2. Nabi Nuh disebut juga “bapak seluruh manusia” ( البشر أبو/ Abul
Basyar) selain Nabi Adam, karena semua manusia setelah
kejadian banjir di zaman Nabi Nuh adalah anak keturunan
beliau.
3. Allah menurunkan banjir sampai-sampai gunung yang tinggi tidak bisa
menjadi tempat berlindung. Salah satuaAnak Nabi Nuh tidak bisa selamat
dari banjir padahal ia berlindung di atas gunung.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana
gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat
yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan
janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya
menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat
memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari
ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu
termasuk orang-orang yang ditenggelamkan” (Huud : 42-43).
4. Seluruh orang kafir yang tidak beriman di muka bumi akan
terkena banjir sehingga tidak tersisa sedikit pun, sebagaimana
doa nabi Nuh:
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang
pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi” (Nuh :
26).
5. Semua yang tersisa di bumi yaitu yang tidak naik perahu nabi
Nuh tenggelam. Allah berfirman,
“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya
di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami
tenggelamkan orang-orang yang tersisa.” (Asy-Syuara 119-120).
6. Hanya Anak Keturunan Nabi Nuh yang
berlanjut
Beberapa ulama Menjelaskan bahwa terdapat anak Nabi Nuh
yang berimana bersama beliau di atas kapal. Bersama itu pula
ada orang-orang yang beriman bersama Nabi Nuh di atas kapal.
Hanya saja Allah mentakdirkan yang terus mempunyai
keturunan adalah Nabi Nuh dan anaknya saja.
7. Jadilah nabi Nuh adalah “bapak seluruh manusia” setelah nabi Adam.
Allah berfirman,
“Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan
keturunan” (As-Shaffat: 77).
Ahli tafsir di kalangan tabi’in, Imam Qatadah, menafsirkan,
“Manusia semuanya adalah keturunan Nuh ‘alaihssalam”.
Tafsir Ibnu Katsir, 7/22
8. Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab sejarah Al-Bidayah wan
Nihayah,
“Allah tidak menjadikan seorangpun yang bersama Nabi Nuh
dari orang-orang yang beriman anak dan keturunan kecuali Nuh
‘alaihis salam saja… Semua yang ada di muka bumi sekarang
dinisbatkan kepada ketiga anak Nabi Nuh yaitu Sam, Ham dan
Yafidz”.
Bidayah wan Nihayah, 1/115, Darul Kutub Ilmiyah, Syamilah
9. Al-Hamawi menjelaskan,
“Orang pertama yang turun kapal adalah Nuh ‘alaihis salam,
ketika beliau keluar dari kapal, beliau bersama 80 manusia.
Mereka membangun tempat tinggal di tempat itu dan menetap
di sana. Kemudian mereka tertimpa wabah penyakit, sehingga 80
orang tersebut meninggal kecuali Nuh ‘alaihis salam dan
anaknya. Maka beliau adalah Abul Basyar (bapak seluruh
manusia)”
Mu’jam al-Buldan, 2/84, Darul Fikr, Beirut, Syamilah