2. Nama : An. A
Umur : 6 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Amin Fauzi Gg. Amal RT 3 RW 1, Soak
Bujang, Gandus.
Agama : Islam
Masuk RS : 25 Juni 2012
IDENTIFIKASI
3. Alloanamnesis dengan ibu penderita tanggal 25 Juni 2012
Keluhan Utama : Kedua mata sembab.
Keluhan Tambahan: Perut agak membesar.
Riwayat Perjalanan Penyakit:
±1 minggu SMRS, ibu penderita mengeluh sembab pada
kedua mata anaknya. Sembab muncul pertama kali saat bangun
tidur. Sembab berkurang di siang hari. Sesak nafas (-), demam (-
). Ibu penderita membawa anaknya berobat ke praktik dokter
umum dan diberikan Metilprednisolon, Vitamin B Compleks dan
Vitamin C. Namun tidak ada perubahan, mata penderita tetap
sembab. Selanjutnya penderita berobat ke Poliklinik Anak RSUD
Bari lalu dirawat.
ANAMNESIS
4. BAK: warna kuning seperti teh, frekuensi ± 6 kali sehari, nyeri
saat BAK (-)
BAB: normal.
Nyeri perut (-), sesak nafas (-), demam (-), batuk pilek (-), mual
muntah (-), sakit kepala (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit tenggorokan (-)
Riwayat korengan (-)
Riwayat malaria (-)
Riwayat hepatitis (-)
Riwayat sakit gigi (-)
ANAMNESIS
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal
Riwayat penyakit darah tinggi dalam keluarga diakui
Riwayat penyakit Jantung dan Kencing manis disangkal
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Anak
Penderita lahir di rumah dari ibu G2P1A0, hamil 32 minggu,
ditolong oleh bidan. Riwayat demam menjelang persalinan (-
), lahir spontan, langsung nangis, KPSW (-), ketuban hijau (-),
berbau busuk (-), kental (-).
ANAMNESIS
6. Riwayat Makanan
Lahir – 2 tahun : ASI
6 bulan : Nasi tim
9 bulan – sekarang : makanan seperti makanan orang dewasa
Riwayat Imunisasi
BCG : sudah, skar di bahu kanan ada
DPT : 3 kali
Polio : 3 kali
Hepatitis B-1 : 2 kali
Campak : 1 kali
Kesan: Lengkap
ANAMNESIS
7. Riwayat Perkembangan
Tengkurap : 3 bulan
Duduk : 4 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berjalan : 10 bulan
Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga
Kondisi sosial keluarga adalah kurang.
ANAMNESIS
8. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 98 ×/menit
Pernafasan : 24 ×/menit
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,30 C
Berat Badan : 15 kg
Tinggi Badan : 103 cm
Lingkar Perut : 50 cm
PEMERIKSAAN FISIK
9. Pemeriksaan Khusus
Kulit : Sawo matang, sianosis (-), ikterus (-).
Kepala : Deformitas (-).
Rambut : Hitam, lurus, dan tidak mudah dicabut.
Mata : Sklera ikterik (-), pupil isokor +/+,
diameter pupil 3/3, refleks cahaya: +/+, edema palpebra
(+).
Telinga : Deformitas (-), sekret (-).
Hidung : Deformitas (-), NCH (-), sekret (-).
Tenggorokan : Tidak ada kelainan.
Gigi dan mulut : Terdiri dari gigi seri dan tampak karies.
Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-).
PEMERIKSAAN FISIK
11. Abdomen : Datar, lemas, hepar tidak membesar,
lien tidak membesar, bising usus normal.
Punggung : Deformitas (-), gibbus (-).
Genitalia : Penis (+), Testis (+)
Ekstremitas : Akral dingin (-), CRT <2 detik, edema (-).
KGB : Tidak ada pembesaran.
PEMERIKSAAN FISIK
12. Fungsi Motorik : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi nervi craniales : dalam batas normal
GRM : (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
13. 25 Juni 2012
Hb : 12,5 gr/dl
Leukosit : 16.200/ul
Hitung jenis : 0/2/3/54/32/9
Urinalisis:
Glukosa : (-)
Bilirubin : (-)
Berat jenis urin : 1,025 (1,002-1,030)
pH Urin : 6 (4,5-7,5)
Nitrit urin : (-)
Protein urin : (+++)
Keton urin : (-)
Urobilinogen urin : (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
18. Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala-
gejala klinis yang terdiri dari edema, proteinuria masif,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolemi. Proteinuria masif
adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar ≥ 40
mg/m2/jam atau proteinuria +3 atau lebih. Hipoalbuminemia
apabila kadar albumin dalam darah ≤ 2,5 gram/dl serta
kolesterol dalam darah meningkat ≥ 200 mg/dl. Selain gejala-
gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai hipertensi,
hematuri dan azotemia.
DEFINISI
19. Sekitar 75%-80% kasus SN di klinik merupakan SN primer
(idiopatik). Angka kejadian terbanyak pada anak berumur
antara 3-4 tahun. Pada anak-anak, berdasarkan
histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal, paling sering
ditemukan nefropati lesi minimal (75%-85%) dan laki-laki dua
kali lebih banyak daripada wanita.
EPIDEMIOLOGI
20. Secara klinis sindrom nefrotik dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu:
1. Sindrom nefrotik bawaan / kongenital, yaitu jenis sindrom
nefrotik yang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia di
bawah 1 tahun.
2. Sindrom nefrotik primer/idiopatik, faktor etiologinya tidak
diketahui. Dikatakan sindrom nefrotik primer oleh karena
sindrom nefrotik ini secara primer terjadi akibat kelainan
pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain.
3. Sindrom nefrotik sekunder, timbul sebagai akibat dari
suatu penyakit sistemik atau sebagai akibat dari berbagai
sebab yang nyata seperti misalnya efek samping obat.
ETIOLOGI
21. KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologi
Sindrom nefrotik primer
Sindrom nefrotik kongenital
Sindrom nefrotik sekundeR
Berdasarkan kelainan
histopatologi
Sindrom nefrotik kelainan
minimal (SNKM)
Glomerulosklerosis
Berdasarkan respon terhadap
terapi steroid
Steroid responsif (umumnya
SNKM)
Steroid dependen (umumnya
juga SNKM)
Steroid non responsif
(umumnya GSFS, GSFG, GNMP)
atau sindrom neforik sekunder
23. Penyakit ginjal : Sindrom nefrotik, sindrom nefritis akut
Penyakit hati : Sirosis hepatis
Penyakit jantung : Decomp cordis
Malnutrisi
DIAGNOSA BANDING
24. Aktivitas
Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika ada:
edema anasarka, dispnea, hipertensi tirah baring
Diet
Protein normal sesuai RDA yaitu 2 gram/kgbb/hari
Rendah garam (1-2 gram /hari) selama edema / mendapat terapi
steroid
Diuretik
Restriksi cairan (30 ml/kgbb/hari) selama ada edema berat dan
oliguria
Loop diuretic furosemid 1-2 mg/kgbb/hari, bila kadar kalium
rendah < 3,5 mEq/L dapat dikombinasi dengan spironolakton 1-2
mg/kgbb/hari diberikan pada edema berat/ anasarka. Diuretik > 1
minggu periksa ulang natrium dan kalium plasma.
PENATALAKSANAAN
25. Kortikosteroid
Pengobatan inisial pada pasien baru
Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2
mg.kgbb/hari sesuai dengan BB ideal (BB/TB) dibagi 3 dosis
(maksimal 80 mg/hari) selama 4 minggu
Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating 40 mg/m2/hari
(2/3 dosis inisial) selang sehari pada pagi hari sudah makan selama 4
minggu lalu stop. Bila remisi terjadi antara minggu ke5 sampai
dengan akhir minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu
lagi.
Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8 steroid resisten
PENATALAKSANAAN
26. Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan utama sembab pada
kedua mata. Awalnya, edema muncul di kedua mata saat bangun
tidur. Selain itu, hasil urinalisisnya menunjukkan adanya proteinuria
+++. Berdasarkan konsensus tatalaksana sindrom nefrotik pada
anak oleh IDAI, kedua gejala klinik di atas menunjukkan dua dari
empat gejala klinik untuk mendiagnosis sindrom nefrotik. Menurut
konsensus tersebut, sindrom nefrotik adalah suatu sindrom klinik
dengan gejala:
Proteinuria masif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau ≥ 3+).
Hipoalbunimenia ≤ 2,5 g/dL.
Edema.
Dapat disertai hiperkolesterolemia.
ANALISA KASUS
27. Oleh sebab itu, penderita dapat didiagnosis menderita
sindrom nefrotik. Orang tua penderita, mengaku gejala
sembab tersebut timbul sejak satu minggu sebelum masuk
rumah sakit. Penderita diobati oleh dokter praktik umum dan
berobat jalan selama 3 hari. Pada hari terakhir pengobatan
tersebut, diperoleh proteinuria (+++). Dengan kata lain,
penderita tidak mengalami perubahan. Gejala yang dialami
penderita ini kemungkinan dapat digolongkan menjadi
sindrom nefrotik inisial. Karena penderita belum pernah
mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
28. Pengobatan kasus ini didasarkan pada penatalaksanaan
sindrom nefrotik inisial. Pengobatan SN inisial adalah sebagai
berikut:
Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2
mg.kgbb/hari. Dosis prednison pada penderita adalah 6
tab/per hari diberikan 3-2-1 selama 4 minggu.
Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating untuk
penderita ini adalah 4 tab/hari diberikan 2-1-1 selang sehari
pada pagi hari sudah makan selama 4 minggu lalu stop. Bila
remisi terjadi antara minggu ke5 sampai dengan akhir
minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu lagi.
Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8 steroid resisten
29. Diuretik
Loop diuretic furosemid 1-2 mg/kgbb/hari. Dosis pada penderita
ini adalah 2x 15mg/hari.
Aktivitas
Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika terdapat
edema anasarka, dispnea, dan atau hipertensi harus tirah baring.
Diet
Diet NB RG 1300 kal+ 15 protein (garam 1gr/kgBB/hr)
Kortikosteroid
Pengobatan steroid untuk sementara tidak boleh diberikan bila
dijumpai :
Hipertensi
Infeksi berat (viral/bakteri)
Azotemia