Dokumen tersebut merupakan resume tugas mata kuliah Ekonomi Internasional yang membahas tentang pengertian ekonomi internasional, teori-teori perdagangan internasional seperti merkantilisme, teori keunggulan mutlak dan komparatif, serta dampak kebijakan tarif terhadap perdagangan internasional.
1. EKONOMI INTERNASIONAL
Resume
Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasional
(Tugas 1)
Disusun oleh:
INE SRI NURJANAH
NIM.11150284
Kelas : 6L – MKP
Dosen: Ade Fauji. SE, MM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA
BANGSA BANTEN
2017 – 2018
2. ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Mata Kuliah“Ekonomi Internasional”.
Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW, junjungan umat Islam, pembawa kebenaran di muka bumi.
Terima kasih kepada Bapak Ade Fauji, SE.,MM selaku dosen mata kuliah
Ekonomi Internasional yang telah memberikan arahan serta bimbingan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ekonomi Internasional. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan
tentang Ekonomi Internasional meliputi Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
: Pengertian Ekonomi Internasional , Konsep Teori Perdagangan Internasional ,
Teori Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantilisme , Teori
Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif , Teori
Modern Perdagangan Internasional , Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Kebijakan Tarif.
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis
sangat berharap agar makalah ini dapat membantu dalam proses belajar serta
memahami lebih jauh mengenai masalah Ekonomi Internasional.
Sekian dan terima kasih.
Serang , 02 April 2018
INE SRI NURJANAH
NIM.11150284
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA EKONOMI INTERNASIONAL :...................................1
1.3 Identifikasi Masalah ..................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Ekonomi Internasional.........................................................................................3
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional.............................................................................................4
Ruang Lingkup Lain ................................................................................................................4
Permasalahan Ekonomi Internasional........................................................................................4
MANFAAT EKONOMI INTERNASIONAL............................................................................4
2.2 KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL...........................................................5
MANFAATPERDAGANGAN INTERNASIONAL.................................................................6
DAMPAK TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN KONSUMSI NEGARA YANG
BERSANGKUTAN........................................................................................................................6
WUJUD HUBUNGAN DAGANG ANTAR NEGARA .............................................................7
2.2 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI PRA KLASIK MERKANTILISME ...8
A. Teori Perdagangan Internasional...........................................................................................8
BAB II.............................................................................................................................................13
Teori Klasik , Teori Keunggulan Mutlak , Teori Keunggulan Komperatif.............................................13
2.4 ABSOLUTE ADVANTAGE THEORY..............................................................................13
Asumsi :.......................................................................................................................................13
COMPARATIVE ADVANTAGE THEORY DAVID RICARDO............................................14
Teori ini menyempurnakan teori Adam Smith. Untuk kasus negara yang tidak mempunyai
keunggulan absolut menurut Adam Smith tidak bisa melakukan perdagangan. Menurut David Ricardo
ada kemungkinan untuk saling berdagang.......................................................................................14
4. iv
Negara Y ..............................................................................................................................15
MODEL KLASIK DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UANG........................................15
Model Klasik dalam Hubungannya dengan Uang....................................................................16
DEVALUASI........................................................................................................................18
2.6 KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL KEBIJAKAN TARIF.........................27
BAB III............................................................................................................................................37
PENUTUP.......................................................................................................................................37
A. Kesimpulan...........................................................................................................................37
B. Saran....................................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................39
http://murtiningsih.blog.uns.ac.id/2009/10/07/teori-perdagangan-internasional/.............................39
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Saat ini kita berada dalam kegiatan ekonomi antar bangsa yang bergerak
menuju kesalingtergantungan Ekonomi. Suatu ekonomi global jangan dianggap
hanya sekedar perdagangan yang semakin besar diantara negara-negara di
dunia, karena yang tengah terjadi adalah suatu ekonomi dunia yang bergerak ke
arah ekonomi tunggal, suatu satu ekonomi dan satu pasar. Dengan demikian
kini tidak ada lagi yang namanya ekonomi nasional murni. Bagian dunia yang
lain terlalu besar untuk diabaikan, baik sebagai pasar maupun sebagai pesaing.
Oleh karena itu kita wajib mengajarkan kepada siswa tentang cara berpikir
internasional supaya dapat memahami perkembangan ekonomi internasional.
Dalam ekonomi internasional menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas
ekonomi suatu negara dengan aktivitas ekonomi negara lain. Hubungan
aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan membentuk sistem
ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi internasional. Dalam
mempelajari ekonomi internasional terdapat beberapa topik yang perlu
mendapat perhatian kita, yaitu perdagangan internasional, pembayaran
internasional, neraca pembayaran, dan kerjasama ekonomi internasional.
1.2 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA EKONOMI
INTERNASIONAL :
Adanya perbedaan harga barang diberbagai negara.
Perbedaan dalam pendapatan serta selera.
Faktor permintaan dan penawaran.
Memperoleh keuntungan.
Perbedaan sumber daya yang dimiliki.
Perbedaan kualitas penduduk ditinjau dari segi pendidikan, ekonomi, sosial,
dan budaya.
Berkembangnya sistem komunikasi dan sarana transportasi.
Adanya spesialisasi produksi
6. 2
1.3 Identifikasi Masalah
Pengertian ekonomi Internasional
Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantilisme
Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif
Teori Modern Perdagangan Internasional
Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Kebijakan Tarif.
7. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi internasional
adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara
negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar
kredit internasional. Menurut Para Ahli Ekonomi Internasional Yaitu :
Harry Waluya:
Aplikasi dari ilmu ekonomi mikro dan ekonomi makro yang khusus
mempelajari masalah hubungan ekonomi antar suatu negara dengan negara
lainnya.
Nopirin:
Ilmu ekonomi biasa yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka
guna memenuhi kebutuhan manusia, di mana problematikanya berada dalam
lingkup internasional
Stefan H Robbock dan Kenneth Simmonds:
a field of management training deals with the special features of business
activities that cross national boundaries. These activities may be movements of
goods, services, capital or personnel; transfer of technology, informations or
data; or even the supervision of employees.
Kesimpulan Pengertian Ekonomi Internasional
• Ekonomi internasional mempelajari tentang hubungan ekonomi antar negara
yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang ada sebagai dampak
langsungnya yang dijalankan melalui mekanisme perdagangan, investasi dan
kerjasama internasional.
• Ekonomi internasional juga berkaitan dengan kebijakan yang mengaturnya baik
dalam negeri berupa kebijakan ekonomi internasional dan kebijakan
internasional seperti sistem moneter dan sistem pajak yang diatur dalam
lembaga internasional seperti WTO dan IMF.
8. 4
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
• Perdagangan internasional melalui perpindahan barang, jasa dari suatu negara ke
negara yang lainnya (transfer of goods and services).
• Perdagangan internasional melalui perpindahan modal melalui investasi asing
dari luar negeri kedalam negeri (transfer of capital).
• Perdagangan internasional melalui perpindahan tenaga kerja yang berpengaruh
terhadap perndapatan negara melalui devisa dan juga perlunya pengawasan
mekanisme perpindahan tenaga kerja (transfer of labour).
• Perdagangan internasional yang dilakukan melalui perpindahan teknologi yaitu
dengan cara mendirikan pabrik-pabrik dinegara lain (transfer of technology).
• Perdagangan internasional yang dilakukan dengan penyampaian informasi
tentang kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar (transfer of data).
Ruang Lingkup Lain
Mobilitas faktor produksi (tenaga kerja dan modal)
Sistem keuangan
Perbankan
Bahasa
Kebudayaan
Politik
Permasalahan Ekonomi Internasional
Meningkatnya proteksi perdagangan negara-negara dengan membentuk blok
perdagangan seperti Uni Eropa, Blok Perdagangan Amerika Utara (NAFTA),
Blok Perdagangan Amerika Serikat dengan Australia dan Selandia Baru
(ANZUS) serta blok perdagangan Asia Timur yang dipelopori oleh Jepang.
Permasalahan kemiskinan di Negara Dunia Ketiga yang timpang dengan
kesejahteraan di negara-negara maju.
Kesiapan dan ketidaksiapan negara-negara yang menghadapi pasar bebas di
kawasan.
Fluktuasi nilai tukar mata uang negara-negara dalam sistem moneter yang
mengambang yang dapat mengguncang perekonomian domestik suatu negara.
Persaingan Dolar Vs Euro sebagai mata uang dunia.
MANFAAT EKONOMI INTERNASIONAL
Memperluas lapangan kerja
Untuk memenuhi kebutuhan akan barang/jasa
Dapat memperoleh barang/jasa dengan harga yang lebih murah
9. 5
Mendorong kegiatan ekonomi dalam negeri.
Merupakan sumber pendapatan bagi negara.
Memperoleh manfaat dari adanya spesialisasi dalam bentuk keunggulan
komparatif dan peningkatan kemakmuran.
Meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, yang pada dasarnya
bersumber pada skala ekonomis dalam proses produksi, teknologi baru, dan
rangsangan bersaing.
Meningkatkan perluasan pasar (produksi-konsumsi).
Meningkatkan proses tukar-menukar antarnegara.
Mendorong terjadinya persaingan sehat yang pada gilirannya menimbulkan
perkembangan teknologi.
2.2 KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Definisi :
Perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Perdagangan antara dua negara atau lebih yang saling menguntungkan.
FAKTOR – FAKTOR PENDORONG TERJADINYA PERDAGANGAN
INTERNASIONAL.
Sumber daya alam (SDA)
Selera
Penghematan biaya produksi (efisiensi)
Tingkat teknologi
FAKTOR – FAKTOR PENDORONG LAINNYA PERDAGANGAN
INTERNASIONAL.
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
10. 6
Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah sumber daya ekonomi.
Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut.
Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara
lain.
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.
MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Memperoleh Devisa
Memperluas Kesempatan Kerja
Menstabilkan Harga-Harga
Meningkatkan Kualitas Konsumsi
Mempercepat Alih Teknologi
MENURUT SUDONO SUKIRNO
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Transfer teknologi modern
TEORI KEUNGGULAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage Theory) Adam Smith.
Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak apabila negara tersebut
mampu memproduksi lebih banyak barang dari negara lain, dengan
menggunakan sumber daya produksi yang sama. Dengan keunggulan itu
mereka akan memperoleh keuntungan dalam perdagangan internasional.
TEORI KEUNGGULAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Cont`d)
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantedge Theory) David
Ricardo.
Suatu negara dapat melakukan perdagangan internasional meskipun tidak
memiliki keunggulan mutlak, yakni dengan berspesialisasi pada barang yang
memiliki kekurangan yang kecil dibandingkan dengan produksi barang lain.
DAMPAK TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN KONSUMSI NEGARA
YANG BERSANGKUTAN
Menurunkan biaya produksi melalui kenaikan tingkat produksi (skala ekonomi)
11. 7
Meningkatkan produktifitas pekerja karena adanya spesialisasi
Meningkatkan kemampuan konsumsi masyarakat
Meningkatkan pilihan barang konsumsi masyarakat
WUJUD HUBUNGAN DAGANG ANTAR NEGARA
Ekspor hubungan dagang melalui penualan barang yang dihasilkan di suatub
negara ke negara lain.
Impor hubungan dagang dengan cara membeli barang dari luar negeri untuk
kebutuhan dalam negeri.
DEVISA
Segala mata uang asing yang beredar dalam negeri suatu negara dan memiliki
catatan kurs resmi di bank sentral.
FUNGSI DEVISA
Alat tukar internasional.
Alat pembayaran luar negeri.
Alat stabilisasi mata uang suatu Negara.
SUMBER PENERIMAAN DEVISA BERUPA
Ekspor barang dan jasa
Pinjaman luar negeri
Bunga atau pendapatan investasi
NILAI TUKAR VALUTA ASING (KURS)
Jumlah satuan mata uang yang harus diserahkan untuk mendapatkan satu
satuan mata uang asing
Perbandingan nilai antara mata uang dalam negeri dengan mata uang asing
Nilai kurs berubah tergantung permintaan dan penawaran
FUNGSI KURS
Pembayaran antar negara
Pertukaran barang dan jasa
Mengukur kekayaan
Menimbun kekayaan
Cadangan moneter
12. 8
KURS
Kurs Jual kurs valas yang digunakan jika bank/money changer menjual
valas kepada nasabah
Kurs Beli kurs valas yang digunakan ketika bank/money changer membeli
valas dari nasabah
CONTOH PERHITUNGAN KURS
MATA UANG KURS JUAL KURS BELI
USD 12100 11500
SGD 8000 7600
HKD 1560 1480
JPY 138 128
GBP 17300 16360
AUD 7640 7220
THB 350 290
EUR 15460 14660
Contoh Soal :
• Tuan Yoshihara berkunjung ke Indonesia dengan membawa uang sebesar
150.000 yen. Ketika ditukar di Bank maka uang yang didapat Tuan Yoshihara
sejumlah.
• Tuan Amir mengimpor mobil dari Amerika dengan harga US$ 15.000. Berapa
rupiahkah yang harus dibayar oleh Tuan Amir.
2.2 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI PRA KLASIK
MERKANTILISME
A. Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang
antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang
lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang
dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan
ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun
13. 9
departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri,
2000).
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar
menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak.
Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung
rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan
kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak
(Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang
timbulnya perdagangan internasional.
B. Teori Klasik
1. Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak
mungkin
ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya
selanjutnya
akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya
emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu
negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian,
pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor,
dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang
mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat
menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap
pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara hanya dapat memperoleh
keuntungan dengan mengorbankan negara lain.
Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini
sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum
merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan
kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan
dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik
14. 10
sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan
angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara
untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas
berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas
bisnis.
Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah
akan
dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.
2. Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi
hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith
sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan
suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai
dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai
dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut
Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut
bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari
pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi
barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan
kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit
dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan
negara-negara lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory)
perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan
perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur
dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan
barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai
barang tersebut (Labor Theory of value).
Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori
15. 11
nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab
menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta
merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu
tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja
tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya
ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja
yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk
menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga
kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian
masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1 Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk
Menghasilkan
per Unit Produksi Amerika Inggris.
PRODUKSI AMERIKA INGGRIS
GANDUM 8 10
PAKAIAN 4 2
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi
gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10
unit
tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian
di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit.
Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute
advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage
pada produksi pakaian.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat
menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih
16. 12
rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori absolute advantage yaitu
terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki
keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor
hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya
satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional
tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
17. 13
BAB II
Teori Klasik , Teori Keunggulan Mutlak , Teori Keunggulan Komperatif
2.4 ABSOLUTE ADVANTAGE THEORY
Asumsi :
1. Hanya ada dua negara yang akan saling berdagang, misal negara X dan Y
2. Hanya ada dua barang yang dapat dihasilkan, misal barang A dan B
3. dalam menghasilkan barang-barang tersebut hanya ada 1 input yang
dipergunakan yaitu tenaga kerja dengan asumsi TK ini dalam suatu negara
bersifat homogen atau mempunyai mobilitas yang sempurna. Untuk antara
negara TK immobile.
Teori : suatu negara akan mengkhususkan diri untuk spesialisasi dalam
menghasilkan barang yang mempunyai keunggulan absoluy. Barang ini akan di
ekspor, sebalknya negara tersebut akan mengimpor barang yang apabila
dihasilkan sendiri tidak mempunyai keunggulan absolut. (absolute
disadvantage)
Barang yang memiliki keunggulan aboslut bila barang tersebut dihasilkan
secara lebih murah dibanding dihasilkan negara lain atau lebih efisien. Efisien
disini ditunjukkan oleh lebih sedikitnya input yang digunakan atau lebih
banyaknya output yang dihasilkan dari sejumlah input tertentu. dapat saling
menguntungkan.
• Syarat terjadinya perdagangan
1. Masing –masing negara mempunyai keunggulan absolute yang berbeda
2. Harga internasional harus saling menguntungkan (dasar tukar internasional
harus berada di antara 2 dasar tukar domestik).
• Contoh
Tabel 1. Biaya Produksi per unit Barang.
Negara
Barang X Y
A 5 6
B 9 7
• Keunggulan absolut
– Negara X mempunyai keunggulan absolute pada barang A
– Negara Y mempunyai keunggulan absolute pada barang B
18. 14
Spesialisasi
– Negara X spesialisai pada barang A
– Negara Y spesialisai pada barang B
Perdagangan
– Negara X mengekspor barang A
– Negara Y mengekspor barang B
COMPARATIVE ADVANTAGE THEORY DAVID RICARDO
Teori ini menyempurnakan teori Adam Smith. Untuk kasus negara yang tidak
mempunyai keunggulan absolut menurut Adam Smith tidak bisa melakukan
perdagangan. Menurut David Ricardo ada kemungkinan untuk saling
berdagang.
• Kritik terhadap Adam Smith : suatu negara berspesialisasi karena teknologi
maju, yang memiliki teknologi maju adalah negara maju yang lebih efisien,
maka negara sedang berekembang tidak bisa berdagang,
• Kasus 2 negara tidak bisa berdagang menurut Adam Smith, menurut David
Ricardo bisa berdagang asalkan masig-masing negara memiliki keunggulan
komparatif.
Contoh
Tabel 2. Biaya Produksi per unit Barang
Negara
Barang X Y
A 5 6
B 9 10
• Menurut tabel diatas berdasar teori Adam Smith kedua negara tidak bisa
berdagang.
• Menurut teori David Ricardo.
Negara X
Keunggulan komparatif
– Usaha Negara X menghasilkan 1 unit barang A = 5/6 usaha negara Y
– Usaha Negara X menghasilkan 1 unit barang B = 9/10 usaha negara Y Negara
Y
Negara X lebih efisien dibanding negara Y
19. 15
Efisien
– Barang A = 5/6 x 100% = 83,3%
– Barang B = 9/10 x 100% = 90 %
Lebih efisien barang ANegara X mempunyai keunggulan komparatif
pada barang A
Negara Y
Keunggulan komparatif
– Usaha Negara Y menghasilkan 1 unit barang A = 6/5 usaha negara X
– Usaha Negara Y menghasilkan 1 unit barang B = 10/9 usaha negara X
Negara Y kurang efisien dibanding negara X
Efisiensi
– Barang A = 6/5 x 100% = 120%
– Barang B = 10/9 x 100% = 110 %
Negara Y kurang efisien, mana yang inefisiennya paling kecil.
Negara Y mempunyai comparative disadvantage paling kecil pada barang B.
Berdagang atau Tidak ?
• Jika rasio X dan Y sama tidak bisa berdagang.
• Jika rasio X dan Y berbeda bisa berdagang.
MODEL KLASIK DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UANG
– Perkembangan pertama dari model klasik adalah perubahan dari tenaga kerja
yang diperlukan per komoditi menjadi komoditi dalam harga moneter.
– Nilai domestik masing-masing barang ditemukan dengan mengalikan jumlah
tenaga kerja dengan upah. Jika suatu negara melakukan autarki.
– Jika melakukan perdagangan maka menggunakan nilai tukar atau kurs.
20. 16
Model Klasik dalam Hubungannya dengan Uang
Contoh 1 :
Tabel 3. Biaya Produksi TK per unit Barang
Negara
Barang X Y
A 12 13
B 7 10
C 11 8
D 12 14
E 15 9
F 2 16
G 18 18
Kesimpulan :
– Negara X mempunyai keunggulan absolute pada barang A, B, D, F.
– Negara Y mempunyai keunggulan absolute pada barang C, E.
– Barang G indiferens di antara negara X dan Y.
Contoh 2 :
Pernyataan dalam upah tenaga kerja.
Tabel 4. Biaya Produksi per unit Barang.
Negara
Barang X Y
A 12 13
B 7 10
C 11 8
D 12 14
E 15 9
F 2 16
G 18 18
• Informasi :
– Upah Negara X = 1 USD/tk
– Upah Negara Y = 1 AUSD/tk
21. 17
• Jika informasi hanya seperti pada tabel 4 maka belum bisa dapat disimpulkan
• Perlu adanya kurs/nilai tukar USD……. = AUSD…..
Contoh 3 :
• Pernyataan dalam upah tenaga kerja
• Tabel 5. Biaya Produksi USD per unit Barang
Negara
Barang X Y
A 12 13
B 7 10
C 11 8
D 12 14
E 15 9
F 2 16
G 18 18
• Informasi :
– Upah Negara X = 1 USD/tk
– Upah Negara Y = 1 AUSD/tk
– 1 USD = 1 AUSD
– Dibutuhkan data uapah dan nilai tukar di kedua negara
– Contoh ini nilai tukar barang antara negara X dan Y adalah 1 dibanding
1sehingga nilai dalam tabel tetap, jika berbda maka angka dalam tabel alan
berubah
Jika terjadi perubahan nilai tukar karena devaluasi di negara X dari 1 USD = 1
AUSD menjadi 1UASD = 1,5 USD.
Tabel 6 diperoleh dari tabel 4dengan menyesuaikan nilainya di negara Ykarena
adanya devaluasi di negara X. yang mana negara Y nilainya menjadi naik bila
dinyatakan dalam USD (dikalikan 1,5).
Bila dinyatakan dalam AUSD maka di negara X nilainya berubah menjadi
lebih kecil (dikalikan 2/3).
22. 18
Contoh 4 :
Tabel 6. Biaya Produksi USD per unit Barang
Negara
Barang X Y
A 12 19,5
B 7 15
C 11 12
D 12 21
E 15 13,5
F 2 24
G 18 27
• Kesimpulan :
– Negara X mempunyai keunggulan absolute pada barang A, B, C, D, F, G
– Negara Y mempunyai keunggulan absolute pada barang E
– Tujuan devaluasi untuk memperluas ragam barang yang dapat diekspor dan
mengurangi barang yang diimpor
– Keunggulan absolut tidak lestari karena adanya pengaruh kebijakan negara lain
DEVALUASI
Devaluasi adalah kebijaksanaan pemerintah berupa menurunkan nilai mata
uang sendiri terhadap nilai mata uang negara lain.
Tujuan devaluasi memperluas ragam barang yang diekspor dan menurunkan
impor.
Dampak devaluasi “
– Ekspor naik (jika produksi dalam negeri telah siap sebelum devaluasi
diumumkan)
– Impor turun
– Menarik investasi asing
– Meningkatkan kesempatan kerja
– Harga impor naik (imported inflation)
23. 19
SOAL
Analisis berdasarkan teori dari Adam Smith dan David Ricardo, apakah negara
X dan Y bisa melakukan perdagangan.
Negara
Barang
X Y
A 5 10
B 6 18
Negara X
Keunggulan komparatif
– Usaha Negara X menghasilkan 1 unit barang A = 5/10 usaha negara Y
– Usaha Negara X menghasilkan 1 unit barang B = 6/108usaha negara Y Negara
Y
Negara X lebih efisien dibanding negara Y
• Efisien
– Barang A = 5/10 x 100% = 50 %
– Barang B = 6/18 x 100% = 30 %
Lebih efisien barang B negara X mempunyai keunggulan komparatif pada
barang B.
Negara Y
Keunggulan komparatif
– Usaha Negara Y menghasilkan 1 unit barang A = 10/5 usaha negara X
– Usaha Negara Y menghasilkan 1 unit barang B = 18/3 usaha negara X
Negara Y kurang efisien dibanding negara X
• Efisiensi
– Barang A = 10/5 x 100% = 200%
– Barang B = 18/3 x 100% = 300 %
Negara Y kurang efisien, mana yang inefisiennya paling kecil. Negara Y
mempunyai comparative disadvantage paling kecil pada barang A
Berdagang atau Tidak ?
• Karena rasio X dan Y berbeda ½ tidak sama degan 1/3 bisa berdagang,
dimana negara X mengekspor barang B dan negara Y mengekspor barang A
Jelaskan akibat dari adanya devaluasi jika asalnya $ 1= Rp. 1 menjadi
$1= Rp.2. terhadap perdagangan antara negara X dan Y.
24. 20
Negara
Barang X Y
A 12 13
B 7 10
C 11 8
D 12 14
E 15 9
F 2 16
G 18 18
2.5 TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Teori Hecksher-Ohlin
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia
yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan
mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam
teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O,
tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong
munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan
bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam
productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar
negara (Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan
mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut. Sedangkan menurut
dalil ( teorema) ini bahwa suatu negara mempunyai keuntungan komperatif
atas barang, dengan demikian seharusnya mengekspor barang tersebut, yang
diproduksi dengan menggunakan secara intensif faktor produksi yang dimiliki
secara relatif lebih kaya ( the abundant factor ).
Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai
penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan
penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara,
sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang
dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The
25. 21
Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor
produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan
spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya,
masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam
memproduksinya.
Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta
kurva isoquant yang melukiskan total kuantitas produk yang sama. Teori
ekonomi mikro menyatakan bahwa jika terjadi persinggungan antara kurva
isoquant dan kurva isocost maka akan ditemukan titik optimal. Sehingga
dengan menetapkan biaya tertentu suatu negara akan memperoleh produk
maksimal atau sebaliknya dengan biaya yang minimal suatu negara dapat
memproduksi sejumlah produk tertentu.
Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui
bagaimana suatu barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan
dengan kurva isoquant. Peta Isoquant masing-masing negara dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan
bahwa barang yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor
intensive) sedangkan bagi Jepang lebih mendekati sumbu horizontal
menunjukkan barang yang dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive).
Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini,
masing-masing negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan
kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai struktur atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki.
Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut:
1) Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misal-nya Indonesia
dan Jepang).
2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio).
26. 22
3) Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu
tenaga kerja dan kapital.
Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain
from trade) berdasarkan teori H-O disusun Tabel berikut:
Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis
2 Negara Indonesia Jepang
2 barang Pakaian Radio Pakaian Radio
2 F.
produksi
TK K TK K
Proses
Produksi
Labor
intensive
Capital
intensive
Labor
intensive
Capital
intensive
Proporsi F.
produksi
60 unit
(banyak)
15 unit
(sedikit)
30 unit
(sedikit)
60 unit
(banyak)
Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit
Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400
Unit cost $ 4
(murah)
$ 30
(mahal)
$ 6
(mahal)
$ 20
(murah)
Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost
dan isoquant sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah
barang dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini.
Dari gambar diatas dapat dikemukakan hal-hal sbb:
1. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TK
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada
titik A dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk
27. 23
memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih
murah, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh
Indonesia relatif banyak dan murah, sehingga unit costnya hanya $4.
b) Di Jepang
100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan
kombinasi 20 unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100
unit pakaian yang padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi
TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $6.
2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C
dengan kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20
unit radio yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan
jumlah/propporsi faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit
costnya adalah $30.
b) Di Jepang
20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi
10 unit TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio
yang padat karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20.
Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut:
1) Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor
produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara.
2) Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis
produk yang dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur
dan proporsi faktor produksi yang dimiliki.
3) Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4) Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
memproduksinya.
28. 24
B. Teori Opportunity Cost
Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori
opurtinity cost adalah dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan
produksi (production possibility curve, PPC) dan kurva indiferen (indifference
curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh G. Harberlel. Kurva
kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor
produksi yang digunakan sepenuhnya (full employment). Bentuk kurva
kemungkinan produksi tergantung pada anggapan (asumption) yang digunakan,
apakah dengan biaya konstan (PPC constant cost) atau biaya meningkat
(increasing cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan sama.
1) Kurva indiferen dan PPC constant cost
Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan
gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost
yaitu NT, menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas
keuntungan perdagangan (gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Sebelum perdagangan
Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-
seimbangan terjadi dititik A dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah
sama dengan konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Kurva PPC
bersinggungan dengan kurva IC.
o Setelah perdagangan
Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis
putus-putus yang ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan
perdagangan dengan negara lain akan menguntungkan, hal ini tercermin dari
pergeseran kurva indiferen kekanan atas yaitu IC’. Keseimbangan akan terjadi
dititik B
29. 25
Jadi dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan
masyarakatnya akan meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran
kurva indiferen ke kanan. Seperti kita ketahui, semakin jauh kurva indiferen
dari titik O (origin) mengindikasikan bahwa kesejahteraan meningkat.
2) Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik)
Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC
dan PPC increasing cost dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu; (a)
PPC increasing cost yang sama dan IC berbeda; (b) PPC increasing
cost dengan IC yang sama; dan (3) PPC Increasing cost dan IC yang berbeda.
Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam
kesempatan yang ini akan dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan
dua kemungkinan lain merupakan tugas Anda menganalisisnya. Yang akan
dibahas adalah PPC increasing cost yang sama dan IC yang berbeda.
Persamaan PPC menunjukkan kesamaan faktor-faktor produksi serta teknik
produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada kurva Indiferen disebabkan
oleh perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi konsumen di masing-
masing negara. Analisis ini dapat diilustrasikan dengan memperhatikan
gambar berikut ini :
Keterangan:
X : barang X
Y : barang Y
PP : kurva kemungkinan Produksi
ICa : kurva indiferen negara A
ICb : kurva indiferen negara B
DTI : Dasar Tukar Internasional
Analisis perdagangan adalah sebagai berikut :
3. Sebelum perdagangan
Negara A
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan
barang X sebesar X1 dan menghasilkan barang Y sebesar Y1. Keseimbangan
30. 26
produksi dan konsumsi negara A sebelum perdagangan akan terjadi di titik C,
yaitu pada persinggungan PP dan ICa.
Negara B
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan
barang X sebesar sebesar X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan
konsumsi tercapai di titik E, yaitu persinggungan antara PP dan ICb.
4. Setelah perdagangan
Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan
perdagangan, dan dasar tukar Internasional yang terjadi adalah DTI maka :
kedua negara akan berpoduksi pada titik yang sama, yaitu dititik A, yaitu
menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y sebesar dan barang Y sebesar
Y5. Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional dapat dilihat dari
peningkatan kesehteraan yang dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen
masing-masing negara (kurva IC negara A bergeser dari ICa menjadi ICa’ dan
kurva IC negara B bergeser dari ICb menjadi ICb’ ).
Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar
X2 dan Y sebesar Y2 pada kurva Ica’ , kekurangan barang Y akan dipenuhi
dengan melakukan impor (sebesar Y2Y4), sedangkan kelebihan produksi X
akan diekspor (sebesar X2X5) Sedangkan negara B akan mengkonsumsi di
titik D, yaitu mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar Y4. Kelebihan
produksi barang Y akan diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X
akan dipenuhi dengan mengimpor (sebesar X5X4).
Dengan demikian perdagangan internasional akan dapat meningkatkan
kesejahteraan dimasing-masing negara. Dari gambar diatas kita hanya ada
menganggap dua negara yang berdagang, yaitu negara A dan negara B. Ekspor
bagi negara A merupakan impor bagi negara B, demikian sebaliknya. Prinsip
ini juga dapat diterapkan pada banyak negara. Penggunaan grafik hanya
terbatas pada dua negara saja, sedangkan untuk banyak barang dan banyak
negara dapat dillakukan analisis secara matematis, seperti penggunaan
persamaan simultan dan sebagainya.
31. 27
C. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu
Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang
menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu
barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat
kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga
factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan
harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan
comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara.
Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa
diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.Teori perdagangan yang
baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
2.6 KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL KEBIJAKAN
TARIF
Dalam arti luas kebijaksanaan ekonomi internasional adalah tindakan/
kebijaksanaan ekonomi pemerintah, yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan
dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif,
quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam
negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruuh terhadap
perdagangan serta pembayaran internasionalseperti misalnya kebijaksanaan
moneter dan fiskal. Sedangkan definisi yang lebih sempit kebijaksanaan
ekonomi internasional adalah tindakan/kebijaksanaan ekonomi pemerintah
yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran
internasional.
32. 28
Tarif
1. Tarif digolongkan menjadi:
Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang
keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area
adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea
pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu
Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area
disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free
trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu
Negara.
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang
tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa
Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
Pembedaan tariff menurut jenisnya
Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran
fisik daripada barang.
Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.
1. System tarif:
Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan
33. 29
Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan
Negara lain disebut conventional tariff.
Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua)
tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang,
maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous
dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and
conventional form”.
Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column
tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-
negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama
“preferential system”.
2. Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:
efek terhadap harga (price effect)
efek terhadap konsumsi (consumption effect)
efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
3. Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan
tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga
kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan
tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of
protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi
tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff,
maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
34. 30
4. Alasan pembebanan tariff
Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan
impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk
mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki
jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada
pemerintah sebagai pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara
itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain,
kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin
inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli
sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.
Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum
tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu
pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi
perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff
hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat,
tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja
kurang efisien dibawah perlindungan tariff.
Diversifikasi
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja
akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di
pasaran dunia goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat
berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang
dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu
akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat
diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.
35. 31
Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan
produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan
kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk
memperluas kesempatan kerja.
Anti dumping
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di
dalam negeri.
Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka
Negara tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi
apabila membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari
keluar negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan
berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.
The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan
Negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya
tingkat upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh
karena itu untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan
para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi
tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang
tingkat upahnya rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff
akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan
produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya
kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
36. 32
Home market
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan
prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja
yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai
tarif tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya
ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam
negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam
kurva berikut :
Keterangan :
OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan
tariff
OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam
OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor
OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor
Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang
impor. Harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam
negeri meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen
mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan
penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.
2.1 Pengaruh Tarif untuk Negara Kecil
Volume perdagangan mengalami kemerosotan denan adanya tarif.
Semua ini merupakan dampak-dampak yang timbul dari tarif yang terjadi di
sebuah negara kecil. Semakin tinggi tarif yang dikenakan, akan semakin besar
kerugian yang timbul. Tarif gila-gilaan yang mematikan perdagangan
internasional biasa disebut tarif prohibitif.
37. 33
2.2 Pengaruh Tarif untuk Negara Besar
Dampak-dampak keseimbangan parsial dari pemberlakuan tarif dapat dilihat
dari gambar dibawah ini.
Pada panel-panel di atas, nampak simbol SH yang melambangkan kurva
penawaran domestik di Negara besar tersebut untuk komoditi X, sedangkan SF
melambangkan kurva penawaran komoditi X dari negara-negara lain dan SH + F
merupakan keseluruhan kurva penawaran komoditi X. Dalam kondisi tanpa
tariff atau perdagangan bebas, kurva DH (permintaan domestik terhadap
komoditi X) berpotongan dengan SH + F. Perpotongan itu terjadi di titik B (lihat
panel sebelah bawah), dan di titik itu Px = 2 dolar dan Qx = AB = 50 (dari
jumlah tersebut, Ac = 20X dipasok oleh produsen domestik, sedangkan CB =
30X disediakan oleh produsen negara lain). Seandainya Negara besar tersebut
memberlakukan tarif impor ad valorem sebesar 50 persen (t) terhadap komoditi
X, maka total kurva penawaran akan bergeser hingga 50 persen dan menjadi SH
+ F + T. Kini DH berpotongan dengan SH + F + T di titik H. Di titik tersebut, Px =
2,5 dolar dan Qx = GH = 40 (dari jumlah itu GJ atau 25X dipasok oleh
produsen domestik, sedangkan sisanya yakni CH = 15X, diimpor). Penurunan
surplus konsumen sama dengan penjumlahan bidang-bidang segi empat a + b +
c + d = 22,5 dolar. Dari jumlah tersebut a = 11,25 dolar merupakan kenaikan
rente atau surplus produsen yang diterima oleh para pengusaha domestik, c =
7,5 dolar merupakan pendapatan tarif yang diterima oleh pemerintah negara
besar tadi dari konsumen domestik, sedangkan sisanya (jumlah dua segi tiga b
+ d = 3,75 dolar) merupakan biaya proteksi atau biaya bobot mati yang harus
dipikul oleh perekonomian negara besar tadi secara keseluruhan. Karena
pemerintah memperoleh pendapatan tambahan dari tarif sebesar MNIK = e =
4,95 dolar (dari para pengekspor di negara lain), maka secara keseluruhan
perekonomian negara ini memperoleh keuntungan bersih sebesar 1,2 dolar dari
pemberlakuan tarif.
Dengan demikian, Negara besar tersebut menerima keuntungan netto sebesar
1,2 dolar (e - b - d) dari adanya tarif impor itu. Seandainya keuntungan yang
diperoleh dari membaiknya nilai tukar perdagangan sama dengan biaya
38. 34
proteksinya, maka tarif itu tidak menguntungkan Negara besar yang
bersangkutan, namun juga tidak merugikannya. Akan tetapi seandainya
perbaikan nilai tukar perdagangan membuahkan keuntungan yang lebih kecil
dibandingkan dengan biaya proteksi tarif, maka negara besar tadi mengalami
kerugian.
2.3 Analisa Kebijaksanaan Umum
Biaya Transportasi Dampak-dampak keseimbangan parsial dari pemberlakuan
tarif dapat dilihat dari gambar dibawah ini :
1. Biaya Transportasi dan biaya-biaya lainnya yang mempengaruhi volume dan
tingkat perdagangan.
2. Biaya Transportasi dan kedudukannya dengan teori kedudukan.
Biaya Transportasi akan menambah tingkat harga suatu barang oleh karena itu,
akan mempengaruhi volume barang tersebut. Penggolongan barang dengan
adanya biaya transportasi
1. Barang-barang market oriented goods
Barang yang setelah diproses menjadi barang jadi. Barang tersebut menjadi
lebih berat atau lebih banyak meminta ruang sehingga dengan
memperhitungkan biaya transport barang tersebut lebih menguntungkan
apabila diproduksi di dekat pasar, misalnya mobil, minuman dalam botol dan
lain-lain.
2. Barang materials oriented goods
Barang-barang yang lebih menguntungkan apabila diproses atau diproduksi di
tempat dekat sumber bahan mentah. Yang termasuk golongan ini adalah weight
gamingloss. Misalnya pendirian perusahaan gula pasir lebih baik di dekat
perkebunan tebu karena biaya transport lebih murah.
3. Neutral commodities
Untuk menetapkan lokasi daripada perusahaan barang-barang yang sifatnya
netral kita tinggal memperhitungkan biaya-biaya yang lebih menguntungkan,
misalnya biaya tenaga kerja, infrastruktur, non ekonomi diperhitungkan apakah
dekat ke bahan mentah atau ke pasar.
39. 35
Fungsi-fungsi yang mempengaruhi besarnya biaya transportasi :
a. Bentuk barang
b. Nilai barang
c. Daya tahan barang tersebut
Yang mempengaruhi biaya transportasi :
a. Biaya asuransi
b. Biaya ekspedisi
c. Biaya gudang
d. Biaya administrative
Politik Komersial
Adalah politik yang dijalankan oleh pemerintah atau campur tangan pemerintah
untuk membatasi transaksi ekonomi. Bentuk-bentuknya :
1. Tarif/ bea,
2. Quota, pembatasan secara kuantitatif dari ekspor dan impor,
3. Perekonomian yang diatur sepenuhnya oleh Negara,
4. Commodity/ Agreement
5. Restriksi impor
6. Politik diskriminasi harga
7. Campur tangan pemerintah dengan alas an non ekonomis.
Alas an tentang tarif terhadap suatu barang :
a. Untukmemperoleh kedudukan neraca pembayaran
b. Untuk memperoleh pendapatan dari pemerintah
c. Untuk memperbaiki kondisi-kondisi pertukaran TOT
d. Untuk melindungi industri di dalam negeri.
2.4 Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi
internasional itu adalah sebagai berikut:
40. 36
a) Autarki. Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh Negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
b) Kesejahteraan (welfare). Tujuan ini bertentangan dengan tujuan untuk autarki
di atas. Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu Negara akan
memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi. Oleh karena itu untuk
mendorong adanya perdagangan internasional maka halangan-halangan dalam
perdagangan internasional (tarif, quota, dan sebagainya) dihilangkan atau
paling tidak dikurangi. Hal ini berarti harus ada perdagangan bebas.
c) Proteksi. Tujuan ini untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan
sebagainya.
d) Keseimbangan neraca pembayaran. Kebijaksanaan ini umumnya berbentuk
pengawasan devisa (exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya
mengatur/mengawasi lalu lintas barang tetapi juga modal.
e) Pembangunan ekonomi. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat
mengambil kebijaksanaan seperti misalnya:
- Perlindungan terhadap industri dalam negeri (infant industries).
- Mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan mendorong
impor barang-barang yang essensial.
- Mendorong ekspor dan sebagainya.
Kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan perdagangan internasional
guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri.
41. 37
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas,maka kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Dalam perjalanannya pemikiran Adam Smith maupun David Ricardo sedikit
banyak mempegaruhi teori perekonomian dunia. Teori Komparatif Ricardo
bisa dikatakan menjadi sebuah titik awal ekspansi perusahaan-perusahaan
untuk melakukan transaksi maupun perdagangan dengan dunia di luar negara
asalnya. Jika dilihat dari perspektif hubungan internasional, semakin maraknya
Multinational Corporations (MNCs) maupun Transnational Corporations
(TNCs) berkembang di dunia ini, yang di dalam ilmu hubungan internasional
merupakan sebuah kajian dalam diskurus Transnasionalisme sedikit banyak
juga bisa dikatakan terpengaruh oleh pemikiran Ricardo maupun Smith.
2. Model Adam Smith ini memfokuskan pada keuntungan mutlak yang
menyatakan bahwa suatu negara akan memperoleh keuntungan mutlak
dikarenakan negara tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya yang
lebih rendah dibandingkan negara lain. Menurut teori ini jika harga barang
dengan jenis sama tidak memiliki perbedaan di berbagai negara maka tidak ada
alasan untuk melakukan perdagangan internasional.
3. Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin
merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam
Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa
yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja
model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara
penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model
Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah
relatif dari buruh dan modal dalam negara.
4. Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan
dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh
42. 38
lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat.
Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak
memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal
kedalam teori perdagangan internasional.
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan
oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau
negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif
dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan
menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan
model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris
oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih
cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki
kecukupan modal dan sebagainya.
B. Saran
Sebaiknya teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli diterapkan
sebagai fundamen agar ekonomi Indonesia bias membaik. Pengelolaan dan tata
cara serta penerapannya harus di aplikasikan kedalam system prekonomian
Indonesia sehingga teori-teori ini tidak menjadi sekedar teori, akan tetapi dapat
dipahami dan diterapkan secara maksimal mengingat ekonomi RI masih lemah.
43. 39
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Yanuar Ikbar, M.A, Ekonomi Politik Internasional 1 : Konsep dan Teori,
Refika Aditama, Bandung, 2006, hal. 41 bid, hal. 41
Lia Amalia, Ekonomi Internasional, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007, hal. 10
Ir. Sahibul Munir, SE, M.Si, Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta, Pusat
Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana (UMB), 2008, hal. 1
http://murtiningsih.blog.uns.ac.id/2009/10/07/teori-perdagangan-internasional/
http://www.scribd.com/doc/46099191/Perkembangan-Perdagangan-Bilateral
http://trionoakhmadmunib.blogspot.com/2011/02/teori-perdagangan-
internasional-smith.html