2. Iqd al-Jawahir fii Maulidi an-Nabiyyi ( Maulid al-Barzanji ).
Itulah judul nama kitab yang di karang oleh Sayyid Ja'far bin Hasan
Definisi/arti kata 'barzanji' sendiri di Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah bacaan puji-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad
saw
Sedangkan "Iqd al-Jawahir" (Dalam bahasa arab, artinya kalung
permata)
4. NASAB
Sayyid Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid
Rasul ibn Abdul Syed ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Syed ibn
Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn
Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-
Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir
ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a.
dan Sayidatina Fatimah binti Rasulullah saw.
Sayyid Ja’far al-Barzanji dilahirkan di Madinah Al Munawwarah
pada hari Kamis, awal bulan Zulhijjah tahun 1126 H (1711 M).
5. WAFAT
Sayyid Ja'far al-Barzanji wafat di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul
Baqi’, tepatnya di sebelah bawah maqam nenek moyang beliau dari kalangan
anak-anak perempuan Rasulullah Saw.
7. Kandungan kitab barzanji merupakan khulashah (ringkasan) Sirah
Nabawiyyah yang meliputi kisah kelahiran Rasulullah SAW, diutusnya
beliau SAW sebagai Rasul, hijrah, akhlak, peperangan hingga kewafatan
beliau Rasulullah Saw.
8. Konsep pemahaman Nur muhammad
dalam Kitab Barzanji dan beberapa
pandangan ulama mengenai Nur
muhammad
9. َ
و
يِّلصُأ
َ
و
َ
ُمِّلسُأ
ىلع
َ
ر ْوُّنال
َ
ُص ْولمْا
َ
ِ ْو
َ
مُّدقَّتالب
َ
و
َ
َّيل ْوألْا
َ
ة
َ
لقتْنُملْا
يف
َ
ررُغلْا
َ
ةْميرلكْا
َ
و
َ
اةبلجْا
Konsep Nur muhammad dalam Kitab Barzanji
Artinya: “Aku ucapkan shalawat dan bahagia atas cahaya yang bersifat mula
pertama, yang berpindah-pindah di ubun-ubun dahi-dahi yang mulia.”
10. Konsep Nur Muhammad ini kerap memicu polemik di tengah umat
Islam. Sebagian orang menolaknya karena konsep ini bertentangan
dengan konsep penciptaan manusia dalam Al-Qur’an. Sebagian orang
lainnya menolak karena konsep terpengaruh oleh doktrin salah satu
sekte dalam Islam, yaitu Syiah.
11. Adapun sebagian kelompok lainnya menolak karena konsep ini
membuka lebar pemikiran yang ditengarai oleh kosmologi ( dunia ilmu )
sufisme yang dianggap berlebihan dan melewati batas. Sebagian orang
Islam lainnya menolak konsep Nur Muhammad ini karena membuka
jalan pada paham wahdatul wujud. Sedangkan ada pula yang
membolehkan konsep ini asal tidak keluar dari aqidah umum yang
disepakati.
17. Artinya: “Aku pernah bertanya pada Rasulallah saw.: ‘Ya Rasulallah
kapankah anda mulai menjadi Nabi?’ Beliau menjawab: ‘Setelah Allah
menciptakan tujuh petala langit, kemudian menciptakan ‘Arsy yang
tiangnya termaktub Muhammad Rasulallah khatamul anbiya
(Muhammad pesuruh Allah terakhir para Nabi), Allah lalu menciptakan
surga tempat kediaman Adam dan Hawa, kemudian menuliskan
namaku pada pintu-pintunya, dedaunannya, kubah-kubahnya dan
khemah-khemahnya. Ketika itu Adam masih dalam keadaan antara ruh
dan jasad. Setelah Allah swt .menghidupkannya, ia memandang ke ‘Arsy
dan melihat namaku. Allah kemudian memberitahu padanya bahwa dia
(yang bernama Muhammad itu) anak keturunanmu yang termulia.
Setelah keduanya (Adam dan Hawa) terkena bujukan setan mereka ber-
taubat kepada Allah dengan minta syafa’at pada namaku’ ”.
18. اَّمل
َ
ابأص
َ
مآد
َ
ُةْئيطالخ , َ
عفر
َ
ُهأسر
َ
القف : اي
َِّبر
َِّقحب
َ
دَّمحُم
َ
َّلإ
َ
ت ْرفغ
يل , ىح ْأوف
َ
ْهيإل , امو
َ
دَّمحُم
؟
َْنمو
َ
دَّمحُم
؟
َ
القف : : اي
َِّبر
َ
كَّنإ
اَّمل
َ
تْممْتأ
يقْلخ
َُتْعفرو
يأسر
ىإل
َ
كش ْرع
اإذف
َ
ْهيلع
َ
ب ْوُتْكم
َ
هْلل
َ
ُللاإل
َ
دَّمحُم
َُلـوُسر
َ
للا
َُتْملعف
َ
ُهَّنأ
َ
ُمرْكأ
َ
ـكقْلخ
َ
لع
َ
ْكي
َ
ْذإ
َ
تْنرُرق
َ
ُهُمْسإ
َ
عم
َ
كمْسا
َ
القف , َ
ْمعن,
َ
ْدق
َُت ْرفغ
َ
كل , َ
وُهو
َُرآخ
َْنماءيبْناأل
َ
كَّتيِّرُذ , َ
ُهل ْولو
ام
َ
كُتْقلخ
Umar Ibnul Khattab (diriwayatkan secara berangkai oleh Abu Nu’aim
Al-Hafidz dalam Dala’ilun Nubuwwah oleh Syaikh Abul Faraj, oleh
Sulaiman bin Ahmad, oleh Ahmad bin Rasyid, oleh Ahmad bin Said Al-
Fihri, oleh Abdullah bin Ismail Al-Madani, oleh Abdurrahman bin Zaid
bin Aslam dan ayahnya) yang mengatakan bahwa Nabi saw. berrsabda:
19. Artinya : “Setelah Adam berbuat kesalahan ia mengangkat kepalanya
seraya berdo’a: ‘Ya Tuhanku, demi hak/kebenaran Muhammad niscaya
Engkau berkenan mengampuni kesalahanku’. Allah mewahyukan
padanya: ‘Apakah Muhamad itu dan siapakah dia?’ Adam menjawab:
‘Ya Tuhanku, setelah Engkau menyempurnakan penciptaanku, kuangkat
kepalaku melihat ke ‘Arsy, tiba-tiba kulihat pada “Arsy-Mu termaktub
Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulallah. Sejak itu aku mengetahui
bahwa ia adalah makhluk termulia dalam pandangan-Mu, karena
Engkau menempatkan namanya disamping nama-Mu’. Allah menjawab:
‘Ya benar, engkau Aku ampuni,. ia adalah penutup para Nabi dari
keturunanmu. Kalau bukan karena dia, engkau tidak Aku ciptakan’ ”.
20. )أصلي(قوله أي
أطلب
صالة
للا
أي
رحمته ()وأسلم أي
أطلب
سالم
للا
أي
تحيته ()على صاحب
( النور
ِالموصو
بالتقدم ) على
كل
مخلوق ()واألوليه أي
كونه
أول
بالنسبة
لسائر
المخلوقات
Menurut Syekh Muhammad Nawawi Banten, konsep Nur Muhammad
tidak sulit untuk dipahami dan tidak perlu dibikin ruwet. Status Nur
Muhammad bukan qadim sebagaimana keqadiman sifat Allah. Nur
Muhammad adalah makhluk yang pertama kali Allah ciptakan sebelum
Dia menciptakan makhluk lainnya.
21. Artinya, “(Aku mengucap shalawat) aku memohon shalawatullah, yaitu
rahmat Allah (dan) aku memohon (salam) Allah, yaitu penghormatan-
Nya (untuk) yang empunya (cahaya yang bersifat terdahulu) sebelum
segala makhluk (dan awal) yang entitasnya lebih awal dalam kaitannya
dengan semua makhluk,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Madarijus
Shu‘ud ila Iktisa’il Burud, [Surabaya, Syirkah Ahmad bin Sa‘ad bin
Nabhan wa Auladuh: tanpa catatan tahun], halaman 4).
22. Dengan keterangan Syekh M. Nawawi Banten ini, kepercayaan
kelompok Ahlussunnah wal Jamaah tidak menjadi cacat, ternoda,
terkontaminasi, tersesat, atau bergeser dari aqidah ahlussunnah hanya
karena mempercayai konsep Nur Muhammad.
Kepercayaan kelompok Ahlussunnah wal Jamaah atas konsep Nur
Muhammad tidak kemudian membuat mereka terjatuh pada lubang
tasybih (imanensi) yang menyerupakan hingga kemudian menyatukan
Allah dan Nur Muhammad. Dengan pengertian yang disampaikan Syekh
M Nawawi Banten, kelompok Ahlussunnah wal Jamaah yang kerap
membaca Qashidah Barzanji tetap konsisten pada logika tanzih
(transendental) yang membedakan zat Allah dan Nur Muhammad.
23. Mari kita perbanyak sholawat sebagai salah satu bentuk cinta kita
kepada Nabi Muhammad, agar semoga kita kelak bisa berkumpul
dengan beliau di akhirat.
24. Karena seperti bunyi hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori,
dalam Kitab al-Adab, Bab : Ma Ja’a fi Qaulir Rajuli. Dimana Rasulullah
bersabda yang artinya:
" Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai ".