SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
1
OUTLINE BAHAN AJAR
BAB I PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pengertian bimbingan
2. Pengertian konseling
3. Tujuan bimbingan dan konseling
4. Kesalahpahaman bimbingan dan konseling
5. Fungsi bimbingan dan konseling
6. Tugas dan latihan
BAB II ARAH KEBIJAKAN PENGEMBAGAN DAN KODE
ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Kecenderungan dan arah baru bimbingan
dan konseling
2. Esensi bimbingan dan konseling
perkembangan
3. Implikasi bagi konselor
4. Sistem manajemen yang mendukung
5. Kompetensi konselor
6. Tugas dan latihan
BAB III PRIBADI KONSELOR
1. Karakteristik guru bimbingan dan konseling
2. Tugas dan latihan
2
BAB IV KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING
PERKEMBANGAN
1. Asumsi bimbingan dan konseling
perkembangan
2. Tugas perkembangan sebagai dasar
layanan bimbingan dan konseling
3. Tugas dan latihan
BAB V TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Bimbingan kelompok
2. Konseling individual
3. Konseling kelompok
4. Konsultasi
5. Kolaborasi dengan personel sekolah, orang
tua, dan masyarakat
6. Pengajaran remedial
7. Penggunaan teknologi dalam layanan
bimbingan dan konseling
8. Tugas dan latihan
BAB VI KONTEKS BUDAYA DALAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
1. Konsep konseling antar atau lintas budaya
2. Pendekatan konseling lintas budaya
3. Model konseling lintas budaya
4. Tugas dan latihan
3
BAB 1. PENGERTIAN BIMBINGANDAN KONSELING
A. PENGERTIAN
Layanan bimbingan dan konseling adalah upaya untuk
membantu peserta didik agar mampu mengembangkan
diri secara pribadi, sosial, dan belajar serta karier. Layanan
bimbingan dan konseling bisa dilakukan secara perorangan
dan kelompok, serta klasikal. Layanan bimbingan
memberikan bantuan agar peserta didik mengetahui
kebutuhan, bakat, minat dan nilai-nilai yang dianut
berdasarkan pengalaman penting dalam kehidupannya.
Layanan bimbingan memberikan arah bagi individu untuk
menemukan cara belajar yang efektif sesuai dengan bakat
dan kemampuan yang dimiliki. Melalui layanan bimbingan
individu diharapkan mampu mengetahui dan
merencanakan masa depan karir yang diharapkan.
Kegiatan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan
baik apabila dirangkai dalam suatu program bimbingan.
Untuk mewujudkan suatu program bimbingan dan
konseling yang baik harus didasarkan pada prinsip-prinsip
dan bidang layanan yang ingin dicapai. Bidang layanan
4
bimbingan dan konseling mengacu pada definisi bimbingan
dan konseling.
Secara etimologis bimbingan dan konseling terdiri dari atas
dua kata “ Bimbingan” (guidance ) dan “konseling”
(diadopsi dari kata counseling). Kata guidance yang berasal
dari “guide” mempunyai beberapa arti:
1. Menunjukkan jalan
2. Memimpin
3. Mengatur
4. Mengarahakan
5. Memberi nasehat
Istilah “guidance” memiliki makna bantuan, pertolongan
atau tuntunan. Makna yang terkandung dalam arti
“guidance” adalah makna dalam konteks psikologis.
Batuan, pertolongan dan tuntunan dalam layanan
bimbingan adalah bantuan secara psikologis. Ada beberapa
syarat yang harus terpenuhi agar bantuan yang diberikan
dapat dikatakan sebagai layanan bimbingan, yaitu:
1. Ada tujuan yang jelas untuk apa bantuan itu di
berikan.
5
Bantuan diberikan diberikan tidak hanya sekedar
memberikan bantuan tanpa ada tujuan yang berarti.
Misalnya ketika seorang Pendidik yang memberikan
arahan dan nasehat kepada para siswa agar mereka
bisa lebih baik.
2. Harus terencana (tidak insidenstil).
Layanan bimbingan tidak dilakukan hanya karena
semata-mata diperlukan pada waktu tertentu.
Misalnya: Pendidik khusunya guru BK memberikan
program bimbingan terencana mulai dari
mempersiapkan tes kemampuan umum sampai
layanan bimbingan terprogram untuk membantu siswa
mengetahui kemampuannya selanjutnya dari sini
siswa akan belajar mengenal dan mengetahui
kemampuan yang dimiliki dan mampu merencanakan
masa depan karirnya.
3. Berproses dan sistematis (melalaui tahapan–tahapan
tertentu).
Layanan Bimbingan diberikan melalui tahapan-
tahapan tertentu. Layanan bimbingan tidak lantas
6
sekali tatap muka tanpa ada kelanjutan ataupun
evaluasi.
4. Mengggunakan cara–cara pendekatan tertentu.
Pelayanan bimbingan konseling harus menggunakan
pendekatan tertentu dan berbeda sesuai dengan
masalah dan individu yang bersangkutan.
5. Dilakukan oleh seorang ahli (memiliki pengetahuan
tentang bimbingan).
Tidak semua orang bisa melakukan bimbingan.
Bimbingan biasanya dilakukan oleh orang ahli dengan
sertifikat khusus misalnya, Psikologis, guru BK, atau
guru dengan tugas khusus.
6. Dievaluasi untuk mengetahui hasil setelah diberi
bantuan.
Setelah layanan bimbingan diberikan perlu dilakukan
evaluasi untuk mengetahui hasil dari layanan yang
telah diberikan. Selain itu dengan mengadakan evalasi
dapat direncanakan pula kegiatan apa yang bisa
dilakukan selanjutnya terkait masalah yang dihadapi
oleh individu
7
Untuk memahami pengertian bimbingan, perlu
dipertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan
oleh para ahli berikut :
1. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
anak atau kelompok anak dari segala umur tanpa
memandang jenis kelamin yang mengalami problem
(kesulitan hidup), supaya anak/kelompok anak itu,
dapat menentukan problemnya sendiri, dapat
memecahkan sendiri sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup yang baik lahir maupun batin.
(Tohirin)
2. Menurut Shertzer dan Stone bimbingan adalah proses
membantu orang perorangan untuk memahami
dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya
3. Bimbingan yaitu proses pemberian bantuan yang
terus-menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai
kemampuan untuk memahami dirinya (Moh.Surya).
4. Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan
bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang
8
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
5. Selanjutnya menurut buku pelaksanaan bimbingan
dan konseling tahun 1994. "Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan".
Apabila ditinjau dari sudut bahasa maka bimbingan
merupakan suatu bantuan kepada individu yang berasal
pada pengalaman individu untuk membantu dirinya sendiri
sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengalaman individu
memiliki pengaruh penting dalam kehidupan selanjutnya.
Pemaknaan terhadap pengalaman yang telah dijalani akan
membuat hidup seseorang memiliki arti, nilai-nilai yang
dianutnya. Pengertian bimbingan adalah proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan oleh seorang yang
9
ahli (konselor) secara terus menerus sehingga individu
dapat memahami dirinya dan mengarahkan diri sesuai
dengan tuntutan diri, keluarga dan masyarakatnya.
Bimbingan bersifat pencegahan agar individu dapat
mengetahui sejak dini akibat dari perbuatan yang akan
dipilihnya. Dengan bimbingan individu mendapat informasi
yang lebih akurat dari bimbingan seorang konselor.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan agar individu
memiliki pilihan dan alternatif yang bijaksana untuk
memutuskan perbuatan yang akan dipilihnya. Karena
setiap manusia akan memilih pilihan yang perlu
dipertimbangkan secara rasional. Bimbingan akan
memberikan manfa’at bagi individu untuk melakukan
analisis diri akan pengalaman, pengetahuan, ke-
terampilan yang dimiliki dan perlu dikembangkan untuk
mencapai perkembangan individu yang optimal.
Bimbingan adalah usaha membantu individu untuk
memberikan invormasi pengetahuan, pengalaman,
keterampilan, sikap yang akan berfungsi pada
pengembangan diri individu. Pelayanan bimbingan di
lembaga pendidikan formal dapat terlaksana dengan
10
mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-
kegiatan akan terlaksana dalam rangka suatu pro- gram
bimbingan (guidance program). Dalam program bimbingan
terdapat beberapa kom- ponen yaitu saluran-saluran
formal untuk melayani para siswa, orang tua, tenaga
kependidikan (guru dan staf). (Winkel 1991).
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa
bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang individu dalam hal
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih,
menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep
dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Istilah konseling diadopsi dari bahasa inggris “ counseling”
didalam kamus memiliki beberapa arti yaitu “nasehat ,
anjuran, pembicaraan” . Konseling secara etimologis berarti
pemberian nasehat, anjuran, pembicaraan bertukar pikiran.
Secara terminologis konseling juga di konsepsikan sangat
beragam oleh para pakar bimbingan dan konseling karena
11
memiliki satu sama lain ada kesamaannya. Kesamaan makna
dalam konseling setidaknya dapat dilihat dari kunci tentang
konseling dalam tataran praktik, di mana konseling
merupakan :
1. Proses pertemuan tatap muka atau hubungan timbal
balik antara pembimbing (konselor ) denga klien (
siswa )
2. Dalam proses pertemuan atau hubungan timbal balik
tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut
dengan wawancara konseling.
3. Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling
merupakan proses hubungan antar pribadi dimana
orang yang satu membantu orang lainya untuk
meningkatkan pemahaman dan kecakapan
menemukan masalahnya.
4. Jadi konselling merupakan pertemuan tatap muka
(wawancara) antara konselor dengan klien yang
berusaha memecahkan sebuah masalah dengan
mempertimbangkanya bersama – sama sehingga
dapat memecahakan masalahanya berdasarkan
penentuan sendiri.
12
5. Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling
dikemukakan oleh para ahli, dapat dinyatakan bahwa
bimbingan dan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematik, yang dilakukan oleh
seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus
untuk itu, dengan tujuan individu dapat memahami
dirinya, lingkunganya untuk mengembangkan potensi
dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan
kesejahteraan masyarakat.
B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tujuan Umum adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang
dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat),
berbagai latar belakang yang ada ( latar belakang
keluarga, pendidikan status ekonomi), serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya.
Tujuan khususnya merupakan penjabaran tujuan
umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan
permasalahan yang dialami oleh individu yang
13
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas
permasalahannya itu.
C. KESALAHPAHAMAN DALAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
1. Bimbingan dan Konseling disamakan saja dengan atau
dipisahkan sama sekali dari pendidikan
2. Konselor di Sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
3. Bimbingan dan Konseling diangap semata-mata
sebagai proses pemberian nasehat
4. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya
menangani masalah yang bersifat insidental
5. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk klien-
klien tertentu saja
6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan
/atau “kurang normal”
7. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
8. Konselor harus aktif , sedangkan pihak lain pasif
9. menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling
dapat dilakukan oleh siapa saja
10. Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada
keluhan pertama saja
14
11. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling
dengan pekerjaan dokter dan Psikiater
12. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling
segera dilihat
13. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya
pada penggunaan instrumentasi bimbingan dan
konseling (Misalnya Tes, Inventori, Angket dan ALat
pengungkap lainnya)
14. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya
menangani masalah-masalah yang ringan saja
D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan
upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli
2. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama)
15
3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan
erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli
yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya
6. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya
secara dinamis dan konstruktif.
16
7. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling untuk membantu konseli sehingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan
dan bertindak (berkehendak).
8. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada
konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
9. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling untuk membantu konseli supaya dapat
menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif
yang telah tercipta dalam dirinya.
E. TUGAS DAN LATIHAN
ANALISIS KASUS
Andi adalah seorang siswa di kelas 8 Sekolah
Menengah Pertama di sebuah desa di Manado. Pada
awal kelas 8 di semester awal Andi menunjukkan
perkembangan yang baik, hal ini dapat dilihat dari
kaaktifan Andi saat dia di kelas dan juga nilai Andi yang
tidak ada yang di bawah delapan. Namun ketika
memasuki semester baru keaktifan Andi mulai
17
menurun tetapi nilai-nilai Andi tetap baik. Seorang
guru yang mengajar Matematika menyadari ada
perubahan pada diri Andi. Beberapa hari kemudian
guru tersebut berkordinasi dengan guru mata
pelajaran yang lain dan ditemukan beberapa hal
sebagai berikut:
- Andi hanya mengalami penurunan keaktifan
dalam semua mata pelajaran
- Komunikasi Andi dengan teman-teman sekelasnya
mulai menurun
Selanjutnya guru matematika tersebut bertemu
dengan guru Bimbingan dan Konseling dan berdiskusi
dengan guru BK. Setelah itu guru BK memanggil Andi
ke Ruang BK.
Dari kasus yang disajikan di atas coba rumuskan hal-
hal berikut:
Guru BK dan Guru Mata pelajaran akan melakukan
Bimbingan dan Konseling.
a. Rumuskan Tujuan Bimbingan dan Konseling yang
dilakukan
18
b. Perhatikanlah makna Bimbingan dan Konseling
yang disajikan di atas, lalu rumuskan apa saja yang
akan dilakukan guru BK dan guru mata pelajaran
agar semua fungsi bimbingan dan konseling dapat
didapatkan secara maksimal, dan kesalahpahaman
tentang bimbingan dan konseling bisa
diminimalisir.
19
BAB 2. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBAGAN DAN
KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN
KONSELING
A. KECENDERUNGAN DAN ARAH BARU BIMBINGAN DAN
KONSELING
Proses belajar sepanjanga hayat dan sejagat hayat
terjadi secara terpadu, menyangkut seluruh aspek
kehidupan, terjadi keterpaduan antara belajarm hidup dan
bekerja yang satu sama lain tak dapat dipisahkan
melainkan terjadi secara bersinergi hal inilah yang
dimaksud esensi belajar sejagat hayat.
Belajar sepanjang hayat, bimbingan dan konseling,
pendidikan, latihan dan dunia kerja adalah siklus dan
sistem yang berurusan secara terus-menerus dalam
kehidupan manusia. Informasi bimbingan dan konseling
memiliki peran kunci di dalam memfasilitasi akses,
peningkatan, dan transisi antara siklus dan sistem ini
sepanjang kehidupan individu. Bimbingan sepanjang hayat
menghendaki kerja sama aktif dari lembaga pendidikan,
latihan dan dunia kerja untuk menjadikan prinsip belajar
sepanjang hayat ini terwujud dalam kehidupan. Onformasi,
bimbingan dan konseling diidentifikasi sebagai komponen
kunci strategik untuk mengimplementasikan kebijakan
belajar sepanjang hayat (IAEVG, 2002).
20
Belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat menjadi
strategi belajar masyarakat global karena beberapa
alansan:
a. Meningkatkan investasi SDM
b. Membangun masyarakat inklusif yang memberi
peluang yang sama kepada seluruh warga masyarakat
untuk memperoleh akses belajar yang bermutu
c. Mencapai jenjang pendidikan dan kualifikasi
vokasional (berhubungan dengan sekolah) yang lebih
tinggi, karena kesempatan belajar dapat diperoleh
setiap warga masyarakat kapan pun dan dimana pun.
d. Mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam
kehidupan publik, sosial dan politik
Kunci dasar untuk mencapai tujuan ini adalah perspektif
baru tentang bimbingan dan konseling yang berorientasi
pada kemudahan individu dalam:
a. Mengakses informasi bermutu tentang kesempatan
belajar;
b. Memberikan bantuan pribadi untuk mengintegrasikan
hidup, belajar dan bekerja;
c. Menumbuhkembangakan individu sebagai pribadi,
profesional, dan warga negara yang self motivated.
Sejalan dengan belajar sepanjang dan sejagad hayat, maka
bimbingan dan konseling pun menjadi bimbingan dan
konseling sepanjang hayat. Arah dan prespektif baru
21
bimbingan dan konseling ini menjadikan bimbingan dan
konseling sebagai upaya proaktif dan sistematik di dalam
memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan
yang lebih tinggi, pengembangan prilaku efektif,
pengembangan lingkuanan dan peningkatan
keberfungsian individu di dalam lingkungannya.
B. ESENSI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
Bimbingan dan konseling perkembangan bartolak
dari asumsi bahwa perkembangan yang sehat terjadi
melalui interaksi yang sehat antara individu dengan
lingkungannya. Pengembangan lingkungan perkembangan
atau ekologi perkembangan manusia merupakan wahana
straregik perkembangan siswa yang harus dikembangakan
konselor. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan
belajar yang terstuktur dan secara sengaja dirancang untuk
memberi peluang kepada sisa mempelajari prilaku baru,
membentuk harapan dan persepsi, memperbaiki dan
bahkan mengganti prilaku yang tidak sesuai, memperhalus
dan menginternalisasi prilaku. Lingkungan perkembangan
adalah wahana untuk mendeskripsikan, menjelaskan,
meramalkan dan mengendalikan interaksi dan transaksi
dinamik antara individu (siswa) dengan lingkungan dan
segala perlengkapan yang harus dipelihara. Terdapat tiga
struktur dalam lingkungan perkembangan yang harus
dirancang oleh konselor:
22
a. Struktur peluang : yang dirumuskan dalam perangkat
tugas perkembangan, masalah, atau situasi yang
mendorong para siswa memelajari berbagai
kecakapan hidup dan prilaku baru.
b. Struktur dukungan: yaitu penyiapan dan
pengembangan perangkat sumber daya yang dapat
diperoleh siswa di dalam mengembangkan perilaku
baru untuk merespons ragam stimulus lingkungan.
c. Struktur penghargaan: yaitu penialaian dan pemberian
balikan yang dapat memperkuat perilaku baru siswa.
C. IMPLIKASI BAGI KONSELOR
Kerangka berfikir di atas membawa implikasi bagi konselor
dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya, yaitu:
a. Konselor akan berada pada ikatan bimbingan dan
konseling individual maupun kelompok dengan ragam
proses perkembangan perilaku yang menyangkut
pendidikan, karier, pribadi, pengambilan keputusan,
keluarga, keagamaan dan kegiatan lain yang terkait
dengan pengayaan pertumbuhan dan keefektifan diri.
b. Konselor melakukan intervensi yang terfokus pada
pengembangan, pencegahan, maupun remediasi.
Konselor membantu individu maupun kelompok untuk
meningkatkan mutu lingkungan baik secara fisik, sosial
maupun psikologis yang akan mempengaruhi
perkembangan individu yang bekerja, belajar dan
hidup di dalamnya.
23
c. Konselor berperan dan berfungsi sebagai seorang
pendidik psikis (psychoeducator), dengan perangkat
pengetahuan dan keterampilan psikologis yang
dimilikinya untuk membantu individu mencapai
tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Sebagai
seorang psychoeducator, konselor harus kompeten
dalam hal:
1) Memahami kompleksitas interaksi individu-
lingkungan dalam ragam konteks sosial budaya.
2) Menguasai ragam bentuk intervensi psikologis baik
antar maupun intrapribadi dan lintas budaya.
3) Menguasai strategi asesmen lingkungan dalan
kaitannya dengan keberfungsian psikologis individu.
4) Memahami proses perkembangan manusia.
D. SISTEM MANAJEMEN YANG MENDUKUNG
Ada beberapa implikasi manajerial dan kebijakan yang
perlu mendpatkan perhatian dan penerapan secara
sungguh-sungguh oleh kepala sekolah dan para pimpinan
dan pengambil kebijanan baik di tingkat nasional maupun
daerah:
a. Layanan bimbingan dan konseling harus memperolah
kesempatan bertatap muka langsung dengan siswa di
kelas secara terjadwal.
b. Kolaborasi antara bimbinang dan konseling (konselor)
dan pembelajaran (guru) adalah salah satu bentuk
lintas kurikulum dalam implementasi KBK. Oleh karena
24
itu, kolaborasi ini harus dikembangkan secara
sistematis salam berbagai bentuk dan tataran.
c. Ketenagaan bimbingan dan konseling adalah konselor
profesional. Penempatan dan penugasan tenaga yang
berlatar non-bimbingan dan konseling, jika masih
dianggap perlu, harus dirancang dan direkrut secara
baik dan selektif, ditempatkan dalam posisi yang tapat,
dan disiapkan dengan kemampuan yang memadai
melalui pendidikan dan pelatihan khusus, dan
kemampuannya teruji berdasarkan kriteria yang
dietapkan.
d. Pendanaan layanan bimbingan dan konseling, layaknya
implementasi pembelajran, perlu didukung ileh
anggaran yang memadai. Layanan bimbingan dan
konseling harus menjadi salah satu program yang
masuk ke dalam anggaran pendapatan dan belanja
sekolah.
E. KOMPETENSI KONSELOR
Kompetensi konselor akan dinyatakan dalam
penguasaan konsep, penghayatan dan perwujudan nilai,
penampilan pribadi yang bersifat membantu dan unjuk
kerja bimbingan dan konseling yang profesional dan
akuntabel. Kompetensi konselor dibangun dari landasan
filosofis tentang hakikat manusia dan kehiduapannya
sebagai makhluk Allah Yang Maha Kuasa, pribadi, dan
warga negara yang ada dalam konteks kultur tertentu,
25
kelasnya kultur Indonesia. Konselor adalah pendidik,
karena itu konselor harus berkompeten sebagai pendidik.
Landasan dan wawasan kependidikan menjadi salah satu
kompetensi dasar konselor. Konselor adalah seorang
profesional, karenanya layanan bimbingan dan konseling
harus diatur dan didasarkan kepada regulasi perilaku
profesional. Regulasi inilah yang disebut Kode Etik.
26
BAB 3. PRIBADI KONSELOR
A. PENDAHULUAN
Seorang konselor tidak dilahirkan bukan karena
pendidikan dan latihan profesionalnya semata-mata.
Menjadi konselor berkembang melalui proses yang
panjang, dimulai dengan mempelajari berbagai teori dan
larihan serta beruhasa belajar dari pengalaman praktik
konselingnya (Nelson-ajones, 1997). Menjadi konselor yang
baik yaitu konselor yang efektif, perlu mengenal diri
sendiri, mengenal klien, memahami maksud dan tujuan
konseling, serta menguasai proses konseling. Salah satu
pengenalan diri sendiri adalah pemajaman perasaan dan
sikap-sikap diri sendiri. Salah satu cara untuk memahami
perspektif klien ialah memahami alasan-alasan klien untuk
memperoleh konseling. Memberi petunjuk mengandung
resiko baik untuk klien maupun konselor.
a. Umumnya klien merasa tidak senang diberi petunjuk
atau saran oleh orang lain, sehingga dapat
mendatangkan pengaruh terbalik.
b. Jika saran yang diberikan tidak menyelesaikan
masalah, akan mengurangi kepercayaan klien kepasa
konselor sehingga klien tidak terbuka mengenai
dirinya sendiri.
c. Jika petunjuk memberikan pengaruh positif untuk
jangka pendek, saran atau petunjuk akan
27
menimbuklan ketergantungan klien kepada konselor
karena tidak mampu berdiri sendiri.
Aspek kunci lain dalam konseling yang efektif adalah
hubungan konseling, yaitu kualitas hubungan antara
konselir dengan klien. Carl Rogers menyebutkan tiga
kualitas utama yang diperlukan seorang konselor agar
konselingnya efektif, yaitu
a. Kongruensi yaitu seorang konselor yang dalam
perilaku hidupnya menunjukkan sebagai dirinya sendiri
yang asli, utuh, dan menyeluruh, baik dalam
kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan
profesionalnya.
b. Empati yaitu konselor memiliki kualitas empati dapat
merasakan pikiran dan perasaan orang lain dan ada
rasa kebersamaan dengan klien, konselor memahami
jalur jalan dan liku-liku yang dilalui klien dan
bersimpati padanya, berjalan bersama dengannya
sebagai teman sejalan.
c. Perhatian positif tanpa syarat pada klien yaitu
konselor memberikan perhatian positif tanpa syarat.
Konselor dapat menerima klien sebagaimana adanya
dengan segala kelemahan dan kekeuatnnya, silap dan
keyakinannya, termasuk prilakunya yang mungkin
memuakkan bagi orang lain.
28
B. KARAKTERISTIK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Bertolak dari UU No. 20/2003 Pasal 1 (1), yang
menyatakan pendidikan merupakan “... usaha sadar untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman,
pengendalalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara,” maka dapat diterima
pendapat yang mengatakan bahwa pendidik, di dalamnya
termasuk konselor, seyogianya adalah pribadi-pribadi yang
memiliki ciri-ciri berikut:
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berpandangan Positif dan dinamis tentang manusia
sebagai makhluk spiritual, bermoral, individual dan
sosial.
c. Menghargai harkat dan matabat manusia dan hak
asasinya, serta bersikap demokrasis.
d. Menampilkan nilai, norma, dan moral yang berlaku
dan berakhlak mulia.
e. Menampilkan integritas dan stabilitas kepribadian dan
kematangan emosional.
f. Cerdas, kreatis, mandiri, dan berpenampilan menarik
Selain ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, seorang
konselor juga harus memiliki ciri-ciri penting seperti yang
dikemukakan oleh Corey (1977: 234-235), yaitu:
29
a. Mempunyai rasa empati yang tidak posesif Memiliki
cara-cara sendiri.
b. Memilikii kehormatan diri dan apresiasi diri.
c. Mempunyai kekuatan yang utuh, mengenal dan
menerima kemampuan sendiri
d. Terbuka terhadap perubahan dan mau mengambil
resiko yang lebih besar
e. Terlibat dalam proses-proses pengembangan
kesadaran tentang diri dan orang lain
f. Mau dan mampu menerima dan memberikan toleransi
terhadap ketidakmenentuan
g. Memiliki identitas diri
h. Hidup
i. Otentik, nyata, sejalan (congruent), jujur, dan bijak.
j. Memberi dan menerima kasih sayang, dan dapat
memberikan sesuatu dengan sepenuh hati, mudah
dipengaruhi oleh orang-orang yang dikasihi serta
mempunyai kemampuan untuk memperhatikan orang
lain
k. Hidup pada masa kini
l. Dapat berbuat salah dan mau mengakui kesalahan
m. Dapat terlibat secara mendalam dengan pekerjaan-
pekerjaan dan kegiatan-kegiatan kreatif, menyerap
makna yang kaya dalam hidup melalui kegiatan-
kegiatan.
30
C. TUGAS DAN LATIHAN
1. coba ingat-ingat kembali ketika pada suatu waktu anda
diterima oleh seseorang sebagaimana adanya. Coba
bayangkan situasi itu. Apa yang terjadi dan apa yang
anda lihat, dan apa yang dikatakan. Bagaimana
pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan anda dalam
bayangan anda. Fokuslah pada tubuh anda. Dapatkah
anda melokalisasi bagian tubuh anda tempat
perasaan-perasaan anda? Bila anda tidak nyaman
dengan bayangan visual, gunakan kata-kata, suara,
wewangian atau perasaan-perasaan tubuh.
2. Bagaimana anda menggambarkan diri anda jika harus
bekerja dengan sesorang pemarah atau suka mencaci-
maki? Ambil waktu sejenak agar gambaran tersebut
muncul. Apa yang anda lihat dan dengar? Yang lebih
penting, apa yang anda rasakan? Dapatkah amda
menemukan tempat khusus persaan tersebut di dalam
badan anda
31
BAB 4. KONSEP DASARBIMBINGANKONSELING
PERKEMBANGAN
A. PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling perkembangan adalah
pemberian bantuan kepada siswa yang dirancang dengan
memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-
isu yang berkaitan depan perkembangan siswa dan
merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan
program pendidikan. Bimbingan dan konseling
perkembangan mengutamakan pertumbuhan aspek
positif tiap individu. Bimbingan konseling perkembangan
melibatkan orang tua dalam kerja sama yang merupakan
suatu tim bimbingan.
Dalam pelaksanaam bimbingan perkembangan,
guru dapat melibatkan tim kerja atau berbagai pihak yang
terkait terutama orang tua siswa, sehingga akan lebih
efektif ketimbang bekerja sendiri. Menurut Muro dan
Kottman (1995: 50-53) bimbingan dan konseling
perkembangan adalah program bimbingan yang di
dalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh
siswa
b. Bimbingan dan konseling perkembangan
memfokuskan pada pembelajaran siswa
32
c. Guru bimbingan dan konseling (konselor) dan guru
merupakan fungsionaris bersama dalam program
bimbingan perkembangan
d. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan
merupakan bagian penting dalam bimbingan
perkembangan
e. Program bimbingan perkembangan peduli dengan
penerimaan diri, pemahaman diri, dan penguasaan diri
(self-enhancement)
f. Bimbingan dan konseling perkembangan
memfokuskan pada proses mendorong perkembangan
(encouragement)
g. Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan
yang terarah ketimbang akhir perkembangan yang
definitif
h. Bimbingan perkembangan-sebagai tim oriented-
menuntut pelayanan dari konselor profesional
i. Bimbingan perkembangan pefuli dengan identifikasi
awal akan kebutuhan-kebutuhan khusus siswa
j. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan
psikologi
k. Bimbingan perkemabgan memiliki kerangak dasar dari
psikologi anak, psikologi perkembangan, dan teori-
teori pembelajaran.
l. Bimbingan perkembangan mempunyai sigar mengikuti
urutan dan lentur
33
B. ASUMSI BIMBINGAN DAN KONSELING
PERKEMBANGAN
Pendekatan bimbingan dan konseling
perkembangan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi
individu merupakan aset yang berharga bagi
kemanusiaan. Menurut Blocer (1974:5) asumsi dasar
bimbingan perkembangan, yaitu perkembangan incividu
akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara
incividu dengan lingkungannya. Asumsi ini membawa dua
implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan di sekolah
yaitu:
a. Perkembangan adalah tujuan bimbingan, oleh karena
itu para petugas bimbingan di sekolah perlu memliki
suatu kerangka berpikit konseptual untuk memahami
perkembangan siswa sebagai dasar perumusan isi dan
tujuan bimbingan.
b. Interaksi yang sehat merupakan suatu iklim
perkembangan yang harus dikembangakan oleh
petugas bimbingan. Oleh karena itu, petugas
bimbingan perlu menguasai pengetahuan dan
keterapilan khusus untuk mengembangkan interaksi
yang sehat sebagai pendukung sistem peluncuran
bumbungan di sekolah (Sunaryo Kartadinata, 1996:10)
34
C. TUGAS PERKEMBANGAN SEBAGAI DASAR LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Secara khusus layanan bimbingan bertujuan untuk
meembantu siswa agar dapat memenuhi tugas
perkembangan yang berkaitan dengan aspek pribadi sosial,
pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Dalam aspek perkembangan pribadi sosial layanan
bimbingan membantu siswa agar:
a. Memiliki pemahaman diri
b. Mengembangkan sikap positif
c. Membuat pilihan kegiatan secara sehat
d. Mampu menghargai orang lain
e. Memiliki rasa tanggung jawab
f. Mengembangkan ketrampilan hubungan antarpribadi
g. Dapat menyelesaikan masalah
h. Dapat membuat keputusan secara baik
Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan
bimbingan membantu siswa agar dapat:
a. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar
b. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan
c. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat
dan kemampuannya
d. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian
Dalam aspek perkembangan karier, layanan bimbingan
membantu siswa agar dapat:
35
a. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai
jenis pekerjaan
b. Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan
c. Mengeksplorasi arah pekerjaan
d. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan, dan minat
dengan kenis pekerjaan.
D. TUGAS DAN LATIHAN
1. Cobalah buatalah sebuah ulasan kegiatan rutinitas
kegiatan anda sehari-hari, dari anda bangun tidur
hingga anda tidur lagi
2. Tulislah pula bagaimana cara anda membagi waktu
antara kuliah, kerja dan atau kegiatan yang lain
3. Tuliskan pula rencana kedepan untuk karier anda
dimasa depan
36
BAB 5. TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING
A. BIMBINGAN KELOMPOK
Salah satu cara dalam melakukan bimbingan adalah
dengan melalui bimbingan kelompok. Isi kegiatan
bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi
yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan,
pribadi dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam
bentuk pelajaran. Penataan bimbingan kelompok pada
umumya berbentuk kelas yang beranggotakan 15 sampai
20 orang. Kegiatan bimbingan kelompok biasanya dipimpin
oleh seorang guru bimbingan dan konseling (konselor) atau
guru. Ada beberapa langkah dalam melakukan bimbingan
konseling kelompok.
a. Langkah Awal
Langkah awal ini dimulai dengan penjelasan tentang
adanya layanan bimbingan kelompok bagi para
peserta didik, pengertian ini, langkah selanjutnya
menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan
waktu dan tempat menyelenggarakan kegiatan
bimbingan kemompok
b. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi
penetapan
1) Materi layanan
2) Tujuan yang ingin dicapai
37
3) Sasaran kegiatan
4) Bahan atau sumber bahan untuk bimbingan
kelompok
5) Rencana penilaian
6) Waktu dan tempat
c. Pelaksaan Kegiatan
Kegiatan yang telah direncanakan itu selanjutnya
dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:
1) Persiapan menyeluruh meliputi persiapan fisik
(tempat dan kelengkapannya)
a) Persiapan bahan
b) Persiapan administrasi
c) Persiapan keterampilan
Guru/Konselor diharapkan mampu
melaksanakan teknik-teknik berikut:
 Teknik umum “Tiga M”: Mendengar
dengan Baik, Memahami secara penuh,
Merespon secara tepat dan positif
(dorongan minimal, penguatan dan
keruntutan)
 Keterampilan memberikan tanggapan,
mengenal perasaan peserta, dan
mengungkapkan perasaan sendiri dan
merefleksikan.
 Keterampilan memberikan pengarahan,
memberikan informasi, memberikan
nasihat, memengaruhi dan mengajak,
38
menggunakan contoh pribadi, memberikan
penafsiran, mengonfrontasikan, mengupas
masalah dan menyimpulkan
 Keterampilan memantapkan asas
kerahasiaan kepada seluruh peserta
2) Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan.
a). Tahap 1 : yaitu pembentukan (pengenalan,
pelibatan, dan pemasukan diri)
Dengan kegiatan sebagai berikut:
 Mengungkapkan pengertian dan
tujuan bimbingan kelompok
 Menjelaskan cara-cara dan asas-asas
bimbingan kelompok
 Saling memperkenalkan dan
mengungkapkan diri
 Teknik khusus
 Permainan
penghangatan/pengakraban.
b). Tahap 2 : yaitu peralihan
Dengan kegitan sebagai berikut:
 Menjelaskan kegiatan yang akan
ditempuh pada tahap berikutnya
 Menewarkan atau mengamati apakah
para anggota sudah siap menjalani
kegiatan pada tahap selanjutanya
 Membahas suasana yang terjadi
39
 Meningkatkan kemampuan
keikutsertaan anggota
 Kalau perlu kembali ke beberapa
aspek tahap pertama/tahap
pembentukan
c). Tahap 3 : yaitu kegiatan
Dengan kegiatan sebagai berikut:
 Pimpinan kelompok mengemukakan
suatu masalah atau topik
 Tanya jawab antara anggota dan
pimpinan kelompok tentang hal-hal
yang belum jelas yang menyangkut
masalah atau topik yang akan
dikemukakan pimpinan kelompok
 Anggota membahas masalah atau
topik tersebut secara mendalam dan
tuntas
 Kegiatan selingan
d. Evaluasi kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok difokuskan
pada perkenbangan pribadi peserta didik dan hal-
hal yang dirasakan mereka berguna. Isi kesan-
kesan yang diungkapkan oleh perasaan peserta
merupakan isi penilaian yang sebenarnya.
40
Dalam penilaian terhadap bimbingan kelompok
dapat dilakukan secara tertulis dengan meminta
peserta untuk mengungkapkan perasaannya,
pendapatnya, harapannya, minat dan sikapnya
terhadap berbagai hal selama kegiatan bimbingan
kelompok berlangsung ataupun keinginan untuk
terlibat dalam kegiatan serupa berikutnya.
Penilaian ini dapat dilakuakan dengan tertulis baik
melalui essai, daftar cek, maupun daftar isiaan
sederhana.
Penilaian terhadap bimbingan kelompok
berorientasi pada perkembangan yaitu mengenali
kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi
pada diri peserta didik. Penilaian terhadap
bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui
a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta
selama kegiatan berlangsung
b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas
materi yang dibahas
c. Mengungkapkan keguanakan bimbingan
kelompik bagi mereka dan perolehan mereka
sebagai hasil dari keikutsertaan mereka
d. Mengungkapkan minat dan sikap mereka
tenatang kemungkinan kegiatan lanjutan
e. Mengungkapkan kelancaran proses dan
suasana penyelenggaraan bimbingan kelompok
41
e. Analisis dan Tindak Lanjut
Hasil penilaian kegiatan bimbingan kelompok perlu
dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut seluk
beluk kemajuan para peserta dan seluk beluk
penyelenggaraan bimbingan kelompok. Perlu dikaji
apakah hasil-hasil pembahasan dan/ atau
pemecahan masalah sudah dilakukan sedalam
atau setuntas mungkin, atau sebenarnya masih
ada aspek-aspek penting yang belum dijangakau
dalam pembahasan itu.
Dalam analisis tersebut, satu hal yang menarik
ialah analisis tentang kemungkinan dilanjutkannua
pembahasan topik atau masalah uang telah
dibahas sebelumnua. Usaha tindak lanjut
mengikuti arah dan hasil analisis tersebut di atas.
Tindak lanjut itu dapat dilaksanakan melalui
bimbingan kelompok selanjutnya atau kegiatan
dianggap sudah memadai dan selesai sehingga
upaua tindak lanjut secara tersendiri dianggap
tidak diperlukan.
42
B. KONSELING INDIVIDUAL
 Konseling individual adalah proses belajar melalui
hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara
antara seorang konselor dan seorang konseli (peserta
didik). Konseling ditujukan kepada individu yang
normal, yang menghadapi kesukaran dalam masalah
pendidikan, pekerjaan, dan sosial di mana ia tidak
dapat memilih dan memutuskan sendiri. Oleh karena
itu, konseling hanya ditujukan kepada individu-individu
yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
 Dalam konseling terdapat hubungan yang dinamis dan
khusus karena dalam interaksi tersebut konseli merasa
diterima dan dimengerti oleh konselor. Konseli merasa
ada orang lain yang dapat mengerti masalah
pribadinya dan mau membantu memecahkannya.
Konselor dan konseli saling belajar dalam pengalaman
hubungan yang bersifat khusus dan pribadi ini.
 Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar
konseli (peserta didik) dapat mengenal diri sendiri,
menerima diri sendiri serta realitis dalam proses
penyesuaian dengan lingkungannya.
 Dalam konseling diharapkan konseli dapat mengubah
sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih
baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan
masyarakat sekitarnya. Konseling bertujuan
membantu individu untuk memecahkan
43
masalah0masalah pribadi, baik sosial maupun
emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan
datang.
 Konseling bertujuan membantu individu untuk
mengadakan interpretasi fakta-fakta, mendalami arti
nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Konseling
memberikan bantuan kepada indiidu untuk
mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap,
dan tingkah laku. Konseling menjadi strategi utama
dalam proses bimbingan dan merupakan tekik standar
serta merupakan tugas pokok seorang knselor di pusat
pendidikan
 Banyak teknik yang digunakan dalam konseling
insividual, yaitu :
Attending/ menghampiri
klien:
Memimpin
Empati Memfokus
Refleksi Konfrontasi
Eksplorasi Menjernihkan
Menangkap pesan utama Memudahkan
Bertanya untuk
membuka percakapan
Diam
Bertanya tertutup Mengambil inisiatif
Dorongan minimal Memberi nasihat
Interpretasi Memberi informasi
Mengarahkan Merencanakan
Menyimpulkan
sementara
Menyimpulkan
44
 Tahap-tahap konseling individu
a. Tahap Awal Konseling
Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu
konselor hingga berjalan proses konseling dan
menemukan definisi masalah klien. Tahap
awal ini Cavanagh (1982) menyebutkan istilah
introduction, invitation, and environmental
support. Adapun yang dilakukan oleh konselor
dalam proses konseling tahap awal itu adalah
sebagai berikut.
1) membangun hubungan konseling dengan
melibatkan klien yang mengalami masalah.
Hubungan ini disebut working relationship
(hubungan yang berfungsi, bermakna, dan
berguna). Kunci keberhasilan tahap ini
diantaranya ditentukan oleh keterbukaan
konselor dan keterbukaan klien.
2) Memperjelas dan mendefinisikan masalah.
Jika hubungan konseling telah terjalin
dengan baik dan klien sudah melibatkan
diri, berarti kerja sama antara konselor
dengan klien bisa dilanjutkan dengan
mengangkat isu, kepedulian, dan masalah
yang dialami klien.
3) Membuat penjajakan alternatif bantuan
untuk mengatasi masalah. Konselor
berusaha menjajaki kemungkinan
45
rancangan bantuan yang mungkin
dilakukan, yaitu dengan membangkitkan
semua potensi klien dan lingkungannya
yang tepat untuk mengatasi salah kliennya.
4) Menegoisasikan kontrak. Kontrak konselor
dengan klien mengenai waktu, tempat,
tugas dan tanggung jawab konselor, tugas
dan tanggung jawab klien, tujuan konseling
dan kerja sama lainnya dengan pihak-pihak
yang akan membantu perlu dilakukan pada
tahap ini.
b. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)
Berdasarkan kejelasan masalah klien yang
disepakati pada tahap awal, kegiatan
selanjutnya adalah memfokuskan pada: (a)
penjelajahan masalah yang dialami klien, (b)
bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan
penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajahi
tentang masalah klien. Cavanagh (1982)
menyebutkan tahap ini sebagai tahap action.
Adapun tujuan pada tahap ini adalah sebagai
berikut.
1) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah
serta kepedulian klien dan lingkungannya
dalam mengatasi masalah tersebut.
Dengan penjelajahan ini, konselor
46
berusaha agar kliennya mempunyai
pemahaman dan alternatif pemecahan
baru terhadap masalah yang dialaminya.
2) Menjaga agar hubungan konseling selalu
terpelihara. Hal ini dapat terjadi jika klien
merasa senang terlibat dalam proses
konseling dan merasa butuh untuk
mengembangkan potensi dirinya dalam
mengatasi masalah yang dialaminya.
3) Proses konseling agar berjalan sesuai
kontrak. Kontrak dinegoisasikan agar
betul-betul memperlanjar proses
konseling
c. Tahap Akhir Konseling
Cavanagh (1982) menyebut tahap ini dengan
istilah termination. Pada tahap ini, konseling
ditandai oleh beberapa hal berikut ini.
1) Menurunnya kecemasan klien. Hal ini
diketahui setelah konselor menanyakan
keadaan kecemasannya.
2) Adanya perubahan prilaku klien ke arah
yang lebih positif, sehat dan dinamik.
3) Adanya tujuan hidup yang jelas di masa
yang akan datang dengan program yang
jelas pula.
47
4) Terjadinya perubahan sikap yang positif
terhadap masalah yang dialaminya, dapat
mengoreksi diri dan meniadakan sikap
yang suka menyalahkan dunia luar, seperti
orang tua, teman, dan keadaan yang tidak
menguntungkan.
Tujuan tahap akhir ini adalah untuk
memutuskan perubahan sikap dan perilaku
yang tidak bermasalah. Klien dapat
melakukan keputusan tersebut karena klien
sejak awal berkomunikasi dengan konselor
dalam memutuskan perubahan sikap
tersebut. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini
adalah: (a) terjadinya transfer of learning
pada diri klien; (b) melaksanakan perubahan
prilaku klien agarmampu mengatasi
masalahnya; (c) mengakhiri hubungan
konseling
48
C. KONSELING KELOMPOK
Strategi berikutnya dalam melakasanakan program
bimbingan adalah konseling kelompok. Konseling
kelompok merupakan bantuan kepada peserta didik dalam
rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan
danpertumbuhannya, dan selain bersifat pencegahan,
konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
Konseling kelompok adalah suatu upaya nantuan
kepada peserta didik dalam suasana kelompok yang
bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan
kepada pemberian kemudahan dalam rangka
perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok
bersifat pencegahan dalam arti bahwa klien-klien (peserta
didik) yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk
berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin
memiliki suatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga
mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.
Konseling kelompok bersifat penyembuhan pemberian
kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti bahwa konseling kelompok itu
menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu-
individu yang bersangkutan untuk mengubah dirinya
selaras dengan minatnya sendiri. Dalam hal ini, individu-
individu tersebut didorong untuk melakukan tindakan yang
selaras dengan kemampuannya semaksimal mungkin
melalui perilaku perwujudan diri.
49
Konseling kelompok adalah suatu proses antar
pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan
perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi
seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis,
saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra,
saling pengertian, saling menerimam dan saling
mendukung. Fungsi-fungsi terapi itu diciptakan dan
dikembangkan dalam suatu kelompok kecil melalui cara
saling memedulikan di antara para peserta konseling
kelompok. Klien-klien dalam konseling kelompok pada
dasarnya adalah individu-individu normal yang memiliki
berbagai kepedulian dan persoalan yang tidak memerlukan
perubahan kepribadian dalam penangannya. Klien dalam
konseling kelompok dapat menggunakan penanganannya.
Klien dalam konseling kelompok dapat menggunakan
interaksi dalam kelompok untuk meningkatkan
pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan
tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan
sikap-sikap dan prilaku tertentu. Prosedur konseling
kelompok sama dengan bimbingan kelompok, yaitu:
1) Tahap pembentukan: temanya pengenalan, pelibatan
dan pemasukan diri.
2) Tahap peralihan: temanya pembangunan jembatan
antara tahap pertam dan tahap ketiga.
3) Tahap kegiatan: temanya kegiatan pencapauan tujuan
4) Tahap pengakhiran: temanya penilaian dan tindak
lanjut
50
D. KONSULTASI
Teknik lain dalam program bimbingan dan
konseling adalah konsultasi. Konsultasi merupakan salah
satu strategi bimbingan yang penting karena banyak
masalah, karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika
ditangani secara tidak langsung oleh konselor. Konsultasi
dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari
seorang yang profesional.
Pengertian konsultasi dalam program bimbingan
dipandang sebagai proses menyediakan bantuan teknis
untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya
dalam mengidentifikasikan dan memperbaiki masalah yang
membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah.
Konsultasi dipandang bukan sebagai konseling atau
psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan
yang langsung ditujukan kepada peserta didik tetapi secara
tidak langsung melayani peserta didik melalui bantuan
yang diberikan orang lain. Konsultasi lebih seperti
pemberian nasihat yang diberikan oleh seorang profesional
yang bisa seorang guru, konselor, atau orang lain yang
dianggap mampu.
Ada beberapa tujuan konsultasi antara lain:
a. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan
belajar bagi peserta didik, prang tua dan administrator
sekolah
51
b. Menyempurnakan komunikasi dengan
mengembangkan informasi di antara orang yang
penting
c. Mengajak bersama pribagi yang memiliki peranan dan
fungsi yang bermacam-macam untuk
menyempurnakan lingkungan belajar
d. Memperluas layanan dari para ahli
e. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan
administrator
f. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang
perilaku
g. Menciptakan suatu lingkunagn yag berisi semua
komponen lingkungan belajar yang baik
h. Menggerakkan organisasi yang mandiri
Ada lima langkah proses konsultasi yaitu:
a. Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi
dan perhatian pada konsulti
b. Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja
sebagai rencana kegiatan
c. Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan
kegiatan
d. Melakukan pemecahan masalah
e. Melakukan alternatif lain apabila masalah belum
terpecahkan
52
E. KOLABORASI DENGAN PERSONEL SEKOLAH, ORANG
TUA, DAN MASYARAKAT
Pada saat merencanakan dan melaksanakan program
layanan dasar bimbingan di sekolah, konselor dapat
bekerja sama dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
wali kelas, guru bidang studi, staf tata usaha, orang tua dan
masyarakat di sekitarnya.
a. Kerja sama dengan kepala sekolah tentang berbagai
kebijakan sekolah yang dapat didukung oleh program
BK seperti meningkatkan prestasi sekolah dalam
bimbingan akademik, kesenian, olahraga, pramuka,
dan kedisiplinan. Konselor dapat berdiskusi dengan
kepala sekolah mengenai sumber-sumber tenaga dan
biaya untuk melaksanakan program BK.
b. Kerja sama dengan Wakil kepala sekolah tentang
penataan waktu pelaksanaan BK di sekolah, sarana
yang dibutuhkan BK, dan bentuk-bentuk kegiatan
kesiswaan yang dapat endorong gairah peserta didik
untuk mau belajar di sekolah
c. Kerja sama dengan guru tentang merencanakan
kegiatan-kegiatan intra dan estrakurikuler yang dapat
mendorong anak merasa senagn untuk belajar,
konselor dapat juga bekerja sama dengan staf
administrasi sekilah dalam merencakan teknik-teknik
pengadministrasian dan pelaporan kegiatan layanan
dasar bimbingan. Membantu peserta didik unggul
untuk memperkaya belajarnya, membantu para
53
peserta didik normal (prestasi belajarnya biasa) untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, dan membantu
peserta didik yang asor (prestasi belajarnya di bawah
rata-rata) untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
d. Kerja sama dengan pihak sekolah dan luar sekolah
tentang pemberian layanan orientasi sekolah, konselor
dapat berkolaborasi dengan kepala sekolah, wakasek,
guru, dan staf administrasi. Mereka diminta untuk
bersedia menjelaskan tugas pokok dan fungsinya
kepada peserta didik baru, sehingga peserta didik
betul-betul memahami kedudukan dan tugas masing-
masing personel sekolah.
e. Kerja sama dengan anggota atau lembaga masyarakat
yang ahli di bidang masing-masing. Pada saat peserta
didik membutuhkan informasi tentang kesehatan,
konselor berkilaborasi dengan puskesmas atau dokter,
apabila membutuhkan informasi tentang keamanan
maka konselor bisa berkolaborasi dengan TNI atau
polisi, dan lain sebagainya
f. Kerja sama dengan pihak sekolah dan orang tua
peserta didik. Konselor dapat meminta pendapat
peserta didik, kepala sekolah, wakasek, guru bidang
studi, wali kesa, dan prangtua tentang perencanaan
dan pelaksanaan program BK. Mereka dapat diminta
untuk efektivitas program BK dan keterlibatan
personel sekolah dan peserta didik dalam pelaksanaan
BK.
54
F. PENGAJARAN REMEDIAL
Pengajaran Remedial adalah salah satu upaya
guru untuk menciptakan sutu situasi yang
memungkinkan individu atau kelompok peserta didik
tertentu agar lebih mampu mengembangkan dirnya
seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria
keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan
melalui suatu proses interaksi yang terencana,
terorganisir, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan
lebih memerhatikan taraf kesesuaiannya terhadap
keberagaman konsisi objektif individu dan atau
kelompok peserta didik yang bersangkutan serta daya
dukung sarana dan lingkungannya ( Abin syamsuddin
Makmun 1998:228).
Secara skematika prosedur remedial tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut
a. Diagnostik kesulitan belajar mengajar
b. Rekomendasi/ refferal
c. Penelaahan kembali kasus
d. Pilihan alternatif tindakan
e. Layanan konseling
f. Pelaksanaan pengajaran remedial
g. Pengukutan kembali hasil belajar-mengajar
h. Revaluasi/rediagnostik.
i. Tugas tambahan
j. Hasil yang diharapkan
55
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat
dilakukan secara prenventif, kuratif, dan
pengembangan. Tindakan pengajaran remedial
dikatakan bersifat kuratif kalau dilakukan setelah
program PBM utama selesai disenggarakan,
pendekatan preventif ditujuakan kepada peserta didik
tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan
terhadap pelajaran yang akan ditempuhnya.
Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut
dari upaya diagnostik yang dilakukan guru selama
berlangsungnya program PBM.
G. PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
a. Penggunaan Komputer
Salah satu layanan bimbingan dan konseling
dengan memanfaatkan teknologi adalah dengan
menggunakan layanan internet atau yang sering
dikenal dengan E-Counseling. Konseling melalui e-
mail sering disebut email therapy, online therapy,
cyber counseling atau e- counseling. Emai
conseling merupakan proses terapi yang di
salamnya termasuk menulis selain pertemuan
secara langsung dengan konselor. Email Counseling
merupakan satu kesempatan untuk berkomunikasi
antara klien dengan konselor yang di dalamnya
56
dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi
klien.
b. Penggunaan Teknologi Telepon
Perubahan tatanan kehidupan masyarakat global
menuntut pemberian layanan bimbingan dan
konseling yang cepat, luas dan musah diakses oleh
klien. Salah satu inovasi dalam layanan bimbingan
dan konseling adalah dengan menggunakan
layanan telepon. Dengan memanfaat teknologi
telepon klien dapat berkonsultasi dengan konselor
tanpa harus terhalan jarak yang jauh. Ada etika
dan pasuan operasional dalam penggunaan
teknologi telepon dalam layanan konseling
Etika pelayanan konseling dengan menggunakan
telopon adalah sebagai berikut:
1) Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan
kondisi klien
2) Gunakan suara lembut, volume yang rendah
dan intonasi yang bersahabat
3) Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan
menyela kata-kata klien apalagi pada tahap
awal pembicaraan
4) Mengembangakan perasaan senang dan
berpikir positif tentang siapapun yang
menelepon
5) Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian
57
6) Memfokuskan pembicaraan utntuk
mengefektifkan penggunaan media komunikasi
7) Selalu mengakhiri pembicaraan dengen
kesiapan untuk melakuakan hubungan
komunikasi selanjutnya.
H. TUGAS DAN LATIHAN
a. Jelaskan beberapa hal berikut:
1) Konseling Individual
2) Konsultasi
3) Konseling kelompok
4) Bimbingan kelompok
5) E-counseling
b. Aplikasi konsep
1) Buatlah bagan prosedur konseling individual
2) Buatlah bagan skematik prosedur dan strategi
pengajaran remedial
58
BAB 6. KONTEKS BUDAYA DALAM BIMBINGAN
DAN KONSELING
A. KONSEP KONSELING ANTAR ATAU LINTAS BUDAYA
Isu-isu tentang antar atau lintas budaya yang disebut
juga multi budaya meningakat dalam dekade 1960-an. Hal
ini memicu kembali sikap-sikap rasialis yang memecah-
belah antar masyarakat yang memiliki budaya yang
berbeda. Agar perpecahan antar budaya tidak terjadi
dibutuhkan pandangan dan pendekatan baru untuk
kehidupan di abad ke 21 ini, baik yang melingkup
pendidikan bagi orang biasa maupun profesional dalam
bidang lintas serta keragaman budaya. Pendidikan yang
dimaksud hendaknya menegaskan dimensi-dimensi
keragaman dan perbedaan. Dengan kata lain,
kecenderungan pendidikan yang berwawasan lintas
budaya sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia abad
ke 21.
Definisi-definisi awal tentang lintas budaya
cenderung untuk menekankan pada ras, etnisitas, dan
sebagainya, sedengakan para teoritis mutakhir cenderung
untuk mendefinisikan lintas budaya terbatas pada variabel-
variabelnya. Namun argumen yang lain menyatakan bahwa
lintas budaya harus melingkupi pula seluruh bidang dari
kelompok-kelompok yang tertindas, bukan hanya orang
kulit berwarna, dikarenakan yang tertindas itu dapat
59
berupa gender, kelas, agama, keterbelakangan, bahasa,
dan usia.
Konseling lintas budaya adalah berbagai hubungan
konseling yang melibatkan para peserta yang berbeda
etnik atau kelompok-kelompok minoritas, atau hubungan
konseling yang melibatkan konselor dan konseli yang
secara rasial dan etnik sama, tetapi memiliki perbedayan
budaya yang dikarenakan variabel-variabel lain seperti
gender, faktor sosio-ekonomik, usia dan lain sebagainya.
Dalam konseling lintas budaya terlibat konselor dan
konseli yang berasal dari latar belakang budaya yang
berbeda, dan karena itu proses konseling sangat rawan
oleh terjadinya bias-bias budaya pada pihak konselor yang
mengakibatkan konseling tidak berjalan efektif. Agar
berjalan efektif maka konselor dituntut untuk memiliki
kepekaan budaya dan melepaskan diri dari bias-bias
budaya, mengerti dan dapat mengapresiasi diversitas
budaya, dan memiliki keterampilan-keterampilan yang
responsif secara kultural. Dengan demikian, maka
konseling dipandang sebagai “perjumpaan budaya”
(cultural encounter) antara konselor dan konseli.
B. PENDEKATAN KONSELING LINTAS BUDAYA
a. Pendekatan Universal
60
Pendekatan universal atau etik (nilai akhlak) yang
menekankan inklusivitas, atau keuniversalan
kelompok-kelompok
b. Pendekatan emik (kekhususan-budaya) yang
menyoroti karakteristik-karateristik khas dari populasi-
populasi spesifik dan kebutuhan konseling khusus
mereka.
c. Pendekatan inklusif atau pendekatan transcultural,
Pendekatan konseling transcultural mencakup
komponen berikut:
1) Sensitivitas konselor terhadap variasi-variasi dan
bias budaya dari pendekatan konseling yang
digunakan.
2) Pemahaman konselor tentang pengetahuan
budaya konselinya
3) Kemampuan dan komitmen konselor untuk
mengembangkan pendekatan konseling yang
merefleksikan kebutuhan budaya konseli
4) Kemampuan konselor untuk menghadapi
peningkatan kompleksitas lintas budaya
Asumsi-asumsi yang mendasari pendekatan konseling
transcultural
1) Semua kelompok-kelompok budaya memiliki
kesamaan kebenaran untuk kepentingan
konseling
2) Kebanyakan budaya merupakan musuh bagi
seseorang dari budaya lain
61
3) Kelas dan gender berinteraksi dengan budaya dan
berpengaruh terhadap outcome konseling
C. MODEL KONSELING LINTAS BUDAYA
a. Model berpusat pada budaya (culture centered model)
Pada model ini budaya menjadi pusat perhatian.
Artinya fokus utama model ini adalah pemahaman
yang tepat atas nilai-nilai budaya yang telah menjadi
keyakinan dan menjadi pola prilaku individu. Dalam
konseling ini penemuan dan pemahaman konselor dan
koseli terhadap akar budaya menjadi sangat penting.
Dengan cara ini mereka dapat mengevaluasi diri
masing-masing sehingga terjadi pemahaman terhadap
identitas dan keunikan cara pandang masing-masing
b. Model integratif (integrative model)
Ada empat kelas variabel sebagai panduan konseptual
dalam konseling model integratif yakni:
1) Reaksi terhadap tekanan-tekanan rasial
2) Pengaruh budaya mayoritas
3) Pengaruh budaya tradisional
4) Pengalaman dan anugerah individu dan keluarga
Yang menjadi kunci keberhasilan konseling adalah
asesmen yang tepat terhadap pengalaman-
pengalaman budaya tradisional sebagai suatu
sumber perkembangan pribadi. Budaya tradisional
yang dimaksud adalah segala pengalaman yang
62
memfasilitasi individu dalam proses
perkembangannya baik secara disadari atau tidak
(nilai-nilai budaya yang diturunkan dari generasi
ke generasi). Oleh sebab itu kekuatan model
konseling ini adalah terletak pada kemampuan
mengakses nilai-nilain budaya tradisional yang
dimiliki individu dari berbagai variabel di atas
c. Model etnomedikal (etnomedical model)
Model ini merupakan alat konseling transcultural yang
berorientasi pada paradigma memfasilitasi dialog
terapeutik dan peningkatan sensitivitas transcultural
1) Konsepsi sakit (sickness conception)
Seseorang dikatakan sakit apabila
a. Melakukan penyimpangan norma
b. Melanggar batas-batas keyakinan agama dan
berdosa
c. Melakukan pelanggaran hukum
d. Mengalami masalah interpersonal
2) Causal/healing beliefs
a. Menjelaskan model healing (penyembuhan)
yang dilakukan dalam konseling
b. Mengembangkan pendekatan yang cocok
dengan keyakinan konseli
c. Menjadikan keyakinan konseli sebagai hal
familiar bagi konselor
63
d. Menunjukkan bahwa semua orang dari
berbagai budaya perlu berbagi tentang
keyakinan yang sama
3) Kriteria sehat (wellbeing criteria)
Pribadi yang sehat adalah seseorang yang
harmonis antara dirinya sendiri dengan alamnya,
artinya fungsi-fungsi pribadinya adaptif dan secara
penuh dapat melakukan aturan-aturan sosial
dalam komunitasnya.
a) Mampu menentukan sehat dan sakit
b) Memahami permasalahan sesuai dengan
konteks
c) Mampu memecahkan ketidakberfungsian
interpersonal
d) Menyadari dan memahami budayanya sendiri
4) Body function beliefs
a) Perspektif budaya berkembang dalam
kerangka pikir lebih bermakna
b) Sosial dan okupasi (pendudukan) konseli
semakin membaik dalam kehidupan sehari-
hari
c) Muncul intrapsikis yang efektif pada diri
konseli
5) Health practice efficacy belief
Ini merupakan implementasi pemecahan masalah
dengan pengarahan atas keyakinan-keyakinan
yang sehat dari konseli.

More Related Content

What's hot

PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)Rizka Lubis
 
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 101. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10nizar1993
 
projek-suara-demokrasi-sma-n-1-ngluwar-2022.pdf
projek-suara-demokrasi-sma-n-1-ngluwar-2022.pdfprojek-suara-demokrasi-sma-n-1-ngluwar-2022.pdf
projek-suara-demokrasi-sma-n-1-ngluwar-2022.pdfLearnBrisbane
 
12. ice breaking tebak warna
12. ice breaking tebak warna12. ice breaking tebak warna
12. ice breaking tebak warnadedeksapari
 
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)Mushlihatun Syarifah
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konselingkomisariatimmbpp
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfDelindaheaven
 
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)EVI PAULINA SIMAREMARE
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatDini1115500023
 
Presentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakterPresentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakterTri Tjandra
 
PPT P5 PAK WID.pptx
PPT P5 PAK WID.pptxPPT P5 PAK WID.pptx
PPT P5 PAK WID.pptxSabtoWibowo4
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingachmad hidayat
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikLSP3I
 
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxEksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxssuser5cdb16
 
Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran
Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat KesukaranValiditas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran
Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaranrevidiahayuindriyati
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 

What's hot (20)

PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
 
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 101. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
 
projek-suara-demokrasi-sma-n-1-ngluwar-2022.pdf
projek-suara-demokrasi-sma-n-1-ngluwar-2022.pdfprojek-suara-demokrasi-sma-n-1-ngluwar-2022.pdf
projek-suara-demokrasi-sma-n-1-ngluwar-2022.pdf
 
12. ice breaking tebak warna
12. ice breaking tebak warna12. ice breaking tebak warna
12. ice breaking tebak warna
 
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
 
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minat
 
Pembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran MendengarkanPembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran Mendengarkan
 
Presentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakterPresentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakter
 
PPT P5 PAK WID.pptx
PPT P5 PAK WID.pptxPPT P5 PAK WID.pptx
PPT P5 PAK WID.pptx
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
 
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxEksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
 
Evaluasi supervisi bk 1
Evaluasi supervisi bk 1Evaluasi supervisi bk 1
Evaluasi supervisi bk 1
 
Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran
Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat KesukaranValiditas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran
Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 

Similar to Modul bk

Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahNurul Khotimah
 
makalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingmakalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingSanti Susanti
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingandikaayu
 
Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingSholehah Hadi Isyrin
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingMozanni Tia
 
Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3Ricky Ramadhan
 
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajayaAdymaz
 
Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingiskawia
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingNilna Ma'Rifah
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Hudenk Hudunx
 
Bimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKBimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKAna Onana
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANRatnaWulandari54
 

Similar to Modul bk (20)

Bimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptxBimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptx
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
makalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anakmakalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anak
 
makalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingmakalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konseling
 
Bimbingan dan kaunseling
Bimbingan dan kaunselingBimbingan dan kaunseling
Bimbingan dan kaunseling
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konseling
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konseling
 
Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3
 
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
 
PPT EDU.pdf
PPT EDU.pdfPPT EDU.pdf
PPT EDU.pdf
 
Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konseling
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konseling
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
 
Bimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKBimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BK
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 

Modul bk

  • 1. 1 OUTLINE BAHAN AJAR BAB I PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Pengertian bimbingan 2. Pengertian konseling 3. Tujuan bimbingan dan konseling 4. Kesalahpahaman bimbingan dan konseling 5. Fungsi bimbingan dan konseling 6. Tugas dan latihan BAB II ARAH KEBIJAKAN PENGEMBAGAN DAN KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Kecenderungan dan arah baru bimbingan dan konseling 2. Esensi bimbingan dan konseling perkembangan 3. Implikasi bagi konselor 4. Sistem manajemen yang mendukung 5. Kompetensi konselor 6. Tugas dan latihan BAB III PRIBADI KONSELOR 1. Karakteristik guru bimbingan dan konseling 2. Tugas dan latihan
  • 2. 2 BAB IV KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING PERKEMBANGAN 1. Asumsi bimbingan dan konseling perkembangan 2. Tugas perkembangan sebagai dasar layanan bimbingan dan konseling 3. Tugas dan latihan BAB V TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Bimbingan kelompok 2. Konseling individual 3. Konseling kelompok 4. Konsultasi 5. Kolaborasi dengan personel sekolah, orang tua, dan masyarakat 6. Pengajaran remedial 7. Penggunaan teknologi dalam layanan bimbingan dan konseling 8. Tugas dan latihan BAB VI KONTEKS BUDAYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Konsep konseling antar atau lintas budaya 2. Pendekatan konseling lintas budaya 3. Model konseling lintas budaya 4. Tugas dan latihan
  • 3. 3 BAB 1. PENGERTIAN BIMBINGANDAN KONSELING A. PENGERTIAN Layanan bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membantu peserta didik agar mampu mengembangkan diri secara pribadi, sosial, dan belajar serta karier. Layanan bimbingan dan konseling bisa dilakukan secara perorangan dan kelompok, serta klasikal. Layanan bimbingan memberikan bantuan agar peserta didik mengetahui kebutuhan, bakat, minat dan nilai-nilai yang dianut berdasarkan pengalaman penting dalam kehidupannya. Layanan bimbingan memberikan arah bagi individu untuk menemukan cara belajar yang efektif sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki. Melalui layanan bimbingan individu diharapkan mampu mengetahui dan merencanakan masa depan karir yang diharapkan. Kegiatan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan baik apabila dirangkai dalam suatu program bimbingan. Untuk mewujudkan suatu program bimbingan dan konseling yang baik harus didasarkan pada prinsip-prinsip dan bidang layanan yang ingin dicapai. Bidang layanan
  • 4. 4 bimbingan dan konseling mengacu pada definisi bimbingan dan konseling. Secara etimologis bimbingan dan konseling terdiri dari atas dua kata “ Bimbingan” (guidance ) dan “konseling” (diadopsi dari kata counseling). Kata guidance yang berasal dari “guide” mempunyai beberapa arti: 1. Menunjukkan jalan 2. Memimpin 3. Mengatur 4. Mengarahakan 5. Memberi nasehat Istilah “guidance” memiliki makna bantuan, pertolongan atau tuntunan. Makna yang terkandung dalam arti “guidance” adalah makna dalam konteks psikologis. Batuan, pertolongan dan tuntunan dalam layanan bimbingan adalah bantuan secara psikologis. Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi agar bantuan yang diberikan dapat dikatakan sebagai layanan bimbingan, yaitu: 1. Ada tujuan yang jelas untuk apa bantuan itu di berikan.
  • 5. 5 Bantuan diberikan diberikan tidak hanya sekedar memberikan bantuan tanpa ada tujuan yang berarti. Misalnya ketika seorang Pendidik yang memberikan arahan dan nasehat kepada para siswa agar mereka bisa lebih baik. 2. Harus terencana (tidak insidenstil). Layanan bimbingan tidak dilakukan hanya karena semata-mata diperlukan pada waktu tertentu. Misalnya: Pendidik khusunya guru BK memberikan program bimbingan terencana mulai dari mempersiapkan tes kemampuan umum sampai layanan bimbingan terprogram untuk membantu siswa mengetahui kemampuannya selanjutnya dari sini siswa akan belajar mengenal dan mengetahui kemampuan yang dimiliki dan mampu merencanakan masa depan karirnya. 3. Berproses dan sistematis (melalaui tahapan–tahapan tertentu). Layanan Bimbingan diberikan melalui tahapan- tahapan tertentu. Layanan bimbingan tidak lantas
  • 6. 6 sekali tatap muka tanpa ada kelanjutan ataupun evaluasi. 4. Mengggunakan cara–cara pendekatan tertentu. Pelayanan bimbingan konseling harus menggunakan pendekatan tertentu dan berbeda sesuai dengan masalah dan individu yang bersangkutan. 5. Dilakukan oleh seorang ahli (memiliki pengetahuan tentang bimbingan). Tidak semua orang bisa melakukan bimbingan. Bimbingan biasanya dilakukan oleh orang ahli dengan sertifikat khusus misalnya, Psikologis, guru BK, atau guru dengan tugas khusus. 6. Dievaluasi untuk mengetahui hasil setelah diberi bantuan. Setelah layanan bimbingan diberikan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil dari layanan yang telah diberikan. Selain itu dengan mengadakan evalasi dapat direncanakan pula kegiatan apa yang bisa dilakukan selanjutnya terkait masalah yang dihadapi oleh individu
  • 7. 7 Untuk memahami pengertian bimbingan, perlu dipertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli berikut : 1. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada anak atau kelompok anak dari segala umur tanpa memandang jenis kelamin yang mengalami problem (kesulitan hidup), supaya anak/kelompok anak itu, dapat menentukan problemnya sendiri, dapat memecahkan sendiri sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup yang baik lahir maupun batin. (Tohirin) 2. Menurut Shertzer dan Stone bimbingan adalah proses membantu orang perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya 3. Bimbingan yaitu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya (Moh.Surya). 4. Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang
  • 8. 8 atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 5. Selanjutnya menurut buku pelaksanaan bimbingan dan konseling tahun 1994. "Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan". Apabila ditinjau dari sudut bahasa maka bimbingan merupakan suatu bantuan kepada individu yang berasal pada pengalaman individu untuk membantu dirinya sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengalaman individu memiliki pengaruh penting dalam kehidupan selanjutnya. Pemaknaan terhadap pengalaman yang telah dijalani akan membuat hidup seseorang memiliki arti, nilai-nilai yang dianutnya. Pengertian bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan oleh seorang yang
  • 9. 9 ahli (konselor) secara terus menerus sehingga individu dapat memahami dirinya dan mengarahkan diri sesuai dengan tuntutan diri, keluarga dan masyarakatnya. Bimbingan bersifat pencegahan agar individu dapat mengetahui sejak dini akibat dari perbuatan yang akan dipilihnya. Dengan bimbingan individu mendapat informasi yang lebih akurat dari bimbingan seorang konselor. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan agar individu memiliki pilihan dan alternatif yang bijaksana untuk memutuskan perbuatan yang akan dipilihnya. Karena setiap manusia akan memilih pilihan yang perlu dipertimbangkan secara rasional. Bimbingan akan memberikan manfa’at bagi individu untuk melakukan analisis diri akan pengalaman, pengetahuan, ke- terampilan yang dimiliki dan perlu dikembangkan untuk mencapai perkembangan individu yang optimal. Bimbingan adalah usaha membantu individu untuk memberikan invormasi pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap yang akan berfungsi pada pengembangan diri individu. Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan formal dapat terlaksana dengan
  • 10. 10 mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan- kegiatan akan terlaksana dalam rangka suatu pro- gram bimbingan (guidance program). Dalam program bimbingan terdapat beberapa kom- ponen yaitu saluran-saluran formal untuk melayani para siswa, orang tua, tenaga kependidikan (guru dan staf). (Winkel 1991). Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma- norma yang berlaku. Istilah konseling diadopsi dari bahasa inggris “ counseling” didalam kamus memiliki beberapa arti yaitu “nasehat , anjuran, pembicaraan” . Konseling secara etimologis berarti pemberian nasehat, anjuran, pembicaraan bertukar pikiran. Secara terminologis konseling juga di konsepsikan sangat beragam oleh para pakar bimbingan dan konseling karena
  • 11. 11 memiliki satu sama lain ada kesamaannya. Kesamaan makna dalam konseling setidaknya dapat dilihat dari kunci tentang konseling dalam tataran praktik, di mana konseling merupakan : 1. Proses pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara pembimbing (konselor ) denga klien ( siswa ) 2. Dalam proses pertemuan atau hubungan timbal balik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut dengan wawancara konseling. 3. Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antar pribadi dimana orang yang satu membantu orang lainya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya. 4. Jadi konselling merupakan pertemuan tatap muka (wawancara) antara konselor dengan klien yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkanya bersama – sama sehingga dapat memecahakan masalahanya berdasarkan penentuan sendiri.
  • 12. 12 5. Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling dikemukakan oleh para ahli, dapat dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematik, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan individu dapat memahami dirinya, lingkunganya untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tujuan Umum adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat), berbagai latar belakang yang ada ( latar belakang keluarga, pendidikan status ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Tujuan khususnya merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang
  • 13. 13 bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. C. KESALAHPAHAMAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Bimbingan dan Konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan 2. Konselor di Sekolah dianggap sebagai polisi sekolah 3. Bimbingan dan Konseling diangap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat 4. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifat insidental 5. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk klien- klien tertentu saja 6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan /atau “kurang normal” 7. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri 8. Konselor harus aktif , sedangkan pihak lain pasif 9. menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja 10. Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja
  • 14. 14 11. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan Psikiater 12. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling segera dilihat 13. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi bimbingan dan konseling (Misalnya Tes, Inventori, Angket dan ALat pengungkap lainnya) 14. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang ringan saja D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli 2. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama)
  • 15. 15 3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. 4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir 5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya 6. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
  • 16. 16 7. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). 8. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. 9. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. E. TUGAS DAN LATIHAN ANALISIS KASUS Andi adalah seorang siswa di kelas 8 Sekolah Menengah Pertama di sebuah desa di Manado. Pada awal kelas 8 di semester awal Andi menunjukkan perkembangan yang baik, hal ini dapat dilihat dari kaaktifan Andi saat dia di kelas dan juga nilai Andi yang tidak ada yang di bawah delapan. Namun ketika memasuki semester baru keaktifan Andi mulai
  • 17. 17 menurun tetapi nilai-nilai Andi tetap baik. Seorang guru yang mengajar Matematika menyadari ada perubahan pada diri Andi. Beberapa hari kemudian guru tersebut berkordinasi dengan guru mata pelajaran yang lain dan ditemukan beberapa hal sebagai berikut: - Andi hanya mengalami penurunan keaktifan dalam semua mata pelajaran - Komunikasi Andi dengan teman-teman sekelasnya mulai menurun Selanjutnya guru matematika tersebut bertemu dengan guru Bimbingan dan Konseling dan berdiskusi dengan guru BK. Setelah itu guru BK memanggil Andi ke Ruang BK. Dari kasus yang disajikan di atas coba rumuskan hal- hal berikut: Guru BK dan Guru Mata pelajaran akan melakukan Bimbingan dan Konseling. a. Rumuskan Tujuan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan
  • 18. 18 b. Perhatikanlah makna Bimbingan dan Konseling yang disajikan di atas, lalu rumuskan apa saja yang akan dilakukan guru BK dan guru mata pelajaran agar semua fungsi bimbingan dan konseling dapat didapatkan secara maksimal, dan kesalahpahaman tentang bimbingan dan konseling bisa diminimalisir.
  • 19. 19 BAB 2. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBAGAN DAN KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING A. KECENDERUNGAN DAN ARAH BARU BIMBINGAN DAN KONSELING Proses belajar sepanjanga hayat dan sejagat hayat terjadi secara terpadu, menyangkut seluruh aspek kehidupan, terjadi keterpaduan antara belajarm hidup dan bekerja yang satu sama lain tak dapat dipisahkan melainkan terjadi secara bersinergi hal inilah yang dimaksud esensi belajar sejagat hayat. Belajar sepanjang hayat, bimbingan dan konseling, pendidikan, latihan dan dunia kerja adalah siklus dan sistem yang berurusan secara terus-menerus dalam kehidupan manusia. Informasi bimbingan dan konseling memiliki peran kunci di dalam memfasilitasi akses, peningkatan, dan transisi antara siklus dan sistem ini sepanjang kehidupan individu. Bimbingan sepanjang hayat menghendaki kerja sama aktif dari lembaga pendidikan, latihan dan dunia kerja untuk menjadikan prinsip belajar sepanjang hayat ini terwujud dalam kehidupan. Onformasi, bimbingan dan konseling diidentifikasi sebagai komponen kunci strategik untuk mengimplementasikan kebijakan belajar sepanjang hayat (IAEVG, 2002).
  • 20. 20 Belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat menjadi strategi belajar masyarakat global karena beberapa alansan: a. Meningkatkan investasi SDM b. Membangun masyarakat inklusif yang memberi peluang yang sama kepada seluruh warga masyarakat untuk memperoleh akses belajar yang bermutu c. Mencapai jenjang pendidikan dan kualifikasi vokasional (berhubungan dengan sekolah) yang lebih tinggi, karena kesempatan belajar dapat diperoleh setiap warga masyarakat kapan pun dan dimana pun. d. Mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam kehidupan publik, sosial dan politik Kunci dasar untuk mencapai tujuan ini adalah perspektif baru tentang bimbingan dan konseling yang berorientasi pada kemudahan individu dalam: a. Mengakses informasi bermutu tentang kesempatan belajar; b. Memberikan bantuan pribadi untuk mengintegrasikan hidup, belajar dan bekerja; c. Menumbuhkembangakan individu sebagai pribadi, profesional, dan warga negara yang self motivated. Sejalan dengan belajar sepanjang dan sejagad hayat, maka bimbingan dan konseling pun menjadi bimbingan dan konseling sepanjang hayat. Arah dan prespektif baru
  • 21. 21 bimbingan dan konseling ini menjadikan bimbingan dan konseling sebagai upaya proaktif dan sistematik di dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi, pengembangan prilaku efektif, pengembangan lingkuanan dan peningkatan keberfungsian individu di dalam lingkungannya. B. ESENSI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN Bimbingan dan konseling perkembangan bartolak dari asumsi bahwa perkembangan yang sehat terjadi melalui interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungannya. Pengembangan lingkungan perkembangan atau ekologi perkembangan manusia merupakan wahana straregik perkembangan siswa yang harus dikembangakan konselor. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan belajar yang terstuktur dan secara sengaja dirancang untuk memberi peluang kepada sisa mempelajari prilaku baru, membentuk harapan dan persepsi, memperbaiki dan bahkan mengganti prilaku yang tidak sesuai, memperhalus dan menginternalisasi prilaku. Lingkungan perkembangan adalah wahana untuk mendeskripsikan, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan interaksi dan transaksi dinamik antara individu (siswa) dengan lingkungan dan segala perlengkapan yang harus dipelihara. Terdapat tiga struktur dalam lingkungan perkembangan yang harus dirancang oleh konselor:
  • 22. 22 a. Struktur peluang : yang dirumuskan dalam perangkat tugas perkembangan, masalah, atau situasi yang mendorong para siswa memelajari berbagai kecakapan hidup dan prilaku baru. b. Struktur dukungan: yaitu penyiapan dan pengembangan perangkat sumber daya yang dapat diperoleh siswa di dalam mengembangkan perilaku baru untuk merespons ragam stimulus lingkungan. c. Struktur penghargaan: yaitu penialaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat perilaku baru siswa. C. IMPLIKASI BAGI KONSELOR Kerangka berfikir di atas membawa implikasi bagi konselor dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya, yaitu: a. Konselor akan berada pada ikatan bimbingan dan konseling individual maupun kelompok dengan ragam proses perkembangan perilaku yang menyangkut pendidikan, karier, pribadi, pengambilan keputusan, keluarga, keagamaan dan kegiatan lain yang terkait dengan pengayaan pertumbuhan dan keefektifan diri. b. Konselor melakukan intervensi yang terfokus pada pengembangan, pencegahan, maupun remediasi. Konselor membantu individu maupun kelompok untuk meningkatkan mutu lingkungan baik secara fisik, sosial maupun psikologis yang akan mempengaruhi perkembangan individu yang bekerja, belajar dan hidup di dalamnya.
  • 23. 23 c. Konselor berperan dan berfungsi sebagai seorang pendidik psikis (psychoeducator), dengan perangkat pengetahuan dan keterampilan psikologis yang dimilikinya untuk membantu individu mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Sebagai seorang psychoeducator, konselor harus kompeten dalam hal: 1) Memahami kompleksitas interaksi individu- lingkungan dalam ragam konteks sosial budaya. 2) Menguasai ragam bentuk intervensi psikologis baik antar maupun intrapribadi dan lintas budaya. 3) Menguasai strategi asesmen lingkungan dalan kaitannya dengan keberfungsian psikologis individu. 4) Memahami proses perkembangan manusia. D. SISTEM MANAJEMEN YANG MENDUKUNG Ada beberapa implikasi manajerial dan kebijakan yang perlu mendpatkan perhatian dan penerapan secara sungguh-sungguh oleh kepala sekolah dan para pimpinan dan pengambil kebijanan baik di tingkat nasional maupun daerah: a. Layanan bimbingan dan konseling harus memperolah kesempatan bertatap muka langsung dengan siswa di kelas secara terjadwal. b. Kolaborasi antara bimbinang dan konseling (konselor) dan pembelajaran (guru) adalah salah satu bentuk lintas kurikulum dalam implementasi KBK. Oleh karena
  • 24. 24 itu, kolaborasi ini harus dikembangkan secara sistematis salam berbagai bentuk dan tataran. c. Ketenagaan bimbingan dan konseling adalah konselor profesional. Penempatan dan penugasan tenaga yang berlatar non-bimbingan dan konseling, jika masih dianggap perlu, harus dirancang dan direkrut secara baik dan selektif, ditempatkan dalam posisi yang tapat, dan disiapkan dengan kemampuan yang memadai melalui pendidikan dan pelatihan khusus, dan kemampuannya teruji berdasarkan kriteria yang dietapkan. d. Pendanaan layanan bimbingan dan konseling, layaknya implementasi pembelajran, perlu didukung ileh anggaran yang memadai. Layanan bimbingan dan konseling harus menjadi salah satu program yang masuk ke dalam anggaran pendapatan dan belanja sekolah. E. KOMPETENSI KONSELOR Kompetensi konselor akan dinyatakan dalam penguasaan konsep, penghayatan dan perwujudan nilai, penampilan pribadi yang bersifat membantu dan unjuk kerja bimbingan dan konseling yang profesional dan akuntabel. Kompetensi konselor dibangun dari landasan filosofis tentang hakikat manusia dan kehiduapannya sebagai makhluk Allah Yang Maha Kuasa, pribadi, dan warga negara yang ada dalam konteks kultur tertentu,
  • 25. 25 kelasnya kultur Indonesia. Konselor adalah pendidik, karena itu konselor harus berkompeten sebagai pendidik. Landasan dan wawasan kependidikan menjadi salah satu kompetensi dasar konselor. Konselor adalah seorang profesional, karenanya layanan bimbingan dan konseling harus diatur dan didasarkan kepada regulasi perilaku profesional. Regulasi inilah yang disebut Kode Etik.
  • 26. 26 BAB 3. PRIBADI KONSELOR A. PENDAHULUAN Seorang konselor tidak dilahirkan bukan karena pendidikan dan latihan profesionalnya semata-mata. Menjadi konselor berkembang melalui proses yang panjang, dimulai dengan mempelajari berbagai teori dan larihan serta beruhasa belajar dari pengalaman praktik konselingnya (Nelson-ajones, 1997). Menjadi konselor yang baik yaitu konselor yang efektif, perlu mengenal diri sendiri, mengenal klien, memahami maksud dan tujuan konseling, serta menguasai proses konseling. Salah satu pengenalan diri sendiri adalah pemajaman perasaan dan sikap-sikap diri sendiri. Salah satu cara untuk memahami perspektif klien ialah memahami alasan-alasan klien untuk memperoleh konseling. Memberi petunjuk mengandung resiko baik untuk klien maupun konselor. a. Umumnya klien merasa tidak senang diberi petunjuk atau saran oleh orang lain, sehingga dapat mendatangkan pengaruh terbalik. b. Jika saran yang diberikan tidak menyelesaikan masalah, akan mengurangi kepercayaan klien kepasa konselor sehingga klien tidak terbuka mengenai dirinya sendiri. c. Jika petunjuk memberikan pengaruh positif untuk jangka pendek, saran atau petunjuk akan
  • 27. 27 menimbuklan ketergantungan klien kepada konselor karena tidak mampu berdiri sendiri. Aspek kunci lain dalam konseling yang efektif adalah hubungan konseling, yaitu kualitas hubungan antara konselir dengan klien. Carl Rogers menyebutkan tiga kualitas utama yang diperlukan seorang konselor agar konselingnya efektif, yaitu a. Kongruensi yaitu seorang konselor yang dalam perilaku hidupnya menunjukkan sebagai dirinya sendiri yang asli, utuh, dan menyeluruh, baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan profesionalnya. b. Empati yaitu konselor memiliki kualitas empati dapat merasakan pikiran dan perasaan orang lain dan ada rasa kebersamaan dengan klien, konselor memahami jalur jalan dan liku-liku yang dilalui klien dan bersimpati padanya, berjalan bersama dengannya sebagai teman sejalan. c. Perhatian positif tanpa syarat pada klien yaitu konselor memberikan perhatian positif tanpa syarat. Konselor dapat menerima klien sebagaimana adanya dengan segala kelemahan dan kekeuatnnya, silap dan keyakinannya, termasuk prilakunya yang mungkin memuakkan bagi orang lain.
  • 28. 28 B. KARAKTERISTIK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Bertolak dari UU No. 20/2003 Pasal 1 (1), yang menyatakan pendidikan merupakan “... usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,” maka dapat diterima pendapat yang mengatakan bahwa pendidik, di dalamnya termasuk konselor, seyogianya adalah pribadi-pribadi yang memiliki ciri-ciri berikut: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Berpandangan Positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, individual dan sosial. c. Menghargai harkat dan matabat manusia dan hak asasinya, serta bersikap demokrasis. d. Menampilkan nilai, norma, dan moral yang berlaku dan berakhlak mulia. e. Menampilkan integritas dan stabilitas kepribadian dan kematangan emosional. f. Cerdas, kreatis, mandiri, dan berpenampilan menarik Selain ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, seorang konselor juga harus memiliki ciri-ciri penting seperti yang dikemukakan oleh Corey (1977: 234-235), yaitu:
  • 29. 29 a. Mempunyai rasa empati yang tidak posesif Memiliki cara-cara sendiri. b. Memilikii kehormatan diri dan apresiasi diri. c. Mempunyai kekuatan yang utuh, mengenal dan menerima kemampuan sendiri d. Terbuka terhadap perubahan dan mau mengambil resiko yang lebih besar e. Terlibat dalam proses-proses pengembangan kesadaran tentang diri dan orang lain f. Mau dan mampu menerima dan memberikan toleransi terhadap ketidakmenentuan g. Memiliki identitas diri h. Hidup i. Otentik, nyata, sejalan (congruent), jujur, dan bijak. j. Memberi dan menerima kasih sayang, dan dapat memberikan sesuatu dengan sepenuh hati, mudah dipengaruhi oleh orang-orang yang dikasihi serta mempunyai kemampuan untuk memperhatikan orang lain k. Hidup pada masa kini l. Dapat berbuat salah dan mau mengakui kesalahan m. Dapat terlibat secara mendalam dengan pekerjaan- pekerjaan dan kegiatan-kegiatan kreatif, menyerap makna yang kaya dalam hidup melalui kegiatan- kegiatan.
  • 30. 30 C. TUGAS DAN LATIHAN 1. coba ingat-ingat kembali ketika pada suatu waktu anda diterima oleh seseorang sebagaimana adanya. Coba bayangkan situasi itu. Apa yang terjadi dan apa yang anda lihat, dan apa yang dikatakan. Bagaimana pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan anda dalam bayangan anda. Fokuslah pada tubuh anda. Dapatkah anda melokalisasi bagian tubuh anda tempat perasaan-perasaan anda? Bila anda tidak nyaman dengan bayangan visual, gunakan kata-kata, suara, wewangian atau perasaan-perasaan tubuh. 2. Bagaimana anda menggambarkan diri anda jika harus bekerja dengan sesorang pemarah atau suka mencaci- maki? Ambil waktu sejenak agar gambaran tersebut muncul. Apa yang anda lihat dan dengar? Yang lebih penting, apa yang anda rasakan? Dapatkah amda menemukan tempat khusus persaan tersebut di dalam badan anda
  • 31. 31 BAB 4. KONSEP DASARBIMBINGANKONSELING PERKEMBANGAN A. PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling perkembangan adalah pemberian bantuan kepada siswa yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu- isu yang berkaitan depan perkembangan siswa dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan. Bimbingan dan konseling perkembangan mengutamakan pertumbuhan aspek positif tiap individu. Bimbingan konseling perkembangan melibatkan orang tua dalam kerja sama yang merupakan suatu tim bimbingan. Dalam pelaksanaam bimbingan perkembangan, guru dapat melibatkan tim kerja atau berbagai pihak yang terkait terutama orang tua siswa, sehingga akan lebih efektif ketimbang bekerja sendiri. Menurut Muro dan Kottman (1995: 50-53) bimbingan dan konseling perkembangan adalah program bimbingan yang di dalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa b. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa
  • 32. 32 c. Guru bimbingan dan konseling (konselor) dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan d. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan e. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan penguasaan diri (self-enhancement) f. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan (encouragement) g. Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan yang terarah ketimbang akhir perkembangan yang definitif h. Bimbingan perkembangan-sebagai tim oriented- menuntut pelayanan dari konselor profesional i. Bimbingan perkembangan pefuli dengan identifikasi awal akan kebutuhan-kebutuhan khusus siswa j. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi k. Bimbingan perkemabgan memiliki kerangak dasar dari psikologi anak, psikologi perkembangan, dan teori- teori pembelajaran. l. Bimbingan perkembangan mempunyai sigar mengikuti urutan dan lentur
  • 33. 33 B. ASUMSI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN Pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi individu merupakan aset yang berharga bagi kemanusiaan. Menurut Blocer (1974:5) asumsi dasar bimbingan perkembangan, yaitu perkembangan incividu akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara incividu dengan lingkungannya. Asumsi ini membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan di sekolah yaitu: a. Perkembangan adalah tujuan bimbingan, oleh karena itu para petugas bimbingan di sekolah perlu memliki suatu kerangka berpikit konseptual untuk memahami perkembangan siswa sebagai dasar perumusan isi dan tujuan bimbingan. b. Interaksi yang sehat merupakan suatu iklim perkembangan yang harus dikembangakan oleh petugas bimbingan. Oleh karena itu, petugas bimbingan perlu menguasai pengetahuan dan keterapilan khusus untuk mengembangkan interaksi yang sehat sebagai pendukung sistem peluncuran bumbungan di sekolah (Sunaryo Kartadinata, 1996:10)
  • 34. 34 C. TUGAS PERKEMBANGAN SEBAGAI DASAR LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Secara khusus layanan bimbingan bertujuan untuk meembantu siswa agar dapat memenuhi tugas perkembangan yang berkaitan dengan aspek pribadi sosial, pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam aspek perkembangan pribadi sosial layanan bimbingan membantu siswa agar: a. Memiliki pemahaman diri b. Mengembangkan sikap positif c. Membuat pilihan kegiatan secara sehat d. Mampu menghargai orang lain e. Memiliki rasa tanggung jawab f. Mengembangkan ketrampilan hubungan antarpribadi g. Dapat menyelesaikan masalah h. Dapat membuat keputusan secara baik Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan bimbingan membantu siswa agar dapat: a. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar b. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan c. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya d. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian Dalam aspek perkembangan karier, layanan bimbingan membantu siswa agar dapat:
  • 35. 35 a. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan b. Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan c. Mengeksplorasi arah pekerjaan d. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan, dan minat dengan kenis pekerjaan. D. TUGAS DAN LATIHAN 1. Cobalah buatalah sebuah ulasan kegiatan rutinitas kegiatan anda sehari-hari, dari anda bangun tidur hingga anda tidur lagi 2. Tulislah pula bagaimana cara anda membagi waktu antara kuliah, kerja dan atau kegiatan yang lain 3. Tuliskan pula rencana kedepan untuk karier anda dimasa depan
  • 36. 36 BAB 5. TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING A. BIMBINGAN KELOMPOK Salah satu cara dalam melakukan bimbingan adalah dengan melalui bimbingan kelompok. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Penataan bimbingan kelompok pada umumya berbentuk kelas yang beranggotakan 15 sampai 20 orang. Kegiatan bimbingan kelompok biasanya dipimpin oleh seorang guru bimbingan dan konseling (konselor) atau guru. Ada beberapa langkah dalam melakukan bimbingan konseling kelompok. a. Langkah Awal Langkah awal ini dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para peserta didik, pengertian ini, langkah selanjutnya menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat menyelenggarakan kegiatan bimbingan kemompok b. Perencanaan Kegiatan Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan 1) Materi layanan 2) Tujuan yang ingin dicapai
  • 37. 37 3) Sasaran kegiatan 4) Bahan atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok 5) Rencana penilaian 6) Waktu dan tempat c. Pelaksaan Kegiatan Kegiatan yang telah direncanakan itu selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut: 1) Persiapan menyeluruh meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya) a) Persiapan bahan b) Persiapan administrasi c) Persiapan keterampilan Guru/Konselor diharapkan mampu melaksanakan teknik-teknik berikut:  Teknik umum “Tiga M”: Mendengar dengan Baik, Memahami secara penuh, Merespon secara tepat dan positif (dorongan minimal, penguatan dan keruntutan)  Keterampilan memberikan tanggapan, mengenal perasaan peserta, dan mengungkapkan perasaan sendiri dan merefleksikan.  Keterampilan memberikan pengarahan, memberikan informasi, memberikan nasihat, memengaruhi dan mengajak,
  • 38. 38 menggunakan contoh pribadi, memberikan penafsiran, mengonfrontasikan, mengupas masalah dan menyimpulkan  Keterampilan memantapkan asas kerahasiaan kepada seluruh peserta 2) Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan. a). Tahap 1 : yaitu pembentukan (pengenalan, pelibatan, dan pemasukan diri) Dengan kegiatan sebagai berikut:  Mengungkapkan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok  Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok  Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri  Teknik khusus  Permainan penghangatan/pengakraban. b). Tahap 2 : yaitu peralihan Dengan kegitan sebagai berikut:  Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya  Menewarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutanya  Membahas suasana yang terjadi
  • 39. 39  Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota  Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama/tahap pembentukan c). Tahap 3 : yaitu kegiatan Dengan kegiatan sebagai berikut:  Pimpinan kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik  Tanya jawab antara anggota dan pimpinan kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang akan dikemukakan pimpinan kelompok  Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas  Kegiatan selingan d. Evaluasi kegiatan Penilaian kegiatan bimbingan kelompok difokuskan pada perkenbangan pribadi peserta didik dan hal- hal yang dirasakan mereka berguna. Isi kesan- kesan yang diungkapkan oleh perasaan peserta merupakan isi penilaian yang sebenarnya.
  • 40. 40 Dalam penilaian terhadap bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis dengan meminta peserta untuk mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung ataupun keinginan untuk terlibat dalam kegiatan serupa berikutnya. Penilaian ini dapat dilakuakan dengan tertulis baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isiaan sederhana. Penilaian terhadap bimbingan kelompok berorientasi pada perkembangan yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri peserta didik. Penilaian terhadap bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas c. Mengungkapkan keguanakan bimbingan kelompik bagi mereka dan perolehan mereka sebagai hasil dari keikutsertaan mereka d. Mengungkapkan minat dan sikap mereka tenatang kemungkinan kegiatan lanjutan e. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan bimbingan kelompok
  • 41. 41 e. Analisis dan Tindak Lanjut Hasil penilaian kegiatan bimbingan kelompok perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut seluk beluk kemajuan para peserta dan seluk beluk penyelenggaraan bimbingan kelompok. Perlu dikaji apakah hasil-hasil pembahasan dan/ atau pemecahan masalah sudah dilakukan sedalam atau setuntas mungkin, atau sebenarnya masih ada aspek-aspek penting yang belum dijangakau dalam pembahasan itu. Dalam analisis tersebut, satu hal yang menarik ialah analisis tentang kemungkinan dilanjutkannua pembahasan topik atau masalah uang telah dibahas sebelumnua. Usaha tindak lanjut mengikuti arah dan hasil analisis tersebut di atas. Tindak lanjut itu dapat dilaksanakan melalui bimbingan kelompok selanjutnya atau kegiatan dianggap sudah memadai dan selesai sehingga upaua tindak lanjut secara tersendiri dianggap tidak diperlukan.
  • 42. 42 B. KONSELING INDIVIDUAL  Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (peserta didik). Konseling ditujukan kepada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam masalah pendidikan, pekerjaan, dan sosial di mana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Oleh karena itu, konseling hanya ditujukan kepada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.  Dalam konseling terdapat hubungan yang dinamis dan khusus karena dalam interaksi tersebut konseli merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Konseli merasa ada orang lain yang dapat mengerti masalah pribadinya dan mau membantu memecahkannya. Konselor dan konseli saling belajar dalam pengalaman hubungan yang bersifat khusus dan pribadi ini.  Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (peserta didik) dapat mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realitis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya.  Dalam konseling diharapkan konseli dapat mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitarnya. Konseling bertujuan membantu individu untuk memecahkan
  • 43. 43 masalah0masalah pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang.  Konseling bertujuan membantu individu untuk mengadakan interpretasi fakta-fakta, mendalami arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Konseling memberikan bantuan kepada indiidu untuk mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan tekik standar serta merupakan tugas pokok seorang knselor di pusat pendidikan  Banyak teknik yang digunakan dalam konseling insividual, yaitu : Attending/ menghampiri klien: Memimpin Empati Memfokus Refleksi Konfrontasi Eksplorasi Menjernihkan Menangkap pesan utama Memudahkan Bertanya untuk membuka percakapan Diam Bertanya tertutup Mengambil inisiatif Dorongan minimal Memberi nasihat Interpretasi Memberi informasi Mengarahkan Merencanakan Menyimpulkan sementara Menyimpulkan
  • 44. 44  Tahap-tahap konseling individu a. Tahap Awal Konseling Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu konselor hingga berjalan proses konseling dan menemukan definisi masalah klien. Tahap awal ini Cavanagh (1982) menyebutkan istilah introduction, invitation, and environmental support. Adapun yang dilakukan oleh konselor dalam proses konseling tahap awal itu adalah sebagai berikut. 1) membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah. Hubungan ini disebut working relationship (hubungan yang berfungsi, bermakna, dan berguna). Kunci keberhasilan tahap ini diantaranya ditentukan oleh keterbukaan konselor dan keterbukaan klien. 2) Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling telah terjalin dengan baik dan klien sudah melibatkan diri, berarti kerja sama antara konselor dengan klien bisa dilanjutkan dengan mengangkat isu, kepedulian, dan masalah yang dialami klien. 3) Membuat penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah. Konselor berusaha menjajaki kemungkinan
  • 45. 45 rancangan bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien dan lingkungannya yang tepat untuk mengatasi salah kliennya. 4) Menegoisasikan kontrak. Kontrak konselor dengan klien mengenai waktu, tempat, tugas dan tanggung jawab konselor, tugas dan tanggung jawab klien, tujuan konseling dan kerja sama lainnya dengan pihak-pihak yang akan membantu perlu dilakukan pada tahap ini. b. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja) Berdasarkan kejelasan masalah klien yang disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada: (a) penjelajahan masalah yang dialami klien, (b) bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajahi tentang masalah klien. Cavanagh (1982) menyebutkan tahap ini sebagai tahap action. Adapun tujuan pada tahap ini adalah sebagai berikut. 1) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian klien dan lingkungannya dalam mengatasi masalah tersebut. Dengan penjelajahan ini, konselor
  • 46. 46 berusaha agar kliennya mempunyai pemahaman dan alternatif pemecahan baru terhadap masalah yang dialaminya. 2) Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara. Hal ini dapat terjadi jika klien merasa senang terlibat dalam proses konseling dan merasa butuh untuk mengembangkan potensi dirinya dalam mengatasi masalah yang dialaminya. 3) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kontrak dinegoisasikan agar betul-betul memperlanjar proses konseling c. Tahap Akhir Konseling Cavanagh (1982) menyebut tahap ini dengan istilah termination. Pada tahap ini, konseling ditandai oleh beberapa hal berikut ini. 1) Menurunnya kecemasan klien. Hal ini diketahui setelah konselor menanyakan keadaan kecemasannya. 2) Adanya perubahan prilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamik. 3) Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang dengan program yang jelas pula.
  • 47. 47 4) Terjadinya perubahan sikap yang positif terhadap masalah yang dialaminya, dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, teman, dan keadaan yang tidak menguntungkan. Tujuan tahap akhir ini adalah untuk memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak bermasalah. Klien dapat melakukan keputusan tersebut karena klien sejak awal berkomunikasi dengan konselor dalam memutuskan perubahan sikap tersebut. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini adalah: (a) terjadinya transfer of learning pada diri klien; (b) melaksanakan perubahan prilaku klien agarmampu mengatasi masalahnya; (c) mengakhiri hubungan konseling
  • 48. 48 C. KONSELING KELOMPOK Strategi berikutnya dalam melakasanakan program bimbingan adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan danpertumbuhannya, dan selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan. Konseling kelompok adalah suatu upaya nantuan kepada peserta didik dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok bersifat pencegahan dalam arti bahwa klien-klien (peserta didik) yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat penyembuhan pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok itu menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu- individu yang bersangkutan untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri. Dalam hal ini, individu- individu tersebut didorong untuk melakukan tindakan yang selaras dengan kemampuannya semaksimal mungkin melalui perilaku perwujudan diri.
  • 49. 49 Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling menerimam dan saling mendukung. Fungsi-fungsi terapi itu diciptakan dan dikembangkan dalam suatu kelompok kecil melalui cara saling memedulikan di antara para peserta konseling kelompok. Klien-klien dalam konseling kelompok pada dasarnya adalah individu-individu normal yang memiliki berbagai kepedulian dan persoalan yang tidak memerlukan perubahan kepribadian dalam penangannya. Klien dalam konseling kelompok dapat menggunakan penanganannya. Klien dalam konseling kelompok dapat menggunakan interaksi dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan prilaku tertentu. Prosedur konseling kelompok sama dengan bimbingan kelompok, yaitu: 1) Tahap pembentukan: temanya pengenalan, pelibatan dan pemasukan diri. 2) Tahap peralihan: temanya pembangunan jembatan antara tahap pertam dan tahap ketiga. 3) Tahap kegiatan: temanya kegiatan pencapauan tujuan 4) Tahap pengakhiran: temanya penilaian dan tindak lanjut
  • 50. 50 D. KONSULTASI Teknik lain dalam program bimbingan dan konseling adalah konsultasi. Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting karena banyak masalah, karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang yang profesional. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasikan dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. Konsultasi dipandang bukan sebagai konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada peserta didik tetapi secara tidak langsung melayani peserta didik melalui bantuan yang diberikan orang lain. Konsultasi lebih seperti pemberian nasihat yang diberikan oleh seorang profesional yang bisa seorang guru, konselor, atau orang lain yang dianggap mampu. Ada beberapa tujuan konsultasi antara lain: a. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi peserta didik, prang tua dan administrator sekolah
  • 51. 51 b. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di antara orang yang penting c. Mengajak bersama pribagi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar d. Memperluas layanan dari para ahli e. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator f. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku g. Menciptakan suatu lingkunagn yag berisi semua komponen lingkungan belajar yang baik h. Menggerakkan organisasi yang mandiri Ada lima langkah proses konsultasi yaitu: a. Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi dan perhatian pada konsulti b. Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana kegiatan c. Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan kegiatan d. Melakukan pemecahan masalah e. Melakukan alternatif lain apabila masalah belum terpecahkan
  • 52. 52 E. KOLABORASI DENGAN PERSONEL SEKOLAH, ORANG TUA, DAN MASYARAKAT Pada saat merencanakan dan melaksanakan program layanan dasar bimbingan di sekolah, konselor dapat bekerja sama dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru bidang studi, staf tata usaha, orang tua dan masyarakat di sekitarnya. a. Kerja sama dengan kepala sekolah tentang berbagai kebijakan sekolah yang dapat didukung oleh program BK seperti meningkatkan prestasi sekolah dalam bimbingan akademik, kesenian, olahraga, pramuka, dan kedisiplinan. Konselor dapat berdiskusi dengan kepala sekolah mengenai sumber-sumber tenaga dan biaya untuk melaksanakan program BK. b. Kerja sama dengan Wakil kepala sekolah tentang penataan waktu pelaksanaan BK di sekolah, sarana yang dibutuhkan BK, dan bentuk-bentuk kegiatan kesiswaan yang dapat endorong gairah peserta didik untuk mau belajar di sekolah c. Kerja sama dengan guru tentang merencanakan kegiatan-kegiatan intra dan estrakurikuler yang dapat mendorong anak merasa senagn untuk belajar, konselor dapat juga bekerja sama dengan staf administrasi sekilah dalam merencakan teknik-teknik pengadministrasian dan pelaporan kegiatan layanan dasar bimbingan. Membantu peserta didik unggul untuk memperkaya belajarnya, membantu para
  • 53. 53 peserta didik normal (prestasi belajarnya biasa) untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan membantu peserta didik yang asor (prestasi belajarnya di bawah rata-rata) untuk mengatasi kesulitan belajarnya. d. Kerja sama dengan pihak sekolah dan luar sekolah tentang pemberian layanan orientasi sekolah, konselor dapat berkolaborasi dengan kepala sekolah, wakasek, guru, dan staf administrasi. Mereka diminta untuk bersedia menjelaskan tugas pokok dan fungsinya kepada peserta didik baru, sehingga peserta didik betul-betul memahami kedudukan dan tugas masing- masing personel sekolah. e. Kerja sama dengan anggota atau lembaga masyarakat yang ahli di bidang masing-masing. Pada saat peserta didik membutuhkan informasi tentang kesehatan, konselor berkilaborasi dengan puskesmas atau dokter, apabila membutuhkan informasi tentang keamanan maka konselor bisa berkolaborasi dengan TNI atau polisi, dan lain sebagainya f. Kerja sama dengan pihak sekolah dan orang tua peserta didik. Konselor dapat meminta pendapat peserta didik, kepala sekolah, wakasek, guru bidang studi, wali kesa, dan prangtua tentang perencanaan dan pelaksanaan program BK. Mereka dapat diminta untuk efektivitas program BK dan keterlibatan personel sekolah dan peserta didik dalam pelaksanaan BK.
  • 54. 54 F. PENGAJARAN REMEDIAL Pengajaran Remedial adalah salah satu upaya guru untuk menciptakan sutu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok peserta didik tertentu agar lebih mampu mengembangkan dirnya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang terencana, terorganisir, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memerhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keberagaman konsisi objektif individu dan atau kelompok peserta didik yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya ( Abin syamsuddin Makmun 1998:228). Secara skematika prosedur remedial tersebut dapat digambarkan sebagai berikut a. Diagnostik kesulitan belajar mengajar b. Rekomendasi/ refferal c. Penelaahan kembali kasus d. Pilihan alternatif tindakan e. Layanan konseling f. Pelaksanaan pengajaran remedial g. Pengukutan kembali hasil belajar-mengajar h. Revaluasi/rediagnostik. i. Tugas tambahan j. Hasil yang diharapkan
  • 55. 55 Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara prenventif, kuratif, dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif kalau dilakukan setelah program PBM utama selesai disenggarakan, pendekatan preventif ditujuakan kepada peserta didik tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang akan ditempuhnya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya program PBM. G. PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING a. Penggunaan Komputer Salah satu layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan teknologi adalah dengan menggunakan layanan internet atau yang sering dikenal dengan E-Counseling. Konseling melalui e- mail sering disebut email therapy, online therapy, cyber counseling atau e- counseling. Emai conseling merupakan proses terapi yang di salamnya termasuk menulis selain pertemuan secara langsung dengan konselor. Email Counseling merupakan satu kesempatan untuk berkomunikasi antara klien dengan konselor yang di dalamnya
  • 56. 56 dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi klien. b. Penggunaan Teknologi Telepon Perubahan tatanan kehidupan masyarakat global menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas dan musah diakses oleh klien. Salah satu inovasi dalam layanan bimbingan dan konseling adalah dengan menggunakan layanan telepon. Dengan memanfaat teknologi telepon klien dapat berkonsultasi dengan konselor tanpa harus terhalan jarak yang jauh. Ada etika dan pasuan operasional dalam penggunaan teknologi telepon dalam layanan konseling Etika pelayanan konseling dengan menggunakan telopon adalah sebagai berikut: 1) Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien 2) Gunakan suara lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat 3) Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan 4) Mengembangakan perasaan senang dan berpikir positif tentang siapapun yang menelepon 5) Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian
  • 57. 57 6) Memfokuskan pembicaraan utntuk mengefektifkan penggunaan media komunikasi 7) Selalu mengakhiri pembicaraan dengen kesiapan untuk melakuakan hubungan komunikasi selanjutnya. H. TUGAS DAN LATIHAN a. Jelaskan beberapa hal berikut: 1) Konseling Individual 2) Konsultasi 3) Konseling kelompok 4) Bimbingan kelompok 5) E-counseling b. Aplikasi konsep 1) Buatlah bagan prosedur konseling individual 2) Buatlah bagan skematik prosedur dan strategi pengajaran remedial
  • 58. 58 BAB 6. KONTEKS BUDAYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING A. KONSEP KONSELING ANTAR ATAU LINTAS BUDAYA Isu-isu tentang antar atau lintas budaya yang disebut juga multi budaya meningakat dalam dekade 1960-an. Hal ini memicu kembali sikap-sikap rasialis yang memecah- belah antar masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda. Agar perpecahan antar budaya tidak terjadi dibutuhkan pandangan dan pendekatan baru untuk kehidupan di abad ke 21 ini, baik yang melingkup pendidikan bagi orang biasa maupun profesional dalam bidang lintas serta keragaman budaya. Pendidikan yang dimaksud hendaknya menegaskan dimensi-dimensi keragaman dan perbedaan. Dengan kata lain, kecenderungan pendidikan yang berwawasan lintas budaya sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia abad ke 21. Definisi-definisi awal tentang lintas budaya cenderung untuk menekankan pada ras, etnisitas, dan sebagainya, sedengakan para teoritis mutakhir cenderung untuk mendefinisikan lintas budaya terbatas pada variabel- variabelnya. Namun argumen yang lain menyatakan bahwa lintas budaya harus melingkupi pula seluruh bidang dari kelompok-kelompok yang tertindas, bukan hanya orang kulit berwarna, dikarenakan yang tertindas itu dapat
  • 59. 59 berupa gender, kelas, agama, keterbelakangan, bahasa, dan usia. Konseling lintas budaya adalah berbagai hubungan konseling yang melibatkan para peserta yang berbeda etnik atau kelompok-kelompok minoritas, atau hubungan konseling yang melibatkan konselor dan konseli yang secara rasial dan etnik sama, tetapi memiliki perbedayan budaya yang dikarenakan variabel-variabel lain seperti gender, faktor sosio-ekonomik, usia dan lain sebagainya. Dalam konseling lintas budaya terlibat konselor dan konseli yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, dan karena itu proses konseling sangat rawan oleh terjadinya bias-bias budaya pada pihak konselor yang mengakibatkan konseling tidak berjalan efektif. Agar berjalan efektif maka konselor dituntut untuk memiliki kepekaan budaya dan melepaskan diri dari bias-bias budaya, mengerti dan dapat mengapresiasi diversitas budaya, dan memiliki keterampilan-keterampilan yang responsif secara kultural. Dengan demikian, maka konseling dipandang sebagai “perjumpaan budaya” (cultural encounter) antara konselor dan konseli. B. PENDEKATAN KONSELING LINTAS BUDAYA a. Pendekatan Universal
  • 60. 60 Pendekatan universal atau etik (nilai akhlak) yang menekankan inklusivitas, atau keuniversalan kelompok-kelompok b. Pendekatan emik (kekhususan-budaya) yang menyoroti karakteristik-karateristik khas dari populasi- populasi spesifik dan kebutuhan konseling khusus mereka. c. Pendekatan inklusif atau pendekatan transcultural, Pendekatan konseling transcultural mencakup komponen berikut: 1) Sensitivitas konselor terhadap variasi-variasi dan bias budaya dari pendekatan konseling yang digunakan. 2) Pemahaman konselor tentang pengetahuan budaya konselinya 3) Kemampuan dan komitmen konselor untuk mengembangkan pendekatan konseling yang merefleksikan kebutuhan budaya konseli 4) Kemampuan konselor untuk menghadapi peningkatan kompleksitas lintas budaya Asumsi-asumsi yang mendasari pendekatan konseling transcultural 1) Semua kelompok-kelompok budaya memiliki kesamaan kebenaran untuk kepentingan konseling 2) Kebanyakan budaya merupakan musuh bagi seseorang dari budaya lain
  • 61. 61 3) Kelas dan gender berinteraksi dengan budaya dan berpengaruh terhadap outcome konseling C. MODEL KONSELING LINTAS BUDAYA a. Model berpusat pada budaya (culture centered model) Pada model ini budaya menjadi pusat perhatian. Artinya fokus utama model ini adalah pemahaman yang tepat atas nilai-nilai budaya yang telah menjadi keyakinan dan menjadi pola prilaku individu. Dalam konseling ini penemuan dan pemahaman konselor dan koseli terhadap akar budaya menjadi sangat penting. Dengan cara ini mereka dapat mengevaluasi diri masing-masing sehingga terjadi pemahaman terhadap identitas dan keunikan cara pandang masing-masing b. Model integratif (integrative model) Ada empat kelas variabel sebagai panduan konseptual dalam konseling model integratif yakni: 1) Reaksi terhadap tekanan-tekanan rasial 2) Pengaruh budaya mayoritas 3) Pengaruh budaya tradisional 4) Pengalaman dan anugerah individu dan keluarga Yang menjadi kunci keberhasilan konseling adalah asesmen yang tepat terhadap pengalaman- pengalaman budaya tradisional sebagai suatu sumber perkembangan pribadi. Budaya tradisional yang dimaksud adalah segala pengalaman yang
  • 62. 62 memfasilitasi individu dalam proses perkembangannya baik secara disadari atau tidak (nilai-nilai budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi). Oleh sebab itu kekuatan model konseling ini adalah terletak pada kemampuan mengakses nilai-nilain budaya tradisional yang dimiliki individu dari berbagai variabel di atas c. Model etnomedikal (etnomedical model) Model ini merupakan alat konseling transcultural yang berorientasi pada paradigma memfasilitasi dialog terapeutik dan peningkatan sensitivitas transcultural 1) Konsepsi sakit (sickness conception) Seseorang dikatakan sakit apabila a. Melakukan penyimpangan norma b. Melanggar batas-batas keyakinan agama dan berdosa c. Melakukan pelanggaran hukum d. Mengalami masalah interpersonal 2) Causal/healing beliefs a. Menjelaskan model healing (penyembuhan) yang dilakukan dalam konseling b. Mengembangkan pendekatan yang cocok dengan keyakinan konseli c. Menjadikan keyakinan konseli sebagai hal familiar bagi konselor
  • 63. 63 d. Menunjukkan bahwa semua orang dari berbagai budaya perlu berbagi tentang keyakinan yang sama 3) Kriteria sehat (wellbeing criteria) Pribadi yang sehat adalah seseorang yang harmonis antara dirinya sendiri dengan alamnya, artinya fungsi-fungsi pribadinya adaptif dan secara penuh dapat melakukan aturan-aturan sosial dalam komunitasnya. a) Mampu menentukan sehat dan sakit b) Memahami permasalahan sesuai dengan konteks c) Mampu memecahkan ketidakberfungsian interpersonal d) Menyadari dan memahami budayanya sendiri 4) Body function beliefs a) Perspektif budaya berkembang dalam kerangka pikir lebih bermakna b) Sosial dan okupasi (pendudukan) konseli semakin membaik dalam kehidupan sehari- hari c) Muncul intrapsikis yang efektif pada diri konseli 5) Health practice efficacy belief Ini merupakan implementasi pemecahan masalah dengan pengarahan atas keyakinan-keyakinan yang sehat dari konseli.