Beberapa pandangan aliran yang membahas tentang dosa besar
1. nizhami1101@gmail.com
BEBERAPA PANDANGAN ALIRAN YANG MEMBAHAS
TENTANG DOSA BESAR, IMAN DAN KUFUR DALAM
ILMU KALAM
1. Pelaku Dosa Besar
A. Menurut Aliran Khawarij
Pada umumnya aliran Khawarij bersifat Extreme dalam memutuskan persoalan Ilmu Kalam. Tak
heran jika aliran ini memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam pelaku dosa besar men-
statuskan orang-orang tersebut sebagai kafir dan musryik.
Berikut beberapa sub-sekte Khawarij :
a. Azariqah, merupakan sub-sekte Khawarij yang sangat Extreme, mereka memandang bahwa siapa
saja yang yang tidak mau bergabung dengan barisan mereka atau tidak sepaham dengan mereka
menggolongkan orang-orang tersebut sebagi kafir ataupun musryik.
b. Najdah, sub-sekte ini menganggap musyrik kepada siapapun yang secara terus menerus
mengerjakan dosa kecil. Seperti halnya dengan dosa besar jika tidak dilakukan secara terus
menerus maka pelakunya tidak dipandang musyrik, tetapi hanya kafir
c. An Najdah, sama halnya dengan Najdah orang yang berdosa besar menjadi kafir dan kekal di
dalam neraka hanyalah muslim yang tidak sepaham dengan golongannya. Adapun untuk
pengikutnya sendiri, akan mendapatkan siksaan di neraka jika melakukan dosa besar, namun
tidak kekal didalamnya
d. Al-Muhakimat, sub-sekte ini berpendapat bahwa orang bebuat dosa besar, berbuat zina,
membunuh manusia tanpa sebab dan jelas, dan dosa dosa besar lainnya akan menyebabkan
pelakunya telah keluar dari islam (kafir). Namun tidak kekal di dalam neraka
e. As-Surfiah, Sub-sekte ini berpendapat bahwa, Dosa yang sanksinya di dunia, seperti membunuh
dan berzina tidak di pandang kafir. Sedangkan Untuk dosa seperti meninggalkan sholat, puasa
dan rukun Islam dan Iman lainnya dianggap pelakunya sebagai kafir.
B. Menurut Aliran Murji’ah
Mu’rijah membagi bahwa pelaku dosa besar menjadi dua yaitu : Ekstrim dan Moderat.Mu’rijah
ekstrim berpedapat bahwa pelaku dosa besar tidak akan masuk neraka. Sedangkan Mu’rijah moderat
berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah kafir. Meskipun disiksa di neraka mereka tidak akan
kekal didalamnya, dan lama berapa mereka di neraka tergantung dari dosa yang dilakukannya.
2. nizhami1101@gmail.com
C. Menurut Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah tidak memnentukan status dan predikat yang pasti bagi pelaku dosa besar,
apakah ia mukmin atau kafir. Setiap pelaku dosa besar menurut aliran Mu’tazilah berada di posisi
tengah dimana itu tergantung dari pelaku itu sendiri. Jika pelaku meninggal dunia dan belum sempat
untuk bertobat, maka ia akan dimasukan ke dalam neraka selama-lamanya. Walaupun siksaan yang di
terima lebih ringan dibandingkan dengan siksaan orang-orang kafir.
D. Menurut Aliran Asy-ariyah
Menurut aliran ini pelaku dosa besar tidak dianggap kafir, karena mereka masih tetap beriman
akan tetapi jika dosa besar tersebut dianggap oleh pelaku sebagai salah satu hal yang di bolehkan dan
tidak meyakini keharamannya, maka ia akan dipandang kafir. Adapun balasan di akhirat untuk pelaku
dosa besarnya, ialah tergantung dari kebijakan Tuhan yang Maha Mutlak.
E. Aliran Maturidiyah
Aliran ini beranggapan bahwa pelaku yang melakukan dosa besar tidaklah di sebut sebagai kafir,
tapi tetap disebut sebagai mukmin karena keimanan dalam dirinya. Adapun balasan untuk pelaku
dosa besarnya ialah tergantung sepenuhnya dari Tuhan. Jika Tuhan menghendaki pelaku dosa besar
diampuni, maka ia akan masuk nereka walau tidak kekal didalamnya. Sedangkan pelaku dosa besar
yang kekal di dalam neraka adalah pelaku yang melakukan dosa syirik.
F. Aliran Syi’ah Zaidiyah
Memandang bahwa pelaku dosa besar akan kekal di dalam nereka. Jika pelakunya tidak bertaubat
sebelum ajalnya datang.
2. Iman dan Kufur
A. Aliran Khawarij
Aliran Khawarij menetapkan dosa hanya satu yaitu dosa besar. Dalam pandangan Khawarij,
orang yang mengerjakan segala perintah kewajiban agama juga merupakan satu bagian dari
keimanan. Siapapun yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah dan mengakui Muhammad
SAW sebagi Rasul-Nya, tetapi ia tidak melakukan kewajiban agama dan malah melakukan perbuatan
dosa maka ia dipandang kafir.
B. Aliran Murji’ah
Muriji’ah membagi lagi sub-sekte menjadi dua yaitu ekstrim dan moderate. Muriji’ah ekstrim
berpadangan bahwa keimanan seseorang terletak didalam kalbu. Segala ucapan dan perbuatan
seseorang yang menyimpang dari kaidah islam tidak berarti menggeser atau merusak keimanannya,
bahkan keimanannya masih sempurna dalam pandangan Tuhan.
Sementara Muriji’ah moderate, beranggapan bahwa pelaku dosa besar tidaklah kafir. Meskipun
disiksa didalam neraka tapi mereka tidak kekal didalamnya dan tergantung pada dosa yang
dilakukannya.
3. nizhami1101@gmail.com
C. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah sepakat bahwa perbuatan merupakan suatu unsur terpentinga dalam konsep
iman. Aspek penting lainnya dalam Mu’tazilah tentang iman adalah apa yang mereka identifikasikan
sebagai ma’rifah (pengetahuan dan akal). Menurut Mu’tazilah segala pengetahuan dapat diperoleh
dari perantara akal dan pemikiran yang mendalam. Iman adalah tashdiq di dalam hati, ikrar denan
lisan dibuktikan dengan perbuatan manusia dengan iman, karena itu keimanan seseorang ditentukan
pula oleh amal perbuatannya.
D. Aliran Asy’ariyah
Aliran ini menjelaskan bahwa iman secara essensial adalah tashdiq bil al janan (membenarkan
dengan kalbu. Sedangkan qawl dengan lisan dan melakukan berbagai kewajiban utama (amal bil
arkan) hanya merupakan furu’(cabang-cabang) iman. Oleh sebab itu ke-Esaan Allah dengan kalbunya
dan juga membenarkan utusan-utusan-Nya beserta apa ynag mereka bawa dari-Nya, iman secara ini
merupakan shahih.
E. Aliran Maturidiyah
Maturidiyah mengembangkan pendapat berbeda. Al-Bazdawi menyatakan bahwa iman tidak
dapat berkurang, tetapi bisa bertambah dengan adanya ibadah-ibadah yang dilakukannya. Al-Bazdawi
menegeaskan bahwa hal tersebut dengan membuat analogi bahwa ibadah-ibadah yang dilakukan
berfungsi sebagai bayangan dari iman. Jika bayangan itu hilang, essensi yang digambarkan oleh
bayangan tersebut itu tidak akan berkurang. Sebaliknya, dengan kehadiran bayangan-bayangan
(ibadah) itu, iman justru menjadi bertambah.
KESIMPULAN
Jadi penulis berkesimpulan bahwa aliran-aliran tersebut mempunyai padangan berbeda tentang
pelaku dosa besar maupun keimanan seseorang dalam ber-Agama. Khawarij mempunyai pandangan
Extreme dalam memutuskan perkara keimanan seseorang dalam kalam. Aliran Murji’ah beranggapan
bahwa memandang keimanan seseorang tidak bisa dilihat dari sebelah pihak dan tergantung dari
keimanan pelaku tersebut. Sedangkan menurut Mu’tazilah status dan predikat pelaku tersebut
tergantung dari posisi dimana dia hendak meletakkan dirinya.
Dan aliran Asy’ariyah beranggapan bahwa Tuhanlah penentu mukmin atau tidak nya seseorang,
karena Tuhanlah yang Maha tahu lagi mengetahui.