SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BIMBINGAN DAN KONSELING
KELOMPOK 1:
RIA TALOPANI AZIS (1649040005)
HUSNUL KHOTIMAH SHOBIROH (1649041009)
SRI MEGA KURNIA ANAS (1649041002)
SYAMSIAH (1649040009)
NURUL AZHISYAH PANCARITA (1649042005)
MIRNAWATI HAMZAH (1649041005)
PG PAUD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2017
BIMBINGAN DAN KONSELING
Manusia dilahirkan dengan berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan untuk
mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Potensi-potensi itu tidak mempunyai arti apa-apa
bila tidak dikembangkan dengan baik. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua individu
memahami potensi yang dimilikinya, apalagi pemahaman tentang cara mengembangkannya.
Didalam perjalanan hidupnya, individu juga seringkali menemui berbagai macam masalah.
Lepas dari persoalan yang satu muncul persoalan yang lain, demikianlah seterusnya silih
berganti persoalan itu timbul. Kelihatannya tidak semua individu mampu mengatasi
persoalannya sendiri. Agar mereka dapat mengenali potensi-potensi yang dimilikinya,
mengembangkannya secara optimal, serta menghadapi masalah yang dihadapi diperlukan
bantuan atau bimbingan dari orang lain sehingga mereka dapat berbuat dengan tepat sesuai
dengan potensiatau keadaan yang ada pada dirinya.
Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar –
mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruhan kepribadian anak. Oleh
karena itu, guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana mengajar yang
efektif. Ia harus dapat membantu murid dalam mengembangkan seluruh aspek kepribadian
dan lingkungannya, sepanjang itu memungkinkan secara profesional. Dalam usaha membantu
siswa itu, guru perlu mengetahui landasan, konsep, prosedur, dan praktek bimbingan.
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Menurut Jones (Soetjipto, 2004), Gidance is the help given by one person to another in
making choice and adjustment and in solving problems. Artinya bahwa tugas pembimbing
hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri,
sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing (klien).
Menurut Rochman Natawidjaja (1978) dalam Soetjipto (2004), bimbingan adalah proses
pemberian bantuan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap
kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.
Sedangkan Bimo Walgito (1982: 11) dalam Soetjipto (2004) menyarikan beberapa
rumusan bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga menurutnya bimbingan adalah
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu
dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu
atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat
dikemukakan bahwa bimbingan merupakan:
a. Suatu proses yang berkesinambungan
b. Suatu proses membantu individu
c. Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat
mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/
potensinya
d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami
keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.
Untuk melaksanakan bimbingan tersebut diperlukan petugas yang telah memiliki keahlian
dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan konseling. Sedangkan pengertian
konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Menurut Winkel (1978) dalam
Soetjipto (2004) pelayanan konseling menuntut keahlian khusus, sehingga tidak semua orang
yang dapat memberikan bimbingan mampu memberikan jenis layanan konseling ini.
Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a), konseling adalah suatu
pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu
yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya
dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulan bahwa, pada
umumnya konseling dilaksanakan secara individual dalam suatu perjumpaan tatap muka,
sehingga dibutuhkan seorang yang ahli. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini
diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien, sehingga individu yang
menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuannya
sendiri. Kegiatan bimbingan dan konseling tersebut berbeda dengan kegiatan mengajar.
Perbedaan itu antara lain:
a. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih dahulu
dan target pencapaian tujuan tersebut sama untuk seluruh siswa dalam satu kelas atau
satu tingkat. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling target pencapaian tujuan lebih
bersifat individual atau kelompok.
b. Pembicaraan dalam kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan pada pemberian
informasi, atau pembuktian dalam suatu masalah, sedangkan pembicaraan dalam
konseling lebih ditujukan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi klien.
c. Dalam kegiatan mengajar, para siswanya belum tentu mempunyai masalah yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan, sedangkan dalam kegiatan bimbingan dan
konseling pada umumnya klien telah/sedang menghadapi masalah.
d. Untuk melaksanakan bimbingan dan konseling, bagi konselor dituntut suatu
keterampilan khusus dan berbeda dengan tuntutan bagi seorang guru/pengajar.
B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah
Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal diluar bidang garapan
pengajaran, tetapi tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar
dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh (Mortensen &
Schemuller, 1969). Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu
keberadaannya di setiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, Seperti
dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro (1982), sebagai berikut:
a. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam
waktu sekian jam ( 6 jam) hidupnya berada di sekolah
b. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik
dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi
berbagai macam kesulitan.
Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely
yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat
membantu guru, dalam hal:
a. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang
mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru
b. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi
proses belajar-mengajar
c. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif
d. Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.
C. Tujuan Bimbingan di Sekolah
Secara umum tujuan layanan bimbingan adalah membantu mengatasi berbagai macam
kesulitan yang dihadapi siswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar yang efektif dan
efesien. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan
di sekolah adalah membantu siswa:
1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehinggga memperoleh prestasi belajar yang
tinggi
2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada saat
proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial
3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani
4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi
5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan
jenis pekerjaan setelah mereka tamat
6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional di
sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri,
terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
Downing (1968) dalam Soetjipto (2004) juga mengemukakan pendapat bahwa tujuan
layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri,
yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis mereka,
merealisasikan keinginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
D. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa
Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang mengerti bahwa dia
mempunyai masalah tetapi tidak tahu bagaimana mengatasinya, dan ada juga yang tidak
mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu.
Apabila masalanya itu belum teratasi, mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik,
karena konsentrasinya akan terganggu. Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas,
maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam: (1) bimbingan belajar, (2)
bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
1. Bimbingan Belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan kegiatan belajar baik disekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain
meliputi:
a. Cara belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual
b. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
c. Efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
d. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
e. Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Selain itu, Winkel (1978) dalam Soetjipto (2004) mengatakan bahwa layanan
bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain
dalam hal:
a. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi
mereka, baik sekarang maupun yang akan datang
b. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah
hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalh hubungan dengan orang
tua/keluarga, dan sebagainya.
2. Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial dimaksudkan agar siswa dapat melakukan penyesuaian diri terhadap
teman sebayanya baik di sekolah maupun di luar sekolah (Downing, 1978). Bimbingan
sosial juga dimaksudkan untuk membantu para siswa dalam memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana
belajar-mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini
dimaksudkan untuk:
a. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
b. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
c. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu
3. Bimbingan dalam Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi
Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-
masalah pribadi, yang dapat menganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang mempunyai
masalah dan belum dapat diatasi/dipecahkan, akan cenderung terganggu konsentrasinya
dalam belajar, dan akibatnya prestasi belajar yang dicapainya rendah. Dalam kurikulum
SMA tahun 1975 Buku III C tentang Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan dinyatakan ada
beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantua konseling, yaitu masalah akibat
konflik antara:
a. Perkembangan intelektual dengan emosionalnya
b. Bakat dengan aspirasi lingkungannya
c. Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
d. Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
e. Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
f. Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan dan keengganan
mengambil pilihan
Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan muda-mudi.
Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan bimbingan di sekolah
sangat bermanfaat, terutama dalam membantu:
a. Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan
b. Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan
belajar-mengajar
c. Menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna
d. Meningkatkan motivasi belajar siswa
e. Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.
E. Landasan Bimbingan dan Konseling
Menurut winkel (1991) landasan-landasan dari bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut:
a. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri
dan mempunyai potensi untuk berkembang
b. Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu
c. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan
yang dibimbing.
d. Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang
dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights)
e. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-
bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis
f. Pelayanan yang ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang
bermasalah saja
g. Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus-menerus,
berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak
F. Prinsip-Prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Berikut ini rumusan prinsip-prinsip bimbingan yang dituangkan dalam kurikulum SMA
tahun 1975 buku III C tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, yang selanjutnya akan
diganti dengan Pedoman Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 1994.
1. Prinsip-Prinsip Umum
a. Bimbingan berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu
b. Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing
c. Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang
bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri dalam menghadapi
kesulitan-kesulitannya
d. Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang
bersangkutan
e. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang
memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para
pembantunya serta dapat dan bersedia memepergunakan sumber-sumber yang
berguna di luar sekolah
f. Program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur untuk
mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian
antara pelaksana dan rencana yang dirumuskan terdahulu.
2. Prinsip-Prinsip yang Berhubungan dengan Individu yang Dibimbing
a. Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa
b. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu
c. Program bimbingan harus berpusat kepada siswa
d. Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang
bersangkutan secara serba serba ragam dan serba luas
e. Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang
dibimbing
f. Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat membimbing
dirinya sendiri.
3. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubugan dengan Individu yang Memberikan
Bimbingan
a. Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan,
pengalaman, dan kemampuannya
b. Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta
keahliannya melalui berbagai bidang latihan penataran.
c. Konselor hendaknya selalu mempergunakan informasi yang tersedia mengenai
individu yang dibimbing beserta lingkungannya
d. Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu
yang dibimbingnya
e. Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat
dalam melakukan tugasnya
f. Konselor hendaknya memeperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian dalam
bidang: minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan
perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
4. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubugan dengan Organisasi dan Administrasi
Bimbingan
a. Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan
b. Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative record)
bagi setiap individu (siswa)
c. Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang
bersangkutan
d. Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik
e. Bimbingan harus dilaksanakan dalama situasi individual dan dalam situasi
kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam
memecahkan masalah itu
f. Sekolah harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang
menyelenggarakan layanan yang berhubungan dengan bimbingan penyuluhan pada
umumnya
g. Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan
bimbingan.
G. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Asas merupakan segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar
kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang memuaskan.
Dalam kegiatan/layanan bimbingan dan konseling menurut Prayitno (1982) ada beberapa asas
yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Keterbukaan
3. Asas Kesukarelaan
4. Asas Kekinian
5. Asas Kegiatan
6. Asas Kedinamisan
7. Asas Keterpaduan
8. Asas Kenormatifan
9. Asas Keahlian
10. Asas Alih Tangan
11. Asas Tut Wuri Handayani
H. Kode Etik Bimbingan dan Konseling
Winkel (1992) berpendapat bahwa kode etik jabatan ialah pola ketentuan/aturan/tata cara
yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Sehubungan
dengan itu, Bimo Walgito (1980) mengemukakan beberapa butir rumusan kode etik
bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan
penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang
sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya
3. Pekerjaan pembimbing langsung berkaitan dengan kehidupan pribadi orang seperti
yang telah dikemukakan maka seorang pembimbing harus:
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya
b. Menunjukkan rasa hormat kepada klien
c. Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien
d. Pembimbing tidak diperkenankan:
1) Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih
2) Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan
3) Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak
baik bagi klien
4) Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien tersebut.
e. Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di luar
keahliannya maupun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam melaksanakan
bimbingan dan konseling
f. Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang
memerlukan pengabdian penuh.
Selain itu, rumusan kode etik bimbingan dan konseling juga dirumuskan oleh Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia, yang dikutip oleh Syahril dan Riska Ahmad (1986), yaitu:
a. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribadi , integritas, dan keyakinan klien
b. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan pribadi
pembimbing/konselor sendiri
c. Pembimbing/konselor tidak membedakan klien atas dasar suku, bangsa, warna kulit,
kepercayaan atau status sosial ekonominya
d. Pembimbing/konselor dapat menguasai dirinya dalam arti kata berusaha untuk
mengerti kekurangan-kekurangannya dan prasangka-prasangka yang ada pada dirinya
yang dapat mengakibatkan rendahnya mutu layanan yang akan diberikan serta
merugikan klien
e. Pembimbing/konselor mempunyai serta memperlihatkan sifat-sifat rendah hati,
sederhana, sabar, tertib, dan percaya pada hidup sehat
f. Pembimbing/konselor terbuka terhadap saran atau pandangan yang diberikan
kepadanya, dalam hubungannya dengan ketentuan-ketentuan tingkah laku profesional
sebagaimana dikemukakan dalam kode etik bimbingan dan konseling
g. Pembimbing/konselor memiliki sifat tanggung jawab, baik terhadap lembaga dan
orang-orang yang dilayani maupun terhadap profesinya
h. Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya setinggi mungkin
i. Pembimbing/konselor menguasai pengetahuan dasar yang memadai tentang hakikat
dan tingka laku orang, serta tentang teknik dan prosedur layanan bimbingan guna
memberikan layanan dengan sebaik-baiknya
j. Seluruh catatan tentang diri klien merupakan informasi yang bersifat rahasia, dan
pembimbing menjaga kerahasiaan ini
k. Sesuatu tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya
l. Testing psikologi baru boleh diberikan dalam penanganan kasus dan keperluan lain
yang membutuhkan data tentang sifat atau diri kepribadian seperti taraf inteligensi,
minat, bakat, dan kecendrungan-kecendrungan dalam diri pribadi seseorang
m. Data hasil tes psikologis harus diintegrasikan dengan informasi lainnya yang diperoleh
dari sumber lain, serta harus diperlakukan setaraf dengan informasi lainnya itu
n. Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai alasan
digunakannya tes psikologi dan hubungannya dengan masalah yang dihadapi klien
o. Hasil tes psikologi harus diberitahukan kepada klien dengan disertai dengan alasan-
alasan tentang kegiatannya dan hasil tersebut dapat diberitahukan pada pihak lain,
sejauh pihak yang diberitahu itu ada hubungannya dengan usaha bantuan pada klien
dan tidak merugikan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto. 2004. Profesi keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

More Related Content

What's hot

makalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingmakalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingSanti Susanti
 
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMATUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMArina_nurjanah96
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahNurul Khotimah
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingdirta07
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosialrizkyaden
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073Amer Al-Rudy
 
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanakAssignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanakSherly Jewinly
 
Bimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKBimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKAna Onana
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELINGAlexandria Madinah
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingYunita Sari
 
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di SekolahKonsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolahyayuzuliantini25
 
Konsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajarKonsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajarfeni oetari
 
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahJenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahMawar Defi Anggraini
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingMara Sutan Siregar
 
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...rahmawati904635
 
Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingNota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingHazel Bug
 

What's hot (20)

makalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anakmakalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anak
 
makalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingmakalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konseling
 
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMATUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073
 
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanakAssignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
 
Bimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKBimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BK
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
 
bimbingan belajar
bimbingan belajarbimbingan belajar
bimbingan belajar
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
 
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di SekolahKonsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
 
Konsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajarKonsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajar
 
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konselingSejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
 
BK PRIBADI SOSIAL
BK PRIBADI SOSIALBK PRIBADI SOSIAL
BK PRIBADI SOSIAL
 
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahJenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konseling
 
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
 
Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingNota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
 

Similar to Bimbingan dan Konseling

Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajayaAdymaz
 
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARBIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARRamdhan Urpalr
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingDede Kurnia
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingMozanni Tia
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konselingBoyolali
 
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...SMPN 4 Kerinci
 
Model dan pola layanan
Model dan pola layananModel dan pola layanan
Model dan pola layananUnnes
 
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]HERI YANTO
 
Profesi Kependidikan : Konsep Konseling
Profesi Kependidikan : Konsep KonselingProfesi Kependidikan : Konsep Konseling
Profesi Kependidikan : Konsep KonselingAnisa Nur Lail
 
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)Herney Aqilah Kay
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)Subekti Bano
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLanggeng Prayogo
 

Similar to Bimbingan dan Konseling (20)

Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
 
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARBIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konseling
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konseling
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
 
Model dan pola layanan
Model dan pola layananModel dan pola layanan
Model dan pola layanan
 
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
 
Bimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptxBimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptx
 
Hakikat BK
Hakikat BKHakikat BK
Hakikat BK
 
Profesi Kependidikan : Konsep Konseling
Profesi Kependidikan : Konsep KonselingProfesi Kependidikan : Konsep Konseling
Profesi Kependidikan : Konsep Konseling
 
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Bimbingan dan Konseling

  • 1. BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK 1: RIA TALOPANI AZIS (1649040005) HUSNUL KHOTIMAH SHOBIROH (1649041009) SRI MEGA KURNIA ANAS (1649041002) SYAMSIAH (1649040009) NURUL AZHISYAH PANCARITA (1649042005) MIRNAWATI HAMZAH (1649041005) PG PAUD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TAHUN AJARAN 2017
  • 2. BIMBINGAN DAN KONSELING Manusia dilahirkan dengan berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Potensi-potensi itu tidak mempunyai arti apa-apa bila tidak dikembangkan dengan baik. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua individu memahami potensi yang dimilikinya, apalagi pemahaman tentang cara mengembangkannya. Didalam perjalanan hidupnya, individu juga seringkali menemui berbagai macam masalah. Lepas dari persoalan yang satu muncul persoalan yang lain, demikianlah seterusnya silih berganti persoalan itu timbul. Kelihatannya tidak semua individu mampu mengatasi persoalannya sendiri. Agar mereka dapat mengenali potensi-potensi yang dimilikinya, mengembangkannya secara optimal, serta menghadapi masalah yang dihadapi diperlukan bantuan atau bimbingan dari orang lain sehingga mereka dapat berbuat dengan tepat sesuai dengan potensiatau keadaan yang ada pada dirinya. Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar – mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruhan kepribadian anak. Oleh karena itu, guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana mengajar yang efektif. Ia harus dapat membantu murid dalam mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya, sepanjang itu memungkinkan secara profesional. Dalam usaha membantu siswa itu, guru perlu mengetahui landasan, konsep, prosedur, dan praktek bimbingan. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Jones (Soetjipto, 2004), Gidance is the help given by one person to another in making choice and adjustment and in solving problems. Artinya bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing (klien). Menurut Rochman Natawidjaja (1978) dalam Soetjipto (2004), bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. Sedangkan Bimo Walgito (1982: 11) dalam Soetjipto (2004) menyarikan beberapa rumusan bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga menurutnya bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan: a. Suatu proses yang berkesinambungan b. Suatu proses membantu individu
  • 3. c. Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/ potensinya d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya. Untuk melaksanakan bimbingan tersebut diperlukan petugas yang telah memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan konseling. Sedangkan pengertian konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Menurut Winkel (1978) dalam Soetjipto (2004) pelayanan konseling menuntut keahlian khusus, sehingga tidak semua orang yang dapat memberikan bimbingan mampu memberikan jenis layanan konseling ini. Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a), konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulan bahwa, pada umumnya konseling dilaksanakan secara individual dalam suatu perjumpaan tatap muka, sehingga dibutuhkan seorang yang ahli. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien, sehingga individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuannya sendiri. Kegiatan bimbingan dan konseling tersebut berbeda dengan kegiatan mengajar. Perbedaan itu antara lain: a. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih dahulu dan target pencapaian tujuan tersebut sama untuk seluruh siswa dalam satu kelas atau satu tingkat. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling target pencapaian tujuan lebih bersifat individual atau kelompok. b. Pembicaraan dalam kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan pada pemberian informasi, atau pembuktian dalam suatu masalah, sedangkan pembicaraan dalam konseling lebih ditujukan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi klien. c. Dalam kegiatan mengajar, para siswanya belum tentu mempunyai masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, sedangkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling pada umumnya klien telah/sedang menghadapi masalah. d. Untuk melaksanakan bimbingan dan konseling, bagi konselor dituntut suatu keterampilan khusus dan berbeda dengan tuntutan bagi seorang guru/pengajar. B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal diluar bidang garapan pengajaran, tetapi tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh (Mortensen & Schemuller, 1969). Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu
  • 4. keberadaannya di setiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, Seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro (1982), sebagai berikut: a. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam ( 6 jam) hidupnya berada di sekolah b. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan. Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru, dalam hal: a. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru b. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar-mengajar c. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif d. Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya. C. Tujuan Bimbingan di Sekolah Secara umum tujuan layanan bimbingan adalah membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar yang efektif dan efesien. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa: 1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehinggga memperoleh prestasi belajar yang tinggi 2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial 3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani 4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi 5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat 6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas. Downing (1968) dalam Soetjipto (2004) juga mengemukakan pendapat bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri, yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis mereka, merealisasikan keinginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
  • 5. D. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang mengerti bahwa dia mempunyai masalah tetapi tidak tahu bagaimana mengatasinya, dan ada juga yang tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalanya itu belum teratasi, mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik, karena konsentrasinya akan terganggu. Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam: (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi. 1. Bimbingan Belajar Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik disekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi: a. Cara belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual b. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar c. Efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran d. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu e. Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran Selain itu, Winkel (1978) dalam Soetjipto (2004) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal: a. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang b. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalh hubungan dengan orang tua/keluarga, dan sebagainya. 2. Bimbingan Sosial Bimbingan sosial dimaksudkan agar siswa dapat melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik di sekolah maupun di luar sekolah (Downing, 1978). Bimbingan sosial juga dimaksudkan untuk membantu para siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar-mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk: a. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai b. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai c. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu 3. Bimbingan dalam Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah- masalah pribadi, yang dapat menganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/dipecahkan, akan cenderung terganggu konsentrasinya dalam belajar, dan akibatnya prestasi belajar yang dicapainya rendah. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C tentang Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan dinyatakan ada
  • 6. beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantua konseling, yaitu masalah akibat konflik antara: a. Perkembangan intelektual dengan emosionalnya b. Bakat dengan aspirasi lingkungannya c. Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya d. Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya e. Situasi sekolah dengan situasi lingkungan f. Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan dan keengganan mengambil pilihan Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan muda-mudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan bimbingan di sekolah sangat bermanfaat, terutama dalam membantu: a. Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan b. Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar-mengajar c. Menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna d. Meningkatkan motivasi belajar siswa e. Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar. E. Landasan Bimbingan dan Konseling Menurut winkel (1991) landasan-landasan dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang b. Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu c. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang dibimbing. d. Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights) e. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang- bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis f. Pelayanan yang ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja g. Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus-menerus, berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak F. Prinsip-Prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah Berikut ini rumusan prinsip-prinsip bimbingan yang dituangkan dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, yang selanjutnya akan diganti dengan Pedoman Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 1994. 1. Prinsip-Prinsip Umum a. Bimbingan berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu b. Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing
  • 7. c. Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan-kesulitannya d. Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan e. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia memepergunakan sumber-sumber yang berguna di luar sekolah f. Program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksana dan rencana yang dirumuskan terdahulu. 2. Prinsip-Prinsip yang Berhubungan dengan Individu yang Dibimbing a. Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa b. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu c. Program bimbingan harus berpusat kepada siswa d. Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba serba ragam dan serba luas e. Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing f. Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat membimbing dirinya sendiri. 3. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubugan dengan Individu yang Memberikan Bimbingan a. Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya b. Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui berbagai bidang latihan penataran. c. Konselor hendaknya selalu mempergunakan informasi yang tersedia mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya d. Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbingnya e. Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan tugasnya f. Konselor hendaknya memeperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian dalam bidang: minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan. 4. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubugan dengan Organisasi dan Administrasi Bimbingan a. Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan b. Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative record) bagi setiap individu (siswa) c. Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan
  • 8. d. Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik e. Bimbingan harus dilaksanakan dalama situasi individual dan dalam situasi kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan masalah itu f. Sekolah harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang menyelenggarakan layanan yang berhubungan dengan bimbingan penyuluhan pada umumnya g. Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan bimbingan. G. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Asas merupakan segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang memuaskan. Dalam kegiatan/layanan bimbingan dan konseling menurut Prayitno (1982) ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Asas Kerahasiaan 2. Asas Keterbukaan 3. Asas Kesukarelaan 4. Asas Kekinian 5. Asas Kegiatan 6. Asas Kedinamisan 7. Asas Keterpaduan 8. Asas Kenormatifan 9. Asas Keahlian 10. Asas Alih Tangan 11. Asas Tut Wuri Handayani H. Kode Etik Bimbingan dan Konseling Winkel (1992) berpendapat bahwa kode etik jabatan ialah pola ketentuan/aturan/tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Sehubungan dengan itu, Bimo Walgito (1980) mengemukakan beberapa butir rumusan kode etik bimbingan dan konseling sebagai berikut: 1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling 2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya 3. Pekerjaan pembimbing langsung berkaitan dengan kehidupan pribadi orang seperti yang telah dikemukakan maka seorang pembimbing harus: a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya b. Menunjukkan rasa hormat kepada klien c. Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien d. Pembimbing tidak diperkenankan:
  • 9. 1) Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih 2) Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan 3) Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien 4) Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien tersebut. e. Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di luar keahliannya maupun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling f. Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian penuh. Selain itu, rumusan kode etik bimbingan dan konseling juga dirumuskan oleh Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia, yang dikutip oleh Syahril dan Riska Ahmad (1986), yaitu: a. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribadi , integritas, dan keyakinan klien b. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan pribadi pembimbing/konselor sendiri c. Pembimbing/konselor tidak membedakan klien atas dasar suku, bangsa, warna kulit, kepercayaan atau status sosial ekonominya d. Pembimbing/konselor dapat menguasai dirinya dalam arti kata berusaha untuk mengerti kekurangan-kekurangannya dan prasangka-prasangka yang ada pada dirinya yang dapat mengakibatkan rendahnya mutu layanan yang akan diberikan serta merugikan klien e. Pembimbing/konselor mempunyai serta memperlihatkan sifat-sifat rendah hati, sederhana, sabar, tertib, dan percaya pada hidup sehat f. Pembimbing/konselor terbuka terhadap saran atau pandangan yang diberikan kepadanya, dalam hubungannya dengan ketentuan-ketentuan tingkah laku profesional sebagaimana dikemukakan dalam kode etik bimbingan dan konseling g. Pembimbing/konselor memiliki sifat tanggung jawab, baik terhadap lembaga dan orang-orang yang dilayani maupun terhadap profesinya h. Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya setinggi mungkin i. Pembimbing/konselor menguasai pengetahuan dasar yang memadai tentang hakikat dan tingka laku orang, serta tentang teknik dan prosedur layanan bimbingan guna memberikan layanan dengan sebaik-baiknya j. Seluruh catatan tentang diri klien merupakan informasi yang bersifat rahasia, dan pembimbing menjaga kerahasiaan ini k. Sesuatu tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya l. Testing psikologi baru boleh diberikan dalam penanganan kasus dan keperluan lain yang membutuhkan data tentang sifat atau diri kepribadian seperti taraf inteligensi, minat, bakat, dan kecendrungan-kecendrungan dalam diri pribadi seseorang m. Data hasil tes psikologis harus diintegrasikan dengan informasi lainnya yang diperoleh dari sumber lain, serta harus diperlakukan setaraf dengan informasi lainnya itu
  • 10. n. Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai alasan digunakannya tes psikologi dan hubungannya dengan masalah yang dihadapi klien o. Hasil tes psikologi harus diberitahukan kepada klien dengan disertai dengan alasan- alasan tentang kegiatannya dan hasil tersebut dapat diberitahukan pada pihak lain, sejauh pihak yang diberitahu itu ada hubungannya dengan usaha bantuan pada klien dan tidak merugikan klien.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Soetjipto. 2004. Profesi keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.