1. Dosen
Dra. Hj. Latifah, MA
Nana Supriyatna Siti Komariah
2. TUJUAN, FUNGSI DAN
PRINSIP BIMBINGAN
DAN KONSELING
Disusun oleh :
Nana Supriyatna & Siti Komariah
Mata Kuliah Bimbingan Konseling
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
3. Rentang Bahasan:
• Tujuan Bimbingan konseling
• Fungsi Bimbingan Konseling
• Prinsip Bimbingan Konseling
4. Fungsi Bimbingan dan konseling
► Sesuai dengan uraian sebelumnya, bimbingan dan
konseling menempati bidang pelayanan mahasiswa dalam
keseluruhan, proses dan kegiatan pendidikan. Dalam
hubungan ini bimbingan dan konseling bertungsi sebagai
pemberi layanan kepada siswa agar masing-masing dapat
berkembang menjadi pribadi mandiri secara optimal.
Secara khusus dilihat dan sifatnya, layanan tersebut dapat
berfungsi pencegahan (preventif) pengembangan, dan
perbaikan (kuratif). Dan dilihat dan hubungan antara siswa
dengan pendidikan sebagai lingkungan, bimbingan dan
konseling memiliki fungsi penyaluran dan penyesuaian
Berikut ini dijelaskan masing-inasing fungsi tersebut.
5. a. Fungsi Pencegahan
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan, artinya
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam
fungsi ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar
terhindar dan berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya tersebut dapat ditempuh melalui program
bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat
seperti kesulitan belajar, kekurangan intormasi, masalah sosial dan
sebagainya dapat dihindari.
Beberapa kegiatan bimbingan yang dapat berfungsi pencegahan, antara
lain:
► Program orientasi, yang memberi kesempatan kepada para
mahasiswa untuk lebih mengenal sekolah sebagai lingkungannya
yang baru. Dalam program ini dapat disampaikan berbagai informasi
seperti:
kurikulum, cara-cara belajar, fasilitas belajar, hubungan
sosial, tata tertib sekolah, informasi pekerjaan , dan
sebagainya.
► Program bimbingan karir, yang membantu para mahasiswa untuk
memperoleh pemahaman diri dan lingkungan yang lebih baik serta
mengembangkannya ke arah pencapaian karir yang sesuai dengan
bakat, minat, cita-cita, dan kemampuan .
► Program pengumpulan data yang memungkinkan diperolehnya data
yang lebih lengkap dan tepat yang amat diperlukan guna
pemahaman pribadi siswa secara lebih mendalam.
6. ► Program kegiatan kelompok, seperti diskusi bermain peranan dinamika
kelompok dan teknik-teknik pendekatan kelompok lainnya. Melalui
kegiatan ini diharapkan para siswa memperoleh pemahaman diri secara lebih
baik di samping meningkatkan pemahaman lingkungan dan kemampuan
mengambil keputusan secara tepat.
► b. Fungsi Penyaluran
► Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah para siswa perlu dibantu agar
memperoleh prestasi yang sebaik-baiknya. Untuk itu setiap siswa hendaknya
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan, sesuai dengan keadaan
pribadinya masing-masing (seperti bakat, minat, kebutuhan, kecakapan, dan
sebagainya).
► Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling membantu siswa mendapatkan
kesempatan penyaluran pribadinya masing-masing. Melalui fungsi penyaluran,
bimbingan dan konseling mengenali masing-masing siswa secara perseorangan,
dan kemudian membantunya dalam penyaluran ke arah kegiatan atas program
yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.
► Bentuk kegiatan bimbingan dan konseling dalam fungsi ini misalnya,
bantuan dalam:
1) memperoleh jurusan yang tepat;
2) menyusun program belajar;
3) pengembangan bakat dan minat;
4) perencanaan karir.
7. ► c. Fungsi Penyesuaian
► Yang dimaksud dengan fungsi penyesuaian adalah bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling berfungsi rnembantu terciptanya penyesuaian
antara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, adanya kesesuaian
antara pribadi siswa dan sekolah sebagai lingkungan merupakan
sasaran fungsi ini.
► Fungsi penyesuaian mempunyai dua arah. Arah pertama adalah
bantuan kepada para siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan sekolah. Arah kedua adalah bantuan dalam
mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan
masing-masing siswa. Jadi, dalam arah kedua ini lingkungan yang
disesuaikan terhadap keadaan siswa. Berikut ini akan dijelaskan kedua
arah fungsi penyesuaian tersebut.
► Pertama, keberhasilan para siswa dalam belajarnya di sekolah banyak
dipengaruhi oleh kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan
Sekolah sebagai suatu “tata sosial budaya tersendiri” ( merupakan
suatu lingkungan tertentu bagi siswa dengan segala tuntutan dan
norma-normanya. Siswa harus mampu menyesuaikan dirinya dalam
lingkungan sekolah yang mungkin berbeda dengan lingkungan
sebelumnya.
► Untuk dapat menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya para siswa
perlu mendapat bantuan yang terarah dan sistematis. Dalam hubungan
ini program bimbingan dan konseling memberikan bantuan kepada
para siswa agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan sebaik-
baiknya di lingkungan sekolah.
Beberapa kegiatan bimbingan dan konseling dalam fungsi ini antara lain:
8. ► 1) orientasi terhadap sekolah, untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai hal
antara lain: kurikulum, cara belajar, fasilitas,
ketentuan akademik, dan sebagainya;
► 2) kegiatan-kegiatan kelompok untuk memperoleh
penyesuaian sosial yang lebih baik;
► 3) pengumpulan data siswa untuk memperoleh
pemahaman diri yang lebih baik sebagai
penyesuaian diri terhadap lingkungan;
► 4) konseling perorangan untuk mengarahkan siswa
demi penyesuaian diri yang lebih baik terhadap
lingkungan.
9. ► Kedua, seperti telah dikemukakan dalam bagian terdahulu,
perbedaan perorangan di antara siswa. Ini berarti bahwa siswa
yang satu berbeda dengan siswa lainnya dalam satu atau
beberapa aspek kepribadiannya. Ada siswa yang cepat dalam
belajar, dan ada pula yang lambat. Demikian pula ada siswa
yang penuh minat terhadap suatu kegiatan, sementara ada pula
sejumlah siswa yang kurang berminat.
► Agar para siswa mendapat kepuasan diri secara optimal perlu
dikembangkan program pendidikan yang disesuaikan dengan
keadaan masing masing siswa. Dengan kata lain perlu adanya
program yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing
siswa. Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling
berfungsi membantu mengenali keadaan pribadi masing-
masing siswa dan kemudian membantu mengembangkan
program-program pendidikan yang disesuaikan dengan
keadaan pribadi masing-masing siswa itu. Program yang
dikembangkan ini dapat berupa program perorangan ataupun
program kelompok, seperti paket program belajar sendiri,
program kegiatan ekstra kurikuler, kegiatan kesenian, kegiatan
keterampilan, dan sebagainya, yang semuanya itu bersifat
pilihan.
10. ► d. Fungsi Perbaikan
► Meskipun fungsi pencegahan, penyaluran, dan
penyesuaian telah dilaksanakan, namun siswa yang
bersangkutan masih mungkin mengalami masalah-
masalah tertentu. Di sinilah fungsi perbaikan dan
pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan.
Dalam hal ini bantuan bimbingan dan konseling
berusaha untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan itu
tentulah amat tergantung pada masalah yang
dihadapi, baik dalam jenisnya, sifatnya, maupun
bentuknya. Pendekatan yang dipakai dalam
pemberian bantuan itu dapat bersifat perorangan
ataupun kelompok, langsung berhadapan dengan
siswa yang bersangkutan, melalui perantaraan orang
lain (misalnya orang tua), ataupun melalui
pengubahan lingkungan.
11. ► e. Fungsi Pengembangan
► Bimbingan dan konseling dapat berfungsi
pengembangan, artinya layanan yang diberikan
dapat membantu para siswa dalam mengembangkan
keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan
mantap. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang
sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik
dimantapkan. Dengan demikian dapat diharapkan
para siswa dapat mencapai perkembangan
kepribadian secara optimal.
► Secara keseluruhan, jika semua fungsi yang
terdahulu telah terlaksana dengan baik dapatlah
dikatakan bahwa siswa yang bersangkutan mampu
berkembang secara wajar, terarah dan mantap
menuju perwujudan dirinya secara optimal.
Keterpaduan semua fungsi tersebut akan sangat
membantu perkembangan siswa secara terpadu
pula.
12. Sasaran Bimbingan dan konseling
Pada dasarya sasaran pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah ialah pribadi siswa secara perseorangan. Ini tidaklah
berarti bahwa pelayanan bimbingan dan konseling bersifat
individualistis yang mengutamakan kepentingan individu di atas
segala-galanya, melainkan bimbingan dan konseling
mempunyai sasaran mengembangkan apa yang terdapat pada
diri tiap-tiap individu secara optimal agar masing-masing
individual dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya sendiri,
lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya. Dalam setiap
kegiatannya pelayanan bimbingan dan konseling, meskipun
kegiatan itu berupa kegiatan kelompok misalnya, berusaha
untuk membina satu atau beberapa kemampuan pribadi individu
yang dibimbing itu dalam berbagai aspeknya, yaitu aspek
akademik, sosial, emosional, sikap, keterampilan dan
sebagainya. Sasaran bimbingan dan konseling ini secara
konseling sebagai disebut terdahulu.
Lebih khusus lagi, sasaran pembinaan pribadi siswa melalui
pelayanan bimbingan dan konseling meliputi tahap-tahap
pengembangkan kemampuan-kemampuan (a) pengungkapan,
pengenalan, dan penerimaan diri; (b) pengenalan lingkungan;
(c) pengambilan keputusan; (d) pengarahan diri; dan (e)
perwujudan diri.
13. Tahap-tahap Pengembangan
Kemampuan
(a) pengungkapan, pengenalan, dan
penerimaan diri;
(b) pengenalan lingkungan;
(c) pengambilan keputusan;
(d) pengarahan diri; dan
(e) perwujudan diri.
14. a. Pengungkapan, Pengenalan dan
Penerimaan
Diri
Pribadi dewasa yang mantap dan berkembang diri
baik ialah apabila individu yang bersangkutan benar-
benar sadar tentang dirinya sendiri. Kesadaran
tentang diri sendiri ini akan tercapai apabila
kemampuan pengungkapan diri dapat berkembang
dengan baik. Seringkali kemampuan pengungkapan
diri tidak serta merta timbul pada diri seseorang,
melainkan memerlukan bantuan orang lain atau alat-
alat tertentu (misalnya tes intelegensi, alat
pengungkapan ciri-ciri kepribadian, dan sebagainya).
Demikianlah beberapa contoh penerimaan diri yang
positif, pelayanan bimbingan dan konseling berusaha
untuk mengembangkan penerimaan diri yang positif
seperti itu.
15. b. Pengenalan Lingkungan
Sebagaimana diketahui hidup manusia ialah dalam
hubungannya dengan lingkungannya. Seorang individu dewasa
tidak hanya dituntut untuk mengenal diri sendiri, melainkan juga
dituntut untuk mengenal lingkungannya. Seperti pada
penerimaan diri sendiri, individu juga hendaknya menerima
lingkungan sebagaimana adanya. Ini tidak berarti bahwa
individu harus ‘nrimo’ atau tunduk saja terhadap lingkungan,
melainkan dia dituntut untuk mampu bensikap positif terhadap
lingkungannya itu. Lingkungan yang kurang menguntungkan
misalnya tidak membuat dia putus asa, melainkan dia
menerimanya secara wajar dan berusaha memperbaikinya.
Dengan kata lain, pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap
positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya.
Perpaduan yang tepat dan serasi antara unsur-unsur pribadi
dan unsur-unsur lingkungan akan dapat membawa keuntungan
timbal balik antara individu dan lingkungannya. Pelayanan
bimbingan dan konseling selalu berusaha membantu
tercapainya perpaduan yang tepat dan serasi ini.
16. c. Pengambilan Keputusan
Setelah siswa mampu mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, tahap berikutnya ialah pembinaan kemampuan
untuk mengambil keputusan. Hal apakah yang paling baik
dilakukan sesuai dengan keadaan diri yang sudah dikenal, dan
diterimanya itu dalam hubungannya dengan keadaan
lingkungan? Pengambilan keputusan yang menyangkut diri
sendiri ini sering kali amat berat dilakukan, lebih-lebih kalau
pada diri seorang siswa masih terjadi pertentangan antara
kenyataan tentang diri sendiri dan penerimaan diri sendiri, serta
pertentangan antara penerimaan diri sendiri dan penerimaan
lingkungan. Di sinilah peranan bimbingan dan konseling untuk
membantu penampilan secara objektif dua unsur, yaitu diri
sendiri dan lingkungan, dan di atas kedua unsur objektif itu
dibangun suatu arah yang positif, yaitu keputusan yang
berkenaan dengan diri individu yang dibimbing.
Perlu dicacat bahwa pengambilan keputusan itu hendaknya
dilakukan oleh individu itu sendiri atau setidak-tidaknya, apabila
pengambilan keputusan itu diprakarsai oleh orang lain
(misalnya oleh konselor), keputusan itu hendaknya disetujui
oleh individu yang dibimbing. Tujuan akhir bimbingan dan
konseling ialah agar individu yang dibimbing mampu mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri.
17. d. Pengarahan Diri
Keputusan yang diambil di atas hendaknya
diwujudkan dalam bentuk kegiatan nyata.
Bagaimanapun bagusnya keputusan apabila tidak
dijalankan tidaklah ada faedahnya. Individu yang
bersangkutan harus berani menerjunkan dirinya
untuk menjalani keputusan yang telah diambilnya
untuk dirinya sendiri itu. Jika seorang siswa telah
memutuskan bahwa dia perlu menghadap wali
kelasnya untuk membicarakan rencana kegiatan
karyawisata, maka dia harus berani melaksanakan
keputusan itu, yaitu menghadap wali kelas.
18. e. Perwujudan Diri
Kemampuan mewujudkan diri merupakan tujuan
akhir dan usaha bimbingan dan konseling. Setiap
individu hendaknya mampu mewujudkankan diri
sendiri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
dasar dan kemungkinan-kemungkinan yang
dimilikinya. Perwujudan diri ini hendaknya terlaksana
tanpa paksaan dan tanpa ketergantungan pada
orang lain. Di samping itu perwujudan diri haruslah
normatif, artinya sejalan dengan norma dan nilai-nilai
yang berlaku di dalam masyarakat. Apabila
kemampuan mewujudkan diri ini benar-benar telah
ada pada diri seseorang maka dia akan mampu
berdiri sendiri dengan pribadi yang bebas dan
mantap. Individu seperti ini terhindar dan keragu-
raguan dan ketakutan serta penuh dengan hal-hal
positif pada dirinya, seperti kreativitas, semangat,
sportivitas, dan sebagainya. Individu ini juga pada
umumnya mampu mengatasi masalah-masalahnya
sendiri.
19. Ruang Lingkup Bimbingan
dan Konseling
a. Segi fungsi
1) pencegahan, 2) pengembangan, 3) penyaluran, 4) penyesuaian,
dan 5) perbaikan.
b. Segi sasaran
bagi seluruh siswa
c. Segi Layanan
1)pengumpulan data, 2) pemberian informasi, 3) penempatan, 4)
layanan lain, 4) alih tangan (referal), 5) penilaian tindak lanjut
d) Segi Masalah
1) Bimbingan pendidikan, 2)bimbingan karir,3) Bimbingan sosial-pribadi-
emosional
20. • Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
• Sesuai dengan pokok-pokok pengertian tersebut di atas, bimbingan
dan konseling di sekolah mempunyai ruang lingkup yang cukup luas.
Ruang lingkup tersebut dapat dilihat dan berbagai segi yaitu dan segi
fungsi, sasaran, layanan, masalah.
• a. Segi fungsi
• Dilihat dan segi fungsinya ruang lingkup bimbingan dan konseling di
sekolah mencakup bimbingan dalam fungsi-fungsi (a) pencegahan, (b)
pengembangan, (c) penyaluran, (d) penyesuaian, dan (e) perbaikan.
Penekanan prioritas pada fungsi-fungsi tertentu pada umumnya
didasarkan pada kemudahan-kemudahan yang tersedia dan pada
permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
• b. Segi sasaran
• Dan segi sasarannya, bimbingan dan konseling di sekolah
diperuntukkan bagi seluruh siswa dengan tujuan agar siswa secara
perseorangan mencapai perkembangan optimal melalui kemampuan
pengungkapan-pengenalan-penerimaan diri dan lingkungan,
pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Dalam
hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, akan
terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling tersebut.
21. • C Segi Layanan
Dilihat dari layanan yang diberikan, kegiatan bimbingan dan konseling
disekolah meliputi layanan-layanan:
• 1) Pengumpulan data data.pdfyaitu kegiatan dalam bentuk
pengumpulan data pengolahan dan penghimpunan berbagai informasi
tentang siswa beserta latar belakangnya. Tujuan layanan ini adalah
untuk memperoleh pemahaman yang objektif terhadap siswa dalam
membantu mereka mencapai perkembangan optimal. daftar pribadi.pdf
• 2) Pemberian informasi yaitu layanan dalam memberikan sejumlah
informasi kepada para siswa. Tujuan layanan ini adalah agar para
siswa memiliki informasi yang memadai baik informasi tentang dirinya
maupun informasi tentang lingkungan. Informasi yang diterima oleh
siswa merupakan bantuan dalam membuat keputusan secara tepat.
• 3) Penempatan yaitu layanan untuk membantu para siswa agar
memperoleh wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Tujuan layanan ini adalah agar setiap siswa dapat mencapai prestasi
optimal sesuai dengan potensinya. Setiap siswa diharapkan
memperoleh wadah yang tepat untuk mengembangkan segala
kemampuan pribadinya.
22. • 4) konseling dan bentuk layanan lainnya yaitu layanan kepada para
siswa yang menghadapi masalah-masalah pribadi melalui teknik
konseling dan teknik pemberian bantuan lainnya. Adapun tujuan
layanan ini adalah agar pada akhirnya siswa yang menghadapi
masalah pribadi mampu memecahkannya sendiri.
• 5) Alih tangan (referal), yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak
lain yang lebih mampu dan berwenang apabila masalah yang ditangani
itu di luar kemampuan dan kewenangan petugas pemberi bantuan
yang terdahulu. Misalnya mengirim siswa ke dokter untuk pemeriksaan
kesehatan, pengiriman ke psikolog untuk pemeriksaan psikologis, dan
sebagainya.
• 6) Penilaian dan tindak lanjut yaitu layanan untuk menilai keberhasilan
usaha bimbingan yang telah diberikan. Sekaligus secara tidak langsung
layanan ini dapat berfungsi untuk menilai keberhasilan program
pendidikan secara keseluruhan.
23. • d. Segi masalah
• Dilihat dan masalah yang dihadapi para
siswa, bimbingan dan konseling di sekolah
mencakup:
• 1. Bimbingan pendidikan yaitu jenis
bimbingan yang membantu para siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah pendidikan.
Yang tergolong masalah-masalah pendidikan
misalnya, pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan, cara belajar, perencanaan
pendidikan, dan sebagainya.
24. • 2) Bimbingan karir yaitu jenis bimbingan yang
membantu siswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah-masalah yang
menyangkut karir seperti: pemahaman
terhadap dunia kerja, perencanaan karir,
penyesuaian pekerjaan, pemilihan lapangan
kerja, dan pemahaman terhadap keadaan
dirinya serta kemungkinan-kemungkinan
pengembangan karir.
• 3) Bimbingan sosial-pribadi-emosional yaitu
jenis bimbingan yang membantu para siswa
dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah sosial-pribadi-emosional
seperti: masalah pergaulan, penyelesaian
konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya.
25. Prinsip pelaksanaan bimbingan konseling
Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu
(guidance is for all individuals).
Bimbingan bersifat individualisasi. Setiap
individu bersifat unik (berbeda satu sama
lainnya)
Bimbingan menekankan hal yang positif.
Bimbingan merupakan usaha bersama
Pengambilan keputusan merupakan hal yang
esensial dalam bimbingan
Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting
(adegan) kehidupan
26. Kita bukan pembatas bagi mereka ……..
Kita Bukan dinding penghalang buat mereka . . . .
Kita adalah Ibu, Ayah, Kaka dan Teman mereka . . . .
Karena mereka bagian dari kita……..
Jadikanlah mereka warna
warni yang dapat menghiasi
dimuka bumi karna dengan
warna warni mereka bumi