SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
DYNAMIC STABILIZATION 
Definisi 
Misal (퐹,퐺) system berdimensi n atas ring komutatif R. 
i. Sistem (퐹,퐺) merupakan coefficient assignable dinamis jika terdapat bilangan bulat nonnegatif r sedemikian hingga sistem berdimensi n+r : 
(퐹̃,퐺̃ )=(( 퐹000),( 퐺00퐼 )) , dengan 퐼 matriks identitas berukuran 푟×푟, coefficient assignable. 
ii. Sistem (퐹,퐺) merupakan pole assignable dinamis jika terdapat bilangan bulat nonnegatif r sedemikian hingga sistem berdimensi n+r : 
(퐹̃,퐺̃ )=(( 퐹000),( 퐺00퐼 )) , dengan 퐼 matriks identitas berukuran 푟×푟, pole assignable. 
iii. Sistem (퐹,퐺) merupakan stabilizable dinamis (dengan R merupakan ring fungsi- fungsi bernilai real atau kompleks), jika terdapat bilangan bulat nonnegatif r sedemikian hingga sistem berdimensi n+r : 
(퐹̃,퐺̃ )=(( 퐹000),( 퐺00퐼 )) , dengan 퐼 matriks identitas berukuran 푟×푟, stabilizable (dengan R merupakan ring fungsi-fungsi bernilai real atau kompleks). 
Hasil yang diharapkan: Sistem (F,G) tercapai jika dan hanya jika (F,G) coefficient assignable dinamis. Sebelumnya, diberikan lemma berikut. 
LEMMA : 
Misal (퐹,퐺) sistem atas ring 푅 yang berdimensi 푛푠. Misal terdapat matriks invertibel 푉 dan kolom-kolom dari 퐺̅=퐺푉, yaitu 푔̅1,…,푔̅푠, sedemikian hingga matriks berukuran 푛푠×푛푠: 
[퐹푛−1푔̅1,…,푔̅1,퐹푛−1푔̅2,…,푔̅2,…,퐹푛−1푔̅푠,…,푔̅푠] invertibel. 
Maka sistem (퐹,퐺) ekuivalen dengan sistem (퐹̂ +퐺̂퐾,퐺̂), dimana 퐹̂ +퐺̂퐾 mempunyai vector siklik dalam image dari 퐺̂. Lebih lanjut sistem (퐹,퐺) merupakan coefficient assignable.
BUKTI: 
Tinjau: sistem (퐹,퐺) ekuivalen dengan sistem (퐹,퐺̅). 
Tanpa mengurangi perumuman, asumsikan 푉 matriks identitas dan [퐹푛−1푔1,…,푔1,퐹푛−1푔2,…,푔2,…,퐹푛−1푔푠,…,푔푠] invertibel dimana setiap 푔푖 merupakan kolom dari 퐺. Dengan asumsi ini, maka 푔푖=푔̅푖. 
Selanjutnya, urutkan kembali basis standar dari 푅푚 sehingga diperoleh 푔1 kolom pertama dari 퐺, 푔2 kolom kedua dari 퐺, demikian seterusnya. 
Karena matriks [퐹푛−1푔1,…,푔1,퐹푛−1푔2,…,푔2,…,퐹푛−1푔푠,…,푔푠] invertibel, maka 훽= {퐹푛−1푔1,…,푔1,퐹푛−1푔2,…,푔2,…,퐹푛−1푔푠,…,푔푠} merupakan basis dari 푅푛푠. 
Matriks 퐹 ̃dan 퐺̃ matriks representasi dari 퐹 dan 퐺 terhadap basis 훽, yaitu: 퐹̃ 푛푠×푛푠=[퐹]훽 훽 =[[퐹(퐹푛−1푔1)]훽,…,[퐹(푔1)]훽,…,[퐹(퐹푛−1푔푠)]훽,…,[퐹(푔푠)]훽] = [ ∗10∗01⋯0⋯0⋮⋮⋮ ∗ ∗ 0000⋱⋮ ⋯ ⋯ 10∗0∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 00∗00∗00⋯ 0⋯0⋮⋮⋮ ∗ ∗ 0000⋯⋮ ⋯ ⋯ 00∗1∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 10⋱ ∗0∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 00⋯ ∗0∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 00⋮⋮ ∗00∗00⋯0⋯0⋮⋮⋮ ∗ ∗ 0000⋯⋮ ⋯ ⋯ 00∗0∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋮ 00⋯⋮ ⋯ ∗1∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 10] 
dan
퐺̃ 푛푠×푚=[[푔1]훽,[푔2]훽,…,[푔푠]훽,[푔푠+1]훽,…,[푔푚]훽]= [ 0000⋯0⋯0⋮⋮ 10⋯⋮ ⋯00000⋯0⋯0⋮⋮ 01⋯⋮ ⋯0∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ⋱ 0000⋯0⋯0⋮⋮ 00⋯⋮ ⋯1⋱ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗] 
dimana ∗ menotasikan suatu elemen dalam 푅 yang mungkin tidak nol. 
Sistem (퐹̃ ,퐺̃ ) merupakan bentuk normal ketercapaian. 
Bagaimanapun, bentuk 퐹̃ belum cukup sederhana sehingga kita akan membuat matriks pertukaran basis yang lain pada 푅푛푠 untuk mendapatkan suatu bentuk kanonik ketercapaian dari 퐹. 
Namakan matriks pertukaran basisnya dengan Φ. 
Untuk mendeskripsikan Φ, misalkan 퐹푛푔푗=−ΣΣ훼푖푘푗퐹푛−푘푔푖 푛 푘=1 푠 푖=1,푗=1,…,푠 =−훼11푗퐹푛−1푔1−⋯−훼1푛푗푔1−훼21푗퐹푛−1푔2−⋯−훼2푛푗푔2−⋯−훼푠1푗퐹푛−1푔푠−⋯−훼푠푛푗푔푠 
Maka −훼푖푘푗 merupakan pengganti elemen-elemen yang sebelumnya bertanda “∗” pada 퐹̃ . 
Kolom (푗−1)푛+1 dari 퐹̃ adalah [−훼11푗,−훼12푗,…,−훼1푛푗,−훼21푗,…,−훼2푛푗,…,−훼푠푛푗] 푇 
Dengan notasi ini, dimisalkan matriks transisi
Φ berukuran 푛푠 × 푛푠 yaitu : 
111 112 11 
121 111 122 
1( 1)1 111 1( 1)2 112 1( 1)n 11 
21 212 21 
2( 1)1 11 2( 1)2 212 2( 1)n 
11 
n( 1)1 11 
1 0 0 0 0 0 0 0 0 
1 0 0 0 0 0 
0 
1 0 0 
0 0 0 1 0 0 0 0 0 
0 0 1 0 0 0 
0 
0 1 0 
0 0 0 
0 0 
n 
n n n n 
n n 
n n n n 
n 
n n 
   
   
      
   
     
 
  
   
   
 
  
12 1 
n( 1)2 n( 1)n 
0 0 0 1 0 0 
0 0 1 0 
0 
0 0 1 
n n n 
n n 
  
    
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
dengan masing-masing diagonal pada setiap blok diagonal adalah 1, dan masing-masing diagonal pada 
blok yang lain adalah 0. 
Klaim bahwa Φ invertibel dengan det Φ = 1 dan 퐹̂ 
= Φ−1퐹̃ 
Φ dengan 퐹̂ 
didefinisikan sebagai matriks 
yang memiliki 푠2 blok yang berukuran 푛 × 푛 dengan blok 퐹̂ 
푖푗 yang sama dengan 
[ 
0 훿푖푗 
0 0 
0 
훿푖푗 
⋯ 0 
⋯ 0 
⋮ 
0 
⋮ 
0 
−훼푖푛푗 −훼푖(푛−1)푗 
⋮ 
0⋯ 
⋯ 
⋯ 
⋮ 
훿푖푗 
⋯ −훼푖푗] 
dan 훿푖푗 merupakan fungsi Kronecker delta. 
Perhatikan bahwa 퐹̂ 
similar dengan 퐹̃ 
kecuali “∗” yang muncul pada baris ke 풏풊,푖 = 1, … , 푠, 
menggantikan “∗” yang sebelumnya ada pada kolom 풏풋 + ퟏ, 푗 = 0, … , 푠 − 1.
Dengan melakukan induksi pada 푛 dan ekspansi berturut-turut pada baris 1, 푛 + 1. … , 푛(푠 − 1) + 1, 
dengan mereduksi blok berukuran 푛 − 1 dengan tetap mempertahankan bentuk matriks Φ, sehingga 
diperoleh det Φ = 1. 
Dengan kata lain, Φ invertibel. 
Akan ditunjukkan bahwa 푭̂ 
= 횽−ퟏ푭̃ 
횽. 
Karena Φ invertibel maka cukup ditunjukkan 푭̃ 
횽 = 횽푭̂ 
menggunakan perkalian blok. 
Notasikan 퐴푖푗 sebagai blok berukuran 푛 × 푛 ke-푖푗 dari matriks A yang berukuran 푛푠 × 푛푠. 
Akan ditunjukkan 
Σ 퐹̃ 
푖푘Φkj 
푠 
푘=1 
= Σ Φik퐹̂ 
푘푗 
푠 
푘=1 
Perhatikan bahwa: 
Φ푖푘퐹̂ 
푘푗 = 
[ 
훿푖푘 0 
훼푖1푘 훿푖푘 
0 
0 
⋯ 0 
⋯ 0 
훼푖2푘 푎푖1푘 
⋮ ⋮ 
훼푖(푛−1)푘 훼푖(푛−2)푘 
훿푖푘 
⋮ 
훼푖(푛−2)푘 
⋯ 0 
⋯ ⋮ 
⋯ 훿푖푘 ] 
[ 
0 훿푘푗 
0 0 
0 
훿푘푗 
⋯ 0 
⋯ 0 
⋮ ⋮ 
0 0 
−훼푘푛푗 −훼푘(푛−1)푗 
⋮ 
0 
−훼푘(푛−2)푗 
⋯ ⋮ 
⋯ 훿푘푗 
⋯ −훼푘1푗] 
= 
[ 
0 훿푖푘훿푘푗 
0 훼푖1푘 훿푘푗 
0 
훿푖푘 훿푘푗 
⋯ 0 
⋯ 0 
0 푎푖2푘 훿푘푗 
⋮ ⋮ 
훿푖푘 (−훼푘푛푗) ( 
훼푖(푛−1)푘 훿푘푗 
+훿푖푘(−훼푘(푛−1)푗) 
) 
훼푖1푘 훿푘푗 
⋮ 
⋯ 
⋯ 0 
⋯ ⋮ 
⋯ ( 
훼푖1푘 훿푘푗 
+훿푖푘(−훼푘1푗) 
) 
] 
, 
sehingga, 
  
1 
2 1 
i 
1 
k 
0 0 0 
Φ 
0 0 
ˆ 
0 
0 0 0 
n 
n 
ij 
i j ij 
s 
k 
i j i j ij 
i j 
kj F 
 
  
   
 
 
 
  
  
  
   
  
  
  
  
 
Demikian juga,
  
  
1 
2 1 
3 1 1 
1 
1 1 
1 1 
2 2 
0 0 0 0 0 
0 0 0 0 
0 0 0 0 
0 0 
0 0 0 
0 0 
n 
n 
n 
i k ik kj 
i k ik k j kj 
i k k j k j kj 
ik kj 
i k ik 
k j k j kj 
i k 
i k kj ik k j ik kj 
i k kj ik k j 
F 
   
    
    
  
    
      
    
 
 
     
   
    
     
      
   
   
    
         
     
     
 
      
1 
1 1 2 1 
0 
0 0 0 
n n n 
n 
ik k j ik kj 
i k kj ik k j ik k j ik k j ik kj 
i k kj 
    
          
  
   
  
  
  
  
  
  
    
   
   
Dari sini diperoleh: 
  
1 
2 1 
1 
k 
1 
i 
0 0 
Φ 
0 
0 0 
0 
0 0 0 
ˆ 
n 
n 
ij 
i j ij 
s 
ik kj 
k 
i j i j i 
kj 
j 
i j 
s 
k 
F 
F 
 
  
   
 
 
 
 
  
  
  
    
  
  
  
  
 
 
 
Terbukti bahwa 푭̂ 
= 횽−ퟏ푭̃ 
횽. 
Misalkan 퐺̂ 
= Φ−1퐺̃ 
. Karena Φ invertibel maka 퐺̃ 
= Φ퐺̂ 
. 
Karena Φenj = 푒푛푗 dengan 푒푛푗 = [0, … ,1,0, … ,0]푇 ( 1 pada baris ke-푛푗) yang merupakan elemen basis 
standar pada 푅푛푠, maka diperoleh sebanyak 푠 kolom pertama dari 퐺̂ 
adalah sama dengan sebanyak 
푠 kolom pertama dari 퐺̃ 
. 
Dengan demikian, 퐺̂ memiliki bentuk yang sama seperti halnya 퐺̃ 
. 
Klaim bahwa dapat dicari matriks 퐾 dan vektor 푢 sedemikian sehingga 퐺̂ 
푢 siklik untuk 퐹̂ 
+퐺̂ 
퐾. 
Perhatikan matriks 퐺̂ 
퐾 dengan 퐾 matriks berukuran 푚 × 푛푠.
Dengan memperhatikan bentuk 퐺̂ , jika kita memilih matriks 퐾 dengan semua barisnya adalah nol setelah baris ke-푠 maka baris 푛,2푛,…,푠푛 dari 퐺̂ 퐾 adalah sama dengan baris 1,2,…,푠 pada 퐾. 
Selanjutnya, dengan memilih sebanyak 푠 baris pertama dari 퐾, 퐹̂ +퐺̂ 퐾 dapat dibuat menjadi matriks yang elemen superdiagonal pertamanya adalah 1 dan 0 pada yang lain. 
Dengan demikian, 퐺̂ 푒푠=푒푛푠 adalah vektor siklik untuk 퐹̂ +퐺̂ 퐾. 
Berdasarkan teorema 3.3 maka sistem (퐹̂ +퐺̂ 퐾, 퐺̂ ) coefficient assignable, yang berarti bahwa sistem (퐹,퐺) coefficient assignable.

More Related Content

What's hot

3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson methodokti agung
 
Persamaan & pertidaksamaan kuadrat
Persamaan & pertidaksamaan kuadratPersamaan & pertidaksamaan kuadrat
Persamaan & pertidaksamaan kuadratEko Supriyadi
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALMAFIA '11
 
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralForward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralFerdhika Yudira
 
Persamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi DiferensialPersamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi DiferensialSyifa Diatmika
 
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01Alvin Setiawan
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuokti agung
 

What's hot (17)

limit fungsi tak hingga
limit fungsi tak hinggalimit fungsi tak hingga
limit fungsi tak hingga
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson method
 
Persamaan & pertidaksamaan kuadrat
Persamaan & pertidaksamaan kuadratPersamaan & pertidaksamaan kuadrat
Persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIAL
 
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralForward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
Persamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi DiferensialPersamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi Diferensial
 
Modul Kalkulus Lanjut
Modul Kalkulus LanjutModul Kalkulus Lanjut
Modul Kalkulus Lanjut
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Aturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variableAturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variable
 
Analisis real
Analisis realAnalisis real
Analisis real
 
Fungsi bessel
Fungsi besselFungsi bessel
Fungsi bessel
 
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
Tugas mtk blog
Tugas mtk blogTugas mtk blog
Tugas mtk blog
 
Metode newton
Metode newtonMetode newton
Metode newton
 
Metnum ppt
Metnum pptMetnum ppt
Metnum ppt
 

Viewers also liked

E S T R U C T U R A D E L O S Á C I D O S N U C L E I C O S (97 2003)
E S T R U C T U R A  D E  L O S Á C I D O S  N U C L E I C O S (97  2003)E S T R U C T U R A  D E  L O S Á C I D O S  N U C L E I C O S (97  2003)
E S T R U C T U R A D E L O S Á C I D O S N U C L E I C O S (97 2003)jaival
 
Application sletv in daily life
Application sletv in daily lifeApplication sletv in daily life
Application sletv in daily lifeSri Handayani
 
Prak citra 7histogramekualisasi
Prak citra 7histogramekualisasiPrak citra 7histogramekualisasi
Prak citra 7histogramekualisasiFreddy Widjaja
 
Gerbang logika dasar fi
Gerbang logika dasar fiGerbang logika dasar fi
Gerbang logika dasar fiDian Agustin
 
Chapter 6.2
Chapter 6.2Chapter 6.2
Chapter 6.2sotlsoc
 
Presentation on LMMS
Presentation on LMMSPresentation on LMMS
Presentation on LMMSbhattigurjot
 
Silabus mata pelajaran
Silabus mata pelajaranSilabus mata pelajaran
Silabus mata pelajarancienda
 
Tecnologia Y Negocios 1
Tecnologia Y Negocios 1Tecnologia Y Negocios 1
Tecnologia Y Negocios 1Aezz
 
Proyecto ambientes colaborativos
Proyecto ambientes colaborativosProyecto ambientes colaborativos
Proyecto ambientes colaborativosTodoenTecno
 
DE BELLO GALLICO.
DE BELLO GALLICO.DE BELLO GALLICO.
DE BELLO GALLICO.ainhoa3007
 
Tugas Basis Data Kelompok 1 03PT3
Tugas Basis Data Kelompok 1 03PT3Tugas Basis Data Kelompok 1 03PT3
Tugas Basis Data Kelompok 1 03PT3Donee Vetera
 

Viewers also liked (20)

76808834 judul-skripsi-jurusan-kesehatan-baru
76808834 judul-skripsi-jurusan-kesehatan-baru76808834 judul-skripsi-jurusan-kesehatan-baru
76808834 judul-skripsi-jurusan-kesehatan-baru
 
E S T R U C T U R A D E L O S Á C I D O S N U C L E I C O S (97 2003)
E S T R U C T U R A  D E  L O S Á C I D O S  N U C L E I C O S (97  2003)E S T R U C T U R A  D E  L O S Á C I D O S  N U C L E I C O S (97  2003)
E S T R U C T U R A D E L O S Á C I D O S N U C L E I C O S (97 2003)
 
Application sletv in daily life
Application sletv in daily lifeApplication sletv in daily life
Application sletv in daily life
 
980 clara ines
980 clara ines980 clara ines
980 clara ines
 
Prak citra 7histogramekualisasi
Prak citra 7histogramekualisasiPrak citra 7histogramekualisasi
Prak citra 7histogramekualisasi
 
diapositivas
diapositivasdiapositivas
diapositivas
 
Gerbang logika dasar fi
Gerbang logika dasar fiGerbang logika dasar fi
Gerbang logika dasar fi
 
Pertemuan 9
Pertemuan 9Pertemuan 9
Pertemuan 9
 
Sim k-01
Sim k-01Sim k-01
Sim k-01
 
Chapter 6.2
Chapter 6.2Chapter 6.2
Chapter 6.2
 
Herramientas digitales
Herramientas digitalesHerramientas digitales
Herramientas digitales
 
Presentation on LMMS
Presentation on LMMSPresentation on LMMS
Presentation on LMMS
 
Tarea 2
Tarea 2Tarea 2
Tarea 2
 
Koreksi kiamat 2012
Koreksi kiamat 2012Koreksi kiamat 2012
Koreksi kiamat 2012
 
Eula.1042
Eula.1042Eula.1042
Eula.1042
 
Silabus mata pelajaran
Silabus mata pelajaranSilabus mata pelajaran
Silabus mata pelajaran
 
Tecnologia Y Negocios 1
Tecnologia Y Negocios 1Tecnologia Y Negocios 1
Tecnologia Y Negocios 1
 
Proyecto ambientes colaborativos
Proyecto ambientes colaborativosProyecto ambientes colaborativos
Proyecto ambientes colaborativos
 
DE BELLO GALLICO.
DE BELLO GALLICO.DE BELLO GALLICO.
DE BELLO GALLICO.
 
Tugas Basis Data Kelompok 1 03PT3
Tugas Basis Data Kelompok 1 03PT3Tugas Basis Data Kelompok 1 03PT3
Tugas Basis Data Kelompok 1 03PT3
 

Similar to STABILISASI

matematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi liniermatematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi linieraulia rachmawati
 
Deret fourier kelompok 3
Deret fourier kelompok 3Deret fourier kelompok 3
Deret fourier kelompok 3ditayola
 
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)Franxisca Kurniawati
 
Sisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalSisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalAgung Anggoro
 
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)FarHan102
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
 
materi untuk Integral Ganda matematika.pptx
materi untuk Integral Ganda matematika.pptxmateri untuk Integral Ganda matematika.pptx
materi untuk Integral Ganda matematika.pptxremanumyeye
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)Rani Nooraeni
 
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmBedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmrukmono budi utomo
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalAYU Hardiyanti
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
Ppt materi kpb bab 4
Ppt materi kpb bab 4Ppt materi kpb bab 4
Ppt materi kpb bab 4HapizahFKIP
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxNaufalDhiyaulhaq2
 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPAMuhammad Arif
 

Similar to STABILISASI (20)

matematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi liniermatematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi linier
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
 
Deret fourier kelompok 3
Deret fourier kelompok 3Deret fourier kelompok 3
Deret fourier kelompok 3
 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursif
 
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
 
Sisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalSisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
 
2010 osnk fisika (tkunci)
2010 osnk fisika (tkunci)2010 osnk fisika (tkunci)
2010 osnk fisika (tkunci)
 
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
 
materi untuk Integral Ganda matematika.pptx
materi untuk Integral Ganda matematika.pptxmateri untuk Integral Ganda matematika.pptx
materi untuk Integral Ganda matematika.pptx
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmBedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
 
Teorema Nilai Rata-Rata Cauchy
Teorema Nilai Rata-Rata CauchyTeorema Nilai Rata-Rata Cauchy
Teorema Nilai Rata-Rata Cauchy
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Ppt materi kpb bab 4
Ppt materi kpb bab 4Ppt materi kpb bab 4
Ppt materi kpb bab 4
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
 

Recently uploaded

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Recently uploaded (7)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

STABILISASI

  • 1. DYNAMIC STABILIZATION Definisi Misal (퐹,퐺) system berdimensi n atas ring komutatif R. i. Sistem (퐹,퐺) merupakan coefficient assignable dinamis jika terdapat bilangan bulat nonnegatif r sedemikian hingga sistem berdimensi n+r : (퐹̃,퐺̃ )=(( 퐹000),( 퐺00퐼 )) , dengan 퐼 matriks identitas berukuran 푟×푟, coefficient assignable. ii. Sistem (퐹,퐺) merupakan pole assignable dinamis jika terdapat bilangan bulat nonnegatif r sedemikian hingga sistem berdimensi n+r : (퐹̃,퐺̃ )=(( 퐹000),( 퐺00퐼 )) , dengan 퐼 matriks identitas berukuran 푟×푟, pole assignable. iii. Sistem (퐹,퐺) merupakan stabilizable dinamis (dengan R merupakan ring fungsi- fungsi bernilai real atau kompleks), jika terdapat bilangan bulat nonnegatif r sedemikian hingga sistem berdimensi n+r : (퐹̃,퐺̃ )=(( 퐹000),( 퐺00퐼 )) , dengan 퐼 matriks identitas berukuran 푟×푟, stabilizable (dengan R merupakan ring fungsi-fungsi bernilai real atau kompleks). Hasil yang diharapkan: Sistem (F,G) tercapai jika dan hanya jika (F,G) coefficient assignable dinamis. Sebelumnya, diberikan lemma berikut. LEMMA : Misal (퐹,퐺) sistem atas ring 푅 yang berdimensi 푛푠. Misal terdapat matriks invertibel 푉 dan kolom-kolom dari 퐺̅=퐺푉, yaitu 푔̅1,…,푔̅푠, sedemikian hingga matriks berukuran 푛푠×푛푠: [퐹푛−1푔̅1,…,푔̅1,퐹푛−1푔̅2,…,푔̅2,…,퐹푛−1푔̅푠,…,푔̅푠] invertibel. Maka sistem (퐹,퐺) ekuivalen dengan sistem (퐹̂ +퐺̂퐾,퐺̂), dimana 퐹̂ +퐺̂퐾 mempunyai vector siklik dalam image dari 퐺̂. Lebih lanjut sistem (퐹,퐺) merupakan coefficient assignable.
  • 2. BUKTI: Tinjau: sistem (퐹,퐺) ekuivalen dengan sistem (퐹,퐺̅). Tanpa mengurangi perumuman, asumsikan 푉 matriks identitas dan [퐹푛−1푔1,…,푔1,퐹푛−1푔2,…,푔2,…,퐹푛−1푔푠,…,푔푠] invertibel dimana setiap 푔푖 merupakan kolom dari 퐺. Dengan asumsi ini, maka 푔푖=푔̅푖. Selanjutnya, urutkan kembali basis standar dari 푅푚 sehingga diperoleh 푔1 kolom pertama dari 퐺, 푔2 kolom kedua dari 퐺, demikian seterusnya. Karena matriks [퐹푛−1푔1,…,푔1,퐹푛−1푔2,…,푔2,…,퐹푛−1푔푠,…,푔푠] invertibel, maka 훽= {퐹푛−1푔1,…,푔1,퐹푛−1푔2,…,푔2,…,퐹푛−1푔푠,…,푔푠} merupakan basis dari 푅푛푠. Matriks 퐹 ̃dan 퐺̃ matriks representasi dari 퐹 dan 퐺 terhadap basis 훽, yaitu: 퐹̃ 푛푠×푛푠=[퐹]훽 훽 =[[퐹(퐹푛−1푔1)]훽,…,[퐹(푔1)]훽,…,[퐹(퐹푛−1푔푠)]훽,…,[퐹(푔푠)]훽] = [ ∗10∗01⋯0⋯0⋮⋮⋮ ∗ ∗ 0000⋱⋮ ⋯ ⋯ 10∗0∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 00∗00∗00⋯ 0⋯0⋮⋮⋮ ∗ ∗ 0000⋯⋮ ⋯ ⋯ 00∗1∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 10⋱ ∗0∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 00⋯ ∗0∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 00⋮⋮ ∗00∗00⋯0⋯0⋮⋮⋮ ∗ ∗ 0000⋯⋮ ⋯ ⋯ 00∗0∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋮ 00⋯⋮ ⋯ ∗1∗0⋯0⋯0⋮⋮ ∗ ∗ 00⋯⋮ ⋯ ⋯ 10] dan
  • 3. 퐺̃ 푛푠×푚=[[푔1]훽,[푔2]훽,…,[푔푠]훽,[푔푠+1]훽,…,[푔푚]훽]= [ 0000⋯0⋯0⋮⋮ 10⋯⋮ ⋯00000⋯0⋯0⋮⋮ 01⋯⋮ ⋯0∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ⋱ 0000⋯0⋯0⋮⋮ 00⋯⋮ ⋯1⋱ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗ ∗⋯∗] dimana ∗ menotasikan suatu elemen dalam 푅 yang mungkin tidak nol. Sistem (퐹̃ ,퐺̃ ) merupakan bentuk normal ketercapaian. Bagaimanapun, bentuk 퐹̃ belum cukup sederhana sehingga kita akan membuat matriks pertukaran basis yang lain pada 푅푛푠 untuk mendapatkan suatu bentuk kanonik ketercapaian dari 퐹. Namakan matriks pertukaran basisnya dengan Φ. Untuk mendeskripsikan Φ, misalkan 퐹푛푔푗=−ΣΣ훼푖푘푗퐹푛−푘푔푖 푛 푘=1 푠 푖=1,푗=1,…,푠 =−훼11푗퐹푛−1푔1−⋯−훼1푛푗푔1−훼21푗퐹푛−1푔2−⋯−훼2푛푗푔2−⋯−훼푠1푗퐹푛−1푔푠−⋯−훼푠푛푗푔푠 Maka −훼푖푘푗 merupakan pengganti elemen-elemen yang sebelumnya bertanda “∗” pada 퐹̃ . Kolom (푗−1)푛+1 dari 퐹̃ adalah [−훼11푗,−훼12푗,…,−훼1푛푗,−훼21푗,…,−훼2푛푗,…,−훼푠푛푗] 푇 Dengan notasi ini, dimisalkan matriks transisi
  • 4. Φ berukuran 푛푠 × 푛푠 yaitu : 111 112 11 121 111 122 1( 1)1 111 1( 1)2 112 1( 1)n 11 21 212 21 2( 1)1 11 2( 1)2 212 2( 1)n 11 n( 1)1 11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 n n n n n n n n n n n n n n                                 12 1 n( 1)2 n( 1)n 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 n n n n n                                                         dengan masing-masing diagonal pada setiap blok diagonal adalah 1, dan masing-masing diagonal pada blok yang lain adalah 0. Klaim bahwa Φ invertibel dengan det Φ = 1 dan 퐹̂ = Φ−1퐹̃ Φ dengan 퐹̂ didefinisikan sebagai matriks yang memiliki 푠2 blok yang berukuran 푛 × 푛 dengan blok 퐹̂ 푖푗 yang sama dengan [ 0 훿푖푗 0 0 0 훿푖푗 ⋯ 0 ⋯ 0 ⋮ 0 ⋮ 0 −훼푖푛푗 −훼푖(푛−1)푗 ⋮ 0⋯ ⋯ ⋯ ⋮ 훿푖푗 ⋯ −훼푖푗] dan 훿푖푗 merupakan fungsi Kronecker delta. Perhatikan bahwa 퐹̂ similar dengan 퐹̃ kecuali “∗” yang muncul pada baris ke 풏풊,푖 = 1, … , 푠, menggantikan “∗” yang sebelumnya ada pada kolom 풏풋 + ퟏ, 푗 = 0, … , 푠 − 1.
  • 5. Dengan melakukan induksi pada 푛 dan ekspansi berturut-turut pada baris 1, 푛 + 1. … , 푛(푠 − 1) + 1, dengan mereduksi blok berukuran 푛 − 1 dengan tetap mempertahankan bentuk matriks Φ, sehingga diperoleh det Φ = 1. Dengan kata lain, Φ invertibel. Akan ditunjukkan bahwa 푭̂ = 횽−ퟏ푭̃ 횽. Karena Φ invertibel maka cukup ditunjukkan 푭̃ 횽 = 횽푭̂ menggunakan perkalian blok. Notasikan 퐴푖푗 sebagai blok berukuran 푛 × 푛 ke-푖푗 dari matriks A yang berukuran 푛푠 × 푛푠. Akan ditunjukkan Σ 퐹̃ 푖푘Φkj 푠 푘=1 = Σ Φik퐹̂ 푘푗 푠 푘=1 Perhatikan bahwa: Φ푖푘퐹̂ 푘푗 = [ 훿푖푘 0 훼푖1푘 훿푖푘 0 0 ⋯ 0 ⋯ 0 훼푖2푘 푎푖1푘 ⋮ ⋮ 훼푖(푛−1)푘 훼푖(푛−2)푘 훿푖푘 ⋮ 훼푖(푛−2)푘 ⋯ 0 ⋯ ⋮ ⋯ 훿푖푘 ] [ 0 훿푘푗 0 0 0 훿푘푗 ⋯ 0 ⋯ 0 ⋮ ⋮ 0 0 −훼푘푛푗 −훼푘(푛−1)푗 ⋮ 0 −훼푘(푛−2)푗 ⋯ ⋮ ⋯ 훿푘푗 ⋯ −훼푘1푗] = [ 0 훿푖푘훿푘푗 0 훼푖1푘 훿푘푗 0 훿푖푘 훿푘푗 ⋯ 0 ⋯ 0 0 푎푖2푘 훿푘푗 ⋮ ⋮ 훿푖푘 (−훼푘푛푗) ( 훼푖(푛−1)푘 훿푘푗 +훿푖푘(−훼푘(푛−1)푗) ) 훼푖1푘 훿푘푗 ⋮ ⋯ ⋯ 0 ⋯ ⋮ ⋯ ( 훼푖1푘 훿푘푗 +훿푖푘(−훼푘1푗) ) ] , sehingga,   1 2 1 i 1 k 0 0 0 Φ 0 0 ˆ 0 0 0 0 n n ij i j ij s k i j i j ij i j kj F                            Demikian juga,
  • 6.     1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 n n n i k ik kj i k ik k j kj i k k j k j kj ik kj i k ik k j k j kj i k i k kj ik k j ik kj i k kj ik k j F                                                                                         1 1 1 2 1 0 0 0 0 n n n n ik k j ik kj i k kj ik k j ik k j ik k j ik kj i k kj                                          Dari sini diperoleh:   1 2 1 1 k 1 i 0 0 Φ 0 0 0 0 0 0 0 ˆ n n ij i j ij s ik kj k i j i j i kj j i j s k F F                                Terbukti bahwa 푭̂ = 횽−ퟏ푭̃ 횽. Misalkan 퐺̂ = Φ−1퐺̃ . Karena Φ invertibel maka 퐺̃ = Φ퐺̂ . Karena Φenj = 푒푛푗 dengan 푒푛푗 = [0, … ,1,0, … ,0]푇 ( 1 pada baris ke-푛푗) yang merupakan elemen basis standar pada 푅푛푠, maka diperoleh sebanyak 푠 kolom pertama dari 퐺̂ adalah sama dengan sebanyak 푠 kolom pertama dari 퐺̃ . Dengan demikian, 퐺̂ memiliki bentuk yang sama seperti halnya 퐺̃ . Klaim bahwa dapat dicari matriks 퐾 dan vektor 푢 sedemikian sehingga 퐺̂ 푢 siklik untuk 퐹̂ +퐺̂ 퐾. Perhatikan matriks 퐺̂ 퐾 dengan 퐾 matriks berukuran 푚 × 푛푠.
  • 7. Dengan memperhatikan bentuk 퐺̂ , jika kita memilih matriks 퐾 dengan semua barisnya adalah nol setelah baris ke-푠 maka baris 푛,2푛,…,푠푛 dari 퐺̂ 퐾 adalah sama dengan baris 1,2,…,푠 pada 퐾. Selanjutnya, dengan memilih sebanyak 푠 baris pertama dari 퐾, 퐹̂ +퐺̂ 퐾 dapat dibuat menjadi matriks yang elemen superdiagonal pertamanya adalah 1 dan 0 pada yang lain. Dengan demikian, 퐺̂ 푒푠=푒푛푠 adalah vektor siklik untuk 퐹̂ +퐺̂ 퐾. Berdasarkan teorema 3.3 maka sistem (퐹̂ +퐺̂ 퐾, 퐺̂ ) coefficient assignable, yang berarti bahwa sistem (퐹,퐺) coefficient assignable.