SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
LAPORAN KASUS
SINDROM NEFROTIK
Oleh:
Imas Kartika Dewi, S. Ked
08992249223
Pembimbing:
dr. H. Gandhi Zaihan, SpA. MARS
 Nama : An. A
 Umur : 6 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Jl. Amin Fauzi Gg. Amal RT 3 RW 1, Soak
Bujang, Gandus.
 Agama : Islam
 Masuk RS : 25 Juni 2012
IDENTIFIKASI
 Alloanamnesis dengan ibu penderita tanggal 25 Juni 2012
Keluhan Utama : Kedua mata sembab.
Keluhan Tambahan: Perut agak membesar.
 Riwayat Perjalanan Penyakit:
±1 minggu SMRS, ibu penderita mengeluh sembab pada
kedua mata anaknya. Sembab muncul pertama kali saat bangun
tidur. Sembab berkurang di siang hari. Sesak nafas (-), demam (-
). Ibu penderita membawa anaknya berobat ke praktik dokter
umum dan diberikan Metilprednisolon, Vitamin B Compleks dan
Vitamin C. Namun tidak ada perubahan, mata penderita tetap
sembab. Selanjutnya penderita berobat ke Poliklinik Anak RSUD
Bari lalu dirawat.
ANAMNESIS
 BAK: warna kuning seperti teh, frekuensi ± 6 kali sehari, nyeri
saat BAK (-)
 BAB: normal.
 Nyeri perut (-), sesak nafas (-), demam (-), batuk pilek (-), mual
muntah (-), sakit kepala (-).
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit tenggorokan (-)
Riwayat korengan (-)
Riwayat malaria (-)
Riwayat hepatitis (-)
Riwayat sakit gigi (-)
ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal
Riwayat penyakit darah tinggi dalam keluarga diakui
Riwayat penyakit Jantung dan Kencing manis disangkal
 Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Anak
Penderita lahir di rumah dari ibu G2P1A0, hamil 32 minggu,
ditolong oleh bidan. Riwayat demam menjelang persalinan (-
), lahir spontan, langsung nangis, KPSW (-), ketuban hijau (-),
berbau busuk (-), kental (-).
ANAMNESIS
 Riwayat Makanan
Lahir – 2 tahun : ASI
6 bulan : Nasi tim
9 bulan – sekarang : makanan seperti makanan orang dewasa
 Riwayat Imunisasi
BCG : sudah, skar di bahu kanan ada
DPT : 3 kali
Polio : 3 kali
Hepatitis B-1 : 2 kali
Campak : 1 kali
Kesan: Lengkap
ANAMNESIS
 Riwayat Perkembangan
Tengkurap : 3 bulan
Duduk : 4 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berjalan : 10 bulan
 Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga
Kondisi sosial keluarga adalah kurang.
ANAMNESIS
 Pemeriksaan Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Nadi : 98 ×/menit
 Pernafasan : 24 ×/menit
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Suhu : 36,30 C
 Berat Badan : 15 kg
 Tinggi Badan : 103 cm
 Lingkar Perut : 50 cm
PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan Khusus
 Kulit : Sawo matang, sianosis (-), ikterus (-).
 Kepala : Deformitas (-).
 Rambut : Hitam, lurus, dan tidak mudah dicabut.
 Mata : Sklera ikterik (-), pupil isokor +/+,
diameter pupil 3/3, refleks cahaya: +/+, edema palpebra
(+).
 Telinga : Deformitas (-), sekret (-).
 Hidung : Deformitas (-), NCH (-), sekret (-).
 Tenggorokan : Tidak ada kelainan.
 Gigi dan mulut : Terdiri dari gigi seri dan tampak karies.
 Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-).
PEMERIKSAAN FISIK
 Dada :
 Paru :
 Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Stem fremitus (N)
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
 Jantung :
 Inspeksi : Pulsasi (+), iktus kordis (+)
 Palpasi : Iktus kordis (+), thrill (-)
 Perkusi : Batas jantung normal
 Auskultasi : BJ I dan II normal, tunggal, bising (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Abdomen : Datar, lemas, hepar tidak membesar,
lien tidak membesar, bising usus normal.
 Punggung : Deformitas (-), gibbus (-).
 Genitalia : Penis (+), Testis (+)
 Ekstremitas : Akral dingin (-), CRT <2 detik, edema (-).
 KGB : Tidak ada pembesaran.
PEMERIKSAAN FISIK
 Fungsi Motorik : dalam batas normal
 Fungsi Sensorik : dalam batas normal
 Fungsi nervi craniales : dalam batas normal
 GRM : (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
 25 Juni 2012
 Hb : 12,5 gr/dl
 Leukosit : 16.200/ul
 Hitung jenis : 0/2/3/54/32/9
 Urinalisis:
 Glukosa : (-)
 Bilirubin : (-)
 Berat jenis urin : 1,025 (1,002-1,030)
 pH Urin : 6 (4,5-7,5)
 Nitrit urin : (-)
 Protein urin : (+++)
 Keton urin : (-)
 Urobilinogen urin : (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Bilirubin urin : (-)
 Glukosa urin : (-)
 Warna urin : kuning muda
 Kejernihan : jernih
 Sedimen:
 Eritrosit : 1-2/LPB
 Leukosit : 1-2/LPB
 Epitel : (+)
 Silinder : Granuler (+)
 Kristal amorf: (-)
 Kolestrol total: 383 mg/dl
 Protein total: 4,0 g/dl
 Albumin : 1,7 g/dl
 Globulin : 2,3 g/dl
 Ureum : 89 mg/dl
 Kreatinin : 1,09 mg/dl
 Uric Acid : 9,74
Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefritik Akut
DIAGNOSIS KERJA
Sindrom Nefrotik
DIAGNOSIS BANDING
 IVFD D5% gtt XX/menit (mikro)
 Injeksi furosemide 2 × 15 mg/hari
 Prednisone 3-2-1 tab/hari
 Diet NB RG 1300 kal+ 15 protein (garam 1gr/kgBB/hr)
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
TINJAUAN PUSTAKA
Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala-
gejala klinis yang terdiri dari edema, proteinuria masif,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolemi. Proteinuria masif
adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar ≥ 40
mg/m2/jam atau proteinuria +3 atau lebih. Hipoalbuminemia
apabila kadar albumin dalam darah ≤ 2,5 gram/dl serta
kolesterol dalam darah meningkat ≥ 200 mg/dl. Selain gejala-
gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai hipertensi,
hematuri dan azotemia.
DEFINISI
Sekitar 75%-80% kasus SN di klinik merupakan SN primer
(idiopatik). Angka kejadian terbanyak pada anak berumur
antara 3-4 tahun. Pada anak-anak, berdasarkan
histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal, paling sering
ditemukan nefropati lesi minimal (75%-85%) dan laki-laki dua
kali lebih banyak daripada wanita.
EPIDEMIOLOGI
Secara klinis sindrom nefrotik dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu:
1. Sindrom nefrotik bawaan / kongenital, yaitu jenis sindrom
nefrotik yang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia di
bawah 1 tahun.
2. Sindrom nefrotik primer/idiopatik, faktor etiologinya tidak
diketahui. Dikatakan sindrom nefrotik primer oleh karena
sindrom nefrotik ini secara primer terjadi akibat kelainan
pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain.
3. Sindrom nefrotik sekunder, timbul sebagai akibat dari
suatu penyakit sistemik atau sebagai akibat dari berbagai
sebab yang nyata seperti misalnya efek samping obat.
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologi
 Sindrom nefrotik primer
 Sindrom nefrotik kongenital
 Sindrom nefrotik sekundeR
Berdasarkan kelainan
histopatologi
Sindrom nefrotik kelainan
minimal (SNKM)
Glomerulosklerosis
Berdasarkan respon terhadap
terapi steroid
 Steroid responsif (umumnya
SNKM)
 Steroid dependen (umumnya
juga SNKM)
 Steroid non responsif
(umumnya GSFS, GSFG, GNMP)
atau sindrom neforik sekunder
KLIK!!
PATOFISIOLOGI
 Penyakit ginjal : Sindrom nefrotik, sindrom nefritis akut
 Penyakit hati : Sirosis hepatis
 Penyakit jantung : Decomp cordis
 Malnutrisi
DIAGNOSA BANDING
 Aktivitas
Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika ada:
edema anasarka, dispnea, hipertensi  tirah baring
 Diet
Protein normal sesuai RDA yaitu 2 gram/kgbb/hari
Rendah garam (1-2 gram /hari) selama edema / mendapat terapi
steroid
 Diuretik
Restriksi cairan (30 ml/kgbb/hari) selama ada edema berat dan
oliguria
Loop diuretic  furosemid 1-2 mg/kgbb/hari, bila kadar kalium
rendah < 3,5 mEq/L dapat dikombinasi dengan spironolakton 1-2
mg/kgbb/hari diberikan pada edema berat/ anasarka. Diuretik > 1
minggu periksa ulang natrium dan kalium plasma.
PENATALAKSANAAN
 Kortikosteroid
 Pengobatan inisial pada pasien baru
 Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2
mg.kgbb/hari sesuai dengan BB ideal (BB/TB) dibagi 3 dosis
(maksimal 80 mg/hari) selama 4 minggu
 Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating 40 mg/m2/hari
(2/3 dosis inisial) selang sehari pada pagi hari sudah makan selama 4
minggu lalu stop. Bila remisi terjadi antara minggu ke5 sampai
dengan akhir minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu
lagi.
 Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8  steroid resisten
PENATALAKSANAAN
 Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan utama sembab pada
kedua mata. Awalnya, edema muncul di kedua mata saat bangun
tidur. Selain itu, hasil urinalisisnya menunjukkan adanya proteinuria
+++. Berdasarkan konsensus tatalaksana sindrom nefrotik pada
anak oleh IDAI, kedua gejala klinik di atas menunjukkan dua dari
empat gejala klinik untuk mendiagnosis sindrom nefrotik. Menurut
konsensus tersebut, sindrom nefrotik adalah suatu sindrom klinik
dengan gejala:
 Proteinuria masif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau ≥ 3+).
 Hipoalbunimenia ≤ 2,5 g/dL.
 Edema.
 Dapat disertai hiperkolesterolemia.
ANALISA KASUS
Oleh sebab itu, penderita dapat didiagnosis menderita
sindrom nefrotik. Orang tua penderita, mengaku gejala
sembab tersebut timbul sejak satu minggu sebelum masuk
rumah sakit. Penderita diobati oleh dokter praktik umum dan
berobat jalan selama 3 hari. Pada hari terakhir pengobatan
tersebut, diperoleh proteinuria (+++). Dengan kata lain,
penderita tidak mengalami perubahan. Gejala yang dialami
penderita ini kemungkinan dapat digolongkan menjadi
sindrom nefrotik inisial. Karena penderita belum pernah
mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
 Pengobatan kasus ini didasarkan pada penatalaksanaan
sindrom nefrotik inisial. Pengobatan SN inisial adalah sebagai
berikut:
 Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2
mg.kgbb/hari. Dosis prednison pada penderita adalah 6
tab/per hari diberikan 3-2-1 selama 4 minggu.
 Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating untuk
penderita ini adalah 4 tab/hari diberikan 2-1-1 selang sehari
pada pagi hari sudah makan selama 4 minggu lalu stop. Bila
remisi terjadi antara minggu ke5 sampai dengan akhir
minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu lagi.
 Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8  steroid resisten
 Diuretik
Loop diuretic  furosemid 1-2 mg/kgbb/hari. Dosis pada penderita
ini adalah 2x 15mg/hari.
 Aktivitas
Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika terdapat
edema anasarka, dispnea, dan atau hipertensi harus tirah baring.
 Diet
Diet NB RG 1300 kal+ 15 protein (garam 1gr/kgBB/hr)
 Kortikosteroid
Pengobatan steroid untuk sementara tidak boleh diberikan bila
dijumpai :
Hipertensi
Infeksi berat (viral/bakteri)
Azotemia
Terima Kasih

More Related Content

Similar to dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt

LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdfLAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdfICPtvchannel1
 
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikumLaporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikumkemal pratama
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikFiqha Rosa
 
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptxTn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptxDenis Sakti
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxSuciMayvera1
 
Managemen Kasus KAD Komplikasi DM
Managemen Kasus KAD Komplikasi DMManagemen Kasus KAD Komplikasi DM
Managemen Kasus KAD Komplikasi DMHisyam Ilham
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxAnnisaRizkaFauziah
 
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...Argo Dio
 
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptxLaporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptxNabilahHaptriani2
 
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika2
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yabeequeen_30
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxLintangFifgiAndila
 
------------Acute Kidney Injury---------------
------------Acute Kidney Injury---------------------------Acute Kidney Injury---------------
------------Acute Kidney Injury---------------nurulamelya2
 

Similar to dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt (20)

LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdfLAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
 
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikumLaporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
 
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptxSlide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotik
 
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptxTn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Managemen Kasus KAD Komplikasi DM
Managemen Kasus KAD Komplikasi DMManagemen Kasus KAD Komplikasi DM
Managemen Kasus KAD Komplikasi DM
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
 
kasus sulit.ppt
kasus sulit.pptkasus sulit.ppt
kasus sulit.ppt
 
ppt nike.pptx
ppt nike.pptxppt nike.pptx
ppt nike.pptx
 
208548844 case-fix
208548844 case-fix208548844 case-fix
208548844 case-fix
 
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
 
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptxLaporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
 
dc hasna abu.docx
dc hasna abu.docxdc hasna abu.docx
dc hasna abu.docx
 
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
 
------------Acute Kidney Injury---------------
------------Acute Kidney Injury---------------------------Acute Kidney Injury---------------
------------Acute Kidney Injury---------------
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)AsriSetiawan3
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 

dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt

  • 1. LAPORAN KASUS SINDROM NEFROTIK Oleh: Imas Kartika Dewi, S. Ked 08992249223 Pembimbing: dr. H. Gandhi Zaihan, SpA. MARS
  • 2.  Nama : An. A  Umur : 6 tahun  Jenis Kelamin : Laki-laki  Alamat : Jl. Amin Fauzi Gg. Amal RT 3 RW 1, Soak Bujang, Gandus.  Agama : Islam  Masuk RS : 25 Juni 2012 IDENTIFIKASI
  • 3.  Alloanamnesis dengan ibu penderita tanggal 25 Juni 2012 Keluhan Utama : Kedua mata sembab. Keluhan Tambahan: Perut agak membesar.  Riwayat Perjalanan Penyakit: ±1 minggu SMRS, ibu penderita mengeluh sembab pada kedua mata anaknya. Sembab muncul pertama kali saat bangun tidur. Sembab berkurang di siang hari. Sesak nafas (-), demam (- ). Ibu penderita membawa anaknya berobat ke praktik dokter umum dan diberikan Metilprednisolon, Vitamin B Compleks dan Vitamin C. Namun tidak ada perubahan, mata penderita tetap sembab. Selanjutnya penderita berobat ke Poliklinik Anak RSUD Bari lalu dirawat. ANAMNESIS
  • 4.  BAK: warna kuning seperti teh, frekuensi ± 6 kali sehari, nyeri saat BAK (-)  BAB: normal.  Nyeri perut (-), sesak nafas (-), demam (-), batuk pilek (-), mual muntah (-), sakit kepala (-).  Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat sakit tenggorokan (-) Riwayat korengan (-) Riwayat malaria (-) Riwayat hepatitis (-) Riwayat sakit gigi (-) ANAMNESIS
  • 5.  Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal Riwayat penyakit darah tinggi dalam keluarga diakui Riwayat penyakit Jantung dan Kencing manis disangkal  Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Anak Penderita lahir di rumah dari ibu G2P1A0, hamil 32 minggu, ditolong oleh bidan. Riwayat demam menjelang persalinan (- ), lahir spontan, langsung nangis, KPSW (-), ketuban hijau (-), berbau busuk (-), kental (-). ANAMNESIS
  • 6.  Riwayat Makanan Lahir – 2 tahun : ASI 6 bulan : Nasi tim 9 bulan – sekarang : makanan seperti makanan orang dewasa  Riwayat Imunisasi BCG : sudah, skar di bahu kanan ada DPT : 3 kali Polio : 3 kali Hepatitis B-1 : 2 kali Campak : 1 kali Kesan: Lengkap ANAMNESIS
  • 7.  Riwayat Perkembangan Tengkurap : 3 bulan Duduk : 4 bulan Merangkak : 8 bulan Berjalan : 10 bulan  Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga Kondisi sosial keluarga adalah kurang. ANAMNESIS
  • 8.  Pemeriksaan Umum  Kesadaran : Compos mentis  Nadi : 98 ×/menit  Pernafasan : 24 ×/menit  Tekanan darah : 110/80 mmHg  Suhu : 36,30 C  Berat Badan : 15 kg  Tinggi Badan : 103 cm  Lingkar Perut : 50 cm PEMERIKSAAN FISIK
  • 9.  Pemeriksaan Khusus  Kulit : Sawo matang, sianosis (-), ikterus (-).  Kepala : Deformitas (-).  Rambut : Hitam, lurus, dan tidak mudah dicabut.  Mata : Sklera ikterik (-), pupil isokor +/+, diameter pupil 3/3, refleks cahaya: +/+, edema palpebra (+).  Telinga : Deformitas (-), sekret (-).  Hidung : Deformitas (-), NCH (-), sekret (-).  Tenggorokan : Tidak ada kelainan.  Gigi dan mulut : Terdiri dari gigi seri dan tampak karies.  Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-). PEMERIKSAAN FISIK
  • 10.  Dada :  Paru :  Inspeksi : Simetris, retraksi (-)  Palpasi : Stem fremitus (N)  Perkusi : Sonor  Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)  Jantung :  Inspeksi : Pulsasi (+), iktus kordis (+)  Palpasi : Iktus kordis (+), thrill (-)  Perkusi : Batas jantung normal  Auskultasi : BJ I dan II normal, tunggal, bising (-) PEMERIKSAAN FISIK
  • 11.  Abdomen : Datar, lemas, hepar tidak membesar, lien tidak membesar, bising usus normal.  Punggung : Deformitas (-), gibbus (-).  Genitalia : Penis (+), Testis (+)  Ekstremitas : Akral dingin (-), CRT <2 detik, edema (-).  KGB : Tidak ada pembesaran. PEMERIKSAAN FISIK
  • 12.  Fungsi Motorik : dalam batas normal  Fungsi Sensorik : dalam batas normal  Fungsi nervi craniales : dalam batas normal  GRM : (-) PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
  • 13.  25 Juni 2012  Hb : 12,5 gr/dl  Leukosit : 16.200/ul  Hitung jenis : 0/2/3/54/32/9  Urinalisis:  Glukosa : (-)  Bilirubin : (-)  Berat jenis urin : 1,025 (1,002-1,030)  pH Urin : 6 (4,5-7,5)  Nitrit urin : (-)  Protein urin : (+++)  Keton urin : (-)  Urobilinogen urin : (+) PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 14. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Bilirubin urin : (-)  Glukosa urin : (-)  Warna urin : kuning muda  Kejernihan : jernih  Sedimen:  Eritrosit : 1-2/LPB  Leukosit : 1-2/LPB  Epitel : (+)  Silinder : Granuler (+)  Kristal amorf: (-)  Kolestrol total: 383 mg/dl  Protein total: 4,0 g/dl  Albumin : 1,7 g/dl  Globulin : 2,3 g/dl  Ureum : 89 mg/dl  Kreatinin : 1,09 mg/dl  Uric Acid : 9,74
  • 15. Sindrom Nefrotik Sindrom Nefritik Akut DIAGNOSIS KERJA Sindrom Nefrotik DIAGNOSIS BANDING
  • 16.  IVFD D5% gtt XX/menit (mikro)  Injeksi furosemide 2 × 15 mg/hari  Prednisone 3-2-1 tab/hari  Diet NB RG 1300 kal+ 15 protein (garam 1gr/kgBB/hr) PROGNOSIS  Quo ad vitam : bonam  Quo ad functionam : dubia ad bonam PENATALAKSANAAN
  • 18. Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala- gejala klinis yang terdiri dari edema, proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolemi. Proteinuria masif adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar ≥ 40 mg/m2/jam atau proteinuria +3 atau lebih. Hipoalbuminemia apabila kadar albumin dalam darah ≤ 2,5 gram/dl serta kolesterol dalam darah meningkat ≥ 200 mg/dl. Selain gejala- gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai hipertensi, hematuri dan azotemia. DEFINISI
  • 19. Sekitar 75%-80% kasus SN di klinik merupakan SN primer (idiopatik). Angka kejadian terbanyak pada anak berumur antara 3-4 tahun. Pada anak-anak, berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal, paling sering ditemukan nefropati lesi minimal (75%-85%) dan laki-laki dua kali lebih banyak daripada wanita. EPIDEMIOLOGI
  • 20. Secara klinis sindrom nefrotik dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Sindrom nefrotik bawaan / kongenital, yaitu jenis sindrom nefrotik yang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia di bawah 1 tahun. 2. Sindrom nefrotik primer/idiopatik, faktor etiologinya tidak diketahui. Dikatakan sindrom nefrotik primer oleh karena sindrom nefrotik ini secara primer terjadi akibat kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain. 3. Sindrom nefrotik sekunder, timbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik atau sebagai akibat dari berbagai sebab yang nyata seperti misalnya efek samping obat. ETIOLOGI
  • 21. KLASIFIKASI Berdasarkan etiologi  Sindrom nefrotik primer  Sindrom nefrotik kongenital  Sindrom nefrotik sekundeR Berdasarkan kelainan histopatologi Sindrom nefrotik kelainan minimal (SNKM) Glomerulosklerosis Berdasarkan respon terhadap terapi steroid  Steroid responsif (umumnya SNKM)  Steroid dependen (umumnya juga SNKM)  Steroid non responsif (umumnya GSFS, GSFG, GNMP) atau sindrom neforik sekunder
  • 23.  Penyakit ginjal : Sindrom nefrotik, sindrom nefritis akut  Penyakit hati : Sirosis hepatis  Penyakit jantung : Decomp cordis  Malnutrisi DIAGNOSA BANDING
  • 24.  Aktivitas Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika ada: edema anasarka, dispnea, hipertensi  tirah baring  Diet Protein normal sesuai RDA yaitu 2 gram/kgbb/hari Rendah garam (1-2 gram /hari) selama edema / mendapat terapi steroid  Diuretik Restriksi cairan (30 ml/kgbb/hari) selama ada edema berat dan oliguria Loop diuretic  furosemid 1-2 mg/kgbb/hari, bila kadar kalium rendah < 3,5 mEq/L dapat dikombinasi dengan spironolakton 1-2 mg/kgbb/hari diberikan pada edema berat/ anasarka. Diuretik > 1 minggu periksa ulang natrium dan kalium plasma. PENATALAKSANAAN
  • 25.  Kortikosteroid  Pengobatan inisial pada pasien baru  Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2 mg.kgbb/hari sesuai dengan BB ideal (BB/TB) dibagi 3 dosis (maksimal 80 mg/hari) selama 4 minggu  Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating 40 mg/m2/hari (2/3 dosis inisial) selang sehari pada pagi hari sudah makan selama 4 minggu lalu stop. Bila remisi terjadi antara minggu ke5 sampai dengan akhir minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu lagi.  Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8  steroid resisten PENATALAKSANAAN
  • 26.  Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan utama sembab pada kedua mata. Awalnya, edema muncul di kedua mata saat bangun tidur. Selain itu, hasil urinalisisnya menunjukkan adanya proteinuria +++. Berdasarkan konsensus tatalaksana sindrom nefrotik pada anak oleh IDAI, kedua gejala klinik di atas menunjukkan dua dari empat gejala klinik untuk mendiagnosis sindrom nefrotik. Menurut konsensus tersebut, sindrom nefrotik adalah suatu sindrom klinik dengan gejala:  Proteinuria masif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau ≥ 3+).  Hipoalbunimenia ≤ 2,5 g/dL.  Edema.  Dapat disertai hiperkolesterolemia. ANALISA KASUS
  • 27. Oleh sebab itu, penderita dapat didiagnosis menderita sindrom nefrotik. Orang tua penderita, mengaku gejala sembab tersebut timbul sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Penderita diobati oleh dokter praktik umum dan berobat jalan selama 3 hari. Pada hari terakhir pengobatan tersebut, diperoleh proteinuria (+++). Dengan kata lain, penderita tidak mengalami perubahan. Gejala yang dialami penderita ini kemungkinan dapat digolongkan menjadi sindrom nefrotik inisial. Karena penderita belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
  • 28.  Pengobatan kasus ini didasarkan pada penatalaksanaan sindrom nefrotik inisial. Pengobatan SN inisial adalah sebagai berikut:  Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2 mg.kgbb/hari. Dosis prednison pada penderita adalah 6 tab/per hari diberikan 3-2-1 selama 4 minggu.  Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating untuk penderita ini adalah 4 tab/hari diberikan 2-1-1 selang sehari pada pagi hari sudah makan selama 4 minggu lalu stop. Bila remisi terjadi antara minggu ke5 sampai dengan akhir minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu lagi.  Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8  steroid resisten
  • 29.  Diuretik Loop diuretic  furosemid 1-2 mg/kgbb/hari. Dosis pada penderita ini adalah 2x 15mg/hari.  Aktivitas Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika terdapat edema anasarka, dispnea, dan atau hipertensi harus tirah baring.  Diet Diet NB RG 1300 kal+ 15 protein (garam 1gr/kgBB/hr)  Kortikosteroid Pengobatan steroid untuk sementara tidak boleh diberikan bila dijumpai : Hipertensi Infeksi berat (viral/bakteri) Azotemia