SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
SISTEM TORRENS
INDRA GUMILAR
95115002
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PERTANAHAN
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Asal Usul Australia
 Sejumlah penjelajah Eropa berlayar di pantai Australia, yang dulu disebut
sebagai New Holland, di abad ke-17.
 Tahun 1770 Kapten James Cook memetakan pantai timur Australia dan
menyatakannya sebagai milik Inggris. Wilayah baru ini digunakan sebagai
koloni terhukum, dan pada tanggal 26 Januari 1788, armada pertama 11
kapal yang membawa 1.500 orang (setengahnya merupakan narapidana)
tiba di Pelabuhan Sydney.
 Sampai pengangkutan terhukum ini berakhir di tahun 1868, 160.000 pria dan
wanita telah datang ke Australia sebagai narapidana.
 Para pemukim bebas mulai berdatangan sejak awal tahun 1790-an, Para
pemukim atau lebih tepatnya ‘penghuni liar’ ini bergerak semakin dalam ke
kawasan Aborigin untuk mencari padang rumput dan air bagi ternak
mereka.
Asal Usul Australia Selatan
 Awal lahirnya Australia Selatan berasal dari teori yang dikemukakan oleh
Edward Gibbon Wakefield yang ingin membentuk koloni baru di Australia.
 Para pengikut Wakefield membentuk Kongsi Australia Selatan dan
mengumpulkan uang, dan dengan penuh harapan mereka berangkat dari
Inggris pada tahun 1836. Rombongan pertama ini tiba di bulan juli di Pulau
Kangaroo.
 Gubernur pertama untuk koloni itu adalah Kapten Hindmarsh.
Asal Usul Torrens
 Sir Robert Torrens berangkat ke Australia Selatan, dan tiba di Brightman
Desember 1840.
 Pada Februari 1841 menjadi kolektor bea cukai di Adelaide.
 Pada 1 September tahun 1857 menjadi perdana menteri, namun
pemerintahannya hanya berlangsung satu bulan.
 Pada bulan Desember 1857 ia memperjuangkan Undang-Undang Real
Property Act of 1858 dan dikenal sebagai sistem Torrens.
 Pada tahun 1863 ia meninggalkan Australia dan menetap di Inggris.
Asal Usul Torrens
 Sistem Torrens, diperkenalkan oleh Robert Torrens yang pertama terjadi di
Australia Selatan dan diundangkan pada tahun 1858, yang dalam
perkembangannya diadopsi oleh banyak negara.
 Pada Tahun tersebut Gubernur Jenderal yang memimpin Australia Selatan
yaitu Sir Richard Groves Mc Donnell, menjabat mulai tanggal 8 Juni 1855
sampai 4 Maret 1862.
 Negara-negara yang mengadopsi sistem Torrens antara lain New Zeland,
Kanada Barat, Aljazair, Tunisia, Kongo, Spanyol, Norwegia, Yamaica, Amerika
Serikat, Filipina, Malaysia, India (Sutedi Andrian, 2006:4).
Prinsip Torrens
Sistem ini menganut 3 prinsip dasar yaitu :
1. Prinsip Mirror, berarti bahwa daftar umum mencerminkan kepentingan
hukum terkait dengan tanah.
2. Prinsip Curtain, berarti jika terjadi suatu keadaan dimana seseorang tak
tercatat pada daftar umum, maka pernerintah tidak dapat memaksa
terhadap orang yang namanya tercantum dalam daftar tersebut, atau
dengan kata lain tidak perlu untuk menelusuri pemilik yang lama.
3. Prinsip Insurance, artinya bahwa informasi yang disajikan pada daftar umum
dijamin oleh negara (state).
Prinsip Torrens
 Prinsip utama lain dari sistem Torrens ini adalah 'indefeasibility' of title - di
mana hak yang telah dimasukkan pada register (daftar), tidak bisa dikalahkan
oleh hak yang timbul kemudian kecuali dalam keadaan tertentu.
 Title Torrens adalah sistem kepemilikan tanah di mana daftar kepemilikan
tanah yang dikelola oleh negara yang menjamin indefeasible title (hak tidak
dapat diganggu gugat) yang termasuk dalam daftar tersebut.
 Kepemilikan tanah dialihkan melalui pendaftaran hak dengan menggunakan
akta (deed). Tujuan utamanya adalah untuk menyederhanakan transaksi
tanah dan untuk menjamin kepemilikan sebagai hak mutlak atas tanahnya.
Penyelenggaran Pendaftaran
 Dasar falsafah sistem torrens dalam pendafaran tanah adalah menggunakan
sistem pendaftaran hak, dimana setiap penciptaan hak baru dan perbuatan
hukum yang menimbulkan perubahan kemudian harus dibuktikan dalam
suatu akta.
 Dalam penyelenggaraan pendaftaran sistem torrens bukan aktanya yang
didaftar melainkan haknya yang diciptakan dan perubahan-perubahannya
kemudian. Akta hanya merupakan sumber datanya.
 Untuk pendaftaran hak dan perubahan-perubahannya yang terjadi kemudian
disediakan suatu daftar isian (register) dan sebagai tanda bukti disediakan
sertifikat yang merupakan salinan register (certificate of titles) (Harsono,
2004:77-78)
 Selain sertifikat yang bersangkutan maka dibuat juga duplikatnya. Tujuan
pembuatan sertifikat tersebut adalah untuk memudahkan pemeriksaan pada
waktu pendaftaran pengalihan hak, sehingga pendaftaran itu dapat
dilakukan dengan lancar dan cepat.
 Sedangkan penyerahan akta dan sertifikat yang bersangkutan kepada pejabat
pendaftaran memberi arti bahwa pengalihan hak dilakukan oleh dan atas
kemauan sendiri dari pemegang hak yang terdaftar.
 Dalam hal terjadi jual beli tanah, harus disertai disertai dengan penyerahan
setipikatnya kepada pembeli.
 Dengan diserahkannya sertifikat maka haknya beralih tanpa memerlukan lagi
penyerahan yuridis. Karena cara penyerahan sertifikat dalam peralihan hak mirip
dengan peralihan hak barang-barang begerak dimana sertifikat merupakan
pengganti bidang tanah.
 Data fisik dan data yuridis hasil pendaftaran tanah disediakan di kantor
pertanahan, sehingga jika ada orang yang akan membeli tanah maka tinggal
melihat datanya.
 Dengan berlakunya sistem torrens maka pendaftaran menjadi wajib bagi sahnya
perbuatan hukum yang dilakukan. Sekali didaftar, haknya menjadi indefeasibe.
Penyelenggaran Pendaftaran
Alat Bukti
 Sertifikat tanah menurut sistem ini merupakan alat bukti pemegangan hak
atas tanah yang paling lengkap serta tidak bisa untuk diganggu gugat. Ganti
rugi terhadap pemilik sejati adalah melalui dana asuransi.
 Untuk merubah buku tanah adalah tidak mungkin terkecuali jika
memperoleh sertifikat tanah dengan cara pemalsuan dengan tulisan atau
diperolehnya dengan cara penipuan (Bachtiar Effendi, 1993: 31).
 Pendaftaran suatu hak atas nama seseorang dalam sistem Torrens
menjadikan seseorang (misalnya A) sebagai pemegang yang sah menurut
hukum terhadap semua orang termasuk orang (misalnya B) dari siapa A
memperoleh hak tersebut. Berhubung dengan itu, apabila pengalihan hak
dari B kepada A menjadi batal, B sudah tidak dapat menuntut kembali hak
itu dari A apabila hak atas tanah tersebut telah didaftarkan atas nama A
(Hermanses, 1981 : 44).
Kelebihan Sistem Torrens
Kelebihan dari sistem Torrens dibandingkan dengan sistem negatif menurut
penciptanya Sir Robert Torrens adalah sebagai berikut (Bachtiar Effendie, 1993 : 47 –
48) :
1. Ketidakpastian diganti dengan kepastian;
2. Biaya-biaya peralihan berkurang dari pound menjadi shilling dan waktu dari bulan
menjadi hari;
3. Ketidakjelasan dan berbelitnya uraian menjadi singkat dan jelas;
4. Persetujuan-persetujuan disederhanakan sedemikian rupa, sehingga setiap orang
akan dapat mengurus sendiri setiap kepentingannya;
5. Penipuan sangat dihalangi;
6. Banyak hak-hak milik atas tanah yang berkurang nilainya karena ketidakpastian
hukum hak atas tanah telah dikembalikan kepada nilai yang sebenarnya;
7. Sejumlah proses-proses (prosedure) dikurangi dengan meniadakan beberapa hal.
Kelemahan
 Pendaftaran suatu hak atas tanah atas nama seseorang yang tidak berhak
dalam daftar umum, menghapus hak dari pemegang hak yang sebenarnya.
 Dalam sistem “TORRENS” pihak-pihak yang dirugikan dan dapat
membuktikan pemilik sebenarnya, akan mendapat ganti rugi dari “LEMBAGA
DANA JAMINAN” atau “LEMBAGA ASURANSI”.
 Dana oleh lembaga dana jaminan dikumpulkan dari setiap pelaksanaan
pendaftaran hak.
SISTEM TORRENS
DI AUSTRALIA
Definisi Tanah
 Dalam Hukum Tanah di Negara Bagian New South Wales-Australia,
pengertian tanah (land) menurut Conveyancing Act 1919 No. 6: “Land
includes tenements and hereditaments, corporeal and incorporeal, and every
estate and interest therein whether vested or contingent, freehold or
leasehold, and whether at law or in equity.”
 Dalam Real Property Act 1900 No 25 disebutkan definisi tanah: “Land,
messuages, tenements, and hereditaments corporeal and incorporeal of
every kind and description or any estate or interest therein, together with all
paths, passages, ways, watercourses, liberties, privileges, easements,
plantations, gardens, mines, minerals, quarries, and all trees and timber
thereon or thereunder lying or being unless any such are specially excepted”
Hukum & Status Tanah
 Hukum Tanah Australia yang bersumber pada English Common Law
menggunakan asas Accessie (Perlekatan) sedangkan Hukum Tanah Nasional
di Indonesia yang bersumber pada Hukum Adat menggunakan asas
Horizontale Scheiding (Pemisahan Horizontal).
 Seluruh tanah di wilayah Australia adalah milik Raja (all land belongs to the
Crown). Awalnya, tanah yang dialihkan dari pemerintah untuk kepemilikan
pribadi melalui tanah "grant" (hibah) atau tanah "patent".
Hukum & Status Tanah
Status tanah di Australia digolongkan dalam kriteria sebagai berikut:
1. Crown Land (tanah milik Raja) digunakan untuk jalan raya, hutan, instansi
pemerintah, dan kepentingan lainnya.
2. Crown Reserves Land (tanah cadangan milik Raja) digunakan untuk sarana
jalan-raya cadangan, hutan cadangan, hutan lindung, taman nasional.
3. Aboriginal Land (dimiliki secara kolektif oleh masyarakat adat (asli) Aborigin):
Crown Lands disediakan untuk masyarakat adat Aborigin tetapi di bawah
kontrol Government Aboriginal dari Negara Bagian/Wilayah yang
berwenang.
4. Vacant Crown Land (tanah kosong milik Raja): Crown Land yang tidak
disediakan untuk tujuan apapun.
Peraturan Tanah (Property dan Hak)
Pendaftaran Tanah
 Australia melaksanakan pendaftaran hak atas tanah (registration of titles)
dan sistemnya positif dengan memungut “insurance funds” (dana asuransi =
........% dari harga tanah).
 sekali subyek dan obyek atas tanah didaftar (melalui pemeriksaan yang teliti
atas subyek dan obyek tanah) di kantor pertanahan (land title office) maka
tidak ada yang bisa menggugatnya.
 Setiap pemegang hak yang akan memperlakukan haknya kepada pihak 3
(tiga), hak tersebut harus didaftar dalam “REGISTER BOOK”
 Hak yang telah didaftar dalam register book tersebut oleh “REGISTER
GENERAAL” atau pejabat pendaftaran hak, dibuatkan sertifikat hak rangkap 2
(dua).
 Sertifikat hak rangkap 2 (dua), yang satu diberikan kepada pemegang hak,
yang lain dijadikan bagian dari “REGISTER BOOK”.
Pendaftaran Tanah
 Sertifikat untuk pemohon sebagai alat bukti mutlak, dalam arti pemegang
hak tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
 Dalam “Real Property Act” (UU pertanahan) sistem Torrens ini mengatur
perbuatan hukum “oroginair” (1st registration = pendaftaran pertama)
maupun perbuatan hukum derivatif lainnya seperti jual-beli, mortgage (hak
tanggungan), hibah dan sebagainya.
 Untuk penyelenggaraan transaksi di bidang pertanahan, masyarakat bebas
untuk memilih, apakah akan menggunakan jasa dari “solicitor”, “landbroker”,
atau mengerjakannya sendiri.
 Pendaftaran karena transaksi atau pengalihan hak kepada “REGISTER
GENERAAL” adalah kewajiban dalam rangka “The maintenance of Public
Register” atau pemeliharaan data pendaftaran tanah.
Jenis Hak Atas Tanah
Jenis hak-hak atas tanah mempunyai berbagai jangka waktu dikenal sebagai "estates":
 Fee Simple, Fee Absolute dan Fee adalah tiga kata yang berarti sama dengan estate
adalah hak yang paling luas dan penyewa diperbolehkan untuk menjual atau untuk
mengalihkan dengan wasiat atau dialihkan tanpa wasiat kepada ahli waris penyewa
jika ia meninggal.
Fee Simple Title tidak termasuk:
1) Kepemilikan air di atas tanah bahwa air tidak dapat dimiliki, karena benda
bergerak. Hanya penggunaan air ketika berada di atas tanah.
2) Hak untuk merusak kenikmatan tetangga dan penggunaan property-nya.
3) Hak tanpa izin memasuki tanah orang lain.
Jenis Hak Atas Tanah
 Fee Tail Estate berarti bahwa kepemilikan hanya bisa dialihkan kepada
keturunan langsung pihak laki-laki (lineal descendant). Apabila tidak
mempunyai keturunan langsung, jika meninggal dunia maka tanah
dikembalikan kepada bangsawan (the lord).
 Life Estate adalah hak yang diberikan kepada penyewa (tenant), hanya
selama hidupnya, setelah itu secara otomatis kembali menjadi milik
bangsawan (the lord).
 Leasehold atau Crown Leasehold adalah salah satu sistem kepemilikan tanah.
Seseorang dapat membeli hak menggunakan tanah berdasarkan sewa
(Leasehold), biasanya diberikan untuk jangka waktu 99 tahun. Leasehold
pada prinsipnya menyewa tanah kepada Raja.
No Keterangan Indonesia Australia
1 Hukum Tanah Bersumber dari Hukum Adat Bersumber dari English Common Law
2 Asas Hukum Asas Horizontal Asas Perlekatan
3 Sistem Negatif bertendensi positif Torrens (Publikasi Positif)
4 Alat Bukti Sertifikat – Sifatnya kuat tapi tidak mutlak Sertifikat – Sifatnya Mutlak
5 Asas Pendaftaran Tanah Sederhana, aman, terjangkau, mutakhir,
terbuka
Security of title, Peniadaan dari keterlambatan
dan pembiayaan yang berlebihan,
penyederhanaan alas hak, ketelitian
6 Jenis pendaftaran Pendaftaran Hak Pendaftaran Hak
7 Transaksi Tanah Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Individu Solicitor, Landbroker, Individu
8 Jaminan Data Kebenaran data fisik dan yuridis dalam
sertifikat belum dijamin negara
Negara menjamin kebenaran data fisik dan
yuridis
9 Status Tanah Tanah Negara, Tanah Adat, Tanah Hak, dan
Tanah Swapraja (Sultan).
Tanah Milik Raja, Tanah Cadangan Milik Raja,
Tanah Aborigin, dan Tanah Kosong Milik Raja.
10 Jika Ada Gugatan Pemilik
Sebenarnya
Tanah bisa beralih kepada pemilik sebenarnya Tanah tidak bisa beralih ke pemilik sebenarnya,
namun adanya ganti rugi terhadap pemilik
sebenarnya
11 Lainnya Tidak ada kewajiban mendaftarkan peralihan
hak kepada Kantor Pertanahan.
Pendaftaran karena transaksi atau pengalihan
hak kepada REGISTER GENERAAL” adalah
kewajiban dalam rangka “The maintenance of
Public Register” atau pemeliharaan data
pendaftaran tanah.
Perbedaan
KONVERSI HAK
ATAS TANAH
Definisi
 Menurut Harsono (1968 : 140) konversi adalah perubahan hak yang lama
menjadi satu hak yang baru menurut UUPA.
 Konversi hak-hak atas tanah adalah penggantian/perubahan hak-hak atas
tanah dari status yang lama yaitu sebelum berlakunya UUPA menjadi
status yang baru, sebagaimana diatur oleh UUPA.
 Adapun yang dimaksud dengan hak-hak atas tanah sebelum berlakunya
UUPA adalah hak-hak atas tanah yang diatur dan tunduk pada hukum
adat dan hukum Barat (BW).
Tujuan
Tujuan pelaksanaan konversi hak atas tanah di samping untuk terciptanya
unifikasi hukum pertanahan di tanah air dengan mengakui hak-hak atas tanah
terdahulu untuk disesuaikan menurut ketentuan yang terdapat di dalam UUPA
dan untuk menjamin kepastian hukum, juga bertujuan agar hak-hak atas tanah
itu dapat berfungsi untuk mempercepat terwujudnya masyarakat adil dan
makmur (Erna, 2004).
Konversi Tanah Barat
 Tanah eks hak barat menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3
Tahun 1979 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Permohonan dan
Pemberian Hak Baru Atas Tanah Asal Konversi Hak-Hak Barat dan
Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1979 Tentang Pokok-pokok
Kebijaksanaan Dalam Rangka Pemberian Hak Baru Atas Tanah Asal
Konversi Hak-Hak Barat dapat dikonversi hingga masa berakhirnya yaitu
24 september 1980.
 Setelah masa itu lewat, menurut ketentuan tanah eks Hak Barat menjadi
Tanah Negara.
Hak Barat Hak Adat
1. Hak eigendom
2. Hak Opstal
3. Hak Erfpacht
4. Hak-hak Hypotheek
5. Servituu
6. Grant Controleur
7. Bruikleen
8. Hak Vruchtgebruik
1. Milik
2. Yasan
3. Andarbeni
4. Hak Atas Druwe
5. Hak Atas Druwe Desa
6. Pesini
7. Grand Sultan
8. Gebruik
9. Ganggam Bauntuik
10.Anggaduh
11.Bengkok
12.Lungguh
13.Pituwas
14.Hak Gogolan
15.Pekulen
16.Sanggan
17.Hak Agrarisch Eigendom
18.Landerinjbezitrecht
19.Altijddurende Erfpacht
20.Hak Guna Usaha Atas Bekas Tanah Partikelir
Jenis Hak Barat & Adat
(Ketentuan Konversi UUPA)
Konversi Tanah Adat
 Berbeda dengan konversi tanah-tanah hak barat yang berakhir pada
tanggal 24 September 1980, konversi terhadap tanah-tanah yang tunduk
kepada hukum adat tidak ada batas waktunya.
 Hal ini ditegaskan secara implisit dalam SK. Mendagri No. SK.
26/DDA/1970 tentang Penegasan dan Pendaftaran Hak-hak Indonesia
atas Tanah, sebagai tindak lanjut dari PMPA No. 2 tahun 1962.
Daftar Pustaka
Arnowo, Hadi dan Waskito. (2015) : Cara Praktis Memahami Bidang Agraria (Pertanahan).
Media Aji. Jakarta.
Indiraharti, Novina Sri. (2009) : Penerapan Sistem Torrens Dalam Pendaftaran Tanah (Studi
Komparatif Terhadap Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Singapura). Majalah
Clavia. Makassar.
Republik Indonesia. (1960) : Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria. Lembaran Negara RI Tahun 1960, No. 104. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Siboro. (1989). Pengantar Sejarah Australia. IKIP. Bandung.
Soeradji. (2007) : Prinsip-Prinsip Pendaftaran Tanah. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.
Yogyakarta.
Sumanto, Listyowati. () : Aspek Yuridis Kepemilikan Hak Atas Tanah Di Australia. Dosen Tetap
di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaRahmanzie Share
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointAndhika Pratama
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikvinnalusianaSHMkn
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...PT PINUS MERAH ABADI
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan TanahLeks&Co
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agrariayoko14
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationRetno Pratiwi
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikShelly Selviana
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 

What's hot (20)

Reforma Agraria
Reforma AgrariaReforma Agraria
Reforma Agraria
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpoint
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
 
Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agraria
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 

Viewers also liked

Tee bee case presentation
Tee bee case presentationTee bee case presentation
Tee bee case presentationAnis Amni
 
Land Law 1 HISTORICAL BACKGROUND OF LAND LAW IN MALAYSIA
Land Law 1 HISTORICAL BACKGROUND OF LAND LAW IN MALAYSIALand Law 1 HISTORICAL BACKGROUND OF LAND LAW IN MALAYSIA
Land Law 1 HISTORICAL BACKGROUND OF LAND LAW IN MALAYSIAxareejx
 
LAND LAW 1 INDEFEASIBILITY 2014
LAND LAW 1 INDEFEASIBILITY 2014LAND LAW 1 INDEFEASIBILITY 2014
LAND LAW 1 INDEFEASIBILITY 2014xareejx
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaRizki Gumilar
 

Viewers also liked (6)

Kadaster 2014
Kadaster 2014Kadaster 2014
Kadaster 2014
 
Trends sistem informasi pertanahan di australia
Trends sistem informasi pertanahan di australiaTrends sistem informasi pertanahan di australia
Trends sistem informasi pertanahan di australia
 
Tee bee case presentation
Tee bee case presentationTee bee case presentation
Tee bee case presentation
 
Land Law 1 HISTORICAL BACKGROUND OF LAND LAW IN MALAYSIA
Land Law 1 HISTORICAL BACKGROUND OF LAND LAW IN MALAYSIALand Law 1 HISTORICAL BACKGROUND OF LAND LAW IN MALAYSIA
Land Law 1 HISTORICAL BACKGROUND OF LAND LAW IN MALAYSIA
 
LAND LAW 1 INDEFEASIBILITY 2014
LAND LAW 1 INDEFEASIBILITY 2014LAND LAW 1 INDEFEASIBILITY 2014
LAND LAW 1 INDEFEASIBILITY 2014
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
 

Similar to Sistem torrens

Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanahqudsye
 
Pendaftaran Tanah
Pendaftaran TanahPendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanahqudsye
 
Masalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaMasalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaAyu Ana Inayah
 
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfDiskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfIndra Sofian
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahsesukakita
 
Undang-undang Tanah - Sistem Torrens
Undang-undang Tanah - Sistem TorrensUndang-undang Tanah - Sistem Torrens
Undang-undang Tanah - Sistem Torrenssurrenderyourthrone
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria Mr.Mahmud
 
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxCandraDewi60
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahrahmat_tiflen
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Tata guna lahan pertemuan 1 2
Tata guna lahan pertemuan 1 2Tata guna lahan pertemuan 1 2
Tata guna lahan pertemuan 1 2adityaferryans
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxAdeFitri22
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. teresa irene
 
SURAT PERNYATAAN PELEPASAN TANAH GARAPAN DARI HASRIKE CANDRA.docx
SURAT PERNYATAAN PELEPASAN TANAH GARAPAN DARI HASRIKE CANDRA.docxSURAT PERNYATAAN PELEPASAN TANAH GARAPAN DARI HASRIKE CANDRA.docx
SURAT PERNYATAAN PELEPASAN TANAH GARAPAN DARI HASRIKE CANDRA.docxCandraAlimNor
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uajHana Bell
 
kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.ppt
kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.pptkuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.ppt
kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.pptIkutaTomakun
 
Sekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanSekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanAni Rani
 

Similar to Sistem torrens (20)

Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
 
Pendaftaran Tanah
Pendaftaran TanahPendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanah
 
Masalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaMasalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesia
 
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfDiskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanah
 
Undang-undang Tanah - Sistem Torrens
Undang-undang Tanah - Sistem TorrensUndang-undang Tanah - Sistem Torrens
Undang-undang Tanah - Sistem Torrens
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
 
Tata guna lahan pertemuan 1 2
Tata guna lahan pertemuan 1 2Tata guna lahan pertemuan 1 2
Tata guna lahan pertemuan 1 2
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptx
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
 
SURAT PERNYATAAN PELEPASAN TANAH GARAPAN DARI HASRIKE CANDRA.docx
SURAT PERNYATAAN PELEPASAN TANAH GARAPAN DARI HASRIKE CANDRA.docxSURAT PERNYATAAN PELEPASAN TANAH GARAPAN DARI HASRIKE CANDRA.docx
SURAT PERNYATAAN PELEPASAN TANAH GARAPAN DARI HASRIKE CANDRA.docx
 
LAND RIGHT
LAND RIGHTLAND RIGHT
LAND RIGHT
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uaj
 
Makalah pbb
Makalah pbbMakalah pbb
Makalah pbb
 
kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.ppt
kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.pptkuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.ppt
kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.ppt
 
Sekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanSekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahan
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Sistem torrens

  • 1. SISTEM TORRENS INDRA GUMILAR 95115002 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PERTANAHAN FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
  • 2. Asal Usul Australia  Sejumlah penjelajah Eropa berlayar di pantai Australia, yang dulu disebut sebagai New Holland, di abad ke-17.  Tahun 1770 Kapten James Cook memetakan pantai timur Australia dan menyatakannya sebagai milik Inggris. Wilayah baru ini digunakan sebagai koloni terhukum, dan pada tanggal 26 Januari 1788, armada pertama 11 kapal yang membawa 1.500 orang (setengahnya merupakan narapidana) tiba di Pelabuhan Sydney.  Sampai pengangkutan terhukum ini berakhir di tahun 1868, 160.000 pria dan wanita telah datang ke Australia sebagai narapidana.  Para pemukim bebas mulai berdatangan sejak awal tahun 1790-an, Para pemukim atau lebih tepatnya ‘penghuni liar’ ini bergerak semakin dalam ke kawasan Aborigin untuk mencari padang rumput dan air bagi ternak mereka.
  • 3. Asal Usul Australia Selatan  Awal lahirnya Australia Selatan berasal dari teori yang dikemukakan oleh Edward Gibbon Wakefield yang ingin membentuk koloni baru di Australia.  Para pengikut Wakefield membentuk Kongsi Australia Selatan dan mengumpulkan uang, dan dengan penuh harapan mereka berangkat dari Inggris pada tahun 1836. Rombongan pertama ini tiba di bulan juli di Pulau Kangaroo.  Gubernur pertama untuk koloni itu adalah Kapten Hindmarsh.
  • 4. Asal Usul Torrens  Sir Robert Torrens berangkat ke Australia Selatan, dan tiba di Brightman Desember 1840.  Pada Februari 1841 menjadi kolektor bea cukai di Adelaide.  Pada 1 September tahun 1857 menjadi perdana menteri, namun pemerintahannya hanya berlangsung satu bulan.  Pada bulan Desember 1857 ia memperjuangkan Undang-Undang Real Property Act of 1858 dan dikenal sebagai sistem Torrens.  Pada tahun 1863 ia meninggalkan Australia dan menetap di Inggris.
  • 5. Asal Usul Torrens  Sistem Torrens, diperkenalkan oleh Robert Torrens yang pertama terjadi di Australia Selatan dan diundangkan pada tahun 1858, yang dalam perkembangannya diadopsi oleh banyak negara.  Pada Tahun tersebut Gubernur Jenderal yang memimpin Australia Selatan yaitu Sir Richard Groves Mc Donnell, menjabat mulai tanggal 8 Juni 1855 sampai 4 Maret 1862.  Negara-negara yang mengadopsi sistem Torrens antara lain New Zeland, Kanada Barat, Aljazair, Tunisia, Kongo, Spanyol, Norwegia, Yamaica, Amerika Serikat, Filipina, Malaysia, India (Sutedi Andrian, 2006:4).
  • 6. Prinsip Torrens Sistem ini menganut 3 prinsip dasar yaitu : 1. Prinsip Mirror, berarti bahwa daftar umum mencerminkan kepentingan hukum terkait dengan tanah. 2. Prinsip Curtain, berarti jika terjadi suatu keadaan dimana seseorang tak tercatat pada daftar umum, maka pernerintah tidak dapat memaksa terhadap orang yang namanya tercantum dalam daftar tersebut, atau dengan kata lain tidak perlu untuk menelusuri pemilik yang lama. 3. Prinsip Insurance, artinya bahwa informasi yang disajikan pada daftar umum dijamin oleh negara (state).
  • 7. Prinsip Torrens  Prinsip utama lain dari sistem Torrens ini adalah 'indefeasibility' of title - di mana hak yang telah dimasukkan pada register (daftar), tidak bisa dikalahkan oleh hak yang timbul kemudian kecuali dalam keadaan tertentu.  Title Torrens adalah sistem kepemilikan tanah di mana daftar kepemilikan tanah yang dikelola oleh negara yang menjamin indefeasible title (hak tidak dapat diganggu gugat) yang termasuk dalam daftar tersebut.  Kepemilikan tanah dialihkan melalui pendaftaran hak dengan menggunakan akta (deed). Tujuan utamanya adalah untuk menyederhanakan transaksi tanah dan untuk menjamin kepemilikan sebagai hak mutlak atas tanahnya.
  • 8. Penyelenggaran Pendaftaran  Dasar falsafah sistem torrens dalam pendafaran tanah adalah menggunakan sistem pendaftaran hak, dimana setiap penciptaan hak baru dan perbuatan hukum yang menimbulkan perubahan kemudian harus dibuktikan dalam suatu akta.  Dalam penyelenggaraan pendaftaran sistem torrens bukan aktanya yang didaftar melainkan haknya yang diciptakan dan perubahan-perubahannya kemudian. Akta hanya merupakan sumber datanya.  Untuk pendaftaran hak dan perubahan-perubahannya yang terjadi kemudian disediakan suatu daftar isian (register) dan sebagai tanda bukti disediakan sertifikat yang merupakan salinan register (certificate of titles) (Harsono, 2004:77-78)  Selain sertifikat yang bersangkutan maka dibuat juga duplikatnya. Tujuan pembuatan sertifikat tersebut adalah untuk memudahkan pemeriksaan pada waktu pendaftaran pengalihan hak, sehingga pendaftaran itu dapat dilakukan dengan lancar dan cepat.
  • 9.  Sedangkan penyerahan akta dan sertifikat yang bersangkutan kepada pejabat pendaftaran memberi arti bahwa pengalihan hak dilakukan oleh dan atas kemauan sendiri dari pemegang hak yang terdaftar.  Dalam hal terjadi jual beli tanah, harus disertai disertai dengan penyerahan setipikatnya kepada pembeli.  Dengan diserahkannya sertifikat maka haknya beralih tanpa memerlukan lagi penyerahan yuridis. Karena cara penyerahan sertifikat dalam peralihan hak mirip dengan peralihan hak barang-barang begerak dimana sertifikat merupakan pengganti bidang tanah.  Data fisik dan data yuridis hasil pendaftaran tanah disediakan di kantor pertanahan, sehingga jika ada orang yang akan membeli tanah maka tinggal melihat datanya.  Dengan berlakunya sistem torrens maka pendaftaran menjadi wajib bagi sahnya perbuatan hukum yang dilakukan. Sekali didaftar, haknya menjadi indefeasibe. Penyelenggaran Pendaftaran
  • 10. Alat Bukti  Sertifikat tanah menurut sistem ini merupakan alat bukti pemegangan hak atas tanah yang paling lengkap serta tidak bisa untuk diganggu gugat. Ganti rugi terhadap pemilik sejati adalah melalui dana asuransi.  Untuk merubah buku tanah adalah tidak mungkin terkecuali jika memperoleh sertifikat tanah dengan cara pemalsuan dengan tulisan atau diperolehnya dengan cara penipuan (Bachtiar Effendi, 1993: 31).  Pendaftaran suatu hak atas nama seseorang dalam sistem Torrens menjadikan seseorang (misalnya A) sebagai pemegang yang sah menurut hukum terhadap semua orang termasuk orang (misalnya B) dari siapa A memperoleh hak tersebut. Berhubung dengan itu, apabila pengalihan hak dari B kepada A menjadi batal, B sudah tidak dapat menuntut kembali hak itu dari A apabila hak atas tanah tersebut telah didaftarkan atas nama A (Hermanses, 1981 : 44).
  • 11. Kelebihan Sistem Torrens Kelebihan dari sistem Torrens dibandingkan dengan sistem negatif menurut penciptanya Sir Robert Torrens adalah sebagai berikut (Bachtiar Effendie, 1993 : 47 – 48) : 1. Ketidakpastian diganti dengan kepastian; 2. Biaya-biaya peralihan berkurang dari pound menjadi shilling dan waktu dari bulan menjadi hari; 3. Ketidakjelasan dan berbelitnya uraian menjadi singkat dan jelas; 4. Persetujuan-persetujuan disederhanakan sedemikian rupa, sehingga setiap orang akan dapat mengurus sendiri setiap kepentingannya; 5. Penipuan sangat dihalangi; 6. Banyak hak-hak milik atas tanah yang berkurang nilainya karena ketidakpastian hukum hak atas tanah telah dikembalikan kepada nilai yang sebenarnya; 7. Sejumlah proses-proses (prosedure) dikurangi dengan meniadakan beberapa hal.
  • 12. Kelemahan  Pendaftaran suatu hak atas tanah atas nama seseorang yang tidak berhak dalam daftar umum, menghapus hak dari pemegang hak yang sebenarnya.  Dalam sistem “TORRENS” pihak-pihak yang dirugikan dan dapat membuktikan pemilik sebenarnya, akan mendapat ganti rugi dari “LEMBAGA DANA JAMINAN” atau “LEMBAGA ASURANSI”.  Dana oleh lembaga dana jaminan dikumpulkan dari setiap pelaksanaan pendaftaran hak.
  • 14. Definisi Tanah  Dalam Hukum Tanah di Negara Bagian New South Wales-Australia, pengertian tanah (land) menurut Conveyancing Act 1919 No. 6: “Land includes tenements and hereditaments, corporeal and incorporeal, and every estate and interest therein whether vested or contingent, freehold or leasehold, and whether at law or in equity.”  Dalam Real Property Act 1900 No 25 disebutkan definisi tanah: “Land, messuages, tenements, and hereditaments corporeal and incorporeal of every kind and description or any estate or interest therein, together with all paths, passages, ways, watercourses, liberties, privileges, easements, plantations, gardens, mines, minerals, quarries, and all trees and timber thereon or thereunder lying or being unless any such are specially excepted”
  • 15. Hukum & Status Tanah  Hukum Tanah Australia yang bersumber pada English Common Law menggunakan asas Accessie (Perlekatan) sedangkan Hukum Tanah Nasional di Indonesia yang bersumber pada Hukum Adat menggunakan asas Horizontale Scheiding (Pemisahan Horizontal).  Seluruh tanah di wilayah Australia adalah milik Raja (all land belongs to the Crown). Awalnya, tanah yang dialihkan dari pemerintah untuk kepemilikan pribadi melalui tanah "grant" (hibah) atau tanah "patent".
  • 16. Hukum & Status Tanah Status tanah di Australia digolongkan dalam kriteria sebagai berikut: 1. Crown Land (tanah milik Raja) digunakan untuk jalan raya, hutan, instansi pemerintah, dan kepentingan lainnya. 2. Crown Reserves Land (tanah cadangan milik Raja) digunakan untuk sarana jalan-raya cadangan, hutan cadangan, hutan lindung, taman nasional. 3. Aboriginal Land (dimiliki secara kolektif oleh masyarakat adat (asli) Aborigin): Crown Lands disediakan untuk masyarakat adat Aborigin tetapi di bawah kontrol Government Aboriginal dari Negara Bagian/Wilayah yang berwenang. 4. Vacant Crown Land (tanah kosong milik Raja): Crown Land yang tidak disediakan untuk tujuan apapun.
  • 18. Pendaftaran Tanah  Australia melaksanakan pendaftaran hak atas tanah (registration of titles) dan sistemnya positif dengan memungut “insurance funds” (dana asuransi = ........% dari harga tanah).  sekali subyek dan obyek atas tanah didaftar (melalui pemeriksaan yang teliti atas subyek dan obyek tanah) di kantor pertanahan (land title office) maka tidak ada yang bisa menggugatnya.  Setiap pemegang hak yang akan memperlakukan haknya kepada pihak 3 (tiga), hak tersebut harus didaftar dalam “REGISTER BOOK”  Hak yang telah didaftar dalam register book tersebut oleh “REGISTER GENERAAL” atau pejabat pendaftaran hak, dibuatkan sertifikat hak rangkap 2 (dua).  Sertifikat hak rangkap 2 (dua), yang satu diberikan kepada pemegang hak, yang lain dijadikan bagian dari “REGISTER BOOK”.
  • 19. Pendaftaran Tanah  Sertifikat untuk pemohon sebagai alat bukti mutlak, dalam arti pemegang hak tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.  Dalam “Real Property Act” (UU pertanahan) sistem Torrens ini mengatur perbuatan hukum “oroginair” (1st registration = pendaftaran pertama) maupun perbuatan hukum derivatif lainnya seperti jual-beli, mortgage (hak tanggungan), hibah dan sebagainya.  Untuk penyelenggaraan transaksi di bidang pertanahan, masyarakat bebas untuk memilih, apakah akan menggunakan jasa dari “solicitor”, “landbroker”, atau mengerjakannya sendiri.  Pendaftaran karena transaksi atau pengalihan hak kepada “REGISTER GENERAAL” adalah kewajiban dalam rangka “The maintenance of Public Register” atau pemeliharaan data pendaftaran tanah.
  • 20. Jenis Hak Atas Tanah Jenis hak-hak atas tanah mempunyai berbagai jangka waktu dikenal sebagai "estates":  Fee Simple, Fee Absolute dan Fee adalah tiga kata yang berarti sama dengan estate adalah hak yang paling luas dan penyewa diperbolehkan untuk menjual atau untuk mengalihkan dengan wasiat atau dialihkan tanpa wasiat kepada ahli waris penyewa jika ia meninggal. Fee Simple Title tidak termasuk: 1) Kepemilikan air di atas tanah bahwa air tidak dapat dimiliki, karena benda bergerak. Hanya penggunaan air ketika berada di atas tanah. 2) Hak untuk merusak kenikmatan tetangga dan penggunaan property-nya. 3) Hak tanpa izin memasuki tanah orang lain.
  • 21. Jenis Hak Atas Tanah  Fee Tail Estate berarti bahwa kepemilikan hanya bisa dialihkan kepada keturunan langsung pihak laki-laki (lineal descendant). Apabila tidak mempunyai keturunan langsung, jika meninggal dunia maka tanah dikembalikan kepada bangsawan (the lord).  Life Estate adalah hak yang diberikan kepada penyewa (tenant), hanya selama hidupnya, setelah itu secara otomatis kembali menjadi milik bangsawan (the lord).  Leasehold atau Crown Leasehold adalah salah satu sistem kepemilikan tanah. Seseorang dapat membeli hak menggunakan tanah berdasarkan sewa (Leasehold), biasanya diberikan untuk jangka waktu 99 tahun. Leasehold pada prinsipnya menyewa tanah kepada Raja.
  • 22. No Keterangan Indonesia Australia 1 Hukum Tanah Bersumber dari Hukum Adat Bersumber dari English Common Law 2 Asas Hukum Asas Horizontal Asas Perlekatan 3 Sistem Negatif bertendensi positif Torrens (Publikasi Positif) 4 Alat Bukti Sertifikat – Sifatnya kuat tapi tidak mutlak Sertifikat – Sifatnya Mutlak 5 Asas Pendaftaran Tanah Sederhana, aman, terjangkau, mutakhir, terbuka Security of title, Peniadaan dari keterlambatan dan pembiayaan yang berlebihan, penyederhanaan alas hak, ketelitian 6 Jenis pendaftaran Pendaftaran Hak Pendaftaran Hak 7 Transaksi Tanah Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Individu Solicitor, Landbroker, Individu 8 Jaminan Data Kebenaran data fisik dan yuridis dalam sertifikat belum dijamin negara Negara menjamin kebenaran data fisik dan yuridis 9 Status Tanah Tanah Negara, Tanah Adat, Tanah Hak, dan Tanah Swapraja (Sultan). Tanah Milik Raja, Tanah Cadangan Milik Raja, Tanah Aborigin, dan Tanah Kosong Milik Raja. 10 Jika Ada Gugatan Pemilik Sebenarnya Tanah bisa beralih kepada pemilik sebenarnya Tanah tidak bisa beralih ke pemilik sebenarnya, namun adanya ganti rugi terhadap pemilik sebenarnya 11 Lainnya Tidak ada kewajiban mendaftarkan peralihan hak kepada Kantor Pertanahan. Pendaftaran karena transaksi atau pengalihan hak kepada REGISTER GENERAAL” adalah kewajiban dalam rangka “The maintenance of Public Register” atau pemeliharaan data pendaftaran tanah. Perbedaan
  • 24. Definisi  Menurut Harsono (1968 : 140) konversi adalah perubahan hak yang lama menjadi satu hak yang baru menurut UUPA.  Konversi hak-hak atas tanah adalah penggantian/perubahan hak-hak atas tanah dari status yang lama yaitu sebelum berlakunya UUPA menjadi status yang baru, sebagaimana diatur oleh UUPA.  Adapun yang dimaksud dengan hak-hak atas tanah sebelum berlakunya UUPA adalah hak-hak atas tanah yang diatur dan tunduk pada hukum adat dan hukum Barat (BW).
  • 25. Tujuan Tujuan pelaksanaan konversi hak atas tanah di samping untuk terciptanya unifikasi hukum pertanahan di tanah air dengan mengakui hak-hak atas tanah terdahulu untuk disesuaikan menurut ketentuan yang terdapat di dalam UUPA dan untuk menjamin kepastian hukum, juga bertujuan agar hak-hak atas tanah itu dapat berfungsi untuk mempercepat terwujudnya masyarakat adil dan makmur (Erna, 2004).
  • 26. Konversi Tanah Barat  Tanah eks hak barat menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun 1979 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Permohonan dan Pemberian Hak Baru Atas Tanah Asal Konversi Hak-Hak Barat dan Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1979 Tentang Pokok-pokok Kebijaksanaan Dalam Rangka Pemberian Hak Baru Atas Tanah Asal Konversi Hak-Hak Barat dapat dikonversi hingga masa berakhirnya yaitu 24 september 1980.  Setelah masa itu lewat, menurut ketentuan tanah eks Hak Barat menjadi Tanah Negara.
  • 27. Hak Barat Hak Adat 1. Hak eigendom 2. Hak Opstal 3. Hak Erfpacht 4. Hak-hak Hypotheek 5. Servituu 6. Grant Controleur 7. Bruikleen 8. Hak Vruchtgebruik 1. Milik 2. Yasan 3. Andarbeni 4. Hak Atas Druwe 5. Hak Atas Druwe Desa 6. Pesini 7. Grand Sultan 8. Gebruik 9. Ganggam Bauntuik 10.Anggaduh 11.Bengkok 12.Lungguh 13.Pituwas 14.Hak Gogolan 15.Pekulen 16.Sanggan 17.Hak Agrarisch Eigendom 18.Landerinjbezitrecht 19.Altijddurende Erfpacht 20.Hak Guna Usaha Atas Bekas Tanah Partikelir Jenis Hak Barat & Adat (Ketentuan Konversi UUPA)
  • 28. Konversi Tanah Adat  Berbeda dengan konversi tanah-tanah hak barat yang berakhir pada tanggal 24 September 1980, konversi terhadap tanah-tanah yang tunduk kepada hukum adat tidak ada batas waktunya.  Hal ini ditegaskan secara implisit dalam SK. Mendagri No. SK. 26/DDA/1970 tentang Penegasan dan Pendaftaran Hak-hak Indonesia atas Tanah, sebagai tindak lanjut dari PMPA No. 2 tahun 1962.
  • 29. Daftar Pustaka Arnowo, Hadi dan Waskito. (2015) : Cara Praktis Memahami Bidang Agraria (Pertanahan). Media Aji. Jakarta. Indiraharti, Novina Sri. (2009) : Penerapan Sistem Torrens Dalam Pendaftaran Tanah (Studi Komparatif Terhadap Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Singapura). Majalah Clavia. Makassar. Republik Indonesia. (1960) : Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Lembaran Negara RI Tahun 1960, No. 104. Sekretariat Negara. Jakarta. Siboro. (1989). Pengantar Sejarah Australia. IKIP. Bandung. Soeradji. (2007) : Prinsip-Prinsip Pendaftaran Tanah. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Yogyakarta. Sumanto, Listyowati. () : Aspek Yuridis Kepemilikan Hak Atas Tanah Di Australia. Dosen Tetap di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta.