SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Laporan Kasus
Hipertensi Pada
Wanita 57 Tahun
dr. Grace Abigaelni Harefa
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SS
Usia : 57 tahun 5 bulan 10 hari
Alamat : Nanggulan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status
Menikah
: Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan
: SMP
Berat Badan : 63 kg
Tinggi Badan : 146 cm
ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis dengan pasien di poli umum pada tanggal 19 September 2023
pukul 08:20 WIB
Keluhan utama : pasien datang dengan keluhan kepala pusing sejak 1 hari yang lalu
Keluhan Tambahan : badan pegal-pegal dan ingin melakukan control rutin tekanan darah
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke poli umum Puskesmas Sidorejo Kidul, datang dengan keluhan kepala pusing sejak 1 hari
yang lalu. Pasien mengatakan kontrol rutin tekanan darah setiap 1 bulan sekali. Keluhan saat ini tidak
ada, namun pasien mengatakan badan terasa pegal-pegal. Keluhan mual, muntah, nyeri dada, sesak
nafas tidak ada. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien sudah rutin mengkonsumsi amlodipine sejak 3
tahun terakhir setiap hari. Pasien tidak pernah mengalami bengkak pada kaki, nyeri dada dan sesak
nafas. Selama mengkonsumsi obat darah tinggi pasien tidak ada keluhan.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak + 3 tahun yang lalu. Riwayat DM (-), penyakit jantung (-),
stroke (-), TB (-), asam urat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat hipertensi pada ayah pasien (+), Dm (-), penyakit jantung (-), stroke (-)
Riwayat Pribadi dan Sosial:
Pasien merupakan ibu rumah tangga, pekerjaan sehari-hari pasien yaitu beraktivitas dirumah. Pasien
rutin berobat dan kontrol ke puskesmas. Riwayat merokok (-), minum minuman beralkohol (-)
Riwayat Alergi : -
Riwayat Pola makan : Pasien makan 3-4 kali sehari, menu makan kadang bervariasi, Pasien
mengatakan suka makan-makanan yang gurih, asin dan manis
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Kepala : normocephali
Mata : konj. anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : normotia, liang telinga lapang (+/+)
Hidung : septum deviasi (-)
Mulut : mukosa hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar KGB
Paru :
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : vokal fremitus sama kanan dan kiri
- Perkursi : sonor
- Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum: Tampak sakit ringan
Tekanan darah : 149/91 mmHg
Nadi : 91 x/menit, reguler, teraba kuat
Suhu : 36,50C
Pernapasan: 20 x/menit, reguler
SpO2 : 99% RA
Status Gizi :
BB = 63 kg TB = 146 cm
IMT : 29,5 (overweight)
Pemeriksaan Sistem
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung :
- Inspeksi : ictus kordis tidak nampak
- Palpasi : teraba ictus cordis di ICS V linea midclav
dextra
- Perkursi : tidak dilakukan
- Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
- Inspeksi : cembung
- Palpasi : nyeri tekan (-)
- Perkursi : timpani
- Auskultasi : bising usus (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik,
edema ekstremitas bawah (-/-)
Kulit : sawo matang, pertumbuhan kulit
merata, pigmentasi (-), kulit tampak lembap,
turgor kulit baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS KERJA
Hipertensi Grade 1
TATAKSANA
Farmakologis
Non-Farmakologis
• R/ Amlodipine 5 mg tab No. XXX
S 1 dd tab 1
-----------------------------------------------
• R/ Vitamin B komplek tab No. X
S 1 dd tab 1
• Paracetamol 500 mg tablet No X
S 3 dd tab 1
-----------------------------------------------
• Edukasi pasien bahwa pengobatan hipertensi
merupakan pengobatan jangka panjang.
• Modifikasi gaya hidup (pasien diedukasi untuk
menurunkan berat badan, kurangi konsumsi garam,
dan meningkatkan aktivitas fisik).
• Edukasi untuk kontrol tekanan darah setiap bulan.
• Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi apabila
tekanan darah tidak terkontrol, misalnya gagal
jantung, gagal ginjal, stroke
DASAR DIAGNOSA
Dari hasil anamnesis didapatkan informasi mengenai identitas seorang pasien
wanita usia 57 tahun dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah yang
tinggi yakni 149/91mmHg, tekanan darah tinggi mulai muncul saat usia kurang lebih 54
tahun. Dari hasil pemeriksaan BB 63 kg, TB 146 cm dengan IMT 29,5. Saat ini pasien
dirumah mengkonsumi obat tekanan darah tinggi Amlodipine 5 mg sejak kurang lebih tiga
tahun yang lalu.
DAFTAR MASALAH
BB = 63 kg
TB = 146 cm
IMT : 29,5 (obesitas)
Tekanan darah :
149/91 mmHg
HIPERTENSI OBESITAS
TINJAUAN PUSTAKA
Masalah 1 :
HIPERTENSI
Suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg, dan/atau diastolik ≥90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab kematian dini secara global
DEFINISI
KLASIFIKASI
Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi
dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-104.
EPIDEMIOLOGI
World Health Organization. Hypertension. [homepage on the internet]. WHO 2023; Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension. [homepage on the internet].
In StatPearls Publishing 2023; Badan Pusat Statistik. Prevalensi Tekanan Darah Tinggi Menurut Provinsi 2013-2018. Available from
:https://www.bps.go.id/indicator/30/1480/1/prevalensi-tekanan-darah-tinggi-menurut-provinsi.html
Diperkirakan 46% orang dewasa penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka mengidap
penyakit tersebut.
Prevalensi hipertensi di Indonesia 34,1% (Badan Pusat Statistik, 2018)
Sebanyak 1,28 miliar orang dewasa (usia 30-79 tahun) di seluruh dunia menderita hipertensi (sebagian
besar tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah).
Di Indonesia estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka
kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. (Riskesdas 2018)
Laporan Riset Keshatan Daerah, 2018. Gambar tersedia di: https://www.kompas.id/baca/opini/2021/05/19/hipertensi-pembunuh-senyap-di-nadi-kita.
• Jumlah estimasi penderita
hipertensi berusia >15 th
tahun 2021 sebanyak
8.700.512 orang (30,4 %
dari seluruh penduduk
berusia >15 tahun.
• Kasus tertinggi  Kota
Semarang
• Kasus terendah 
Grobokan
World Health Organization. Hypertension. [homepage on the internet]. WHO 2023
FAKTOR RISIKO
Pola makanan yang tidak sehat (konsumsi garam berlebihan, tinggi lemak jenuh & lemak
trans, rendahnya asupan buah & sayur), kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan alkohol,
obesitas.
Riwayat hipertensi dalam keluarga, usia di atas 65 tahun, dan penyakit penyerta seperti
diabetes atau penyakit ginjal.
Dapat dimodifikasi
Tidak dapat dimodifikasi
ETIOLOGI
• Hipertensi primer/essensial  hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
• Hipertensi sekunder  hipertensi yang diketahui penyebabnya dan dapat diterapi dengan intervensi
spesifik sesuai penyebabnya, seperti obstruktif sleep apnea, penyakit parenkim ginjal, renovaskular,
endokrin, koarktasio aorta.
• Hipertensi pada kehamilan
The Eight Joint National Commitee. Evidence based guideline for the management of high blood pressure in adults-Report from the panel members appointed to the eight joint national commitee. 2014
Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa.
Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/43/gejala-hipertensi
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anamnesis Riwayat
dan Faktor Risiko
Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-104; Menkes RI.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana
hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
Anamnesis Riwayat
dan Faktor Risiko
Anamnesis mengenai kecurigaan atau hipertensi sekunder: riwayat penyakit ginjal, perubahan fisik, kelemahan otot (palpitasi,
keringat berlebih, tremor), tidur tidak teratur, mengorok, mengantuk di siang hari, gejala hipo atau hipertiroidisme, Riwayat
konsumsi obat yang dapat menaikkan tekanan dara.
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-104; Menkes RI.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana
hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
Pemeriksaan Fisik
Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran
tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
Pengukuran TB dan BB, TTV, lingkar perut, serta tanda/gejala deteksi dini komplikasi kerusakan organ
target akibat hipertensi.
Pemeriksaan Tanda dan Gejala
Hipertensi Primer Hipertensi Sekunder
• Pemeriksaan neurologis dan status kognitif
• Funduskopi untuk hipertensi retinopati
• Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi jantung
• Palpasi dan auskultasi arteri karotis
• Palpasi arteri perifer
• Perbandingan TD pada kedua lengan atas kanan dan kiri
• Pemeriksaan ABI
• Inspeksi kulit (café-au-lait patches pada neurofibromatosis)
• Palpasi ginjal pada pembesaran ginjal karena penyakit ginjal
polikistik
• Auskultasi murmur atau bruit pada jantung dan arteri renalis
• Tanda dan gejala yang mengarah adanya koarktasio aorta, atau
hipertensi renovascular
• Tanda atau penyakit Cushing’s atau akromegali
• Tanpa penyakit tiroid
Pendekatan Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-104.
Penapisan dan diagnosis hipertensi:
TATALAKSANA
a. Pembatasan Konsumsi garam
• Natrium ditemukan pada: MSG, makanan olahan, dan makanan kaleng (yang diawetkan)
• Rekomendasi konsumsi natrium: <2 gram per hari (setara 5-6 gram garam dapur atau 3 sendok MSG)
• ½ sendok the NaCl (2,5 g)  ½ sendok the MSG (2,0 g) dapat mengurangi konsumsi natrium sekitar 37%.
• Pembatasan konsumsi natrium disesuaikan dengan kondisi klinis pasien (contoh, hiponatremia)
b. Perubahan Pola Makan
• Komsumsi diet seimbang: sayuran dengan berbagai variasi kacang, buah segar, produk susu rendah
lemak, gandum utuh, beras yang tidak di sosoh berlebihan, ikan laut, dan asam lemak tak jenuh (minyak
zaitun, minyak ikan), serta membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh.
• Rekomendasi diet untuk pasien hipertensi: DASH (Dietary Approches to Stop Hypertension)
• Pola diet DASH: diet kaya akan sayuran, buah-buahan, produk susu rendah lemak (susu skim), unggas,
ikan, berbagai macam variasi kacang, dan minyak sayur nontropis (minyak zaitun), serta kaya akan kalium,
magnesium, kalsium, protein, dan serat.
1. Nutrisi
Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran
tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
NON FARMAKOLOGIS
a. Penurunan Berat Badan dan Menjaga Berat Badan Ideal
Tujuan pengendalian BB: mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2), target BB ideal (IMT 18,5-22,9 kg/m2), serta
lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan.
b. Berhenti merokok
2. Kebiasaan
3. Latihan fisik dan olahraga teratur
• Mengurangi TD sistolik dan diastolik sebesar 5-7 mmHg
• Latihan fisik: aerobik atau latihan beban, dan latihan kelenturan
• Latihan fisik dimulai dengan pemanasan, diakhiri pendingingan, 5-10 menit.
• Latihan aerobik: 5-7x/minggu, intensitas sedang (40-59% heart rate reserve), durasi 30-60 menit
• Latihan beban (sebaga tambahan): 2-3x/minggu dengan intensitas yang sesuai.
• Latihan kelenturan: ≥2-3x/minggu, intensitas yang nyaman, ditahan selama 10-30 detik, 2-4x repetisi untuk
tiap gerakan.
Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
Edukasi Tatalaksana Non-Farmakologi
Kemenkes RI. Cegah hipertensi dengan CERDIK. 2019. Tersedia di: https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/cegah-hipertensi-dengan-cerdik
FARMAKOLOGIS
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/waspadai-komplikasi-akibat-hipertensi
Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
Faktor risiko utama kejadian penyakit ginjal
kronik dan progresifitas, karena berhubungan
dengan laju filtrasi glomerulus yang ↓, ↑
albuminuria, kerusakan organ yang dimediasi
hipertensi.
1. Stroke Hemoragik dan Perdarahan
Subaranoid
Pe↑ TD menyebabkan perluasan hematoma,
perdarahan berulang, dan edema  me↑
mortalitas & kecacatan.
2. Stroke Iskemik
• Pasien yang diberi trombolisis, TD harus
segera diturunkan.
• Pasien yang tidak dapat trombolisis dan
terdapat komorbid, TD harus diturunkan
segera mungkin.
• Pasien yang tidak dapat trombolisis dan
tidak ditemukan komorbid, jika TD
>220/120 mmHg, maka diturunkan
sebesar 15-20% dalam 24 jam pertama
awitan stroke.
Hipertensi yang tidak terkontrol menyebabkan
kerusakan mikrosirkulasi retina.
PROGNOSIS
Adanya kerusakan organ target, terutama jantung
dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis
pada pasien hipertensi.
Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran
tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
Masalah 2 :
peningkatan berat badan
melebihi batas kebutuhan
skeletal dan fisik sebagai
akibat dari akumulasi
lemak berlebihan dalam
tubuh
merupakan penimbunan
lemak yang berlebihan di
seluruh jaringan tubuh
secara merata yang
mengakibatkan gangguan
kesehatan dan
menimbulkan berbagai
penyakit seperti diabetes,
tekanan darah tinggi,
serangan jantung yang
dapat menyebabkan
kematian
OBESITAS WHO
The Relationship of Obesity with Incidence of Hypertension Stage 1 at Integrated
Coaching Post of Non-Communicable Disease (Posbindu PTM) Port Health Office of
Bandung in 2016
● Jurnal epidemiologi Indonesia vol 1, No. 2, juli 2017
Edukasi :
● Berdasarkan analisis cox regresi, responden
yang obesitas (IMT e”25) memiliki risiko
sebesar 1,681 kali untuk menderita hipertensi
derajat 1 dibandingkan yang tidak obesitas
setelah dikontrol variabel umur, riwayat
hipertensi keluarga dan aktivitas fisik.
● Pengoptimalan Posbindu PTM, meningkatkan
peran serta masyarakat dan mengaplikasikan
perilaku GERMAS diharapkan dapat
mengendalikan obesitas dan hipertensi.
Masukan :
● Mengingat tingginya prevalensi hipertensi, maka perlunya mengoptimalkan kegiatan Posbindu PTM
dengan rutin dilaksanakan sebulan sekali atau minimal setahun 2 kali (maksimal tiap pelaksanaan
berjarak 1 bulan) sebagai salah satu upaya pencegahan dan pengendalian PTM khususnya hipertensi.
● Selain itu mengingat tingginya proporsi obesitas, berdasarkan hasil penelitian ini (The Relationship of
Obesity with Incidence of Hypertension Stage 1 at Integrated Coaching Post of Non-Communicable
Disease (Posbindu PTM) Port Health Office of Bandung in 2016) obesitas dapat dikendalikan, sehingga
perlu peningkatan upaya promosi kesehatan meliputi ditambahkannya penyuluhan dan konseling gizi
serta aktivitas olahraga bersama (senam) dalam kegiatan posbindu tersebut
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to HIPERTENSI OBESITAS

PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptxPPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptxssuser6a7917
 
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdfPPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdfSitiAulia39
 
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtivahomeworkping4
 
Pertemuan IX_ DIET HIPERTENSI
Pertemuan IX_ DIET HIPERTENSIPertemuan IX_ DIET HIPERTENSI
Pertemuan IX_ DIET HIPERTENSITsiompahGREG
 
Lapkas hipertensi
Lapkas hipertensi Lapkas hipertensi
Lapkas hipertensi hendro s
 
127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastikhomeworkping8
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckdRenitaArdani
 
PBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanPBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanAulia Amani
 
PPT HIPEREMIS (KEL 8).pptx
PPT HIPEREMIS (KEL 8).pptxPPT HIPEREMIS (KEL 8).pptx
PPT HIPEREMIS (KEL 8).pptxSilvanaSabilla
 
Laporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdf
Laporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdfLaporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdf
Laporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdfKikiFricila
 
172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjohomeworkping8
 
HIPERTENSI BARU.pptx
HIPERTENSI BARU.pptxHIPERTENSI BARU.pptx
HIPERTENSI BARU.pptxpkmsegarau
 

Similar to HIPERTENSI OBESITAS (20)

Gaya Hidup Sihat
Gaya Hidup SihatGaya Hidup Sihat
Gaya Hidup Sihat
 
240446958 case-fiks
240446958 case-fiks240446958 case-fiks
240446958 case-fiks
 
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptxPPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
 
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdfPPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
 
Studi Kasus Saluran Pernapasan
Studi Kasus Saluran PernapasanStudi Kasus Saluran Pernapasan
Studi Kasus Saluran Pernapasan
 
PPT_MARIA ULFA.pptx
PPT_MARIA ULFA.pptxPPT_MARIA ULFA.pptx
PPT_MARIA ULFA.pptx
 
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
 
MENJAGA GAYAA HIDUP SEHAT
MENJAGA GAYAA HIDUP SEHATMENJAGA GAYAA HIDUP SEHAT
MENJAGA GAYAA HIDUP SEHAT
 
Pertemuan IX_ DIET HIPERTENSI
Pertemuan IX_ DIET HIPERTENSIPertemuan IX_ DIET HIPERTENSI
Pertemuan IX_ DIET HIPERTENSI
 
Lapkas hipertensi
Lapkas hipertensi Lapkas hipertensi
Lapkas hipertensi
 
127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
 
HIPERTIROID.pptx
HIPERTIROID.pptxHIPERTIROID.pptx
HIPERTIROID.pptx
 
PBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanPBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul Kegemukan
 
Ny YW, UAP.pptx
Ny YW, UAP.pptxNy YW, UAP.pptx
Ny YW, UAP.pptx
 
PPT HIPEREMIS (KEL 8).pptx
PPT HIPEREMIS (KEL 8).pptxPPT HIPEREMIS (KEL 8).pptx
PPT HIPEREMIS (KEL 8).pptx
 
Laporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdf
Laporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdfLaporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdf
Laporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdf
 
172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo
 
HIPERTENSI BARU.pptx
HIPERTENSI BARU.pptxHIPERTENSI BARU.pptx
HIPERTENSI BARU.pptx
 
HIPERTENSI .pptx
HIPERTENSI .pptxHIPERTENSI .pptx
HIPERTENSI .pptx
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 

HIPERTENSI OBESITAS

  • 1. Laporan Kasus Hipertensi Pada Wanita 57 Tahun dr. Grace Abigaelni Harefa
  • 2. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. SS Usia : 57 tahun 5 bulan 10 hari Alamat : Nanggulan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Status Menikah : Menikah Suku Bangsa : Jawa Pendidikan : SMP Berat Badan : 63 kg Tinggi Badan : 146 cm
  • 3. ANAMNESIS Dilakukan autoanamnesis dengan pasien di poli umum pada tanggal 19 September 2023 pukul 08:20 WIB Keluhan utama : pasien datang dengan keluhan kepala pusing sejak 1 hari yang lalu Keluhan Tambahan : badan pegal-pegal dan ingin melakukan control rutin tekanan darah Riwayat Perjalanan Penyakit : Pasien datang ke poli umum Puskesmas Sidorejo Kidul, datang dengan keluhan kepala pusing sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan kontrol rutin tekanan darah setiap 1 bulan sekali. Keluhan saat ini tidak ada, namun pasien mengatakan badan terasa pegal-pegal. Keluhan mual, muntah, nyeri dada, sesak nafas tidak ada. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien sudah rutin mengkonsumsi amlodipine sejak 3 tahun terakhir setiap hari. Pasien tidak pernah mengalami bengkak pada kaki, nyeri dada dan sesak nafas. Selama mengkonsumsi obat darah tinggi pasien tidak ada keluhan.
  • 4. ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak + 3 tahun yang lalu. Riwayat DM (-), penyakit jantung (-), stroke (-), TB (-), asam urat (-) Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat hipertensi pada ayah pasien (+), Dm (-), penyakit jantung (-), stroke (-) Riwayat Pribadi dan Sosial: Pasien merupakan ibu rumah tangga, pekerjaan sehari-hari pasien yaitu beraktivitas dirumah. Pasien rutin berobat dan kontrol ke puskesmas. Riwayat merokok (-), minum minuman beralkohol (-) Riwayat Alergi : - Riwayat Pola makan : Pasien makan 3-4 kali sehari, menu makan kadang bervariasi, Pasien mengatakan suka makan-makanan yang gurih, asin dan manis
  • 5. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Umum Kepala : normocephali Mata : konj. anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Telinga : normotia, liang telinga lapang (+/+) Hidung : septum deviasi (-) Mulut : mukosa hiperemis (-), tonsil T1-T1 Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar KGB Paru : - Inspeksi : simetris - Palpasi : vokal fremitus sama kanan dan kiri - Perkursi : sonor - Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-) Kesadaran : Compos Mentis Keadaan umum: Tampak sakit ringan Tekanan darah : 149/91 mmHg Nadi : 91 x/menit, reguler, teraba kuat Suhu : 36,50C Pernapasan: 20 x/menit, reguler SpO2 : 99% RA Status Gizi : BB = 63 kg TB = 146 cm IMT : 29,5 (overweight) Pemeriksaan Sistem
  • 6. PEMERIKSAAN FISIK Jantung : - Inspeksi : ictus kordis tidak nampak - Palpasi : teraba ictus cordis di ICS V linea midclav dextra - Perkursi : tidak dilakukan - Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : - Inspeksi : cembung - Palpasi : nyeri tekan (-) - Perkursi : timpani - Auskultasi : bising usus (+) Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas bawah (-/-) Kulit : sawo matang, pertumbuhan kulit merata, pigmentasi (-), kulit tampak lembap, turgor kulit baik PEMERIKSAAN PENUNJANG : Tidak dilakukan
  • 7. DIAGNOSIS KERJA Hipertensi Grade 1 TATAKSANA Farmakologis Non-Farmakologis • R/ Amlodipine 5 mg tab No. XXX S 1 dd tab 1 ----------------------------------------------- • R/ Vitamin B komplek tab No. X S 1 dd tab 1 • Paracetamol 500 mg tablet No X S 3 dd tab 1 ----------------------------------------------- • Edukasi pasien bahwa pengobatan hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang. • Modifikasi gaya hidup (pasien diedukasi untuk menurunkan berat badan, kurangi konsumsi garam, dan meningkatkan aktivitas fisik). • Edukasi untuk kontrol tekanan darah setiap bulan. • Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi apabila tekanan darah tidak terkontrol, misalnya gagal jantung, gagal ginjal, stroke
  • 8. DASAR DIAGNOSA Dari hasil anamnesis didapatkan informasi mengenai identitas seorang pasien wanita usia 57 tahun dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah yang tinggi yakni 149/91mmHg, tekanan darah tinggi mulai muncul saat usia kurang lebih 54 tahun. Dari hasil pemeriksaan BB 63 kg, TB 146 cm dengan IMT 29,5. Saat ini pasien dirumah mengkonsumi obat tekanan darah tinggi Amlodipine 5 mg sejak kurang lebih tiga tahun yang lalu.
  • 9. DAFTAR MASALAH BB = 63 kg TB = 146 cm IMT : 29,5 (obesitas) Tekanan darah : 149/91 mmHg HIPERTENSI OBESITAS
  • 11. Masalah 1 : HIPERTENSI Suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg, dan/atau diastolik ≥90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab kematian dini secara global DEFINISI KLASIFIKASI Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf. Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-104.
  • 12. EPIDEMIOLOGI World Health Organization. Hypertension. [homepage on the internet]. WHO 2023; Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension. [homepage on the internet]. In StatPearls Publishing 2023; Badan Pusat Statistik. Prevalensi Tekanan Darah Tinggi Menurut Provinsi 2013-2018. Available from :https://www.bps.go.id/indicator/30/1480/1/prevalensi-tekanan-darah-tinggi-menurut-provinsi.html Diperkirakan 46% orang dewasa penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut. Prevalensi hipertensi di Indonesia 34,1% (Badan Pusat Statistik, 2018) Sebanyak 1,28 miliar orang dewasa (usia 30-79 tahun) di seluruh dunia menderita hipertensi (sebagian besar tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah). Di Indonesia estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. (Riskesdas 2018)
  • 13. Laporan Riset Keshatan Daerah, 2018. Gambar tersedia di: https://www.kompas.id/baca/opini/2021/05/19/hipertensi-pembunuh-senyap-di-nadi-kita.
  • 14. • Jumlah estimasi penderita hipertensi berusia >15 th tahun 2021 sebanyak 8.700.512 orang (30,4 % dari seluruh penduduk berusia >15 tahun. • Kasus tertinggi  Kota Semarang • Kasus terendah  Grobokan
  • 15. World Health Organization. Hypertension. [homepage on the internet]. WHO 2023 FAKTOR RISIKO Pola makanan yang tidak sehat (konsumsi garam berlebihan, tinggi lemak jenuh & lemak trans, rendahnya asupan buah & sayur), kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan alkohol, obesitas. Riwayat hipertensi dalam keluarga, usia di atas 65 tahun, dan penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit ginjal. Dapat dimodifikasi Tidak dapat dimodifikasi
  • 16. ETIOLOGI • Hipertensi primer/essensial  hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. • Hipertensi sekunder  hipertensi yang diketahui penyebabnya dan dapat diterapi dengan intervensi spesifik sesuai penyebabnya, seperti obstruktif sleep apnea, penyakit parenkim ginjal, renovaskular, endokrin, koarktasio aorta. • Hipertensi pada kehamilan The Eight Joint National Commitee. Evidence based guideline for the management of high blood pressure in adults-Report from the panel members appointed to the eight joint national commitee. 2014 Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
  • 18. PENDEKATAN DIAGNOSIS Anamnesis Riwayat dan Faktor Risiko Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-104; Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
  • 19. Anamnesis Riwayat dan Faktor Risiko Anamnesis mengenai kecurigaan atau hipertensi sekunder: riwayat penyakit ginjal, perubahan fisik, kelemahan otot (palpitasi, keringat berlebih, tremor), tidur tidak teratur, mengorok, mengantuk di siang hari, gejala hipo atau hipertiroidisme, Riwayat konsumsi obat yang dapat menaikkan tekanan dara. PENDEKATAN DIAGNOSIS Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-104; Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
  • 20. Pemeriksaan Fisik Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf. Pengukuran TB dan BB, TTV, lingkar perut, serta tanda/gejala deteksi dini komplikasi kerusakan organ target akibat hipertensi. Pemeriksaan Tanda dan Gejala Hipertensi Primer Hipertensi Sekunder • Pemeriksaan neurologis dan status kognitif • Funduskopi untuk hipertensi retinopati • Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi jantung • Palpasi dan auskultasi arteri karotis • Palpasi arteri perifer • Perbandingan TD pada kedua lengan atas kanan dan kiri • Pemeriksaan ABI • Inspeksi kulit (café-au-lait patches pada neurofibromatosis) • Palpasi ginjal pada pembesaran ginjal karena penyakit ginjal polikistik • Auskultasi murmur atau bruit pada jantung dan arteri renalis • Tanda dan gejala yang mengarah adanya koarktasio aorta, atau hipertensi renovascular • Tanda atau penyakit Cushing’s atau akromegali • Tanpa penyakit tiroid
  • 21. Pendekatan Diagnosis Pemeriksaan Fisik Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-104. Penapisan dan diagnosis hipertensi:
  • 22. TATALAKSANA a. Pembatasan Konsumsi garam • Natrium ditemukan pada: MSG, makanan olahan, dan makanan kaleng (yang diawetkan) • Rekomendasi konsumsi natrium: <2 gram per hari (setara 5-6 gram garam dapur atau 3 sendok MSG) • ½ sendok the NaCl (2,5 g)  ½ sendok the MSG (2,0 g) dapat mengurangi konsumsi natrium sekitar 37%. • Pembatasan konsumsi natrium disesuaikan dengan kondisi klinis pasien (contoh, hiponatremia) b. Perubahan Pola Makan • Komsumsi diet seimbang: sayuran dengan berbagai variasi kacang, buah segar, produk susu rendah lemak, gandum utuh, beras yang tidak di sosoh berlebihan, ikan laut, dan asam lemak tak jenuh (minyak zaitun, minyak ikan), serta membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh. • Rekomendasi diet untuk pasien hipertensi: DASH (Dietary Approches to Stop Hypertension) • Pola diet DASH: diet kaya akan sayuran, buah-buahan, produk susu rendah lemak (susu skim), unggas, ikan, berbagai macam variasi kacang, dan minyak sayur nontropis (minyak zaitun), serta kaya akan kalium, magnesium, kalsium, protein, dan serat. 1. Nutrisi Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf. NON FARMAKOLOGIS
  • 23. a. Penurunan Berat Badan dan Menjaga Berat Badan Ideal Tujuan pengendalian BB: mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2), target BB ideal (IMT 18,5-22,9 kg/m2), serta lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan. b. Berhenti merokok 2. Kebiasaan 3. Latihan fisik dan olahraga teratur • Mengurangi TD sistolik dan diastolik sebesar 5-7 mmHg • Latihan fisik: aerobik atau latihan beban, dan latihan kelenturan • Latihan fisik dimulai dengan pemanasan, diakhiri pendingingan, 5-10 menit. • Latihan aerobik: 5-7x/minggu, intensitas sedang (40-59% heart rate reserve), durasi 30-60 menit • Latihan beban (sebaga tambahan): 2-3x/minggu dengan intensitas yang sesuai. • Latihan kelenturan: ≥2-3x/minggu, intensitas yang nyaman, ditahan selama 10-30 detik, 2-4x repetisi untuk tiap gerakan. Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
  • 24. Edukasi Tatalaksana Non-Farmakologi Kemenkes RI. Cegah hipertensi dengan CERDIK. 2019. Tersedia di: https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/cegah-hipertensi-dengan-cerdik
  • 26.
  • 27.
  • 28. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/waspadai-komplikasi-akibat-hipertensi Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf. Faktor risiko utama kejadian penyakit ginjal kronik dan progresifitas, karena berhubungan dengan laju filtrasi glomerulus yang ↓, ↑ albuminuria, kerusakan organ yang dimediasi hipertensi. 1. Stroke Hemoragik dan Perdarahan Subaranoid Pe↑ TD menyebabkan perluasan hematoma, perdarahan berulang, dan edema  me↑ mortalitas & kecacatan. 2. Stroke Iskemik • Pasien yang diberi trombolisis, TD harus segera diturunkan. • Pasien yang tidak dapat trombolisis dan terdapat komorbid, TD harus diturunkan segera mungkin. • Pasien yang tidak dapat trombolisis dan tidak ditemukan komorbid, jika TD >220/120 mmHg, maka diturunkan sebesar 15-20% dalam 24 jam pertama awitan stroke. Hipertensi yang tidak terkontrol menyebabkan kerusakan mikrosirkulasi retina.
  • 29. PROGNOSIS Adanya kerusakan organ target, terutama jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pada pasien hipertensi. Menkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang pedoman Nasional pelayanan kedokteran tatalaksana hipertensi dewasa. Tersedia diL https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660186120_529286.pdf.
  • 30. Masalah 2 : peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat dari akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh merupakan penimbunan lemak yang berlebihan di seluruh jaringan tubuh secara merata yang mengakibatkan gangguan kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian OBESITAS WHO
  • 31. The Relationship of Obesity with Incidence of Hypertension Stage 1 at Integrated Coaching Post of Non-Communicable Disease (Posbindu PTM) Port Health Office of Bandung in 2016 ● Jurnal epidemiologi Indonesia vol 1, No. 2, juli 2017
  • 32. Edukasi : ● Berdasarkan analisis cox regresi, responden yang obesitas (IMT e”25) memiliki risiko sebesar 1,681 kali untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan yang tidak obesitas setelah dikontrol variabel umur, riwayat hipertensi keluarga dan aktivitas fisik. ● Pengoptimalan Posbindu PTM, meningkatkan peran serta masyarakat dan mengaplikasikan perilaku GERMAS diharapkan dapat mengendalikan obesitas dan hipertensi.
  • 33. Masukan : ● Mengingat tingginya prevalensi hipertensi, maka perlunya mengoptimalkan kegiatan Posbindu PTM dengan rutin dilaksanakan sebulan sekali atau minimal setahun 2 kali (maksimal tiap pelaksanaan berjarak 1 bulan) sebagai salah satu upaya pencegahan dan pengendalian PTM khususnya hipertensi. ● Selain itu mengingat tingginya proporsi obesitas, berdasarkan hasil penelitian ini (The Relationship of Obesity with Incidence of Hypertension Stage 1 at Integrated Coaching Post of Non-Communicable Disease (Posbindu PTM) Port Health Office of Bandung in 2016) obesitas dapat dikendalikan, sehingga perlu peningkatan upaya promosi kesehatan meliputi ditambahkannya penyuluhan dan konseling gizi serta aktivitas olahraga bersama (senam) dalam kegiatan posbindu tersebut
  • 34.