SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
1
ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(PDRB)
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Mata Kuliah Ekonomi Regional)
Dosen Pembimbing : Ahmad Habibi S.E, M.E.I
Disusun oleh Kelompok 1 :
Aula Nurul Ma’rifah 1321040240
Anggun Tri Wahyuni 1321040169
M Agus Hermawan 1321040124
Institut Agama Islam Negeri
Raden Intan Lampung
Tahun 2015
2
DAFTAR ISI
Abstrak 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Sektor Produk Pengangkutan dan Komunikasi 5
2.2 Analisis Sektor Produk Pengelolaan Industri Non Migas 13
2.3 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 27
3.2 Saran 27
3
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan analisis PDRB Kota Bandar Lampung dimana
membahas tentang keunggulan Kota BandarLampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan analisis ini mungkin tidaklah sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakannya.
Akhir kata, penulis ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan ini. Kami harapkan analisis PDRB Kota BandarLampung ini dapat bermanfaat dan
mampu menambah wawasan bagi semua semua orang.
BandarLampung, 14 maret 2014
Penulis
4
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk
meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang
secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi. Pembangunan daerah harus
sesuai dengan kondisi potensi serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila
pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh
masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan mengidentifikasi sektor-sektor
ekonomi di Kota Bandar Lampung.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kurun waktu tahun
2010-2013 bersumber dari BPS Kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sektor Keuangan,
Persewaan, Jasa Perusahaan dan Sektor Industri Pengolahan tanpa migas serta sektor
pengangkutan dan komunikasi merupakan tiga sektor yang mempunyai daya saing paling tinggi
dibandingkan dengan sektor-sektor yang lainnya.
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak era reformasi terjadi pergeseran paradigma dalam sistim penyelenggaraan
pemerintah dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi atau disebut otonomi daerah yaitu
beralihnya sebagian besar proses pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelansanaan, dan
evaluasi penyelenggaraan pemerintah pusat ke daerah. Kemakmuran suatu wilayah berbeda
dengan wilayah lainnya dimana perubahan wilayah kepada kondisi yang lebih makmur
tergantung pada usaha-usaha pembangunan yang diperlukan. Oleh sebab itu maka kegiatan basis
mempunyai peranan penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dimana setiap
perubahan mempunyai efek multiplier terhadap perekonomian regional.
Dalam pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan perencanaan dan strategi yang
tepat karena disetiap daerah mempunyai keadaan yang berbeda, mempunyai karakteristik
tersendiri, laju pertumbuhan ekonomi maupun potensi yang dimiliki masing-masing daerah.
Struktur ekonomi wilayah tercermin dari besarnya kontribusi PDRB masing – masing sektor
ekonomi terhadap PDRB.
PDRB sendiri atau Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dikurangi dengan biaya
antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.
Pada Tahun 2013, angka PDRB yang dihasilkan kota bandar lampung sebesar 29,14
trilliyun rupiah. Pencapaian angka PDRB yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir
menunjukkan keadaan perekonomian yang membaik.
Dengan mengetahui struktur ekonomi wilayah, maka upaya pembangunan ekonomi
dapat diarahkan sesuai dengan aspirasi masyarakat dan potensi wilayah. Struktur ekonomi juga
dapat dijadikan acuan untuk merencanakan upaya perbaikan struktur, maupun penciptaan
struktur ekonomi wilayah yang ideal dalam jangka waktu panjang. Selama tiga tahun terakhir,
Struktur lapangan usaha masyarakat Kota BandarLampung masih didominasi oleh 3 sektor
6
utama yaitu sektor Industri pengolahan tanpa migas, pengangkutan dan komunikasi, dan
keuangan, persewaan dan jasa.
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto Kota BandarLampung tahun 2013,
sumbangan ketiga sektor ini terhadap PDRB sebesar 17.852.270.000.000 rupiah (61,27%) dari
ketiga sektor yang tertinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Sektor-sektor ekonomi apakah yang paling strategis dan potensial untuk dikembangkan
sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Bandar Lampung?
1.3 Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui 3 sektor manakah yang memberikan
kontribusi paling besar serta untuk mengetahui bagaimakakah sektor-sektor tersebut dapat
memberikan kontribusi.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum membahas ketiga sektor yang memberikan kontribusi terbanyak, lihatlah tabel dibawah
ini :
Tabel 2.1 (a) PDRD Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2010-2013 (juta rupiah)
Lapangan Usaha
(Industrial Origin)
2010
(Milion Rupiahs)
2011
(Milion Rupiahs)
2012
(Milion Rupiahs)
2013
(Milion Rupiahs)
Pertanian / Agriculture 1.185.271 1.290.058 1.418.138 1.544.122
Pertambangan dan Penggalian /
Minning & Quarrying
165.367 183.472 204.450 223.039
Industri Pengolahan Tanpa Migas /
Non Oil Gas Manufacturing
Industri
4.364.206 4.962.632 5.590.237 6.319.046
Listrik dan Air Bersih / Electricity
& water supply
252.868 289.450 316.765 3.455.993
Bangunan / Construction 1.017.270 1.186.699 1.415.993 1.675.470
Perdagangan, Hotel, dan Restoran /
Trade, Hotel, & Restaurant
2.656.031 2.976.031 3.325.722 3.729.416
Pengangkutan dan Komunikasi /
Communication
4.004.817 4.617.762 5.343.852 6.068.869
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan / Financial, Oqnership
& Business Service
3.094.100 3.842.071 4.576.842 5.465.355
Jasa-Jasa / Services 2.697.234 2.963.788 3.340.955 3.766.619
PDRB/GRDP 19.437.165 22.311.918 25.532.953 29.136.930
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung
Tabel 2.1 (b) Laju Pertumbuhan PDRB Kota BandarLampung
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010-2013
Lapangan Usaha
(Industrial Origin)
2010 2011 2012 2013
Pertanian / Agriculture 2,06 1,92 2,06 2,10
Pertambangan dan Penggalian / Minning &
Quarrying
1,50 3,19 3,47 2,37
Industri Pengolahan Tanpa Migas / Non Oil Gas
Manufacturing Industri
7,54 5,22 5,93 5,26
Listrik dan Air Bersih / Electricity & water
supply
1,46 2,57 2,80 2,73
Bangunan / Construction 1,37 4,63 4,17 4,26
Perdagangan, Hotel, dan Restoran / Trade, Hotel,
& Restaurant
1,78 3,95 4,13 5,04
Pengangkutan dan Komunikasi / Communication 6,99 6,67 7,22 6,11
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan /
Financial, Oqnership & Business Service
11,99 12,64 11,36 11,29
Jasa-Jasa / Services 4,27 3,54 3,94 4,32
PDRB/GRDP 6,01 6,33 6,54 6,50
Sumber : Badan Pusat Statistik
8
Dari ketiga sektor diatas, ketiganya memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDRB
Kota Bandar Lampung. Namun, apakah ketiga sektor itu terus memberikan peningkatan setiap
tahunnya? Apakah ketiga sektor itu tepat dijadikan titik fokus Kota Bandar Lampung?
2.1 Analisis Sektor Produk Pengangkutan dan Komunikasi
Tabel 2.1 (c) Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota bandar lampung
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2010-1013 (Persen)
(Dalam Sektor atau Produk Pengangkutan dan Komunikasi)
Lapang Usaha 2010 2011 2012* 2013**
1. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
a. Pengankutan
1. Angkutan Rel
2. Angkutan Jalan Raya
3. Angkutan Laut
4. Angk. Sungai, Danau dan Penyebr.
5. Angkutan Udara
6. Jasa penunjang Angkutan
b. Komunikasi
1. Pos dan Telekomunikasi
2. Jasa Penunjang Komunikasi
20,60
16,18
0,99
13,50
0,77
0,00
0,00
0,92
4,42
4,42
0,00
20,70
16,07
0,94
13,57
0,69
0,00
0,00
0,66
4,63
4,63
0,00
20,93
16,05
0,89
13,68
0,64
0,00
0,00
0,84
4,48
4,48
0,00
20,83
15,83
0,96
13,96
0,38
0,00
0,00
0,82
5,00
5,00
0,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung
Keterangan: *angka sementara **angka sangat sementara
Sektor pengangkutan dan komunikasi menurut data yang dikumpulkan oleh BPS
Provinsi maupun kota bandar lampung sangat memiliki peran penting. Dimana pada sektor ini
menurut PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menempati urutan kedua setelah sektor industri
pengolahan non migas Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. Menurut penelitian dan
observasi yang dilakukan oleh anggota Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung sektor
Pengangkutan dan Komunikasi memiliki kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar 20,83% atau
sekitar 6.068.869 (milion rupiah) dibandingkan sektor lainnya.
Peningkatan yang signifikan terlihat jelas pada data diatas meskipun pada tahun 2013
mengalami penurunan yang dikarenakan data yang belum lengkap sehingga masih menggunakan
angka-angka yang sementara.
9
Sektor Pengangkutan dan Transfortasi meliputi Angkutan Rel, Angkutan Jalan Raya,
Angkutan Laut, Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Angkutan Udara, Jasa Penunjang
Angkutan, Pos dan Telekomunikasi, serta jasa penunjang komunikasi. Pada pencarian data
disektor ini semua menggunakan metode perhitungan produksi namun dengan indikator yang
berbeda-beda.
a. Pengangkutan (transfortation)
Subsektor Transportasi meliputi kegiatan jasa angkutan penumpang dan barang, dengan
menggunakan alat angkut bermotor maupun tidak, termasuk kegiatan jasa yang bersifat
menunjang kegiata angkutan serta penyedia fasilitasnya. Subsektor ini terdiri dari kegiatan
Angkutan Rel, Angkutan Jalan Raya, Angkutan Laut, Angkutan Sungai, Danau, dan
Penyeberangan, Angkutan Udara, serta Jasa Penunjang Angkutan.
1. Angkutan Rel
Pada PDRB, kegiatan ini Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah penumpang
dan tonase barang, sedangkan indikator harganya adalah rata-rata tarif per penumpang dan
tonase barang. Indikator tersebut diperoleh dari PT. Kereta Api Inspeksi 12 Tanjung karang.
Bandar Lampung termasuk ke dalam wilayah layanan Sub Devisi Regional III.2 TNK
(Tanjungkarang) PT KAI (Persero) yang memiliki stasiun besar dan dipo lokomotif
Tanjungkarang. Kota Bandar Lampung melalui jalur kereta api hanya terhubung dengan satu
kota besar yaitu Palembang.
Di kota Bandar Lampung terdapat 4 stasiun kereta api, yakni Stasiun Tanjung Karang
(stasiun terbesar dan melayani penumpang), Labuhan Ratu, Sukamenanti, dan Tarahan (khusus
bongkar muatan kereta bermuatan batu bara dan pulp).
Stasiun Tanjungkarang hingga sekarang melayani kereta api penumpang menuju kota
besar di bagian utara Lampung yakni Kotabumi dan luar provinsi yaitu Palembang. Adapun
daftar kereta penumpang yang melayani penumpang adalah sebagai berikut:
Nama kereta Kelas Jurusan
Sriwijaya Eksekutif - Bisnis Stasiun Kertapati, Palembang
Rajabasa Ekonomi AC Stasiun Kertapati, Palembang
KRDI Way Umpu Ekonomi AC Stasiun Kotabumi, Lampung Utara
KRDI Seminung Ekonomi Stasiun Kotabumi, Lampung Utara
10
Dari data diatas keberadaan sektor Pengangkutan khususnya di bidang Angkutan Rel
memiliki potensi yang cukup baik di Kota Bandar Lampung. Dari data Laju Pertumbuhan
Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010-1013 memiliki kontribusi yang cukup
baik dengan menempati urutan kedua pada setiap tahunnya. Meskipun mengalami pasang surut,
namun pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari 0,89% menjadi 0,96%.
Dilihat dari jumlah stasiun dan jurusan kereta serta penumpang yang berada di Stasiun
Tanjungkarang, keberadaan sektor Pengangkutan khususnya di bidang Angkutan Rel sangat
dibutuhkan oleh masyrakat. Mengapa demikian? Karena pada stasiun Tanjungkarang terhubung
dengan kota besar yang berada di lampung bagian utara yakni Kotabumi dan luar provinsi yaitu
Palembang serta dikarenakan harga kereta yang relatif lebih murah dibandingkan melaju dengan
angkutan jalan raya seperi bus atau semacamnya. Melihat data Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung jumlah penumpang pada stasiun Tanjungkarang cukup baik hingga puluhan ribu orang
pada setiap bulannya, meskipun mengalami penurunan hingga 8,11 persen yakni pada bulan
Desember 2014 mencapai 51.795 orang namun pada bulan januari 2015 hanya 47.593 orang.
Meskipun demikian sektor Pengangkutan khususnya di bidang Angkutan Rel memiliki peran
penting dalam pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung.
2. Angkutan Jalan Raya
Kegiatan Angkutan Jalan Raya atau Pengankutan Darat meliputi pengangkutan barang
dan penumpang dengan melalui jalan raya umum, menggunakan kendaraan bermotor maupun
tidak bermotor. Jenisnya meliputi Mobil Barang Truk, Mobil Barang Pick Up, Mobil Bus, Mikro
Bus, Mobil Penumpang, Mobil Taxi dan yang lainnya. Besarnya output pada sub sektor
pengangkutan darat dihitung dengan pendekatan produksi yaitu mengalikan rata-rata output per
jenis kendaraan dengan jumlah kendaraan umum masing-masing jenis. Indikator produksi
diperoleh dari DLLAJR dan Dispenda, sedangkan indikator harga dari hasil survei Khusus BPS
kota Bandar Lampung.
Menurut data yang dikumpulkan oleh BPS kota Bandar Lampung pada Distribusi
Produk Domestik Regional Bruto Kota bandar lampung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha tahun 2010-1013 merupakan memiliki kontribusi yang paling besar pada sektor
Pengangkutan dan Komunikasi bahkan mengalami peningkatan pada setiap tahunnya dan pada
tahun 2013 sampai mencapai 13,96 persen.
11
Mengenai banyaknya kendaraan umum bermotor yang diuji menurut jenis kendaraan
dikota bandar lampung dari tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Jenis Kendaraan 2011 2012 2013
I. Umum
1. Mobil Barang Truk
2. Mobil Barang Pick Up
3. Mobil Bis
4. Mikro Bus
5. Mobil Penumpang
6. Mobil Taxi
7. Gandengan / tempelan
4 639
-
728
177
954
30
133
6 117
-
704
201
1 259
47
121
6 379
-
778
191
1 034
31
111
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung
Melihat banyaknya volume kendaraan dari berbagai jenis terutama Mobil Barang Truk
yang terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya dan memiliki peran kontribusi yang
tertinggi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi yakni mencapai 13, 96 persen sehingga
dapat dikatakan keadaan ini sudah sangatlah baik.
Jika melihat banyaknya jumlah Mobil Barang Truk pada setiap tahunnya, terlihat lebih
banyak dibanding jenis kendaraan lain. Mengapa bisa terjadi demikian? Alasannya karena
Lampung merupakan salah satu gerbang sumatera yang merupakan arus lalu lintas Mobil Barang
Truk, dan alasan kedua karena diaerah bandar lampung banyak kawasan industri seperti pabrik,
atau semacamnya terutama kota bandar lampung bagian selatan seperti daerah Cucian Andri
hingga daerah panjang. Bahkan dikabarkan akan bertambah banyak lagi pabrik dan yang lainnya
didaerah tersebut sehingga dapat diperkirakan bahwa akan bertambah lagi volume kendaraan
terutama Mobil Barang Truk.
3. Angkutan laut
PDRB kegiatan ini dihitung melalui pendekatan produksi. Indikator yang digunakan
adalah jumlah penumpang dan tonase barang sedangkan indikator harganya adalah rata-rata tarif
per penumpang dan tonase barang. Indikator tersebut diperoleh dari Dinas Perhubungan dan
Adpel Panjang.
Dikota Bandar Lampung terdapat Pelabuhan Panjang yang merupakan pelabuhan
ekspor-impor bagi lampung dan juga pelabuhan srengsem yang menjadi pelabuhan lalulintas
12
batu bara dari sumatera ke jawa. Namun pada sektor ini, menurut data Distribusi Produk
Domestik Regional Bruto Kota bandar lampung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha dari 2010-1013 mengalami penurunan setiap tahunnya, dimulai dari 0,77% ditahun 2010
turun menjadi 0,38% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan masyarakat beralih ke pelabuhan
Bakauheni karena lebih cepat saat berlaju di laut, sehingga menghemat uang dan menghemat
waktu.
4. Jasa Penunjang Angkutan
Kegiatan ini mencakup jasa pelabuhan laut, jasa terminal/parkir, bongkar muat
laut/darat, keagenan penumpang, ekspedisi kapal laut, serta jasa penumpang angkutan lainnya.
PDRB kegiatan ini dihitung melalui pendekatan produksi, dengan indikator produksinya jumlah
penumpang dan tonase barang. Indikator rata-rata tarif per penumpang dan tonase barang
diperoleh dari Dinas Perhubungan, PT. Pelindo II, dan yang lainnya.
Melihat dari data yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung
pada Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dari tahun 2010-2013 mengalami pasang surut
yang signifikan. Dimana pada tahun 2010 Jasa Penunjang Angkutan menempati urutan kedua
pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi yakni mencapai 0,92 persen. Namun pada tahun
2011 Jasa Penunjang Angkutan mengalami penurunan yang sangat draktis hingga 0,66 persen.
Lalu, pada tahun 2012 Jasa Penunjang Angkutan meningkat kembali hingga mencapai 0,84
persen. Akan tetapi, penurunan persentase pada Jasa Penunjang Angkutan terjadi kembali pada
tahun 2013 yakni 0,82 persen.
b. Komunikasi (communication)
Subsektor ini meliputi kegiatan pengiriman melalui jasa pos, telekomunikasi, dan
kegiatan jasa penunjang komunikasi. Jasa pos mencakup jasa pengiriman surat, wesel, dan paket
yang diusahakan oleh PT. Pos Indonesia. Kegiatan komunikasi mencakup jasa pengirimanberita
melalui telegram, telepon, dan telex yang diusahakan oleh PT. Telkom, serta jasa penunjang
komunikasi seperti wartel, warnet, pager, ponsel dan usaha pengiriman barang.
PDRB kegiatan ini dihitung melalui pendekatan produksi. Indikator industri dan
indikator harga yang diperoleh dari Laporan Keuangan unit-unit PT. Pos Indonesia dan PT.
Telkom di Provinsi Lampung. Ratio biaya antara diperoleh dari hasil survey Khusus BPS.
13
Mengenai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia yang berada di
Bandar Lampung, berikut data yang dikumpulkan oleh Pihak BPS Kota Bandar Lampung dari
tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :
Tabel 2.1.1 Banyak Surat Dalam yang Dikirim dan Diterima oleh
Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013
Surat Dalam Negeri
Tahun Kilat + Biasa Kitat Khusus
Kirim Terima Kirim Terima
2013
2012
2011
71 265
64 460
51 673
236 739
219 821
200 679
293 611
540 397
414 025
349 996
407 081
585 513
Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung
Tabel 2.1.2 Banyak Surat Luar Negeri yang Dikirim dan Diterima oleh
Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013
Surat luar Negeri
Tahun Kilat + Biasa Terdaftar
Kirim Terima Kirim Terima
2013
2012
2011
2 847
3 274
16 632
2 044
2 196
3 039
35 765
17 125
20
887
10 644
4 846
4 788
Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung
Tabel 2.1.3 Banyak Paket Pos yang dikirim dan Diterima
Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013
Tahun Dikirim Diterima
2011
2012
2013
46 112
39 291
20 779
26 461
43 223
34 612
Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung
14
Tabel 2.1.4 Banyak uang yang dikirim dan Diterima
Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)
Tahun Dikirim Diterima
2011
2012
2013
648 212
745 965
490 400
112 456 023
286 735 563
77 605 559
Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung
Tabel 2.1.5. Jumlah Pendapatan dan Pengeluaran
Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)
Tahun Pendapatan Pengeluaran
2011
2012
2013
41 515,6
91 769,8
180 147,9
29 329,4
22 201,9
19 265,2
Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung
Dilihat dari data diatas yang menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh kantor pos
yang berada di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011-2013 terlihat jelas bahwa keberadaan
kantor pos sangatlah baik dan sangat membantu laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandar
Lampung.
Menurut data yang dikumpulkan oleh BPS Kota Bandar Lampung yang bersumber dari
PT. Pos Indonesia Bandar Lampung menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang
menggunakan jasa pengiriman maupun penerimaan melalui kantor pos, baik itu dari Banyaknya
Surat Dalam maupun Luar Negeri yang diterima ataupun dikirim, atau Banyaknya Paket pos
yang diterima maupun dikirim, serta Banyak Uang yang Diterima dan Dikirim kantor Pos
Bandar Lampung Pada tiap tahunnya. Itu artinya aktivitas kantor pos di Bandar Lampung masih
sangat baik bahkan menurut data BPS Kota Bandar Lampung pada PDRB atas dasar harga yang
berlaku pada tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan bahkan pada tahun 2013 memiliki
kontribusi yang yang cukup baik hingga mencapai 5,00%.
Kualiatas kantor pos di Bandar Lampung dibuktikan pula pada perbandingan
pendapatan dengan pengeluaran, jika dilihat dari data diatas pendapatan PT. Pos Indonesia
Bandar Lampung lebih tinggi dari pada pengeluaran disetiap tahunnya. Bahkan pendapatan PT.
Pos Indonesia Bandar Lampung mengalami peningkatan disetiap tahunnya yakni pada tahun
2011 pendapatannya hanya 41.515,6 (Juta Rupiah) namun ditahun 2013 pendapatan yang
15
diperoleh PT. Pos Indonesia Bandar Lampung mencapai 180.147,9 (Juta Rupiah). Hal ini
semakin baik dengan menurunnya pengeluaran pada setiap tahunnya, dilihat dari tahun 2011
yang pengeluaranya mencapai 29.329,4 (Juta Rupiah) dan pada tahun 2013 pengeluarannya PT.
Pos Indonesia Bandar Lampung hanya sebesar 19.265,2 (Juta Rupiah).
Selanjutnya pada sektor Komunikasi tidak hanya kantor pos yang berperan penting
melainkan Telekomunikasi pun cukup membantu dalam laju pertumbuhan disektor Komunikasi.
Berikut data yang diperoleh BPS Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut :
Banyaknya Fasilitas Telepon di Kota Bandar Lampung Tahun 2011
STO Lokasi
Telepon Umum
Koin Wartel Warnet
BDL 1
BDL 2
BDL 3
BDL 4
BDL 5
Tanjung Karang
Teluk Bentung
Panjang
Kedaton
Langkapura
58
64
17
36
3
32
15
4
41
1
16
5
0
12
2
PT. TELKOM-Kandatel Lampung
Banyaknya Fasilitas Tower Telekomunikasi yang Memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) menurut Kecamatan di
Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2013
Kecamatan Jumlah total
Sub Distict 2011 2012 2013
Teluk Betung Barat
Teluk Betung Timur
Teluk Betung Selatan
Bumi Waras
Panjang
Tanjung Karang Timur
Kedamaian
Teluk Betung Utara
Tanjung Karang Pusat
Enggal
Tanjung Karang Barat
Kemiling
Langkapura
Kedaton
1
1
1
1
3
2
4
5
4
4
2
2
2
2
5
-
2
1
-
2
5
2
19
8
3
4
1
5
2
2
2
-
2
1
6
3
4
1
2
3
1
5
16
Rajabasa
Tanjung Senang
Labuhan Ratu
Sukarame
Sukabumi
Way Halim
2
-
4
1
3
1
5
4
6
-
7
-
6
-
1
-
5
4
Jumlah 45 79 50
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Perizinan Bandar Lampung
Melihat banyaknya Fasilitas Telepon dan Fasilitas Tower Telekomunikasi yang
tersebar didaerah yang memiliki penduduk yang cukup banyak atau diberbagai kecamatan yang
ada di Bandar Lampung menunjukkan bahwa hal ini sudah cukup baik. Mengapa demikian?
Karena adanya Tower telekomunikasi membuat masyarakat lebih mudah mengakses atau
berkomunikasi dengan yang lainnya, terlebih lagi penempatan fasilitas telepon dan penempatan
Tower telekomunikasi yang sangat strategi.
2.2 Analisis Sektor Produk Pengelolaan Industri Non Migas
Industri Pengelolaan Non Migas atau disebut Industri Manufaktur adalah suatu kegiatan
ekonomi yang mengubah bahan dasar-dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi atau barang yang kurang nilainya atau menjadi
lebih tinggi nilainya dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.(Badan Pusat Statistik, 2007)
Industri Pengelolaan Non Migas atau Industri Manufaktur pada dasarnya terbagi
menjadi sembilan subsektor. Kesembilan subsektor ini diantaranya yaitu 1). Makanan,
Minuman, dan Tembakau, 2). Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, 3). Brg. Kayu dan Hasil Hutan
Lainnya, 4). Kertas dan Barang Cetakan, 5). Pupuk, Kimia dan Brg dengan Karet, 6). Semen dan
Brg. Galian bukan Logam, 7). Logam Dasar, Besi, dan Baja, 8). Alat Angkut, Mesin dan
Peralatannya, 9). Barang Lainnya. Kesembilan subsektor inilah yang menjadi pendorong
kemajuan prekonomian di wilayah kota Bandar Lampung. Sebab kesembilan subsektor ini yang
menjadi penyumbang terbanyak terhadap pendapatan regional wilayah kota Bandar Lampung.
17
Di kota Bandar Lampung sektor Industri Pengelolaan Non Migas tersebar dibeberapa
kecamatan. Persebaran paling banyak dari sektor ini ialah di daerah kecamatan Panjang dan
Teluk Betung. Di daerah kecamatan panjang lebih dari lima perusahaan besar yang berdiri dan
bergerak dibidang atau sektor industri pengelolaan non migas. Seperti perusahaan makanan,
minuman, dan tembakau, lalu perusahaan semen, perusahaan alat angkut dan mesin, dan masih
banyak lagi.
Alasan pemerintah memilih zona khusus untuk industri pengelolaan non migas ini di
daerah kecamatan panjang salah satunya adalah karena daerah ini dekat dengan pelabuhan
perdagangan yaitu pelabuhan panjang. Sehingga apabila perusahaan-perusahaan yang bergerak
di bidang industri pengelolaan non migas ini banyak membutuhkan bahan baku dari luar wilayah
provinsi Lampung, maka dapat dengan mudah untuk mengirimnya sebab kawasan ini dekat
dengat pelabuhan perdagangan sehingga terjangkau oleh kapal-kapal angkut dari luar wilayah
provinsi Lampung yang mengirim bahan mentah yang akan diolah oleh perusahaan-perusahaan
tersebut. Alasan selanjutnya ialah agar dapat dengan mudah mengekspor produk-produk dari
sektor industri pengelolaan non migas ini keluar wilayah kota Bandar Lampung karena dekatnya
dengan pelabuhan panjang sehingga dapat dengan mudah perusahaan-perusahaan tersebut
menjual produknya keluar wilayah provinsi Lampung maupun keluar wilayah Indonesia. Karena
keuntungan dari penjualan produk tersebutlah yang menjadi salah satu pendapatan regional kota
Bandar Lampung. Dan juga sebab majunya sektor ini diwilayah kecamatan Panjang adalah
karena banyaknya memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat di kawasan tersebut
sehingga menunjang untuk kemajuan sektor ini.
Menurut perhitungan PDRB kota Bandar Lampung oleh petugas Badan Pusat Statistik
wilayah kota Bandar Lampung sektor Industri Pengelolaan Non Migas menempati urutan
pertama berdasarkan “PDRB kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku di tahun 2013” yaitu memberikan kontribusi sebesar 6.318.046 (juta rupiah) atau sebesar
21,68 %. Sedangkan berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di tahun 2013
memberikan kontribusi sebesar 1.416.090 (juta rupiah) atau sebesar 17,91 %.Peningkatan yang
signifikan sangat jelas terlihat dari tahun ketahun seperti pada table dihalaman
sebelumnya.Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor Industri Pengelolaan Non Migas adalah
sektor yang memberikan kontribusi paling besar kepada pendapatan regional wilayah kota
Bandar Lampung.
18
Hal itu pula didukung dengan data Distribusi PDRB Atas Dasar Harga berlaku dan
Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha tahun 2010-2013 dari kesembilan subsektor yang ada
dalam industri pengelolaan non migas yaitu 1). Makanan, Minuman, dan Tembakau, 2). Tekstil,
Kulit, dan Alas Kaki, 3). Brg. Kayu dan Hasil Hutan Lainnya, 4). Kertas dan Barang Cetakan, 5).
Pupuk, Kimia dan Brg dengan Karet, 6). Semen dan Brg. Galian bukan Logam, 7). Logam
Dasar, Besi, dan Baja, 8). Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya, 9). Barang Lainnya.
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota bandar lampung
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2010-1013 (Persen)
(Dalam Sektor atau Produk Industri Pengelolaan Non Migas)
Lapang Usaha 2010 2011 2012* 2013**
2. INDUSRTI PENGELOLAAN NON MIGAS
Makanan, Minuman, tembakau
c. Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki
d. Brg. Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
e. Kertas dan Barang Cetakan
Pupuk, Kimia dan Brg. Dengan Karet
f. Semen dan Brg. Galian bukan Logam
g. Logam Dasar, Besi, dan Baja
h. Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya
i. Barang Lainnya
22,45
12,69
0,00
6,37
0,07
1,65
1,09
0,49
0,08
0,01
22,44
12,89
0,00
5,95
0,07
1,67
1,07
0,50
0,08
0,01
21,89
12,91
0,00
5,58
0,07
1,69
1,08
0,49
0,07
0,01
21,68
12,96
0,00
5,34
0,06
1,67
1,09
0,48
0,07
0,01
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung
Keterangan: *angka sementara **angka sangat sementara
A. Makanan, Minuman, dan Tembakau
Subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau adalah subsektor yang bergerak
dibidang pengelolaan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi yang siap
didistribusikan kepada para konsumen untuk dikonsumsi. Industri ini banyak tersebar di
beberapa wilayah di kota Bandar Lampung dan rata-rata sudah menjadi industri yang besar
seperti perusahaan. Beberapa contoh industri ini seperti PT. Djarum (rokok : tembakau), Sungai
Budi, PT [Factory] Alamat: Jl. Yos Sudarso No 29, Panjang, Bandar Lampung 35241 (Kopi;
Tepung tapioka; Kopra; Lada hitam; Minyak kelapa; Monohydrate Asam sitrat), dan lain-lain.
Industri makanan, minuman, dan tembakau menjadi subsektor yang paling banyak
memberikan kontribusi pada sektor industri pengelolaan non migas. Hal ini dapat dilihat dari
data perhitungan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha yang
dihitung oleh Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung dari tahun 2010-2013 di atas dimana
terjadi peningkatan yang signifikan dari kisaran 0,02-0,20 %. Dimana pada tahun 2010
kontribusinya sebesar 12,69 % sedangkan pada tahun 2011 naik 0,20 % menjadi 12,89 %, dan
19
pada tahun 2012 naik sebesar 0,02 % menjadi 12,91 %, dan terakhir pada tahun 2013 naik
sebesar 0,05 % menjadi 12,96 %. Ini dikarenakan besarnya kebutuhan terhadap makanan dan
minuman serta tembakau dikalangan masyarakat kota Bandar Lampung dan juga sikap
konsumtif masyarakat yang tinggi sehingga distribusi dari subsektor ini yang paling tinggi
dibandingkan delapan subsektor lainnya.
B. Barang Kayu Dan Hasil Hutan Lainnya
Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya adalah industri yang mengelola bahan
mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi dari kayu maupun hasil hutan lainnya
seperti rotan,akar, triplek dan lain-lain. Persebaran industri ini paling banyak tersebar di daerah
Panjang. Salah satunya seperti perusahaan Andatu Lestari Plywood, PT [Factory] Alamat: Jl.
Serengsem Km. 11, Panjang, Bandar Lampung 35241 (Plywood; Penggergajian kayu;
Blockboard). Perusahaan ini banyak mengambil bahan mentah dari daerah lain seperti dari
daerah Kalimantan sebab perkembangan hutan di wilayah Bandar Lampung kurang berkembang.
Subsektor ini menduduki peringkat kedua sebagai pemberi kontribusi terhadap sektor
industri pengelolaan non migas. Tetapi distribusi produknya dari tahun 2010-2013 mengalami
penurunan seperti dalam data perhitungan distribusi PDRB atas harga berlaku menurut lapangan
usaha yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik seperti pada lampiran diatas bahwa subsektor ini
mengalami penurunan dari kisaran 0,24 – 0,42 % dari tahun ke tahun (2010-2013). Dimana pada
tahun 2010 kontribusinya sebesar 6,37 %, pada tahun 2011 mengalami penurunan 0,42 %
menjadi 5,95 %, dan pada tahun 2012 turun sebesar 0,37 % menjadi 5,58 % dan pada tahun
terakhir turun sebesar 0,24 % menjadi 5,34 %. Penurunan ini disebabkan karena kurangnya
bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi barang kayu dan hasil hutan lainnya sehingga
distribusi produk ini mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
C. Kertas dan Barang Cetakan
Industri Kertas dan Barang cetakan adalah industri yang bergerak di bidang
pengelolaan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi yang bahan bakunya dari
kayu. Industri ini paling banyak tersebar di daerah Panjang. Subsektor ini tidak terlalu banyak
memberikan kontribusi kepada sektor industri pengelolaan non migas sebab subsektor ini hanya
memberikan kontribusi sebesar 0,07 % pada tahun 2010 sampai 2012 dan pada tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 0,01 % menjadi 0,06 %. Hal ini disebabkan menipisnya bahan
baku yang digunakan untuk produksi kertas dan bahan cetakan akibat illegal loging.
20
D. Pupuk, Kimia dan Brg. Dengan Karet
Industri Pupuk, Kimia, dan Brg. Dengan karet adalah industri yang bergerak dalam
pengelolaan barang mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi yang digunakan oleh
produsen lain maupun konsumen. Persebaran industri ini tersebar di beberapa daerah di kota
Bandar Lampung seperti Nakau, PT [Factory] Alamat: Desa Candi Mas, Abung Selatan, Bandar
Lampung 34501 (Karet alam dan pengolahan), Mitra Kreasidharma, PT [Lampung Branch]
Alamat: Ruko Perumahan Way Kandis, Jl. Pulau Damar No 1, Bandar Lampung (Pasokan
formulasi pestisida, bibit tanaman dan antioksidan plastic), Emas Sari, PT [Factory] Alamat: Jl.
By Pass Soekarno Hatta Km. 9 No 29, Bandar Lampung (Sodium siklamat dan benzoate),
Garuntang, Alamat: Jl. Udang No 279 (Stasiun Garuntang), Teluk Betung Selatan, Bandar
Lampung 35227 (Crumb karet).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung subsektor ini
mengalami keadaan yang fluktuasi dari tahun 2010-2013. Seperti dilihat dari data diatas bahwa
pada tahun 2010 kontribusinya sebesar 1,65 % dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar
0,02 % menjadi 1,67 % setelah itu pada tahun 2012 naik menjadi 1,69 % dan pada tahun terakhir
yaitu 2013 mengalami penurunan sebesar 0,02 % dari tahun sebelumnya menjadi 1,67 %. Hal ini
menyebabkan subsektor ini menduduki pringkat ketiga di sektor industri pengelolaan non migas
dalam hal memberikan kontribusi untuk pendapatan regional di kota Bandar Lampung.
Keadaan yang berubah-ubah ini disebabkan kurangnya pendistribusian dan minimnya
bahan baku yang tersedia sehingga persentasi dari tahun ketahun terkadang naik dan turun. Ini
juga bisa disebabkan karena sasaran konsumennya terbatas, tidak semua konsumen bisa menjadi
sasaran produk dari subsektor ini.
E. Semen dan barang Galian bukan Logam
Industri Semen dan Barang Galian bukan Logam adalah industri non migas yang
berkembang di bidang produksi yang mengelola barang mentah menjadi barang jadi yang siap
dipasarkan ke konsumen atau produsen lain. Perusahaan industri semen ini terdapat di daerah
kecamatan Panjang contohnya seperti Semen Baturaja, PT (Persero) [Bandar Lampung Pabrik]
Alamat: Jl. Yos Sudarso Km. 7, Panjang, Bandar Lampung.
Distribusi PDRB pada subsektor ini menurut perhitungan Badan Pusat Statistik kota
Bandar Lampung dari tahun 2010-2013 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun
2010 memberikan kontribusi sebesar 1,09 %, sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan
21
sebesar 0,02 % menjadi 1,07 %. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,01 % menjadi
1,08% dan pada tahun terakhir naik kembali menjadi 1,09%. Alasan penurunan pada tahun 2011
disebabkan minimnya bahan baku yang digunakan untuk membuat produksi semen dan untuk
pengelolaan barang galian bukan logam.
F. Logam Dasar, Besi, dan Baja
Indutri Logam Dasar, Besi, dan Baja adalah industri yang mengelola bahan dasar logam
maupun biji besi yang diolah menjadi bahan jadi yang siap untuk digunakan oleh konsumen
maupun produsen lain. Dari data perhitungan Badan Pusat Statistik subsektor ini berkembang
cukup baik diwilayah kota bandar lampung sebab terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di
industri ini.
Pergerakan distribusi PDRB dari subsektor ini dari tahun 2010-2013 sangat fluktuatif
sebab dari tahun 2010 sampai 2011 mengalami kenaikan dari 0,49 % menjadi 0,50 %, tetapi
pada tahun 2012 – 2013 mengalami penurunan sebesar 0,01 – 0,02 % yaitu pada tahun 2012
menjadi 0,49 % kembali seperti tahun 2010 dan pada tahun 2013 turun kembali menjadi 0,48 %.
G. Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya
Industri Alat Angkut, Mesin, dan Peralatannya adalah industri yang bergerak di bidang
transportasi salah satunya. Contoh perusahaan yang ada di wilayah kota Bandar Lampung seperti
Graha Taruna Dwipa, PT Alamat: Jl. Raya Panjang Sribawono Km. 12,5, Tanjung Bintang,
Bandar Lampung (Transportasi darat; Marine cargo). Bahan baku yang digunakan tidak diambil
dari wilayah Provinsi Lampung sendiri tetapi di impor dari luar wilayah provinsi Lampung.
Sebab masih terbatasnya dan kurangnya bahan baku yang tersedia untuk produksi industri ini.
Perkembangan distribusi dari produk ini menurut perhitungan Badan Pusat Statistik
kota Bandar Lampung dalam data distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun 2010 – 2013. Pada tahun 2010
persentasenya sebesar 0,08 % sampai tahun 2011 staknan dijumlah tersebut. Lalu pada tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 0,01 % menjadi 0,07 % sampai tahun 2013. Ini disebabkan
karena sulitnya untuk mendapatkan bahan baku untuk memproduksinya. Terlebih lagi, bahan
baku yang digunakan harus di impor dari luar wilayah provinsi Lampung bahkan luar wilayah
Indonesia.
22
H. Barang Lainnya
Perkembangan industri Barang Lainnya ini tidak terlalu berpengaruh terhadap
pendapatan regional wilayah kota Bandar Lampung, sebab subsektor ini tidak terlalu banyak
menyumbang pada sektor industri pengelolaan non migas. Persentasenya dari tahun 2010 – 2013
staknan hanya pada jumlah 0,01 % ini didapat dari data perhitungan distribusi PDRB atas harga
berlaku yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung.
Dilihat dari analisis di atas penulis melihat masih banyak subsektor yang persentasenya
masih dibawah rata-rata untuk menyumbang pendapatan regional khusus daerah kota Bandar
Lampung. Sehingga demi kemajuan prekonomian kota Bandar Lampung penulis berharap
pemerintah lebih memperhatikan di sektor industri pengelolaan non migas ini sebab sektor ini
adalah sektor penyumbang terbesar terhadap pendapatan regional di kota Bandar Lampung.
Penulis juga ingin memberikan saran kepada pemerintah kota Bandar Lampung untuk dapat
terus meningkatkan subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau, hal ini dikarenakan
subsektor ini kemajuan distribusinya sangatlah signifikan dari tahun ke tahun seperti terlihat
dalam data Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha yang dihitung
oleh BPS kota Bandar Lampung. Sebaiknya pemerintah juga memperhatikan bahan baku yang
digunakan untuk industri ini seperti dari hasil pertanian dan perkebunan. Penulis berharap
sebaiknya pemerintah tidak mengimpor bahan baku dari luar wilayah Lampung sebab apabila
bahan baku itu di dapat dari wilayah kota Bandar Lampung sendiri, karena itu dapat mendorong
sektor lainnya seperti pertanian dan perkebunan agar mengalami kenaikan untuk PDRB setiap
tahunnya.
Penulis juga ingin memberi saran untuk kemajuan sektor ini semoga untuk tahun
kedepannya pemerintah dapat mengembangkan subsektor Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki sebab
sampai tahun 2013 subsektor ini distribusi PDRB nya sama sekali belum berkembang. Apabila
dapat dikembangkan mungkin saja ini dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap
pendapatan regional kota Bandar Lampung dan juga dapat membuka lapangan usaha baru untuk
masyarakat kota Bandar Lampung sendiri serta apabila didukung penuh oleh pemerintah dalam
perkembangannya mungkin saja subsektor ini dapat menghasilkan produk yang unggulan yang
dapat menarik banyak konsumen terlebih dapat di ekspor keluar wilayah kota Bandar Lampung.
23
2.3 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Sektor ini menempati posisi ketiga tertinggi dalam data PDRB Kota Bandar Lampung
menurut data Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dimana menunjukkan bahwa
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan memiliki peran penting atau dapat dikatakan
kontribusinya cukup besar yaitu sebesar 5.456.355 (milion rupiahs) atau 18,76 %. Sedangkan
jika dilihat dari data Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan menempati urutan
pertama (lihat tabel laju pertumbuhan harga konstan).
Data tersebut menunjukkan bahwa laju pertumbuhan menurut lapangan usaha atas dasar
harga konstan paling tinggi yang artinya sektor ini cukup bahkan sangat baik dilihat dari data
yang ada dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Dalam sektor ini, dari tahun 2010 hingga 2013 tidaklah pernah mengalami penurunan
menurut data BPS PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan. Sedangkan laju
pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan mengalami penurunan
di tahun 2012.
Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan meliputi kegiatan Bank, lembaga
keuangan tanpa bank, jasa penunjang keuangan, dan sewa bangunan serta jasa perusahaan seperti
advokat, akuntan, notaris, biro iklan, dan sebagainya.
A. Bank
Perhitungan output dan nilai bruto bank atas dasar harga berlaku diperoleh langsung
dari masing-masing bank, sedangkan perkiraan nilai bruto atas dasar harga konstan diperoleh
dengan indeks jumlah nilai kredit real sebagai ekstrapolatornya.
Di Bandar Lampung sendiri, tercatat sebanyak 178 bank yang ada dimana letaknya
hampir disetiap kecamatan yang mana terkadang tiap kecamatan terdapat beberapa Bank baik
Bank umum maupun BPR. Perinciannya :
Jenis Bank (Type Of Bank) Jumlah (Total)
Bank Umum
a. Kantor Pusat 1
b. Kantor Cabang 43
c. Kantor Cabang Pembantu 85
d. Kantor Kas 23
e. Kantor Utama/Fungsional 8
BPR
a. Kantor Pusat 14
b. Kantor Cabang 3
24
c. Kantor Kas 1
Sumber : Bank Indonesia Bandar Lampung
Source : Indonesia Bank of Bandar Lampung
Dilihat dari banyaknya Bank di kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa kebutuhan
akan institusi keuangan seperti Bank sangat dibutuhkan bahkan mungkin kedepannya jumlah
bank akan bertambah lagi. Bank bukan saja dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya tapi
juga sangat dibutuhkan oleh para pengusaha atau orang-orang yang dalam usahanya
membutuhkan keberadaan bank.
Mengapa demikian? Karena kota Bandar Lampung merupakan pusat kota yang mana
juga merupakan pusat kegiatan perekonomian di daerah Lampung dimana arus lalu lintas
transaksi keuangan pun lebih banyak terjadi disini serta banyaknya sektor-sektor industri, jasa,
perdagangan, dan sebagainya yang membutuhkan keberadaan Bank. Hal ini dipandang bahwa
keberadaan bank di Kota Bandar Lampung sangat tepat.
B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank
Sub sektor ini mencakup perusahaan asuransi, pegadaian, dan lain-lain. Seperti
perusahaan asuransi sendiri, di Bandar Lampung tidak hanya ada satu perusahaan asuransi baik
itu asuransi kesehatan, jiwa, maupun jenis asuransi lainnya. Mengapa terdapat banyak
perusahaan asuransi di Kota Bandar Lampung? Banyaknya faktor seperti faktor kesehatan,
keselamatan lalu lintas, kepemilikan kendaraan dan lain sebagainya yang dinilai penting untuk
diasuransikan. Hal ini mengingat Kota Bandar Lampung sebagai pusat dari banyaknya kegiatan
perekonomian serta banyaknya arus lalu lintas yang terjadi setiap detiknya.
Sedangkan pegadaiaan, terdapat banyak pengadaian baik berbasis konvensional maupun
syari’ah yang mana dapat membantu/mengatasi masalah keuangan masyarakat tanpa
menimbulkan masalah lagi kedepannya. Terutama melihat keadaan masyarakat Indonesia atau
lebih spesifiknya Kota BandarLampung yang mana pada saat-saat tertentu membutuhkan dana
cepat dengan menggadaikan kepemilikan mereka terhadap suatu barang.
Perhitungan output dan nilai tambah bruto asuransi atas dasar harga yang berlaku
diperoleh dari SKPR yang dilakukan terhadap seluruh perusahaan aruansi. Demikian juga untuk
kegiatan kegadaian dan koperasi simpan pinjam, penghitungan nilai tambahnya berdasarkan data
hasil SKPR.
25
Mengenai banyaknya koperasi yang berada di Bandar Lampung (dari 33 jenis koperasi)
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tahun
Jumlah
Koperasi
Jumlah
Anggota
Asset (Rp) Volume Usaha (Rp)
2013 717 99 994 505 620 340 000 599 049 260 000
2012 711 99 017 448 876 740 000 434 989 120 000
2010 699 98 535 437 732 000 000 424 078 930 000
2009 679 100 711 349 686 740 000 321 179 520 000
2008 658 95 375 349 686 740 000 266 174 190 000
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung
Source : cooperative, UKM, Industrial, & Trade Service of Bandar Lampung City
Banyaknya jumlah koperasi yang tiap tahun terus meningkat serta diikuti pula dengan
kenaikan dan volume usaha menunjukkan bahwa keadaan ini cukup baik. Jika dilihat dari jumlah
anggota koperasi juga menjelaskan bahwa cukup banyak masyarakat bandar Lampung yang
menginvestasikan uang mereka di koperasi yang memiliki jiwa kekeluargaan tinggi. Ditambah
lagi volume usaha serta asset yang dimiliki koperasi cukup tinggi untuk memberikan kontribusi
terhadap PDRB kota Bandar Lampung.
Mengapa jumlah koperasi lebih banyak dari Bank? Karena Koperasi lebih bersifat
kekeluargaan, demi kepentingan bersama, dan untuk kepentingan seluruh anggotanya juga
sedangkan bank berbeda. Ditambah lagi, pendirian koperasi lebih mudah daripada pendirian
bank.
Mengenai jenis koperasi manakah yang paling tinggi asset, anggota, dan volume usaha
serta jumlah dari masing-masing jenis, dipaparkan dalam tabel dibawah ini: (4 tertinggi dari 33
jenis)
Jenis Koperasi Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Asset Volume Usaha
Kop. Pegawai Negeri
77 26 743 188 472 560 000 202 079 830 000
Kop. Simpan Pinjam
46 15 553 116 426 300 000 139 769 900 000
Kop. Karyawan
114 15 873 104 771 130 000 135 989 140 000
Kop. Serba Usaha
103 4 764 16 810 370 000 31 114 550 000
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung
26
Data tersebut menggambarkan mana sajakah koperasi yang lebih unggul dibandingkan
dengan koperasi-koperasi jenis lain. Hal tersebut juga menggambarkan keadaan masyarakat kota
Bandar Lampung dalam merespon keberadaan koperasi bahkan dalam mendirikan koperasi.
Dari keempat jenis koperasi diatas, dapat terlihat bahwa dalam hal jumlah, Koperasi
terbanyak adalah koperasi serba usaha namun koperasi usaha memiliki asset dan volume usaha
yang menempati urutan terendah dari kempat data diatas. Sedangkan jumlah asset dan volume
usaha tertinggi yaitu jenis koperasi Pegawai Negeri yang assetnya 188.472.560.000 rupiah
dengan volume usaha 202.079.830.000.
Sedangkan mengenai kecamatan yang memmiliki jumlah terbanyak dalam kepemilikan
koperasi adalah kecamatan Teluk Betung Utara yang memiliki 70 koperasi dimana terbanyak
adalah koperasi Pegawai Negeri yaitu 33 koperasi dan diurutan kedua ditempati oleh kecamatan
kedaton sebanyak 43 koperasi yang tercatat pada BPS Kota Bandar Lampung yang mana 16
diantaranya adalah koperasi serba usaha. Hal ini menunjukkan bahwa kecamatan Teluk Betung
Utara lebih unggul dari kecamatan Kedaton dalam Lembaga Keuangan Non Bank yaitu
Koperasi.
Keberadaan lembaga keuangan Non Bank dinilai cukup baik untuk meningkatkan PDRB
kota Bandar Lampung karena pertumbuhannya sangat pesat. Dan daerah yang dirasa tepat untuk
terus ditingkatkan keberadaan serta kinerja koperasinya adalah Teluk Betung Utara serta
Kedaton. Namun untuk kecamatan-kecamatan lain diharapkan agar kedepannya dapat
meningkatkan keberadaan koperasi yang mana kedepannya dapat membantu perekonomian
daerahnya.
C. Jasa Penunjang Keuangan
Kegiatan sub sektor ini adalah money charger, bursa valuta asing, pasar modal, dan lain-
lain. Untuk kegiatan money charger, penghitungan nilai tambahnya berdasarkan data hasil
SKPR. Sedangkan untuk kegiatan usaha lainnya masih menggunakan rasio nilai tambah
perbankan.
D. Sewa Bangunan
Mencakup semua kegiatan jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan
rumah/bangunan sebagai tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal yang oleh rumah tangga
tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewakan. Perkiraan nilai
tambah bruto atas dasar harga konstan didapat dari pengeluaran sewa rumah hasil SUSENAS.
27
Sedangkan untuk harga berlakunya didasarkan pada elastisitas yang diperoleh dari data
SUSENAS dikalikan dengan estimasi jumlah penduduk pertengahan tahun. Dalam bangunan
untuk tempat tinggal sendiri, pemerintah kota mendapatkan kontribusi untuk PDRB dalam
bentuk Pajak Bumi dan Bangunan.
Mengapa sewa bangunan dapat memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota Bandar
Lampung? Hal ini dikarenakan adanya peraturan mengenai sewa tanah dan bangunan yang
dikenai pajak oleh pemerintah.
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari Persewaan
tanah dan atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung
perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan industri, terutang Pajak Penghasilan
yang bersifat final.
Pajak Penghasilan atas Sewa Tanah dan Bangunan
Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan dari
Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 1996
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 394/KMK.04/1996
Tentang Pelaksanaan Pembayaran Dan Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari
Persewaan Tanah Dan/Atau Bangunan
4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/KMK.03/2002 Tentang Perubahan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor Kep – 227/PJ./2002 Tentang Tata Cara Pemotongan Dan Pembayaran, Serta Pelaporan
Pajak Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan Atau Bangunan.
E. Jasa Perusahaan
Meliputi kegiatan advokat, notaris, pengolahan data, biro iklan, sewa menyewa mesin,
dan alat-alat usaha sejenisnya. Perkiraan nilai tambah bruto dan nilai tambah netto sub sektor
jasa perusahaan ini dihitung dengan menggunakan metode pendekatan produksi yang outputnya
diperoleh dengan cara langsung yaini dengan mengalihkan jumlah tenaga kerja sub sektor jasa
perusahaan dengan rata-rata output per tenaga kerja.
Jasa perusahaan juga memegang peranan penting baik dalam memberikan kontribusi
terhadap PBRD Kota Bandar Lampung namun tidak sebesar sub sektor lainnya.
28
Dari sektor dan beberapa subsektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan maka
dapat dikatakan baik. Kedepannya, pemerintah kota Bandar Lampung perlu untuk terus
meningkatkan kembali subsektor unggulan seperti Bank dan Lembaga Keuangan non Bank yang
mana dinilai oleh penulis merupakan sub sektor yang tepat untuk menjadi titik unggulan.
Peningkatan itu diperlukan agar PDRB Kota Bandar Lampung terus meningkat serta agar Kota
Bandar Lampung menjadi lebih baik dalam hal perekonomian.
Seperti contoh pertumbuhan koperasi yang dari tahun ke tahun meningkat bahkan tidak
pernah mengalami penurunan yang berarti jika pemerintah dan masyarakat sama-sama
membangun kinerja koperasi menjadi lebih baik lagi maka kedepannya dimungkinkan untuk
menambah kontribusi PDRB Kota Bandar Lampung.
Selain itu keberadaan Bank juga dinilai sangat baik apalagi BandarLampung merupakan
pusat dari provinsi Lampung dalam lalu-lintas Ekonomi yang pesat bahkan setiap menitnya lalu
lintas Ekonomi terus terjadi dan meningkat.
Kedua sub sektor ini dinilai penulis lebih tepat untuk dijadikan titik untuk
memperkokohnya.
Lalu bagaimana dengan pendapatan asli daerah Kota BandarLampung?
Kita lihat tabel dibawah ini :
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung
Tahun 2009-2013
Jenis Pendapatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)
Pajak Daerah
2009 45 500 000 000 47 035 295 283 103,7
2010 52 614 913 548 56 627 114 786 107,63
2011 104 234 442 000 112 557 355 470 107,98
2012 183 315 622 192 183 436 575 291 100,07
2013 271 516 090 306 242 651 752 332 89,37
Resribusi Daerah
2009 16 885 236 600 15 849 094 531 94,03
2010 23 835 907 380 21 911 781 739 91,93
2011 36 294 709 552 38 341 095 234 103,84
2012 80 530 077 780 68 252 030 150 84,75
2013 74 053 787 912 50 651 293 897 68,40
Laba BUMD
2009 3 103 554 978 3 087055 409 99,47
2010 3 470 399 341 3 449 388 341 99,39
2011 5 641 089 632 5 631 089 632 99,82
2012 6 601 000 000 6 852 738 932 103,97
29
2013 8 200 000 000 8 237 246 269 100,45
Lain-lain PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang sah
2009 6 550 518 264 4 460 818 945 68,10
2010 4 246 250 000 4 704 103 834 110,78
2011 9 996 250 000 6 198 579 221 62,01
2012 21 825 350 000 40 414 717 721 183,94
2013 64 341 862 597 59 158 057 632 91,94
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung
Jika kita lihat tabel diatas, secara garis besar target dan realisasi cukup memuaskan
bahkan ada yang melebihi target. Terutama pada laba BUMD yang melibihi 0,45 % dari target
yang tertulis dalam data diatas.
Hal ini menunjukkan jika laba BUMD memegang peranan besar dari keuangan daerah.
Laba BUMD ini seperti perusahaan daerah angkutan kota, PDAM, PBD, dan lain sebagainya.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah atau merupakan jumlah nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dikurangi dengan biaya antara yang
dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.
Pada Tahun 2013, angka PDRB yang dihasilkan kota bandar lampung sebesar 29,14
trilliyun rupiah. Pencapaian angka PDRB yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir
menunjukkan keadaan perekonomian yang membaik.
Dalam hal memberikan kontribusi terbanyak terhadap PDRB Kota BandarLampung
yaitu sektor :
- Industri Pengolahan Tanpa Migas
- Pengangkutan dan Komunikasi
- Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Ketiga sektor tersebut baik dihitung menut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
berlaku maupun Konstan, menunjukkan angka yang baik namun perlu ditingkatkan lagi.
Mengapa ketika sektor ini sangat mendukung? Karena ketiga sektor ini sangat cocok
dengan keadaan Kota BandarLampung dimana arus lalulintas perekonomian sangat mendukung
keberadaan ketika sektor tersebut.
3.2 Saran
Kedepannya diharapkan pemerintah Kota BandarLampung serta masyarakatnya
bersama-sama meningkatkan daerahnya. Pemerintah Kota sendiri juga perlu untuk
mempertimbangkan sektor-sektor yang memiliki kontribusi terbanyak untuk lebih
meningkatkan lagi agar kedepannya Kota BandarLampung menjadi Kota yang lebih baik dan
terus lebih baik dikemudian hari.

More Related Content

Similar to Analisis PDRB Kota Bandar Lampung

Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptxPaparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptxkelgununggedangan
 
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Bantenbramantiyo marjuki
 
RAPAT PENENTUAN TEMA RKPD 2019.pptx
RAPAT PENENTUAN TEMA RKPD 2019.pptxRAPAT PENENTUAN TEMA RKPD 2019.pptx
RAPAT PENENTUAN TEMA RKPD 2019.pptxbappedakmtrc
 
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Mellianae Merkusi
 
Model analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsihModel analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsihNanikIstianingsih
 
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008STIPER MUHAMMADIYAH TANAH GROGOT
 
Analysis Of E -Government In West Java
Analysis Of E -Government In West JavaAnalysis Of E -Government In West Java
Analysis Of E -Government In West JavaHannah Baker
 
kebijakan sinkronisasi spp dan spm
kebijakan sinkronisasi spp dan spm kebijakan sinkronisasi spp dan spm
kebijakan sinkronisasi spp dan spm V_NoN
 
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004Ar Tinambunan
 
macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013
macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013
macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013XYZ Williams
 
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009Ade Suerani
 
Pdrb kota kediri 2013
Pdrb kota kediri 2013Pdrb kota kediri 2013
Pdrb kota kediri 2013fionarazqa
 
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014 Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014 Anton Setiadi
 
KAK PAKET 8 BM.pdf
KAK PAKET 8 BM.pdfKAK PAKET 8 BM.pdf
KAK PAKET 8 BM.pdfhalim292382
 
renjadishub 2018
renjadishub 2018renjadishub 2018
renjadishub 2018Web Master
 

Similar to Analisis PDRB Kota Bandar Lampung (20)

Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptxPaparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
 
Bab iii (hal 34 36)
Bab iii (hal 34 36)Bab iii (hal 34 36)
Bab iii (hal 34 36)
 
Bab iii (hal 34 36)
Bab iii (hal 34 36)Bab iii (hal 34 36)
Bab iii (hal 34 36)
 
Bab iii (hal 34 36)
Bab iii (hal 34 36)Bab iii (hal 34 36)
Bab iii (hal 34 36)
 
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
 
Saila rahmah
Saila rahmah Saila rahmah
Saila rahmah
 
RAPAT PENENTUAN TEMA RKPD 2019.pptx
RAPAT PENENTUAN TEMA RKPD 2019.pptxRAPAT PENENTUAN TEMA RKPD 2019.pptx
RAPAT PENENTUAN TEMA RKPD 2019.pptx
 
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
 
Model analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsihModel analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsih
 
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
 
Analysis Of E -Government In West Java
Analysis Of E -Government In West JavaAnalysis Of E -Government In West Java
Analysis Of E -Government In West Java
 
kebijakan sinkronisasi spp dan spm
kebijakan sinkronisasi spp dan spm kebijakan sinkronisasi spp dan spm
kebijakan sinkronisasi spp dan spm
 
Pad kota medan
Pad kota medanPad kota medan
Pad kota medan
 
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
 
macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013
macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013
macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013
 
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
 
Pdrb kota kediri 2013
Pdrb kota kediri 2013Pdrb kota kediri 2013
Pdrb kota kediri 2013
 
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014 Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
 
KAK PAKET 8 BM.pdf
KAK PAKET 8 BM.pdfKAK PAKET 8 BM.pdf
KAK PAKET 8 BM.pdf
 
renjadishub 2018
renjadishub 2018renjadishub 2018
renjadishub 2018
 

Recently uploaded

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 

Analisis PDRB Kota Bandar Lampung

  • 1. 1 ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA BANDAR LAMPUNG (Mata Kuliah Ekonomi Regional) Dosen Pembimbing : Ahmad Habibi S.E, M.E.I Disusun oleh Kelompok 1 : Aula Nurul Ma’rifah 1321040240 Anggun Tri Wahyuni 1321040169 M Agus Hermawan 1321040124 Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Tahun 2015
  • 2. 2 DAFTAR ISI Abstrak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Analisis Sektor Produk Pengangkutan dan Komunikasi 5 2.2 Analisis Sektor Produk Pengelolaan Industri Non Migas 13 2.3 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 20 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 27 3.2 Saran 27
  • 3. 3 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan analisis PDRB Kota Bandar Lampung dimana membahas tentang keunggulan Kota BandarLampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan analisis ini mungkin tidaklah sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakannya. Akhir kata, penulis ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan ini. Kami harapkan analisis PDRB Kota BandarLampung ini dapat bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua semua orang. BandarLampung, 14 maret 2014 Penulis
  • 4. 4 Abstrak Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi. Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensi serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi di Kota Bandar Lampung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kurun waktu tahun 2010-2013 bersumber dari BPS Kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan dan Sektor Industri Pengolahan tanpa migas serta sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan tiga sektor yang mempunyai daya saing paling tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lainnya.
  • 5. 5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak era reformasi terjadi pergeseran paradigma dalam sistim penyelenggaraan pemerintah dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi atau disebut otonomi daerah yaitu beralihnya sebagian besar proses pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelansanaan, dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah pusat ke daerah. Kemakmuran suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya dimana perubahan wilayah kepada kondisi yang lebih makmur tergantung pada usaha-usaha pembangunan yang diperlukan. Oleh sebab itu maka kegiatan basis mempunyai peranan penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dimana setiap perubahan mempunyai efek multiplier terhadap perekonomian regional. Dalam pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan perencanaan dan strategi yang tepat karena disetiap daerah mempunyai keadaan yang berbeda, mempunyai karakteristik tersendiri, laju pertumbuhan ekonomi maupun potensi yang dimiliki masing-masing daerah. Struktur ekonomi wilayah tercermin dari besarnya kontribusi PDRB masing – masing sektor ekonomi terhadap PDRB. PDRB sendiri atau Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dikurangi dengan biaya antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Pada Tahun 2013, angka PDRB yang dihasilkan kota bandar lampung sebesar 29,14 trilliyun rupiah. Pencapaian angka PDRB yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir menunjukkan keadaan perekonomian yang membaik. Dengan mengetahui struktur ekonomi wilayah, maka upaya pembangunan ekonomi dapat diarahkan sesuai dengan aspirasi masyarakat dan potensi wilayah. Struktur ekonomi juga dapat dijadikan acuan untuk merencanakan upaya perbaikan struktur, maupun penciptaan struktur ekonomi wilayah yang ideal dalam jangka waktu panjang. Selama tiga tahun terakhir, Struktur lapangan usaha masyarakat Kota BandarLampung masih didominasi oleh 3 sektor
  • 6. 6 utama yaitu sektor Industri pengolahan tanpa migas, pengangkutan dan komunikasi, dan keuangan, persewaan dan jasa. Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto Kota BandarLampung tahun 2013, sumbangan ketiga sektor ini terhadap PDRB sebesar 17.852.270.000.000 rupiah (61,27%) dari ketiga sektor yang tertinggi. 1.2 Rumusan Masalah Sektor-sektor ekonomi apakah yang paling strategis dan potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Bandar Lampung? 1.3 Tujuan Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui 3 sektor manakah yang memberikan kontribusi paling besar serta untuk mengetahui bagaimakakah sektor-sektor tersebut dapat memberikan kontribusi.
  • 7. 7 BAB II PEMBAHASAN Sebelum membahas ketiga sektor yang memberikan kontribusi terbanyak, lihatlah tabel dibawah ini : Tabel 2.1 (a) PDRD Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (juta rupiah) Lapangan Usaha (Industrial Origin) 2010 (Milion Rupiahs) 2011 (Milion Rupiahs) 2012 (Milion Rupiahs) 2013 (Milion Rupiahs) Pertanian / Agriculture 1.185.271 1.290.058 1.418.138 1.544.122 Pertambangan dan Penggalian / Minning & Quarrying 165.367 183.472 204.450 223.039 Industri Pengolahan Tanpa Migas / Non Oil Gas Manufacturing Industri 4.364.206 4.962.632 5.590.237 6.319.046 Listrik dan Air Bersih / Electricity & water supply 252.868 289.450 316.765 3.455.993 Bangunan / Construction 1.017.270 1.186.699 1.415.993 1.675.470 Perdagangan, Hotel, dan Restoran / Trade, Hotel, & Restaurant 2.656.031 2.976.031 3.325.722 3.729.416 Pengangkutan dan Komunikasi / Communication 4.004.817 4.617.762 5.343.852 6.068.869 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan / Financial, Oqnership & Business Service 3.094.100 3.842.071 4.576.842 5.465.355 Jasa-Jasa / Services 2.697.234 2.963.788 3.340.955 3.766.619 PDRB/GRDP 19.437.165 22.311.918 25.532.953 29.136.930 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung Tabel 2.1 (b) Laju Pertumbuhan PDRB Kota BandarLampung Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010-2013 Lapangan Usaha (Industrial Origin) 2010 2011 2012 2013 Pertanian / Agriculture 2,06 1,92 2,06 2,10 Pertambangan dan Penggalian / Minning & Quarrying 1,50 3,19 3,47 2,37 Industri Pengolahan Tanpa Migas / Non Oil Gas Manufacturing Industri 7,54 5,22 5,93 5,26 Listrik dan Air Bersih / Electricity & water supply 1,46 2,57 2,80 2,73 Bangunan / Construction 1,37 4,63 4,17 4,26 Perdagangan, Hotel, dan Restoran / Trade, Hotel, & Restaurant 1,78 3,95 4,13 5,04 Pengangkutan dan Komunikasi / Communication 6,99 6,67 7,22 6,11 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan / Financial, Oqnership & Business Service 11,99 12,64 11,36 11,29 Jasa-Jasa / Services 4,27 3,54 3,94 4,32 PDRB/GRDP 6,01 6,33 6,54 6,50 Sumber : Badan Pusat Statistik
  • 8. 8 Dari ketiga sektor diatas, ketiganya memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDRB Kota Bandar Lampung. Namun, apakah ketiga sektor itu terus memberikan peningkatan setiap tahunnya? Apakah ketiga sektor itu tepat dijadikan titik fokus Kota Bandar Lampung? 2.1 Analisis Sektor Produk Pengangkutan dan Komunikasi Tabel 2.1 (c) Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota bandar lampung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2010-1013 (Persen) (Dalam Sektor atau Produk Pengangkutan dan Komunikasi) Lapang Usaha 2010 2011 2012* 2013** 1. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengankutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau dan Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 20,60 16,18 0,99 13,50 0,77 0,00 0,00 0,92 4,42 4,42 0,00 20,70 16,07 0,94 13,57 0,69 0,00 0,00 0,66 4,63 4,63 0,00 20,93 16,05 0,89 13,68 0,64 0,00 0,00 0,84 4,48 4,48 0,00 20,83 15,83 0,96 13,96 0,38 0,00 0,00 0,82 5,00 5,00 0,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung Keterangan: *angka sementara **angka sangat sementara Sektor pengangkutan dan komunikasi menurut data yang dikumpulkan oleh BPS Provinsi maupun kota bandar lampung sangat memiliki peran penting. Dimana pada sektor ini menurut PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menempati urutan kedua setelah sektor industri pengolahan non migas Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. Menurut penelitian dan observasi yang dilakukan oleh anggota Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar 20,83% atau sekitar 6.068.869 (milion rupiah) dibandingkan sektor lainnya. Peningkatan yang signifikan terlihat jelas pada data diatas meskipun pada tahun 2013 mengalami penurunan yang dikarenakan data yang belum lengkap sehingga masih menggunakan angka-angka yang sementara.
  • 9. 9 Sektor Pengangkutan dan Transfortasi meliputi Angkutan Rel, Angkutan Jalan Raya, Angkutan Laut, Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Angkutan Udara, Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Telekomunikasi, serta jasa penunjang komunikasi. Pada pencarian data disektor ini semua menggunakan metode perhitungan produksi namun dengan indikator yang berbeda-beda. a. Pengangkutan (transfortation) Subsektor Transportasi meliputi kegiatan jasa angkutan penumpang dan barang, dengan menggunakan alat angkut bermotor maupun tidak, termasuk kegiatan jasa yang bersifat menunjang kegiata angkutan serta penyedia fasilitasnya. Subsektor ini terdiri dari kegiatan Angkutan Rel, Angkutan Jalan Raya, Angkutan Laut, Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Angkutan Udara, serta Jasa Penunjang Angkutan. 1. Angkutan Rel Pada PDRB, kegiatan ini Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah penumpang dan tonase barang, sedangkan indikator harganya adalah rata-rata tarif per penumpang dan tonase barang. Indikator tersebut diperoleh dari PT. Kereta Api Inspeksi 12 Tanjung karang. Bandar Lampung termasuk ke dalam wilayah layanan Sub Devisi Regional III.2 TNK (Tanjungkarang) PT KAI (Persero) yang memiliki stasiun besar dan dipo lokomotif Tanjungkarang. Kota Bandar Lampung melalui jalur kereta api hanya terhubung dengan satu kota besar yaitu Palembang. Di kota Bandar Lampung terdapat 4 stasiun kereta api, yakni Stasiun Tanjung Karang (stasiun terbesar dan melayani penumpang), Labuhan Ratu, Sukamenanti, dan Tarahan (khusus bongkar muatan kereta bermuatan batu bara dan pulp). Stasiun Tanjungkarang hingga sekarang melayani kereta api penumpang menuju kota besar di bagian utara Lampung yakni Kotabumi dan luar provinsi yaitu Palembang. Adapun daftar kereta penumpang yang melayani penumpang adalah sebagai berikut: Nama kereta Kelas Jurusan Sriwijaya Eksekutif - Bisnis Stasiun Kertapati, Palembang Rajabasa Ekonomi AC Stasiun Kertapati, Palembang KRDI Way Umpu Ekonomi AC Stasiun Kotabumi, Lampung Utara KRDI Seminung Ekonomi Stasiun Kotabumi, Lampung Utara
  • 10. 10 Dari data diatas keberadaan sektor Pengangkutan khususnya di bidang Angkutan Rel memiliki potensi yang cukup baik di Kota Bandar Lampung. Dari data Laju Pertumbuhan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010-1013 memiliki kontribusi yang cukup baik dengan menempati urutan kedua pada setiap tahunnya. Meskipun mengalami pasang surut, namun pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari 0,89% menjadi 0,96%. Dilihat dari jumlah stasiun dan jurusan kereta serta penumpang yang berada di Stasiun Tanjungkarang, keberadaan sektor Pengangkutan khususnya di bidang Angkutan Rel sangat dibutuhkan oleh masyrakat. Mengapa demikian? Karena pada stasiun Tanjungkarang terhubung dengan kota besar yang berada di lampung bagian utara yakni Kotabumi dan luar provinsi yaitu Palembang serta dikarenakan harga kereta yang relatif lebih murah dibandingkan melaju dengan angkutan jalan raya seperi bus atau semacamnya. Melihat data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung jumlah penumpang pada stasiun Tanjungkarang cukup baik hingga puluhan ribu orang pada setiap bulannya, meskipun mengalami penurunan hingga 8,11 persen yakni pada bulan Desember 2014 mencapai 51.795 orang namun pada bulan januari 2015 hanya 47.593 orang. Meskipun demikian sektor Pengangkutan khususnya di bidang Angkutan Rel memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung. 2. Angkutan Jalan Raya Kegiatan Angkutan Jalan Raya atau Pengankutan Darat meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan melalui jalan raya umum, menggunakan kendaraan bermotor maupun tidak bermotor. Jenisnya meliputi Mobil Barang Truk, Mobil Barang Pick Up, Mobil Bus, Mikro Bus, Mobil Penumpang, Mobil Taxi dan yang lainnya. Besarnya output pada sub sektor pengangkutan darat dihitung dengan pendekatan produksi yaitu mengalikan rata-rata output per jenis kendaraan dengan jumlah kendaraan umum masing-masing jenis. Indikator produksi diperoleh dari DLLAJR dan Dispenda, sedangkan indikator harga dari hasil survei Khusus BPS kota Bandar Lampung. Menurut data yang dikumpulkan oleh BPS kota Bandar Lampung pada Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota bandar lampung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha tahun 2010-1013 merupakan memiliki kontribusi yang paling besar pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi bahkan mengalami peningkatan pada setiap tahunnya dan pada tahun 2013 sampai mencapai 13,96 persen.
  • 11. 11 Mengenai banyaknya kendaraan umum bermotor yang diuji menurut jenis kendaraan dikota bandar lampung dari tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Jenis Kendaraan 2011 2012 2013 I. Umum 1. Mobil Barang Truk 2. Mobil Barang Pick Up 3. Mobil Bis 4. Mikro Bus 5. Mobil Penumpang 6. Mobil Taxi 7. Gandengan / tempelan 4 639 - 728 177 954 30 133 6 117 - 704 201 1 259 47 121 6 379 - 778 191 1 034 31 111 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Melihat banyaknya volume kendaraan dari berbagai jenis terutama Mobil Barang Truk yang terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya dan memiliki peran kontribusi yang tertinggi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi yakni mencapai 13, 96 persen sehingga dapat dikatakan keadaan ini sudah sangatlah baik. Jika melihat banyaknya jumlah Mobil Barang Truk pada setiap tahunnya, terlihat lebih banyak dibanding jenis kendaraan lain. Mengapa bisa terjadi demikian? Alasannya karena Lampung merupakan salah satu gerbang sumatera yang merupakan arus lalu lintas Mobil Barang Truk, dan alasan kedua karena diaerah bandar lampung banyak kawasan industri seperti pabrik, atau semacamnya terutama kota bandar lampung bagian selatan seperti daerah Cucian Andri hingga daerah panjang. Bahkan dikabarkan akan bertambah banyak lagi pabrik dan yang lainnya didaerah tersebut sehingga dapat diperkirakan bahwa akan bertambah lagi volume kendaraan terutama Mobil Barang Truk. 3. Angkutan laut PDRB kegiatan ini dihitung melalui pendekatan produksi. Indikator yang digunakan adalah jumlah penumpang dan tonase barang sedangkan indikator harganya adalah rata-rata tarif per penumpang dan tonase barang. Indikator tersebut diperoleh dari Dinas Perhubungan dan Adpel Panjang. Dikota Bandar Lampung terdapat Pelabuhan Panjang yang merupakan pelabuhan ekspor-impor bagi lampung dan juga pelabuhan srengsem yang menjadi pelabuhan lalulintas
  • 12. 12 batu bara dari sumatera ke jawa. Namun pada sektor ini, menurut data Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota bandar lampung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha dari 2010-1013 mengalami penurunan setiap tahunnya, dimulai dari 0,77% ditahun 2010 turun menjadi 0,38% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan masyarakat beralih ke pelabuhan Bakauheni karena lebih cepat saat berlaju di laut, sehingga menghemat uang dan menghemat waktu. 4. Jasa Penunjang Angkutan Kegiatan ini mencakup jasa pelabuhan laut, jasa terminal/parkir, bongkar muat laut/darat, keagenan penumpang, ekspedisi kapal laut, serta jasa penumpang angkutan lainnya. PDRB kegiatan ini dihitung melalui pendekatan produksi, dengan indikator produksinya jumlah penumpang dan tonase barang. Indikator rata-rata tarif per penumpang dan tonase barang diperoleh dari Dinas Perhubungan, PT. Pelindo II, dan yang lainnya. Melihat dari data yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung pada Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dari tahun 2010-2013 mengalami pasang surut yang signifikan. Dimana pada tahun 2010 Jasa Penunjang Angkutan menempati urutan kedua pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi yakni mencapai 0,92 persen. Namun pada tahun 2011 Jasa Penunjang Angkutan mengalami penurunan yang sangat draktis hingga 0,66 persen. Lalu, pada tahun 2012 Jasa Penunjang Angkutan meningkat kembali hingga mencapai 0,84 persen. Akan tetapi, penurunan persentase pada Jasa Penunjang Angkutan terjadi kembali pada tahun 2013 yakni 0,82 persen. b. Komunikasi (communication) Subsektor ini meliputi kegiatan pengiriman melalui jasa pos, telekomunikasi, dan kegiatan jasa penunjang komunikasi. Jasa pos mencakup jasa pengiriman surat, wesel, dan paket yang diusahakan oleh PT. Pos Indonesia. Kegiatan komunikasi mencakup jasa pengirimanberita melalui telegram, telepon, dan telex yang diusahakan oleh PT. Telkom, serta jasa penunjang komunikasi seperti wartel, warnet, pager, ponsel dan usaha pengiriman barang. PDRB kegiatan ini dihitung melalui pendekatan produksi. Indikator industri dan indikator harga yang diperoleh dari Laporan Keuangan unit-unit PT. Pos Indonesia dan PT. Telkom di Provinsi Lampung. Ratio biaya antara diperoleh dari hasil survey Khusus BPS.
  • 13. 13 Mengenai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia yang berada di Bandar Lampung, berikut data yang dikumpulkan oleh Pihak BPS Kota Bandar Lampung dari tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini : Tabel 2.1.1 Banyak Surat Dalam yang Dikirim dan Diterima oleh Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013 Surat Dalam Negeri Tahun Kilat + Biasa Kitat Khusus Kirim Terima Kirim Terima 2013 2012 2011 71 265 64 460 51 673 236 739 219 821 200 679 293 611 540 397 414 025 349 996 407 081 585 513 Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung Tabel 2.1.2 Banyak Surat Luar Negeri yang Dikirim dan Diterima oleh Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013 Surat luar Negeri Tahun Kilat + Biasa Terdaftar Kirim Terima Kirim Terima 2013 2012 2011 2 847 3 274 16 632 2 044 2 196 3 039 35 765 17 125 20 887 10 644 4 846 4 788 Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung Tabel 2.1.3 Banyak Paket Pos yang dikirim dan Diterima Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013 Tahun Dikirim Diterima 2011 2012 2013 46 112 39 291 20 779 26 461 43 223 34 612 Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung
  • 14. 14 Tabel 2.1.4 Banyak uang yang dikirim dan Diterima Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) Tahun Dikirim Diterima 2011 2012 2013 648 212 745 965 490 400 112 456 023 286 735 563 77 605 559 Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung Tabel 2.1.5. Jumlah Pendapatan dan Pengeluaran Kantor Pos Bandar Lampung Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) Tahun Pendapatan Pengeluaran 2011 2012 2013 41 515,6 91 769,8 180 147,9 29 329,4 22 201,9 19 265,2 Sumber : PT. Pos Indonesia – Bandar Lampung Dilihat dari data diatas yang menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh kantor pos yang berada di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011-2013 terlihat jelas bahwa keberadaan kantor pos sangatlah baik dan sangat membantu laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandar Lampung. Menurut data yang dikumpulkan oleh BPS Kota Bandar Lampung yang bersumber dari PT. Pos Indonesia Bandar Lampung menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang menggunakan jasa pengiriman maupun penerimaan melalui kantor pos, baik itu dari Banyaknya Surat Dalam maupun Luar Negeri yang diterima ataupun dikirim, atau Banyaknya Paket pos yang diterima maupun dikirim, serta Banyak Uang yang Diterima dan Dikirim kantor Pos Bandar Lampung Pada tiap tahunnya. Itu artinya aktivitas kantor pos di Bandar Lampung masih sangat baik bahkan menurut data BPS Kota Bandar Lampung pada PDRB atas dasar harga yang berlaku pada tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan bahkan pada tahun 2013 memiliki kontribusi yang yang cukup baik hingga mencapai 5,00%. Kualiatas kantor pos di Bandar Lampung dibuktikan pula pada perbandingan pendapatan dengan pengeluaran, jika dilihat dari data diatas pendapatan PT. Pos Indonesia Bandar Lampung lebih tinggi dari pada pengeluaran disetiap tahunnya. Bahkan pendapatan PT. Pos Indonesia Bandar Lampung mengalami peningkatan disetiap tahunnya yakni pada tahun 2011 pendapatannya hanya 41.515,6 (Juta Rupiah) namun ditahun 2013 pendapatan yang
  • 15. 15 diperoleh PT. Pos Indonesia Bandar Lampung mencapai 180.147,9 (Juta Rupiah). Hal ini semakin baik dengan menurunnya pengeluaran pada setiap tahunnya, dilihat dari tahun 2011 yang pengeluaranya mencapai 29.329,4 (Juta Rupiah) dan pada tahun 2013 pengeluarannya PT. Pos Indonesia Bandar Lampung hanya sebesar 19.265,2 (Juta Rupiah). Selanjutnya pada sektor Komunikasi tidak hanya kantor pos yang berperan penting melainkan Telekomunikasi pun cukup membantu dalam laju pertumbuhan disektor Komunikasi. Berikut data yang diperoleh BPS Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut : Banyaknya Fasilitas Telepon di Kota Bandar Lampung Tahun 2011 STO Lokasi Telepon Umum Koin Wartel Warnet BDL 1 BDL 2 BDL 3 BDL 4 BDL 5 Tanjung Karang Teluk Bentung Panjang Kedaton Langkapura 58 64 17 36 3 32 15 4 41 1 16 5 0 12 2 PT. TELKOM-Kandatel Lampung Banyaknya Fasilitas Tower Telekomunikasi yang Memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) menurut Kecamatan di Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2013 Kecamatan Jumlah total Sub Distict 2011 2012 2013 Teluk Betung Barat Teluk Betung Timur Teluk Betung Selatan Bumi Waras Panjang Tanjung Karang Timur Kedamaian Teluk Betung Utara Tanjung Karang Pusat Enggal Tanjung Karang Barat Kemiling Langkapura Kedaton 1 1 1 1 3 2 4 5 4 4 2 2 2 2 5 - 2 1 - 2 5 2 19 8 3 4 1 5 2 2 2 - 2 1 6 3 4 1 2 3 1 5
  • 16. 16 Rajabasa Tanjung Senang Labuhan Ratu Sukarame Sukabumi Way Halim 2 - 4 1 3 1 5 4 6 - 7 - 6 - 1 - 5 4 Jumlah 45 79 50 Sumber : Badan Penanaman Modal dan Perizinan Bandar Lampung Melihat banyaknya Fasilitas Telepon dan Fasilitas Tower Telekomunikasi yang tersebar didaerah yang memiliki penduduk yang cukup banyak atau diberbagai kecamatan yang ada di Bandar Lampung menunjukkan bahwa hal ini sudah cukup baik. Mengapa demikian? Karena adanya Tower telekomunikasi membuat masyarakat lebih mudah mengakses atau berkomunikasi dengan yang lainnya, terlebih lagi penempatan fasilitas telepon dan penempatan Tower telekomunikasi yang sangat strategi. 2.2 Analisis Sektor Produk Pengelolaan Industri Non Migas Industri Pengelolaan Non Migas atau disebut Industri Manufaktur adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengubah bahan dasar-dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau barang setengah jadi atau barang yang kurang nilainya atau menjadi lebih tinggi nilainya dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.(Badan Pusat Statistik, 2007) Industri Pengelolaan Non Migas atau Industri Manufaktur pada dasarnya terbagi menjadi sembilan subsektor. Kesembilan subsektor ini diantaranya yaitu 1). Makanan, Minuman, dan Tembakau, 2). Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, 3). Brg. Kayu dan Hasil Hutan Lainnya, 4). Kertas dan Barang Cetakan, 5). Pupuk, Kimia dan Brg dengan Karet, 6). Semen dan Brg. Galian bukan Logam, 7). Logam Dasar, Besi, dan Baja, 8). Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya, 9). Barang Lainnya. Kesembilan subsektor inilah yang menjadi pendorong kemajuan prekonomian di wilayah kota Bandar Lampung. Sebab kesembilan subsektor ini yang menjadi penyumbang terbanyak terhadap pendapatan regional wilayah kota Bandar Lampung.
  • 17. 17 Di kota Bandar Lampung sektor Industri Pengelolaan Non Migas tersebar dibeberapa kecamatan. Persebaran paling banyak dari sektor ini ialah di daerah kecamatan Panjang dan Teluk Betung. Di daerah kecamatan panjang lebih dari lima perusahaan besar yang berdiri dan bergerak dibidang atau sektor industri pengelolaan non migas. Seperti perusahaan makanan, minuman, dan tembakau, lalu perusahaan semen, perusahaan alat angkut dan mesin, dan masih banyak lagi. Alasan pemerintah memilih zona khusus untuk industri pengelolaan non migas ini di daerah kecamatan panjang salah satunya adalah karena daerah ini dekat dengan pelabuhan perdagangan yaitu pelabuhan panjang. Sehingga apabila perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri pengelolaan non migas ini banyak membutuhkan bahan baku dari luar wilayah provinsi Lampung, maka dapat dengan mudah untuk mengirimnya sebab kawasan ini dekat dengat pelabuhan perdagangan sehingga terjangkau oleh kapal-kapal angkut dari luar wilayah provinsi Lampung yang mengirim bahan mentah yang akan diolah oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Alasan selanjutnya ialah agar dapat dengan mudah mengekspor produk-produk dari sektor industri pengelolaan non migas ini keluar wilayah kota Bandar Lampung karena dekatnya dengan pelabuhan panjang sehingga dapat dengan mudah perusahaan-perusahaan tersebut menjual produknya keluar wilayah provinsi Lampung maupun keluar wilayah Indonesia. Karena keuntungan dari penjualan produk tersebutlah yang menjadi salah satu pendapatan regional kota Bandar Lampung. Dan juga sebab majunya sektor ini diwilayah kecamatan Panjang adalah karena banyaknya memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat di kawasan tersebut sehingga menunjang untuk kemajuan sektor ini. Menurut perhitungan PDRB kota Bandar Lampung oleh petugas Badan Pusat Statistik wilayah kota Bandar Lampung sektor Industri Pengelolaan Non Migas menempati urutan pertama berdasarkan “PDRB kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di tahun 2013” yaitu memberikan kontribusi sebesar 6.318.046 (juta rupiah) atau sebesar 21,68 %. Sedangkan berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 1.416.090 (juta rupiah) atau sebesar 17,91 %.Peningkatan yang signifikan sangat jelas terlihat dari tahun ketahun seperti pada table dihalaman sebelumnya.Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor Industri Pengelolaan Non Migas adalah sektor yang memberikan kontribusi paling besar kepada pendapatan regional wilayah kota Bandar Lampung.
  • 18. 18 Hal itu pula didukung dengan data Distribusi PDRB Atas Dasar Harga berlaku dan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha tahun 2010-2013 dari kesembilan subsektor yang ada dalam industri pengelolaan non migas yaitu 1). Makanan, Minuman, dan Tembakau, 2). Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, 3). Brg. Kayu dan Hasil Hutan Lainnya, 4). Kertas dan Barang Cetakan, 5). Pupuk, Kimia dan Brg dengan Karet, 6). Semen dan Brg. Galian bukan Logam, 7). Logam Dasar, Besi, dan Baja, 8). Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya, 9). Barang Lainnya. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota bandar lampung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2010-1013 (Persen) (Dalam Sektor atau Produk Industri Pengelolaan Non Migas) Lapang Usaha 2010 2011 2012* 2013** 2. INDUSRTI PENGELOLAAN NON MIGAS Makanan, Minuman, tembakau c. Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki d. Brg. Kayu dan Hasil Hutan Lainnya e. Kertas dan Barang Cetakan Pupuk, Kimia dan Brg. Dengan Karet f. Semen dan Brg. Galian bukan Logam g. Logam Dasar, Besi, dan Baja h. Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya i. Barang Lainnya 22,45 12,69 0,00 6,37 0,07 1,65 1,09 0,49 0,08 0,01 22,44 12,89 0,00 5,95 0,07 1,67 1,07 0,50 0,08 0,01 21,89 12,91 0,00 5,58 0,07 1,69 1,08 0,49 0,07 0,01 21,68 12,96 0,00 5,34 0,06 1,67 1,09 0,48 0,07 0,01 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung Keterangan: *angka sementara **angka sangat sementara A. Makanan, Minuman, dan Tembakau Subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau adalah subsektor yang bergerak dibidang pengelolaan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi yang siap didistribusikan kepada para konsumen untuk dikonsumsi. Industri ini banyak tersebar di beberapa wilayah di kota Bandar Lampung dan rata-rata sudah menjadi industri yang besar seperti perusahaan. Beberapa contoh industri ini seperti PT. Djarum (rokok : tembakau), Sungai Budi, PT [Factory] Alamat: Jl. Yos Sudarso No 29, Panjang, Bandar Lampung 35241 (Kopi; Tepung tapioka; Kopra; Lada hitam; Minyak kelapa; Monohydrate Asam sitrat), dan lain-lain. Industri makanan, minuman, dan tembakau menjadi subsektor yang paling banyak memberikan kontribusi pada sektor industri pengelolaan non migas. Hal ini dapat dilihat dari data perhitungan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung dari tahun 2010-2013 di atas dimana terjadi peningkatan yang signifikan dari kisaran 0,02-0,20 %. Dimana pada tahun 2010 kontribusinya sebesar 12,69 % sedangkan pada tahun 2011 naik 0,20 % menjadi 12,89 %, dan
  • 19. 19 pada tahun 2012 naik sebesar 0,02 % menjadi 12,91 %, dan terakhir pada tahun 2013 naik sebesar 0,05 % menjadi 12,96 %. Ini dikarenakan besarnya kebutuhan terhadap makanan dan minuman serta tembakau dikalangan masyarakat kota Bandar Lampung dan juga sikap konsumtif masyarakat yang tinggi sehingga distribusi dari subsektor ini yang paling tinggi dibandingkan delapan subsektor lainnya. B. Barang Kayu Dan Hasil Hutan Lainnya Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya adalah industri yang mengelola bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi dari kayu maupun hasil hutan lainnya seperti rotan,akar, triplek dan lain-lain. Persebaran industri ini paling banyak tersebar di daerah Panjang. Salah satunya seperti perusahaan Andatu Lestari Plywood, PT [Factory] Alamat: Jl. Serengsem Km. 11, Panjang, Bandar Lampung 35241 (Plywood; Penggergajian kayu; Blockboard). Perusahaan ini banyak mengambil bahan mentah dari daerah lain seperti dari daerah Kalimantan sebab perkembangan hutan di wilayah Bandar Lampung kurang berkembang. Subsektor ini menduduki peringkat kedua sebagai pemberi kontribusi terhadap sektor industri pengelolaan non migas. Tetapi distribusi produknya dari tahun 2010-2013 mengalami penurunan seperti dalam data perhitungan distribusi PDRB atas harga berlaku menurut lapangan usaha yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik seperti pada lampiran diatas bahwa subsektor ini mengalami penurunan dari kisaran 0,24 – 0,42 % dari tahun ke tahun (2010-2013). Dimana pada tahun 2010 kontribusinya sebesar 6,37 %, pada tahun 2011 mengalami penurunan 0,42 % menjadi 5,95 %, dan pada tahun 2012 turun sebesar 0,37 % menjadi 5,58 % dan pada tahun terakhir turun sebesar 0,24 % menjadi 5,34 %. Penurunan ini disebabkan karena kurangnya bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi barang kayu dan hasil hutan lainnya sehingga distribusi produk ini mengalami penurunan dari tahun ke tahun. C. Kertas dan Barang Cetakan Industri Kertas dan Barang cetakan adalah industri yang bergerak di bidang pengelolaan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi yang bahan bakunya dari kayu. Industri ini paling banyak tersebar di daerah Panjang. Subsektor ini tidak terlalu banyak memberikan kontribusi kepada sektor industri pengelolaan non migas sebab subsektor ini hanya memberikan kontribusi sebesar 0,07 % pada tahun 2010 sampai 2012 dan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,01 % menjadi 0,06 %. Hal ini disebabkan menipisnya bahan baku yang digunakan untuk produksi kertas dan bahan cetakan akibat illegal loging.
  • 20. 20 D. Pupuk, Kimia dan Brg. Dengan Karet Industri Pupuk, Kimia, dan Brg. Dengan karet adalah industri yang bergerak dalam pengelolaan barang mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi yang digunakan oleh produsen lain maupun konsumen. Persebaran industri ini tersebar di beberapa daerah di kota Bandar Lampung seperti Nakau, PT [Factory] Alamat: Desa Candi Mas, Abung Selatan, Bandar Lampung 34501 (Karet alam dan pengolahan), Mitra Kreasidharma, PT [Lampung Branch] Alamat: Ruko Perumahan Way Kandis, Jl. Pulau Damar No 1, Bandar Lampung (Pasokan formulasi pestisida, bibit tanaman dan antioksidan plastic), Emas Sari, PT [Factory] Alamat: Jl. By Pass Soekarno Hatta Km. 9 No 29, Bandar Lampung (Sodium siklamat dan benzoate), Garuntang, Alamat: Jl. Udang No 279 (Stasiun Garuntang), Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung 35227 (Crumb karet). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung subsektor ini mengalami keadaan yang fluktuasi dari tahun 2010-2013. Seperti dilihat dari data diatas bahwa pada tahun 2010 kontribusinya sebesar 1,65 % dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,02 % menjadi 1,67 % setelah itu pada tahun 2012 naik menjadi 1,69 % dan pada tahun terakhir yaitu 2013 mengalami penurunan sebesar 0,02 % dari tahun sebelumnya menjadi 1,67 %. Hal ini menyebabkan subsektor ini menduduki pringkat ketiga di sektor industri pengelolaan non migas dalam hal memberikan kontribusi untuk pendapatan regional di kota Bandar Lampung. Keadaan yang berubah-ubah ini disebabkan kurangnya pendistribusian dan minimnya bahan baku yang tersedia sehingga persentasi dari tahun ketahun terkadang naik dan turun. Ini juga bisa disebabkan karena sasaran konsumennya terbatas, tidak semua konsumen bisa menjadi sasaran produk dari subsektor ini. E. Semen dan barang Galian bukan Logam Industri Semen dan Barang Galian bukan Logam adalah industri non migas yang berkembang di bidang produksi yang mengelola barang mentah menjadi barang jadi yang siap dipasarkan ke konsumen atau produsen lain. Perusahaan industri semen ini terdapat di daerah kecamatan Panjang contohnya seperti Semen Baturaja, PT (Persero) [Bandar Lampung Pabrik] Alamat: Jl. Yos Sudarso Km. 7, Panjang, Bandar Lampung. Distribusi PDRB pada subsektor ini menurut perhitungan Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung dari tahun 2010-2013 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar 1,09 %, sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan
  • 21. 21 sebesar 0,02 % menjadi 1,07 %. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,01 % menjadi 1,08% dan pada tahun terakhir naik kembali menjadi 1,09%. Alasan penurunan pada tahun 2011 disebabkan minimnya bahan baku yang digunakan untuk membuat produksi semen dan untuk pengelolaan barang galian bukan logam. F. Logam Dasar, Besi, dan Baja Indutri Logam Dasar, Besi, dan Baja adalah industri yang mengelola bahan dasar logam maupun biji besi yang diolah menjadi bahan jadi yang siap untuk digunakan oleh konsumen maupun produsen lain. Dari data perhitungan Badan Pusat Statistik subsektor ini berkembang cukup baik diwilayah kota bandar lampung sebab terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di industri ini. Pergerakan distribusi PDRB dari subsektor ini dari tahun 2010-2013 sangat fluktuatif sebab dari tahun 2010 sampai 2011 mengalami kenaikan dari 0,49 % menjadi 0,50 %, tetapi pada tahun 2012 – 2013 mengalami penurunan sebesar 0,01 – 0,02 % yaitu pada tahun 2012 menjadi 0,49 % kembali seperti tahun 2010 dan pada tahun 2013 turun kembali menjadi 0,48 %. G. Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya Industri Alat Angkut, Mesin, dan Peralatannya adalah industri yang bergerak di bidang transportasi salah satunya. Contoh perusahaan yang ada di wilayah kota Bandar Lampung seperti Graha Taruna Dwipa, PT Alamat: Jl. Raya Panjang Sribawono Km. 12,5, Tanjung Bintang, Bandar Lampung (Transportasi darat; Marine cargo). Bahan baku yang digunakan tidak diambil dari wilayah Provinsi Lampung sendiri tetapi di impor dari luar wilayah provinsi Lampung. Sebab masih terbatasnya dan kurangnya bahan baku yang tersedia untuk produksi industri ini. Perkembangan distribusi dari produk ini menurut perhitungan Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung dalam data distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun 2010 – 2013. Pada tahun 2010 persentasenya sebesar 0,08 % sampai tahun 2011 staknan dijumlah tersebut. Lalu pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,01 % menjadi 0,07 % sampai tahun 2013. Ini disebabkan karena sulitnya untuk mendapatkan bahan baku untuk memproduksinya. Terlebih lagi, bahan baku yang digunakan harus di impor dari luar wilayah provinsi Lampung bahkan luar wilayah Indonesia.
  • 22. 22 H. Barang Lainnya Perkembangan industri Barang Lainnya ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan regional wilayah kota Bandar Lampung, sebab subsektor ini tidak terlalu banyak menyumbang pada sektor industri pengelolaan non migas. Persentasenya dari tahun 2010 – 2013 staknan hanya pada jumlah 0,01 % ini didapat dari data perhitungan distribusi PDRB atas harga berlaku yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik kota Bandar Lampung. Dilihat dari analisis di atas penulis melihat masih banyak subsektor yang persentasenya masih dibawah rata-rata untuk menyumbang pendapatan regional khusus daerah kota Bandar Lampung. Sehingga demi kemajuan prekonomian kota Bandar Lampung penulis berharap pemerintah lebih memperhatikan di sektor industri pengelolaan non migas ini sebab sektor ini adalah sektor penyumbang terbesar terhadap pendapatan regional di kota Bandar Lampung. Penulis juga ingin memberikan saran kepada pemerintah kota Bandar Lampung untuk dapat terus meningkatkan subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau, hal ini dikarenakan subsektor ini kemajuan distribusinya sangatlah signifikan dari tahun ke tahun seperti terlihat dalam data Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha yang dihitung oleh BPS kota Bandar Lampung. Sebaiknya pemerintah juga memperhatikan bahan baku yang digunakan untuk industri ini seperti dari hasil pertanian dan perkebunan. Penulis berharap sebaiknya pemerintah tidak mengimpor bahan baku dari luar wilayah Lampung sebab apabila bahan baku itu di dapat dari wilayah kota Bandar Lampung sendiri, karena itu dapat mendorong sektor lainnya seperti pertanian dan perkebunan agar mengalami kenaikan untuk PDRB setiap tahunnya. Penulis juga ingin memberi saran untuk kemajuan sektor ini semoga untuk tahun kedepannya pemerintah dapat mengembangkan subsektor Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki sebab sampai tahun 2013 subsektor ini distribusi PDRB nya sama sekali belum berkembang. Apabila dapat dikembangkan mungkin saja ini dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap pendapatan regional kota Bandar Lampung dan juga dapat membuka lapangan usaha baru untuk masyarakat kota Bandar Lampung sendiri serta apabila didukung penuh oleh pemerintah dalam perkembangannya mungkin saja subsektor ini dapat menghasilkan produk yang unggulan yang dapat menarik banyak konsumen terlebih dapat di ekspor keluar wilayah kota Bandar Lampung.
  • 23. 23 2.3 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Sektor ini menempati posisi ketiga tertinggi dalam data PDRB Kota Bandar Lampung menurut data Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dimana menunjukkan bahwa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan memiliki peran penting atau dapat dikatakan kontribusinya cukup besar yaitu sebesar 5.456.355 (milion rupiahs) atau 18,76 %. Sedangkan jika dilihat dari data Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan menempati urutan pertama (lihat tabel laju pertumbuhan harga konstan). Data tersebut menunjukkan bahwa laju pertumbuhan menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan paling tinggi yang artinya sektor ini cukup bahkan sangat baik dilihat dari data yang ada dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Dalam sektor ini, dari tahun 2010 hingga 2013 tidaklah pernah mengalami penurunan menurut data BPS PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan. Sedangkan laju pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan mengalami penurunan di tahun 2012. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan meliputi kegiatan Bank, lembaga keuangan tanpa bank, jasa penunjang keuangan, dan sewa bangunan serta jasa perusahaan seperti advokat, akuntan, notaris, biro iklan, dan sebagainya. A. Bank Perhitungan output dan nilai bruto bank atas dasar harga berlaku diperoleh langsung dari masing-masing bank, sedangkan perkiraan nilai bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan indeks jumlah nilai kredit real sebagai ekstrapolatornya. Di Bandar Lampung sendiri, tercatat sebanyak 178 bank yang ada dimana letaknya hampir disetiap kecamatan yang mana terkadang tiap kecamatan terdapat beberapa Bank baik Bank umum maupun BPR. Perinciannya : Jenis Bank (Type Of Bank) Jumlah (Total) Bank Umum a. Kantor Pusat 1 b. Kantor Cabang 43 c. Kantor Cabang Pembantu 85 d. Kantor Kas 23 e. Kantor Utama/Fungsional 8 BPR a. Kantor Pusat 14 b. Kantor Cabang 3
  • 24. 24 c. Kantor Kas 1 Sumber : Bank Indonesia Bandar Lampung Source : Indonesia Bank of Bandar Lampung Dilihat dari banyaknya Bank di kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa kebutuhan akan institusi keuangan seperti Bank sangat dibutuhkan bahkan mungkin kedepannya jumlah bank akan bertambah lagi. Bank bukan saja dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya tapi juga sangat dibutuhkan oleh para pengusaha atau orang-orang yang dalam usahanya membutuhkan keberadaan bank. Mengapa demikian? Karena kota Bandar Lampung merupakan pusat kota yang mana juga merupakan pusat kegiatan perekonomian di daerah Lampung dimana arus lalu lintas transaksi keuangan pun lebih banyak terjadi disini serta banyaknya sektor-sektor industri, jasa, perdagangan, dan sebagainya yang membutuhkan keberadaan Bank. Hal ini dipandang bahwa keberadaan bank di Kota Bandar Lampung sangat tepat. B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank Sub sektor ini mencakup perusahaan asuransi, pegadaian, dan lain-lain. Seperti perusahaan asuransi sendiri, di Bandar Lampung tidak hanya ada satu perusahaan asuransi baik itu asuransi kesehatan, jiwa, maupun jenis asuransi lainnya. Mengapa terdapat banyak perusahaan asuransi di Kota Bandar Lampung? Banyaknya faktor seperti faktor kesehatan, keselamatan lalu lintas, kepemilikan kendaraan dan lain sebagainya yang dinilai penting untuk diasuransikan. Hal ini mengingat Kota Bandar Lampung sebagai pusat dari banyaknya kegiatan perekonomian serta banyaknya arus lalu lintas yang terjadi setiap detiknya. Sedangkan pegadaiaan, terdapat banyak pengadaian baik berbasis konvensional maupun syari’ah yang mana dapat membantu/mengatasi masalah keuangan masyarakat tanpa menimbulkan masalah lagi kedepannya. Terutama melihat keadaan masyarakat Indonesia atau lebih spesifiknya Kota BandarLampung yang mana pada saat-saat tertentu membutuhkan dana cepat dengan menggadaikan kepemilikan mereka terhadap suatu barang. Perhitungan output dan nilai tambah bruto asuransi atas dasar harga yang berlaku diperoleh dari SKPR yang dilakukan terhadap seluruh perusahaan aruansi. Demikian juga untuk kegiatan kegadaian dan koperasi simpan pinjam, penghitungan nilai tambahnya berdasarkan data hasil SKPR.
  • 25. 25 Mengenai banyaknya koperasi yang berada di Bandar Lampung (dari 33 jenis koperasi) dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tahun Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Asset (Rp) Volume Usaha (Rp) 2013 717 99 994 505 620 340 000 599 049 260 000 2012 711 99 017 448 876 740 000 434 989 120 000 2010 699 98 535 437 732 000 000 424 078 930 000 2009 679 100 711 349 686 740 000 321 179 520 000 2008 658 95 375 349 686 740 000 266 174 190 000 Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung Source : cooperative, UKM, Industrial, & Trade Service of Bandar Lampung City Banyaknya jumlah koperasi yang tiap tahun terus meningkat serta diikuti pula dengan kenaikan dan volume usaha menunjukkan bahwa keadaan ini cukup baik. Jika dilihat dari jumlah anggota koperasi juga menjelaskan bahwa cukup banyak masyarakat bandar Lampung yang menginvestasikan uang mereka di koperasi yang memiliki jiwa kekeluargaan tinggi. Ditambah lagi volume usaha serta asset yang dimiliki koperasi cukup tinggi untuk memberikan kontribusi terhadap PDRB kota Bandar Lampung. Mengapa jumlah koperasi lebih banyak dari Bank? Karena Koperasi lebih bersifat kekeluargaan, demi kepentingan bersama, dan untuk kepentingan seluruh anggotanya juga sedangkan bank berbeda. Ditambah lagi, pendirian koperasi lebih mudah daripada pendirian bank. Mengenai jenis koperasi manakah yang paling tinggi asset, anggota, dan volume usaha serta jumlah dari masing-masing jenis, dipaparkan dalam tabel dibawah ini: (4 tertinggi dari 33 jenis) Jenis Koperasi Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Asset Volume Usaha Kop. Pegawai Negeri 77 26 743 188 472 560 000 202 079 830 000 Kop. Simpan Pinjam 46 15 553 116 426 300 000 139 769 900 000 Kop. Karyawan 114 15 873 104 771 130 000 135 989 140 000 Kop. Serba Usaha 103 4 764 16 810 370 000 31 114 550 000 Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung
  • 26. 26 Data tersebut menggambarkan mana sajakah koperasi yang lebih unggul dibandingkan dengan koperasi-koperasi jenis lain. Hal tersebut juga menggambarkan keadaan masyarakat kota Bandar Lampung dalam merespon keberadaan koperasi bahkan dalam mendirikan koperasi. Dari keempat jenis koperasi diatas, dapat terlihat bahwa dalam hal jumlah, Koperasi terbanyak adalah koperasi serba usaha namun koperasi usaha memiliki asset dan volume usaha yang menempati urutan terendah dari kempat data diatas. Sedangkan jumlah asset dan volume usaha tertinggi yaitu jenis koperasi Pegawai Negeri yang assetnya 188.472.560.000 rupiah dengan volume usaha 202.079.830.000. Sedangkan mengenai kecamatan yang memmiliki jumlah terbanyak dalam kepemilikan koperasi adalah kecamatan Teluk Betung Utara yang memiliki 70 koperasi dimana terbanyak adalah koperasi Pegawai Negeri yaitu 33 koperasi dan diurutan kedua ditempati oleh kecamatan kedaton sebanyak 43 koperasi yang tercatat pada BPS Kota Bandar Lampung yang mana 16 diantaranya adalah koperasi serba usaha. Hal ini menunjukkan bahwa kecamatan Teluk Betung Utara lebih unggul dari kecamatan Kedaton dalam Lembaga Keuangan Non Bank yaitu Koperasi. Keberadaan lembaga keuangan Non Bank dinilai cukup baik untuk meningkatkan PDRB kota Bandar Lampung karena pertumbuhannya sangat pesat. Dan daerah yang dirasa tepat untuk terus ditingkatkan keberadaan serta kinerja koperasinya adalah Teluk Betung Utara serta Kedaton. Namun untuk kecamatan-kecamatan lain diharapkan agar kedepannya dapat meningkatkan keberadaan koperasi yang mana kedepannya dapat membantu perekonomian daerahnya. C. Jasa Penunjang Keuangan Kegiatan sub sektor ini adalah money charger, bursa valuta asing, pasar modal, dan lain- lain. Untuk kegiatan money charger, penghitungan nilai tambahnya berdasarkan data hasil SKPR. Sedangkan untuk kegiatan usaha lainnya masih menggunakan rasio nilai tambah perbankan. D. Sewa Bangunan Mencakup semua kegiatan jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal yang oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewakan. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan didapat dari pengeluaran sewa rumah hasil SUSENAS.
  • 27. 27 Sedangkan untuk harga berlakunya didasarkan pada elastisitas yang diperoleh dari data SUSENAS dikalikan dengan estimasi jumlah penduduk pertengahan tahun. Dalam bangunan untuk tempat tinggal sendiri, pemerintah kota mendapatkan kontribusi untuk PDRB dalam bentuk Pajak Bumi dan Bangunan. Mengapa sewa bangunan dapat memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota Bandar Lampung? Hal ini dikarenakan adanya peraturan mengenai sewa tanah dan bangunan yang dikenai pajak oleh pemerintah. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari Persewaan tanah dan atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan industri, terutang Pajak Penghasilan yang bersifat final. Pajak Penghasilan atas Sewa Tanah dan Bangunan Dasar Hukum 1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 394/KMK.04/1996 Tentang Pelaksanaan Pembayaran Dan Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan/Atau Bangunan 4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/KMK.03/2002 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep – 227/PJ./2002 Tentang Tata Cara Pemotongan Dan Pembayaran, Serta Pelaporan Pajak Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan Atau Bangunan. E. Jasa Perusahaan Meliputi kegiatan advokat, notaris, pengolahan data, biro iklan, sewa menyewa mesin, dan alat-alat usaha sejenisnya. Perkiraan nilai tambah bruto dan nilai tambah netto sub sektor jasa perusahaan ini dihitung dengan menggunakan metode pendekatan produksi yang outputnya diperoleh dengan cara langsung yaini dengan mengalihkan jumlah tenaga kerja sub sektor jasa perusahaan dengan rata-rata output per tenaga kerja. Jasa perusahaan juga memegang peranan penting baik dalam memberikan kontribusi terhadap PBRD Kota Bandar Lampung namun tidak sebesar sub sektor lainnya.
  • 28. 28 Dari sektor dan beberapa subsektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan maka dapat dikatakan baik. Kedepannya, pemerintah kota Bandar Lampung perlu untuk terus meningkatkan kembali subsektor unggulan seperti Bank dan Lembaga Keuangan non Bank yang mana dinilai oleh penulis merupakan sub sektor yang tepat untuk menjadi titik unggulan. Peningkatan itu diperlukan agar PDRB Kota Bandar Lampung terus meningkat serta agar Kota Bandar Lampung menjadi lebih baik dalam hal perekonomian. Seperti contoh pertumbuhan koperasi yang dari tahun ke tahun meningkat bahkan tidak pernah mengalami penurunan yang berarti jika pemerintah dan masyarakat sama-sama membangun kinerja koperasi menjadi lebih baik lagi maka kedepannya dimungkinkan untuk menambah kontribusi PDRB Kota Bandar Lampung. Selain itu keberadaan Bank juga dinilai sangat baik apalagi BandarLampung merupakan pusat dari provinsi Lampung dalam lalu-lintas Ekonomi yang pesat bahkan setiap menitnya lalu lintas Ekonomi terus terjadi dan meningkat. Kedua sub sektor ini dinilai penulis lebih tepat untuk dijadikan titik untuk memperkokohnya. Lalu bagaimana dengan pendapatan asli daerah Kota BandarLampung? Kita lihat tabel dibawah ini : Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2009-2013 Jenis Pendapatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) Pajak Daerah 2009 45 500 000 000 47 035 295 283 103,7 2010 52 614 913 548 56 627 114 786 107,63 2011 104 234 442 000 112 557 355 470 107,98 2012 183 315 622 192 183 436 575 291 100,07 2013 271 516 090 306 242 651 752 332 89,37 Resribusi Daerah 2009 16 885 236 600 15 849 094 531 94,03 2010 23 835 907 380 21 911 781 739 91,93 2011 36 294 709 552 38 341 095 234 103,84 2012 80 530 077 780 68 252 030 150 84,75 2013 74 053 787 912 50 651 293 897 68,40 Laba BUMD 2009 3 103 554 978 3 087055 409 99,47 2010 3 470 399 341 3 449 388 341 99,39 2011 5 641 089 632 5 631 089 632 99,82 2012 6 601 000 000 6 852 738 932 103,97
  • 29. 29 2013 8 200 000 000 8 237 246 269 100,45 Lain-lain PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang sah 2009 6 550 518 264 4 460 818 945 68,10 2010 4 246 250 000 4 704 103 834 110,78 2011 9 996 250 000 6 198 579 221 62,01 2012 21 825 350 000 40 414 717 721 183,94 2013 64 341 862 597 59 158 057 632 91,94 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung Jika kita lihat tabel diatas, secara garis besar target dan realisasi cukup memuaskan bahkan ada yang melebihi target. Terutama pada laba BUMD yang melibihi 0,45 % dari target yang tertulis dalam data diatas. Hal ini menunjukkan jika laba BUMD memegang peranan besar dari keuangan daerah. Laba BUMD ini seperti perusahaan daerah angkutan kota, PDAM, PBD, dan lain sebagainya.
  • 30. 30 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dikurangi dengan biaya antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Pada Tahun 2013, angka PDRB yang dihasilkan kota bandar lampung sebesar 29,14 trilliyun rupiah. Pencapaian angka PDRB yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir menunjukkan keadaan perekonomian yang membaik. Dalam hal memberikan kontribusi terbanyak terhadap PDRB Kota BandarLampung yaitu sektor : - Industri Pengolahan Tanpa Migas - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Persewaan, dan Jasa Ketiga sektor tersebut baik dihitung menut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga berlaku maupun Konstan, menunjukkan angka yang baik namun perlu ditingkatkan lagi. Mengapa ketika sektor ini sangat mendukung? Karena ketiga sektor ini sangat cocok dengan keadaan Kota BandarLampung dimana arus lalulintas perekonomian sangat mendukung keberadaan ketika sektor tersebut. 3.2 Saran Kedepannya diharapkan pemerintah Kota BandarLampung serta masyarakatnya bersama-sama meningkatkan daerahnya. Pemerintah Kota sendiri juga perlu untuk mempertimbangkan sektor-sektor yang memiliki kontribusi terbanyak untuk lebih meningkatkan lagi agar kedepannya Kota BandarLampung menjadi Kota yang lebih baik dan terus lebih baik dikemudian hari.