SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
HEMODIALISIS PADA ANAK
Oleh:
Agustina Wulandari, dr., Sp.A., M.Kes
NIM 011929049303
Divisi Nefrologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/ RSUD Dr.
Moewardi
Surakarta
2021
Daftar singkatan:
2
HD : Hemodialisis
BB : Berat badan
kgBB : Kilogram berat badan
Qb : Blood flow
Qd : Dialysate flow
UF : Ultrafiltration
URR : Urea Reduction Rasio
TD : Tekanan darah
NO : Nitric oxide (NO)
ADMA : Asymmetric dimethylarginine
ET-1 : Endothelin-1
ACLS : Advance Cardiac Life Support
EKG : Elektrokardiogram
SVT : Supra Ventricular Tacychardia
CCB : Calcium channel blocker
PENDAHULUAN
• Definisi Anak: sejak
masa konsepsi sampai
usia 18 tahun.
• Pembahasan anak dalam arti
terbatas pada hemodialisis
untuk anak - anak dengan berat
badan ≥ 20 kg (karena
keterbatasan fasilitas)
3
Perbedaan
anak
dengan
dewasa
Volume
darah
Tekanan
darah
Otot - otot
jantung
Kesiapan
fisik dan
mental
4
5
Informed consent:
orang tua & anak
Pasien:
 Persiapan mental,
psikososial, fisik,
orientasi tempat &
teknik
 Pemeriksaan fisis &
tanda vital
 Pemeriksaan
laboratorium : darah
rutin, studi koagulasi,
ureum, kreatinin,
elektrolit, AGD,
albumin, HbsAg, anti
HCV, anti HIV
 Akses vaskuler
Teknik & peresepan
hemodialisis
Persiapan
Posisi
kateter
Paling banyak
di v. jugularis
interna
Tip kateter sebaiknya terletak
pada sambungan superior v.
cava superior & atrium kanan/
pada atrium kanan
Sedapat mungkin tidak
menggunakan vena
subclavia (risiko tinggi
terjadi stenosis)
Kateter v.
femoralis: tip dari
kateter sebaiknya
terletak pada v.
cava inferior
bagian distal untuk
mengurangi
resirkulasi
6
Akses vaskuler
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH
Children’s Kidney Center
BB (kg) Kateter
Maks.
Qb
(ml/m
in)
< 3 5 fr 2 single
lumen
15 cm
17 cm
50 -
75
6,5 fr Double
lumen
10 cm
3 - 15 7 fr Double
lumen
10 cm
12 cm
75 -
100
16 - 30 9 fr Double
lumen
12 cm
16 cm
100 -
250
> 30 11 fr
11,5 fr
13 fr
Double
lumen
13,5 cm
16 cm
21 cm
33 cm
Up tp
350
Tipe kateter: double lumen silikon/kateter
polyurethrane
Peresepan hemodialisis anak
BB kering :
Luas permukaan tubuh :
Volume ekstrakorporeal :
Dialiser :
Solusi priming :
Cairan dialisat :
Blood flow (Qb) :
Dialisat flow rate (Qd) :
Durasi (lama) :
Ultrafiltration goal (UF) :
Dosis anti koagulan :
Pre-medikasi :
Transfusi :
7
• volume sirkuit < 8 ml/kgBB
• Volume darah ekstrakorporeal < 10% volume darah total
(volume darah neonatus = 100 ml/kg, < 10 kg = 80 ml/kg, > 10 kg = 70 ml/kg)
• Dialiser
Low flux or high flux
BB: 20-30 kg (BSA 0.7), 30-40 kg (BSA 0.9), > 40 kg (BSA 1.0)
Volume tubing neonatus = 34 ml, tubing anak = 74 ml, dewasa = 128 ml
8
Volume ekstrakorporeal
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
UKURAN DIALISER UNTUK ANAK
Ukuran dialiser F3 F4 F5 F6
Area permukaan efektif, m2 0,4 0,7 0,9-1,0 1,3
Koefisien UF ml/jam/mmHg tekanan
transmembran
1,7 2,8 4,0-4,2 5,5
Volume darah priming,ml 28 - 30 42 - 44 60 - 63 82 - 84
Maksimum UF ml/jam 800 1600 2450 3300
Koefisien area transfer masa urea (KoA)
ml/menit
290 440 557 670
Klirens urea pada Qb 25 ml/menit, mL/menit 25 25 25 25
Klirens urea pada Qb 200 mL/menit, mL/menit 125 155 175 183
9
Volume Ekstrakorporeal = volume pengisian tubing + volume priming dialiser
Solusi priming (albumin 5% atau PRC)
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
10
Blood flow (Qb)/ Kecepatan aliran darah
Anak: 150 - 200 ml/m2/min atau 5 - 7 ml/kgBB/min (min. 3 -5 ml/kgBB/min)
Qb untuk HD pertama: 2 - 3 ml/kgBB/min
• BB < 10 kg : 100 ml/min
• BB 10 - 40 kg : 2.5 x BB + 100 ml/min
• BB > 40 kg : > 250 ml/min
Tujuan: utk klirens urea 2 - 3 ml/min/kgBB
Qb < maks. volume ekstrakorporeal per menit (< BB x 8 ml/min)
Dialisat flow (Qd)
Rata-rata kecepatan dialisat 300 - 500 ml/min (biasanya 1,5 - 2 x Qb)
Cairan pencuci/dialisat
Komposisi:
Potassium 2 mmol/L
Bicarbonate 30-40 mEq/L
Calcium 1,25 mmol/L; 1,5 mmol/L; 1,75 mmol/L
Glukosa 0 atau 2 mmol/L
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Ultrafiltrasi (UF)
UF rate 10 - 12 ml/kgBB/jam atau 0,2 ml/kg/menit
UF goal jangan > 5% BB dalam satu sesi dialisis  utk mencegah
hipotensi.
Pada pasien dengan volume overload, bisa dinaikkan sampai 15
ml/kgBB/jam dan/atau pertimbangkan UF sekuensial.
UF rate yang terlalu tinggi dapat mengurangi renal residual function
dan meningkatkan komorbiditas cardiovaskuler.
11
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
12
Heparin Loading dose Maintenance dose
Free heparin 5000 U/L NaCl 0,9% NaCl0,9% tiap 15-30 menit
Neonatus 50 ml
Anak 60 ml
Reguler 50 U/kgBB
(maks. dewasa: 1500 U)
10 - 50 U/kgBB/jam
(maks. dewasa: 750 U/jam)
Dosis rendah > 15 kg: 10 - 20 U/kgBB
≤ 15 kg: 5 - 10 U/kgBB
(maks. dewasa: 1000 U)
5 – 10 U/kgBB/jam
(maks dewasa: 500 U/jam)
Stop heparin minimal 1 jam sebelum sesi HD selesai
Anti koagulan
Low molecular weight heparin (LMWH)
Dosis enoxaparin inisial bolus 0,5 mg/kgBB
Pasien dgn risiko trombosis 0,8 - 1 mg/kgBB (0,4 mg/kgBB saat awal dan 0,4 mg/kgBB pada jam ke-3)
Pasien dgn risiko perdarahan 0,5 mg/kgBB
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
13
Jenis obat Dosis Cara pemberian
Phenobarbital
Fenitoin
3 - 5 mg/kgBB/kali IV, pre dan/ post dialisis
Manitol 0,5 - 1 g/kgBB/kali
Maksimal 12,5 g/jam
IV, 30 menit awal dialisis
Pre-medikasi
Digunakan untuk mencegah sindrom Disekuilibrium.
Diberikan pada saat 2 - 3 HD awal terutama jika ureum ≥ 60 mmol/L
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Perhitungan waktu berdasarkan klirens urea
• K = kliren urea dialiser pada Qb spesifik (ml/min)
• T = waktu (menit)
• V = Volume total cairan tubuh (ml)
• C1 = kadar urea post dialisis
• C0 = kadar urea pre dialisis
14
Kt/V= -ln C1/C0
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Perhitungan:
1. Hitung volume cairan tubuh
Persamaan Morgenstern
• Laki - laki : V (Liter)= 20,88 x BSA – 4,29
• Perempuan : V (Liter)= 16,92 x BSA – 1,81
2. Tentukan rata-rata reduksi urea (URR) yang diharapkan
untuk HD akut: harus bertahap 3-4 sesi untuk mencegah sindrom disequilibrium
Sesi 1: 30%
Sesi 2: 50%
Sesi 3: 70%
Sesi 4: 90%
2. Kalkulasi ln (C1/C0)
3. Hitung waktu lamanya HD berdasarkan rumus Kt/V= -ln C1/C0
15
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Klirens urea dialiser
Dialiser BSA KoA urea Blood flow (Qb)
50 ml/min
Blood flow (Qb)
100 ml/min
F3 0,4 250 49 89
F4 0,7 369 50 96
F5 1,0 402 50 97
F6 1,3 458 50 98
16
Kalkulasi ln C1/C0
URR (%) C1/C0 ln (C1/C0)
90 0,1 -2,302
70 0,3 -1,204
50 0,5 -0,693
30 0,7 -0,357
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Contoh :
17
Anak perempuan BB 20 kg, TB 120 cm, BSA : 0,82
BB kering : 20 kg
Luas permukaan tubuh : 0,82
Volume darah : 70 ml x 20 = 1400 ml (10 % volume darah = 140 ml)
Dialiser : FB 70 = 44 ml
Volume ekstrakorporeal = tubing + dialiser = 120 ml + 44 ml = 164 ml
Solusi priming : 24 ml dengan albumin atau PRC
Cairan dialisat : bikarbonat
Blood flow (Qb) : inisiasi 2 - 3 ml/kgBB/menit = 40 - 60 ml/menit
5 - 7 ml/kgBB/menit = 100 - 140 ml/menit
BB 10 - 40 kg = 2.5 x BB + 100 ml/min = 150 ml/menit
Catatan : Qb < maks. volume ekstrakorporeal/menit = 140 ml/menit
Dialisat flow rate (Qd) : 300 ml/menit (1,5 - 2 x Qb)
Durasi :
1. Volume total air tubuh menurut
Morgensten: 12.064 ml
2. Sesi I target URR 30%
ln C1/C0= -0,357
K= 96
t = (0,357 x 12.067 mL)/96 =
45 menit ~ 1 jam
Waktu yang diperlukan untuk sesi I
= 1 jam
• Sesi II target URR 50%
t = 0,693 x 12.067/96 = 87 menit ~
1,5 jam
• Sesi III target URR 70%
t = 1,204 x 12.067/96 = 151 menit ~
2,5 jam
• Sesi IV target URR 90%
t = 2,302 x 12.067/96 = 289,5
menit ~ 5 jam
18
Kt/V= -ln C1/C0
19
Durasi (lama) : sesi 1 = 1 jam, sesi 2 = 1,5 jam, sesi 3 = 2,5 jam, sesi 4 = 5 jam
Ultrafiltration goal (UF) : 0,2 ml/kgBB/menit = 4 ml/menit = 240 ml/jam, max. 5% BB = 1000 ml
Dosis anti koagulan : loading 50 U/kgBB = 1000 U
maintenance 10 - 50 U/kgBB/jam = 200 - 1000 U/jam
Pre-medikasi : Fenobarbital 3 - 5 mg/kgBB/kali = 60 - 100 mg
Manitol 0,5 - 1 g/kgBB/kali = 10 g (max. 12,5 g)
Transfusi : -
Komplikasi intradialitik
20
Hemodialisis
memperbaiki
kondisi
tersebut.
Di sisi lain prosedur HD dapat
juga memperburuk kondisi.
Gagal ginjal terkait
dengan berbagai
kondisi yang
mengancam jiwa
Komplikasi intradialitik
Gagal ginjal vs. Hemodialisis
21
22
23
Komplikasi akut HD/ intradialitik pada
anak
24
Komplikasi pasien Komplikasi teknis
Hipotensi (16%) Clotting (0,95%)
Hipertensi (20%) Blood leak (2,8%)
Kram (8 – 10%) Hemolisis
Sindrom disequilibrium Emboli udara
Mual dan muntah (1,7%) Reaksi dialiser
Nyeri kepala (13,8%)
Gatal
Demam atau menggigil (4%)
Nyeri dada (4%)
Aritmia (3,9%)
Komplikasi kardiovaskuler
25
• Hipotensi
• Hipertensi
• Nyeri dada
• Aritmia
26
Kategori tekanan darah
Tekanan darah anak
27
Definisi:
Usia Tekanan darah sistolik (mmHg)
Neonatus < 60
Bayi < 70
Anak 1-10 tahun < 70 + (usia dalam tahun x 2)
Anak > 10 tahun < 90
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Hipotensi intradialitik
a. Faktor dialisis
b. LVH, infark miokard, emboli udara,
disfungsi diastolik, aritmia, tamponade
c. Sepsis
d. Perdarahan: perdarahan gastrointestinal,
diskoneksi blood line
e. Ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis
f. Neuropati autonom: gangguan pengaturan
reseptor adrenergik yang dpt mengurangi
respon hemodinamin thd katekolamin
endogen selama UF
g. Anafilaksis
Etiologi
28
Faktor dialisis
29
Pasien
Kenaikan BB interdialitik yg berlebihan (> 3% of BB)
Perhitungan BB kering yang tidak tepat
Obat antihipertensi
Makan saat HD
Dialiser
Volume ekstrakorporeal yang besar (>10%)
UF rate yang terlalu cepat
Qb yang terlalau cepat
Antikoagulan sitrat
Dialisat
Dialisat asetat
Dialisat rendah sodium
Suhu dialisat yang tinggi
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Tatalaksana akut
30
• Posisi trendelenburg
P
• UF ↓ / Stop
U
• Qb↓
B
• Give oxygen, NaCl 0.9%/albumin 5% (10ml/kgBB)
G
• Consider dopamine infussion
C
• Stop HD
S
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
5% albumin atausalin?
31
This should not replace the fundamental issue of
avoiding salt and water excess
32
33
Langkah 1
• Hindari obat antihipertensi
sebelum dialisis
• Hindari makan selama dialisis
• Nilai ulang target BB kering
• Cegah kenaikan BB interdialitik
yang berlebihan
• Koreksi anemia
• Menggunakan stocking untuk
kompresi kaki
Pencegahan hipotensi intradialitik berulang
Langkah 2
• Evaluasi ulang peresepan
dialisis
~ Turunkan Qb dan UF rate
~ Tanpa UF atau sekuensial
UF
~ Sesi dialisis tambahan
• Evaluasi ulang komposisi cairan
dialisat
• Monitor volume darah
intradialitik non invasif
• Pertimbangkan UF profiling
atau kombinasi sodium dan UF
profiling
• Pertimbangkan target BB kering
yang berbeda tiap HD.
• Pindahkan 50% dari
total target UF goal
pada 1 jam pertama
maks. perubahan
volume darah 8 - 12%
• Pindahkan 50%
sisanya di sisa waktu
HD dengan maks
perubahan volume
darah 5% per jam
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Definisi:
Peningkatan tekanan darah
sistolik > 10 mmHg pada saat
atau post HD dibandingkan
tekanan darah pre HD
34
• Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik dan/atau
diastolik ≥ persentil 95
berdasarkan usia, tinggi badan, &
jenis kelamin.
• Hipertensi terjadi pada 70-84%
anak-anak dengan HD dan 68-
81% dengan dialisis peritoneal.
• Tekanan darah sulit dikendalikan
pada 55-80% pasien ESRD.
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Hipertensi intradialitik paradoksikal
Etiologi
1. Kelebihan volume cairan tubuh
2. Aktivasi berlebihan sistem renin-angiotensin (RAS) dan sistem saraf simpatis (SNS)
sebagai respons terhadap ultrafiltrasi cepat
3. Peningkatan curah jantung pada pasien dengan peningkatan BB interdialitik yang
berlebihan atau pada pasien dengan dilatasi jantung
4. Aktivitas bahan vasoaktif yang meningkat dan berperan dalam aktivitas simpatis,
vasokonstriksi perifer, dan kontrol TD intradialitik: Nitric oxide (NO), Asymmetric
dimethylarginine (ADMA)  inhibitor endogen NO synthase, Endothelin-1 (ET-1) 
peptide vasokonstriktor diproduksi oleh sel endotel
5. Hypernatremic dialysate
6. Penggunaan Eritropoietin  peningkatan hematokrit dikaitkan dengan peningkatan
viskositas darah  meningkatkan resistensi vaskuler perifer dan memperparah
hipertensi
7. Tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi atau penghilangan obat anti hipertensi saat
prosedur dialisis.
35
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Kelas Obat Banyak hilang saat HD Tidak banyak hilang saat HD
Simpatolitik Metildopa Clonidin, guanabenz
Antagonis Alpha,
Alpha/Beta
Prazosin, labetalol, terazosin
Antagonis Reseptor
Beta
Atenolol, metoprolol, nadolol Propanolol, pindolol, esmolol,
bisoprolol, carvedilol, asebutalol
ACE Inhibitor Captopril, enalapril, lisinopril,
perindopril, ramipril
Fosinopril
Antagonis Reseptor
Angiotensin II
- Losartan, candesartan
CCB - Amlodipin, diltiazem, felodipin,
isradipin, nifedipin, verapamil
Vasodilator Minoxidil, diazoksid,
nitroprussid
Hidralazin
36
Nyeri dada
• Etiologi :
Hipotensi, angina, sindrom disequilibrium, gangguan
musculoskeletal, efusi pericardium, pericarditis dialisis, reaksi
dialiser, hemolisis, emboli udara.
• Evaluasi klinis:
1. Evaluasi karakter dari nyeri dada
2. Tanda vital
3. Nilai masalah jantung : EKG
• Tata laksana : sesuai etiologi
37
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Aritmia
Patofisiologi :
1. Gangguan ritme jantung: ektopik ventrikuler dan atrial, gangguan
konduksi, block and bundle branch block, SVT
2. Prosedur HD: Perubahan volume ekstraseluler dan komposisi elektrolit
secara cepat atau besar
3. Penyakit jantung pada pasien dialysis: hipertrofi ventrikel kiri, iskemia
miokard, disfungsi miokard
4. Disfungsi autonom
38
Evaluasi:
1. Identifikasi tipe aritmia dengan EKG
2. Cek stabilitas hemodinamik
3. Cari faktor pencetus aritmia:
• UF rate yang tinggi
• komposisi dialisat tinggi kalsium (hypercalemic dialysate)
• cek posisi HD cath dengan foto rontgen dada karena dapat menyebabkan
gangguan pada sistem konduksi atrioventikuler
• toksisitas digoksin
• abnormalitas elektrolit (hipokalemia dan hipomagnesemia)
• iskemia miokard (EKG dan enzim penanda iskemia)
39
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Tata laksana akut
1. Stop HD (kecuali penyebab block jantung adalah hiperkalemia yang dengan HD
dapat diperbaiki)
2. Tata laksana sesuai panduan ACLS
40
Pencegahan
1. Kontrol ketat konsumsi cairan dan kalium interdialitik sehingga menurunkan
kebutuhan penarikan UF yang agresif dan penggunaan komposisi dialisat
rendah kalium
2. Penggunaan komposisi dialisat normal kalsium
3. Hindari penggunaan obat antiaritmia jangka lama (kecuali obat golongan beta
blocker dan Calcium channel blocker)
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
41
Sebelum
HD
Kelebihan cairan
Gagal jantung
Asma
Pneumonia
Saat
HD
Emboli udara
5-30’ : type A
dialyzer reaction
30-60’ : type B
dialyzer reaction
60’ : Hemolisis
Akhir HD: sindrom
disekuilibrium
Obat : heparin,
preparat besi iv
Setelah
decloting
akses
Emboli pulmonal
Sesak napas
Tata laksana : sesuai etiologi
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Komplikasi neuromuskuler
42
• Sindrom disekuilibrium
• Kejang
• Kram otot
• Nyeri kepala
43
44
Cytotoxic brain
oedema
• Terjadi pada saat dan segera setelah
prosedur HD selesai
• Gejala : nyeri kepala, mual, kelelahan,
bingung, kejang, dan koma
• Disebabkan karena perubahan osmotik
transien dan elektrolit secara cepat atau
besar.
• Edema serebri dan peningkatan tekanan
intrakranial merupakan faktor primer
terjadinya sindrom disequilibrium 
target terapi
↑water transport vs ↓urea transport
45
• Pembersihan urea yang cepat saat
HD menyebabkan tekanan osmotik
bergerak mendorong  air
berpindah ke otak
• Idiogenic osmoles : kehadiran zat
ormotik aktif di otak
• Asidosis intraserebral paradoksikal:
koreksi asidosis metabolik yang
cepat  hipoventilasi dan
meningkatkan CO2 dalam darah 
difus ke dalam cairan serebrospinal
lebih cepat daripada serum
bikarbonat  edema serebri.
46
Manitol 20% 0.5 - 1.0 g/kgBB (max 12.5 g),
hentikan 30 menit sebelum sesi HD selesai
dan jangan diberikan > 2 kali per minggu
Gunakan dialisat
bikarbonat
Pencegahan:
• Gunakan dializer ukuran < BSA
• Kurangi durasi dialisis
• Kurangi Qb rate to 2-3 ml/kg/min
• Kurangi Qd rate
• Gunakan dialisat tinggi sodium (>140
mmol/l)
BUN tinggi ≥ 60 mmol/L
47
Definisi:
Kejadian 3 kali serangan nyeri kepala akut dengan 2 kriteria berikut:
a. Nyeri kepala terjadi saat prosedur HD
b. Nyeri kepala menghilang 72 jam setelah HD
c. Nyeri kepala menghilang saat pasien sudah mendapatkan
transplantasi dan tidak lagi HD
Nyeri kepala
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Etiologi :
Hipertensi, hipotensi, hipoglikemia, hiponatremia, hipernatremia, sindrom disequilibrium,
ensefalopati uremikum, kafein atau obat - obatan tertentu, peningkatanan tekanan
intraokular.
Tata laksana akut:
₋ Analgesia
₋ Kontrol hipertensi intradialitik : Nifedipin 0.25-0.5 mg/kg/dosis (maks. 10 mg)
Pencegahan nyeri kepala berulang:
⁻ Koreksi factor pencetus
⁻ Pencegahan hipotensi dan hipertensi intradialitik
48
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Kejang
Definisi:
Kejang yang berlangsung selama prosedur HD atau 12 - 24 jam setelah prosedur
HD selesai
Etiologi :
• Ensefalopati uremikum
• Sindrom disequilibrium
• Kelainan elektrolit dan metabolik
• Hipoksia akibat kelebihan cairan
• Hemodinamik tidak stabil
• Transfusi yang terlalu cepat
• Obat - obatan: EPO, imipenem, ertapenem, penisilin, sefalosporin,
ciprofloksasin, etanol, teofilin, siklosporin, asiklovir, antasid, obat kontras
• Heparinisasi
49
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
50
Evaluasi:
• Gali riwayat kejang sebelumnya
• Gali riwayat obat – obatan yang didapatkan sebelumnya
• Cek tekanan darah saat HD berlangsung
• Cek urea reduction rate, dll
Tata laksana akut kejang:
• Turunkan Qb dan cegah penurunan tekanan darah yang terlalu cepat
• ABC
• Pertimbangkan untuk menghentikan HD
• Berikan manitol 20% atau D50% jika dicurigai sindrom disequilibrium
• Pemberian obat potong kejang: Diazepam atau lorazepam (0,005 - 1 mg/kgBB/kali)
Pencegahan kejang berulang :
• Ensefalopati uremikum: mulai HD lebih awal, antikejang profilaksis
• Asidosis metabolik: koreksi hipokalsemia sebelum koreksi asidosis metabolik
• Hipoksia: pastikan saturasi oksigen baik, tata laksana aritmia
• Rendah heparin atau tanpa heparin
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
51
Kram otot
Definisi:
Kontraksi otot involunter dalam waktu lama, sering terjadi pada ekstremitas bawah
Etiologi :
• Hipotensi
• Perubahan osmolalitas plasma
• Hiponatremia
• Hipoksia jaringan
• Hipomagnesium
• Hipokalsemia
• Defisiensi karnitin
• Peningkatan kadar leptin
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
52
Evaluasi:
• Cek tekanan darah saat HD berlangsung
• Cek UF rate (> 13 ml/kgBB/jam)
• Cek kadar kalsium, natrium, dan magnesium
Tata laksana akut kejang:
• Tata laksana hipotensi
• Naikkan osmolalitas plasma: Dextrose 50% 1 ml/kgBB (maks. 50 ml) atau manitol 20%
0,2 0,5 g/kgBB infusion (maks. 12.5-37.5 g)
• Terapi lokal dengan pijat atau kompres hangat
Pencegahan kram berulang :
• Meminimalkan kenaikan berat badan interdialitik
• Suplemen karnitin
• Hindari faktor pencetus
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Komplikasiteknis
53
• Hemolisis
• Kebocoran darah
• Reaksi dialiser
Port-wine appearance of blood in the venous line
54
Hemolisis
Kebocoran darah
55
Definisi:
Kerusakan integritas serabut pada dialiser yang menyebabkan darah mengalir ke
bagian dialisat
Etiologi:
• Kerusakan dialiser saat proses transport
• Kerusakan produksi
• Tekanan transmembrane yang terlalu tinggi
Manifestasi klinis:
• Alarm pendeteksi kebocoran darah teraktivasi
• Tampak darah pada cairan dialisat
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
Tata laksana:
a. Ketika alarm deteksi kebocoran darah berbunyi:
Blood pump akan berhenti secara otomatis
Cek adanya darah pada cairan dialisat
Jika tidak tampak, cek menggunakan dipstick
a. Hentikan HD apabila terdapat darah pada dialisat dan jangan kembalikan sisa
darah pada tubing ke pasien
b.Pertimbangkan HD denga sirkuit baru jika diperlukan
c. Periksa kultur darah dan berikan antibiotic profilaksis untuk pasien
56
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
57
Reaksi dialiser
Tipe A (Anafilaksis) Tipe B (Non spesifik)
Angka kejadian 5/100.000 dialiser 3 - 5 /100 dialiser
Patogenesis Reaksi hipersensitifitas terhadap komponen dalam
sirkuit dialisis yang menimbulkan tanda dan gejala
anafilaksis
Aktivasi complement oleh grup hidroksil terhadap
membran bioincompatible dengan gejala sekuastrasi
pulmonal
Etiologi Leachable substances, bacterial peptides, AN69
membrane, heparin, formaldehyde
Syntetic membrane, reused
Onset 5 - 30 menit sesaat setelah darah Kembali ke dalam
tubuh pasien
Reaksi lambat, biasanya 30 - 60 menit setelah
prosedur HD dimulai
Derajat keparahan Sedang sampai berat Ringan
Gejala Gatal, urtikaria, batuk, bersin, pilek, mata berair,
wheezing, sesak napas, hipotensi, hipoksia
Nyeri dada, nyeri punggung, sesak napas, mual,
muntah, hipotensi, neutropenia, trombositopenia
Tata laksana Hentikan HD segera tanpa mengembalikan darah
ke pasien
Difenhidramin iv 2 mg/kgBB
Adrenalin 1 : 10.000 iv 0,1 ml/kgBB
Hidrokortison iv 4 mg/kgBB
Lanjutkan dialisis
Pencegahan Cuci dengan bersih, ganti membran dialiser Reuse tanpa bleech
Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to HEMODIALISIS PADA ANAK REVISI UTK PELATIHAN HD RSDM.pptx

_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.pptrifai82
 
335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesifitri handayani
 
Cbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaCbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaMasayu Uti
 
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptAjengAyuGandasari
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
PPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxPPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxindah107935
 
PPT case kematian - ID.pptx
PPT case kematian - ID.pptxPPT case kematian - ID.pptx
PPT case kematian - ID.pptxindah107935
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxWildaKurniawati2
 
Hemodialisa ak
Hemodialisa akHemodialisa ak
Hemodialisa akRofi Irman
 
MATERI 3 - Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.pdf
MATERI 3 - Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.pdfMATERI 3 - Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.pdf
MATERI 3 - Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.pdfigdsadikin
 
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )Otty Mitha Octriza
 
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptxLaporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptxPutriNahrisaNst
 
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxTUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxWuriPaparazie
 

Similar to HEMODIALISIS PADA ANAK REVISI UTK PELATIHAN HD RSDM.pptx (20)

Ketoasidosis Diabetikum
Ketoasidosis DiabetikumKetoasidosis Diabetikum
Ketoasidosis Diabetikum
 
bab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptxbab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptx
 
Kehamilan Pada Hipertensi Pulmoner di ICU
Kehamilan Pada Hipertensi Pulmoner di ICUKehamilan Pada Hipertensi Pulmoner di ICU
Kehamilan Pada Hipertensi Pulmoner di ICU
 
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
 
335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi
 
Cbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaCbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisa
 
Kasus Ny. NP.pptx
Kasus Ny. NP.pptxKasus Ny. NP.pptx
Kasus Ny. NP.pptx
 
Suction and agd
Suction and agdSuction and agd
Suction and agd
 
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
PPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxPPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptx
 
PPT case kematian - ID.pptx
PPT case kematian - ID.pptxPPT case kematian - ID.pptx
PPT case kematian - ID.pptx
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
 
Hemodialisa ak
Hemodialisa akHemodialisa ak
Hemodialisa ak
 
Asuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterusAsuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterus
 
MATERI 3 - Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.pdf
MATERI 3 - Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.pdfMATERI 3 - Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.pdf
MATERI 3 - Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.pdf
 
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
 
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptxLaporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
 
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxTUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
 

Recently uploaded

Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxEkoPoerwantoe2
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanaji guru
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8RiniWulandari49
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxrandikaakbar11
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptRahmaniaPamungkas2
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 

Recently uploaded (20)

Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 

HEMODIALISIS PADA ANAK REVISI UTK PELATIHAN HD RSDM.pptx

  • 1. HEMODIALISIS PADA ANAK Oleh: Agustina Wulandari, dr., Sp.A., M.Kes NIM 011929049303 Divisi Nefrologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/ RSUD Dr. Moewardi Surakarta 2021
  • 2. Daftar singkatan: 2 HD : Hemodialisis BB : Berat badan kgBB : Kilogram berat badan Qb : Blood flow Qd : Dialysate flow UF : Ultrafiltration URR : Urea Reduction Rasio TD : Tekanan darah NO : Nitric oxide (NO) ADMA : Asymmetric dimethylarginine ET-1 : Endothelin-1 ACLS : Advance Cardiac Life Support EKG : Elektrokardiogram SVT : Supra Ventricular Tacychardia CCB : Calcium channel blocker
  • 3. PENDAHULUAN • Definisi Anak: sejak masa konsepsi sampai usia 18 tahun. • Pembahasan anak dalam arti terbatas pada hemodialisis untuk anak - anak dengan berat badan ≥ 20 kg (karena keterbatasan fasilitas) 3 Perbedaan anak dengan dewasa Volume darah Tekanan darah Otot - otot jantung Kesiapan fisik dan mental
  • 4. 4
  • 5. 5 Informed consent: orang tua & anak Pasien:  Persiapan mental, psikososial, fisik, orientasi tempat & teknik  Pemeriksaan fisis & tanda vital  Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, studi koagulasi, ureum, kreatinin, elektrolit, AGD, albumin, HbsAg, anti HCV, anti HIV  Akses vaskuler Teknik & peresepan hemodialisis Persiapan
  • 6. Posisi kateter Paling banyak di v. jugularis interna Tip kateter sebaiknya terletak pada sambungan superior v. cava superior & atrium kanan/ pada atrium kanan Sedapat mungkin tidak menggunakan vena subclavia (risiko tinggi terjadi stenosis) Kateter v. femoralis: tip dari kateter sebaiknya terletak pada v. cava inferior bagian distal untuk mengurangi resirkulasi 6 Akses vaskuler Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center BB (kg) Kateter Maks. Qb (ml/m in) < 3 5 fr 2 single lumen 15 cm 17 cm 50 - 75 6,5 fr Double lumen 10 cm 3 - 15 7 fr Double lumen 10 cm 12 cm 75 - 100 16 - 30 9 fr Double lumen 12 cm 16 cm 100 - 250 > 30 11 fr 11,5 fr 13 fr Double lumen 13,5 cm 16 cm 21 cm 33 cm Up tp 350 Tipe kateter: double lumen silikon/kateter polyurethrane
  • 7. Peresepan hemodialisis anak BB kering : Luas permukaan tubuh : Volume ekstrakorporeal : Dialiser : Solusi priming : Cairan dialisat : Blood flow (Qb) : Dialisat flow rate (Qd) : Durasi (lama) : Ultrafiltration goal (UF) : Dosis anti koagulan : Pre-medikasi : Transfusi : 7
  • 8. • volume sirkuit < 8 ml/kgBB • Volume darah ekstrakorporeal < 10% volume darah total (volume darah neonatus = 100 ml/kg, < 10 kg = 80 ml/kg, > 10 kg = 70 ml/kg) • Dialiser Low flux or high flux BB: 20-30 kg (BSA 0.7), 30-40 kg (BSA 0.9), > 40 kg (BSA 1.0) Volume tubing neonatus = 34 ml, tubing anak = 74 ml, dewasa = 128 ml 8 Volume ekstrakorporeal Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 9. UKURAN DIALISER UNTUK ANAK Ukuran dialiser F3 F4 F5 F6 Area permukaan efektif, m2 0,4 0,7 0,9-1,0 1,3 Koefisien UF ml/jam/mmHg tekanan transmembran 1,7 2,8 4,0-4,2 5,5 Volume darah priming,ml 28 - 30 42 - 44 60 - 63 82 - 84 Maksimum UF ml/jam 800 1600 2450 3300 Koefisien area transfer masa urea (KoA) ml/menit 290 440 557 670 Klirens urea pada Qb 25 ml/menit, mL/menit 25 25 25 25 Klirens urea pada Qb 200 mL/menit, mL/menit 125 155 175 183 9 Volume Ekstrakorporeal = volume pengisian tubing + volume priming dialiser Solusi priming (albumin 5% atau PRC) Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 10. 10 Blood flow (Qb)/ Kecepatan aliran darah Anak: 150 - 200 ml/m2/min atau 5 - 7 ml/kgBB/min (min. 3 -5 ml/kgBB/min) Qb untuk HD pertama: 2 - 3 ml/kgBB/min • BB < 10 kg : 100 ml/min • BB 10 - 40 kg : 2.5 x BB + 100 ml/min • BB > 40 kg : > 250 ml/min Tujuan: utk klirens urea 2 - 3 ml/min/kgBB Qb < maks. volume ekstrakorporeal per menit (< BB x 8 ml/min) Dialisat flow (Qd) Rata-rata kecepatan dialisat 300 - 500 ml/min (biasanya 1,5 - 2 x Qb) Cairan pencuci/dialisat Komposisi: Potassium 2 mmol/L Bicarbonate 30-40 mEq/L Calcium 1,25 mmol/L; 1,5 mmol/L; 1,75 mmol/L Glukosa 0 atau 2 mmol/L Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 11. Ultrafiltrasi (UF) UF rate 10 - 12 ml/kgBB/jam atau 0,2 ml/kg/menit UF goal jangan > 5% BB dalam satu sesi dialisis  utk mencegah hipotensi. Pada pasien dengan volume overload, bisa dinaikkan sampai 15 ml/kgBB/jam dan/atau pertimbangkan UF sekuensial. UF rate yang terlalu tinggi dapat mengurangi renal residual function dan meningkatkan komorbiditas cardiovaskuler. 11 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 12. 12 Heparin Loading dose Maintenance dose Free heparin 5000 U/L NaCl 0,9% NaCl0,9% tiap 15-30 menit Neonatus 50 ml Anak 60 ml Reguler 50 U/kgBB (maks. dewasa: 1500 U) 10 - 50 U/kgBB/jam (maks. dewasa: 750 U/jam) Dosis rendah > 15 kg: 10 - 20 U/kgBB ≤ 15 kg: 5 - 10 U/kgBB (maks. dewasa: 1000 U) 5 – 10 U/kgBB/jam (maks dewasa: 500 U/jam) Stop heparin minimal 1 jam sebelum sesi HD selesai Anti koagulan Low molecular weight heparin (LMWH) Dosis enoxaparin inisial bolus 0,5 mg/kgBB Pasien dgn risiko trombosis 0,8 - 1 mg/kgBB (0,4 mg/kgBB saat awal dan 0,4 mg/kgBB pada jam ke-3) Pasien dgn risiko perdarahan 0,5 mg/kgBB Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 13. 13 Jenis obat Dosis Cara pemberian Phenobarbital Fenitoin 3 - 5 mg/kgBB/kali IV, pre dan/ post dialisis Manitol 0,5 - 1 g/kgBB/kali Maksimal 12,5 g/jam IV, 30 menit awal dialisis Pre-medikasi Digunakan untuk mencegah sindrom Disekuilibrium. Diberikan pada saat 2 - 3 HD awal terutama jika ureum ≥ 60 mmol/L Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 14. Perhitungan waktu berdasarkan klirens urea • K = kliren urea dialiser pada Qb spesifik (ml/min) • T = waktu (menit) • V = Volume total cairan tubuh (ml) • C1 = kadar urea post dialisis • C0 = kadar urea pre dialisis 14 Kt/V= -ln C1/C0 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 15. Perhitungan: 1. Hitung volume cairan tubuh Persamaan Morgenstern • Laki - laki : V (Liter)= 20,88 x BSA – 4,29 • Perempuan : V (Liter)= 16,92 x BSA – 1,81 2. Tentukan rata-rata reduksi urea (URR) yang diharapkan untuk HD akut: harus bertahap 3-4 sesi untuk mencegah sindrom disequilibrium Sesi 1: 30% Sesi 2: 50% Sesi 3: 70% Sesi 4: 90% 2. Kalkulasi ln (C1/C0) 3. Hitung waktu lamanya HD berdasarkan rumus Kt/V= -ln C1/C0 15 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 16. Klirens urea dialiser Dialiser BSA KoA urea Blood flow (Qb) 50 ml/min Blood flow (Qb) 100 ml/min F3 0,4 250 49 89 F4 0,7 369 50 96 F5 1,0 402 50 97 F6 1,3 458 50 98 16 Kalkulasi ln C1/C0 URR (%) C1/C0 ln (C1/C0) 90 0,1 -2,302 70 0,3 -1,204 50 0,5 -0,693 30 0,7 -0,357 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 17. Contoh : 17 Anak perempuan BB 20 kg, TB 120 cm, BSA : 0,82 BB kering : 20 kg Luas permukaan tubuh : 0,82 Volume darah : 70 ml x 20 = 1400 ml (10 % volume darah = 140 ml) Dialiser : FB 70 = 44 ml Volume ekstrakorporeal = tubing + dialiser = 120 ml + 44 ml = 164 ml Solusi priming : 24 ml dengan albumin atau PRC Cairan dialisat : bikarbonat Blood flow (Qb) : inisiasi 2 - 3 ml/kgBB/menit = 40 - 60 ml/menit 5 - 7 ml/kgBB/menit = 100 - 140 ml/menit BB 10 - 40 kg = 2.5 x BB + 100 ml/min = 150 ml/menit Catatan : Qb < maks. volume ekstrakorporeal/menit = 140 ml/menit Dialisat flow rate (Qd) : 300 ml/menit (1,5 - 2 x Qb)
  • 18. Durasi : 1. Volume total air tubuh menurut Morgensten: 12.064 ml 2. Sesi I target URR 30% ln C1/C0= -0,357 K= 96 t = (0,357 x 12.067 mL)/96 = 45 menit ~ 1 jam Waktu yang diperlukan untuk sesi I = 1 jam • Sesi II target URR 50% t = 0,693 x 12.067/96 = 87 menit ~ 1,5 jam • Sesi III target URR 70% t = 1,204 x 12.067/96 = 151 menit ~ 2,5 jam • Sesi IV target URR 90% t = 2,302 x 12.067/96 = 289,5 menit ~ 5 jam 18 Kt/V= -ln C1/C0
  • 19. 19 Durasi (lama) : sesi 1 = 1 jam, sesi 2 = 1,5 jam, sesi 3 = 2,5 jam, sesi 4 = 5 jam Ultrafiltration goal (UF) : 0,2 ml/kgBB/menit = 4 ml/menit = 240 ml/jam, max. 5% BB = 1000 ml Dosis anti koagulan : loading 50 U/kgBB = 1000 U maintenance 10 - 50 U/kgBB/jam = 200 - 1000 U/jam Pre-medikasi : Fenobarbital 3 - 5 mg/kgBB/kali = 60 - 100 mg Manitol 0,5 - 1 g/kgBB/kali = 10 g (max. 12,5 g) Transfusi : -
  • 21. Hemodialisis memperbaiki kondisi tersebut. Di sisi lain prosedur HD dapat juga memperburuk kondisi. Gagal ginjal terkait dengan berbagai kondisi yang mengancam jiwa Komplikasi intradialitik Gagal ginjal vs. Hemodialisis 21
  • 22. 22
  • 23. 23
  • 24. Komplikasi akut HD/ intradialitik pada anak 24 Komplikasi pasien Komplikasi teknis Hipotensi (16%) Clotting (0,95%) Hipertensi (20%) Blood leak (2,8%) Kram (8 – 10%) Hemolisis Sindrom disequilibrium Emboli udara Mual dan muntah (1,7%) Reaksi dialiser Nyeri kepala (13,8%) Gatal Demam atau menggigil (4%) Nyeri dada (4%) Aritmia (3,9%)
  • 25. Komplikasi kardiovaskuler 25 • Hipotensi • Hipertensi • Nyeri dada • Aritmia
  • 27. 27 Definisi: Usia Tekanan darah sistolik (mmHg) Neonatus < 60 Bayi < 70 Anak 1-10 tahun < 70 + (usia dalam tahun x 2) Anak > 10 tahun < 90 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center Hipotensi intradialitik
  • 28. a. Faktor dialisis b. LVH, infark miokard, emboli udara, disfungsi diastolik, aritmia, tamponade c. Sepsis d. Perdarahan: perdarahan gastrointestinal, diskoneksi blood line e. Ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis f. Neuropati autonom: gangguan pengaturan reseptor adrenergik yang dpt mengurangi respon hemodinamin thd katekolamin endogen selama UF g. Anafilaksis Etiologi 28
  • 29. Faktor dialisis 29 Pasien Kenaikan BB interdialitik yg berlebihan (> 3% of BB) Perhitungan BB kering yang tidak tepat Obat antihipertensi Makan saat HD Dialiser Volume ekstrakorporeal yang besar (>10%) UF rate yang terlalu cepat Qb yang terlalau cepat Antikoagulan sitrat Dialisat Dialisat asetat Dialisat rendah sodium Suhu dialisat yang tinggi Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 30. Tatalaksana akut 30 • Posisi trendelenburg P • UF ↓ / Stop U • Qb↓ B • Give oxygen, NaCl 0.9%/albumin 5% (10ml/kgBB) G • Consider dopamine infussion C • Stop HD S Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 32. This should not replace the fundamental issue of avoiding salt and water excess 32
  • 33. 33 Langkah 1 • Hindari obat antihipertensi sebelum dialisis • Hindari makan selama dialisis • Nilai ulang target BB kering • Cegah kenaikan BB interdialitik yang berlebihan • Koreksi anemia • Menggunakan stocking untuk kompresi kaki Pencegahan hipotensi intradialitik berulang Langkah 2 • Evaluasi ulang peresepan dialisis ~ Turunkan Qb dan UF rate ~ Tanpa UF atau sekuensial UF ~ Sesi dialisis tambahan • Evaluasi ulang komposisi cairan dialisat • Monitor volume darah intradialitik non invasif • Pertimbangkan UF profiling atau kombinasi sodium dan UF profiling • Pertimbangkan target BB kering yang berbeda tiap HD. • Pindahkan 50% dari total target UF goal pada 1 jam pertama maks. perubahan volume darah 8 - 12% • Pindahkan 50% sisanya di sisa waktu HD dengan maks perubahan volume darah 5% per jam Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 34. Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik > 10 mmHg pada saat atau post HD dibandingkan tekanan darah pre HD 34 • Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik ≥ persentil 95 berdasarkan usia, tinggi badan, & jenis kelamin. • Hipertensi terjadi pada 70-84% anak-anak dengan HD dan 68- 81% dengan dialisis peritoneal. • Tekanan darah sulit dikendalikan pada 55-80% pasien ESRD. Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center Hipertensi intradialitik paradoksikal
  • 35. Etiologi 1. Kelebihan volume cairan tubuh 2. Aktivasi berlebihan sistem renin-angiotensin (RAS) dan sistem saraf simpatis (SNS) sebagai respons terhadap ultrafiltrasi cepat 3. Peningkatan curah jantung pada pasien dengan peningkatan BB interdialitik yang berlebihan atau pada pasien dengan dilatasi jantung 4. Aktivitas bahan vasoaktif yang meningkat dan berperan dalam aktivitas simpatis, vasokonstriksi perifer, dan kontrol TD intradialitik: Nitric oxide (NO), Asymmetric dimethylarginine (ADMA)  inhibitor endogen NO synthase, Endothelin-1 (ET-1)  peptide vasokonstriktor diproduksi oleh sel endotel 5. Hypernatremic dialysate 6. Penggunaan Eritropoietin  peningkatan hematokrit dikaitkan dengan peningkatan viskositas darah  meningkatkan resistensi vaskuler perifer dan memperparah hipertensi 7. Tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi atau penghilangan obat anti hipertensi saat prosedur dialisis. 35 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 36. Kelas Obat Banyak hilang saat HD Tidak banyak hilang saat HD Simpatolitik Metildopa Clonidin, guanabenz Antagonis Alpha, Alpha/Beta Prazosin, labetalol, terazosin Antagonis Reseptor Beta Atenolol, metoprolol, nadolol Propanolol, pindolol, esmolol, bisoprolol, carvedilol, asebutalol ACE Inhibitor Captopril, enalapril, lisinopril, perindopril, ramipril Fosinopril Antagonis Reseptor Angiotensin II - Losartan, candesartan CCB - Amlodipin, diltiazem, felodipin, isradipin, nifedipin, verapamil Vasodilator Minoxidil, diazoksid, nitroprussid Hidralazin 36
  • 37. Nyeri dada • Etiologi : Hipotensi, angina, sindrom disequilibrium, gangguan musculoskeletal, efusi pericardium, pericarditis dialisis, reaksi dialiser, hemolisis, emboli udara. • Evaluasi klinis: 1. Evaluasi karakter dari nyeri dada 2. Tanda vital 3. Nilai masalah jantung : EKG • Tata laksana : sesuai etiologi 37 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 38. Aritmia Patofisiologi : 1. Gangguan ritme jantung: ektopik ventrikuler dan atrial, gangguan konduksi, block and bundle branch block, SVT 2. Prosedur HD: Perubahan volume ekstraseluler dan komposisi elektrolit secara cepat atau besar 3. Penyakit jantung pada pasien dialysis: hipertrofi ventrikel kiri, iskemia miokard, disfungsi miokard 4. Disfungsi autonom 38
  • 39. Evaluasi: 1. Identifikasi tipe aritmia dengan EKG 2. Cek stabilitas hemodinamik 3. Cari faktor pencetus aritmia: • UF rate yang tinggi • komposisi dialisat tinggi kalsium (hypercalemic dialysate) • cek posisi HD cath dengan foto rontgen dada karena dapat menyebabkan gangguan pada sistem konduksi atrioventikuler • toksisitas digoksin • abnormalitas elektrolit (hipokalemia dan hipomagnesemia) • iskemia miokard (EKG dan enzim penanda iskemia) 39 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 40. Tata laksana akut 1. Stop HD (kecuali penyebab block jantung adalah hiperkalemia yang dengan HD dapat diperbaiki) 2. Tata laksana sesuai panduan ACLS 40 Pencegahan 1. Kontrol ketat konsumsi cairan dan kalium interdialitik sehingga menurunkan kebutuhan penarikan UF yang agresif dan penggunaan komposisi dialisat rendah kalium 2. Penggunaan komposisi dialisat normal kalsium 3. Hindari penggunaan obat antiaritmia jangka lama (kecuali obat golongan beta blocker dan Calcium channel blocker) Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 41. 41 Sebelum HD Kelebihan cairan Gagal jantung Asma Pneumonia Saat HD Emboli udara 5-30’ : type A dialyzer reaction 30-60’ : type B dialyzer reaction 60’ : Hemolisis Akhir HD: sindrom disekuilibrium Obat : heparin, preparat besi iv Setelah decloting akses Emboli pulmonal Sesak napas Tata laksana : sesuai etiologi Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 42. Komplikasi neuromuskuler 42 • Sindrom disekuilibrium • Kejang • Kram otot • Nyeri kepala
  • 43. 43
  • 44. 44 Cytotoxic brain oedema • Terjadi pada saat dan segera setelah prosedur HD selesai • Gejala : nyeri kepala, mual, kelelahan, bingung, kejang, dan koma • Disebabkan karena perubahan osmotik transien dan elektrolit secara cepat atau besar. • Edema serebri dan peningkatan tekanan intrakranial merupakan faktor primer terjadinya sindrom disequilibrium  target terapi
  • 45. ↑water transport vs ↓urea transport 45 • Pembersihan urea yang cepat saat HD menyebabkan tekanan osmotik bergerak mendorong  air berpindah ke otak • Idiogenic osmoles : kehadiran zat ormotik aktif di otak • Asidosis intraserebral paradoksikal: koreksi asidosis metabolik yang cepat  hipoventilasi dan meningkatkan CO2 dalam darah  difus ke dalam cairan serebrospinal lebih cepat daripada serum bikarbonat  edema serebri.
  • 46. 46 Manitol 20% 0.5 - 1.0 g/kgBB (max 12.5 g), hentikan 30 menit sebelum sesi HD selesai dan jangan diberikan > 2 kali per minggu Gunakan dialisat bikarbonat Pencegahan: • Gunakan dializer ukuran < BSA • Kurangi durasi dialisis • Kurangi Qb rate to 2-3 ml/kg/min • Kurangi Qd rate • Gunakan dialisat tinggi sodium (>140 mmol/l) BUN tinggi ≥ 60 mmol/L
  • 47. 47 Definisi: Kejadian 3 kali serangan nyeri kepala akut dengan 2 kriteria berikut: a. Nyeri kepala terjadi saat prosedur HD b. Nyeri kepala menghilang 72 jam setelah HD c. Nyeri kepala menghilang saat pasien sudah mendapatkan transplantasi dan tidak lagi HD Nyeri kepala Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 48. Etiologi : Hipertensi, hipotensi, hipoglikemia, hiponatremia, hipernatremia, sindrom disequilibrium, ensefalopati uremikum, kafein atau obat - obatan tertentu, peningkatanan tekanan intraokular. Tata laksana akut: ₋ Analgesia ₋ Kontrol hipertensi intradialitik : Nifedipin 0.25-0.5 mg/kg/dosis (maks. 10 mg) Pencegahan nyeri kepala berulang: ⁻ Koreksi factor pencetus ⁻ Pencegahan hipotensi dan hipertensi intradialitik 48 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 49. Kejang Definisi: Kejang yang berlangsung selama prosedur HD atau 12 - 24 jam setelah prosedur HD selesai Etiologi : • Ensefalopati uremikum • Sindrom disequilibrium • Kelainan elektrolit dan metabolik • Hipoksia akibat kelebihan cairan • Hemodinamik tidak stabil • Transfusi yang terlalu cepat • Obat - obatan: EPO, imipenem, ertapenem, penisilin, sefalosporin, ciprofloksasin, etanol, teofilin, siklosporin, asiklovir, antasid, obat kontras • Heparinisasi 49 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 50. 50 Evaluasi: • Gali riwayat kejang sebelumnya • Gali riwayat obat – obatan yang didapatkan sebelumnya • Cek tekanan darah saat HD berlangsung • Cek urea reduction rate, dll Tata laksana akut kejang: • Turunkan Qb dan cegah penurunan tekanan darah yang terlalu cepat • ABC • Pertimbangkan untuk menghentikan HD • Berikan manitol 20% atau D50% jika dicurigai sindrom disequilibrium • Pemberian obat potong kejang: Diazepam atau lorazepam (0,005 - 1 mg/kgBB/kali) Pencegahan kejang berulang : • Ensefalopati uremikum: mulai HD lebih awal, antikejang profilaksis • Asidosis metabolik: koreksi hipokalsemia sebelum koreksi asidosis metabolik • Hipoksia: pastikan saturasi oksigen baik, tata laksana aritmia • Rendah heparin atau tanpa heparin Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 51. 51 Kram otot Definisi: Kontraksi otot involunter dalam waktu lama, sering terjadi pada ekstremitas bawah Etiologi : • Hipotensi • Perubahan osmolalitas plasma • Hiponatremia • Hipoksia jaringan • Hipomagnesium • Hipokalsemia • Defisiensi karnitin • Peningkatan kadar leptin Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 52. 52 Evaluasi: • Cek tekanan darah saat HD berlangsung • Cek UF rate (> 13 ml/kgBB/jam) • Cek kadar kalsium, natrium, dan magnesium Tata laksana akut kejang: • Tata laksana hipotensi • Naikkan osmolalitas plasma: Dextrose 50% 1 ml/kgBB (maks. 50 ml) atau manitol 20% 0,2 0,5 g/kgBB infusion (maks. 12.5-37.5 g) • Terapi lokal dengan pijat atau kompres hangat Pencegahan kram berulang : • Meminimalkan kenaikan berat badan interdialitik • Suplemen karnitin • Hindari faktor pencetus Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 54. Port-wine appearance of blood in the venous line 54 Hemolisis
  • 55. Kebocoran darah 55 Definisi: Kerusakan integritas serabut pada dialiser yang menyebabkan darah mengalir ke bagian dialisat Etiologi: • Kerusakan dialiser saat proses transport • Kerusakan produksi • Tekanan transmembrane yang terlalu tinggi Manifestasi klinis: • Alarm pendeteksi kebocoran darah teraktivasi • Tampak darah pada cairan dialisat Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 56. Tata laksana: a. Ketika alarm deteksi kebocoran darah berbunyi: Blood pump akan berhenti secara otomatis Cek adanya darah pada cairan dialisat Jika tidak tampak, cek menggunakan dipstick a. Hentikan HD apabila terdapat darah pada dialisat dan jangan kembalikan sisa darah pada tubing ke pasien b.Pertimbangkan HD denga sirkuit baru jika diperlukan c. Periksa kultur darah dan berikan antibiotic profilaksis untuk pasien 56 Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center
  • 57. 57 Reaksi dialiser Tipe A (Anafilaksis) Tipe B (Non spesifik) Angka kejadian 5/100.000 dialiser 3 - 5 /100 dialiser Patogenesis Reaksi hipersensitifitas terhadap komponen dalam sirkuit dialisis yang menimbulkan tanda dan gejala anafilaksis Aktivasi complement oleh grup hidroksil terhadap membran bioincompatible dengan gejala sekuastrasi pulmonal Etiologi Leachable substances, bacterial peptides, AN69 membrane, heparin, formaldehyde Syntetic membrane, reused Onset 5 - 30 menit sesaat setelah darah Kembali ke dalam tubuh pasien Reaksi lambat, biasanya 30 - 60 menit setelah prosedur HD dimulai Derajat keparahan Sedang sampai berat Ringan Gejala Gatal, urtikaria, batuk, bersin, pilek, mata berair, wheezing, sesak napas, hipotensi, hipoksia Nyeri dada, nyeri punggung, sesak napas, mual, muntah, hipotensi, neutropenia, trombositopenia Tata laksana Hentikan HD segera tanpa mengembalikan darah ke pasien Difenhidramin iv 2 mg/kgBB Adrenalin 1 : 10.000 iv 0,1 ml/kgBB Hidrokortison iv 4 mg/kgBB Lanjutkan dialisis Pencegahan Cuci dengan bersih, ganti membran dialiser Reuse tanpa bleech Yap HK, Liu ID,Ng KH (eds.). 2018. Pediatric nephrology on the go, 3rd edition. Shaw-NKF-NUH Children’s Kidney Center

Editor's Notes

  1. Salah satu teori yang lebih umum diterima untuk hipertensi intradialitik adalah ultrafiltrasi yang mengakibatkan overshoot dari aktivasi counterregulatory RAS, mengakibatkan stimulasi produksi renin dan angiotensin II yang berlebihan. Pada sebagian besar, pasien dengan gagal ginjal mempertahankan integritas fungsional RAS, yang ditunjukkan dengan peningkatan renin sebagai respons terhadap penurunan volume. Peningkatan renin mungkin terjadi pada mereka yang memiliki tingkat dasar renin yang tinggi (12). Respon renin terhadap ultrafiltrasi, bagaimanapun, tumpul dan tidak konsisten di antara semua pasien dialisis (5). Fellner (2) mengamati bahwa pasien dengan gangguan tubulointerstitial atau yang telah menjalani nefrektomi bilateral lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan hipertensi intradialitik dan berhipotesis bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh penurunan aktivitas RAS pada pasien ini. Satu studi intervensi mengevaluasi apakah pengobatan dengan penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE) menurunkan hipertensi intradialitik (13). Para penulis mengevaluasi enam pasien dengan peningkatan tekanan darah selama hemodialisis, dengan peningkatan terkait aktivitas renin plasma pada empat dari enam pasien. Pemberian 50 mg kaptopril pada awal sesi hemodialisis meningkatkan kontrol tekanan darah pada mereka dengan dan tanpa peningkatan aktivitas renin plasma.