1. Pandemi COVID-19 menyebabkan stres pada masyarakat karena ketidakpastian dan perubahan gaya hidup. 2. Stressor utama meliputi ketakutan menular, kehilangan pekerjaan, stigma, dan beban kerja pada tenaga kesehatan. 3. Gejala stres meliputi cemas, depresi, gangguan tidur, yang dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental.
1. MANAJEMEN STRES PADA
PANDEMI COVID -19
DUMA LUMBAN TOBING
SABTU, 6 JUNI 2020
Prodi D3 KEPERAWATAN , FIKES UPN Veteran Jakarta
2.
3. • Penyakit baru
• Ketidakpastian kapan berakhir
• Belum ditemukannya vaksin dan obatnya
• Perubahan pola kehidupan ( adanya kebiasaan
baru)
STRESS
STRESOR
4. Stressor pada saat
karantina
1. Durasi karantina yang lama
2. Ketakutan menularkan ke
orang lain
3. Kehilangan rutinitas harian,
pengurangan kontak fisik
dan sosial
4. Kekurangan informasi
terkait dengan tujuan
karantina dilakukan.
Stressor setelah
karantina
1. Gejala cemas, depresi,
rasa marah yang
memanjang
2. Penghasilan menurun,
PHK
3. Stigma bagi yang pasien
dan keluarga dan tenaga
kesehatan
5. STRESOR BAGI TENAGA KESEHATAN
STIGMATISASI
APD yg
membatasi gerak,
kesiagaan dan
kewaspadaan
yang terus-
menerus
Tuntutan
pekerjaan yang
lebih tinggi,
termasuk waktu
kerja yang lama
jumlah pasien
yang meningkat
Rasa takut
menularkan
COVID-19 ke
kelurarga dan org
lain
.
6. BEBERAPA HASIL PENELITIAN
Penelitian Li, et all (2020) menunjukkan
dari 1,563 tenaga kesehatan : 50.7%
mengalami depresi, 44.7% mengalami
kecemasan dan 36.1% mengalami gangguan
tidur
Add Text
PowerPoint Presentation
Survey yang dilakukan IPKJI – Departemen
Kep. Jiwa UI pada 2155 perawat di RS dan
PKM (2020) menunjukan :
Alat ukur : Self-Reporting Quessioner(SRQ)
70,3%% (1515 orang) merasa cemas,
tegang, dan khawatir, 53.7% (1157 orang)
merasa mudah Lelah, 44,9% (969 orang)
mudah merasa ketakutan , 42,5 % (916
orang) tidur tidak nyenyak, 31,4% (676
orang) merasakan sakit kepala, 29,6% (639
orang) Merasa tidak Bahagia, 1.3% (29
orang) memiliki pikiran untuk mengakhiri
kehidupan/bunuh diri
Penelitian yang dilakukan Qiu , et all ( 2020)
menunjukkan :
▪ Wanita lebih banyak yang mengalami stress dan
masalah psikologis.
▪ Usia 18-30 dan usia diatas 60 rentan terhadap stress
▪ Pendidikan tinggi yang berhubungan dengan
kewaspadaan diri
▪ Pekerja yang bekerja antar kota lebih rentan
mengalami stress
▪ Penduduk yang tinggal di daerah kasus tertinggi
7. STRES PADA PANDEMI COVID
▪ Stres adalah perubahan hidup yang memer
lukan penyesuaian akibat pandemi covid -
19
▪ Stres merupakan realitas kehidupan setiap
hari, tidak dapat dihindarkan.
▪ Ketika stres → mekanisme penyelesaian
masalah
▪ Adaptasi tercapai
8. RESPON TERHADAP PANDEMI COVID-19
REAKTIF : Reaksi yang cepat, tegang dan agresif terhadap keadaan
yg terjadi dan menyebabkan kecemasan, kepanikan.
9. Breathe : Ambil waktu untuk
berpikir apa yg akan
dilakukan, yg bermanfaat dan
tidak berlebihan
01
Assess : Cek fakta yang valid
dari sumber terpercaya, hindari
informasi yg salah, berlebihan, yg
membuat kecemasan berlebihan
02
Action : Lakukan tindakan yg
sesuai yg dianjurkan, tetap
nilai risikonya dan tetap
tenang
03 Reflect : Merefleksikan apa yg
sudah dilakukan, menilai situasi
terkini dan mempersiapkan respon
berikutnya yg akan diambil.
04
RESPON TERHADAP PANDEMI COVID-19
RESPONSIF : sikap tenang, terukur, mencari tahu apa yg harus dilakukan
dan memberikan respon yg tepat dan wajar.
10. DAMPAK STRES
▪ Kortisol adalah hormon utama yang
dilepaskan ketika tubuh sedang
stress.
▪ Kortisol menyebabkan efek pada
berbagai organ
▪ Reaksi Psikosomatis
TANDA DAN GEJALA :
▪ Cemas, takut , gelisah
▪ Jantung berdebar lebih kencang, nafas
cepat, perut mual, kembung, diare,
kepala pusing, otot otot terasa tegang
dan nyeri, gangguan tidur
▪ Sulit berkonsentrasi, sulit mengambil
keputusan, bingung
11. RESPON PSIKOSOSIAL PADA PANDEMI COVID – 19
01 02
03
04
05
06
Takut tertular, takut
meninggal, merasa tidak
berdaya, bosan, kesepian
dan depresi
Takut datang ke fasilitas
layanan kesehatan
Takut kehilangan pekerjaan,
takut PHK
Takut diasingkan karena
dianggap berasal dari,
tempat-tempat terdampak
(red zone)
Merasa tidak berdaya untuk
melindungi orang-orang terkasih
dan takut kehilangan orang-orang
terkasih
Takut terpisah dari keluarga
karena aturan karantina
12. MANAJEMEN STRES
▪ Manajemen stress adalah dimana individu
melakukan pengontrolan atau pengaturan
stress
▪ Tujuannya : mengenal penyebab stress dan
mengetahui teknik-teknik mengelola stress,
sehingga orang lebih baik dalam menguasai
stress dalam kehidupan
13. Cari sumber terpercaya sebagai
sumber informasi, seperti situs
web WHO atau Kementerian
Kesehatan atau Dinas
Kesehatan, kurangi menonton
/mendengar info negatif/hoax
Cari orang yang kita percayai
untuk curhat tetapl, kontak
keluarga , teman melalui
telepon dan penggunaan
platform media sosial.
Jgn mengkonsumi alkohol,
obat – obatan untuk
mengatasi perasaan ,
hubungi tenaga
kesehatan / konsultasi
daring ,is. Konsul sahabat
perawat di www.ipkji.org
Lakukan Tehnik –tehnik manajemen stress
Rasa sedih, tertekan, khawatir,
bingung, takut atau marah saat
krisis itu normal
Terapkan pola hidup sehat ,
jika harus beraktifitas ikuti
protocol
14. ▪ Apabila terdapat 5 atau lebih jawaban YA pada no 1-
20 berarti terdapat masalah psikologis seperti cemas
dan depresi
▪ Apabila terdapat jawaban YA pada No. 21 berarti
terdapat penggunaan zat psikoaktif/narkoba
▪ Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari no.
22-24 berarti terdapat gejala gangguan psikotik
(gangguan dalam penilaian realitas) yang perlu
penanganan serius
▪ Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari no.
25-29 berarti terdapat gejala-gejala gangguan PTSD
(Post Traumatic Stress Disorder)/gangguan stres
setelah trauma
Langkah 1 :
▪ Kajian tanda dan
gejala yang alami.
▪ Menggunakan
kuesioner Self-
Reporting
Questionnaire-29
(SRQ-29)
▪ Kunjungi web:
www.ipkji.org untuk
melakukan deteksi
15. MODIFIKASI
LINGKUNGAN
(Lingkungan Fisik
dan Lingkungan
Sosial
LANGKAH 2 : TEHNIK MANAJEMEN STRES
CARA FISIK
(Latihan Nafas
Dalam dan
Relaksasi Otot
Progresif )
MENGELOLA
PIKIRAN
( Latihan berfokus
pada 5 Jari,
Penghentian
Pikiran dan
Afirmasi )
MENGELOLA
EMOSI (EMOSI
POSITIF)
MEMBANGUN
SPIRITUAL
POSITIF
16. ▪ Ambil posisi nyaman bisa
duduk atau tiduran, tutup mata,
tarik nafas dalam dari hidung
ditahan sebentar ( 3-5 detik)
kemudian hembuskan udara
perlahan lahan dari mulut
▪ Ulangi 4 sampai 5 kali.
▪ Evaluasi manfaatnya, dan latih
secara rutin 3 sampai 4 kali per
hari
LATIHAN TARIK NAFAS
DALAM
17. LATIHAN RELAKSASI
OTOT PROGRESIF
Relaksasi Otot Progresif (ROP)
adalah latihan mengencangkan dan
mengendurkan otot sambil nafas
dalam pada otot muka sampai kaki:
mata dan dahi, pipi, mulut, tengkuk,
bahu, tangan, dada, perut, punggung,
bokong, kaki dan telapak kaki
Mata dan dahi dikerutkan , pipi
digembungkan, pipi dikempotkan
mulut nyengir, mulut mencucu, dagu
menempel ke dada, bahu diangkat
menyentuh telinga, tangan ditekuk ke
arah badan
18. LATIHAN RELAKSASI
OTOT PROGRESIF Tangan diluruskan menjauhi badan,
membusungkan dada, melengkungkan
punggung belakang, menggembungkan
perut, bokong menjepit kertas, telapak
kaki mengarah ke badan, telapak kaki
menjauhi badan
19. MENGELOLA EMOSI
▪ Emosi yang Positif seperti kegembiraan
akan meningkatkan hormone endorphin,
meningkatkan imunitas
▪ Upaya : Lakukan kegiatan yg
menyenangkan / hobi
Emosi negatif : Stres, kecemasan ,depress
akan meningkatkan hormone kortisol yang
akan menurunkan imunitas, resiko infeksi
20. LATIHAN BERFOKUS PADA 5 JARI
Pertemukan ibu jari
dengan jari tengah.
Bayangkan orang
yang saudara sayangi
dan sangat perhatian
dan perduli pada kita .
• Fokus pandangan dan
pikiran pada ke lima jari
• Tarik nafas dalam, rileks
• Kosongkan pikiran
• Pertemukan Ibu jari
dengan Telunjuk dan
bayangkan saat badan
sehat dan tidak ada
gangguan apapun. Terasa
segar dan kuat
Pertemukan ibu jari
dengan jari manis
Bayangkan saat
saudara mendapat
pujian atau saudara
mendapat prestasi.
Bayangkan betapa
senangnya saudara
Pertemukan ibu jari
dengan jari kelingking
Bayangkan kita berada
ditempat indah yang kita
sukai/ pernah kita
kunjungi. Misalnya di
pinggir pantai dipagi hari
Tarik nafas Dalam, buka
mata , Evaluasi
manfaatnya dan latih
rutin 3-4 kali/hari ..
21. LATIHAN STOP BERPIKIR
Rasakan muncul pikiran positif, ulangi 2 sampai 3 kali.
Latih setiap hari jika ada pikiran yang mengganggu
Bayangkan / ingat pikiran paling mengganggu hingga
hitungan tertentu misalnya 5, 7 atau 10 dan pada hitungan
terakhir 5, 7, atau 10 katakan STOP pada pikiran tersebut
Identifikasi pikiran yang paling menggangu, lalu tarik nafas
dalam, tutup mata dan kosongkan pikiran
Setiap kali muncul pikiran yang mengganggu muncul dan tak dapat
mengendalikannya, maka dapat dilakukan penghentian pikiran
dengan mengatakan STOP
Option E
22. BERPIKIR POSITIF - AFFIRMASI
▪ Manfaat : meningkatkan endorphine
▪ Pikirkan dan tulis pengalaman yang
menyenangkan tentang tentang diri
sendiri, keluarga, kelompok dan
masyarakat
▪ Lakukan affirmasi yaitu dengan
mengucapkan pada diri sendiri semua
pikiran positif sehingga pikiran
dipenuhi oleh pengalaman yang
menyenangkan.
▪ Susun rencana tujuan yang positif dan
ucapkan : “Semua pasti bisa dilewati”
“saya bisa sembuh” Pandemi ini akan
berakhir , “Lawan corona pasti bisa “
23. MODIFKASI LINGKUNGAN
▪ Rumah yang rapi, bersih,
tenang dan nyaman akan
membantu mengatasi situasi
stres
▪ Musik atau suara yang
lembut akan juga memberi
perasaan rileks
▪ Pemandangan yang hijau,
berbunga dan indah juga
dapat memberi ketenangan
.
LINGKUNGAN FISIK
▪ Lingkungan sosial yang
terdekat dengan kita adalah
orang tua, suami/istri, anak,
adik atau kakak.
▪ Memberi salam, penghargaan,
harapan, saling menolong ,
berbagi hal yang positif dan
menghindar diskusi tentang
hal-hal yang negatif
▪ Menjalin komunikasi dengan
teman, kerabat ( daring)
.
LINGKUNGAN SOSIAL
24. MEMBANGUN SPIRITUAL POSITIF
Melaksanakan ibadah bersama di
rumah dengan semua anggota
keluarga secara daring
Berdoa untuk diri sendiri dan
keluarga, masyarakat, tenaga
Kesehatan dan pemerintah
Senantiasa membaca kitab suci dan
perbanyak membaca buku-buku
agama
25. PENUTUP
▪ Rasa sedih, tertekan, khawatir, bingung, takut atau marah
saat krisis itu normal termasuk dalam pandemic covid 19
▪ Jika masalah psikologis memanjang dan sulit diatasi ,
datang ke dokter atau hubungi layanan kesehatan ( dapat
dilakukan daring)
▪ Lakukan peningkatan imunitas fisik dengan gaya hidup
sehat
▪ Stres tidak dapat dihindari, tapi harus dikelola dengan
melakukan manajemen stres
26. DAFTAR RUJUKAN
Keliat, B.A., Marliana, T., Windarwati, H. W., Mubin, M. F., Sodikin, M. A., Prawiro, A. D., Trihadi, D.,
& Kembaren, L. (2020). Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial (Mental Health and Psycho Social
Support) COVID-19:Keperawatan Jiwa . Jakarta.
Li W, Yang Y, Liu Z-H, Zhao Y-J, Zhang Q, Zhang L, et al. Progression of Mental Health Services
during the COVID-19 Outbreak in China. Int J Biol Sci. 2020;16(10):1732–8.
Qiu J, Shen B, Zhao M, Wang Z, Xie B, Xu Y. A .Nationwide survey of psychological distress among
Chinese people in the COVID-19 epidemic: implications and policy recommendations. Gen Psychiatry.
2020 Mar 1;33(2):e100213.
WHO. 2020. Mental health and psychosocial considerations during the COVID-19 outbreak.
WHO. 2020 . Catatan tentang aspek Kesehatan jiwa dan psikososial-wabah-covid-19
https://www.who.int/health-topics/coronavirus