Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, perkembangan konsep, prinsip, tujuan, asas, fungsi, kesalahpahaman, dan peranan guru dalam bimbingan dan konseling. Peranan guru meliputi membantu mengenalkan layanan bimbingan dan konseling, mengidentifikasi siswa yang membutuhkan bantuan, mengalihtangani siswa kepada konselor, serta berpartisipasi dalam penanganan masalah siswa.
3. Sub Bab
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
2. Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan Konseling
3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
4. Tujuan Bimbingan dan Konseling
5. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
6. Fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling
7. Kesalahfahaman dalam Bimbingan dan Konseling
8. Peranan Guru dalam Bimbingan dan Konseling
4. Pengertian Bimbingan dan Konseling
M. Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian atau
layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik
dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”
5. Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan Konseling
Miller (1961) meringkas perkembangan bimbingan dan konseling ke dalam lima periode:
1. Pada awal periode, pengertian bimbingan baru mencakup bimbingan jabatan.
2. Pada periode kedua, gerakan bimbingan lebih menekankan pada bimbingan pendidikan.
3. Pada periode ketiga, pelayanan untuk penyelesaian diri mendapat perhatian utama.
4. Periode keempat, gerakan bimbingan menekankan pentingnya proses perkembangan individu.
5. Periode kelima, rekontruksi sosial dan personal.
6. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian
pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah.
Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi
3. Bimbingan menekankan hal yang positif
4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama
5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling
6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan
7. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar
dan bakat), berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan status
ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
8. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
4. Asas Kegiatan
5. Asas Kemandirian
6. Asas Kekinian
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas Kenormatifan
10. Asas Keahlian
11. Asas Alih Tangan Kasus
12. Asas Tut Wuri Handayani
10. Kesalahfahaman dalam Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan dan Konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
2. Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater.
3. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang bersifat insidental.
4. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
5. Bimbingan dan Konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang/tidak normal”.
6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama (gejala) saja.
7. Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan.
8. Petugas Bimbingan dan Konseling di sekolah diperankan sebagai “polisi sekolah”.
9. Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat.
10. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli atau petugas lain
11. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif
12. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
13. Menyama-ratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
14. Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada penggunaan instrumentasi
15. Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat.
11. Peranan Guru dalam Bimbingan dan Konseling
● Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
● Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
● Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing/konselor.
● Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru
pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan,
program pengayaan).
● Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang
pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
● Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
● Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
● Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan
konseling serta upaya tindak lanjutnya.