SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Teori-teori Komunikasi Massa
                 Materi Minggu 13-14
 Referensi : Littlejohn,Stephen W & Foss, Karen A.
2005, Theories of Human Communication, 8th edition,
             USA, Thomson Wadsworth
                      Chapter 10
Bullet theory/Hypodermic needles
   Media massa dianggap memiliki kekuatan yang luar biasa,
    sehingga khalayak tidak mampu membendung informasi yang
    dilancarkannya.

   Khalayak dianggap pasif, tidak mampu bereaksi apapun
    kecuali hanya menerima begitu saja semua pesan yang
    disampaikan media massa.

   Penggambaran kekuatan media massa yang begitu besar
    menyebabkan teori media massa awal ini kemudian dijuluki
    teori peluru atau bullet theory , jarum hipodermis atau teori
    jarum suntik “hypodermic needles theory”
Teori efek terbatas media massa
   Teori komunikasi massa yang menekankan pada kekuatan
    media untuk mengubah perilaku ini pada beberapa dekade
    berikutnya mulai mendapat beberapa kritikan.
   Penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa
    sesungguhnya media massa memiliki efek yang kecil dalam
    mengubah perilaku.
   Hal ini ditunjukkan oleh penelitian dari Carl I. Hovland mengenai
    efek film pada militer yaitu bahwa proses komunikasi massa
    hanyalah melakukan transfer informasi pada khalayak dan
    bukannya mengubah perilaku sehingga perubahan yang terjadi
    hanyalah sebatas pada kognisi saja.
   Terbatasnya efek komunikasi massa hanya pada taraf kognisi
    dan (afeksi) ini menyebabkan teori aliran baru ini disebut sebagai
    limited effect theory atau teori efek terbatas.
   Konsep tentang teori efek terbatas ini dikukuhkan melalui karya
    Klapper, The Effects of Mass Communication (1960).
   Klapper menyatakan bahwa proses komunikasi massa tidak
    langsung menuju pada ditimbulkannya efek tertentu, melainkan
    melalui beberapa faktor (disebut sebagai mediating factor)
   Faktor-faktor tersebut merujuk pada proses selektif berpikir
    manusia yang meliputi persepsi selektif, terpaan selektif dan
    retensi (penyimpanan/memori) selektif.
   Ini berarti bahwa media massa memang punya pengaruh, tetapi
    bukanlah satu-satunya penyebab.
Teori efek moderat media massa
   Teori efek moderat ini merupakan hasil penelitian
    tentang komunikasi di tahun tujuh puluhan.
   Dasar asumsi teori efek moderat ini adalah
    pertama, model efek terbatas terlalu mengecilkan
    pengaruh komunikasi massa. Ini berarti bahwa pada
    situasi tertentu komunikasi massa dapat mempunyai
    pengaruh yang penting
   kedua, pengaruh efek terbatas hanya melihat efek
    media pada tingkat sikap dan pendapat, sedangkan
    sesungguhnya masih ada variabel lain yang dapat
    menjadi faktor pengaruh dan dampak dari media
    massa
Teori spiral kebisuan
(spiral of silence)
   Spiral kebisuan dikembangkan oleh Elizabeth Noelle-
    Neumann. Teori ini berpendapat bahwa media memiliki efek
    yang sangat kuat dalam membentuk opini publik.

   Menurut teori spiral kebisuan, ada tiga karakteristik
    komunikasi massa yang dapat berpengaruh pada opini publik,
    yaitu kumulasi (cummulation) atau penimbunan; ubiquitas
    (ubiquity): keberadaan media yang selalu ada dimana-mana;
    dan konsonansi (consonance) atau persesuaian antara apa
    yang disampaikan media massa dengan opini publik
   Media massa memainkan peran penting, sebab media berfungsi
    sebagai sumber informasi, dimana orang mencari distribusi opini
    publik. Media massa dapat mempengaruhi spiral kebisuan
    dengan tiga cara, yaitu satu, media membentuk kesan-kesan
    tertentu tentang opini mana yang dominan; dua, media
    membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini yang sedang
    naik atau berkembang; dan ketiga, media membentuk kesan
    tentang opini yang mutlak diperhatikan khalayak tanpa
    menampilkannya secara khusus.
   Istilah spiral kebisuan diberikan didasarkan pada logika bahwa
    semakin tersebar opini yang dominan oleh media massa dalam
    masyarakat maka semakin senyap pula suara perseorangan
    yang bertentangan dengan opini mayoritas tersebut
Efek tayangan kekerasan di televisi
   Catharsis: tayangan kekerasan di media massa dapat digunakan
    sebagai mekanisme katarsis bagi penonton untuk melampiaskan
    fantasinya tentang kekerasan sehingga dapat mengurangi perilaku
    kekerasan yang ada
   Social learning :tayangan kekerasan dapat dijadikan sebagai
    model belajar bagi penonton
   Priming : ketika tayangan kekerasan berlangsung terus menerus
    dan ditonjolkan , dapat memberikan dampak jangka panjang pada
    penonton
   Arousal :membangkitkan perilaku kekerasan dalam diri penonton
   Desensitization : menjadikan penonton tidak lagi sensitif atau peka
    terhadap perilaku kekerasan, lama-lama dianggap sebagai hal yang
    biasa
   Fear : menimbulkan dampak ketakutan
Cultivation Theory
   Teori penanaman atau cultivation theory ini berasal dari
    penelitian Gerbner tentang pola menonton televisi di Amerika
    Serikat.

   Penelitian Gerbner menemukan bahwa rata-rata penduduk
    Amerika Serikat menonton televisi kurang lebih 4-5 jam sehari.
    Mereka yang menonton lebih dari waktu tersebut disebut sebagai
    penonton berat atau heavy viewers. Sedangkan mereka yang
    menonton kurang dari jam tersebut disebut dengan light viewers

   Efek dari seluruh terpaan pada pesan yang diproduksi inilah
    yang disebut Gerbner sebagai teori kultivasi (cultivation), dimana
    televisi mengajarkan pandangan dunia secara umum, peran-
    peran umum dan nilai-nilai umum.
   Penelitian Gerbner berdasarkan perbandingan antara penonton
    berat dan penonton ringan televisi.
   Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara
    penonton ringan dan penonton berat televisi memberikan
    jawaban yang berbeda atas pertanyaan mengenai realitas yang
    dilihat di televisi.
   Dalam penelitian Gerbner ditanyakan pada penonton mengenai
    bidang pekerjaan apa yang paling banyak terdapat di Amerika
    Serikat. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa penonton
    berat mendefinisikan pekerjaan seperti apa yang dilihatnya di
    televisi, yaitu dengan menjawab bidang pekerjaan yang paling
    banyak adalah yang berkaitan dengan hukum. Padahal secara
    faktual bidang pekerjaan yang berkitan dengan hukum tidak lebih
    dari 1%. Hal ini dapat dimaklumi karena TV menampilkan lebih
    dari 20% karakter yang berhubungan dengan bidang-bidang
    hukum.
Agenda Setting
   Teori agenda setting pertama kali dikemukakan oleh
    McComb dan Donald L. Shaw dalam Public Opinion
    Quarterly terbitan tahun 1972 berjudul The Agenda
    Setting Function of Mass media.

   Kedua pakar tersebut mengemukakan bahwa “jika
    media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka
    media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
    menganggapnya penting.”

   Teori ini dilandasi oleh hasil studi mengenai pemilihan
    Presiden Amerika Serikat tahun 1968.
   Teori Agenda Setting menggambarkan besarnya
    pengaruh media dan kemampuannya untuk
    “menceritakan” isu-isu apa yang penting. Isu-isu atau
    individu yang dipilih media untuk dipublikasikan, akhirnya
    menjadi isu dan individu yang dipikirkan dan dibicarakan
    oleh khalayak.
   Disimpulkan bahwa meningkatnya nilai penting suatu
    topik pada media massa menyebabkan meningkatnya
    nilai penting topik tersebut pada khalayak.
   Studi selanjutnya dari McComb dan Shaw menunjukkan
    bahwa meskipun suratkabar dan televisi sama-sama
    mempengaruhi agenda politik pada khalayak, ternyata
    surat kabar pada umumnya lebih efektif dalam menata
    agenda daripada televisi
   Dalam penelitiannya di tahun 1976, McCombs dan Shaw
    menyatakan bahwa:

    “Khalayak tidak hanya mempelajari tentang isu-isu publik dan
    masalah-masalah lain melalui media, mereka juga mempelajari
    seberapa besar kepentingan untuk mengikat pada isu atau topik
    dari tekanan media massa pada permasalahan-permasalahan
    itu. Contohnya, dalam menyatakan apa saja yang dikatakan oleh
    para kandidat selama kampanye, media massa lah yang
    menentukan isu-isu yang penting. Dengan kata lain, media
    massa mengatur “agenda” kampanye itu. Kemampuan untuk
    mempengaruhi perubahan kognitif antara individu-individu
    merupakan salah satu dari aspek-aspek terpenting dari kekuatan
    komunikasi massa”.
Uses and Gratification
   Teori Uses and Grativifation dikemukakan oleh Katz dan
    Gurevitch (1959 )
   Bukan lagi melihat pada pengaruh media terhadap
    khalayak, tetapi apa yang dilakukan khalayak terhadap
    media
   Konsep ini dibuktikan dengan studi dari Riley & Riley
    yang menyatakan bahwa anak-anak menggunakan
    cerita-cerita petualangan di telivisi untuk berkhayal dan
    bermimpi. Hal ini mengindikasikan bahwa orang
    menggunakan media massa untuk tujuan-tujuan yang
    berbeda.
Teori Uses and Gratifications ini pada hakekatnya;
 Untuk menjelaskan bagaimana individu
  menggunakan komunikasi massa untuk memenuhi
  kebutuhannya.
 Untuk “menjelajahi” motivasi individu dalam
  penggunaan media.
 Mengidentifikasikan konsekuensi positif dan negatif
  bagi individu pada penggunaan media.
Asumsi-asumsi Uses & Gratification
   Keaktifan dalam mencari atau menggunakan media
    massa untuk memuaskan kebutuhan individualnya.
   Khalayak menggunakan media untuk pemenuhan
    harapan-harapannya.
   Khalayak aktif menyeleksi media dan isi media untuk
    memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Penelitian
    Rubin (1979) menyebutkan ada enam alasan mengapa
    anak-anak dan orang dewasa menggunakan televisi,
    yaitu untuk belajar, menghabiskan waktu, sebagai
    teman, sebagai sarana melupakan atau melarikan diri
    dari persoalan, sebagai sarana kegembiraan atau
    hiburan dan untuk bersantai atau rileks.
   Khalayak tahu dan dapat menyebutkan motivasinya
    pada penggunaan media massa.

More Related Content

What's hot

Media Dependency Theory
Media Dependency TheoryMedia Dependency Theory
Media Dependency Theorymankoma2012
 
uses and gratification theory
uses and gratification theoryuses and gratification theory
uses and gratification theoryFaiz Sujudi
 
Teori Ekologi Media
Teori Ekologi MediaTeori Ekologi Media
Teori Ekologi Mediamankoma2012
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theorymankoma2013
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting mankoma2013
 
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen HabermasTeori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen HabermasAngga Prawadika Aji
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theorymankoma2012
 
Paradigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiParadigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiHafiza .h
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatSirajuddin Lathif
 
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Nida Sabila Rafa
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasionalmankoma2013
 
Teori Semiotika Media
Teori Semiotika MediaTeori Semiotika Media
Teori Semiotika Mediamankoma2012
 

What's hot (20)

Teori Uses And Effect
Teori Uses And EffectTeori Uses And Effect
Teori Uses And Effect
 
Media Dependency Theory
Media Dependency TheoryMedia Dependency Theory
Media Dependency Theory
 
uses and gratification theory
uses and gratification theoryuses and gratification theory
uses and gratification theory
 
Teori Ekologi Media
Teori Ekologi MediaTeori Ekologi Media
Teori Ekologi Media
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
Teori komunikasi massa
Teori komunikasi massaTeori komunikasi massa
Teori komunikasi massa
 
Makalah media masa
Makalah media masaMakalah media masa
Makalah media masa
 
Teori Shannon dan Weaver
Teori Shannon dan WeaverTeori Shannon dan Weaver
Teori Shannon dan Weaver
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
 
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen HabermasTeori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theory
 
Paradigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiParadigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasi
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
Teori cultivation
Teori cultivationTeori cultivation
Teori cultivation
 
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 
Teori Semiotika Media
Teori Semiotika MediaTeori Semiotika Media
Teori Semiotika Media
 

Similar to TEORI MEDIA MASSA

AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxTEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxAlvinSetya
 
Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massaiwan setiawan
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politikFuji Lestari
 
Uses and gratifications theory
Uses and gratifications theoryUses and gratifications theory
Uses and gratifications theoryRonzzy Kevin
 
Efek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi MassaEfek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi Massaiwan setiawan
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2Diana Amelia Bagti
 
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDASession 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDAAhmad Kurnia
 
MASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYMASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYEvry Purrba
 
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.pptMateri 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.pptAdePutraTunggali
 
The Spiral of Silence Theory
The Spiral of Silence Theory The Spiral of Silence Theory
The Spiral of Silence Theory Faiz Sujudi
 
Cultivation analysis
Cultivation analysisCultivation analysis
Cultivation analysisRonzzy Kevin
 

Similar to TEORI MEDIA MASSA (20)

AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
Teori komunikasi
Teori komunikasiTeori komunikasi
Teori komunikasi
 
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxTEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
 
Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massa
 
Efek media
Efek mediaEfek media
Efek media
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
 
Uses and gratifications theory
Uses and gratifications theoryUses and gratifications theory
Uses and gratifications theory
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa
 
1243 2488-1-pb
1243 2488-1-pb1243 2488-1-pb
1243 2488-1-pb
 
Efek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi MassaEfek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi Massa
 
Hypodermic needle
Hypodermic needleHypodermic needle
Hypodermic needle
 
Psikologi media
Psikologi mediaPsikologi media
Psikologi media
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
 
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDASession 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
 
MASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYMASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORY
 
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.pptMateri 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
 
Ade
AdeAde
Ade
 
The Spiral of Silence Theory
The Spiral of Silence Theory The Spiral of Silence Theory
The Spiral of Silence Theory
 
Cultivation analysis
Cultivation analysisCultivation analysis
Cultivation analysis
 

TEORI MEDIA MASSA

  • 1. Teori-teori Komunikasi Massa Materi Minggu 13-14 Referensi : Littlejohn,Stephen W & Foss, Karen A. 2005, Theories of Human Communication, 8th edition, USA, Thomson Wadsworth Chapter 10
  • 2. Bullet theory/Hypodermic needles  Media massa dianggap memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga khalayak tidak mampu membendung informasi yang dilancarkannya.  Khalayak dianggap pasif, tidak mampu bereaksi apapun kecuali hanya menerima begitu saja semua pesan yang disampaikan media massa.  Penggambaran kekuatan media massa yang begitu besar menyebabkan teori media massa awal ini kemudian dijuluki teori peluru atau bullet theory , jarum hipodermis atau teori jarum suntik “hypodermic needles theory”
  • 3. Teori efek terbatas media massa  Teori komunikasi massa yang menekankan pada kekuatan media untuk mengubah perilaku ini pada beberapa dekade berikutnya mulai mendapat beberapa kritikan.  Penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa sesungguhnya media massa memiliki efek yang kecil dalam mengubah perilaku.  Hal ini ditunjukkan oleh penelitian dari Carl I. Hovland mengenai efek film pada militer yaitu bahwa proses komunikasi massa hanyalah melakukan transfer informasi pada khalayak dan bukannya mengubah perilaku sehingga perubahan yang terjadi hanyalah sebatas pada kognisi saja.  Terbatasnya efek komunikasi massa hanya pada taraf kognisi dan (afeksi) ini menyebabkan teori aliran baru ini disebut sebagai limited effect theory atau teori efek terbatas.
  • 4. Konsep tentang teori efek terbatas ini dikukuhkan melalui karya Klapper, The Effects of Mass Communication (1960).  Klapper menyatakan bahwa proses komunikasi massa tidak langsung menuju pada ditimbulkannya efek tertentu, melainkan melalui beberapa faktor (disebut sebagai mediating factor)  Faktor-faktor tersebut merujuk pada proses selektif berpikir manusia yang meliputi persepsi selektif, terpaan selektif dan retensi (penyimpanan/memori) selektif.  Ini berarti bahwa media massa memang punya pengaruh, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab.
  • 5. Teori efek moderat media massa  Teori efek moderat ini merupakan hasil penelitian tentang komunikasi di tahun tujuh puluhan.  Dasar asumsi teori efek moderat ini adalah pertama, model efek terbatas terlalu mengecilkan pengaruh komunikasi massa. Ini berarti bahwa pada situasi tertentu komunikasi massa dapat mempunyai pengaruh yang penting  kedua, pengaruh efek terbatas hanya melihat efek media pada tingkat sikap dan pendapat, sedangkan sesungguhnya masih ada variabel lain yang dapat menjadi faktor pengaruh dan dampak dari media massa
  • 6. Teori spiral kebisuan (spiral of silence)  Spiral kebisuan dikembangkan oleh Elizabeth Noelle- Neumann. Teori ini berpendapat bahwa media memiliki efek yang sangat kuat dalam membentuk opini publik.  Menurut teori spiral kebisuan, ada tiga karakteristik komunikasi massa yang dapat berpengaruh pada opini publik, yaitu kumulasi (cummulation) atau penimbunan; ubiquitas (ubiquity): keberadaan media yang selalu ada dimana-mana; dan konsonansi (consonance) atau persesuaian antara apa yang disampaikan media massa dengan opini publik
  • 7. Media massa memainkan peran penting, sebab media berfungsi sebagai sumber informasi, dimana orang mencari distribusi opini publik. Media massa dapat mempengaruhi spiral kebisuan dengan tiga cara, yaitu satu, media membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini mana yang dominan; dua, media membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini yang sedang naik atau berkembang; dan ketiga, media membentuk kesan tentang opini yang mutlak diperhatikan khalayak tanpa menampilkannya secara khusus.  Istilah spiral kebisuan diberikan didasarkan pada logika bahwa semakin tersebar opini yang dominan oleh media massa dalam masyarakat maka semakin senyap pula suara perseorangan yang bertentangan dengan opini mayoritas tersebut
  • 8. Efek tayangan kekerasan di televisi  Catharsis: tayangan kekerasan di media massa dapat digunakan sebagai mekanisme katarsis bagi penonton untuk melampiaskan fantasinya tentang kekerasan sehingga dapat mengurangi perilaku kekerasan yang ada  Social learning :tayangan kekerasan dapat dijadikan sebagai model belajar bagi penonton  Priming : ketika tayangan kekerasan berlangsung terus menerus dan ditonjolkan , dapat memberikan dampak jangka panjang pada penonton  Arousal :membangkitkan perilaku kekerasan dalam diri penonton  Desensitization : menjadikan penonton tidak lagi sensitif atau peka terhadap perilaku kekerasan, lama-lama dianggap sebagai hal yang biasa  Fear : menimbulkan dampak ketakutan
  • 9. Cultivation Theory  Teori penanaman atau cultivation theory ini berasal dari penelitian Gerbner tentang pola menonton televisi di Amerika Serikat.  Penelitian Gerbner menemukan bahwa rata-rata penduduk Amerika Serikat menonton televisi kurang lebih 4-5 jam sehari. Mereka yang menonton lebih dari waktu tersebut disebut sebagai penonton berat atau heavy viewers. Sedangkan mereka yang menonton kurang dari jam tersebut disebut dengan light viewers  Efek dari seluruh terpaan pada pesan yang diproduksi inilah yang disebut Gerbner sebagai teori kultivasi (cultivation), dimana televisi mengajarkan pandangan dunia secara umum, peran- peran umum dan nilai-nilai umum.
  • 10. Penelitian Gerbner berdasarkan perbandingan antara penonton berat dan penonton ringan televisi.  Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara penonton ringan dan penonton berat televisi memberikan jawaban yang berbeda atas pertanyaan mengenai realitas yang dilihat di televisi.  Dalam penelitian Gerbner ditanyakan pada penonton mengenai bidang pekerjaan apa yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa penonton berat mendefinisikan pekerjaan seperti apa yang dilihatnya di televisi, yaitu dengan menjawab bidang pekerjaan yang paling banyak adalah yang berkaitan dengan hukum. Padahal secara faktual bidang pekerjaan yang berkitan dengan hukum tidak lebih dari 1%. Hal ini dapat dimaklumi karena TV menampilkan lebih dari 20% karakter yang berhubungan dengan bidang-bidang hukum.
  • 11. Agenda Setting  Teori agenda setting pertama kali dikemukakan oleh McComb dan Donald L. Shaw dalam Public Opinion Quarterly terbitan tahun 1972 berjudul The Agenda Setting Function of Mass media.  Kedua pakar tersebut mengemukakan bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.”  Teori ini dilandasi oleh hasil studi mengenai pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1968.
  • 12. Teori Agenda Setting menggambarkan besarnya pengaruh media dan kemampuannya untuk “menceritakan” isu-isu apa yang penting. Isu-isu atau individu yang dipilih media untuk dipublikasikan, akhirnya menjadi isu dan individu yang dipikirkan dan dibicarakan oleh khalayak.  Disimpulkan bahwa meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak.  Studi selanjutnya dari McComb dan Shaw menunjukkan bahwa meskipun suratkabar dan televisi sama-sama mempengaruhi agenda politik pada khalayak, ternyata surat kabar pada umumnya lebih efektif dalam menata agenda daripada televisi
  • 13. Dalam penelitiannya di tahun 1976, McCombs dan Shaw menyatakan bahwa: “Khalayak tidak hanya mempelajari tentang isu-isu publik dan masalah-masalah lain melalui media, mereka juga mempelajari seberapa besar kepentingan untuk mengikat pada isu atau topik dari tekanan media massa pada permasalahan-permasalahan itu. Contohnya, dalam menyatakan apa saja yang dikatakan oleh para kandidat selama kampanye, media massa lah yang menentukan isu-isu yang penting. Dengan kata lain, media massa mengatur “agenda” kampanye itu. Kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif antara individu-individu merupakan salah satu dari aspek-aspek terpenting dari kekuatan komunikasi massa”.
  • 14. Uses and Gratification  Teori Uses and Grativifation dikemukakan oleh Katz dan Gurevitch (1959 )  Bukan lagi melihat pada pengaruh media terhadap khalayak, tetapi apa yang dilakukan khalayak terhadap media  Konsep ini dibuktikan dengan studi dari Riley & Riley yang menyatakan bahwa anak-anak menggunakan cerita-cerita petualangan di telivisi untuk berkhayal dan bermimpi. Hal ini mengindikasikan bahwa orang menggunakan media massa untuk tujuan-tujuan yang berbeda.
  • 15. Teori Uses and Gratifications ini pada hakekatnya;  Untuk menjelaskan bagaimana individu menggunakan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhannya.  Untuk “menjelajahi” motivasi individu dalam penggunaan media.  Mengidentifikasikan konsekuensi positif dan negatif bagi individu pada penggunaan media.
  • 16. Asumsi-asumsi Uses & Gratification  Keaktifan dalam mencari atau menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan individualnya.  Khalayak menggunakan media untuk pemenuhan harapan-harapannya.  Khalayak aktif menyeleksi media dan isi media untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Penelitian Rubin (1979) menyebutkan ada enam alasan mengapa anak-anak dan orang dewasa menggunakan televisi, yaitu untuk belajar, menghabiskan waktu, sebagai teman, sebagai sarana melupakan atau melarikan diri dari persoalan, sebagai sarana kegembiraan atau hiburan dan untuk bersantai atau rileks.  Khalayak tahu dan dapat menyebutkan motivasinya pada penggunaan media massa.