SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATA KULIAH HUKUM AGRARIA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
PROGRAM SARJANA
Penanggung Jawab:
Prof. Ny. Arie S. Hutagalung, SH, MLI
Pengajar:
Prof. Ny. Arie S. Hutagalung, SH, MLI
Dr. Suparjo Sujadi, SH, MH
Hendriani Parwitasari, SH, M.Kn
Marliesa Qadariani, SH, MH
PERSYARATAN PERKULIAHAN
 Wajib hadir tepat waktu, disetiap perkuliahan (tatap
muka)
 Toleransi : 25 % dari tatap muka (termasuk ijin, sakit,
dan lain-lainnya).
 Perserta yang kehadirannya dalam perkuliahan
kurang dari 75 % dari tatap muka, TIDAK BERHAK
MENDAPAT NILAI INCOMPLETE (NILAI I).
 Wajib menggunakan pakaian sopan dan rapih
(kemeja blouse, atau kaos berkerah) dan
menggunakan sepatu.
1. Prof. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia,
Hukum Tanah Nasional, edisi 2013, Penerbit
Universitas Trisakti.
2. Prof. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia:
Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Tanah,
(Edisi 2008), Penerbit Djambatan.
3. Reading Material (Diktat Azas-azas Hukum
Agraria) yang dibukukan Pengajar.
A. BUKU WAJIB
B. BAHAN BACAAN TAMBAHAN
1. Prof. Arie S. Hutagalung, SH, MLI, Condominium
dan Permasalahannya, Jakarta BPFH Universitas
Indonesia, edisi revisi 2007.
2. Prof. Arie S. Hutagalung, SH, MLI, Tebaran
Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, LPHI
Jakarta, 2005.
3. Prof. Arie S. Hutagalung, SH, MLI, Serba Aneka
Masalah Tanah Dalam Kegiatan Ekonomi (Suatu
Kumpulan Karangan) Jakarta : BPFH Universitas
Indonesia, 1999.
Komponen Penilaian
1. Kehadiran
2. Tugas Terstruktur
3. UTS
4. UAS
Catatan:
Nilai I hanya akan diberikan kepada
mahasiswa yang tidak mengikuti UTS atau
UAS yang memenuhi persyaratan persentase
kehadiran minimal 75%.
SAP HUKUM AGRARIA
Prog. Sarjana
MINGGU
KE
TOPIK MATERI
I Perkenalan
A. Pengertian dan Ruang
Lingkup Hukum Agraria
B. Garis-garis Besar
Perkembangan Hukum
Tanah di Indonesia
Perkenalan dan Penjelasan Umum
Perkuliahan dan Materi Perkuliahan
1. Dalam arti luas
2. Dalam arti sempit
1. Hukum Tanah Lama (sebelum
UUPA)
a. Hukum Tanah Adat
b. Hukum Tanah Swaparaja
c. Hukum Tanah Administrasi
d. Hukum Tanah Antar Golongan
2. Macam Hak Penguasaan atas Tanah di
Indonesia dan Pengaturannya Dalam
Sistem Tanah Sebelum UUPA
a. Tanah Hak Indonesia
b. Tanah Hak Barat
MINGGU
KE
TOPIK MATERI
II
C. Pembentukan UUPA dan
Perkembangan Hukum
Tanah di Indonesia
3. Hukum Tanah Nasional (Hukum
Tanah Baru
1. Fungsi UUPA
2. Tujuan UUPA
3. Hubungan Fungsionil UUPA sebagai
HTN
4. Konsepsi Hukum Tanah Nasional
III D. Hak Penguasaan atas
Tanah
Menurut Hukum Tanah
Nasional
1. Pengertian
2. Macam Hak Penguasaan atas Tanah
3. Uraian Hak Atas Tanah
a. Hak Milik/Perwakafan
b. Hak Guna Usaha
IV c. Hak Guna Bangunan
d. Hak Pakai
e. Hak Pengelolaan
MINGGU
KE
TOPIK MATERI
V f. Hak Sewa
g. Hak Gadai
h. Hak Usaha Bagi Hasil
i. Hak Menumpang
VI E. Landreform di Indonesia 1. Pengertian
2. Tujuan
3. Landasan Hukum Landreform
4. Program Landreform
VII Resume
VIII UJIAN TENGAH SEMESTER
IX F. Pengadaan Tanah Untuk
Pembangunan
1. Fungsi Tanah
2. Tata cara Memperoleh Tanah yang
Diperlukan
a. Permohonan Hak
b. Perjanjian dengan Pemilik Tanah
MINGGU
KE
TOPIK MATERI
X c. Pemindahan Hak
d. Pelepasan Hak
e. Pencabutan Hak
XI G. Pendaftaran Tanah 1. Jaminan Kepastian Hukum
2. Pengertian
3. Peraturan/Dasar Hukum
4. Tujuan
5. Instansi Penyelenggara
6. Pelaksanaan Kegiatan
Pendaftaran Tanah
7. Kekuatan Pembuktian Sertipikat
Hak atas Tanah
MINGGU KE TOPIK MATERI
XII H. Tanah Sebagai Jaminan
Hutang
1. Pengertian, Ciri-ciri, Sifat dan
Perkembangan Pengaturan Hak
Jaminan Atas Tanah
2. Subyek dan Obyek HT, HT untuk tanah
HGB diatas tanah HPL
3. Pembebanan HT
4. Peralihan dan Hapusnya HT
5. Eksekusi HT
XIII I. Rumah Susun di Indonesia 1. Tujuan
2. Pengertian
3. Hak atas Tanah yang dapat dibangun
Rumah Susun
4. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
5. Pembebanan HT atas Rumah Susun
dan Satuan Rumah Susun
6. Perhimpunan Penghuni
XIV Resume
XV UJIAN AKHIR SEMESTER
PENGERTIAN AGRARIA DALAM UUPA
Pengertian agraria meliputi bumi, air
dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya.
 Pengertian bumi meliputi permukaan bumi
(yang disebut tanah), tubuh bumi di
bawahnya serta yang berada di bawah air
(Pasal 1 ayat 4 jo Pasal 4 ayat 1).
 Pengertian air meliputi baik perairan
pedalaman maupun laut wilayah Indonesia
(Pasal 1 ayat 5)
 Kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi
disebut bahan-bahan galian, yaitu unsur-unsur
kimia, mineral-mineral, dll. (Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pertambangan dan Undang-
undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi telah dirubah dengan Undang-undang
No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara).
 Kekayaan alam yang terkandung di dalam air
adalah ikan dan lain-lain kekayaan alam yang
berada di dalam perairan pedalaman dan laut
wilayah Indonesia (Undang-undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan).
Pengertian Agraria dalam UUPA hakikatnya
adalah sama dengan pengertian ruang dalam
Undang-undang No. 26 Tahun 2007
Dalam Pasal 1 angka 1 dinyatakan :
“Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk
lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya”.
Dalam Penetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor IX/MPR/2001 tanggal 9
November 2001 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam, dinyatakan bahwa
“Sumber daya agraria/sumber daya alam meliputi bumi,
air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan nasional
yang wajib disyukuri. Oleh karena itu harus dikelola
dan dimanfaatkan secara optimal bagi generasi
sekarang dan generasi mendatang dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur”.
Bumi, air ruang angkasa dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dalam UUPA dicakup dengan
pengertian “Agraria”, sebagaimana juga dinyatakan
dalam TAP MPR No. IX/MPR/2001 diatas.
Hukum Agraria merupakan suatu kelompok
berbagai bidang hukum, yang masing-masing
mengatur hak-hak penguasaan atas sumber-
sumber daya alam tertentu yang termasuk
pengertian Agraria.
Kelompok tersebut terdiri atas :
1. Hukum Tanah
2. Hukum Air
3. Hukum Pertambangan
4. Hukum Perikanan
5.Hukum Kehutanan
6. Hukum Penguasaan Atas Tenaga dan Unsur-
unsur Dalam Ruang Angkasa (bukan “Space
Law”)
HUKUM AGRARIA
LUAS SEMPIT
PENGERTIAN Seperangkat hukum yang
mengatur Hak Penguasaan
atas Sumber Alam
Seperangkat hukum yang
mengatur Hak Penguasaan
atas Tanah
OBYEK Hak Penguasaan atas Sumber-
sumber Alam
Hak Penguasaan Atas
Tanah
RUANG
LINGKUP
- Hukum Tanah
- Hukum Air
- Hukum Pertambangan
- Hukum Perikanan
- Hukum Kehutanan
- Hukum atas Tenaga dan
Unsur-unsur dalam Ruang
Angkasa (bukan Space Law)
Hukum Tanah
1. Dalam pasal 4 dinyatakan, bahwa atas dasar hak
menguasai dari Negara....... ditentukan adanya
macam-macam hak atas permukaan bumi, yang
disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan
dipunyai oleh orang-orang.......
Dengan demikian jelaslah, bahwa tanah dalam
pengertian yuridis adalah permukaan bumi (ayat
1). Sedang hak atas tanah adalah hak atas
sebagian tertentu permukaan bumi, yang
berbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang
dan lebar.
Pengertian Tanah dan Hak Atas Tanah
2. a. Yang dipunyai dengan hak atas tanah itu
adalah tanahnya, dalam arti sebagian tertentu
dari permukaan bumi.
b. Wewenang menggunakan yang bersumber
pada hak tersebut diperluas hingga meliputi
juga penggunaan sebagian tubuh bumi yang
ada di bawah tanah dan air serta ruang yang
ada diatasnya.
c. Batas yang dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (2)
dengan kata-kata : sekedar diperlukan untuk
kepentingan yang langsung berhubungan
dengan penggunaan tanah itu, dalam batas-
batas menurut undang-undang ini (yaitu:
UUPA) dan peraturan-peraturan lain yang lebih
tinggi.
3. a. Pasal 8: pengambilan kekayaan alam yang
terkandung dalam bumi, air dan ruang angkasa
perlu diatur.
b. Penjelasan Pasal 8 disebutkan: karena ... hak-hak
atas tanah itu hanya memberi hak atas permukaan
bumi, maka wewenang-wewenang yang bersumber
daripadanya tidaklah mengenai kekayaan-kekayaan
alam yang terkandung dalam tubuh bumi, air dan
ruang angkasa. Oleh karena itu maka pengambilan
kekayaan yang dimaksudkan itu memerlukan
pengaturan tersendiri. Ketentuan ini merupakan
pangkal bagi perundang-undangan pertambangan
dan lain-lainnya.
c. Pengambilan kekayaan alam yang berupa bahan-
bahan galian yang telah disinggung di atas,
memerlukan adanya hak tersendiri, yaitu Kuasa
Pertambangan yang diatur dalam UU Pokok
Pertambangan.
4. a. Dalam Hukum Tanah negara-negara yang
menggunakan apa yang disebut “Azas Accessie” atau
“Asas perlekatan”, bangunan dan tanaman yang ada
di atas dan merupakan satu kesatuan dengan tanah,
merupakan “bagian” dari tanah yang bersangkutan.
b. Perbuatan hukum mengenai tanah dengan
sendirinya, karena hukum meliputi juga tanaman
dan bangunan yang ada di atasnya.
c. Hukum Tanah kita menggunakan asas Hukum Adat
yang disebut asas pemisahan horizontal (dalam
bahasa Belanda disebut : “horizontale scheiding”).
Bangunan dan tanaman bukan merupakan bagian
dari tanah. Maka hak atas tanah tidak dengan
sendirinya meliputi pemilikan bangunan dan
tanaman yang ada di atasnya.
5. Perbuatan hukum yang dilakukan bisa meliputi
tanahnya saja. Atau hanya meliputi bangunan
dan/atau tanamannya saja, yang kemudian
dibongkar (“adol bedol”) atau tetap berada di
atas tanah yang bersangkutan (“adol ngebregi”).
Perbuatan hukumnya pun bisa juga meliputi
tanah berikut bangunan dan/atau tanaman keras
yang ada di atasnya, dalam hal mana apa yang
dimaksudkan itu wajib secara tegas dinyatakan.
6. Pengertian “land” dalam perundang-undangan negara
lain.
a. Dalam National Land Code Malaysia (1965) pasal 5
pengertian “tanah” yang disebut land meliputi
(“includes”) :
i. that surface of the earth and all substances
forming that surface;
ii. the earth below the surface and all substances
therein;
iii. all vegetation and other natural products,
whether or not requiring the periodical
application of labour to their production, and
whether on or below the surface;
iv. all things attached to the earth or permanently
fastened to anything attached to the earth,
whether on or below the surface; and
v. land covered by water.
b. Dalam Land Titles Act Singapura (1993) Pasal 4
pengertian land didefinisikan sebagai :
the surface of any defined parcel of the earth,
and all substances there under, and so much of
the column of air above the surface as is
reasonably necessary for the proprietor’s use
and enjoyment, and includes any estate or
interest in land all vegetation growing thereon
and structures affixed thereon or any parcel of
airspace or subterranean pace held apart form
the surface of the land as shown in an
approved plan Subject to any provisions to
the contrary the proprietorship of land includes
natural rights to air, light, water, and
support and the right of access to any
highway on which the land abuts.
Ada persamaan hakiki dengan pengertian “tanah”
dalam arti yuridis seperti dijelaskan dalam UUPA,
yaitu bahwa yang dimaksudkan dengan “land”
adalah juga “permukaan bumi”. Tetapi diperluas
hingga meliputi juga hak atas tubuh bumi di bawah
dan ruang udara di atasnya, dalam batas-batas
keperluannya yang wajar.
Perbedaan lain adalah mengenai pemilikan
bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah.
Malaysia dan Singapura, seperti negara-negara lain
pada umumnya, menggunakan asas accessie. Ada
perbedaan juga mengenai pemilikan kekayaan alam
dalam tubuh bumi di bawah yang dihaki. Ketentuan
hukumnya di berbagai negara tidak seragam.
7. Negara Bagian Amerika Serikat (Arkansas,
Kansas, Mississipi, Ohio, Pennsylvania, Texas
dan West Virginia), yang disebut ownership
states, minyak bumi dan gas, seperti halnya
batubara dan mineral lainnya yang ada dalam
tubuh bumi di bawah tanah adalah milik yang
empunya tanah.
8. Dalam Hukum Negara Bagian New South Wales,
Australia, semua minyak bumi dan helium
adalah milik Crown, yang penguasaanya ada
pada Negara Bagian. Emas dan perak juga milik
Crown.
HUKUM TANAH YANG DUALISTIS
Perangkat Hukum
Tanah Barat
Perangkat Hukum
Tanah Adat
Kaedah-kaedahnya Kaedah-kaedahnya
Tertulis Tidak tertulis Tertulis Tidak tertulis
Buku II BW
Buku III BW
Buku IV BW
Hk. Kebiasaan
(Belanda Kuno)
Agr. Wet 1870
Agr. Besluit 1870
Pra BW (seb. 1848)
Hk. Tanah Adm
Diciptakan :
-Pemr. HB
-Pemr. Swapraja
Sebagai hukum
yang berlaku
dikalangan orang
Indonesia asli
(Bumiputra)
(Hk. Tanah
Swapraja)
GARIS BESAR PERKEMBANGAN HUKUM TANAH SEBELUM 24/9/1960
PLURALISTIS
Ketentuan
Pokok
Ketentuan
Pelengkap
Hukum
Tanah Adat
Hukum Tanah
Barat
DUALISTIS
Hukum Tanah Antar Golongan
Hukum Tanah Administrasi
Hukum Tanah Swapraja
STATUS TANAH
DI INDONESIA
SEBELUM UUPA
Tanah Hak
Indonesia
Tanah Hak
Barat
Diatur oleh Hukum
Tanah Adat
Belum didaftar
Sudah didaftar
Diatur oleh Hukum
Tanah Barat
Pada dasarnya tanah Hak Indonesia meliputi semua
tanah yang tidak diatur oleh Hukum Tanah Barat.
a. Kaedah tidak tertulis, yang berlaku di Indonesia
bagi penduduk asli sejak semula;
b. Kaedah tertulis, yang diciptakan oleh :
- Pemerintah Swapraja, misalnya peraturan
mengenai tanah di daerah Kesultanan
Yogyakarta, Surakarta atau Sumatera Timur
- Pemerintah Hindia Belanda, misalnya :
(1) Hak Agrarisch Eigendom, Stbl. 1872-117
(Koninklijk Besluit) dan Stbl. 1873-38;
(2) Grond Vervreemdings Verbod (larangan
pengasingan tanah), Stbl. 1875-179
HUKUM
BELANDA
KUNO
Tertulis
Tidak
tertulis
Mis. Overschrijvings Ord.
Stbl. 1834-27
Peraturan tentang sewa
menyewa tanah partikelir, mis.
Zaman VOC dulu sebagian tanah
di Jakarta adalah milik partikelir
yang disewakan untuk
mendirikan bangunan. Lembaga
ini diatur menurut hukum
kebiasaan dan dikenal sebagai
“Bataviasche Grondhuur”
SESUDAH
1848
BUKU II BW, antara lain mengatur lembaga-lembaga :
-Eigendom (Pasal 571)
-Opstal (Pasal 711)
-Erfpacht (Pasal 720)
-Gebruik (Pasal 818)
BUKU III BW, mengatur :
1. Masalah jual beli tanah yang terdiri dari 2 tahap (Pasal 1457
& 1458):
- Tahap perjanjian, yang belum berarti hak atas tanah
berpindah;
- Tahap jurisdische levering, tahap terjadinya pemindahan
hak atas tanah yaitu balik nama di kantor kadaster
2. Masalah sewa menyewa tanah (Pasal 1588-1600).
Ketentuan sewa menyewa ini dengan adanya UUPA sekarang
tidak berlaku lagi.
BUKU IV BW, mengatur lembaga daluwarsa (acquisitive
verjaring) yang upaya hukum untuk dinyatakan sebagai
eigenaar (Pasal 610 – 1955 jo 1963). Acaranya disebut
“eigendom-uitwijzing” (Pasal 621, 622 dan 623).
Selain itu, hak eigendom dapat diperoleh melalui lembaga
daluwarsa (Pasal 584)
TANAH DOMAIN NEGARA
Tanah
Kosong
Tanah Hak
Adat
Tanah Hak
Barat
lainnya
Tanah
Hak
Eigendom
Tanah
Daerah
Swapraja
HUKUM TANAH BARAT
Sebagai Pemilik Sebagai Penguasa
Hak-hak Perorangan :
- Hak Eigendom
- Hak Erfpacht
- Hak Opstal
- Hak Gebruik
- Hak Sewa
Hak-hak Indonesia:
Hak Milik Adat
Hak
Opstal
Hak
Erfpacht
Hak
Sewa
Hak
Gebruik
Perjanj Tanah
Hak
Eigendom
Tanah
Hak
Domein
Perjanj
Hak
Opstal
Hak
Erfpacht
Hak
Sewa
Hak
Gebruik
Melalui Jual Beli
Hak Eigendom
HUKUM TANAH ADAT
Hak Ulayat
Unsur Kepunyaan Unsur Kekuasaan
Kepala Adat
Hak-hak Perorangan:
(Hak-hak atas Tanah)
Primer : Hak Milik Adat
Hak Pakai
Sekunder : Hak Gadai
Hak Usaha Bagi Hasil
Magersari, Sewa
HUKUM TANAH NASIONAL
Hak Bangsa (Ps. 1)
Unsur Kepunyaan Unsur Kekuasaan
Hak Menguasai Negara
(Ps. 2)
Hak-hak Perorangan:
(Hak-hak atas Tanah)
Primer : Hak Milik
Hak Pakai
Hak Guna Usaha
Hak Guna Bangunan
Sekunder : Hak Guna Bangunan
Hak Pakai
Hak Gadai
Hak Usaha Bagi Hasil
Magersari, Sewa
SEBELUM UUPA S/D
23 SEPTEMBER 1960
SESUDAH UUPA
(Sesudah 24
SEPTEMBER 1960)
KEDUDUKAN HUKUM
Terpencar dalam berbagai
hukum:
- Hk. Tanah Barat Adm.
Perdata
- Hk. Tanah Adat Adm.
Perdata
- Hk. Tanah Administrasi
- Hk. Tanah Swapraja
- Hk. Tanah Antar
Golongan
Satu Obyek
Satu Sistimatika
KEDUDUKAN NEGARA Pemilik /Badan Hukum
Perdata
Badan Penguasa
KEDUDUKAN HAK Hak-hak Barat
Hak-hak Adat
Hak-hak Swapraja
Unifikasi dalam Hak
melalui Ketentuan
Konversi

More Related Content

Similar to kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.ppt

Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupadedihartono
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan AgrariaYossy Suparyo
 
PENGANTAR UKUM AGRARA.pptx
PENGANTAR UKUM AGRARA.pptxPENGANTAR UKUM AGRARA.pptx
PENGANTAR UKUM AGRARA.pptxAchmadZuhri5
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahrahmat_tiflen
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxAdeFitri22
 
Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Samsul La Dunga
 
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptxDhaniDhanilla1
 
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Ilham Mustafa
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Leks&Co
 
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Sabar Artiyono
 
07. penatagunaan tanah.pptx
07. penatagunaan tanah.pptx07. penatagunaan tanah.pptx
07. penatagunaan tanah.pptxyofaaditama
 
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfUU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfWiwihWahyu
 
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di IndonesiaIdeologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesiabung gunawan
 
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agrariaguesta96a7f81
 

Similar to kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.ppt (20)

Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
PENGANTAR UKUM AGRARA.pptx
PENGANTAR UKUM AGRARA.pptxPENGANTAR UKUM AGRARA.pptx
PENGANTAR UKUM AGRARA.pptx
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptx
 
Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah
 
Uu No5 1960pokok Pokokagraria
Uu No5 1960pokok PokokagrariaUu No5 1960pokok Pokokagraria
Uu No5 1960pokok Pokokagraria
 
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
 
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
 
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.pptPPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
 
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
 
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
 
07. penatagunaan tanah.pptx
07. penatagunaan tanah.pptx07. penatagunaan tanah.pptx
07. penatagunaan tanah.pptx
 
Hukum Agraria Indonesia
Hukum Agraria IndonesiaHukum Agraria Indonesia
Hukum Agraria Indonesia
 
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfUU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
 
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di IndonesiaIdeologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
 
Agraria uupa uu no 5 1960
Agraria uupa uu no 5 1960Agraria uupa uu no 5 1960
Agraria uupa uu no 5 1960
 
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
 

Recently uploaded

Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (10)

Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

kuliah--i-hukum-agraria-semester-genap-2015-2016.ppt

  • 1. SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM AGRARIA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016 PROGRAM SARJANA Penanggung Jawab: Prof. Ny. Arie S. Hutagalung, SH, MLI Pengajar: Prof. Ny. Arie S. Hutagalung, SH, MLI Dr. Suparjo Sujadi, SH, MH Hendriani Parwitasari, SH, M.Kn Marliesa Qadariani, SH, MH
  • 2. PERSYARATAN PERKULIAHAN  Wajib hadir tepat waktu, disetiap perkuliahan (tatap muka)  Toleransi : 25 % dari tatap muka (termasuk ijin, sakit, dan lain-lainnya).  Perserta yang kehadirannya dalam perkuliahan kurang dari 75 % dari tatap muka, TIDAK BERHAK MENDAPAT NILAI INCOMPLETE (NILAI I).  Wajib menggunakan pakaian sopan dan rapih (kemeja blouse, atau kaos berkerah) dan menggunakan sepatu.
  • 3. 1. Prof. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Hukum Tanah Nasional, edisi 2013, Penerbit Universitas Trisakti. 2. Prof. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Tanah, (Edisi 2008), Penerbit Djambatan. 3. Reading Material (Diktat Azas-azas Hukum Agraria) yang dibukukan Pengajar. A. BUKU WAJIB
  • 4. B. BAHAN BACAAN TAMBAHAN 1. Prof. Arie S. Hutagalung, SH, MLI, Condominium dan Permasalahannya, Jakarta BPFH Universitas Indonesia, edisi revisi 2007. 2. Prof. Arie S. Hutagalung, SH, MLI, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, LPHI Jakarta, 2005. 3. Prof. Arie S. Hutagalung, SH, MLI, Serba Aneka Masalah Tanah Dalam Kegiatan Ekonomi (Suatu Kumpulan Karangan) Jakarta : BPFH Universitas Indonesia, 1999.
  • 5. Komponen Penilaian 1. Kehadiran 2. Tugas Terstruktur 3. UTS 4. UAS Catatan: Nilai I hanya akan diberikan kepada mahasiswa yang tidak mengikuti UTS atau UAS yang memenuhi persyaratan persentase kehadiran minimal 75%.
  • 6. SAP HUKUM AGRARIA Prog. Sarjana MINGGU KE TOPIK MATERI I Perkenalan A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Agraria B. Garis-garis Besar Perkembangan Hukum Tanah di Indonesia Perkenalan dan Penjelasan Umum Perkuliahan dan Materi Perkuliahan 1. Dalam arti luas 2. Dalam arti sempit 1. Hukum Tanah Lama (sebelum UUPA) a. Hukum Tanah Adat b. Hukum Tanah Swaparaja c. Hukum Tanah Administrasi d. Hukum Tanah Antar Golongan 2. Macam Hak Penguasaan atas Tanah di Indonesia dan Pengaturannya Dalam Sistem Tanah Sebelum UUPA a. Tanah Hak Indonesia b. Tanah Hak Barat
  • 7. MINGGU KE TOPIK MATERI II C. Pembentukan UUPA dan Perkembangan Hukum Tanah di Indonesia 3. Hukum Tanah Nasional (Hukum Tanah Baru 1. Fungsi UUPA 2. Tujuan UUPA 3. Hubungan Fungsionil UUPA sebagai HTN 4. Konsepsi Hukum Tanah Nasional III D. Hak Penguasaan atas Tanah Menurut Hukum Tanah Nasional 1. Pengertian 2. Macam Hak Penguasaan atas Tanah 3. Uraian Hak Atas Tanah a. Hak Milik/Perwakafan b. Hak Guna Usaha IV c. Hak Guna Bangunan d. Hak Pakai e. Hak Pengelolaan
  • 8. MINGGU KE TOPIK MATERI V f. Hak Sewa g. Hak Gadai h. Hak Usaha Bagi Hasil i. Hak Menumpang VI E. Landreform di Indonesia 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Landasan Hukum Landreform 4. Program Landreform VII Resume VIII UJIAN TENGAH SEMESTER IX F. Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan 1. Fungsi Tanah 2. Tata cara Memperoleh Tanah yang Diperlukan a. Permohonan Hak b. Perjanjian dengan Pemilik Tanah
  • 9. MINGGU KE TOPIK MATERI X c. Pemindahan Hak d. Pelepasan Hak e. Pencabutan Hak XI G. Pendaftaran Tanah 1. Jaminan Kepastian Hukum 2. Pengertian 3. Peraturan/Dasar Hukum 4. Tujuan 5. Instansi Penyelenggara 6. Pelaksanaan Kegiatan Pendaftaran Tanah 7. Kekuatan Pembuktian Sertipikat Hak atas Tanah
  • 10. MINGGU KE TOPIK MATERI XII H. Tanah Sebagai Jaminan Hutang 1. Pengertian, Ciri-ciri, Sifat dan Perkembangan Pengaturan Hak Jaminan Atas Tanah 2. Subyek dan Obyek HT, HT untuk tanah HGB diatas tanah HPL 3. Pembebanan HT 4. Peralihan dan Hapusnya HT 5. Eksekusi HT XIII I. Rumah Susun di Indonesia 1. Tujuan 2. Pengertian 3. Hak atas Tanah yang dapat dibangun Rumah Susun 4. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun 5. Pembebanan HT atas Rumah Susun dan Satuan Rumah Susun 6. Perhimpunan Penghuni XIV Resume XV UJIAN AKHIR SEMESTER
  • 11. PENGERTIAN AGRARIA DALAM UUPA Pengertian agraria meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
  • 12.  Pengertian bumi meliputi permukaan bumi (yang disebut tanah), tubuh bumi di bawahnya serta yang berada di bawah air (Pasal 1 ayat 4 jo Pasal 4 ayat 1).  Pengertian air meliputi baik perairan pedalaman maupun laut wilayah Indonesia (Pasal 1 ayat 5)
  • 13.  Kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi disebut bahan-bahan galian, yaitu unsur-unsur kimia, mineral-mineral, dll. (Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pertambangan dan Undang- undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi telah dirubah dengan Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara).  Kekayaan alam yang terkandung di dalam air adalah ikan dan lain-lain kekayaan alam yang berada di dalam perairan pedalaman dan laut wilayah Indonesia (Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan).
  • 14. Pengertian Agraria dalam UUPA hakikatnya adalah sama dengan pengertian ruang dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Dalam Pasal 1 angka 1 dinyatakan : “Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya”.
  • 15. Dalam Penetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IX/MPR/2001 tanggal 9 November 2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dinyatakan bahwa “Sumber daya agraria/sumber daya alam meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan nasional yang wajib disyukuri. Oleh karena itu harus dikelola dan dimanfaatkan secara optimal bagi generasi sekarang dan generasi mendatang dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur”. Bumi, air ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam UUPA dicakup dengan pengertian “Agraria”, sebagaimana juga dinyatakan dalam TAP MPR No. IX/MPR/2001 diatas.
  • 16. Hukum Agraria merupakan suatu kelompok berbagai bidang hukum, yang masing-masing mengatur hak-hak penguasaan atas sumber- sumber daya alam tertentu yang termasuk pengertian Agraria. Kelompok tersebut terdiri atas : 1. Hukum Tanah 2. Hukum Air 3. Hukum Pertambangan 4. Hukum Perikanan 5.Hukum Kehutanan 6. Hukum Penguasaan Atas Tenaga dan Unsur- unsur Dalam Ruang Angkasa (bukan “Space Law”)
  • 17. HUKUM AGRARIA LUAS SEMPIT PENGERTIAN Seperangkat hukum yang mengatur Hak Penguasaan atas Sumber Alam Seperangkat hukum yang mengatur Hak Penguasaan atas Tanah OBYEK Hak Penguasaan atas Sumber- sumber Alam Hak Penguasaan Atas Tanah RUANG LINGKUP - Hukum Tanah - Hukum Air - Hukum Pertambangan - Hukum Perikanan - Hukum Kehutanan - Hukum atas Tenaga dan Unsur-unsur dalam Ruang Angkasa (bukan Space Law) Hukum Tanah
  • 18. 1. Dalam pasal 4 dinyatakan, bahwa atas dasar hak menguasai dari Negara....... ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang....... Dengan demikian jelaslah, bahwa tanah dalam pengertian yuridis adalah permukaan bumi (ayat 1). Sedang hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang berbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Pengertian Tanah dan Hak Atas Tanah
  • 19. 2. a. Yang dipunyai dengan hak atas tanah itu adalah tanahnya, dalam arti sebagian tertentu dari permukaan bumi. b. Wewenang menggunakan yang bersumber pada hak tersebut diperluas hingga meliputi juga penggunaan sebagian tubuh bumi yang ada di bawah tanah dan air serta ruang yang ada diatasnya. c. Batas yang dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (2) dengan kata-kata : sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu, dalam batas- batas menurut undang-undang ini (yaitu: UUPA) dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi.
  • 20. 3. a. Pasal 8: pengambilan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi, air dan ruang angkasa perlu diatur. b. Penjelasan Pasal 8 disebutkan: karena ... hak-hak atas tanah itu hanya memberi hak atas permukaan bumi, maka wewenang-wewenang yang bersumber daripadanya tidaklah mengenai kekayaan-kekayaan alam yang terkandung dalam tubuh bumi, air dan ruang angkasa. Oleh karena itu maka pengambilan kekayaan yang dimaksudkan itu memerlukan pengaturan tersendiri. Ketentuan ini merupakan pangkal bagi perundang-undangan pertambangan dan lain-lainnya. c. Pengambilan kekayaan alam yang berupa bahan- bahan galian yang telah disinggung di atas, memerlukan adanya hak tersendiri, yaitu Kuasa Pertambangan yang diatur dalam UU Pokok Pertambangan.
  • 21. 4. a. Dalam Hukum Tanah negara-negara yang menggunakan apa yang disebut “Azas Accessie” atau “Asas perlekatan”, bangunan dan tanaman yang ada di atas dan merupakan satu kesatuan dengan tanah, merupakan “bagian” dari tanah yang bersangkutan. b. Perbuatan hukum mengenai tanah dengan sendirinya, karena hukum meliputi juga tanaman dan bangunan yang ada di atasnya. c. Hukum Tanah kita menggunakan asas Hukum Adat yang disebut asas pemisahan horizontal (dalam bahasa Belanda disebut : “horizontale scheiding”). Bangunan dan tanaman bukan merupakan bagian dari tanah. Maka hak atas tanah tidak dengan sendirinya meliputi pemilikan bangunan dan tanaman yang ada di atasnya.
  • 22. 5. Perbuatan hukum yang dilakukan bisa meliputi tanahnya saja. Atau hanya meliputi bangunan dan/atau tanamannya saja, yang kemudian dibongkar (“adol bedol”) atau tetap berada di atas tanah yang bersangkutan (“adol ngebregi”). Perbuatan hukumnya pun bisa juga meliputi tanah berikut bangunan dan/atau tanaman keras yang ada di atasnya, dalam hal mana apa yang dimaksudkan itu wajib secara tegas dinyatakan.
  • 23. 6. Pengertian “land” dalam perundang-undangan negara lain. a. Dalam National Land Code Malaysia (1965) pasal 5 pengertian “tanah” yang disebut land meliputi (“includes”) : i. that surface of the earth and all substances forming that surface; ii. the earth below the surface and all substances therein; iii. all vegetation and other natural products, whether or not requiring the periodical application of labour to their production, and whether on or below the surface; iv. all things attached to the earth or permanently fastened to anything attached to the earth, whether on or below the surface; and v. land covered by water.
  • 24. b. Dalam Land Titles Act Singapura (1993) Pasal 4 pengertian land didefinisikan sebagai : the surface of any defined parcel of the earth, and all substances there under, and so much of the column of air above the surface as is reasonably necessary for the proprietor’s use and enjoyment, and includes any estate or interest in land all vegetation growing thereon and structures affixed thereon or any parcel of airspace or subterranean pace held apart form the surface of the land as shown in an approved plan Subject to any provisions to the contrary the proprietorship of land includes natural rights to air, light, water, and support and the right of access to any highway on which the land abuts.
  • 25. Ada persamaan hakiki dengan pengertian “tanah” dalam arti yuridis seperti dijelaskan dalam UUPA, yaitu bahwa yang dimaksudkan dengan “land” adalah juga “permukaan bumi”. Tetapi diperluas hingga meliputi juga hak atas tubuh bumi di bawah dan ruang udara di atasnya, dalam batas-batas keperluannya yang wajar. Perbedaan lain adalah mengenai pemilikan bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah. Malaysia dan Singapura, seperti negara-negara lain pada umumnya, menggunakan asas accessie. Ada perbedaan juga mengenai pemilikan kekayaan alam dalam tubuh bumi di bawah yang dihaki. Ketentuan hukumnya di berbagai negara tidak seragam.
  • 26. 7. Negara Bagian Amerika Serikat (Arkansas, Kansas, Mississipi, Ohio, Pennsylvania, Texas dan West Virginia), yang disebut ownership states, minyak bumi dan gas, seperti halnya batubara dan mineral lainnya yang ada dalam tubuh bumi di bawah tanah adalah milik yang empunya tanah. 8. Dalam Hukum Negara Bagian New South Wales, Australia, semua minyak bumi dan helium adalah milik Crown, yang penguasaanya ada pada Negara Bagian. Emas dan perak juga milik Crown.
  • 27. HUKUM TANAH YANG DUALISTIS Perangkat Hukum Tanah Barat Perangkat Hukum Tanah Adat Kaedah-kaedahnya Kaedah-kaedahnya Tertulis Tidak tertulis Tertulis Tidak tertulis Buku II BW Buku III BW Buku IV BW Hk. Kebiasaan (Belanda Kuno) Agr. Wet 1870 Agr. Besluit 1870 Pra BW (seb. 1848) Hk. Tanah Adm Diciptakan : -Pemr. HB -Pemr. Swapraja Sebagai hukum yang berlaku dikalangan orang Indonesia asli (Bumiputra) (Hk. Tanah Swapraja) GARIS BESAR PERKEMBANGAN HUKUM TANAH SEBELUM 24/9/1960
  • 28. PLURALISTIS Ketentuan Pokok Ketentuan Pelengkap Hukum Tanah Adat Hukum Tanah Barat DUALISTIS Hukum Tanah Antar Golongan Hukum Tanah Administrasi Hukum Tanah Swapraja
  • 29. STATUS TANAH DI INDONESIA SEBELUM UUPA Tanah Hak Indonesia Tanah Hak Barat Diatur oleh Hukum Tanah Adat Belum didaftar Sudah didaftar Diatur oleh Hukum Tanah Barat
  • 30. Pada dasarnya tanah Hak Indonesia meliputi semua tanah yang tidak diatur oleh Hukum Tanah Barat. a. Kaedah tidak tertulis, yang berlaku di Indonesia bagi penduduk asli sejak semula; b. Kaedah tertulis, yang diciptakan oleh : - Pemerintah Swapraja, misalnya peraturan mengenai tanah di daerah Kesultanan Yogyakarta, Surakarta atau Sumatera Timur - Pemerintah Hindia Belanda, misalnya : (1) Hak Agrarisch Eigendom, Stbl. 1872-117 (Koninklijk Besluit) dan Stbl. 1873-38; (2) Grond Vervreemdings Verbod (larangan pengasingan tanah), Stbl. 1875-179
  • 31. HUKUM BELANDA KUNO Tertulis Tidak tertulis Mis. Overschrijvings Ord. Stbl. 1834-27 Peraturan tentang sewa menyewa tanah partikelir, mis. Zaman VOC dulu sebagian tanah di Jakarta adalah milik partikelir yang disewakan untuk mendirikan bangunan. Lembaga ini diatur menurut hukum kebiasaan dan dikenal sebagai “Bataviasche Grondhuur”
  • 32. SESUDAH 1848 BUKU II BW, antara lain mengatur lembaga-lembaga : -Eigendom (Pasal 571) -Opstal (Pasal 711) -Erfpacht (Pasal 720) -Gebruik (Pasal 818) BUKU III BW, mengatur : 1. Masalah jual beli tanah yang terdiri dari 2 tahap (Pasal 1457 & 1458): - Tahap perjanjian, yang belum berarti hak atas tanah berpindah; - Tahap jurisdische levering, tahap terjadinya pemindahan hak atas tanah yaitu balik nama di kantor kadaster 2. Masalah sewa menyewa tanah (Pasal 1588-1600). Ketentuan sewa menyewa ini dengan adanya UUPA sekarang tidak berlaku lagi. BUKU IV BW, mengatur lembaga daluwarsa (acquisitive verjaring) yang upaya hukum untuk dinyatakan sebagai eigenaar (Pasal 610 – 1955 jo 1963). Acaranya disebut “eigendom-uitwijzing” (Pasal 621, 622 dan 623). Selain itu, hak eigendom dapat diperoleh melalui lembaga daluwarsa (Pasal 584)
  • 33. TANAH DOMAIN NEGARA Tanah Kosong Tanah Hak Adat Tanah Hak Barat lainnya Tanah Hak Eigendom Tanah Daerah Swapraja
  • 34. HUKUM TANAH BARAT Sebagai Pemilik Sebagai Penguasa Hak-hak Perorangan : - Hak Eigendom - Hak Erfpacht - Hak Opstal - Hak Gebruik - Hak Sewa Hak-hak Indonesia: Hak Milik Adat
  • 36. HUKUM TANAH ADAT Hak Ulayat Unsur Kepunyaan Unsur Kekuasaan Kepala Adat Hak-hak Perorangan: (Hak-hak atas Tanah) Primer : Hak Milik Adat Hak Pakai Sekunder : Hak Gadai Hak Usaha Bagi Hasil Magersari, Sewa
  • 37. HUKUM TANAH NASIONAL Hak Bangsa (Ps. 1) Unsur Kepunyaan Unsur Kekuasaan Hak Menguasai Negara (Ps. 2) Hak-hak Perorangan: (Hak-hak atas Tanah) Primer : Hak Milik Hak Pakai Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Sekunder : Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Gadai Hak Usaha Bagi Hasil Magersari, Sewa
  • 38. SEBELUM UUPA S/D 23 SEPTEMBER 1960 SESUDAH UUPA (Sesudah 24 SEPTEMBER 1960) KEDUDUKAN HUKUM Terpencar dalam berbagai hukum: - Hk. Tanah Barat Adm. Perdata - Hk. Tanah Adat Adm. Perdata - Hk. Tanah Administrasi - Hk. Tanah Swapraja - Hk. Tanah Antar Golongan Satu Obyek Satu Sistimatika KEDUDUKAN NEGARA Pemilik /Badan Hukum Perdata Badan Penguasa KEDUDUKAN HAK Hak-hak Barat Hak-hak Adat Hak-hak Swapraja Unifikasi dalam Hak melalui Ketentuan Konversi