Dokumen tersebut membahas tentang pembatal keislaman atau nawaqidul islam yang dapat membatalkan keislaman seseorang. Beberapa pembatal keislaman yang disebutkan antara lain syirik atau menyekutukan Allah, membuat perantara antara diri dan Allah, dan tidak mengkafirkan orang kafir.
2. Apa itu pembatal keislaman
(مﻼﺳاﻹ )ﻧﻮاﻗﺾ ?
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
ࣰࣰاٰٰﺛـََﻚَﻧَأ ٍٍّةَّ ُُﻮﻗ ِِ ۡ
ۡﺪََﻌﺑ ِِۢۢﻦﻣ ََﺎََﻬۡۡﻟََﺰﻏ ۡۡ َ
َﺖ َ
َﻀََﻘﻧ ِِﯽّﺘَّﻟََﭑﻛ ۟۟ا ُُﻮﻧ ُُﻮَﻜَﺗ ََﺎََﻟو
“Janganlah kalian seperti seorang wanita yang merusak (mencerai beraikan) pintalannya,
setelah dia kuat.” [Surat An-Nahl : 29]
Kata ۡۡ َ
َﺖ َ
َﻀََﻘﻧ artinya merusak atau mencerai beraikan.
Lalu Allah mengatakan,
ِۦِ ِ
ِﻪ ٰٰﻗـََﺚِِﯿﻣ ِِ ۡ
ۡﺪََﻌﺑ ِِۢۢﻦﻣ ِِّﻪَّﻠٱﻟ ََ ۡ
ۡﺪََﻬﻋ ََن ُُﻮ ُ
ُﻀﻘَﻨَﯾ ََﻦِِﯾّﺬَّﻟٱ
“Yaitu orang-orang yang merusak/membatalkan perjanjian mereka dengan Allah setelah
mereka berjanji kepada Allah.” [Surat Al Baqarah: 27]
3. Apa itu pembatal keislaman?
Seseorang ketika masuk ke dalam agama Islam dengan dua kalimat syahadat, maka dengannya
dia dianggap sebagai seorang muslim, dijaga darahnya, kehormatannya, sebagaimana sabda
Nabi Shallallāhu ‘alaihi wa sallam,
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan dan bersyahadat
laailaha illallaah dan bersyahadat Muhammad Rasulullah, kemudian mendirikan sholat,
membayar zakat. Maka apabila mereka melakukan itu semua, sungguh mereka telah menjaga
dariku darah mereka dan harta mereka, kecuali dengan hak Islam. Dan hisab mereka adalah
atasAllah.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Keislaman tersebut bisa batal apabila melakukan satu diantara Nawaqidul Islam. Dan pembatal-
pembatal keislaman ada yang berupa ucapan, keyakinan di dalam hati, dan perbuatan anggota
badan.
Pembatal berupa ucapan, seperti orang yang mencela Allah dan Rasul-Nya, berdo’a kepada selain
Allah, dan lain-lain, yang nanti akan datang penjelasannya, Insya Allah.
4. Kenalilah Keburukan Agar Kita Dapat Menjauhinya
*
*
*
Seorang sahabat yang mulia yaitu Hudzaifah Ibnul Yaman, begitu semangat mengenali kejelekan, di
samping ia juga paham amalan baik. Hudzaifah berkata, “Manusia dahulu biasa bertanya pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kebaikan. Aku sendiri sering bertanya mengenai kejelekan supaya
aku tidak terjerumus di dalamnya.” ( HR. Bukhari no. 3411 dan Muslim no. 1847)
Ibnu Taimiyah rahumahullah mengatakan, “Karenanya para sahabat nabi mereka lebih kuat iman dan
lebih semangat dalam jihad daripada orang-orang setelah mereka. Itu karena mereka mengenal kebaikan,
di samping itu pula mengenal kejelekan. Mereka sangat semangat mengenali kebaikan dan begitu benci
pada kejelekan. Karena mereka tahu bagaimana akibat baik dari iman dan amalan shalih, serta akibat jelek
dari orang yang berbuat kekafiran dan maksiat.”(Fatawal Kubro, 2: 341)
Oleh karena itu, materi pembatal keislaman ini disampaikan agar setelah kita memahami kandungannya,
kita dapat benar-benar menjauhinya.
5. Hal-hal yang termasuk pembatal keislaman
1. Syirik
2. Membuat perantara antara dirinya dengan Allah Ta'ala
3. Tidak mengkafirkan orang kafir dan musyrik
4. Meyakini bahwa ada hukum yang lebih sempurna dari sunnah Nabi shallallahu
'alaihi wassalam
5. Membenci sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam
6. Menghina agama
7. Sihir
8. Menolong orang kafir untuk memerangi kaum muslimin
9. Meyakini bolehnya keluar dari syariat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wassalam
10.Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama
6. 1. Menyekutukan Allah (syirik)
Allah Ta’ala berfirman:
ُءََﺎ َ
َﺸﻳ ََﻦ ِِﻤﻟ ََ ِ
ِﻚََٰﻟَٰذ ََن ُُود ََﺎﻣ ُُِِﺮْْﻔََﻐََﻳو ِِ ِ
ِﻪﺑ ََََكْْﺮ ُ
ُﺸﻳ ََنأ ُُِِﺮْْﻔََﻐﻳ ََﺎﻟ ََّﻪَّﻠاﻟ ََِِّّّنإ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya…”
[An-Nisaa/4: 48]
Dan Allah Ta’ala berfirman:
ٍرََﺎﺼَﻧَأ ِِْْﻦﻣ ََﻦ ِِﻴ ِِﻤﻟّاَّﻈِﻠِﻟ ََﺎ ََﻣو ۖۖ ُُرّﺎَّﻨاﻟ ُُهََا ْْوَ َ ََﻣو ََّﺔََّﻨَ ْ
ْﺠﻟا ِِ ْْﻪََﻴََﻠﻋ ُُّﻪَّﻠاﻟ ََّمَََّﺮﺣ ََْْﺪََﻘﻓ ِِّﻪَّﻠﻟِاِب ْْ ِِكْْﺮ ُ
ُﺸﻳ ََﻦﻣ ُُّﻪَِّﻧِإ“…
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya adalah Neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.”
[Al-Maa-idah/5: 72]
7. ● Bentuk-bentuk kesyirikan:
Berdo’a, memohon syafa’at, bertawakkal, beristighatsah (meminta
pertolongan agar terlepas dari bala bencana), bernadzar (berjanji atau
mewajibkan yang tidak wajib kepada diri sendiri karena terjadi suatu
peristiwa), menyembelih yang ditujukan kepada selain Allah, seperti
menyembelih untuk jin atau untuk penghuni kubur, dengan keyakinan
bahwa para sesembahan selain Allah itu dapat menolak bahaya atau
dapat mendatangkan manfaat.
8. 2. Membuat perantara antara dirinya
dengan Allah
Berdo’a, memohon syafa’at, serta bertawakkal kepada selain Allah, perbuatan-
perbuatan tersebut termasuk amalan kekufuran menurut ijma’ (kesepakatan para
ulama). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َنُُﻮََﻐْْﺘَﺒَﻳ ََنُُﻮْْﻋََﺪﻳ ََﻦِِﻳّﺬَّﻟا ََ ِ
ِﻚَٰﺌََٰﻟ ُُوأ ًًﺎﻠِِﻳ ْْﻮ َ
َﺤﺗ ََﺎََﻟو ْْ ُ
ُﻢﻜَﻨَﻋ ِِِّّّﺮُّﻀاﻟ ََ ْ
ْﻒ َ
َﺸﻛ ََنُُﻮِِﻜْْﻠََﻤﻳ ََﺎََﻠﻓ ِِ ِ
ِﻪﻧ ُُود ّﻦِِﻣ ُ
ُﻢْْﺘََﻤََﻋز ََﻦِِﻳّﺬَّﻟا ا ُُﻮْْﻋدا ِِ ُ
ُﻞﻗ
ًًار ُُو ْْﺬ َ
َﺤﻣ ََنََﺎﻛ ََّﻚَِِﺑَر ََبََاََﺬﻋ ََِِّّّنإ ۚۚ ََُُﻪﺑََاََﺬﻋ ََنُُﻮﻓََﺎ َ
َﺨََﻳو ََُُﻪََﺘْْﻤ َ
َﺣر ََنُُﻮ ْ
ْﺟََﺮََﻳو ُُ َ
َبْْﺮََﻗأ ْْ ُ
ُﻢّﻬََُّﻳأ ََ ََﺔﻠِِﻴ َ
َﺳ ْْﻮﻟا ُُ ِ
ِﻢّﻬَِِﺑَر ٰٰ َ
َﻰِﻟِإ
Katakanlah: ‘Panggillah mereka yang kamu anggap (sekutu) selain Allah, maka
tidaklah mereka memiliki kekuasaan untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak
pula dapat memindahkannya.’ Yang mereka seru itu mencari sendiri jalan yang lebih
dekat menuju Rabb-nya, dan mereka mengharapkan rahmat serta takut akan adzab-
Nya. Sesungguhnya adzab Rabb-mu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.”“
9. 3. Tidak mengkafirkan orang-orang kafir dan musyrik,
atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan
pendapat mereka
Yaitu orang yang tidak mengkaf i
rkan orang-orang kaf i
r -baik dari Yahudi, Nasrani
maupun Majusi-, orang-orang musyrik, atau orang-orang mulhid (Atheis), atau
selain itu dari berbagai macam kekufuran, atau ia meragukan kekufuran mereka,
atau ia membenarkan pendapat mereka, maka ia telah kaf i
r.Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
ُمََﺎْْﻠ ِ
ِﺳْْﺈﻟا ِِّﻪَّﻠاﻟ ََﺪِﻨِﻋ ََﻦّﻳِِﺪاﻟ ََِِّّّنإ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam...” [Ali ‘Imran/3:
19]“
10. Termasuk juga seseorang yang memilih kepercayaan selain Islam, seperti Yahudi, Nasrani,
Majusi, Komunis, Sekularisme, Masuni, Ba’ats atau keyakinan (kepercayaan) lainnya yang jelas
kufur, maka ia telah kafir. Juga firman-Nya:
َﻦِِﻳِِﺮﺳََﺎ ْ
ْﺨﻟا ََِِﻦﻣ َِِةَِِﺮﺧْْﺂﻟا ِِﻲﻓ ََ ُُﻮَﻫَو ُُ ْْﻪِﻨِﻣ ََ َ
َﻞْﺒُُْﻘﻳ ََﻦََﻠﻓ ًًﺎﻨِِﻳد ِِمََﺎْْﻠ ِ
ِﺳْْﺈﻟا ََْْﺮََﻴﻏ ِِ ََﻎْْﺘَﺒَﻳ ََﻦ ََﻣو
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) darinya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran/3: 85]“
Hal ini dikarenakan Allah Ta’ala telah mengkaf i
rkan mereka, namun ia menyelisihi Allah dan
Rasul-Nya, ia tidak mau mengkaf i
rkan mereka, atau meragukan kekufuran mereka, atau ia
membenarkan pendapat mereka, sedangkan kekufuran mereka itu telah menentang Allah
Subhanahu wa Ta’ala.Allah Ta’ala berfirman:
ِّﺔَِِّﻳََﺮْﺒْﻟا ََُُّّّﺮﺷ ْْ ُ
ُﻢﻫ ََ ِ
ِﻚَٰﺌََٰﻟ ُُوأ ۚۚ ََﺎﻬِِﻴﻓ ََﻦِِﻳ ِِﺪﻟََاﺧ ََّﻢََّﻨَََﻬﺟ ِِرََﺎﻧ ِِﻲﻓ ََﻦِِﻴِِﻛْْﺮ ُ
ُﺸْْﻤﻟََاو ِِبََﺎِِﺘْﻜْﻟا ِِ ْ
ْﻞَﻫَأ ِِْْﻦﻣ ا ُُوََﺮََﻔﻛ ََﻦِِﻳّﺬَّﻟا ََِِّّّنإ
Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke
Neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” [Al-
Bayyinah/98: 6]Yang dimaksud Ahlul Kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani, sedangkan
kaum musyrikin adalah orang-orang yang menyembah ilah yang lain bersama Allah.“
11. 4. Meyakini adanya petunjuk yang lebih sempurna dari
Sunnah Nabi ﷺ
Orang yang meyakini bahwa ada petunjuk lain yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi ﷺ,
atau orang meyakini bahwa ada hukum lain yang lebih baik daripada hukum Nabi ﷺ, seperti
orang-orang yang lebih memilih hukum-hukum thaghut daripada hukum Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka ia telah kafii
r.
Termasuk juga di dalamnya adalah orang-orang yang meyakini bahwa peraturan dan undang-
undang yang dibuat manusia lebih afdhal (utama) daripada sya’riat Islam, atau orang
meyakini bahwa hukum Islam tidak relevan (sesuai) lagi untuk diterapkan di zaman sekarang
ini, atau orang meyakini bahwa Islam sebagai sebab ketertinggalan ummat.
Termasuk juga orang-orang yang berpendapat bahwa pelaksanaan hukum potong tangan
bagi pencuri, atau hukum rajam bagi orang yang (sudah menikah lalu) berzina sudah tidak
sesuai lagi di zaman sekarang.
12. Juga orang-orang yang menghalalkan hal-hal yang telah diharamkan oleh Allahﷻ dan Rasul-Nya ﷺ
berdasarkan dalil-dalil syar’i yang telah tetap, seperti zina, riba, meminum khamr, dan berhukum dengan selain
hukum Allah atau selain itu, maka ia telah kafii
r berdasarkan ijma’ para ulama.
Allah Ta’ala berfirman:
َنُُﻮِﻨِﻗ ُُﻮﻳ ٍٍ ْْم ََﻮّﻘِِﻟ ًًﺎْْﻤُﻜُﺣ ِِّﻪَّﻠاﻟ ََِِﻦﻣ ُُ ََﻦ ْ
ْﺴ َ
َﺣأ ْْ ََﻦ ََﻣو ۚۚ ََنُُﻮْْﻐَﺒَﻳ ِِّﺔَِِّﻴِﻠِﻫََﺎ ْ
ْﺠﻟا ََ ْ
ْﻢُﻜُ َ
َﺤََﻓأ
Apakah hukum Jahiliyyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih daripada (hukum) Allah
bagi orang-orang yang yakin?” [Al-Maa-idah/5: 50]
Allah Ta’ala berfirman:
َنُُوِِﺮﻓََﺎْﻜْﻟا ُُ ُ
ُﻢﻫ ََ ِ
ِﻚَٰﺌََٰﻟ ُُوَ َﻓ ُُّﻪَّﻠاﻟ ََ َ
َلﺰَﻧَأ ََﺎ ِِﻤﺑ ُ
ُﻢْﻜْ َ
َﺤﻳ ّْْﻢَّﻟ ََﻦ ََﻣو
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang
yang kafir.” [Al-Maa-idah/5 44] “
Allah Ta’ala berfirman:
َنُُﻮ ِِﻤﻟّاَّﻈاﻟ ُُ ُ
ُﻢﻫ ََ ِ
ِﻚَٰﺌََٰﻟ ُُوَ َﻓ ُُّﻪَّﻠاﻟ ََ َ
َلﺰَﻧَأ ََﺎ ِِﻤﺑ ُ
ُﻢْﻜْ َ
َﺤﻳ ّْْﻢَّﻟ ََﻦ ََﻣو…
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-
orang yang zhalim.” ]Al-Maa-idah/5: 45[Allah Ta’ala berfii
rman:ََنُُﻮِِﻘﺳََﺎْْﻔﻟا ُُ ُ
ُﻢﻫ ََ ِ
ِﻚَٰﺌََٰﻟ ُُوَ َﻓ ُُّﻪَّﻠاﻟ ََ َ
َلﺰَﻧَأ ََﺎ ِِﻤﺑ ُ
ُﻢْﻜْ َ
َﺤﻳ ّْْﻢَّﻟ ََﻦ ََﻣو“…
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-
orang yang fasik.” ]Al-Maa-idah/5: 47[
13. 5. Membenci hal-hal yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ
Yaitu orang yang marah, murka, atau benci terhadap apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, walaupun ia melakukannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ْ ُ
ُﻢََﻬﻟََاْْﻤََﻋأ ََ َ
َﻂْﺒْ َ
َﺣَ َﻓ ُُّﻪَّﻠاﻟ ََ َ
َلﺰَﻧَأ ََﺎﻣ اُُﻮ ِِﻫََﺮﻛ ْْ ُ
ُﻢّﻬََّﻧَِِﺄﺑ ََ ِ
ِﻚََٰﻟَٰذ ْْ ُ
ُﻢََﻬﻟََاْْﻤََﻋأ ََّّّ َ
َﻞ َ
َﺿ َو ْْ ُ
ُﻢّﻬَّﻟ ًًﺎ ْ
ْﺴََﻌََﺘﻓ ا ُُوََﺮََﻔﻛ ََﻦِِﻳّﺬَّﻟََاو“
Dan orang-orang yang kaf i
r, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-
amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang
di-turunkan Allah (Al-Qur-an), lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.”
[Muhammad/47: 8-9]
14. 6. Menghina Islam
Yaitu orang yang mengolok-olok (menghina) Allah dan Rasul-Nya, Al-Qur-an, agama Islam,
Malaikat atau para ulama karena ilmu yang mereka miliki. Atau menghina salah satu syi’ar dari
syi’ar-syi’ar Islam, seperti shalat, zakat, puasa, haji, thawaf di Ka’bah, wukuf di ‘Arafah atau
menghina masjid, adzan, memelihara jenggot atau Sunnah-Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam lainnya, dan syi’ar-syi’ar agama Allah pada tempat-tempat yang disucikan dalam
keyakinan Islam serta terdapat keberkahan padanya, maka dia telah kafir.
Allah Ta’ala berfirman:
Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kaf i
r sesudah beriman. Jika Kami memaafkan
segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan
(yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” [At-Taubah/9:
65-66]
Dan firman Allah Ta’ala::
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka
tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika
syaithan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), janganlah kamu duduk bersama orang-
orang yang zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” [Al-An’aam/6: 68]“
15. 7. Melakukan Sihir
Yaitu melakukan praktek-praktek sihir,
Allah Ta’ala berfirman:
ُُْﺮْْﻔَﻜَﺗ ََﺎََﻠﻓ ٌٌ ََﺔْﻨِِْﺘﻓ ُُ ْْﻦ َ
َﺤﻧ ََﺎّﻤَِّﻧِإ ََﺎﻟ ُُﻮََﻘﻳ ّٰٰﻰَََّﺘﺣ ٍٍََﺪ َ
َﺣأ ِِْْﻦﻣ ِِنََﺎّﻤََِِﻠُُﻌﻳ ََﺎ ََﻣو…
Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:
‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir...’” [Al-Baqarah/2:
102]
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ٌ ْْكِِﺮﺷ ََ ََﺔََﻟّﻮِِﺘﻟََاو ََ ِ
ِﻢﺋََﺎّﻤَّﺘﻟََاو َ
َﻰّﻗُّﺮاﻟ ََِِّّّنإ.‘
Sesungguhnya jampi, jimat dan tiwalah (pelet) adalah perbuatan syirik.’
16. 8. Memberikan pertolongan kepada orang kafir dalam
rangka memerangi kaum Muslimin
●
●
Allah Ta’ala berfirman:
َﻦِِﻴ ِِﻤﻟّاَّﻈاﻟ ََ ْْم ََﻮْْﻘﻟا ِِي ْْﺪََﻬﻳ ََﺎﻟ ََّﻪَّﻠاﻟ ََِِّّّنإ ۗۗ ْْ ُ
ُﻢ ْْﻬِﻨِﻣ ُُّﻪَِّﻧََِﺈﻓ ْْ ُ
ُﻢﻜّﻨِِﻣ ُ
ُﻢّﻬَََّﻟ ََﻮََﺘﻳ ََﻦ ََﻣو ۚۚ ٍٍ ْ
ْﺾََﻌﺑ ُُءََﺎِِﻴْْﻟ ََوأ ْْ ُ
ُﻢ ُُﻬ ْ
ْﻀََﻌﺑ ۘۘ ََءََﺎِِﻴْْﻟ ََوأ ََٰٰىرََﺎّﺼَّﻨﻟََاو ََد ُُﻮََﻬ ْْﻴﻟا ا ُُو ِِﺬّﺨَََّﺘﺗ ََﺎﻟ ا ُُﻮَﻨَﻣآ ََﻦِِﻳّﺬَّﻟا ََﺎّﻬََُّﻳأ ََﺎﻳ“
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai
pemimpin bagimu; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara
kamu yang menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” [Al-Maa-idah/5: 51]
Juga firman Allah Ta’ala:
َﻦِِﻴِﻨِ ْْﻣّﺆُّﻣ ُ
ُﻢﺘُﻨُﻛ ِِنإ ََّﻪَّﻠاﻟ ا ُُﻮّﻘَّﺗََاو ۚۚ ََءََﺎِِﻴْْﻟ ََوأ ََرّﺎَُُّﻔْﻜْﻟََاو ْْ ُ
ُﻢِِﻜْْﻠَﺒَﻗ ِِﻦﻣ ََبََﺎِِﺘْﻜْﻟا ا ُُﻮﺗ ُُوأ ََﻦِِﻳّﺬَّﻟا ََّﻦِِﻣ ًًﺎِِﺒََﻌََﻟو ًًا ُُوُُﺰﻫ ْْ ُ
ُﻢَﻜَﻨِِﻳد ا ُُوََﺬّﺨَّﺗا ََﻦِِﻳّﺬَّﻟا ا ُُو ِِﺬّﺨَََّﺘﺗ ََﺎﻟ ا ُُﻮَﻨَﻣآ ََﻦِِﻳّﺬَّﻟا ََﺎّﻬََُّﻳأ ََﺎﻳ“
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang yang membuat agamamu
menjadi buah ejekan dan permainan sebagai pemimpin, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi
Kitab sebelummu dan dari orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertawakkallah kepada Allah
jika kamu benar-benar orang yang beriman.” [Al-Maa-idah/5: 57]
ِِْﻲﻋََﺎّﺒِِﺗا ََِِّّّﻻإ ََُُﻪ ِِﻌ َ
َﺳو ََﺎََﻤﻟ ّﺎًََّﻴﺣ َ
َﻰ ْ
ْﺳ ُُﻮﻣ ََّّّ ََنأ ْْ ََﻮﻟ ،ِِﷲ
17. 9. Meyakini bahwa manusia bebas keluar dari syari’at
Nabi Muhammad ﷺ
Yaitu orang yang mempunyai keyakinan bahwa sebagian manusia diberikan keleluasaan untuk keluar dari
sya’riat (ajaran) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana Nabi Khidir dibolehkan keluar
dari sya’riat Nabi Musa Alaihissallam, maka ia telah kafir.
Karena seorang Nabi diutus secara khusus kepada kaumnya, maka tidak wajib bagi seluruh menusia untuk
mengikutinya. Adapun Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada seluruh manusia
secara kaffah (menyeluruh), maka tidak halal bagi manusia untuk menyelisihi dan keluar dari syari’at beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Ta’ala berfii
rman“ا
Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua...’” [Al-A’raaf/7: 158]
Dan Allah Ta’ala berfirman:
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada ummat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Saba/34: 28]
n“ ََDan dalam hadits disebutka
Demi Allah, jika seandainya Musa q hidup di tengah-tengah kalian, niscaya tidak ada keleluasaan baginya
kecuali ia wajib mengikuti syari’atku
18. 10. Berpaling dari agama Allah Ta’ala, tidak
mempelajarinya dan tidak beramal dengannya
Berpaling dari pokok agama Allah Ta'ala, tidak mempelajari, tidak pula mengamalkannya, meskipun ia jahil
(bodoh) terhadap perkara-perkara agama yang sifatnya terperinci. Karena ilmu terhadap agama secara
terperinci terkadang tidak ada yang sanggup melaksanakannya kecuali para ulama dan para penuntut ilmu.
Firman Allah Ta’ala:
َن ُُﻮ ِ
ِﺿْْﺮُُﻌﻣ ا ُُوِِرﺬُﻧُأ ّﺎَََّﻤﻋ ا ُُوََﺮََﻔﻛ ََﻦِِﻳّﺬَّﻟََاو“…
Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” [Al-Ahqaaf/46: 3]
Firman Allah Ta’ala:
َن ُُﻮ ِِﻤََﻘﺘُﻨُﻣ ََﻦِِﻴ ِِﻣْْﺮ ُ
ُﺠْْﻤﻟا ََِِﻦﻣ ّﺎَِّﻧِإ ۚۚ ََﺎ ْْﻬَﻨَﻋ ََ َ
َضْْﺮََﻋأ ََّّّ ُ
ُﻢﺛ ِِّﻪَِِﺑَر ِِتََﺎﻳِِﺂﺑ ََّﺮُِِﻛُذ ّﻦَّ ِِﻤﻣ ُُ ََﻢْْﻠ َ
َﻇأ ْْ ََﻦ ََﻣو
Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabb-nya,
kemudian ia berpaling daripadanya. Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-
orang yang berdosa.” [As-Sajdah/32: 22]
Firman Allah Ta’ala:
ٰ َ
َﻰْْﻤََﻋأ ِِ ََﺔﻣََﺎِِﻴْْﻘﻟا ََ ْْم ََﻮﻳ ُُُهُُُﺮ ْ
ْﺸ َ
َﺤَﻧَو ًًﺎﻜَﻨَﺿ ًً ََﺔﺸِِﻴََﻌﻣ ََُُﻪﻟ ََِِّّّنََﺈﻓ ِِيْْﺮِِﻛذ ََﻦﻋ ََ َ
َضْْﺮََﻋأ ْْ ََﻦ ََﻣو
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” [Thaahaa/20: 124]
19. Hal apa saja yang membuat seseorang melakukan
pembatal keislaman?
1.
2.
3.
4.
Iman yang lemah
Imam Asy-Syafi’i berkata, “Iman adalah perkataan dan perbuatan. Bertambah dengan ketaatan, berkurang
karena (melakukan) kemaksiatan”. (Hilyatul Auliya’,9/114)
Tidak adanya majelis ilmu
Pentingnya majelis ilmu karena akan mengantarkan seseorang pada keimanan yang kokoh. Syeikh Ali
Hasan berkata, “Dan dari pintu sedikitnya ilmu, syetan masuk kepada orang-orang yang cetek imunya, ia
menghiasi kebatilan dengan hal yang indah-indah, sehingga mereka terjerumus dalam perangkapnya. Maka
ilmu bermanfaat merupakan kunci bagi segala kebaikan dan penolak segala kejahatan.” (Mawarid al Aman,
hlm 412)
Menjalarnya penyakit syubhat dan syahwat
Syubhat artinya keraguan, kabur, atau tidak jelas. Penyakit syubhat ini contohnya kufur, kemunafikan,
kebid’ahan, dan kesesatan lainnya. Jika hal ini menimpa seseorang akan merusak ilmu dan
keyakinannya.
Syahwat artinya selera, nafsu, keinginan, atau kecintaan. Penyakit ini adalah mengikuti apa-apa yang
disenangi oleh nafsu yang keluar dari batasan syariat, contohnya zina, meminum khamr, ghibah, rakus
terhadap harta, mengharapkan kekuasaan, ingin populer, suka perkara-perkara keji, dan sebagainya.
Adanya dukungan kearifan budaya lokal
Islam tidak melarang adat dan budaya setempat selama itu tidak menyalahi syariat. Namun kaum muslimin
terkadang tidak dapat membedakan antara tauhid dan syirik, haq dan bathil, sunnah dan bid’ah.
Ketidaktahuan inilah yang menjadikan seseorang melestarikan budaya yang sebenarnya bertentangan
dengan ajaran Islam.
20. Contoh perbuatan (yang dianggap biasa) yang
termasuk pembatal keislaman
●
●
●
●
●
●
Toleransi yang berlebihan terhadap kaum non muslim sehingga
membenarkan aqidah mereka
Mempercayai ramalan zodiak dan semisalnya
Berdoa kepada kuburan
Bersumpah dengan nama selain Allah Ta'ala
Percaya kepada dukun, peramal, pawang hujan, orang pintar (seperti
dukun)
dsb
21. Apa yang harus dilakukan jika seseorang pernah melakukan
pembatal-pembatal keislaman?
●
●
1.
2.
3.
Sesungguhnya seluruh dosa, termasuk syirik, akan diampuni oleh Allah ﷻ, dengan syarat
jika hamba yang melakukan dosa tersebut bertaubat kedapa-Nya dengan taubatan
nasuha. Sebagaimana fii
rman-Nya dalam surah Az-Zumar ayat 53:
Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu beputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-
dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Syarat taubat terdiri dari 3 hal:
Menyesali perbuatan maksiatnya
Meninggalkan perbuatan maksiatnya
Tidak berniat mengulanginya
23. Khawarij
●
●
●
●
SIFAT-SIFAT KAUM KHAWARIJ
Suka mencela, menganggap sesat, dan berprasangka buruk (su’udzan)
Sifat yang paling nampak dari Khawarij adalah suka mencela terhadap para Aimatul
Huda )para Imam(, menganggap mereka sesat, dan menghukum atas mereka sebagai
orang-orang yang sudah keluar dari keadilan dan kebenaran. Sifat ini jelas tercermin
dalam pendirian Dzul Khuwaishirah terhadap Rasulullah ﷺ dengan perkataanya :
“Wahai Rasulullah berlaku adillah” (HR. Bukhari VI/617, No. 3610)
“Demi Allah, sesungguhnya ini adalah suatu pembagian yang tidak adil dan tidak
dikehendaki di dalamnya wajah Allah” (HR. Muslim II/739, No. 1062)
Berlebihan dalam beribadah.
Sifat ini telah ditunjukkan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabdanya :
“Akan muncul suatu kaum dari umatku yang membaca Al-Qur’an, yang mana bacaan
kalian tidaklah sebanding bacaan mereka sedikitpun, tidak pula shalat kalian
sebanding dengan shalat mereka sedikitpun, dan tidak pula puasa kalian sebanding
dengan puasa mereka sedikitpun” (HR. Muslim II/743-744 No. 1064)
Keras terhadap kaum muslimin
Sesungguhnya kaum Khawarij dikenal bengis dan kasar, mereka sangat keras dan
bengis terhadap muslimin, bahkan kekasaran mereka telah sampai pada derajat
sangat tercela, yaitu menghalalkan darah dan harta kaum muslimin serta
kehormatannya, mereka juga membunuh dan menyebarkan ketakutan di tengah-
tengah kaum muslimin. Adapun para musuh Islam murni dari kalangan penyembah
berhala dan lainnya, mereka mengabaikan, membiarkan serta tidak menyakitinya.
Rasulullah ﷺ telah memberitakan sifat mereka ini dalam sabdanya :
” ….Membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala ….” (HR. Bukhari,
VI/376, No. 3644)
Sedikitnya pengetahuan mereka tentang fiqih dan berakal buruk
Sesungguhnya kesalahan Khawarij yang sangat besar adalah kelemahan mereka
dalam penguasaan fii
qih terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi ﷺ.
“Akan keluar pada akhir zaman suatu kaum, umurnya masih muda, sedikit ilmunya,
mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia. Membaca Al-Qur’an tidak melebihi
kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya”
(HR. Bukhari, VI/618, No. 3611)
Disebut khawarij karena Nabi ﷺ
mensifati mereka dengan,
ِسّﺎَّﻨاﻟ ََِِﻦﻣ ٍٍ ََﺔْْﻗُُﺮﻓ ِِﻦِِﻴﺣ َ
َﻰََﻠﻋ ََن ُُﻮ ُ
ُﺟْْﺮ َ
َﺨﻳ
Mereka keluar (khuruj) (muncul) ketika
terjadi perpecahan di tengah-tengah
kaum muslimin.” (HR. Bukhari no. 3414,
5810, 6534 dan Muslim no. 1064)“
Disebut khawarij karena mereka juga
keluar (khuruj) dari pemimpin (pemerintah
atau penguasa) kaum muslimin yang sah
dan keluar dari jamaah kaum muslimin
bersama penguasanya (yaitu khalifah ‘Ali
bin Abi Thalib).
24. Pemikiran Mu'tazilah
Kaidah utama Kelompok Mu'tazilah:
“Akal lebih didahulukan daripada syariat (Al Qur’an, As Sunnah dan
Ijma’, pen) dan akal-lah sebagai kata pemutus dalam segala hal. Bila
syariat bertentangan dengan akal –menurut persangkaan mereka–
maka sungguh syariat tersebut harus dibuang atau ditakwil. (Lihat
kata pengantar kitab Al-Intishar Firraddi ‘alal Mu’tazilatil-Qadariyyah
Al-Asyrar, 1/65)
Ini merupakan kaidah yang batil, karena kalaulah akal itu lebih utama
dari syariat maka Allah akan perintahkan kita untuk merujuk
kepadanya ketika terjadi perselisihan. Namun kenyataannya Allah
perintahkan kita untuk merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah,
sebagaimana yang terdapat dalam Surat An-Nisa: 59. Kalaulah akal
itu lebih utama dari syariat maka Allah tidak akan mengutus para
Rasul pada tiap-tiap umat dalam rangka membimbing mereka
menuju jalan yang benar sebagaimana yang terdapat dalam An-Nahl:
36. Kalaulah akal itu lebih utama dari syariat maka akal siapakah yang
dijadikan sebagai tolok ukur?! Dan banyak hujjah-hujjah lain yang
menunjukkan batilnya kaidah ini. Untuk lebih rincinya lihat kitab Dar’u
Ta’arrudhil ‘Aqli wan Naqli, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan
kitab Ash-Shawa’iq Al-Mursalah ‘Alal-Jahmiyyatil-Mu’aththilah, karya
Al-Imam Ibnul-Qayyim.
Kelompok pemuja akal ini muncul di kota
Bashrah (Irak) pada abad ke-2 Hijriyah, antara
tahun 105-110 H, tepatnya di masa
pemerintahan khalifah Abdul Malik bin
Marwan dan khalifah Hisyam bin Abdul Malik.
Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah
mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang
bernama Washil bin Atha’ Al-Makhzumi Al-
Ghozzal.
25. Apakah masih ada
mu'tazilah di zaman
sekarang ini?
2.
3.
4.
5.
mereka maksud dengan at
tauhid? Yaitu maksudnya
menafikan sifat-sifat Allah.
Al ‘adl. Yang dimaksud
adalah menafikan takdir.
Al amr bin ma’ruf wan
nahyu ‘anil munkar.
Maksudnya adalah
memberontak kepada
penguasa Muslim.
Al manzilah baynal
manzilatain. Ini terkait
hukum terhadap pelaku
dosa besar, yaitu mereka di
dunia ada di antara dua sisi,
tidak mukmin dan tidak
kafir.
Infazhul wa’id. Ini
mengandung keyakinan
Di zaman sekarang ini masih ada
golongan mu'tazilah. Namun bukan
dengan nama “mu’tazilah”. Mereka
membawa pemahaman mu’tazilah, dan
mereka sama seperti mu’tazilah dan
mengagungkan mu’tazilah.
26. Syi'ah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rafidhah adalah salah satu sekte Syiah. Apabila pada zaman
ini disebutkan kata Syiah secara mutlak, maka tidak lain yang
dimaksudkan adalah Rafidhah yang memiliki keyakinan
menyimpang, yaitu:
Al-Qur`ân yang dijamin keutuhan dan keasliannya oleh
Allâh Azza wa Jalla telah banyak berkurang dan
mengalami banyak perubahan. Bahkan menurut mereka,
al-Qur`ân hanya sepertiga dari al-Qur`ân yang dipegang
‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu anhu yang mereka sebut
dengan Mushaf Fâthimah yang turun temurun dibawa
oleh para imam mereka.
Al-Qur`ân tidak bisa dipahami kecuali dengan penafsiran
para imam dua belas.
Mereka melakukan ta’thîl (meniadakan) nama-nama dan
sifat-sifat Allâh Azza wa Jalla sehingga dalam konteks
ini mereka termasuk kaum Jahmiyyah
Iman dalam pandangan mereka adalah mengenal dan
mencintai para imam
Mereka menafikan takdir sehingga mereka termasuk
golongan Qadariyyah (kelompok yang tidak mengimani
takdir)
Mereka meyakini Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berwasiat kepada ‘Ali untuk menggantikannya sebagai
khalifah sepeninggalnya.
Pengkafiran terhadap para Sahabat Nabi dan keyakinan
bahwa para Sahabat Nabi telah murtad kecuali hanya
beberapa orang saja dari mereka
Syiah dikenal dengan sebutan Rafidhah
karena mereka menolak mengakui khilafah
Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan ‘Umar
Radhiyallahu anhu bin Khaththab dan
penolakan mereka atas sanjungan Zaid bin
‘Ali bin Husain terhadap dua orang terbaik
umat itu. Mereka menyikapi jawaban Zaid bin
Ali bin Husain dengan , “Rafadhnaka” yang
artinya kami menolak jawabanmu. Akhirnya
mereka dikenal dengan nama Rafidhah.
27. Penutup
Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau berkata,
“Dan semuanya ini termasuk yang paling berbahaya dan paling banyak terjadi. Maka sepantasnya seorang
muslim waspada dan takut terjadi atas dirinya sendiri. Kita berlindung kepada Allah dari perkara-perkara
yang menyebabkan kemarahan-Nya dan kita berlindung kepada Allah dari pedihnya siksaan-Nya.”
Diantara bentuk kewaspadaan kita dan ketakutan kita adalah:
1. Berdo’a dan berlindung kepada Allah dari seluruh pembatal keislaman.
2. Mempelajari agama Allah, dimulai dari masalah akidah.
3. Mengamalkan apa yang sudah dipelajari.