1. Mengelola Stres
Menurunkan Risiko Gangguan Emosi
Dr.dr. Arlisa Wulandari, SpKJ.MKes.
Departemen Psikiatri
FK Univ. Jenderal Achmad Yani – RS Dustira
9 Agustus 2022
2. memengaruhi kondisi psikis, mencetuskan gangguan jiwa
(tersering gangguan emosi),
dan melalui berbagai mekanisme mengganggu kondisi fisik
STRES
Pendahuluan:
3. STRES :
Reaksi pada tubuh untuk menyesuaikan diri/mengatasi tekanan-
tekanan, baik yang berasal dari dalam dirinya atau dari luar dirinya.
Creer TL. Psychologyof Adjustmment – An Applied Approach, Prentice Hall, 1997
Sharpley CF. Understanding and Treating Depression – Biological, Psychological and Behavioral Perspectives, 1st ed., Tilde Pub and
Distribution, 2013
6. Fase Stres
Fase positif dari stres
(Eustres)
● Kewaspadaan ↗
● Vitalitas ↗ , Antusiasme ↗
● Optimisme ↗
● Daya tahan tubuh ↗
● Stamina fisik ↗
● Hubungan personal/sosial ↗
● Kreativitas ↗ , Produktivitas ↗
Fase negatif dari stres
(Distres)
● Kelelahan
● Gangguan konsentrasi
● Sensitif, mudah tersinggung
● Kemampuan komunikasi ↙
● Risiko kecelakaan ↗
● Penyakit fisik dan psikis
● Kreativitas ↙, Produktivitas ↙
7. Pencetus stres al :
1. Kesulitan/gagal beradaptasi
2. Kondisi/suasana lingkungan, kondisi yang menimbulkan konflik
3. Kondisi yang membuat frustasi
● Tidak tahu harus berbuat apa.
● Keinginan atau kegiatan kita mengalami hambatan sehingga tujuan
tak tercapai.
4. Beban yang terlalu berat, yang melebihi
kapasitas/kemampuan
5. Ketidak mampuan/kekurangan/keterbatasan
6. Citra diri dan percaya diri yang rendah
7. Ciri kepribadian dan perilaku tertentu
(Cara berinteraksi dengan lingkungan, menentukan
tingkat stres)
8. Mudah cemas
8. Efek dari reaksi stres memengaruhi otak dan seluruh fungsi tubuh
● Sistim kekebalan tubuh
● Sistim saraf
● Keseimbangan hormonal
● Sistim jantung & pembuluh darah
● Sistim pencernaan
● Sistim pernapasan
● Kulit
● Sistim uro-genital
● Kesehatan jiwa
9. Emosi
Kondisi suasana perasaan yang dipengaruhi faktor fisik dan psikis , yang
memengaruhi pikiran dan perilaku.
Emosi umumnya berhubungan dengan kondisi psikologis, termasuk
temperamen, ciri kepribadian, mood, dan motivasi
Kriteria Emosi Normal
1. Sesuai rangsang yg menimbulkannya.
2. Lamanya perubahan emosi sesuai dg rangsang dan situasinya, tidak
berlarut dan tidak bereaksi tiba2.
3. Intensitasnya cukup
13. Keluhan Umum Pada Gangguan Cemas dan/atau Depresi
• Sebagian besar pasien datang dengan keluhan somatik
• Keluhan ini dianggap lebih bisa diterima daripada keluhan psikologis
14. Depresi
● Gangguan suasana perasaan
● Tanda:
Rasa sedih - Hilang minat dan rasa senang
Berat badan ↑ atau ↓
Napsu makan ↓
Insomnia/hipersomnia
Agitasi/retardasi psikomotor
Lelah/tak bertenaga
Rasa tidak berguna, rasa bersalah
Sulit konsentrasi
Pada kondisi berat dapat timbul pikiran mengenai
kematian ataupun ide bunuh diri
(DSM - 5)
15. Depresi
● Mengganggu fungsi kehidupan
● Pencetus gangguan fisik
● Bila bersamaan dengan penyakit fisik, mengganggu
proses penyembuhan
● Meningkatkan angka kematian
17. Cemas (Anxiety)
• Dapat dialami oleh setiap
orang apabila menghadapi
stimulus lingkungan atau stres
sehari-hari
• Kecemasan respon normal
pertama dari individu
terhadap ancaman/stresor
yang timbul dari dalam
individu sendiri atau
lingkungannya
18. Cemas - Gangguan Cemas
● Tidak semuanya kecemasan akan menjadi Gangguan
Cemas , jika dapat beradaptasi dengan stres yang
dialami.
● Kecemasan yang menetap dalam waktu lama, tidak
mereda, atau intensitas yang kuat, berulang dan
mengganggu fungsi sehari-hari tanda dari
Gangguan Cemas.
19. Gejala dan Tanda Gangguan Cemas Menyeluruh
A. Ketegangan mental berupa kecemasan dan rasa khawatir,
sulit berkonsentrasi
B. Ketegangan fisik/motorik antara lain gelisah, gemetar,
tidak dapat relaks, ketegangan otot, sakit kepala
C. Overaktivitas otonom: palpitasi (berdebar), berkeringat,
sesak nafas, kepala terasa ringan, keluhan epigastric
(lambung), mulut kering, pusing
berlangsung hampir setiap hari, minimal beberapa minggu,
tidak terbatas pada kondisi tertentu.
Seringkali berkaitan dengan adanya stres lingkungan yang
kronis.
22. Intervensi Psikososial
● Dalam keadaan panik atau cemas bernafas akan lebih cepat →
Belajar mengendalikan pernafasan dengan bernafas lambat
(membantu merasa lebih tenang dan rileks → Relaksasi - teknik nafas
lambat.
● Olah raga teratur, melakukan aktivitas yang disenangi serta
menerapkan perilaku hidup sehat.
● Berpikir positif, manajemen stres yang baik.
Jika terjadi serangan panik:
▫ Pilih tempat yang tenang hingga serangan berlalu
▫ Pusatkan perhatian untuk mengendalikan gangguan cemas,
bukan pada gejala fisik
▫ Bernafas dengan lambat dan rileks.
23. Mengantisipasi dan meminimalisir timbulnya stres:
1. Mengenali situasi lingkungan, tidak mengerjakan hal diluar
kemampuan, fleksibel
2. Menyadari ada hal yang diluar kontrol kita
3. Ekspresikan perasaan
4. Mengelola waktu dan sumber daya, menentukan prioritas
secara realistis, mengatur waktu sesuai prioritas
5. Menjaga kesehatan, istirahat cukup, makan cukup dan
seimbang, olah raga, menghindari kebiasaan buruk dan
ketergantungan zat
6. Menjaga pertemanan/silaturahmi, membantu orang lain
7. Menerima diri apa adanya
24. Kecerdasan Emosional
Kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan
orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan
mengelola emosi yg baik pada diri sendiri dalam hubungan dengan
orang lain.
Kecerdasan emosi dapat memprediksi kesuksesan hidup seseorang
sebanyak 80% bila ditunjang dengan pengolahan emosi yang sehat.
Kecerdasan saja tidak akan menghasilkan seseorang yang sukses
hidupnya dimasa akan datang.
25. 25
Kecerdasan Emosional (Daniel Goleman)
Self-regulation
The ability to control or re- direct disruptive emotional impulses and moods. It involves the ability
to suspend judgement and delay action to allow time for thought.
Self-awareness
The ability to recognise and understand personal moods, emotions and drives and the effect of
them on both self and others. Developing this ability is essential for realistic self-assessment and
builds self-confidence
Internal motivation
Is about working with and for an inner vision of what is important, a curiosity and desire for learning
and development, a drive that goes beyond external rewards such as money or status.
Empathy
The ability to understand the emotional make-up of others and the skill to treat people according to
their emotional reactions. Includes skills in building and maintaining relationships.
Social skills
The ability to manage relationships, build networks, find common ground and build rapport. It will
often help when leading change, being persuasive, building expertise and getting great performance
from teams.
26. Memelihara emosi yg konstruktif
1. Bangkitkan rasa humor
2. Peliharalah selalu emosi positif, jauhkan emosi negatif
3. Berorientasi pada kenyataan
4. Kurangi dan hilangi emosi negatif
Beberapa cara marah yang sehat:
1. Marah pada orang yang tepat
2. Marah pada waktu yang tepat
3. Marah dengan kadar yang tepat
4. Marah pada kesalahan yang tepat
Skizofrenia bukan kutukan, penyakit menular ataupun turunan. Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan, sama seperti penyakit lainnya, dimana terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter atau zat kimia dalam otak. Skizofrenia, sama halnya seperti penyakit kronis lain seperti hipertensi ataupun diabetes, merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan terus menerus.
Ketidakseeimbangan neurotransmiter yang ada di otak mengakibatkan penderita skizofrenia tidak dapat membedakan kenyataan atau bukan, berpikir logis, memberikan respon emosi yang wajar dan berperilaku normal.
Skizofrenia bukan kutukan, penyakit menular ataupun turunan. Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan, sama seperti penyakit lainnya, dimana terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter atau zat kimia dalam otak. Skizofrenia, sama halnya seperti penyakit kronis lain seperti hipertensi ataupun diabetes, merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan terus menerus.
Ketidakseeimbangan neurotransmiter yang ada di otak mengakibatkan penderita skizofrenia tidak dapat membedakan kenyataan atau bukan, berpikir logis, memberikan respon emosi yang wajar dan berperilaku normal.