Perjanjian Hudaibiyah merupakan perjanjian damai antara Nabi Muhammad dan kaum muslimin melawan kaum Quraisy di Mekkah. Perjanjian ini mencakup beberapa poin penting seperti menunda haji kaum muslimin untuk satu tahun, memberikan izin masuk Mekkah selama 3 hari untuk tahun berikutnya, dan gencatan senjata selama 10 tahun.
3. PENDAHULUAN
- Pada tahun 6H / 628 M nabi Muhammad SAW. bersama dengan kaum muslimin melakukan perjalanan Umrah ke Mekah.
- Untuk menghilangkan prasangka kaum Quraisy kalau-kalau tujuan mereka disalahpahami, kaum muslimin dilarang oleh Nabi membawa
senjata kecuali binatang korban dan pedang untuk potong binatang dan disamping itu juga kaum muslimin diperintahkan hanya mengenakan
pakaian ihram
- Kabar tersebut sampai ke telinga pemuka kaum kafir Quraisy sehingga mereka bersiap-siap dengan 200 orang dibawah panglima Khalid bin
Walid untuk menghadang nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin
- Karena dihadang Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin memutuskan untuk memutar jalan hingga sampai di daerah Al-Hudaibiyah
- Pada saat Nabi dan rombongan di Al-Hudaibiyah inilah kaum Quraisy memutuskan untuk mengirim utusan untuk menanyakan tujuan Nabi dan
kaum muslimin datang ke Mekkah sebanyak 3 kali dan demi membuat percaya kaum Quraisy Nabi mengirim ustman bin affan untuk
memperjelas tujuan kaum muslimin datang ke Mekkah
- Setelah saling mengirim utusan, demi menghindari kesalahpahaman maka pihak Quraisy dan kaum muslimin melakukan perundingan di Al-
Hudaibiyah
4. ISI PERJANJIAN HUDAIBIYAH
- Tahun ini Muhammad dan rombongannya harus kembali ke Madinah, mengurungkan niatnya untuh berhaji, dan dipersilahkan kembali
pada tahun berikutnya
- Untuk tahun depan Muhammad dan rombongannya diperkenankan memasuki kota Mekkah tapi hanya selama 3 hari. Peralatan yang
boleh dibawa hanyalah pedang bersarung dan tidak dibenarkan membawa jenis senjata lainnya
- Siapapun dari suku-suku Arab yang ingin mengadakan persekutuan dengan Muhammad ataupun pihak Quraisy harus diperbolehkan
- Warga Quraisy yang menyeberang ingin bergabung ke Madinah tapi tanpa seizin Walinya, maka harus dikembalikan. Sebaliknya, bila
warga muslim Madinah ingin kembali ke Mekkah harus diperkenankan.
- Gencatan senjata antara pihak Quraisy dan muslim selama 10 tahun
5. TELAAH POSITIF PERJANJIAN HUDAIBIYAH
• Poin 1 & 2
• - Membuat lawan negosiasi berpikir positif pada poin perjanjian berikutnya
• - Menghindarkan kaum muslimin untuk beribadah dalam keadaan was-was
• Poin 3
• - Mendapatkan kesempatan bagi kelompok suku-suku yang ingin bergabung
dengan kaum muslimin
6. TELAAH POSITIF PERJANJIAN HUDAIBIYAH
• Poin 4
• - Membuat kaum muslimin bisa menyingkirkan orang yang murtad dan bisa
mengancam stabilitas kaum muslimin di Madinah
• - Membuat orang yang ingin bergabung dengan Nabi Muhammad SAW semakin
besar tekadnya karena keinginannya untuk bergabung terhalang oleh perjanjian
yang sepintas menguntungkan pihak Quraisy. Hal ini dibuktikan dengan mereka
yang tidak bisa bergabung memilih keluar dari Mekkah, mendirikan tenda-tenda di
jalan-jalan yang biasa dilewati oleh Kafilah Quraisy.
7. TELAAH POSITIF PERJANJIAN HUDAIBIYAH
• Poin 5
• - Membuat Rasulullah dan kaum muslimin terjamin hak-nya untuk berdakwah
• - Berhasil membuat banyak kaum Quraisy masuk islam dengan jumlah yang lebih
banyak daripada sebelum perjanjian Hudaibiyah, termasuk khalid bin walid,
panglima perang kaum Quraisy
8. POIN-POIN YANG DAPAT DIAMBIL DARI
SIKAP RASULULLAH DALAM NEGOSIASI
• Tetap tenang dalam berdiskusi
• Menimbang dengan baik efek positif dan negatif pada setiap poin perjanjian
• Membuat tiap-tiap poin dalam perjanjian mengarah pada pencapaian terhadap
tujuan utama
• Membuat tujuan utama memiliki prospek jangka panjang yang lebih baik