kuniyah atau sebutan
yang populer baginya
• maksudnya adalah penilaian yang bersifat ketercelaan
terhadap seorang perawi jika itu adalah disebabkan oleh
adanya bentuk permusuhan dan pertikaian yang terjadi
diantara kedua perawi dan ahli kritik tersebut, maka
penilaian itu tidak bisa diperhitungkan sebagai kritik yang
valid.
• Dengan alasan bahwa hasil kritikan yang demikian ini
pastilah tidak didasarkan pada suatu kejujuran ilmiah dari
para pengkritiknya. Kebencian dan permusuhan yang
meliputi suasana hati sang pengkritik dan sang perawi tidak
akan bisa memunculkan suatu penilain yang bersifat
obyektif dan penuh raa tanggungjawab baik tanggungjawab
secara ilmiah amaupun yang bersifat keagamaan.

More Related Content

What's hot

Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Azzahra Azzahra
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Erta Erta
 
9.8.2012 hadis riwayah
9.8.2012   hadis riwayah9.8.2012   hadis riwayah
9.8.2012 hadis riwayahAngah Rahim
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahMarhamah Saleh
 
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul HaditsRijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul Haditsade orreo
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’Angah Rahim
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifYunus Muzakki
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5NavenAbsurd
 
ppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuUsmawatidewi
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Nurul Fajriyah
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyasholihiyyah
 
Beberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besar
Beberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besarBeberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besar
Beberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besarAmeliansep Ahmad
 
1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsarFakhri Cool
 

What's hot (20)

Metodologi tafsir
Metodologi tafsirMetodologi tafsir
Metodologi tafsir
 
Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
 
9.8.2012 hadis riwayah
9.8.2012   hadis riwayah9.8.2012   hadis riwayah
9.8.2012 hadis riwayah
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
pembagian hadits -- ulumul hadits
pembagian hadits  -- ulumul haditspembagian hadits  -- ulumul hadits
pembagian hadits -- ulumul hadits
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul HaditsRijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaif
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
ppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmu
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
 
Beberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besar
Beberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besarBeberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besar
Beberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besar
 
Ilmu ilmu hadis
Ilmu ilmu hadisIlmu ilmu hadis
Ilmu ilmu hadis
 
Presentasi Fiqh 1
Presentasi Fiqh 1Presentasi Fiqh 1
Presentasi Fiqh 1
 
1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar
 

Similar to Pertemuan ke-13: ilmu Jarh wa Ta'dil

Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).pptKlasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).pptFaizakbar251
 
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)DeniKesuma1
 
Hadis dha
Hadis dhaHadis dha
Hadis dhajaafarz
 
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMAT
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMATDAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMAT
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMATprimagraphology consulting
 
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling BertentanganJika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling BertentanganSuedi Ahmad
 
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikanQurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikanTatik Suwartinah
 
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitasQurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitasTatik Suwartinah
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahYorgie August
 
PPT SYARAT HADITS SHAHIH.pptx
PPT SYARAT HADITS SHAHIH.pptxPPT SYARAT HADITS SHAHIH.pptx
PPT SYARAT HADITS SHAHIH.pptxanqitamyizah
 

Similar to Pertemuan ke-13: ilmu Jarh wa Ta'dil (20)

Tugas ulumul hadits
Tugas ulumul haditsTugas ulumul hadits
Tugas ulumul hadits
 
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).pptKlasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
 
Hadist Dhaif - Ulumul Hadis
Hadist Dhaif - Ulumul HadisHadist Dhaif - Ulumul Hadis
Hadist Dhaif - Ulumul Hadis
 
pengantar studi islam
pengantar studi islampengantar studi islam
pengantar studi islam
 
keshahihan Hadits
keshahihan Haditskeshahihan Hadits
keshahihan Hadits
 
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
 
Hadis dha
Hadis dhaHadis dha
Hadis dha
 
HADITS
HADITSHADITS
HADITS
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMAT
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMATDAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMAT
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMAT
 
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling BertentanganJika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
 
studi hadits
studi haditsstudi hadits
studi hadits
 
Hadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoifHadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoif
 
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikanQurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
 
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitasQurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
 
"91 Faedah Hadith"
"91 Faedah Hadith""91 Faedah Hadith"
"91 Faedah Hadith"
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyah
 
تخريج الحديث
تخريج الحديثتخريج الحديث
تخريج الحديث
 
PPT SYARAT HADITS SHAHIH.pptx
PPT SYARAT HADITS SHAHIH.pptxPPT SYARAT HADITS SHAHIH.pptx
PPT SYARAT HADITS SHAHIH.pptx
 
Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009
 

Recently uploaded

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

Pertemuan ke-13: ilmu Jarh wa Ta'dil

  • 1. Ilmu Jarh Wa Ta’dil Ditulis kembali Oleh : Hamba Allah
  • 2. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa- mahasiswi mampu : Menguasai, Menjelaskan dan Menganalisis Konsep Imu Jarh wa Ta’dil, Dasar Hukum, Obyek Pentajrihan, Lafadz yang digunakan, Teori yang digunakan bila terjadi Ta’arudl Baina Tajrih wa Ta’dil dan Kitab-kitab Mu’tabar dalam Ilmu Jarh Wa Ta’dil
  • 3. Indikator Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa- mahasiswi diharapkan mampu : 1. menjelaskan Konsep Dasar Jarh Wa Ta’dil 2. menjelaskan Dasar Hukum Jarh Wa Ta’dil 3. menjelaskan Obyek Pentajrihan Perawi 4. menjelaskan Lafadz Jarh Wa Ta’dil 5. Menjelaskan Ta’arudl Baina Tajrih-Ta’dil
  • 4. 1. Konsep Jarh wa Ta’dil 2. Dasar Hukum Jarh wa Ta’dil 3. Obyek Pentajrihan Perawi 4. Lafadz dan Peringkat Jarh wa Ta’dil 5. Ta’arudl Penilaian Ta’dil vs Tajrih Materi Pokok
  • 5. ‫ا‬ ‫رواياتهم‬ ‫قبول‬ ‫حيث‬ ‫من‬ ‫الرواة‬ ‫احوال‬ ‫في‬ ‫يبحث‬ ‫الذى‬ ‫العلم‬‫و‬ ‫ردها‬ ‫الجرح‬‫ا‬ ‫يسلب‬ ‫بما‬ ‫الحديث‬ ‫الراوي‬ ‫في‬ ‫الطعن‬ ‫المحدثين‬ ‫عند‬‫يخل‬ ‫و‬ ‫ضبطه‬ ‫او‬ ‫بعدالته‬ ‫و‬‫التعديل‬‫ا‬ ‫عدل‬ ‫بأنه‬ ‫عليه‬ ‫والحكم‬ ‫الراوي‬ ‫تزكية‬ ‫وهو‬ ‫عكسه‬‫و‬ ‫ضابط‬
  • 6. Jarh : Proses yang dilakukan oleh seorang kritikus hadis di dalam meneliti dan mengkaji nilai kualitas intelektual dan kelurusan moral seorang perawi dengan cara Membuka ‘Aib dan Kejelekan serta kekurangan yang terdapat padanya. Keaiban dan Kecacatan yang nampak pada diri seseorang berakibat pada ditolaknya hadis yang disampaikan olehnya
  • 7. Ta’dil adalah pemberian pujian baik oleh seorang atau beberapa kritikus hadis yang ditujukan pada seorang penyampai hadis, sehingga hadis yang diriwayatkan oleh orang yang dita’dil bisa dijadikan sebagai hadis shohih
  • 8. Kriteria Ulama Ahli Kritik al Mutasadidun, yakni suatu kelompok ulama yang amat ketat dalam meneliti dan teguh memegang prinsip-prinsip verifikasi jarh wa ta’dil al Mutawasithun, yakni kelompok yang agak moderat, tidak kaku dan longgar di dalam menggunakan persyaratan hadis-hadis shahih al Mutasahilun, yaitu suatu kelompok ulama yang agak longgar di dalam menerapkan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan syarat-syarat penerimaan hadis shahih
  • 9. Persyaratan Ahli Kritik Perawi 1. Harus memiliki keahlian dalam Ulumul Hadis 2. Harus tahu hal-hal yang mencacatkan Rawi 3. Memiliki pengetahuan yang luas dalam Qaidah dan Ushul al Hadis 4. Memiliki Integritas Keilmuan dan Ketaqwaan 5. Mencukupkan diri dalam mengkritik Perawi 6. Harus melakukan Rihlah dan penelitian Rawi 7. Memiliki reputasi yang luas dalam bidang Ilmu Jarh Wa Ta’dil 8. Menjauhi sikap Ta’ashub (Fanatik Mazhab)
  • 10. DASAR HUKUM • Surat al Hujurat ayat 6 berikut ini : •‫يأيها‬‫تصي‬ ‫أن‬ ‫فتبينوا‬ ‫بنباء‬ ‫فاسق‬ ‫جاءكم‬ ‫إن‬ ‫امنوا‬ ‫الذين‬‫قوما‬ ‫بوا‬ ‫نادمين‬ ‫فعلتم‬ ‫ما‬ ‫على‬ ‫فتصبحوا‬ ‫بجهالة‬(‫الحجرات‬:6) • artinya ;”Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (al Hujurat :6).
  • 11. • •‫فرج‬ ‫رجلين‬ ‫يكونا‬ ‫لم‬ ‫فإن‬ ‫رجالكم‬ ‫من‬ ‫شهيدين‬ ‫واستشهدوا‬‫ل‬ ‫ترضون‬ ‫ممن‬ ‫وامراتان‬‫من‬‫فتذكر‬ ‫إهداهما‬ ‫تضل‬ ‫أن‬ ‫الشهداء‬ ‫األخرى‬ ‫إحداهما‬(‫البقرة‬:282) • artinya :”Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (diantaramu) jika tidak ada dua orang lelaki maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridlai supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya ( Q.S al Baqarah :282).
  • 12. Obyek / Ruang Lingkup Jarh Ta’dil Bid’ah. Pelaku bid’ah dikategorikan dalam dua hal : yang berakibat pada Kekafiran dan Kefasikan. Ada yang melakukan bid’ah untuk amalannya sendiri dan ada pula yang dia sebarkan kepada orang lain.
  • 13. Mukhalafah Mukhalafah Maksudnya adalah Seorang perawi yang meriwayatkan sebuah hadis dan apa yang diriwayatkannya itu bertentangan dengan mayoritas umum periwayatan perawi yang lebih Tsiqah darinya. Ada dua kemungkinan hadisya menjadi Hadis Syadz atau menjadi Hadis Matruk.
  • 14. Ghalat Ghalath Maksudnya Kualitas hafalan seorang perawi yang tidak pasti kevalidannya. Kadang sering mengalami kekeliruan dalam hafalan dan kadangkala hanya sedikit saja kesalahan hafalannya. Ada kekeliruan hafalan yag bisa merusak ma’na al- Hadis ada juga kekeliruan periwayatan tapi tidak sampai merusak ma’na al Hadis
  • 15. Jahalatul Hal Jahalatul Hal Maksudnya adalah Ketidakjelasan Identitas atau Keadaan si Perawi, baik menyangkut keserupaan nama, ketidakjelasan nama, penggunaan laqab dan kuniyah yang tidak pada tempatnya atau karena adanya kesulitan memastikan identitas si Perawi
  • 16. Da’wa al ‘Inqitha’ Da’wa al ‘Inqitha’ Maksudnya adalah sebuah periwayatan hadis yang diduga dalam hadis tersebut terdapat keterputusan sanad atau ketidaksambungan antar perawinya. Baik bisa dipastikan keterputusan sanad karena sudah diketahui identitas perawinya atau masih berupa dugaan berdasarkan penggunaan Lafadz dalam proses Tahammulu Wa ‘Ada’ul Hadisnya
  • 17. Tingkatan Lafadh Ta’dil Tingkatan Pertama ialah ta’dil dengan menggunakan ‘ibarah atau ungkapan yang menunjukkan Mubalaghah dalam menta’dil dengan menggunakan sighat Af’al at Tafdlil dan sebangsanya ‫اوثق‬ ‫فالن‬‫الناس‬ ‫اثبت‬ ‫فالن‬‫الناس‬ ‫الثقة‬ ‫في‬ ‫المنتهى‬ ‫إليه‬
  • 18. Tingkatan Kedua, cirinya perawi diberi gelar dengan kalimah yang bermakna Adil dan Dhabit akan tetapi tidak menggunakan sighat Af’al at Tafdlil. Sighat yang digunakan adalah pemberian sifat adil dan dhabit dengan disertai adanya Taukid baik Taukid Lafdhiy maupun Taukid Ma’nawiy. ‫ثقة‬ ‫فالن‬‫ثقة‬ ‫ثقة‬‫ضابط‬ ‫حجة‬ ‫حافظ‬ ‫ثقة‬
  • 19. Tingkatan Ketiga ini mengindikasikan adanya sifat kecerdasan akal berupa kuat dan kokohnya hafalan seorang perawi akan tetapi tidak tergambar pada lafaz tersebut adanya sifat adil yang harus terdapat pada seorang perawi Tsiqah. ‫فالن‬‫ضابط‬ ‫فالن‬‫حافظ‬ ‫متقن‬ ‫فالن‬
  • 20. Tingkatan Keempat adalah Lafaz-lafaz yang menggunakan sighat dan memberi pengertian seorang perawi tersebut adalah Adil, akan tetapi tidak mengindikasikan adanya sifat dlabit/cerdas pada diri sang perawi tersebut. ‫فالن‬‫صدوق‬ ‫فالن‬‫مأمون‬ ‫بأس‬ ‫ال‬ ‫فالن‬‫به‬ ‫بأس‬ ‫به‬ ‫ليس‬ ‫فالن‬
  • 21. Tingkatan Kelima adalah Lafaz ta’dil dengan yang memberi pengertian bahwa Perawinya adalah seorang yang adil akan tetapi tidak dhabit. Maksudnya adalah seorang perawi yang dari segi moral berkualitas baik akan tetapi dari segi kecerdasan intelektual kurang memadai. ‫محله‬ ‫فالن‬‫الصدق‬ ‫رووا‬ ‫فالن‬‫عنه‬ ‫فالن‬‫وسط‬ ‫الحديث‬ ‫جيد‬ ‫فالن‬
  • 22. Martabat Keenam ini adalah ta’dil dengan menggunakan lafaz-lafaz yang memberi pengertian perawi adalah seorang yang Adil akan tetapi kualitas keadilannya tidak meyakinkan. Artinya Keadilanya tidak sampai pada derajat yang menjadikannya sebagai seorang perawi yang bisa diterima hadisnya. ‫صدوق‬ ‫فالن‬‫إنشأهللا‬ ‫البأس‬ ‫أن‬ ‫ارجوا‬‫به‬ ‫صويلح‬ ‫مقبول‬
  • 23. KETENTUAN HUKUM Kesimpulan : Perawi yang di Ta’dil dengan lafaz yang berada di peringkat 1 - 4 hadisnya Diterima sebagai hadis shahih / hasan. Akan tetapi bagi perawi yang di ta’dil dengan lafaz pada peringkat ke 5-6 hadisnya tdk langsung diterima juga tidak langsung ditolak, akan tetapi harus dilakukan penelitian lebih lanjut melalui metode al I’tibar ( Hadis Syawahid dan Hadis Mutabi’ )
  • 24. Tingkatan Lafadh Tajrih Tingkatan Pertama dari lafaz tajrih dengan menggunakan ibarah yang menunjukkan Mubalaghah dalam mentajrih yaitu dengan menggunakan sighat Af’al at Tafdlil dan sebangsanya. ‫اكذب‬ ‫فالن‬‫الناس‬ ‫اوضع‬ ‫فالن‬‫الناس‬ ‫الوضع‬ ‫في‬ ‫المنتهى‬ ‫إليه‬
  • 25. Tingkatan Kedua adalah lafaz tajrih dengan menggunakan ibarah yang menunjukkan mubalaghah juga akan tetapi dengan menggunakan lafaz-lafaz di bawah lafaz-lafaz tingkat pertama. ‫هو‬‫كذاب‬ ‫هو‬‫وضاع‬ ‫دجال‬ ‫هو‬
  • 26. Tingkatan Ketiga ini adalah lafaz-lafaz tajrih dengan menggunakan lafaz-lafaz yang memberi pengertian perawi adalah seorang yang tertuduh dusta atau memalsukan hadis, seorang yang diabaikan hadisnya atau yang ditinggalkan hadisnya. ‫متهم‬ ‫فالن‬‫بالكذب‬ ‫با‬ ‫متهم‬ ‫فالن‬‫للوضع‬ ‫الحديث‬ ‫متروك‬ ‫فالن‬
  • 27. Tingkatan Keempat ini adalah tajrih dengan menggunakan lafaz-lafaz yang memberi pengertian bahwa perawi bahwa perawi adalah seorang yang sangat lemah kualitasnya sehingga ulama melakukan penolakan terhadap hadisnya. ‫القوا‬ ‫فالن‬‫حديثه‬ ‫مطروخ‬ ‫فالن‬‫الحديث‬ ‫حديثه‬ ‫ردوا‬ ‫فالن‬
  • 28. Tingkatan Kelima ini adalah lafaz-lafaz yang oleh para ulama dipandang sebagai hadis yang berkualitas rendah dan kacau hafalannya dan sebagainya. ‫يحتج‬ ‫ال‬ ‫فالن‬‫به‬ ‫فالن‬‫واه‬ ‫الحديث‬ ‫منكر‬ ‫فالن‬
  • 29. Tingkatan Keenam adalah Tingkatan atau martabah yang lafaz-lafaz nya dipandang sebagai hadis yang berkualitas rendah atau dhaif tanpa menyebutkan letak atau sebab kedhaifan hadis tersebut. ‫فيه‬ ‫فالن‬‫ضعيف‬ ‫حديثه‬ ‫في‬ ‫فالن‬‫ضعف‬ ‫يعرف‬ ‫و‬ ‫ينكر‬ ‫فالن‬
  • 30. KETENTUAN HUKUM Kesimpulan : Perawi yang di Tajrih dengan lafaz yang berada di peringkat 1 - 4 hadisnya langsung Ditolak sebagai hadis. Sedangkan bagi perawi yang di tajrih dengan lafaz pada peringkat ke 5-6 hadisnya tdk langsung ditolak, akan tetapi harus dilakukan penelitian lebih lanjut melalui metode al I’tibar ( Hadis Syawahid dan Hadis Mutabi’ )
  • 31. TA’ARUDL PENILAIAN Jika terjadi penilaian yang berbeda dalam menilai Kecacatan dan Keadilan perawi, maka penilaian manakah yang lebih didahulukan?
  • 32. Bila ada seorang kritikus menilai tercela (jarh) terhadap kualitas pribadi seorang perawi tertentu, sementara itu pada saat yang sama sang perawi justru di puji (ta’dil) oleh kritikus yang lainnya , maka yang dianggap benar adalah kritikan yang berupa celaan (jarh)
  • 33. maksudnya adalah jika terdapat seorang kritikus hadis menilai jarh atau mencela kualitas seorang perawi sementara oleh ahli kritik yang lainnya sang perawi justru dipuji atau dita’dil, maka yang dianggap benar adalah pendapat yang memuji atau menta’dil sang perawi, sehingga dengan demikian hadis orang yang diperselisihkan kualitas perawi sanadnya maka yang dianggap valid adalah penilaian yang bersifat memuji
  • 34. Bila terjadi perbedaan pendapat dalam mengkritik dan memuji seorang perawi, maka yang dimenangkan adalah penilaian yang berisi pujian kecuali jika kritikan itu disertai penjelasan yang terperinci tentang alasan-alasan kritikan tersebut
  • 35. Jika Ulama Pengkritik yang mengemukakan ketercelaan perawi itu adalah termasuk orang yang dla’if, maka kritikannya terhadap orang yang Tsiqah tidak dapat diterima. Tidak mungkin orang yang lemah kualitas keadilannya dianggap kredibel menilai perawi yang kualitas keadilannya lebih baik.
  • 36. Kritikan atau Penilaian negatif pada seorang perawi yang belum jelas identitasnya akan ditolak kecuali sudah bisa dipastikan bahwa perawi yang dinilai itu tidak salah sasaran. Sebab perawi seringkali dikenal tidak berdasarkan namanya sendiri melainkan berdasarkan nama Laqab, Kuniyah atau sebutan yang populer baginya
  • 37. • maksudnya adalah penilaian yang bersifat ketercelaan terhadap seorang perawi jika itu adalah disebabkan oleh adanya bentuk permusuhan dan pertikaian yang terjadi diantara kedua perawi dan ahli kritik tersebut, maka penilaian itu tidak bisa diperhitungkan sebagai kritik yang valid. • Dengan alasan bahwa hasil kritikan yang demikian ini pastilah tidak didasarkan pada suatu kejujuran ilmiah dari para pengkritiknya. Kebencian dan permusuhan yang meliputi suasana hati sang pengkritik dan sang perawi tidak akan bisa memunculkan suatu penilain yang bersifat obyektif dan penuh raa tanggungjawab baik tanggungjawab secara ilmiah amaupun yang bersifat keagamaan.