SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING
Disusun Untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Oleh
Nurul Latifiyah Aldilla
(4301413083)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 Tahun 2003 pasal 3
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, maka dirumuskan tujuan
pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara
dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan
menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam rangka mencapai amanat
Undang-Undang tersebut di mana guru mempunyai fungsi strategis,
mengembangkan potensi peserta didik dalam hal ketakwaan, pengetahuan, sikap,
dan keterampilan siswa secara keseluruhan. Peran guru juga diharapkan mampu
secara optimal mengembangkan peserta didik dengan tidak hanya sebagai
pembelajar, melainkan juga sebagai pembimbing peserta didik dalam mengenal
dirinya dan lingkungannya. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak tersesat dalam
proses menuju generasi yang sesuai amanat Undang-Undang.
Salah cara untuk mempermudah mewujudkan hal tersebut adalah layanan
bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah. Bimbingan dan konseling
merupakan bantuan kepada individu peserta didik dalam menghadapi persoalan-
persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya atau dalam proses belajarnya. Bantuan
semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, agar setiap peserta didik dapat
lebih berkembang ke arah yang seoptimal mungkin. Dengan demikian bimbingan
dan konseling menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut,
termasuk seorang guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat bimbingan dan konseling?
2. Apakah fungsi bimbimgan dan konseling di sekolah?
3. Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui fungsi bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Mengidentifikasi peran guru mata peljaran dalam bimbingan dan konseling di
sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu
agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu
individu tersebut agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, dan
merealisasikan dirinya.
Sedangkan konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami
suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Konseling mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 Adanya bantuan dari ahli.
 Bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah
guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.
 Dilakukan dengan wawancara konseling.
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling
 Fungsi penyaluran
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan
siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di
sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan
ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri-
ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk
memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan
anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.
 Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk
memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik
bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini
juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara
optimal.
 Fungsi adaptif
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf
sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran
dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini
pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan
kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini
guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para
siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang
sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat.
C. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Bimbingan dan Konseling
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi
yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-
tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan
berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu
yang unik, tidak ada dua individu yang sama. Di samping itu setiap individu juga
makhluk yang sedang berkembang. Perkembangan mereka tentu tidak sama.
Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing.
Guru tidak dapat memaksa agar siswanya menjadi ini atau jadi itu. Siswa akan
tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang
dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa
tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna
peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah
terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa
yang dibimbingnya.
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran siswa. Tetapi bukan berarti dia sama sekali lepas dengan
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak
sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran
yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya.
Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran
dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat,
ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.
Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai
pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam
batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).
Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran
guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional.
Dalam konteks organisasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah, peran
dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Prayitno (2003) memerinci peran,
tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling
adalah :
1. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-
siswa tersebut.
2. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
siswa.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada konselor.
4. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut
konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan
perbaikan, dan program pengayaan.
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Peranan guru mata pelajaran dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan
Konseling sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling dapat di bedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
 Tugas guru dalam layanan bimbingan di dalam kelas
Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru
yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru
siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-
kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena
itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan
belajar-mengajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing,
yaitu :
 Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-
kecakapan, sikap, minat, dan pembawaannya.
 Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa
merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang
dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian.
 Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
 Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
 Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat,
kemampuan dan minatnya.
 Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati,
menyenangkan.
 Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai
individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta
mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.
 Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan
membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu.
 Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan
siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut
pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa.
 Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.
 Pemahaman siswa secara empatik.
 Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.
 Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan siswa.
 Kekonkretan dalam menyatakan diri.
 Penerimaan siswa secara apa adanya.
 Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus.
 Tugas guru dalam operasional bimbingan di luar kelas
 Bimbingan bagi peserta didik yang sesuai tingkat kecerdasannya
 Melakukan kunjungan rumah
 Menyelenggarakan kelompok belajar
 Pertemuan guru dan murid
Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah tenaga konselor profesional
memang masih relatif terbatas, maka peran guru sebagai pembimbing menjadi
penting. Ada atau tidak ada konselor profesional di sekolah, upaya pembimbingan
terhadap siswa tetap diperlukan. Jika kebetulan di sekolah sudah tersedia tenaga
konselor profesional, guru dapat bekerja sama dengan konselor bagaimana
seharusnya membimbing siswa di sekolah. Namun jika belum, maka kegiatan
pembimbingan siswa tampaknya akan bertumpu pada guru. Beberapa keterbatasan
guru antara lain :
 Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang
bermacam-macam, karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua
tugas itu.
 Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi
ditambah tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam
masalah siswa.
BAB III
HASIL OBSERVASI DAN ANALISIS
1. Identitas :
 Nama : Destia Wahyu Hidayati
 Alamat : Desa Wonosekar Rt 2 Rw 3 Kec. Gembong, Pati
 Tempat mengajar : SMP Mpu Tantular Semarang
 Alumni : Unnes Pendidikan Matematika lulus tahun 2011
2. Tugas yang dikerjakan di sekolah :
 Kelas yang diajar : 7 B, 7 C, 7 D
 Mata pelajaran : Matematika
 Jumlah murid : 7 B (46 anak), 7 C (46 anak), 7 D (42 anak)
 Kondisi kelas
Segi fisik : sarana dan prasarana cukup baik, tetapi kurang lengkap
Segi siswa : cukup pintar, mayoritas siswa berasal dari keluarga
menengah ke bawah
3. Pengamatan dalam mengajar :
 Menurut anda bagaimana semangat belajar anak bila anda yang mengajar?
Ada siswa yang semangat, siswa yang lain kurang, kira-kira
presentasenya 40% semangat, 60% kurang semangat.
 Bagaimana cara anda menyampaikan materi agar mudah dipahami?
Penyampaian materi secara ekspositori. Terkadang menggunakan
fasilitas LCD, tetapi kendalanya rebutan ruang, karena hanya ada 4
ruang yang menggunakan LCD. Lab juga menggunakan LCD tapi
biasanya dipakai untuk pelajaran IPA.
 Kesulitan apa yang ditemukan pada waktu mengajar?
Sarpras kurang lengkap. Kelas gemuk, pengajaran dua kali lipat lebih
susah, penguasaan keras lebih ekstra. Motivasi belajar siswa kurang,
anak-anak yang bandel.
 Kira-kira bagaimana usaha anda bila terjadi penyimpangan yang dilakukan
siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung?
Misal untuk anak yang ramai. Pertama, diberi peringatan dan nasihat.
Apabila anak masih ramai, disuruh pindah ke depan. Apabila masih
seperti itu, anak disuruh keluar, dengan mengerjakan tugas atau berdiri di
depan pintu sambil mendengarkan pelajaran di dalam kelas.
 Kiat anak untuk anak yang susah diatur?
Diberi nasihat dulu. Kalau guru sudah tidak bisa, langsung diserahkan ke
wali kelas.
4. Evaluasi :
 Bagaimana cara anda mengadakan evaluasi untuk mengetahui materi dapat
diterima anak?
Setiap awal pelajaran mengadakan kuis, mengerjakan soal ke depan,
ulangan harian.
5. Tindak lanjut :
 Bagaimana usaha anda apabila dalam evaluasi ada beberapa anak yang
mengalami kesulitan atau pemahaman yang kurang terhadap materi yang
diajarkan?
Dengan mengadakan remidi. Apabila menemukan persoalan yang susah
tanya teman yang lebih paham terlebih dahulu, kalau setelah dijelaskan
teman masih tidak mengerti, baru tanya ke guru.
 Bila banyak anak yang mengalami hal seperti bagaimana tindakan anda
selanjutnya?
Mengadakan klasikal, pengulangan materi yang belum dipahami
 Andaikata ibu mengadakan remidial teaching, apakah ibu laksanakan pada
waktu kegiatan belajar mengajar itu atau di luar jam pelajaran?
Tergantung situasi dan kondisi, apabila waktu kegiatan belajar mengajar
masih banyak, di waktu tersebut. Kalau tidak di luar jam pelajaran,
biasanya setelah jam sekolah.
 Bagaimana lanjutan bagi anak yang mendapatkan nilai/evaluasi dalam
kondisi sangat baik dan sedang?
Saya suruh membaca bab selanjutnya, kalau tidak paham tanya ke saya.
Tapi biasanya kalau ada remidial teaching, yang mempunyai nilai bagus
masih ikut.
6. Bagaimana harapan anda atas usaha yang anda lakukan untuk memberikan
bimbingan tersebut?
Harapannya supaya anak bisa lebih paham.
7. Bagaimana saran-saran dan harapan terhadap sekolah dan terhadap
perkembangan pendidikan dan bimbingan pada dewasa ini di sekolah-sekolah?
Sarpras dikembangkan. Guru dalam membimbing tidak cuma menyalurkan
ilmu, tetapi juga mengembangkan karakter. Guru tidak hanya mementingkan
aspek kognitif saja, tapi juga aspek afektif dan psikomotor. Membimbing
dan mengajar dengan hati.
Dari hasil wawancara di atas, semangat belajar anak di kelas memiliki
presentase 40% semangat, sisanya kurang semangat. Di sinilah peran guru
dibutuhkan, untuk memberikan bimbingan terhadap peserta didik. Pemberian
bimbingan ini bisa dilakukan dengan pemberian motivasi pada siswa agar semangat
belajarnya meningkat. Dalam mengajar ada beberapa kesulitan yang dihadapi,
seperti yang telah diungkapkan dalam hasil wawancara. Guru harus bisa menguasai
kelas agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berhasil. Seorang guru harus
punya kiat-kiat atau strategi tertentu dalam mengajar dan membimbing. Selain
mengajar dan membimbing, guru juga harus dapat mengarahkan peserta didik untuk
menaati peraturan yang berlaku di sekolah.
Seorang guru juga perlu mengadakan evaluasi, untuk mengetahui bimbingan
yang diberikan pada siswa berhasil atau tidak. Apabila evaluasi kurang berhasil,
sebagai tindak lanjut, guru perlu memberikan bimbingan lebih dalam lagi kepada
siswa. Evaluasi ini tidak hanya dalam aspek kognitif, tetapi juga afektif dan
psikomotor. Hasil evaluasi yang kurang bagus bisa dipengaruhi dua faktor, pertama
peserta didik yang kurang bisa menerima materi, kedua guru kurang bisa
memberikan bimbingannya. Dalam penanganan masalah peserta didik, guru mata
pelajaran bisa memberikan bimbingannya. Apabila sudah tidak bisa memberikan
bimbingan, diserahkan ke wali kelas dan konselor. Intinya, guru tidak bisa lepas
tangan begitu saja terhadap perkembangan peserta didik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Bimbingan adalah suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar
dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu
siswa agar memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya, dan
merealisasikan dirinya.
 Konseling adalah bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah
agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah
guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.
 Fungsi bimbingan dan konseling antara lain: fungsi penyaluran, fungsi
penyesuaian, dan fungsi adaptasi.
 Guru dalam membimbing tidak cuma menyalurkan ilmu, tetapi juga
mengembangkan karakter. Guru tidak hanya mementingkan aspek kognitif saja,
tapi juga aspek afektif dan psikomotor.
 Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah
terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan
siswa yang dibimbingnya.
B. Saran
Sebagai seorang guru mata pelajaran, hendaknya harus memiliki sikap simpati
kepada peserta didik dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada peserta
didik dengan berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Peran guru sebagai
pengajar sekaligus pendidik harus mampu mendukung dan mengembangkan potensi
yang dimiliki peserta didiknya. Guru mata pelajaran sebaiknya mampu menjadi
jembatan penghubung antara siswa dengan guru pembimbing (guru BK) sehingga
mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
 Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda
Karya Remaja.
 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. Jakarta: Dedpikbud.
 Prayitno, dkk. 2003. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta :
Depdiknas.
 Sofyan S. Willis. 2005. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung :
Alfabeta.
 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Tamita
Jaya Utama
 Wina Senjaya. 2006. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

PPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURUPPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURUNelisNovita
 
Susunan acara perpisahan
Susunan acara perpisahanSusunan acara perpisahan
Susunan acara perpisahanRiNi Melayu
 
Materi PPG Kompetensi Profesional Materi, Energi dan Gelombang
Materi PPG Kompetensi Profesional Materi, Energi dan GelombangMateri PPG Kompetensi Profesional Materi, Energi dan Gelombang
Materi PPG Kompetensi Profesional Materi, Energi dan GelombangWidada Winata Atmaja
 
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDPembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Buku guru prakarya kelas 9 k13 revisi 2018
Buku guru prakarya kelas 9 k13 revisi 2018Buku guru prakarya kelas 9 k13 revisi 2018
Buku guru prakarya kelas 9 k13 revisi 2018yappaid
 
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPTMedia Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPTzaida.masruroh
 
Makalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMakalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMayapuspitasari20
 
skenario pembeljaran PKN
skenario pembeljaran PKNskenario pembeljaran PKN
skenario pembeljaran PKNIndra Siregar
 
Perncanaan pembelajaran
Perncanaan pembelajaranPerncanaan pembelajaran
Perncanaan pembelajaranIday Hidayat
 
Pengembangan model pembelajaran life skill
Pengembangan model pembelajaran life skillPengembangan model pembelajaran life skill
Pengembangan model pembelajaran life skillMusfaul Bait Part II
 
Model model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susanti
Model model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susantiModel model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susanti
Model model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susantiSchool
 
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikanProses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikanNadya Mastrin
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sdTema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sdAbdul Latip
 
pembelajaran terpadu tipe connected
pembelajaran terpadu tipe connectedpembelajaran terpadu tipe connected
pembelajaran terpadu tipe connectedCha-cha Taulanys
 
contoh format kwitansi dana bos.docx
contoh format kwitansi dana bos.docxcontoh format kwitansi dana bos.docx
contoh format kwitansi dana bos.docxsafidzhgar
 
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranPower point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranNdah Nabilla
 
MEMBACA KRITIS DAN KREATIF
MEMBACA KRITIS DAN KREATIFMEMBACA KRITIS DAN KREATIF
MEMBACA KRITIS DAN KREATIFsavirazahara
 

What's hot (20)

PPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURUPPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURU
 
Susunan acara perpisahan
Susunan acara perpisahanSusunan acara perpisahan
Susunan acara perpisahan
 
Materi PPG Kompetensi Profesional Materi, Energi dan Gelombang
Materi PPG Kompetensi Profesional Materi, Energi dan GelombangMateri PPG Kompetensi Profesional Materi, Energi dan Gelombang
Materi PPG Kompetensi Profesional Materi, Energi dan Gelombang
 
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDPembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
 
Buku guru prakarya kelas 9 k13 revisi 2018
Buku guru prakarya kelas 9 k13 revisi 2018Buku guru prakarya kelas 9 k13 revisi 2018
Buku guru prakarya kelas 9 k13 revisi 2018
 
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPTMedia Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
 
Makalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMakalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tik
 
skenario pembeljaran PKN
skenario pembeljaran PKNskenario pembeljaran PKN
skenario pembeljaran PKN
 
Perncanaan pembelajaran
Perncanaan pembelajaranPerncanaan pembelajaran
Perncanaan pembelajaran
 
PARADIGMA PENDIDIKAN.ppt
PARADIGMA PENDIDIKAN.pptPARADIGMA PENDIDIKAN.ppt
PARADIGMA PENDIDIKAN.ppt
 
Rpp sbk 2 a sd
Rpp sbk 2 a sdRpp sbk 2 a sd
Rpp sbk 2 a sd
 
Pengembangan model pembelajaran life skill
Pengembangan model pembelajaran life skillPengembangan model pembelajaran life skill
Pengembangan model pembelajaran life skill
 
Model model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susanti
Model model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susantiModel model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susanti
Model model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susanti
 
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikanProses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sdTema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan 1-kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
 
pembelajaran terpadu tipe connected
pembelajaran terpadu tipe connectedpembelajaran terpadu tipe connected
pembelajaran terpadu tipe connected
 
contoh format kwitansi dana bos.docx
contoh format kwitansi dana bos.docxcontoh format kwitansi dana bos.docx
contoh format kwitansi dana bos.docx
 
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranPower point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
 
MEMBACA KRITIS DAN KREATIF
MEMBACA KRITIS DAN KREATIFMEMBACA KRITIS DAN KREATIF
MEMBACA KRITIS DAN KREATIF
 

Similar to GURU DAN BK

Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakatPendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakattuti Oktaviani
 
Resuman Materi Profesi Keguruan
Resuman Materi Profesi KeguruanResuman Materi Profesi Keguruan
Resuman Materi Profesi KeguruanErik Kuswanto
 
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfRomaAdePutra
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingMara Sutan Siregar
 
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxEmanuelFernandezNumb
 
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxssuserbe343e1
 
Makalah tugas guru
Makalah tugas guruMakalah tugas guru
Makalah tugas guruiskawia
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxDoby Doby
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanRiris Purbosari
 
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan KonselingPeran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan KonselingIndah Lestari
 
Guru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikGuru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikNur Arifaizal Basri
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranRosida Marasabessy
 
Pengertian guru menurut para ahli
Pengertian guru menurut para ahliPengertian guru menurut para ahli
Pengertian guru menurut para ahliVJ Asenk
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 

Similar to GURU DAN BK (20)

Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
 
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakatPendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
 
Resuman Materi Profesi Keguruan
Resuman Materi Profesi KeguruanResuman Materi Profesi Keguruan
Resuman Materi Profesi Keguruan
 
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konseling
 
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Makalah tugas guru
Makalah tugas guruMakalah tugas guru
Makalah tugas guru
 
Tugas dan tanggung jawab guru
Tugas dan tanggung jawab guruTugas dan tanggung jawab guru
Tugas dan tanggung jawab guru
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan KonselingPeran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
 
Perawisnawati27
Perawisnawati27Perawisnawati27
Perawisnawati27
 
Guru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikGuru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidik
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 
Pendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didikPendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didik
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
 
Pengertian guru menurut para ahli
Pengertian guru menurut para ahliPengertian guru menurut para ahli
Pengertian guru menurut para ahli
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

GURU DAN BK

  • 1. PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun Untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Oleh Nurul Latifiyah Aldilla (4301413083) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar). Guru merupakan salah satu komponen penting dalam rangka mencapai amanat Undang-Undang tersebut di mana guru mempunyai fungsi strategis, mengembangkan potensi peserta didik dalam hal ketakwaan, pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa secara keseluruhan. Peran guru juga diharapkan mampu secara optimal mengembangkan peserta didik dengan tidak hanya sebagai pembelajar, melainkan juga sebagai pembimbing peserta didik dalam mengenal dirinya dan lingkungannya. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak tersesat dalam proses menuju generasi yang sesuai amanat Undang-Undang. Salah cara untuk mempermudah mewujudkan hal tersebut adalah layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan kepada individu peserta didik dalam menghadapi persoalan- persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya atau dalam proses belajarnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, agar setiap peserta didik dapat lebih berkembang ke arah yang seoptimal mungkin. Dengan demikian bimbingan dan konseling menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut, termasuk seorang guru.
  • 3. B. Rumusan Masalah 1. Apa hakikat bimbingan dan konseling? 2. Apakah fungsi bimbimgan dan konseling di sekolah? 3. Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling? C. Tujuan 1. Mengetahui hakikat bimbingan dan konseling. 2. Mengetahui fungsi bimbingan dan konseling di sekolah. 3. Mengidentifikasi peran guru mata peljaran dalam bimbingan dan konseling di sekolah.
  • 4. BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Bimbingan dan Konseling Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu individu tersebut agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, dan merealisasikan dirinya. Sedangkan konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien. Konseling mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :  Adanya bantuan dari ahli.  Bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.  Dilakukan dengan wawancara konseling. B. Fungsi Bimbingan dan Konseling  Fungsi penyaluran Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.  Fungsi penyesuaian Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.
  • 5.  Fungsi adaptif Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat. C. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Bimbingan dan Konseling Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas- tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu yang unik, tidak ada dua individu yang sama. Di samping itu setiap individu juga makhluk yang sedang berkembang. Perkembangan mereka tentu tidak sama. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Guru tidak dapat memaksa agar siswanya menjadi ini atau jadi itu. Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya. Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Tetapi bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
  • 6. Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Dalam konteks organisasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah, peran dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah : 1. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa- siswa tersebut. 2. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa. 3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor. 4. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program pengayaan. 5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling. 6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu. 7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. 8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
  • 7. Peranan guru mata pelajaran dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan Konseling sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat di bedakan menjadi 2 (dua) yaitu:  Tugas guru dalam layanan bimbingan di dalam kelas Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan- kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu :  Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan- kecakapan, sikap, minat, dan pembawaannya.  Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian.  Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.  Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik.  Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya.  Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan.  Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.  Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu.  Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa.  Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.  Pemahaman siswa secara empatik.
  • 8.  Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.  Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan siswa.  Kekonkretan dalam menyatakan diri.  Penerimaan siswa secara apa adanya.  Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus.  Tugas guru dalam operasional bimbingan di luar kelas  Bimbingan bagi peserta didik yang sesuai tingkat kecerdasannya  Melakukan kunjungan rumah  Menyelenggarakan kelompok belajar  Pertemuan guru dan murid Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah tenaga konselor profesional memang masih relatif terbatas, maka peran guru sebagai pembimbing menjadi penting. Ada atau tidak ada konselor profesional di sekolah, upaya pembimbingan terhadap siswa tetap diperlukan. Jika kebetulan di sekolah sudah tersedia tenaga konselor profesional, guru dapat bekerja sama dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di sekolah. Namun jika belum, maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya akan bertumpu pada guru. Beberapa keterbatasan guru antara lain :  Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam, karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu.  Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa.
  • 9. BAB III HASIL OBSERVASI DAN ANALISIS 1. Identitas :  Nama : Destia Wahyu Hidayati  Alamat : Desa Wonosekar Rt 2 Rw 3 Kec. Gembong, Pati  Tempat mengajar : SMP Mpu Tantular Semarang  Alumni : Unnes Pendidikan Matematika lulus tahun 2011 2. Tugas yang dikerjakan di sekolah :  Kelas yang diajar : 7 B, 7 C, 7 D  Mata pelajaran : Matematika  Jumlah murid : 7 B (46 anak), 7 C (46 anak), 7 D (42 anak)  Kondisi kelas Segi fisik : sarana dan prasarana cukup baik, tetapi kurang lengkap Segi siswa : cukup pintar, mayoritas siswa berasal dari keluarga menengah ke bawah 3. Pengamatan dalam mengajar :  Menurut anda bagaimana semangat belajar anak bila anda yang mengajar? Ada siswa yang semangat, siswa yang lain kurang, kira-kira presentasenya 40% semangat, 60% kurang semangat.  Bagaimana cara anda menyampaikan materi agar mudah dipahami? Penyampaian materi secara ekspositori. Terkadang menggunakan fasilitas LCD, tetapi kendalanya rebutan ruang, karena hanya ada 4 ruang yang menggunakan LCD. Lab juga menggunakan LCD tapi biasanya dipakai untuk pelajaran IPA.  Kesulitan apa yang ditemukan pada waktu mengajar? Sarpras kurang lengkap. Kelas gemuk, pengajaran dua kali lipat lebih susah, penguasaan keras lebih ekstra. Motivasi belajar siswa kurang, anak-anak yang bandel.  Kira-kira bagaimana usaha anda bila terjadi penyimpangan yang dilakukan siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung? Misal untuk anak yang ramai. Pertama, diberi peringatan dan nasihat. Apabila anak masih ramai, disuruh pindah ke depan. Apabila masih
  • 10. seperti itu, anak disuruh keluar, dengan mengerjakan tugas atau berdiri di depan pintu sambil mendengarkan pelajaran di dalam kelas.  Kiat anak untuk anak yang susah diatur? Diberi nasihat dulu. Kalau guru sudah tidak bisa, langsung diserahkan ke wali kelas. 4. Evaluasi :  Bagaimana cara anda mengadakan evaluasi untuk mengetahui materi dapat diterima anak? Setiap awal pelajaran mengadakan kuis, mengerjakan soal ke depan, ulangan harian. 5. Tindak lanjut :  Bagaimana usaha anda apabila dalam evaluasi ada beberapa anak yang mengalami kesulitan atau pemahaman yang kurang terhadap materi yang diajarkan? Dengan mengadakan remidi. Apabila menemukan persoalan yang susah tanya teman yang lebih paham terlebih dahulu, kalau setelah dijelaskan teman masih tidak mengerti, baru tanya ke guru.  Bila banyak anak yang mengalami hal seperti bagaimana tindakan anda selanjutnya? Mengadakan klasikal, pengulangan materi yang belum dipahami  Andaikata ibu mengadakan remidial teaching, apakah ibu laksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar itu atau di luar jam pelajaran? Tergantung situasi dan kondisi, apabila waktu kegiatan belajar mengajar masih banyak, di waktu tersebut. Kalau tidak di luar jam pelajaran, biasanya setelah jam sekolah.  Bagaimana lanjutan bagi anak yang mendapatkan nilai/evaluasi dalam kondisi sangat baik dan sedang? Saya suruh membaca bab selanjutnya, kalau tidak paham tanya ke saya. Tapi biasanya kalau ada remidial teaching, yang mempunyai nilai bagus masih ikut.
  • 11. 6. Bagaimana harapan anda atas usaha yang anda lakukan untuk memberikan bimbingan tersebut? Harapannya supaya anak bisa lebih paham. 7. Bagaimana saran-saran dan harapan terhadap sekolah dan terhadap perkembangan pendidikan dan bimbingan pada dewasa ini di sekolah-sekolah? Sarpras dikembangkan. Guru dalam membimbing tidak cuma menyalurkan ilmu, tetapi juga mengembangkan karakter. Guru tidak hanya mementingkan aspek kognitif saja, tapi juga aspek afektif dan psikomotor. Membimbing dan mengajar dengan hati. Dari hasil wawancara di atas, semangat belajar anak di kelas memiliki presentase 40% semangat, sisanya kurang semangat. Di sinilah peran guru dibutuhkan, untuk memberikan bimbingan terhadap peserta didik. Pemberian bimbingan ini bisa dilakukan dengan pemberian motivasi pada siswa agar semangat belajarnya meningkat. Dalam mengajar ada beberapa kesulitan yang dihadapi, seperti yang telah diungkapkan dalam hasil wawancara. Guru harus bisa menguasai kelas agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berhasil. Seorang guru harus punya kiat-kiat atau strategi tertentu dalam mengajar dan membimbing. Selain mengajar dan membimbing, guru juga harus dapat mengarahkan peserta didik untuk menaati peraturan yang berlaku di sekolah. Seorang guru juga perlu mengadakan evaluasi, untuk mengetahui bimbingan yang diberikan pada siswa berhasil atau tidak. Apabila evaluasi kurang berhasil, sebagai tindak lanjut, guru perlu memberikan bimbingan lebih dalam lagi kepada siswa. Evaluasi ini tidak hanya dalam aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotor. Hasil evaluasi yang kurang bagus bisa dipengaruhi dua faktor, pertama peserta didik yang kurang bisa menerima materi, kedua guru kurang bisa memberikan bimbingannya. Dalam penanganan masalah peserta didik, guru mata pelajaran bisa memberikan bimbingannya. Apabila sudah tidak bisa memberikan bimbingan, diserahkan ke wali kelas dan konselor. Intinya, guru tidak bisa lepas tangan begitu saja terhadap perkembangan peserta didik.
  • 12. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan  Bimbingan adalah suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya, dan merealisasikan dirinya.  Konseling adalah bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.  Fungsi bimbingan dan konseling antara lain: fungsi penyaluran, fungsi penyesuaian, dan fungsi adaptasi.  Guru dalam membimbing tidak cuma menyalurkan ilmu, tetapi juga mengembangkan karakter. Guru tidak hanya mementingkan aspek kognitif saja, tapi juga aspek afektif dan psikomotor.  Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya. B. Saran Sebagai seorang guru mata pelajaran, hendaknya harus memiliki sikap simpati kepada peserta didik dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada peserta didik dengan berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Peran guru sebagai pengajar sekaligus pendidik harus mampu mendukung dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didiknya. Guru mata pelajaran sebaiknya mampu menjadi jembatan penghubung antara siswa dengan guru pembimbing (guru BK) sehingga mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA  Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.  PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. Jakarta: Dedpikbud.  Prayitno, dkk. 2003. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas.  Sofyan S. Willis. 2005. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta.  UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Tamita Jaya Utama  Wina Senjaya. 2006. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.