1. Media massa memengaruhi persepsi publik melalui agenda setting dan efek kognitif lainnya seperti membentuk citra tentang suatu objek.
2. Media massa dapat mempengaruhi sikap dan emosi publik, serta dapat mendorong perilaku prososial atau agresif melalui proses belajar sosial.
3. Teori kultivasi, imitasi, dan sugesti menjelaskan bagaimana penonton televisi cenderung menginternalisasi nilai-nil
1. 6/29/2018
1
Psikologi Media
// Fisip U45M // Ilmu Komunikasi//
// IW.Sutama, M.I.Kom // iansutama@yahoo.com //
// 0817361323 //
Efek Kehadiran Komunikasi Massa
Teori McLuhan, teori perpanjangan alat indera (sense extension
theory); media massa adalah perluasan dari alat indera manusia;
yang memengaruhi kita bukan apa yang disampaikan media,
tetapi jenis media komunikasi apa yang kita gunakan
(interpersonal, media cetak, atau televisi). Steven H. Chaffe; ada
lima hal tentang efek :
1) Efek ekonomis, mengerakkan berbagai usaha.
2) Efek sosial, perubahan pada struktur atau interaksi sosial
3) Efek pada penjadwalan kegiatan
4) Efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu,
5) Efek pada perasaan orang terhadap media, menggunakan
media massa untuk memuasakan kebutuhan psikologis.
2. 6/29/2018
2
Dalam kognitif kita mengulas tentang citra. Citra adalah gambaran
tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas. Citra adalah
dunia menurut persepsi kita. Komunikasi tidak secara, langsung
menimbulkan perilaku tertentu, ujar Roberts (1977), “tetapi cenderung
memengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang
lingkungan ;dan citra inilah yang memengaruhi cara kita berperilaku.”
1. Pembentukan dan Perubahan Citra
Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa
bekerja untuk menyampaikan informasi. Untuk khalayak, informasi dapat
membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Menurut
McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita dari
media massa kita memperoleh alat indera kita. dengan media
massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat
yang kita alami secara langsung. media massa dapat menjadi jendela
kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan
alat indera kita.
Efek Kognitif Komunikasi Massa
2. Agenda Setting. asumsi bahwa media massa menyaring
berita, artikel atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara
selektif, penyunting redaksi atau wartawan mementukan mana
yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan.
3. Efek Prososial Kognitif. Bila media massa seperti televisi, radio,
atau surat kabar menyampaikan informasi atau nilai-nilai yang
berguna. Tetapi apakah khalayak memperoleh manfaat? Disini
akan dibahas bagaimana media massa memberikan manfaat
yang dikehendaki oleh masyarakat.
3. 6/29/2018
3
Efek Afektif Komunikasi Massa
1. Pembentukan dan perubahan sikap
Menurut Joseph Klepper (1960), berdasarkan penelitian yang
komprehensif mengenai media massa, dalam hubungannya dengan
pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media massa dapat
disimpulkan pada lima prinsip umum :
Pengaruh komunikasi massa, faktor-faktornya seperti predisposisi
personal, proses selektif, keanggotaan kelompok
Faktor-faktor diatas berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang
ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai agent of change.
Komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil
pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada konversi (perubahan
seluruh sikap).
Komunikasi massa efektif dalam bidang dimana pendapat orang
lemah(misalnya pada iklan komersial).Komunikasi massa afektif dalam
menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada
predisposisi yang harus diperteguh.
2. Rangsangan Emosional
Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional
pesan pada media massa :
a) Suasana emosional (mood) : dalam mempersepsi sesuatu, suasana
mental sangat berpengaruh.
b) Skema kognitif : naskah pada pikiran kita yang menjelaskan alur
peristiwa yang dapat juga terbentuk karena induksi verbal atau
petunjuk pendahuluan yang menggerakkan kerangka interpretatif.
c) Suasana terpaan : kondisi sekitar akan memengaruhi dalam emosi pada
saat memberikan respons.
d) Predisposisi individual : mengacu pada karakter individu yang khas,
semua orang berbeda-beda.
e) Tingkat identifikasi khalayak terhadap tokoh dalam media massa :
sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan di
media massa
4. 6/29/2018
4
3. Rangsangan Seksual
Merupakan rangsangan yang muncul akibat adegan-adegan
erotis di media massa,yang kita kenal dengan pornografi. Para
ahli menggunakan istilah SEM (Sexually Explicit Materials) atau
erotika. Erotika merangsang gairah seksual, meruntuhkan nilai
moral, mendorong orang gila seks, dan merangsang gairah
seksual. Stimuli erotis, yaitu stimuli yang membangkitkan gairah
seksual internal dan eksternal. Stimuli internal adalah merangsang
yang timbul dari mekanisme dalam tubuh organisme.
Sedangkan stimuli eksternal adalah petunjuk-petunjuk (cues)
yang bersifat visual (olfactory), sentuhan (tactual), gerakan
(kinesthetic), dan intelektual.
Efek komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima atau efek prososial
behavioral (dan pada perilaku agresif).
Efek Behavioral Komunikasi Massa
1. Efek Prososial Behavioral
Salah satu perilaku prososial memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain. Teori psikologi yang menjelaskan efek prososial media
massa adalah teori belajar sosial menurut Bandura. Menurut Bandura, kita
belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau
peneladanan (modeling). Artinya, kita mampu memiliki keterampilan tertentu
bila terdapat jalinan positif yang kita amati dan karakteristik kita.
2. Agresi Sebagai Efek Komunikasi Massa
Agresi sebagai setiap bentuk perilaku yang diarahkan untuk merusak
atau melukai orang lain yang menghindari perlakuan seperti itu (Baron dan
Byrne, 1979:405). Menurut teori belajar sosial dari Bandura, orang
cenderung meniru perilaku yang diamatinya, stimuli menjadi teladan untuk
perilakunya. Kita dapat menduga penyajian cerita atau adegan kekerasan
dalam media massa akan menyebabkan orang melakukan kekerasan pula,
dengan kata lain mendorong orang menjadi agresif.
5. 6/29/2018
5
3. Teori-teori Efek Sosial Komunikasi Massa
Menurut Gerbner, televisi berfungsi untuk menanamkan ideologi dan dapat
dianalisis (cultivation analysis). Semakin sering seseorang menonton televisi maka
akan semakin mirip persepsinya tentang realitas sosial dengan apa yang disajikan di
televisi. Selain iru Gerbner juga mengembangkan konsep mainstreaming
(mengikuti arus) dan resonance (apa yang disaksikan di televisi cocok dengan
apa yang terjadi di lingkungan)
David P. Phillips memiliki sebuah teori yaitu teori imitasi dan sugesti. Teori ini
mengungkapkan bahwa apa yang disajikan pada media televisi akan membuat
penonton mengimitasi berita tersebut pada kehidupan nyata. Apabila ada berita
tentang bunuh diri maka hal itu akan mendorong masyarakat untuk bunuh diri
pula. Phillips menyebutkan bahwa proses imitasi tersebut sebagai penularan
cultural (culture contagion) dengan enam karakteristik didalamnya.
a) Periode inkubasi
b) Imunisasi
c) Penularan khusus dan umum
d) Kerentanan untuk ditulari
e) Media infeksi
f) Karantina