SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Sekilas Administrasi Pertanahan
22052010
REVIEW MATERI PERTANAHAN
Dosen Tamu : Bpk. Tjahyo Widianto
Kepala Kantor BPN Bandung
Tanah atau “soil” (Bhs Inggris) menurut ahli pertanian yaitu bagian daratan Bumi yang tipis yang merupakan media
bagi vegetasi, menurut pendapat ahli geologi tanah sebagai lapisan batuan paling atas, sedangkan menurut ahli
ekonomi tanah adalah salah satu aspek ekonomi.
Lahan: “land” (Bhs Inggeris), yaitu tanah beserta faktor-faktor fisik lingkungannya, seperti lereng, hidrologi, iklim
dsb. (Hardjowigeno 20023)
Dalam bidang pertanahan yang dimaksud dengan tanah adalah lahan, sehingga muncul kosakata pendaftaran
tanah, bukan pendaftaran lahan.
Pertanahan yaitu suatu kebijakan yang digariskan oleh pemerintah di dalam mengatur hubungan antara tanah
dengan orang agar tercipta keamanan dan ketentraman dalam mengelola tanah tersebut sehingga tidak
melampaui batas.
Menurut Bpk. Cahyo ada tiga aspek di dalam pertanahan, yaitu :
1. Aspek Hukum, yaitu kelembagaan yang mengurusi masalah keperdataan tentang tanah. Dan lembaga yang
mengurusi hukum perdata pertanahan ini yaitu BPN (Badan Pertanahan Nasional).
2. Aspek Tata Ruang, yaitu kelembagaan yang menangani masalah penataan ruang bagi pembangunan dan tata
kota ataupun desa. Masalah tata ruang ini diatur pada Keputusan Presiden No.10 tahun 2003, ada 9
kewenangan di dalamnya, dan pihak yang menangani tata ruang ini yaitu Pemerintah Daerah.
3. Aspek Pajak, yaitu kelembagaan yang berperan dalam mengurusi pajak bagi pertanahan, diantaranya yaitu
pajak bumi dan bangunan. Aspek ini merupakan aspek yang memberikan pemasukan bagi Negara. Pada
aspek ini lembaga yang berperan yaitu Departemen Keuangan.
Masalah keperdataan tentang pertanahan setelah diurusi oleh Badan Pertanahan Nasional, selanjutnya akan
diajukan di Pengadilan Tata Usaha Negara untuk penyelesaiannya. Segala keputusan di PTUN tidak dapat lagi
dirubah dan diganggu gugat. Oleh karena itu betapa pentingnya untuk mendapatkan kekuatan hukum tentang
pertanahan agar tidak terjadi masalah. Oleh karena itu demi terjadinya ketertiban di bidang pertanahan
pemerintah mengusulkan administrasi pertanahan yang terpadu dan terencana.
ADMINISTRASI PERTANAHAN : Menuju kepada penerimaan kegiatan sektor publik untuk mendukung kepemilikan,
pembangunan, penggunaan, hak atas tanah dan pemindahan hak atas tanah.
TUJUAN ADMINISTRASI PERTANAHAN:
1. Komponen yuridis memegang kendali utama dalam administrasi pertanahan untuk mendapatkan kepastian
hak atas tanah.
2. Komponen Regulator yang penting untuk dihubungkan dengan pembangunan dan pengunaan lahan.Hal ini
termasuk pembangunan lahan dan ketatnya penggunaan pajak melalui mekanisme yang berlaku.
3. Komponen fiskal lebih mengutamakan pada pemberian pajak lahan yang menunjang perekonomian.Proses
ini digunakan untuk mendukung naiknya nilai pengumpulan dan produksi,serta sebagai insentif untuk
mendisrtibusikan lahan terhadap tujuan-tujuan khusus lainnya.
4. Manajemen informasi,untuk memberi berbagai kelengkapan data yang memuat tiga aspek diatas yaitu fiskal
kadaster dalam nilai dan pajak,dan pembagian wilayah dari sistem informasi yang lain dalam perencanaan
dan pematuhan peraturan yang berkaitan.
MANFAAT ADMINISTRASI PERTANAHAN:
1. Memberikan jaminan atas kepastian hak,maksud semakin jelas penentuan hak milik seseorang akan
mempermudah untuk orang tersebut mempertahankan haknya atas klaim dari orang lain.
2. Stabilitas sosial,catatan publik yang tepat akan melindungi dari pengunjingan mengenai kepemilikan yang
sah (bila nantinya ada yang menggugat),dan membantu menyelesaikan masalah-masalah lain dengan cepat
sejak batasan dan kepemilikan tanah dibuat .
3. Kredit,catatan publik akan mengurangi ketidakpastian informasi melalui pemberian kewenagan pada kreditor
untuk menentukan apakah peminjam potensial telah memiliki hak untuk pemindahan hak yang diminta
menurut apa yang diminta sebagai jaminan peminjam.
4. Proses perbaikan lahan,pembaharuan jaminan atas kepastian hak pemilik akan menaikan kecenderungan
seseorang untuk mencari keuntungan ketika akan berinvestasi pada bangunan,peralatan atau perbaikan
infrastruktur termasuk pengukuran perlindungan lahan. Cara kredit yang sudah diperbaiki menyediakan
sumber daya keuangan yang bisa mempengaruhi nilai lahan.
5. Produktivitas,faktor-faktor seperti nilai guna, perpindahan lahan, kepemilikan, pembanguan, hak atas tanah
dan lain-lain dikombinasikan untuk meyakinkan bahwa lahan itu sedang berkembang menuju nilai dan
manfaat yang terbaik,misalnya,pertanian komersil dilakukan oleh petani yang cerdik untuk mendapatkan
keuntungan dan lahan lebih. Beda dengan petani biasa yang tidak bisa mengembangkan lahannya.
6. Likuiditas,ketika hak kepemilikan sudah dapat legalitas formal aset-aset tersebut bisa ditukar dengan cepat
dalam skala besar dan pada harga yang rendah. Pada Negara-negara berkembang,mayoritas hak kepemilikan
dalam stastus informal,oleh karena itu mereka tidak dapat memasuki tempat pasaran formal sebagai aset
yang bisa dinegosiasikan
Pada pelaksanaan administrasi pertanahan ada aspek yang penting untuk menjamin kepastian hukum bagi pemilik
tanah, yaitu pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah ini lebih jelasnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah No.24 tahun 1997 tentang pedoman pendaftaran tanah.
Ada dua jenis pendaftaran, yaitu :
1. Pendaftaran Akta
Berdasarkan sistem pendaftaran akta, tempat penyimpanan publik ditetapkan untuk mendaftar dokumen -
dokumen yang berhubungan dengan transaksi-transaksi hak milik (akta-akta, gadai, rencana-rencana
peninjauan, dsb). Terdapat tiga unsur dasar dalam pendaftaran akta :pencatatan waktu pemasukan dokumen hak
milik; penyusunan daftar instrumen; dan pengarsipan dokumen atau salinannya. Meskipun terdapat banyak jenis
sistem pendaftaran akta, system-sistem pendaftaran tersebut didasarkan pada tiga prinsip (Nichols 1993) :
1. Jaminan-pendaftaran dokumen pada kantor publik menentukan beberapa ukuran jaminan terhadap
kehilangan, kerusakan atau penggelapan.
2. Bukti-dokumen-dokumen yang didaftarkan dapat digunakan sebagai bukti dalam mendukung tuntutan
terhadap kepentingan-kepentingan hak milik (meskipun dokumen-dokumen tersebut tidak dapat memberi
jaminan hak).
3. Pemberitahuan dan Prioritas-pendaftaran dokumen memberi pemberitahuan publik bahwa transaksi hak
milik telah terjadi, dengan pengecualian-pengecualian, waktu pendaftaran menetapkan tuntutan prioritas.
Pendaftaran akta menentukan cara untuk mendaftarkan dokumen-dokumen hukum saja; pendaftaran akta tidak
mendaftarkan hak pada hak milik.
2. Pendaftaran Hak
Pendaftaran hak dimaksudkan untuk mengatasi cacat-cacat pendaftaran akta dan untuk menyederhanakan
proses-proses pelaksanaan transaksi-transaksi hak milik. Menurut sistem seperti itu pendaftaran
menggambarkan pemilikan hak milik saat ini dan beban-beban dan gadai-gadai yang belum diselesaikan.
Pendaftaran biasanya adalah wajib dan negara memainkan peranan yang aktif dalam memeriksa dan menjamin
transaksi-transaksi.
Terdapat berbagai jenis system pendaftaran hak, yang paling dikenal yang diperkenalkan oleh Sir Robert Torrens
di Australia pada abad kesembilan belas. Sistem pendaftaran Torrens didasarkan pada tiga prinsip :
1. The mirror principle-pendaftaran menggambarkan hak saat ini secara akurat dan lengkap
2. The curtain principle-pendaftaran adalah satu-satunya sumber informasi hak. Sebenarnya
3. The insurance principle-negara berkewajiban untuk ketelitian pendaftaran dan untuk memberikan index-
index patok dan membatasi batas-batas hak milik secara tepat.
Pendaftaran hak menunjukkan peningkatan yang berarti atas sistem pendaftaran akta yang belum sempurna abad
kesembilan belas.
Selain itu ada beberapa keuntungan dalam sistem pendaftaran hak yaitu terdiri dari:
v Sengketa mengenai batas tanah dapat diatasi karena batas-batas persil yang telah ditentukan sesuai dengan
batas-batas yang yang tergambar pada peta pendaftaran tanah.
v Batas-batas yang hilang dapat direkonstruksi
v Seseorang yang akan membeli persil dapat mengetahui secara pasti posisi batas-batas serta luas tanah.
Maka perlu ditegaskan bahwa betapa pentingnya kita melakukan administrasi pertanahan yaitu dengan melakukan
pendaftaran tanah untuk menjamin kepastian hukum dan melaksanakan ketertiban administrasi pertanahan.
https://eleveners.wordpress.com/2010/05/22/perbedaan-pendaftaran-akta-dan-pendaftaran-hak/
SISTEM INFORMASI PERTANAHAN
undefined
undefined
SISTEM INFORMASI PERTANAHAN
I. PENDAHULUAN
Informasi pertanahan saat ini menjadi demand/ kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus segera terlayani.
Ketersediaan informasi pertanahan merupakan salah satu unsurpenting dalam tata pengelolaan negara guna
perencanaan,perancangan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tanah.Sebelum era perkembangan
sisteminformasi dan teknologi informasi seperti sekarang ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem Informasi
Pertanahan secara konvensional, yaitu sistemmanajemen basis data terpadu antara obyek grafis persil (peta) dan
non-grafis (atribut persil). Pengumpulan, pengolahan,penyajian dan analisa informasi pertanahan lengkap dengan
keseluruhan atributnya, secara konvensional memerlukan banyak tenaga dan waktu, sulit dipertukarkan, sulit
dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan penyajiannya.
Sekarang, dengan perkembangan sisteminformasi dan teknologi informasi, termasuk perkembangan komputer,
telekomunikasi, termasuk layanan internet menjadi supply atas kebutuhan-kebutuhan akan informasi, termasuk
informasi pertanahan. Kompilasi sisteminformasi dan teknologi informasi dalam pengumpulan, pemrosesan dan
pengolahan data guna menghasilkan informasi telah mendorong dan meningkatkan : efisiensi, efektifitas,
keterbukaan, jangkauan pelayanan dan interaksi karena kemampuannya mereduksi ruang dan waktu/time and space.
Sistem Informasi merupakan sekumpulan data dasaryang memiliki keterkaitan satu dengan lainnya dan telah
melalui proses pengolahan (basis data) dengan menggunakan teknologi informasi (media/alat/tool) guna :
perencanaan,perancangan dan pengambilan berbagai keputusan berbasis keruangan. Sedangkan teknologi informasi
dapat kita katakana merupakan sekumpulan media/tool/alat utamanya komputer dan segala software pengolahannya
dan juga jaringan internet yang digunakan.
Lahirnya sistem informasi pertanahan ini dilatarbelakangi adanya kebutuhan/demand informasi guna perencanaan,
perancangan dan pengambilan keputusan secara cepat,murah dan terjangkau yang tidak dibatasi oleh waktu dan
ruang. Informasi pertanahan yang dikelola dalam Sistem Informasi Pertanahan (SIP) menerapkan teknologi-
teknologi tersebut di bidang pertanahan dan merupakan unsurdasardalam perencanaan,perancangan dan
pengambilan keputusan keruangan. Sistem Informasi Pertanahan (SIP) merupakan sistem informasi pendukung
dalam pengelolaan (management) pertanahan secara terintegrasi. SIP dapat didefinisikan sebagaikombinasi manusia
dan sumberdaya keteknikan yang disertai dengan tata-laksana organisasiuntuk memproduksi informasi yang
diperlukan untuk pendukung pengelolaan pertanahan. Sistem Informasi Pertanahan (SIP) adalah kombinasi
sumberdaya manusia dan sumberdaya teknik bersama dengan seperangkat prosedurmengorganisir yang
menghasilkan pengumpulan, penyimpanan, pemanfaatan, penyebaran,dan pemakaian informasi pertanahan dalam
suatu cara yang sistematis (Walijatun; 2002).
Satuan spasialpertanahan yang dijadikan dasar pengelolaan adalah persil, lengkap dengan informasi kepemilikan,
ukuran, posisi(koordinat, alamat administratif) dan atribut lainnya yang melekat dengan keberadaan tanah itu pada
suatu saat tertentu.Persil dan kumpulan persil lazimnya dikelola dan disajikan dalam bentukpeta. Bisa dipahami,
karena persil harus bisa disajikan dengan teliti dan akurat, maka peta persil pertanahan merupakan peta skala besar.
Tampilan dan keluaran data ataupun informasi SIP dengan bantuan komputer berupa peta, tabel dan bagan terpadu
dalam bentuk hardcopy (cetakan) dan softcopy (file digital).
Persoalannya adalah, bagaimana implementasi SIP yang ada dan SIP yang seharusnya?
II. IMPLEMENTASI SIP DI INDONESIA
Perkembangan sisteminformasi dan teknologi informasi telah banyakmempengaruhi pelayanan pertanahan di
Indonesia. Berbagai institusi stakeholders,baik di tataran birokrasi pusat atau daerah berlomba-lomba membangun
jaringan sisteminformasi pertanahan.Kata “Pelayanan” sering dijadikan tujuan masing-masing stakeholders.
Dengan kemampuan SDM, keuangan dan sarana pendukung lainnya saling berlomba mewujudkannya.
Di Indonesia secara kelembagaan terdapat paling sedikit 12 (dua belas) instansiyang terlibat dengan masalah
pertanahan,yang meliputi Bappenas yang melakukan koordinasi pembangunan sektoral dan koordinasi penataan
ruang secara nasional, Departemen Pertambangan dan Energi, Kantor menteri Negara Lingkungan Hidup dan
Bapedal yang menangani aspek lingkungan dalam pendayagunaan tanah,BPN-RI dengan tanggung jawab dalam hal
pendaftaran dan administrasi hak tanah dan sertipikat, pengelolaan tanah negara dan perencanaan tata gun a tanah,
Departemen Keuangan dalam hal ini Pajak Bumi dan Bangunan yang menyangkut masalah penetapan pajak
tanahnya,Departemen Kehutanan yang merupakan lembaga yang mengelola tanah perhutanan yang pada saat ini
mencakup 70% wilayah luas daratan Indonesia. Bakosurtanal yang bertugas bertanggung jawab dalam hal pemetaan,
serta Kantor Menteri Negara Penggerak Investasidan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) yang menilai
pengajuan pengembangan investasiasing maupun domestik.
Dengan membangun SIP di Indonesia, diharapkan :
· Mampu mengoptimalkan pengelolaan sistem administrasi pertanahan dan wilayah berdasarkan data pertanahan
yang terpadu dan mutakhir,
· Mampu mengelola basis data terpadu pertanahan sebagai data dasar dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah
kota,
· Mudah dan cepat dalam analisa pantauan,evaluasi dan perencanaan pemanfaatan lahan, khususnya pada wilayah
kota atau relatif menjadi kota.
· Mampu meningkatkan pendapatan aslidaerah secara langsung ataupun tidak langsung.
· Menghemat anggaran/biaya.
Dari semua implementasi SIP tersebut,dapat disimpulkan bahwa SIP di Indonesia dilaksanakan :
1. dari proyek-proyek percontohan,bukan dari sistemyang berjalan secara operasionaldan berkesinambungan.
2. pada tataran regional, bukan pada tataran pusat,sehingga tidak ada sistematika yang seragam dalam
pengelolaannya.
3. dengan mutu informasi yang dihasilkan secara umum belum mengikuti ketentuan :
- attribute accuracy, yaitu : atribut/ notasiyang digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk, letak, yang
sebenarnya,baik itu dalam berupa angka, teks, dari suatu real world dan dapat memberikan informasi kualitas
maupun kuantitas dari suatu obyek. mis : memberikan pengkodean suatu bidang tanah (NIB).
- temporal accuracy meliputi : accuracy and precision of time measurement, temporal consistency ofdata sets and
temporal validaty of spatial data.
- Lineage meliputi : Source (s) and material, Methods ofaquisition and compilation, Conversion, Transpormation,
Analysisi operations,Derivations
- Completeness, yaitu : gambaran kelengkapan data/ informasi suatu bidang tanah,baik itu mengenai subyekdan
obyeknya, misalnya : adanya suatu informasi peralihan hak atas tanah dari seseorang (informasi yang up to date).
- logical consistency,yaitu : adanya suatu gambaran dari suatu penampakan obyek dalam suatu atribut secara
konsisten.
(Federal Geographic Data Committee, 1994)
4. tergantung kebijakan pimpinan, dimana sudut pandang pimpinan institusi sangat mempengaruhi implementasinya.
5. tergantung sumber dana, keterbatasan dana dalam hal pengadaan jaringan dan pendidikan SDM sebagai
pengelola.
6. Perbedaan tupoksi masing-masing institusiyang mempengaruhi perspektif terhadap sistemdan metode yang
dianut, sehingga satu pekerjaan dilakukan oleh banyak institusi.
7. tidak mengacu pada aturan/hukum yang jelas, yang dapat menimbulkan konflik antar pelaku pembangunan.
Sebagai contoh :
Pajak tanah (PBB) yang menyediakan rincian pajak yang harus dibayar berdasarkan luasan,letak sebidang tanah,
oleh suatu kepemilikan tanah berdasarkan hasil pengukuran dan pemetaan yang dilaksanakan oleh Departemen
Keuangan. Subsistempendaftaran tanah dalam rangka pemberian hak atas tanah (regristration), dilakukan
pengukuran dan pemetaan oleh institusiBPN-RI dengan akurasi yang paling tinggi dibandingkan dengan institusi
lainnya. Ketelitian dan akurasi hasil pengukuran dan pemetaan ini ditujukan pada bukti kepemilikan yang sah secara
hukum atas suatu bidang tanah (validity). Di sisi lain bahwa pembayaran PBB (land taxation) didasarkan pada
luasan dan letak sekaligus juga syarat dalam perolehen hak atas tanah. Dengan demikian dapat kita deskripsikan,
dua institusimengerjakan satu pekerjaan yang sama, demikian juga dengan beberapa pekerjaan lainnya.
Kendala dan permasalahan pengembangan SIP di Indonesia, pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi
permasalahan keteknikan (technical) , keorganisasian (organizational) dan kelembagaan (institutional) [Dale dan
McLaughlin, 1989]. Permasalahan ini juga dikategorikan sebagai permasalahan infrastruktur SIP [Azis, 1996], juga
permasalahan infrastruktur dan kepemimpinan dalam pengembangan e-Government [Indrajit dkk, 2002].
III. KONSEP SIP MODERN
Suatu konsep modern mengenai Land Information System menurut Stephen J. Ventura, 1997, Institute for
Environmental Studies and Department of Soil Science, University of Wisconsin-Madison ,Amerika Serikat adalah :
· Sistem yang terdokumen baik –status kepemilikan maupun dokumen-dokumen lain yang terkait (as registered),
dapat diolah dari jauh oleh siapapun (remote terminal)
· Peta digital berbasis unit persil (digital parcel map)
Ø Setiap unit persil memiliki nomer identitas persil yang unik
Ø Terbentuk dari deskripsi kepemilikan –melekat secara langsung dengan bukti-bukti kepemilikan yang (legal
evidence)
Ø Data yang selalu di-update setiap saat oleh instansiberwenang
Ø Dapat memecahkan masalah-masalah pertanahan yang terkait dengan sepertiduplikasi data (redundancy), dan
pengulangan data yang sama (discrepancy)
Ø Dapat memecahkan masalah-masalah kepemilikan / penguasaan atas tanah dengan landasan hukumkuat
· on-line parcel index and grantor/grantee index
· Mudah mengakses segala data-data yang terkait dari seluruh fungsi kelembagaan pemerintah
· Terdapat akses publik setiap saat oleh swasta maupun masyarakat, dengan batasan tertentu yang sesuai
Untuk mewujudkan konsep modern land information systems diatas , maka hal-hal penting terkait yang perlu
diperhatikan adalah (Stephen J. Ventura, 1997) :
· Kaitan "legal" description of property dengan coordinate-based systems
· Batas-batas kepemilikan yang jelas
· Data-data atribut yang lengkap dapat di relasi mudah dengan data-data atribut lain
· Akses kepada publik yang selalu terbuka
Disamping itu, standarisasimenurut (Wyatt & Ralph; 2003), dalam Land Information System meliputi :
· Interopability :
kemampuan untukmengkomunikasikan antara sistemyang tidak sama dengan suatu cara sistemmenyediakan
layanan kepada pengguna secara jelas.
· Portability :
kemampuan perpindahan sebagian dari perangkat lunak dan data yang berhubungan dari satu jenis perangkat keras
ke jenis lainnya. Termasuk diantaranya portabilitas manusianya, yaitu kemampuan perpindahan yang mudah antara
sistemdan jaringan yang berbeda tanpa memerlukan pelatihan ulang.
· Scability :
kemampuan untukmenjalankan perangkat lunak yang sama atau menggunakan data dengan pencapaian yang dapat
diterima dalam beragam ukuran sistem.
IV. EVALUASI SIP DI INDONESIA
Melihat kesenjangan SIP yang ada sebagaifakta dan pelaksanaan SIP yang seharusnya,perlu diperhatikan hal-hal
sebagaiberikut :
1. Bahwa pelaksanaan SIP harus dilaksanakan sebagaibagian dari sistem, yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.
2. Standarisasi data spasialdan atribut.
3. Konsistensidari pimpinan untukmemandang SIP sebagaibagian dari sis teminstitusi.
4. Ketercukupan dana dalam pembiayaan/pengadaan sistemjaringan informasi dan pelatihan SDM nya.
5. Perlunya kesamaan visi dan misi dalam memandang SIP berdasarkan suduk pandang tupoksimasing-masing,
diharapkan dapat mereduksi egoisme sektoral, sehingga dapat dilakukan access dan sharing data/informasi.
6. Menerapkan aturan/hukum yang jelas dalam pelaksanaan SIP berdasarkan kesepakatan antar institusi terkait,
termasuk pembiayaan dan keuntungan dari clearinghouse dan custodian.
Reformasi menuntut adanya demokratisasi, keterbukaan, efisiensi dan efektifitas, akuntabel, pemberantasan KKN,
menekan ekonomi biaya tinggi, yang merupakan amanat yang perlu segera dilaksanakan.. Hal-hal yang mendorong
perkembangan Sistem Informasi Pertanahan di Indonesia pada khususnya (Subaryono 2003) adalah :
· Adopsicara berpikir ilmiah dan sistematik.
· Jenis dan volume informasi pertanahan yang semakin besar.
· Sifat informasi yang dinamis.
· Perubahan sikap manajemen yang tertutup menjadi transparan.
· Perubahan praktek manajemen hirarkis menjadi terdistribusi.
· Kebutuhan memperoleh informasi secara cepat dan akurat.
· Ketersediaan teknologi baru yang memungkinkan penetapan posisiberdasarkan satelit (GPS), teknik pengumpulan
data spasialyang lebih baik seperti theodolit digital, dan perbaikan dalam fotogrametri, dan juga makin banyaknya
peralatan informasi dan komunikasi baru.
· Selama paruh kedua abad ini kadaster juga telah menjadi komponen penting untuk mengelola sejumlah peraturan
perundangan lingkungan.
· Sistem kadastral mampu menyediakan informasi dasar untukmendukung beberapa kegiatan, seperti pengoperasian
proses perencanaan desa,kota, dan negara, perencanaan konstruksi dan implementasi, administrasi penggunaan
sistemsaluran pembuangan limbah, SIPtrik, gas,telekomunikasi, dan lain-lain.
· Ketika informasi kadastral menjadi bagian dari sisteminformasi terpadu,akan dapat memperbaiki efisiensi proses
peralihan hak atas tanah dan juga seluruh proses manajemen pertanahan.
V. PENUTUP
Tanah merupakan Karunia Tuhan Yang Maha Esa dan sebagaisumberdaya alam utama, yang keberadaannya harus
dikelola dengan baik, termasuk informasi mengenai tanah.Sistem Informasi Pertanahan sebagaisalah satu media,
harus dikelola dengan baik dan dapat memenuhi semua kebutuhan akan informasi.
Sistem informasi pertanahan yang dikelola dengan baik akan menghasilkan informasi pertanahan yang baik, yang
pada akhirnya akan melahirkan kebijakan pertanahan yang memenuhi harapan-harapan kita semua.
http://artikelfaikar.blogspot.co.id/2016/12/sistem-informasi-pertanahan.html

More Related Content

What's hot

Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Nur Hilaliyah
 
Konsolidasi Tanah
Konsolidasi TanahKonsolidasi Tanah
Konsolidasi Tanahushfia
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Peran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangPeran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangYayasan CAPPA
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan TanahLeks&Co
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangMusnanda Satar
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangArya Pinandita
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Partisipasi masyarakat  dalam  penataan ruangPartisipasi masyarakat  dalam  penataan ruang
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruangYayasan CAPPA
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHSiti Sahati
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategisardinmarL
 
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah sesua...
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah  sesua...Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah  sesua...
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah sesua...Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Latifah Tio
 

What's hot (20)

Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
 
Konsolidasi Tanah
Konsolidasi TanahKonsolidasi Tanah
Konsolidasi Tanah
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Peran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangPeran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruang
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA IndonesiaPanduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
manajemen pertanahan
manajemen pertanahanmanajemen pertanahan
manajemen pertanahan
 
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas DesaPedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Partisipasi masyarakat  dalam  penataan ruangPartisipasi masyarakat  dalam  penataan ruang
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategis
 
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah sesua...
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah  sesua...Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah  sesua...
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah sesua...
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
 

Similar to Sekilas administrasi pertanahan

Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfDiskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfIndra Sofian
 
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisikPendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisikRetno Pratiwi
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...224100501
 
Tugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanTugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanaisbrata1
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...224100501
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...224100501
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...224100501
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...224100501
 
Membangun sistem informasi pertanahan
Membangun sistem informasi pertanahanMembangun sistem informasi pertanahan
Membangun sistem informasi pertanahanAni Rani
 
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdfTUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdfIndra Sofian
 
presentasi 12345.pptx
presentasi 12345.pptxpresentasi 12345.pptx
presentasi 12345.pptxGalihKakung1
 
Pendaftaran Tanah
Pendaftaran TanahPendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanahqudsye
 
Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanahqudsye
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...224100501
 
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menProses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menMiftah Arifin
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahsesukakita
 

Similar to Sekilas administrasi pertanahan (20)

Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfDiskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
 
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisikPendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
 
Tugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanTugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahan
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
 
Kadaster 2014
Kadaster 2014Kadaster 2014
Kadaster 2014
 
Membangun sistem informasi pertanahan
Membangun sistem informasi pertanahanMembangun sistem informasi pertanahan
Membangun sistem informasi pertanahan
 
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdfTUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
 
presentasi 12345.pptx
presentasi 12345.pptxpresentasi 12345.pptx
presentasi 12345.pptx
 
Pendaftaran Tanah
Pendaftaran TanahPendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanah
 
Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
 
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menProses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanah
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

Sekilas administrasi pertanahan

  • 1. Sekilas Administrasi Pertanahan 22052010 REVIEW MATERI PERTANAHAN Dosen Tamu : Bpk. Tjahyo Widianto Kepala Kantor BPN Bandung Tanah atau “soil” (Bhs Inggris) menurut ahli pertanian yaitu bagian daratan Bumi yang tipis yang merupakan media bagi vegetasi, menurut pendapat ahli geologi tanah sebagai lapisan batuan paling atas, sedangkan menurut ahli ekonomi tanah adalah salah satu aspek ekonomi. Lahan: “land” (Bhs Inggeris), yaitu tanah beserta faktor-faktor fisik lingkungannya, seperti lereng, hidrologi, iklim dsb. (Hardjowigeno 20023) Dalam bidang pertanahan yang dimaksud dengan tanah adalah lahan, sehingga muncul kosakata pendaftaran tanah, bukan pendaftaran lahan. Pertanahan yaitu suatu kebijakan yang digariskan oleh pemerintah di dalam mengatur hubungan antara tanah dengan orang agar tercipta keamanan dan ketentraman dalam mengelola tanah tersebut sehingga tidak melampaui batas. Menurut Bpk. Cahyo ada tiga aspek di dalam pertanahan, yaitu : 1. Aspek Hukum, yaitu kelembagaan yang mengurusi masalah keperdataan tentang tanah. Dan lembaga yang mengurusi hukum perdata pertanahan ini yaitu BPN (Badan Pertanahan Nasional). 2. Aspek Tata Ruang, yaitu kelembagaan yang menangani masalah penataan ruang bagi pembangunan dan tata kota ataupun desa. Masalah tata ruang ini diatur pada Keputusan Presiden No.10 tahun 2003, ada 9 kewenangan di dalamnya, dan pihak yang menangani tata ruang ini yaitu Pemerintah Daerah. 3. Aspek Pajak, yaitu kelembagaan yang berperan dalam mengurusi pajak bagi pertanahan, diantaranya yaitu pajak bumi dan bangunan. Aspek ini merupakan aspek yang memberikan pemasukan bagi Negara. Pada aspek ini lembaga yang berperan yaitu Departemen Keuangan. Masalah keperdataan tentang pertanahan setelah diurusi oleh Badan Pertanahan Nasional, selanjutnya akan diajukan di Pengadilan Tata Usaha Negara untuk penyelesaiannya. Segala keputusan di PTUN tidak dapat lagi dirubah dan diganggu gugat. Oleh karena itu betapa pentingnya untuk mendapatkan kekuatan hukum tentang pertanahan agar tidak terjadi masalah. Oleh karena itu demi terjadinya ketertiban di bidang pertanahan pemerintah mengusulkan administrasi pertanahan yang terpadu dan terencana. ADMINISTRASI PERTANAHAN : Menuju kepada penerimaan kegiatan sektor publik untuk mendukung kepemilikan, pembangunan, penggunaan, hak atas tanah dan pemindahan hak atas tanah. TUJUAN ADMINISTRASI PERTANAHAN:
  • 2. 1. Komponen yuridis memegang kendali utama dalam administrasi pertanahan untuk mendapatkan kepastian hak atas tanah. 2. Komponen Regulator yang penting untuk dihubungkan dengan pembangunan dan pengunaan lahan.Hal ini termasuk pembangunan lahan dan ketatnya penggunaan pajak melalui mekanisme yang berlaku. 3. Komponen fiskal lebih mengutamakan pada pemberian pajak lahan yang menunjang perekonomian.Proses ini digunakan untuk mendukung naiknya nilai pengumpulan dan produksi,serta sebagai insentif untuk mendisrtibusikan lahan terhadap tujuan-tujuan khusus lainnya. 4. Manajemen informasi,untuk memberi berbagai kelengkapan data yang memuat tiga aspek diatas yaitu fiskal kadaster dalam nilai dan pajak,dan pembagian wilayah dari sistem informasi yang lain dalam perencanaan dan pematuhan peraturan yang berkaitan. MANFAAT ADMINISTRASI PERTANAHAN: 1. Memberikan jaminan atas kepastian hak,maksud semakin jelas penentuan hak milik seseorang akan mempermudah untuk orang tersebut mempertahankan haknya atas klaim dari orang lain. 2. Stabilitas sosial,catatan publik yang tepat akan melindungi dari pengunjingan mengenai kepemilikan yang sah (bila nantinya ada yang menggugat),dan membantu menyelesaikan masalah-masalah lain dengan cepat sejak batasan dan kepemilikan tanah dibuat . 3. Kredit,catatan publik akan mengurangi ketidakpastian informasi melalui pemberian kewenagan pada kreditor untuk menentukan apakah peminjam potensial telah memiliki hak untuk pemindahan hak yang diminta menurut apa yang diminta sebagai jaminan peminjam. 4. Proses perbaikan lahan,pembaharuan jaminan atas kepastian hak pemilik akan menaikan kecenderungan seseorang untuk mencari keuntungan ketika akan berinvestasi pada bangunan,peralatan atau perbaikan infrastruktur termasuk pengukuran perlindungan lahan. Cara kredit yang sudah diperbaiki menyediakan sumber daya keuangan yang bisa mempengaruhi nilai lahan. 5. Produktivitas,faktor-faktor seperti nilai guna, perpindahan lahan, kepemilikan, pembanguan, hak atas tanah dan lain-lain dikombinasikan untuk meyakinkan bahwa lahan itu sedang berkembang menuju nilai dan manfaat yang terbaik,misalnya,pertanian komersil dilakukan oleh petani yang cerdik untuk mendapatkan keuntungan dan lahan lebih. Beda dengan petani biasa yang tidak bisa mengembangkan lahannya. 6. Likuiditas,ketika hak kepemilikan sudah dapat legalitas formal aset-aset tersebut bisa ditukar dengan cepat dalam skala besar dan pada harga yang rendah. Pada Negara-negara berkembang,mayoritas hak kepemilikan dalam stastus informal,oleh karena itu mereka tidak dapat memasuki tempat pasaran formal sebagai aset yang bisa dinegosiasikan Pada pelaksanaan administrasi pertanahan ada aspek yang penting untuk menjamin kepastian hukum bagi pemilik tanah, yaitu pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah ini lebih jelasnya diatur dalam Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 tentang pedoman pendaftaran tanah. Ada dua jenis pendaftaran, yaitu : 1. Pendaftaran Akta Berdasarkan sistem pendaftaran akta, tempat penyimpanan publik ditetapkan untuk mendaftar dokumen - dokumen yang berhubungan dengan transaksi-transaksi hak milik (akta-akta, gadai, rencana-rencana peninjauan, dsb). Terdapat tiga unsur dasar dalam pendaftaran akta :pencatatan waktu pemasukan dokumen hak
  • 3. milik; penyusunan daftar instrumen; dan pengarsipan dokumen atau salinannya. Meskipun terdapat banyak jenis sistem pendaftaran akta, system-sistem pendaftaran tersebut didasarkan pada tiga prinsip (Nichols 1993) : 1. Jaminan-pendaftaran dokumen pada kantor publik menentukan beberapa ukuran jaminan terhadap kehilangan, kerusakan atau penggelapan. 2. Bukti-dokumen-dokumen yang didaftarkan dapat digunakan sebagai bukti dalam mendukung tuntutan terhadap kepentingan-kepentingan hak milik (meskipun dokumen-dokumen tersebut tidak dapat memberi jaminan hak). 3. Pemberitahuan dan Prioritas-pendaftaran dokumen memberi pemberitahuan publik bahwa transaksi hak milik telah terjadi, dengan pengecualian-pengecualian, waktu pendaftaran menetapkan tuntutan prioritas. Pendaftaran akta menentukan cara untuk mendaftarkan dokumen-dokumen hukum saja; pendaftaran akta tidak mendaftarkan hak pada hak milik. 2. Pendaftaran Hak Pendaftaran hak dimaksudkan untuk mengatasi cacat-cacat pendaftaran akta dan untuk menyederhanakan proses-proses pelaksanaan transaksi-transaksi hak milik. Menurut sistem seperti itu pendaftaran menggambarkan pemilikan hak milik saat ini dan beban-beban dan gadai-gadai yang belum diselesaikan. Pendaftaran biasanya adalah wajib dan negara memainkan peranan yang aktif dalam memeriksa dan menjamin transaksi-transaksi. Terdapat berbagai jenis system pendaftaran hak, yang paling dikenal yang diperkenalkan oleh Sir Robert Torrens di Australia pada abad kesembilan belas. Sistem pendaftaran Torrens didasarkan pada tiga prinsip : 1. The mirror principle-pendaftaran menggambarkan hak saat ini secara akurat dan lengkap 2. The curtain principle-pendaftaran adalah satu-satunya sumber informasi hak. Sebenarnya 3. The insurance principle-negara berkewajiban untuk ketelitian pendaftaran dan untuk memberikan index- index patok dan membatasi batas-batas hak milik secara tepat. Pendaftaran hak menunjukkan peningkatan yang berarti atas sistem pendaftaran akta yang belum sempurna abad kesembilan belas. Selain itu ada beberapa keuntungan dalam sistem pendaftaran hak yaitu terdiri dari: v Sengketa mengenai batas tanah dapat diatasi karena batas-batas persil yang telah ditentukan sesuai dengan batas-batas yang yang tergambar pada peta pendaftaran tanah. v Batas-batas yang hilang dapat direkonstruksi v Seseorang yang akan membeli persil dapat mengetahui secara pasti posisi batas-batas serta luas tanah. Maka perlu ditegaskan bahwa betapa pentingnya kita melakukan administrasi pertanahan yaitu dengan melakukan pendaftaran tanah untuk menjamin kepastian hukum dan melaksanakan ketertiban administrasi pertanahan. https://eleveners.wordpress.com/2010/05/22/perbedaan-pendaftaran-akta-dan-pendaftaran-hak/
  • 4. SISTEM INFORMASI PERTANAHAN undefined undefined SISTEM INFORMASI PERTANAHAN I. PENDAHULUAN Informasi pertanahan saat ini menjadi demand/ kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus segera terlayani. Ketersediaan informasi pertanahan merupakan salah satu unsurpenting dalam tata pengelolaan negara guna perencanaan,perancangan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tanah.Sebelum era perkembangan sisteminformasi dan teknologi informasi seperti sekarang ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem Informasi Pertanahan secara konvensional, yaitu sistemmanajemen basis data terpadu antara obyek grafis persil (peta) dan non-grafis (atribut persil). Pengumpulan, pengolahan,penyajian dan analisa informasi pertanahan lengkap dengan keseluruhan atributnya, secara konvensional memerlukan banyak tenaga dan waktu, sulit dipertukarkan, sulit dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan penyajiannya. Sekarang, dengan perkembangan sisteminformasi dan teknologi informasi, termasuk perkembangan komputer, telekomunikasi, termasuk layanan internet menjadi supply atas kebutuhan-kebutuhan akan informasi, termasuk informasi pertanahan. Kompilasi sisteminformasi dan teknologi informasi dalam pengumpulan, pemrosesan dan pengolahan data guna menghasilkan informasi telah mendorong dan meningkatkan : efisiensi, efektifitas, keterbukaan, jangkauan pelayanan dan interaksi karena kemampuannya mereduksi ruang dan waktu/time and space. Sistem Informasi merupakan sekumpulan data dasaryang memiliki keterkaitan satu dengan lainnya dan telah melalui proses pengolahan (basis data) dengan menggunakan teknologi informasi (media/alat/tool) guna : perencanaan,perancangan dan pengambilan berbagai keputusan berbasis keruangan. Sedangkan teknologi informasi dapat kita katakana merupakan sekumpulan media/tool/alat utamanya komputer dan segala software pengolahannya dan juga jaringan internet yang digunakan.
  • 5. Lahirnya sistem informasi pertanahan ini dilatarbelakangi adanya kebutuhan/demand informasi guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan secara cepat,murah dan terjangkau yang tidak dibatasi oleh waktu dan ruang. Informasi pertanahan yang dikelola dalam Sistem Informasi Pertanahan (SIP) menerapkan teknologi- teknologi tersebut di bidang pertanahan dan merupakan unsurdasardalam perencanaan,perancangan dan pengambilan keputusan keruangan. Sistem Informasi Pertanahan (SIP) merupakan sistem informasi pendukung dalam pengelolaan (management) pertanahan secara terintegrasi. SIP dapat didefinisikan sebagaikombinasi manusia dan sumberdaya keteknikan yang disertai dengan tata-laksana organisasiuntuk memproduksi informasi yang diperlukan untuk pendukung pengelolaan pertanahan. Sistem Informasi Pertanahan (SIP) adalah kombinasi sumberdaya manusia dan sumberdaya teknik bersama dengan seperangkat prosedurmengorganisir yang menghasilkan pengumpulan, penyimpanan, pemanfaatan, penyebaran,dan pemakaian informasi pertanahan dalam suatu cara yang sistematis (Walijatun; 2002). Satuan spasialpertanahan yang dijadikan dasar pengelolaan adalah persil, lengkap dengan informasi kepemilikan, ukuran, posisi(koordinat, alamat administratif) dan atribut lainnya yang melekat dengan keberadaan tanah itu pada suatu saat tertentu.Persil dan kumpulan persil lazimnya dikelola dan disajikan dalam bentukpeta. Bisa dipahami, karena persil harus bisa disajikan dengan teliti dan akurat, maka peta persil pertanahan merupakan peta skala besar. Tampilan dan keluaran data ataupun informasi SIP dengan bantuan komputer berupa peta, tabel dan bagan terpadu dalam bentuk hardcopy (cetakan) dan softcopy (file digital). Persoalannya adalah, bagaimana implementasi SIP yang ada dan SIP yang seharusnya? II. IMPLEMENTASI SIP DI INDONESIA Perkembangan sisteminformasi dan teknologi informasi telah banyakmempengaruhi pelayanan pertanahan di Indonesia. Berbagai institusi stakeholders,baik di tataran birokrasi pusat atau daerah berlomba-lomba membangun jaringan sisteminformasi pertanahan.Kata “Pelayanan” sering dijadikan tujuan masing-masing stakeholders. Dengan kemampuan SDM, keuangan dan sarana pendukung lainnya saling berlomba mewujudkannya. Di Indonesia secara kelembagaan terdapat paling sedikit 12 (dua belas) instansiyang terlibat dengan masalah pertanahan,yang meliputi Bappenas yang melakukan koordinasi pembangunan sektoral dan koordinasi penataan ruang secara nasional, Departemen Pertambangan dan Energi, Kantor menteri Negara Lingkungan Hidup dan Bapedal yang menangani aspek lingkungan dalam pendayagunaan tanah,BPN-RI dengan tanggung jawab dalam hal pendaftaran dan administrasi hak tanah dan sertipikat, pengelolaan tanah negara dan perencanaan tata gun a tanah, Departemen Keuangan dalam hal ini Pajak Bumi dan Bangunan yang menyangkut masalah penetapan pajak tanahnya,Departemen Kehutanan yang merupakan lembaga yang mengelola tanah perhutanan yang pada saat ini mencakup 70% wilayah luas daratan Indonesia. Bakosurtanal yang bertugas bertanggung jawab dalam hal pemetaan, serta Kantor Menteri Negara Penggerak Investasidan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) yang menilai pengajuan pengembangan investasiasing maupun domestik. Dengan membangun SIP di Indonesia, diharapkan : · Mampu mengoptimalkan pengelolaan sistem administrasi pertanahan dan wilayah berdasarkan data pertanahan yang terpadu dan mutakhir, · Mampu mengelola basis data terpadu pertanahan sebagai data dasar dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah kota, · Mudah dan cepat dalam analisa pantauan,evaluasi dan perencanaan pemanfaatan lahan, khususnya pada wilayah kota atau relatif menjadi kota.
  • 6. · Mampu meningkatkan pendapatan aslidaerah secara langsung ataupun tidak langsung. · Menghemat anggaran/biaya. Dari semua implementasi SIP tersebut,dapat disimpulkan bahwa SIP di Indonesia dilaksanakan : 1. dari proyek-proyek percontohan,bukan dari sistemyang berjalan secara operasionaldan berkesinambungan. 2. pada tataran regional, bukan pada tataran pusat,sehingga tidak ada sistematika yang seragam dalam pengelolaannya. 3. dengan mutu informasi yang dihasilkan secara umum belum mengikuti ketentuan : - attribute accuracy, yaitu : atribut/ notasiyang digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk, letak, yang sebenarnya,baik itu dalam berupa angka, teks, dari suatu real world dan dapat memberikan informasi kualitas maupun kuantitas dari suatu obyek. mis : memberikan pengkodean suatu bidang tanah (NIB). - temporal accuracy meliputi : accuracy and precision of time measurement, temporal consistency ofdata sets and temporal validaty of spatial data. - Lineage meliputi : Source (s) and material, Methods ofaquisition and compilation, Conversion, Transpormation, Analysisi operations,Derivations - Completeness, yaitu : gambaran kelengkapan data/ informasi suatu bidang tanah,baik itu mengenai subyekdan obyeknya, misalnya : adanya suatu informasi peralihan hak atas tanah dari seseorang (informasi yang up to date). - logical consistency,yaitu : adanya suatu gambaran dari suatu penampakan obyek dalam suatu atribut secara konsisten. (Federal Geographic Data Committee, 1994) 4. tergantung kebijakan pimpinan, dimana sudut pandang pimpinan institusi sangat mempengaruhi implementasinya. 5. tergantung sumber dana, keterbatasan dana dalam hal pengadaan jaringan dan pendidikan SDM sebagai pengelola. 6. Perbedaan tupoksi masing-masing institusiyang mempengaruhi perspektif terhadap sistemdan metode yang dianut, sehingga satu pekerjaan dilakukan oleh banyak institusi. 7. tidak mengacu pada aturan/hukum yang jelas, yang dapat menimbulkan konflik antar pelaku pembangunan. Sebagai contoh : Pajak tanah (PBB) yang menyediakan rincian pajak yang harus dibayar berdasarkan luasan,letak sebidang tanah, oleh suatu kepemilikan tanah berdasarkan hasil pengukuran dan pemetaan yang dilaksanakan oleh Departemen Keuangan. Subsistempendaftaran tanah dalam rangka pemberian hak atas tanah (regristration), dilakukan pengukuran dan pemetaan oleh institusiBPN-RI dengan akurasi yang paling tinggi dibandingkan dengan institusi lainnya. Ketelitian dan akurasi hasil pengukuran dan pemetaan ini ditujukan pada bukti kepemilikan yang sah secara hukum atas suatu bidang tanah (validity). Di sisi lain bahwa pembayaran PBB (land taxation) didasarkan pada luasan dan letak sekaligus juga syarat dalam perolehen hak atas tanah. Dengan demikian dapat kita deskripsikan, dua institusimengerjakan satu pekerjaan yang sama, demikian juga dengan beberapa pekerjaan lainnya.
  • 7. Kendala dan permasalahan pengembangan SIP di Indonesia, pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi permasalahan keteknikan (technical) , keorganisasian (organizational) dan kelembagaan (institutional) [Dale dan McLaughlin, 1989]. Permasalahan ini juga dikategorikan sebagai permasalahan infrastruktur SIP [Azis, 1996], juga permasalahan infrastruktur dan kepemimpinan dalam pengembangan e-Government [Indrajit dkk, 2002]. III. KONSEP SIP MODERN Suatu konsep modern mengenai Land Information System menurut Stephen J. Ventura, 1997, Institute for Environmental Studies and Department of Soil Science, University of Wisconsin-Madison ,Amerika Serikat adalah : · Sistem yang terdokumen baik –status kepemilikan maupun dokumen-dokumen lain yang terkait (as registered), dapat diolah dari jauh oleh siapapun (remote terminal) · Peta digital berbasis unit persil (digital parcel map) Ø Setiap unit persil memiliki nomer identitas persil yang unik Ø Terbentuk dari deskripsi kepemilikan –melekat secara langsung dengan bukti-bukti kepemilikan yang (legal evidence) Ø Data yang selalu di-update setiap saat oleh instansiberwenang Ø Dapat memecahkan masalah-masalah pertanahan yang terkait dengan sepertiduplikasi data (redundancy), dan pengulangan data yang sama (discrepancy) Ø Dapat memecahkan masalah-masalah kepemilikan / penguasaan atas tanah dengan landasan hukumkuat · on-line parcel index and grantor/grantee index · Mudah mengakses segala data-data yang terkait dari seluruh fungsi kelembagaan pemerintah · Terdapat akses publik setiap saat oleh swasta maupun masyarakat, dengan batasan tertentu yang sesuai Untuk mewujudkan konsep modern land information systems diatas , maka hal-hal penting terkait yang perlu diperhatikan adalah (Stephen J. Ventura, 1997) : · Kaitan "legal" description of property dengan coordinate-based systems · Batas-batas kepemilikan yang jelas · Data-data atribut yang lengkap dapat di relasi mudah dengan data-data atribut lain · Akses kepada publik yang selalu terbuka Disamping itu, standarisasimenurut (Wyatt & Ralph; 2003), dalam Land Information System meliputi : · Interopability : kemampuan untukmengkomunikasikan antara sistemyang tidak sama dengan suatu cara sistemmenyediakan layanan kepada pengguna secara jelas. · Portability :
  • 8. kemampuan perpindahan sebagian dari perangkat lunak dan data yang berhubungan dari satu jenis perangkat keras ke jenis lainnya. Termasuk diantaranya portabilitas manusianya, yaitu kemampuan perpindahan yang mudah antara sistemdan jaringan yang berbeda tanpa memerlukan pelatihan ulang. · Scability : kemampuan untukmenjalankan perangkat lunak yang sama atau menggunakan data dengan pencapaian yang dapat diterima dalam beragam ukuran sistem. IV. EVALUASI SIP DI INDONESIA Melihat kesenjangan SIP yang ada sebagaifakta dan pelaksanaan SIP yang seharusnya,perlu diperhatikan hal-hal sebagaiberikut : 1. Bahwa pelaksanaan SIP harus dilaksanakan sebagaibagian dari sistem, yang dilaksanakan secara berkesinambungan. 2. Standarisasi data spasialdan atribut. 3. Konsistensidari pimpinan untukmemandang SIP sebagaibagian dari sis teminstitusi. 4. Ketercukupan dana dalam pembiayaan/pengadaan sistemjaringan informasi dan pelatihan SDM nya. 5. Perlunya kesamaan visi dan misi dalam memandang SIP berdasarkan suduk pandang tupoksimasing-masing, diharapkan dapat mereduksi egoisme sektoral, sehingga dapat dilakukan access dan sharing data/informasi. 6. Menerapkan aturan/hukum yang jelas dalam pelaksanaan SIP berdasarkan kesepakatan antar institusi terkait, termasuk pembiayaan dan keuntungan dari clearinghouse dan custodian. Reformasi menuntut adanya demokratisasi, keterbukaan, efisiensi dan efektifitas, akuntabel, pemberantasan KKN, menekan ekonomi biaya tinggi, yang merupakan amanat yang perlu segera dilaksanakan.. Hal-hal yang mendorong perkembangan Sistem Informasi Pertanahan di Indonesia pada khususnya (Subaryono 2003) adalah : · Adopsicara berpikir ilmiah dan sistematik. · Jenis dan volume informasi pertanahan yang semakin besar. · Sifat informasi yang dinamis. · Perubahan sikap manajemen yang tertutup menjadi transparan. · Perubahan praktek manajemen hirarkis menjadi terdistribusi. · Kebutuhan memperoleh informasi secara cepat dan akurat. · Ketersediaan teknologi baru yang memungkinkan penetapan posisiberdasarkan satelit (GPS), teknik pengumpulan data spasialyang lebih baik seperti theodolit digital, dan perbaikan dalam fotogrametri, dan juga makin banyaknya peralatan informasi dan komunikasi baru. · Selama paruh kedua abad ini kadaster juga telah menjadi komponen penting untuk mengelola sejumlah peraturan perundangan lingkungan.
  • 9. · Sistem kadastral mampu menyediakan informasi dasar untukmendukung beberapa kegiatan, seperti pengoperasian proses perencanaan desa,kota, dan negara, perencanaan konstruksi dan implementasi, administrasi penggunaan sistemsaluran pembuangan limbah, SIPtrik, gas,telekomunikasi, dan lain-lain. · Ketika informasi kadastral menjadi bagian dari sisteminformasi terpadu,akan dapat memperbaiki efisiensi proses peralihan hak atas tanah dan juga seluruh proses manajemen pertanahan. V. PENUTUP Tanah merupakan Karunia Tuhan Yang Maha Esa dan sebagaisumberdaya alam utama, yang keberadaannya harus dikelola dengan baik, termasuk informasi mengenai tanah.Sistem Informasi Pertanahan sebagaisalah satu media, harus dikelola dengan baik dan dapat memenuhi semua kebutuhan akan informasi. Sistem informasi pertanahan yang dikelola dengan baik akan menghasilkan informasi pertanahan yang baik, yang pada akhirnya akan melahirkan kebijakan pertanahan yang memenuhi harapan-harapan kita semua. http://artikelfaikar.blogspot.co.id/2016/12/sistem-informasi-pertanahan.html