SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
OPTIMISME PEMERINTAH MAMPU MENCEGAH RESESI EKONOMI
(Sebuah Analisis Sederhana), oleh: Muhardi Karijanto, SE MM.
PERMASALAHAN
Menurut release Badan Pusat Statistik (Rabu (5/8/2020), PDB triwulan II (Q2
2020) atas dasar harga berlaku Rp 3.687,7 triliun, yg berarti pertumbuhan
ekonomi Indonesia kuartal II mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen year on
year (yoy). Angka ini memburuk dari Q1 2020 yang mencapai 2,97 persen dan
Q2 2019 yang mencapai 5,05 persen.
Kontraksi sebesar 5,32% itu merupakan yang terendah sejak triwulan I tahun
1999. Ketika itu, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 6,13%.
Pertumbuhan ekonomi Q2 2020 ini juga yang terburuk sejak krisis 1998. Waktu
itu pertumbuhan Indonesia minus 16,5 persen sepanjang 1998. Sementara itu
pada Q2 2008 lalu, saat krisis finansial global melanda, Indonesia masih
sanggup tumbuh 2,4 persen. Lalu secara keseluruhan sepanjang tahun pada
krisis 2008, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 6,1 persen.
Pengumuman BPS ini juga mengonfirmasi kontraksi Q2 2020 lebih dalam dari
prediksi Kemenkeu dan BI di kisaran minus 3,8 - 5,1 persen. Meski demikian,
secara teknikal Indonesia belum mengalami resesi karena pada Q1 2020 PDB
Indonesia masih mengalami pertumbuhan positif 2,97 persen.
Dibandingkan 9 negara lain yg telah terkonfirmasi resesi, yaitu: Amerika Serikat
(minus 32,9 persen), Korea Selatan (minus 4,6 persen), Singapura (minus 41,2
persen), Hongkong (minus 9 persen dalam 4 kuartal berturut-turut), Filipina
(minus 16,5 persen), Jerman (minus 12,3 persen), Jepang (minus 10,6 persen
dalam 2 kuartal berturut-turut), Perancis (minus 5,8 persen), Italia (minus 4,7
persen) kondisi perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik.
Di kawasan Asean, selain Singapura dan Filipina, diramalkan oleh para
pengamat ekonomi Thailand dan Malaysia juga akan segera menyusul
memasuki resesi
Dilihat dari sisi pengeluaran, terjadinya kontraksi Q2 2020 terutama
disebabkan oleh:
1. Konsumsi rumah tangga (C) yang memiliki porsi 57,85 persen dari PDB
tumbuh minus 5,51 persen;
2. Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) atau indikator investasi (I) yang
menyumbang 30,61 persen dari PDB juga minus 8,61 persen.
3. Konsumsi pemerintah (G) dengan porsi 8,67 persen dari PDB tumbuh
minus 6,9 persen.
4. Konsumsi Lembaga Non-Profit (C) yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT)
dengan porsi 1,36 persen tumbuh minus 7,76 persen.
5. Sebagian besar sektor-sektor lain juga mencatat mengalami
pertumbuhan negatif, rata-rata 1 persen.
Alhamdulilah, pada Q2 2020 ini, dilihat dari sisi lapangan usaha, masih ada
beberapa lapangan usaha yg mengalami pertumbuhan positif, antara lain
informasi dan komunikasi, jasa keuangan, pertanian, real estate, jasa
pendidikan, jasa kesehatan, dan pengadaan air. Meskipun lapangan-lapangan
usaha tersebut kontribusinya sangat kecil dalam pembentukan PDB, namun
membuktikan perekonomian kita masih memiliki secercah cahaya untuk
banhkit kembali (rebound) pada Q3 2020.
Ekspor yang memegang porsi 15,69 persen PDB tumbuh minus 11,66 persen.
Impor dengan porsi 15,52 persen tumbuh minus 16,96 persen. Atau dengan
kata lain (X-M) tumbuh positif 5,3 persen
KEBIJAKAN
Sesuai UU No. 2/2020, Presiden sudah menandatangani Perpres 72/2020,
Jumat (26/6/2020), tentang Perubahan Kedua APBN 2020, dimana
komposisinya diubah dengan perkiraan
defisit anggaran ditetapkan sebesar 6,34% atau setara Rp 1.039,2 triliun
terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka defisit didapat lantaran
pemerintah menetapkan target pendapatan negara sebesar Rp 1.699,9 triliun
dan belanja negara sebesar Rp 2.739,1 triliun, dimana di dalamnya termasuk
Rp 695,2 triliun untuk penanganan Covid-19.
Target pendapatan negara yang mencapai Rp 1.699,9 triliun ini mengalami
penurunan 3,46% dari target yang tertera pada Perpres 54/2020 yang sebesar
Rp 1.760,9 triliun. Sedangkan anggaran belanja yang sebesar Rp 2.739,1 triliun
mengalami peningkatan 5% dibandingkan dengan target di Perpres 54/2020.
PELAKSANAAN KEBIJAKAN
Berdasarkan evaluasi baik terhadap realisasi anggaran K/L dan dana khusus
covid 19 sampai kuartal II dirasa sangat menyedihkan. Dimana dari dana
alokasi K/L dan Dana Transfer ke Daerah yg sebesar Rp 2.043,9 triliun baru
berkisar 22% atau sebesar Rp. 449,66 triliun, sedangkan dana covid lebih
menyedihkan lagi, yaitu baru 20,19% atau sebesar Rp. 140,36 triliun. Itu
artinya, sampai dengan berakhirnya kjuartal II 2020, masih terdapat dana
sebesar Rp 1.596,24 triliun di K/L/Pemda, dan Rp 554,84 triliun dana khusus
covid 19 yg belum didisbursment.
Lambannya pencairan dana khusus covid 19 dan juga alokasi anggaran
K/L/Pemda dipercaya menjadi salah satu BIANG KEROK terjadinya kontraksi
pada perekonomian Q2 2020.
Menyadari kelambanan tsb Presiden menerbitkan Perpres no.82/2020 ttg
Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yg
mensinergikan upaya penanganan Covid 19 berjalan parallel dengan
pemulihan ekonomi.
Diharapkan keterpaduan penanganan Covid 19 dengan pemulihan ekonomi ini
mampu menyalakan sinergi yg kuat di antara 18 sektor yg tercakup dalam
Komite, mampu melenyapkan ego sektoral sehingga akhirnya mampu
menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi.
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi Q3
2020 harus positif. Dengan kata lain PDB Q3 2020 nilainya harus sama atau
lebih besar dari PDB Q3 2019 seb Rp 4.067,8 triliun atas harga yg berlaku.
Menurut Hukum Pareto Optimum, komponen PDB dari sisi pengeluaran yg
harus didorong peningkatannya secara optimal adalah:
1. Konsumsi rumah tangga (C) 57,85
2. Investasi (I) 30,61%
3. Belanja Pemerintah (G) 8,67%
Karena C + I + G ini kontribusinya terhadap PDB 97,13% sehingga peningkatan
pengeluaran di tiga komponen tsb akan berdampak sangat signifikan sekali
terhadap pertumbuhan PDB.
Pemerintah dapat mendorong C dan G dengan cara melecut K/L/Pemda dan
Komite Covid 19/PEN agar pada Q3 2020 ini membelanjakan anggaran nya
seoptimal mungkin, dari seluruh sisa dana yg masih ada dalam APBN, yaitu seb
Rp 1.596,24 triliun di K/L/Pemda, dan Rp 554,84 dana khusus Covid 19 atau
total sebesar Rp. 2.151,08 triliun.
Karena dengan G yg bersifat stimulus kepada golongan miskin dan jaring
pengaman sosial akan memiliki multiplier effect yg dapat melipatgandakan
konsumsi rumah tangga (C). Sebagai Negara yg sudah menuju lepas landas,
perekonomian Indonesia sebagian besar didorong oleh konsumsi rumah
tangga (Consumption Driven Economic) Sektor Konsumsi Rumah Tangga (C) ini
memiliki kontribusi yg signifikan terhadap PDB disamping menjadi katalisator
sektor-sektor lainnya.
Maka pemerintah harus berkonsentrasi penuh dan sungguh-sungguh untuk
meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini dari -5,51% menjadi
tumbuh positif atau minimal 0% agar menyamai nilai PDB Q3 2019 sebesar Rp
4.067,8 triliun atau lebih.
Rendahnya penyerapan APBN pada triwulan II 2020 memberikan hikmah
sendiri, karena dengan demikian kita masih memiliki ruang fiskal yg longgar
untuk menggelontorkan berbagai pengeluaran yg bersifat stimulus baik ke sisi
demand agar masyarakat tetap memiliki daya beli, maupun insentif korporasi
ke sisi supply sehingga dunia usaha tetap bisa berproduksi dan ekonomi sektor
riil tetap bisa bertumbuh. Kedua sisi harus dilakukan treatment secara
seimbang, karena ketidakseimbangan justru dapat mengakibatkan inflasi
ataupun deflasi.
Keseimbangan antara bertambahnya uang yg beredar di masyarakat sebagai
akibat pemberian berbagai stimulus berupa bantuan sosial, padat karya, kartu
prakerja, tambahan penghasilan kepada karyawan yg bergaji rendah, gaji ke-13
buat PNS/pensiunan dll harus juga diikuti dengan insentif korporasi berupa
pemberian hibah kepada usaha mini mikro, dan subsisi barang modal, subsidi
bunga, restrukturisasi pinjaman, pengurangan/penundaan pembayaran pajak
dll kepada UMKM agar dunia usaha kecil dan menengah dapat memulai
berproduksi kembali.
Ketika perekonomian mengalami proses adaptasi dan penyesuaian ekonomi
terhadap kondisi kenormalan baru akibat pandemic covid 19, tentu
berpengaruh terhadap faktor-faktor produksi, pola konsumsi, dan rantai
distribusi yang eksisting. Maka respons kebijakan serta aturan baru yang
dikeluarkan oleh Otoritas fiskal maupun moneter harus sama sekali berubah
dan lain dari biasanya. Dalam ilmu ekonomi makro untuk memulihkan
perekonomian yg menghadapi lingkungan strategis yg berubah harus dilakukan
upaya extra ordinary adalah merupakan elemen standar, seluruh respons
kebijakan untuk menanggulangi resesi harus sama sekali berbeda dari kondisi
business as usual.
Seluruh Menteri, Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional bersama masyarakat dan dunia usaha harus bekerja keras mengelola
aspek tenaga kerja, barang modal, dan sumber daya produktif lainnya seaman
mungkin mengikuti kaidah-kaidah yg berlaku dalam kenormalan baru dengan
disiplin yg ketat agar pelaksanaan proses produksi, konsumsi dan distribusi
tidak justru memperparah upaya percepatan penanganan pandemic covid 19
yg sedang berlangsung.
Pertanyaannya sekarang adalah berapa besar dana yang harus digelontorkan
pemerintah (G) pada Q3 2020 agar dapat menyamai capaian PDB Q32019
sebesar Rp 4.067,8 triliun.
Jawabannya tergantung kepada berapa besar angka pengganda fiskal (Fiscal
Multiplier Effect) yg berjalan pada saat itu. Dengan asumsi angka pengganda
fiskal triwulan III ini tidak berubah (citeris paribus) yaitu mengacu pada Q2
2020 yg sebesar 6,25, maka untuk mendapatkan PDB sebesar Rp 4.067,8
triliun, government spending pada triwulan III 2020 ini minimal sebesar Rp
650,85 triliun, yaitu diperoleh dari 4.067,8 triliun dibagi 6,25 (angka pengganda
fiskal).
Dengan sisa pagu dana APBN sebesar lebih dari Rp 2.150 triliun, maka jika
Pemerintah mampu menyerap 50% saja, meski jika turn over transaksi barang
dan jasa pada triwulan III 2020 lemah dan angka pengganda fiskal pada Q3
2020 ini turun menjadi hanya sebesar 4, maka Pemerintah tetap dapat optimis
pertumbuhan PDB pada Q3 2020 ini akan tumbuh positif sebesar 5,7%. Yaitu 4
x (50% dari Rp. 2.150 triliun) = Rp 4.300 triliun. Itu artinya PDB mampu tumbuh
sebesar Rp 232,2 triliun dibandingkan Q3 2019 atau sebesar 5,7%.
Semoga semua Kementerian dan Lembaga Pemerintah beserta segenap
komponen bangsa mendukung pekerjaan Komite Penanganan Covid 19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional sehingga negara kita selamat dari resesi
ekonomI.

More Related Content

What's hot

Dampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomian
Dampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomianDampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomian
Dampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomianHanifahFebriana
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangShahril Budiman Png
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalSiti Sahati
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskalSiti Sahati
 
Kebijakan anggaran
Kebijakan anggaranKebijakan anggaran
Kebijakan anggaranDevyzein
 
Bab 7 apbn & uln
Bab 7 apbn & ulnBab 7 apbn & uln
Bab 7 apbn & ulnxNet8
 
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19 Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19 fareliaariska
 
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 20192019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019Ahmad Abdul Haq
 
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiPurnama Sari Hasan
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskalFerdi Ozom
 
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiPenggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiMonicaMagdalena5
 
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranKebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranSelfia Dewi
 
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikMengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanik
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanikArus utama pembangunan perdesaan umi hanik
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanikUmi Hanik
 
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikAda apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptJenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptNabila Hanun
 
Stagflasi dan kebijakan segi penawaran
Stagflasi dan kebijakan segi penawaranStagflasi dan kebijakan segi penawaran
Stagflasi dan kebijakan segi penawaranRLLyLv
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisWahono Diphayana
 
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)Lestari Moerdijat
 

What's hot (20)

Dampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomian
Dampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomianDampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomian
Dampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomian
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Kebijakan anggaran
Kebijakan anggaranKebijakan anggaran
Kebijakan anggaran
 
Bab 7 apbn & uln
Bab 7 apbn & ulnBab 7 apbn & uln
Bab 7 apbn & uln
 
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19 Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
 
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 20192019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
 
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
 
APBN 2020
APBN 2020APBN 2020
APBN 2020
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiPenggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
 
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranKebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
 
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikMengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
 
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanik
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanikArus utama pembangunan perdesaan umi hanik
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanik
 
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikAda apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
 
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptJenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
 
Stagflasi dan kebijakan segi penawaran
Stagflasi dan kebijakan segi penawaranStagflasi dan kebijakan segi penawaran
Stagflasi dan kebijakan segi penawaran
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
 
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
 

Similar to Optimisme pemerintah lepas dari resesi

Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxFadhielAchmad
 
1. dampak covid terhadap pertumbuhan ekonomi
1. dampak covid terhadap pertumbuhan ekonomi1. dampak covid terhadap pertumbuhan ekonomi
1. dampak covid terhadap pertumbuhan ekonomishidqi3
 
ADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxFadhielAchmad
 
ADM KEUANGAN AINI.docx
ADM KEUANGAN AINI.docxADM KEUANGAN AINI.docx
ADM KEUANGAN AINI.docxFadhielAchmad
 
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxPPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxNatasyaUmmayra
 
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTrifoniaApikaRirinPu1
 
STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19
STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19
STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19DhinnarMasyundra
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016ekho109
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Rosa Kristiadi
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Arif Efendi
 
Akuntansi perpajakan
Akuntansi perpajakanAkuntansi perpajakan
Akuntansi perpajakanEmiAprillia
 
Tugas publik lanjutan andi velia yusnafira a052201008
Tugas publik lanjutan andi velia yusnafira a052201008Tugas publik lanjutan andi velia yusnafira a052201008
Tugas publik lanjutan andi velia yusnafira a052201008AndiVeliaYusnafira
 
Bisnis UMKM Dibidang Coffee Shop di Masa Pandemi
Bisnis UMKM Dibidang Coffee Shop di Masa PandemiBisnis UMKM Dibidang Coffee Shop di Masa Pandemi
Bisnis UMKM Dibidang Coffee Shop di Masa PandemiAmjad Ali
 
adm keuangan ita.docx
adm keuangan ita.docxadm keuangan ita.docx
adm keuangan ita.docxFadhielAchmad
 
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanikCatatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Materi APKINDO - Seminar PEI 2023.pdf
Materi APKINDO  - Seminar PEI 2023.pdfMateri APKINDO  - Seminar PEI 2023.pdf
Materi APKINDO - Seminar PEI 2023.pdfryanavino
 
Edisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi Global
Edisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi GlobalEdisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi Global
Edisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi GlobalAvida Virya
 

Similar to Optimisme pemerintah lepas dari resesi (20)

Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docx
 
1. dampak covid terhadap pertumbuhan ekonomi
1. dampak covid terhadap pertumbuhan ekonomi1. dampak covid terhadap pertumbuhan ekonomi
1. dampak covid terhadap pertumbuhan ekonomi
 
ADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docx
 
ADM KEUANGAN AINI.docx
ADM KEUANGAN AINI.docxADM KEUANGAN AINI.docx
ADM KEUANGAN AINI.docx
 
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxPPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
 
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
 
STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19
STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19
STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
 
ADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docxADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docx
 
Akuntansi perpajakan
Akuntansi perpajakanAkuntansi perpajakan
Akuntansi perpajakan
 
Bappenas 2021
Bappenas 2021Bappenas 2021
Bappenas 2021
 
Tugas publik lanjutan andi velia yusnafira a052201008
Tugas publik lanjutan andi velia yusnafira a052201008Tugas publik lanjutan andi velia yusnafira a052201008
Tugas publik lanjutan andi velia yusnafira a052201008
 
MAKRO PRESEN.pptx
MAKRO PRESEN.pptxMAKRO PRESEN.pptx
MAKRO PRESEN.pptx
 
Bisnis UMKM Dibidang Coffee Shop di Masa Pandemi
Bisnis UMKM Dibidang Coffee Shop di Masa PandemiBisnis UMKM Dibidang Coffee Shop di Masa Pandemi
Bisnis UMKM Dibidang Coffee Shop di Masa Pandemi
 
adm keuangan ita.docx
adm keuangan ita.docxadm keuangan ita.docx
adm keuangan ita.docx
 
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanikCatatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
 
Materi APKINDO - Seminar PEI 2023.pdf
Materi APKINDO  - Seminar PEI 2023.pdfMateri APKINDO  - Seminar PEI 2023.pdf
Materi APKINDO - Seminar PEI 2023.pdf
 
Edisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi Global
Edisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi GlobalEdisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi Global
Edisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi Global
 

Recently uploaded

Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxmonikabudiman19
 
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../stfatimah131
 
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatlangkahgontay88
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 202420NurKhusnaFahrani
 
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxAsam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxRizkiMuhammad58
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfIndahPuspitaMaharani1
 
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptNilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptlangkahgontay88
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxgulieglue
 
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptxdokumentasiutnd
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikrokhei4
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfsoftraxindo
 

Recently uploaded (20)

Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
 
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxAsam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
 
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptNilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
 
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di SorongJual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
 

Optimisme pemerintah lepas dari resesi

  • 1. OPTIMISME PEMERINTAH MAMPU MENCEGAH RESESI EKONOMI (Sebuah Analisis Sederhana), oleh: Muhardi Karijanto, SE MM. PERMASALAHAN Menurut release Badan Pusat Statistik (Rabu (5/8/2020), PDB triwulan II (Q2 2020) atas dasar harga berlaku Rp 3.687,7 triliun, yg berarti pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen year on year (yoy). Angka ini memburuk dari Q1 2020 yang mencapai 2,97 persen dan Q2 2019 yang mencapai 5,05 persen. Kontraksi sebesar 5,32% itu merupakan yang terendah sejak triwulan I tahun 1999. Ketika itu, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 6,13%. Pertumbuhan ekonomi Q2 2020 ini juga yang terburuk sejak krisis 1998. Waktu itu pertumbuhan Indonesia minus 16,5 persen sepanjang 1998. Sementara itu pada Q2 2008 lalu, saat krisis finansial global melanda, Indonesia masih sanggup tumbuh 2,4 persen. Lalu secara keseluruhan sepanjang tahun pada krisis 2008, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 6,1 persen. Pengumuman BPS ini juga mengonfirmasi kontraksi Q2 2020 lebih dalam dari prediksi Kemenkeu dan BI di kisaran minus 3,8 - 5,1 persen. Meski demikian, secara teknikal Indonesia belum mengalami resesi karena pada Q1 2020 PDB Indonesia masih mengalami pertumbuhan positif 2,97 persen. Dibandingkan 9 negara lain yg telah terkonfirmasi resesi, yaitu: Amerika Serikat (minus 32,9 persen), Korea Selatan (minus 4,6 persen), Singapura (minus 41,2 persen), Hongkong (minus 9 persen dalam 4 kuartal berturut-turut), Filipina (minus 16,5 persen), Jerman (minus 12,3 persen), Jepang (minus 10,6 persen dalam 2 kuartal berturut-turut), Perancis (minus 5,8 persen), Italia (minus 4,7 persen) kondisi perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik. Di kawasan Asean, selain Singapura dan Filipina, diramalkan oleh para pengamat ekonomi Thailand dan Malaysia juga akan segera menyusul memasuki resesi Dilihat dari sisi pengeluaran, terjadinya kontraksi Q2 2020 terutama disebabkan oleh: 1. Konsumsi rumah tangga (C) yang memiliki porsi 57,85 persen dari PDB tumbuh minus 5,51 persen;
  • 2. 2. Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) atau indikator investasi (I) yang menyumbang 30,61 persen dari PDB juga minus 8,61 persen. 3. Konsumsi pemerintah (G) dengan porsi 8,67 persen dari PDB tumbuh minus 6,9 persen. 4. Konsumsi Lembaga Non-Profit (C) yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) dengan porsi 1,36 persen tumbuh minus 7,76 persen. 5. Sebagian besar sektor-sektor lain juga mencatat mengalami pertumbuhan negatif, rata-rata 1 persen. Alhamdulilah, pada Q2 2020 ini, dilihat dari sisi lapangan usaha, masih ada beberapa lapangan usaha yg mengalami pertumbuhan positif, antara lain informasi dan komunikasi, jasa keuangan, pertanian, real estate, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan pengadaan air. Meskipun lapangan-lapangan usaha tersebut kontribusinya sangat kecil dalam pembentukan PDB, namun membuktikan perekonomian kita masih memiliki secercah cahaya untuk banhkit kembali (rebound) pada Q3 2020. Ekspor yang memegang porsi 15,69 persen PDB tumbuh minus 11,66 persen. Impor dengan porsi 15,52 persen tumbuh minus 16,96 persen. Atau dengan kata lain (X-M) tumbuh positif 5,3 persen KEBIJAKAN Sesuai UU No. 2/2020, Presiden sudah menandatangani Perpres 72/2020, Jumat (26/6/2020), tentang Perubahan Kedua APBN 2020, dimana komposisinya diubah dengan perkiraan defisit anggaran ditetapkan sebesar 6,34% atau setara Rp 1.039,2 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka defisit didapat lantaran pemerintah menetapkan target pendapatan negara sebesar Rp 1.699,9 triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.739,1 triliun, dimana di dalamnya termasuk Rp 695,2 triliun untuk penanganan Covid-19. Target pendapatan negara yang mencapai Rp 1.699,9 triliun ini mengalami penurunan 3,46% dari target yang tertera pada Perpres 54/2020 yang sebesar Rp 1.760,9 triliun. Sedangkan anggaran belanja yang sebesar Rp 2.739,1 triliun mengalami peningkatan 5% dibandingkan dengan target di Perpres 54/2020.
  • 3. PELAKSANAAN KEBIJAKAN Berdasarkan evaluasi baik terhadap realisasi anggaran K/L dan dana khusus covid 19 sampai kuartal II dirasa sangat menyedihkan. Dimana dari dana alokasi K/L dan Dana Transfer ke Daerah yg sebesar Rp 2.043,9 triliun baru berkisar 22% atau sebesar Rp. 449,66 triliun, sedangkan dana covid lebih menyedihkan lagi, yaitu baru 20,19% atau sebesar Rp. 140,36 triliun. Itu artinya, sampai dengan berakhirnya kjuartal II 2020, masih terdapat dana sebesar Rp 1.596,24 triliun di K/L/Pemda, dan Rp 554,84 triliun dana khusus covid 19 yg belum didisbursment. Lambannya pencairan dana khusus covid 19 dan juga alokasi anggaran K/L/Pemda dipercaya menjadi salah satu BIANG KEROK terjadinya kontraksi pada perekonomian Q2 2020. Menyadari kelambanan tsb Presiden menerbitkan Perpres no.82/2020 ttg Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yg mensinergikan upaya penanganan Covid 19 berjalan parallel dengan pemulihan ekonomi. Diharapkan keterpaduan penanganan Covid 19 dengan pemulihan ekonomi ini mampu menyalakan sinergi yg kuat di antara 18 sektor yg tercakup dalam Komite, mampu melenyapkan ego sektoral sehingga akhirnya mampu menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi. ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi Q3 2020 harus positif. Dengan kata lain PDB Q3 2020 nilainya harus sama atau lebih besar dari PDB Q3 2019 seb Rp 4.067,8 triliun atas harga yg berlaku. Menurut Hukum Pareto Optimum, komponen PDB dari sisi pengeluaran yg harus didorong peningkatannya secara optimal adalah: 1. Konsumsi rumah tangga (C) 57,85 2. Investasi (I) 30,61% 3. Belanja Pemerintah (G) 8,67%
  • 4. Karena C + I + G ini kontribusinya terhadap PDB 97,13% sehingga peningkatan pengeluaran di tiga komponen tsb akan berdampak sangat signifikan sekali terhadap pertumbuhan PDB. Pemerintah dapat mendorong C dan G dengan cara melecut K/L/Pemda dan Komite Covid 19/PEN agar pada Q3 2020 ini membelanjakan anggaran nya seoptimal mungkin, dari seluruh sisa dana yg masih ada dalam APBN, yaitu seb Rp 1.596,24 triliun di K/L/Pemda, dan Rp 554,84 dana khusus Covid 19 atau total sebesar Rp. 2.151,08 triliun. Karena dengan G yg bersifat stimulus kepada golongan miskin dan jaring pengaman sosial akan memiliki multiplier effect yg dapat melipatgandakan konsumsi rumah tangga (C). Sebagai Negara yg sudah menuju lepas landas, perekonomian Indonesia sebagian besar didorong oleh konsumsi rumah tangga (Consumption Driven Economic) Sektor Konsumsi Rumah Tangga (C) ini memiliki kontribusi yg signifikan terhadap PDB disamping menjadi katalisator sektor-sektor lainnya. Maka pemerintah harus berkonsentrasi penuh dan sungguh-sungguh untuk meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini dari -5,51% menjadi tumbuh positif atau minimal 0% agar menyamai nilai PDB Q3 2019 sebesar Rp 4.067,8 triliun atau lebih. Rendahnya penyerapan APBN pada triwulan II 2020 memberikan hikmah sendiri, karena dengan demikian kita masih memiliki ruang fiskal yg longgar untuk menggelontorkan berbagai pengeluaran yg bersifat stimulus baik ke sisi demand agar masyarakat tetap memiliki daya beli, maupun insentif korporasi ke sisi supply sehingga dunia usaha tetap bisa berproduksi dan ekonomi sektor riil tetap bisa bertumbuh. Kedua sisi harus dilakukan treatment secara seimbang, karena ketidakseimbangan justru dapat mengakibatkan inflasi ataupun deflasi. Keseimbangan antara bertambahnya uang yg beredar di masyarakat sebagai akibat pemberian berbagai stimulus berupa bantuan sosial, padat karya, kartu prakerja, tambahan penghasilan kepada karyawan yg bergaji rendah, gaji ke-13 buat PNS/pensiunan dll harus juga diikuti dengan insentif korporasi berupa pemberian hibah kepada usaha mini mikro, dan subsisi barang modal, subsidi bunga, restrukturisasi pinjaman, pengurangan/penundaan pembayaran pajak dll kepada UMKM agar dunia usaha kecil dan menengah dapat memulai berproduksi kembali.
  • 5. Ketika perekonomian mengalami proses adaptasi dan penyesuaian ekonomi terhadap kondisi kenormalan baru akibat pandemic covid 19, tentu berpengaruh terhadap faktor-faktor produksi, pola konsumsi, dan rantai distribusi yang eksisting. Maka respons kebijakan serta aturan baru yang dikeluarkan oleh Otoritas fiskal maupun moneter harus sama sekali berubah dan lain dari biasanya. Dalam ilmu ekonomi makro untuk memulihkan perekonomian yg menghadapi lingkungan strategis yg berubah harus dilakukan upaya extra ordinary adalah merupakan elemen standar, seluruh respons kebijakan untuk menanggulangi resesi harus sama sekali berbeda dari kondisi business as usual. Seluruh Menteri, Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional bersama masyarakat dan dunia usaha harus bekerja keras mengelola aspek tenaga kerja, barang modal, dan sumber daya produktif lainnya seaman mungkin mengikuti kaidah-kaidah yg berlaku dalam kenormalan baru dengan disiplin yg ketat agar pelaksanaan proses produksi, konsumsi dan distribusi tidak justru memperparah upaya percepatan penanganan pandemic covid 19 yg sedang berlangsung. Pertanyaannya sekarang adalah berapa besar dana yang harus digelontorkan pemerintah (G) pada Q3 2020 agar dapat menyamai capaian PDB Q32019 sebesar Rp 4.067,8 triliun. Jawabannya tergantung kepada berapa besar angka pengganda fiskal (Fiscal Multiplier Effect) yg berjalan pada saat itu. Dengan asumsi angka pengganda fiskal triwulan III ini tidak berubah (citeris paribus) yaitu mengacu pada Q2 2020 yg sebesar 6,25, maka untuk mendapatkan PDB sebesar Rp 4.067,8 triliun, government spending pada triwulan III 2020 ini minimal sebesar Rp 650,85 triliun, yaitu diperoleh dari 4.067,8 triliun dibagi 6,25 (angka pengganda fiskal). Dengan sisa pagu dana APBN sebesar lebih dari Rp 2.150 triliun, maka jika Pemerintah mampu menyerap 50% saja, meski jika turn over transaksi barang dan jasa pada triwulan III 2020 lemah dan angka pengganda fiskal pada Q3 2020 ini turun menjadi hanya sebesar 4, maka Pemerintah tetap dapat optimis pertumbuhan PDB pada Q3 2020 ini akan tumbuh positif sebesar 5,7%. Yaitu 4 x (50% dari Rp. 2.150 triliun) = Rp 4.300 triliun. Itu artinya PDB mampu tumbuh sebesar Rp 232,2 triliun dibandingkan Q3 2019 atau sebesar 5,7%.
  • 6. Semoga semua Kementerian dan Lembaga Pemerintah beserta segenap komponen bangsa mendukung pekerjaan Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sehingga negara kita selamat dari resesi ekonomI.