Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Aktor di Kws Rebana dan Kertajati Aerocities.pdf
1. Rahasia Disesuaikan untuk nama perusahaan Versi 1.0
Paparan Seminar / Call For Paper Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penguatan Pembangunan Berkelanjutan
DPR RI, Jakarta, 19 Oktober 2022
Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Berbasis Aktor di di
Kawasan Metropolitan Rebana
(Studi Kasus : Kertajati Aerocity Kab. Majalengka, Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon, Jawa Barat)
Eko Fajar Setiawan S.T.
Dr. Tengku Munawar Chalil, S.T., MPP
Institut Teknologi Bandung
1
2. PENDAHULUAN
ALASAN PEMILIAN LOKASI STUDI
TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
1
2
3
4
KESIMPULAN
6
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
2
3. KONSTELASI JAWA BARAT TERHADAP NASIONAL
PENDAHULUAN
37,72%
Kontributor
Tertinggi Terhadap
PDB Nasional
sektor Industri
Manufaktur
16,2%
(±Rp116,9T)
Kontributor
Tertinggi Realisasi
Investasi
5Bandara
9Pelabuhan
Siap mendukung
aktifitas
ekonomi
19,64% 19,1% 18,79Juta
Kontributor
Tertinggi Ekspor
Nasional
Kontributor
Tertinggi
Terhadap
Realisasi
Usia Produktif
Investasi PMA Nasional
Jawa Barat merupakan lokasi keberadaan Perguruan Tinggi Kelas Dunia dan Perusahaan Multinasional
PERGURUAN TINGGI BUMN
3
4. PDRB Pengeluaran dan Lapangan Usaha
Pengeluaran ADHB (Trilyun
Rupiah)
2015 2016 2017 2018
1. Pengeluaran KonsumsiRumah Tangga 983.77 1,075.5
2
1,169.37 1,278.28
2. Pengeluaran KonsumsiLNPRT 8.91 9.57 10.45 12.99
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 98.29 100.67 110.96 117.39
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 382.98 412.30 449.34 495.83
5. Perubahan Inventori 59.42 67.70 67.56 72.27
6. Ekspor Barang dan Jasa 560.91 608.59 732.23 860.08
7. DikurangiImpor Barang dan Jasa 569.30 621.11 751.53 874.62
LapanganUsaha
ADHB (TrilyunRupiah)
2015 2016 2017 2018
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 132.5 146.77 152.94 170.19
2. Pertambangandan Peng- galian 26.03 25.35 25.48 26.62
3. IndustriPengolahan 656.82 703.52 755.39 827.3
4. PengadaanListrikdan Gas 11.44 11.92 10.86 10.92
5. PengadaanAir, PengelolaanSampah,
Limbah
dan Daur Ulang
1.16 1.34 1.59 1.79
6. Konstruksi 125.92 134.11 147.55 165.61
7.
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
231.63 249.24 269.73 291.74
8. Transportasidan Pergudangan 84.07 94.85 103.49 111.62
9. Penyediaan Akomodasidan Makan
Minum
38.1 43.01 48.4 54.64
10. Informasidan Komunikasi 39.71 45.46 51.85 56.27
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 39.81 46.1 50.12 54.71
12. Real Estat 15.58 16.81 18.66 20.76
Sumber: Badan Pusat Statistik
Penduduk Miskin dan TPT
4
5. Sebagai Landasan Pergub Jawa Barat No 80 Tahun 2013 tentang Rencana
Umum Penanaman Modal Provinsi (RUPMP Jawa Barat)
PENDAHULUAN
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
WILAYAH
RTRW PROVINSI JAWA BARAT
I
II
III
IV
V
VI
WP
BODEBEKPUNJUR
WP PRIATIMDAN
PANGANDARAN
WP KK CEKUNGAN
BANDUNG
WP SUKABUMIDAN
SEKITARNYA
WP CIAYUMAJAKUNING
WP
PURWASUKA
Kawasan Selatan
: DIBATASI
Kawasan Barat :
DITINGKATKAN
Kawasan Utara
:
DIKENDALIKA
N
Kawasan Timur
: DIDORONG
Dengan wilayah seluas 35,4 juta Ha, populasi sebesar
48,7 juta penduduk, 3 metropolitan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional di, Jawa Barat, merupakan tempat pertumbuhan
ekonomi terbesar ke-3 di Indonesia dan tempat
berinvestasi nya PMA dan PMDN terbesar di Indonesia
METROPOLIT
AN
1 (BODEBEK-
KARPUR)
METROPOLIT
AN
3 (CIREBON
RA
Y
A)
BUAYA
Pusat pertumbuhan
berbasis pariwisata dan
pertanian
CENTE
R
AIRSTRIP
CITARATE
GROWTH
CENTER
PALABUHAN
RATU
AIRSTRIP
RANCABUAYA
GROWTH
CENTER
RANCA-
BANDARA
NUSAWIRU
BIJB AND
AEROCITY
GROWTH
PANGAN-Pusat pertumbuhan
DARAN berbasis pariwisata
Pusat
pertumbuhan
berbasis
pariwisata dan
perikanan
METROPOLITAN
2 (BANDUNG
RAYA)
BANDARA
INTERNASIONAL
HUSEIN SASTRANEGARA
BANDARA
TASIKMALAYA
Potensi
pengembangan
AEROTROPOLIS
WP Bodebekpunjur
WP Purwasuka
WP Ciayumajakuning
WP Priatim-Pangandaran
WP KawasanKhususCekungan Bandung
WP Sukabumidsk
Pembagian 6
(enam) Wilayah
Pengembangan
Keterkaitan
fungsional antarwilayah
pengembangan
5
6. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN SEGITIGA REBANA (CIREBON-PATIMBAN-KERTAJATI)
TOTAL LUAS PER KABUPATEN
Kabupaten Jumlah
Kab. Subang 24.608,66
Kab. Indramayu 15.288,35
Kab. Majalengka 5.765,19
Kab. Cirebon 6.292,88
Kab. Sumedang 2.305,56
Tot
al
54.260,64
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
6
Kota Baru Patimban
(2.618,5 ha)
KPI Cipali Subang Barat
(14.303,67 ha)
KPI Cipali Subang Timur
(7.653,67 ha)
KPI Cipali-Indramayu
(2.250,55 ha)
KPI Kertajati
(7.085,55 ha)
KPI Tukdana
(492,95 ha)
KPI Jatiwangi
(968,39 ha)
KPI Cirebon
(6.292,88 ha)
KPI Balongan
(2.061 ha)
KPI Losarang
(6.406,93 ha)
KPI Patrol
(4.126,55 ha)
1
0
1
11
10 9
6
5
4
3
3
2
7
8
8
LUAS: 54.261
HA:
DILUAR KP2B
PENDAHULUAN
6
7. PENDAHULUAN
ALASAN PEMILIAN LOKASI STUDI
TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
1
2
3
4
KESIMPULAN
6
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
7
8. Tingkat Kemiskinan (%)
7,89%
PertumbuhanEkonomi (%)
5,61 %
IndeksPembangunan
Manusia (IPM) (nilai)
72,09
O 74,89 (2020)
O 67,59 (2020)
O 68,75 (2020)
CAPAIAN INDIKATOR MAKRO 2020 TERPILIH
oRealisasi Kota Cirebon 2020
Realisasi JABAR 2020
ALASAN PEMILIAN LOKASI STUDI
oRealisasi Kab. Majalengka 2020 oRealisasi Kab. Cirebon 2020
O 6,29% (2020)
O 5,98% (2020)
O 5,80% (2020)
O 10,03% (2020)
O 11,43% (2020)
O 11,24% (2020)
8
12. Perjalanan Kertajati
• 37 juta penduduk Jawa
Barat dirasa cukup
banyak
• Bandara Husein
Sastranegara dinilai
terlalu padat
• Kadin Jawa Barat
mengusulkan pembangunan
bandara baru
• Kemenhub & Angkasa Pura II
usul bandara kecil saja, tapi
pemprov ingin bandara besar
Keputusan Menteri
Perhubungan
Nomor 5 tahun 2005
tentang penetapan lokasi
bandara di Kec. Kertajati,
Majalengka
2000 2003 2005
Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 34
tahun 2007 tentang
penetapan Master Plan
BIJB
2007
Groundbreaking oleh
Presiden Jokowi
- BIJB
- Kereta cepat
Bandung
• Pemerintah pusat ambil
kendali untuk pembangunan
sisi udara
• Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 22 Tahun 2013 tentang
PT BIJB sebagai BUMD Jabar
(KPBU)
2016 2013
Pembebasan lahan oleh
Pemprov Jawa Barat (1040
ha dari total 1800 ha)
2009
Bandara Kertajati
Beroperasi
2018
12
2014
Mulai persiapan lahan
pembangunan
13. PENDAHULUAN
ALASAN PEMILIAN LOKASI STUDI
TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
1
2
3
4
KESIMPULAN
6
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
13
14. Tujuan Penelitian
1. Mengkaji kesiapan wilayah dan aktor
Pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana dan
Kertajati Aerocities dari sisi daya saing wilayah dan
pemetaan pemangku kepentingan.
2. Memberikan strategi pengembangan kawasan
berbasis aktor di Kawasan Metropolitan Rebana
dan Kertajati Aerocities,.
14
15. Sasaran Penelitian 1
Sisi daya saing wilayah
A. Location Of Quotent (LQ) 3 Wilayah
B. Proportional dan Differential Shiftshare
C. Shiftshare Analysis
Pemetaan pemangku kepentingan Menggunakan ISM (Interpretative Structural Modelling)
A. Identifikasi Komponen Pengukuran dan Aktor Berdasarkan Expert Judgement
B. Analisis Pengukuran Komponen dan Aktor (SSIM dan Final Reachibility)
C. Analisis Kuadran Micmac ISM
D. Analisis Grafik Aktor
15
16. Sasaran Penelitian 2
Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Aktor
A. Sintesis Pengembangan Kawasan Berbasis Aktor
B. Rekomendasi Lokasi Program
16
17. PENDAHULUAN
ALASAN PEMILIAN LOKASI STUDI
TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
1
2
3
4
KESIMPULAN DAN SARAN
6
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
17
18. Metodologi LQ, dan Shiftshare Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan
Kabupaten Majalengka terhadap Jawa Barat Tahun 2015 dan 2020
Sasaran 1
Daya Saing Wilayah
LQ = ( Xir /Xr ) / ( Xin / Xn )
Keterangan
Xir adalah sektor i di daerah; Xr adalah jumlah seluruh
sektor di daerah; X in adalah sektor i di nasional; Xn
adalah jumlah seluruh sektor nasional
Interpretasi Hasil
LQ>1, adalah sektor komoditas (unggulan); LQ<1,
artinya bukan sektor komoditas (defisit); LQ=0
∆ E r,i,t = (Ns i + P r,i + D r,i )
∆ E r,i,t adalah tambahan semua sektor; Nsi adalah
National Share; P r,i adalah Proportional Shift; dan D r,i
adalah Differential Shift
Shiftshare
18
19. Metodologi ISM (Interpretative Structural Matrix) terhadap Komponen
Pengukuran Variabel Hubungan Aktor (Expert Judgemental dan Kuesioner)
Sasaran 1
Pemetaan Aktor
Kepentingan
TAHAPAN PENCARIAN DATA
1. Pencarian variabel independen/ faktor –faktor
kesiapan melalui dokumen kebijakan/ studi literatur
sebagai bahan informasi awal untuk wawancara
2. Penentuan Narasumber (Informan/ Responden)
berdasarkan kepakaran/ ahli secara purpossive
sampling (Expert Judgement)
3. Wawancara mendalam (indepth interview) kepada
narasumber terpilih terkait kesiapan kawasan
Rebana dan Kertajati Aerocities
4. Sintesis hasil wawancara dan studi literatur
5. Penyusunan Matrix Kuesioner V-A-X-O (ISM)
6. Penarikan Kuesioner berdasarkan kriteria V-A-X-O
kepada Expert/ Pakar
7. Pengolahan Kuesioner dan Analisis ISM
MATRIX V-A-X-O ISM
19
BIJB
(A1)
Kemenp
erin (A2)
Kemenh
ub (A3)
Kemenpa
r (A4)
PT AP
(A5)
Perbank
an (A6)
BKPM
(A7)
Pemkab
(A8)
Travel/
UMKM
(A9)
Guber
nur
(A10)
1 Angka Harapan Hidup O O O V O X X V A V
2 Indeks Kesehatan A V A V A O X V X V
3 Rataan Lama Sekolah O A O X O X X V A V
4 Harapan Sekolah O V O V A V V V X V
5 Angka Melek Baca V X X V X X X V X V
6 Angka Partisipasi Kasar O O A V A V X V X V
7 Kemantapan jalan A X V X X A X V X V
8 Rasio elektrifikasi A X V X X A X V X V
9 Pelayanan air minum A A A A A X X V A V
10 Irigasi baik A A A A A X X V A V
11 Kawasan lindung O X X A O A V V X V
12 Pelayanan Terpadu satu pintu V X X V A X V V O V
13
Pengadaan Infrastruktur
melalui dukungan pemerintah A V X V V V X V V V
14
Kemudahan pelayanan dan
perizinan V A V X V X X V X V
15
Penyediaan data dan peluang
investasi V A O V O V V X V X
16 Penyediaan sarpras A V V X V X X V A V
17 penyediaan lahan dan lokasi V V V X X V V V O V
18 Pemberian bantuan teknis X A V V O V V V V V
19 Pembebasan pajak V V X V X X X V V V
20 Pemberian dana stimulan V A X V V V X V V V
21 Pemberian bantuan modal O A X V V V X V V V
22
Link & Match Hulu- Hilir
Industri O X V X O A X O A O
23
Tingginya ketergantungan
terhadapbahan baku impor O V V A A A X O O O
24 Tingkat upah V A A X V A X X V X
Identifikasi Kekuatan Aktor (VAXO)
Komponen Hubungan
No
Sumber: Kuesioner V-A-X-O (2022)
20. Metodologi ISM (Interpretative Structural Matrix) terhadap Komponen
Pengukuran Variabel Hubungan Aktor (Expert Judgemental dan Kuesioner)
Sasaran 1
Pemetaan Aktor
Kepentingan
KRITERIA PAKAR
1. Akademisi: a) Memiliki publikasi yang aktif terkait ekonomi
wilayah, perkotaan dan atau pengembangan wilayah dan
perdesaan; b) Terdaftar di Forum Penataan Ruang Daerah;
2. Profesional ; a) Memiliki aktivitas dibidang inkubasi usaha
(pertanian/ industri pascapanen/ manufaktur di perdesaan
sekitar Ciayumajakuning); b) Memiliki track record sebagai
profesional (wiraswasta/ pebisnis/ filantropi)
3. Asosiasi Profesi : a) Memiliki jejaring aktif yang terlibat di
dalam pengembangan kawasan, b) Tercatat sebagai
organisasi aktif yang memililiki prioritas program
kepengurusan di wilayah Ciayumajakuning
4. Tenaga Ahli / ASN: a) Rekomendasi dari Pakar 1 dan b)
Memiliki beberapa track record terkait pengembangan
kawasan industri atau kawasan strategis
• Akademisi:
1. Dr. Tengku Munawar Chalil (ITB)
2. Dr. Iwan Kustiwan (ITB)
• Profesional/ Praktisi
3. Ir. Imam Mudzakkir (Praktisi Desa AKSITARU
Indonesia)
4. Tani Suryadinata (Praktisi BUMDes dan Kelompok
Tani Jawa Barat)
• Asosiasi Profesi
5. ASITA Jawa Barat
6. KADIN Jawa Barat
7. HIPMI Jawa Barat
8. BUMDes Jawa Barat
• Tenaga Ahli/ ASN:
9. Kabid Infrastruktur dan Wilayah, Bappeda Jabar
10. Staff Ahli Bidang Investasi, BKPM (BKPM)
PAKAR TERPILIH (EXPERT JUDGEMENT)
20
21. PENDAHULUAN
ALASAN PEMILIAN LOKASI STUDI
TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
1
2
3
4
KESIMPULAN
6
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
21
22. DATA DAN ANALISIS LQ
Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka
Lapangan Usaha
(Milyar Rp/ Sektor
Usaha)
PDRB
ADHK
Jawa
Barat
2020
PDRB
ADHK
Kota
Cirebon
2020
PDRB
ADHK
Kab
Cirebon
2020
PDRB
ADHK Kab
Majalengka
2020
PDRB
ADHK
Jawa
Barat
2015
PDRB
ADHK
Kota
Cirebon
2015
PDRB
ADHK
Kab
Cirebon
2015
PDRB
ADHK Kab
Majalengka
2015
Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan (A)
4116,82 106992 106992 4116,82 93036 42,132 4112,44 3950,746
Pertambangan dan
Penggalian (B)
380,757 23771,3 23771,3 380,757 27440 0 429,908 408,62
Industri
Pengolahan (C)
4851,51 614291 614291 4851,51 524315 1381,2 5689,44 2132,192
Pengadaan Listrik
dan Gas (D)
19,757 4964,31 4964,31 19,757 5799,5 128,77 44,516 12,976
Pengadaan Air,
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang (E)
13,917 1295,18 1295,18 13,917 948,98 36,246 22,399 8,849
Konstruksi (F) 2699,49 119069 119069 2699,49 98138 1385,9 3361,64 1889,997
Perdagangan
Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor (G)
3403 214375 214375 3403 190350 4346 4486,82 2867,079
Transportasi dan
Pergudangan (H)
771,718 68097,4 68097,4 771,718 56651 1374,9 2022,86 592,861
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum (I)
653,263 38634,9 38634,9 653,263 29777 647,94 1009,22 527,38
Informasi (J) 1183,79 85980,1 85980,1 1183,79 41879 762,12 784,048 557,121
Jasa Keuangan
dan Asuransi (K)
611,875 36932,4 36932,4 611,875 29522 1398,2 967,279 456,848
Real Estate (L) 294,05 19716,1 19716,1 294,05 13838 124,55 621,763 212,425
Jasa Perusahaan
(M)
68,549 5599,12 5599,12 68,549 4932,6 112,69 227,43 55,699
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib (N)
622,869 26716,8 26716,8 622,869 24952 493,76 831,8 577,107
Jasa Pendidikan
(O)
1220,91 44978,2 44978,2 1220,91 32422 445,97 1400,6 903,815
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan
Sosial (P)
235,109 11777,5 11777,5 235,109 8880,8 292,71 565,619 158,085
Jasa lainnya (Q) 589,2 32045,4 32045,4 589,2 24121 296,1 1018,47 438,578
Lapangan Usaha (Milyar Rp/
Sektor Usaha)
LQ Kota Cirebon LQ Kab. Cirebon LQ Kab. Majalengka
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan (A)
0,0384953 1,863546 2,57603827
Pertambangan dan Penggalian
(B)
0 0,766724 1,072351822
Industri Pengolahan (C) 0,2388131 0,485227 0,528742813
Pengadaan Listrik dan Gas (D) 1,7213103 0,475385 0,266442626
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
(E)
3,1057595 1,119715 0,719377909
Konstruksi (F) 1,1598115 1,419881 1,517841103
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
(G)
2,0662442 0,993479 1,062747515
Transportasi dan Pergudangan
(H)
2,1561789 1,657073 0,758699216
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum (I)
1,7803638 1,253137 1,132010435
Informasi (J) 1,5719363 0,731931 0,921764419
Jasa Keuangan dan Asuransi (K) 4,2873401 1,542294 1,109166887
Real Estate (L) 0,7650507 1,902103 0,998487546
Jasa Perusahaan (M) 2,046114 2,251497 0,819639629
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib (N)
1,6892239 1,474075 1,560822041
Jasa Pendidikan (O) 1,2402192 1,993995 1,817291933
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial (P)
3,2757976 2,91883 1,3364666
Jasa lainnya (Q) 1,1126254 1,841162 1,230946131
Sasaran 1
A. Daya Saing Wilayah
22
24. ANALISIS Proportional dan Differential Shiftshare
Kabupaten Cirebon
Sasaran 1
A. Daya Saing Wilayah
24
25. ANALISIS Proportional dan Differential Shiftshare
Kabupaten Majalengka
Sasaran 1
A. Daya Saing Wilayah
25
26. DATA Matriks Kuesioner V-A-X-O Berdasarkan Penilaian Expert Judgement
Sasaran 1
B. Pemetaan Aktor
26
BIJB
(A1)
Kemenp
erin (A2)
Kemenh
ub (A3)
Kemenpa
r (A4)
PT AP
(A5)
Perbank
an (A6)
BKPM
(A7)
Pemkab
(A8)
Travel/
UMKM
(A9)
Guber
nur
(A10)
1 Angka Harapan Hidup O O O V O X X V A V
2 Indeks Kesehatan A V A V A O X V X V
3 Rataan Lama Sekolah O A O X O X X V A V
4 Harapan Sekolah O V O V A V V V X V
5 Angka Melek Baca V X X V X X X V X V
6 Angka Partisipasi Kasar O O A V A V X V X V
7 Kemantapan jalan A X V X X A X V X V
8 Rasio elektrifikasi A X V X X A X V X V
9 Pelayanan air minum A A A A A X X V A V
10 Irigasi baik A A A A A X X V A V
11 Kawasan lindung O X X A O A V V X V
12 Pelayanan Terpadu satu pintu V X X V A X V V O V
13
Pengadaan Infrastruktur
melalui dukungan pemerintah A V X V V V X V V V
14
Kemudahan pelayanan dan
perizinan V A V X V X X V X V
15
Penyediaan data dan peluang
investasi V A O V O V V X V X
16 Penyediaan sarpras A V V X V X X V A V
17 penyediaan lahan dan lokasi V V V X X V V V O V
18 Pemberian bantuan teknis X A V V O V V V V V
19 Pembebasan pajak V V X V X X X V V V
20 Pemberian dana stimulan V A X V V V X V V V
21 Pemberian bantuan modal O A X V V V X V V V
22
Link & Match Hulu- Hilir
Industri O X V X O A X O A O
23
Tingginya ketergantungan
terhadapbahan baku impor O V V A A A X O O O
24 Tingkat upah V A A X V A X X V X
25 Akuisisi teknologi smart V X V V V X V X A X
26 Rendahnya daya saing harga O V V A O A A V V V
27 Spesialisasi SDM Industri V V V X X V V X X X
28
Struktur penduduk yang
didominasi usia tenaga kerja X A A X X V V V V V
Identifikasi Kekuatan Aktor (VAXO)
Komponen Hubungan
No
BIJB
(A1)
Kemenp
erin (A2)
Kemenh
ub (A3)
Kemenpa
r (A4)
PT AP
(A5)
Perbank
an (A6)
BKPM
(A7)
Pemkab
(A8)
Travel/
UMKM
(A9)
Guber
nur
(A10)
1 Angka Harapan Hidup O O O V O X X V A V
2 Indeks Kesehatan A V A V A O X V X V
3 Rataan Lama Sekolah O A O X O X X V A V
4 Harapan Sekolah O V O V A V V V X V
5 Angka Melek Baca V X X V X X X V X V
6 Angka Partisipasi Kasar O O A V A V X V X V
7 Kemantapan jalan A X V X X A X V X V
8 Rasio elektrifikasi A X V X X A X V X V
9 Pelayanan air minum A A A A A X X V A V
10 Irigasi baik A A A A A X X V A V
11 Kawasan lindung O X X A O A V V X V
12 Pelayanan Terpadu satu pintu V X X V A X V V O V
13
Pengadaan Infrastruktur
melalui dukungan pemerintah A V X V V V X V V V
14
Kemudahan pelayanan dan
perizinan V A V X V X X V X V
15
Penyediaan data dan peluang
investasi V A O V O V V X V X
16 Penyediaan sarpras A V V X V X X V A V
17 penyediaan lahan dan lokasi V V V X X V V V O V
18 Pemberian bantuan teknis X A V V O V V V V V
19 Pembebasan pajak V V X V X X X V V V
20 Pemberian dana stimulan V A X V V V X V V V
21 Pemberian bantuan modal O A X V V V X V V V
22
Link & Match Hulu- Hilir
Industri O X V X O A X O A O
23
Tingginya ketergantungan
terhadapbahan baku impor O V V A A A X O O O
24 Tingkat upah V A A X V A X X V X
25 Akuisisi teknologi smart V X V V V X V X A X
26 Rendahnya daya saing harga O V V A O A A V V V
27 Spesialisasi SDM Industri V V V X X V V X X X
28
Struktur penduduk yang
didominasi usia tenaga kerja X A A X X V V V V V
29 Insentif tax allowance O V O X O A A X O X
30
Tarif pajak korporasi Indonesia
tertinggi ketiga se Asean X X A V V X A A X A
31
Platform perizinan yang
sempurna O V X V O X V X A X
Identifikasi Kekuatan Aktor (VAXO)
Komponen Hubungan
No
13 melalui dukungan pemerintah A V X V V V X V V V
14
Kemudahan pelayanan dan
perizinan V A V X V X X V X V
15
Penyediaan data dan peluang
investasi V A O V O V V X V X
16 Penyediaan sarpras A V V X V X X V A V
17 penyediaan lahan dan lokasi V V V X X V V V O V
18 Pemberian bantuan teknis X A V V O V V V V V
19 Pembebasan pajak V V X V X X X V V V
20 Pemberian dana stimulan V A X V V V X V V V
21 Pemberian bantuan modal O A X V V V X V V V
22
Link & Match Hulu- Hilir
Industri O X V X O A X O A O
23
Tingginya ketergantungan
terhadapbahan baku impor O V V A A A X O O O
24 Tingkat upah V A A X V A X X V X
25 Akuisisi teknologi smart V X V V V X V X A X
26 Rendahnya daya saing harga O V V A O A A V V V
27 Spesialisasi SDM Industri V V V X X V V X X X
28
Struktur penduduk yang
didominasi usia tenaga kerja X A A X X V V V V V
29 Insentif tax allowance O V O X O A A X O X
30
Tarif pajak korporasi Indonesia
tertinggi ketiga se Asean X X A V V X A A X A
31
Platform perizinan yang
sempurna O V X V O X V X A X
32
Peluang dan nilai kawasan
ekonomi khusus tematik A V V A V V V V X V
33
Diversifikasi produk riset
berbasis industri yang masih A V A X A X A V V V
34
Kontributor tertinggi ekspor
nasional V A A X A A V V A V
35
Kontributor tertinggi PMA se
nasional X A A X A A V V A V
36
Kontributor tertinggi Industri
manufaktur nasional A A A X A A V V A V
37
Kontributor tertinggi realisasi
Investasi nasional (PMDN) V A A X A A V V A V
38
Pangsa Industri manufaktur
mendominasi se Nasional X V A V A A V V A V
39 Indeks kerawanan bencana O X V V X X O O X O
40 Indikator cemaran udara V A V V V X O A X A
41 Persoalan timbulan sampah O X V V A X O V X V
42 Ketersediaan RTH X X X V V A O X X X
43 Tingkat kemiskinan O X A A O V X X V X
44 Tingkat Pengangguran Terbuka V V A A O V X X V X
45
Dukungan Lembaga Inkubasi/
Pendampingan Produk A V O V O V X V X V
27. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
PENGUKURAN SSIM (Structural Self Interaction Matrix)
Sasaran 1
B. Pemetaan Aktor
27
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
BIJB
Kemen
perin
Kemen
hub
Kemen
par
PT AP
2
Perban
kan BKPM
Pemka
b
Travel/
UMKM
Guber
nur
BIJB O V X V X V X X A
Kemenper A V V V V V V V
Kemenhu V V V V O O X
Kemenpar V V V V O X
PT AP 2 X V V A A
Perbankan A A V X
BKPM V V X
Pemkab X V
Travel/
UMKM V
Gubernur
Aktor
• V mengindikasikan bahwa
komponen aktor i mempengaruhi
kesiapan aktor (j);
• A mengindikasikan bahwa
komponen aktor j mempengaruhi
kesiapan aktor (j)
• X mengindikasikan bahwa
komponen/ aktor i mempengaruhi
kesiapan aktor (j) dan sebaliknya
kesiapan aktor (j) mempengaruhi
komponen i, atau dengan arti lain
terdapat hubungan saling
mempengaruhi antara aktor i dan
j;
• O mengindikasikan bahwa aktor i
dan j tidak saling berhubungan
28. ANALISIS DAN PEMBAHASAN REACHIBILITY MATRIX
Sasaran 1
B. Pemetaan Aktor
28
Empat kata kunci digunakan untuk
mewakili arah hubungan antara satu
set komponen (i dan j), dimana:
• V mengindikasikan bahwa
komponen i mempengaruhi
variabel/ aktor j;
• A mengindikasikan bahwa variabel j
mempengaruhi variabel/ aktor i;
• X mengindikasikan bahwa variabel i
mempengaruhi variabel/ aktor j dan
sebaliknya variabel j mempengaruhi
variabel i, atau dengan arti lain
terdapat hubungan saling
mempengaruhi antara variabel i dan
variabel/ aktor j;
• O mengindikasikan bahwa variabel i
dan aktor (j) tidak saling
berhubungan
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
BIJB
Kemen
perin
Keme
nhub
Keme
npar
PT
AP 2
Perba
nkan
BKPM
Pem
kab
Travel/
UMKM
Guber
nur
BIJB 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Kemenperin 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
Kemenhub 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Kemenpar 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
PT AP 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6
Perbankan 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5
BKPM 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5
Pemkab 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 5
Travel/
UMKM
1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5
Gubernur 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7
Dependence
Power
6 2 3 5 8 9 7 8 9 10
Driving
Power
Aktor
30. PEMBAHASAN KUADRAN MICMAC ISM
Sasaran 1
B. Pemetaan Aktor
30
1) Variabel Autonomous (Kuadran I) bermakna bahwa aktor- aktor ini tidak memiliki pengaruh dan kurang memiliki
kemandirian. Dalam penelitian ini, tidak teridentifikasi aktor tersebut
2) Variabel Dependent (Kuadran II) bermakna bahwa aktor ini memiliki kekuatan pengaruh yang lemah namun memiliki
kemandirian. Dalam penelitian ini, tidak teridentifikasi aktor tersebut
3) Variabel Linkage (Kuadran III) bermakna bermakna bahwa aktor ini memiliki daya pengaruh tinggi, dan kemandirian
yang tinggi. Dalam penelitian ini, tujuh (7) aktor masuk dalam kuadran III, diantaranya BIJB, PT AP 2, Perbankan,
BKPM, Pemkab, Travel agency/ Asosiasi UMKM, Gubernur
4) Variabel Independent (Kuadran IV) bermakna bahwa aktor memiliki daya pengaruh yang tinggi namun memiliki
kemandirian yang lemah. Mereka mewakili Kuadran IV. Dalam penelitian ini, ada tiga (3) aktor yang memiliki
kemandirian diantaranya Kemenhub, Kemenpar, dan Kemenperin
31. ANALISIS LEVEL AKTOR MENGGUNAKAN ISM
Sasaran 1
B. Pemetaan Aktor
31
Sumber: Hasil Analisis (2022)
32. PEMBAHASAN LEVEL AKTOR ISM
Sasaran 1
B. Pemetaan Aktor
32
1) . Ada lima (5) level aktor, dari aktor kunci (penting, berpengaruh) sampai aktor yang dianggap kurang berkontribusi
kepada pengembangan kawasan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa BIJB (A1) dan Kementrian Perhubungan (A3)
memegang peranan penting terwujudnya Kawasan Kertajati Aerocities dan Kawasan Metropolitan Rebana.
2) Selain itu, terdapat Kementrian Perindustrian dan Kementrian Pariwisata (Level 2), Gubernur (Level 3), PT Angkasa
Pura 2 (Level 4), Perbankan, BKPM, Pemkab Majalengka/ Cirebon/Kota Cirebon dan Travel Agency/ Asosiasi UMKM
dan BUMDes (Level 5)
3) Level tertinggi adalah level 1, dimana semakin tinggi level aktor tersebut maka akan semakin besar pengaruh dan
kontribusi terhadap pengembangan kawasan di Kertajati dan Metropolitan Rebana. Intervensi yang dilakukan oleh aktor
(level 1) juga semakin kecil.
33. Strategi Pengembangan Berbasis Aktor
Level Aktor
Program/ Kebijakan Strategi
Pengembangan
I
a) Percepatan pembangunan dan penambahan
fasilitas logistik kargo serta gudang (penyimpanan
barang) menju pelayanan berbasis IoT/ Smart
Logistik
b) Percepatan pembangunan asrama haji atau pusat
kegiatan manasik haji di Majalengka/ Cirebonc)
c) Kemudahan pelayanan, dan pemberian insentif
(diskon/ promo) kepada eksportir dan pelaku
ekspedisi logistik/ pesawat kargo
d) Pengembangan rute penerbangan dengan variasi
moda/ jenis pesawat kecil (ex: pesawat susi air)
untuk menjangkau pasar ke bandara-bandara kecil
e) Direalisasikannya Bandara Kertajati sebagai
Bandara Haji dan Bandara Kargo Internasional
f) Akses Promosi produk-produk bagi UMKM lokal
agar mampu ekspor
g) Pengembangan unit usaha baru dalam aspek
penyediaan prasarana sanitary/hygiene produk
pertanian
33
Indikator Komponen
Pengukuran
Aktor
1. Ketersediaan
Infrastruktur (Bandara)
Mendukung dan
Menunjang
2. Optimalisasi Faktor
Produksi di sekitar
kawasan
BIJB
IV
PT Angkasa
Pura II
34. Strategi Pengembangan Berbasis Aktor
Level Aktor
Program/ Kebijakan Strategi
Pengembangan
V
a) Pengembangan rute baru (angkutan perdesaan) di
dalam atau ke luar area Kawasan
b) Peningkatan kualitas dan mutu produksi
c) Sosialisasi pemanfaatan kargo untuk distibusi
produk antar negara
34
Indikator Komponen
Pengukuran
Aktor
1. Ketersediaan
Infrastruktur (Bandara)
Mendukung dan
Menunjang
2. Optimalisasi Faktor
Produksi di sekitar
kawasan
Tour
Agency/
Asosiasi
UMKM dan
BUMDes
35. Strategi Pengembangan Berbasis Aktor
Level Aktor
Program/ Kebijakan Strategi
Pengembangan
I
a) Regulasi pembatasan kapasitas Kargo di Soetta
dan dialihkan sepenuhnya dari Bandara Soetta ke
Bandara Kertajati
b) Perancangan kalender wisata dengan arah wisata
jasa, dan wisata ziarah/ tradisi mancanegara atau
nasional
c) Integrasi pelayanan desa-desa wisata (paket
wisata)
35
Indikator Komponen
Pengukuran
Aktor
3. Regulasi dan Dukungan
Kelembagaan Kementrian
Perhubungan
Kementrian
Pariwisata
II
36. Strategi Pengembangan Berbasis Aktor
Level Aktor
Program/ Kebijakan Strategi
Pengembangan
II
a) Pendirian atau standardasi politeknik/ vokasi
tenaga terampil bidang industri mesin, manufaktur
dan teknologi pertanian
b) Fasilitasi teknologi pascapanen dan fasilitasi
ekspor untuk UMKM/ BUMDes
a) Regulasi kepastian kepada investor untuk
mendapatkan lahan yang clear & clean
b) Peningkatan ruas jalan jalan kabupaten dan
propinsi
c) Fasilitasi (KUR) untuk pelaku pertanian ekspor/
memiliki nilai tambah
d) Fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pelaku
jasa wisata di sektor kuliner, kriya, fashion, dan
seni pertunjukkan
36
Indikator Komponen
Pengukuran
Aktor
4. Kerjasama dan Akses
Pasar
5. Insentif dan
Kemudahan Berusaha
Kementrian
Perindustrian
Gubernur
Jawa Barat
III
V Perbankan
37. Strategi Pengembangan Berbasis Aktor
Level Aktor
Program/ Kebijakan Strategi
Pengembangan
V
a) Optimalisasi kegiatan promosi di luar negeri
dengan menawarkan portfolio produk dan skema
bisnis di Kawasan Kertajati Aerocities dan /
Metropolitan Rebana
b) Pendampingan lapangan untuk percepatan NIB
(OSS), legalitas produk dan fasilitasi biaya
permodalan bagi pelaku UMKM dan Petani
berorientasi ekspor
37
Indikator Komponen
Pengukuran
Aktor
4. Kerjasama dan Akses
Pasar
5. Insentif dan
Kemudahan Berusaha
BKPM
38. Strategi Pengembangan Berbasis Aktor
Level Aktor
Program/ Kebijakan Strategi
Pengembangan
III
a) Audit capaian kinerja, lulusan dan kurikulum SMA/
SMK di wilayah Kawasan Metropolitan Rebana dan
Kertajati Aerocitiy
b) BLK Plus (Penyempurnaan layanan upgrading dan
reskill kompetensi di balai latihan kerja daerah)
c) Pemulihan kawasan bekas tambang di wilayah
Utara dan perbaikan tata kelola persampahan di
sekitar Kawasan Rebana / Kertajati Aerocities
d) Audit capaian kinerja, lulusan dan kurikulum SMA/
SMK di wilayah Kawasan Metropolitan Rebana dan
Kertajati Aerocitiy
e) Percepatan Pembangunan IPAL Rumah tangga
dan Zero Defecation Free
f) Penguatan masyarakat tangguh bencana di
wilayah REBANA dan Kertajati aerocities
38
Indikator Komponen
Pengukuran
Aktor
6. Pertimbangan IPM dan
ekonomi wilayah
7. Limitasi faktor kualitas
lingkungan hidup
Gubernur
V
Pemkab
(Majalengka,
Kota Cirebon,
Kab. Cirebon)
39. PENDAHULUAN
ALASAN PEMILIAN LOKASI STUDI
TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
1
2
3
4
KESIMPULAN
6
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
39
40. Kesimpulan
1. Pengembangan Kawasan Kertajati Aerocities dan Kawasan Metropolitan Rebana, sebagai
kawasan perkotaan baru di wilayah Utara Jawa. Saat ini, telah terbukti berdampak pada
dominasi sektor pengadaan air, pengolahan sampah dan daur ulang (E); Jasa Keuangan dan
Asuransi (K); Jasa Pendidikan (O); Jasa kesehatan dan sosial (P); dan Jasa lainnya (Q) dibanding
sektor lainnya. Hal yang menarik, menurut analisis shiftshare PDRB, justru telah mengubah
lanskap “struktur ekonomi”, di Kabupaten Majalengka. Sementara itu, Kabupaten Cirebon dan
Kota Cirebon justru telah menunjukkan konsistensinya dan tetap unggul dengan karakteristik
awal (origin)/ basis komoditas, yakni kegiatan Jasa Keuangan dan Asuransi (K); Jasa Pendidikan
(O); Jasa kesehatan dan sosial (P) sehingga daya ungkit dan multiplier effect yang dihasilkan
makin meluas
2. Mengingat masih rendahnya daya saing wilayah Kabupaten Majalengka, arahan strategi
pengembangan diarahkan prioritas untuk menjawab tantangan kewilayahan di Wilayah
Kabupaten Majalengka, disusul Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon
3. Dengan tujuan pengembangan kawasan metropolitan Rebana dan Kertajati Aerocities dapat
dirasakan oleh semua pihak dan semua wilayah (Kota Cirebon, Kab. Cirebon, Kab. Majalengka)
Maka, berdasarkan hasil analisis ISM didapatkan delapan (8) indikator komponen / variabel
dengan sepuluh (10) aktor pemangku kepentingan yang harus dilibatkan yakni BIJB dan
Kementrian Perhubungan (Level I), Kementrian Perindustrian dan Kementrian Pariwisata
(Level 2), Gubernur (Level 3), PT Angkasa Pura 2 (Level 4), Perbankan, BKPM, Pemkab
Majalengka/ Cirebon/Kota Cirebon dan Travel Agency/ Asosiasi UMKM dan BUMDes (Level 5)
40
41. Kesimpulan
3. Leveling Aktor berdasarkan ISM, dari level tertinggi (level 1) s.d. level terendah
(level 5),menandakan pengaruh dan kontribusi terhadap setiap indikator
komponen pengembangan kawasan di Kertajati dan Metropolitan Rebana. Dalam
penelitian ini, aktor (BIJB dan Kemenhub) mampu mengorekstrasi semua
stakeholder di wilayah Kertajati dan Metropolitan Rebana dengan sasaran
komponen dan lokasi. Sementara itu, peran Gubernur Jawa Barat diharapkan
dapat memfasilitasi semua stakeholder karena berada pada level moderat (level
3)
4. Dibutuhkan dua puluh tujuh (27) program sebagai strategi jangka pendek dan
jangka menengah yang perlu dilakukan oleh sepuluh (10) aktor kunci Kawasan
Metropolitan Rebana dan Kertajati Aerocities. Dengan menyasar ke Lokasi
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon
5. Dengan demikian, Untuk menyiapkan pengembangan kawasan Metropolitan
Rebana dan Kertajati, peran BIJB dan Kementrian Perhubungan (aktor penentu
mutlak) dengan didukung oleh kinerja Gubernur Jawa Barat yang mampu
memfasilitasi, memediasi dan mengkondisikan percepatan pembangunan di
Kawasan Rebana dan Kertajati Aerocities di masa depan.
41