SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
Kurs Pajak
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit
sebesar Rp135,75 triliun (0,84% terhadap PDB) menyusul realisasi penerimaan
perpajakan yang tidak mampu mengimbangi kebutuhan anggaran belanja
pemerintah yang meningkat signifikan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pada paruh pertama
tahun ini meski diwarnai pesta demokrasi dan perayaan hari besar keagamaan.
Neraca perdagangan Indonesia hingga akhir Juni 2019 masih tercatat defisit sebe-
sar US$1,93 miliar, melebar jika dibandingkan dengan posisi periode yang sama
tahun lalu minus US$ 1,19 miliar.
USD/IDR
*14-20 Agustus 2019
14.253
Inflasi
Month to month 0,31%
Year on year
IHSG
6.210
BI 7 Days Repo Rate
5,75%
Summary Report
FACTSHEET
Kinerja Fiskal
AGUSTUS 2019 Page 1
3,32%
*per Juli 2019
*per 13 Agustus 2019
JPY/IDR 13,44
*per 18 Juli 2019
Year to date 2,36%
Uraian
Pendapatan Negara
Belanja Negara
41,5%
42,0%
4,9%
59,2%
Keseimbangan Primer
Surplus/(Defisit)
Pembiayaan
2.165,1
2.461,1
(20,11)
(296,00)
(296,00)
898,76
1.034,51
(0,97)
(137,75)
175,34
APBN 2019 30 Juni % APBN
Sumber: APBN Kita, Kemenkeu)
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2019 di paruh pertama mencatatkan defisit
sebesar Rp135,75 triliun atau 0,84% terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB). Defisit fiskal tersebut membengkak
jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama
tahun lalu (0,75% PDB) seiring dengan melandainya
pertumbuhan penerimaan negara di tengah serapan
anggaran belanja negara yang meningkat signifikan.
Sepanjang semester I 2019, realisasi belanja negara mencapai Rp1.034,51 triliun atau 42% dari pagu APBN 2019, tumbuh 9,6%
dibandingkan dengan serapan anggaran semester I 2018. Di sisi lain, realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp898,78 triliun atau
41,5% dari target di APBN 2019. Secara persentase, pendapatan negara hingga 30 Juni 2019 tumbuh 7,8% (year on year) atau lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan penerimaan semester I 2018 yang berkisar 16%.
Meskipun realisasi defisit fiskal semester I 2019 masih jauh dari target yang dipatok di APBN sebesar Rp296 triliun (1,84% PDB), namun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi realisasinya di penghujung tahun kemungkinan melebar menjadi Rp310,8 triliun (1,93%
PDB). Kendati demikian, proyeksi defisit tersebut masih jauh di bawah batas aman 3% PDB yang diamanahkan Undang-Undang APBN.
Potensi Shortfall
Dari sisi penerimaan, kontribusi perpajakan yang relatif stagnan patut menjadi sorotan. Sepanjang periode Januari-Juni 2019, realisasi
penerimaan pajak sebesar Rp603,34 triliun atau baru 38,25% dari target Rp1.577,56 triliun di APBN 2019. Pencapaian tersebut tidak lebih
baik secara persentase dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak semester I 2018 yang sebesar Rp581,54 triliun atau 40,84% dari
target.
Apabila dirinci, Pajak Penghasilan (PPh) Migas menyumbang Rp30,16 triliun (tumbuh 0,31%), PPh Nonmigas Rp346,16 triliun (5,11%), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp212,32 triliun (-2,66%), serta Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dan pajak lainnya Rp14,7 triliun (265,8%).
Defisit APBN 2019 Dibayangi Ancaman Shortfall
Lorem ipsum
AGUSTUS 2019 Page 2
Indikator Makro Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pada
paruh pertama tahun ini meski diwarnai pesta demokrasi dan
perayaan hari besar keagamaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi
nasional pada triwulan II 2019 sebesar 5,05% atau lebih rendah
dibandingkan dengan laju ekonomi kuartal sebelumnya (5,07%)
maupun pertumbuhan triwulan II 2018 (5,27%). Secara kumulatif,
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya tumbuh 5,06% di
semester I 2019, melambat jika dibandingkan dengan pertumbu-
han ekonomi periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,17%.
Mengacu pada data PDB triwulan II 2019, hampir seluruh lapan-
gan usaha mengalami perlambatan, terutama industri pengolahan,
perdagangan, konstruksi, dan usaha lainnya. Hanya lapangan
usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mengalami
akselerasi dengan pertumbuhan sebesar 0,71% (y-o-y), meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya 0,23%.
Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah
tangga masih menjadi motor utama dengan andil 56,81% dari total
PDB. Konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 5,17%
(y-o-y) di triwulan II 2019, meningkat dibandingkan kuartal sebel-
umnya yang hanya 5,02%.
Kontributor ekonomi terbesar kedua adalah Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, yakni sebesar 31,25%.
Investasi di triwulan II 2019 tumbuh 5,01% atau cenderung
melemah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 5,03%.
Sementara itu, ekspor hanya menyumbang 17,61% setelah
mengalami pertumbuhan negatif 1,81%. Sementara impor sebagai
pengurang PDB berperan -18,53% juga mengalami pertumbuhan
negatif 6,73%.
Pertumbuhan Ekonomi Semester I 2019 Melambat
55,79%
1,34%
8,71%
31,25%
2,59%
17,61%
18,53%
Struktur PDB Semester I 2019
Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal tetap Bruto
Perubahan Inventory
Eskpor barang dan Jasa
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Sementara dari sektor kepabeanan dan cukai, kas negara mendapatkan pemasukan sebesar Rp87,6 triliun di paruh pertama tahun ini
atau 41,9% dari target penerimaan bea dan cukai yang mencapai Rp208,8 triliun di APBN 2019. Realisasi tersebut terdiri dari setoran
bea masuk sebesar Rp17,6 triliun, cukai rokok Rp65,4 triliun, bea keluar Rp1,65 triliun, dan cukai minuman beralkohol Rp2,8 triliun.
Belum lama ini, Kementerian Keuangan memperkirakan pencapaian target penerimaan perpajakan (DJP dan DJBC) tahun 2019
sekitar 91%. Khusus untuk pajak, DJP memprediksi akan ada kekurangan setoran pajak (shortfall) hingga Rp140 triliun pada tahun ini
atau hanya akan mencapai Rp834,1 triliun (91% dari target APBN 2019).
Defisit Neraca Perdagangan Melebar
Neraca perdagangan Indonesia hingga akhir Juni 2019 masih tercatat defisit sebesar US$1,93 miliar, melebar jika dibandingkan
dengan posisi periode yang sama tahun lalu minus US$ 1,19 miliar.
Hal ini tidak terlepas dari kinerja ekspor yang memburuk, dimana sepanjang Januari-Juni 2019 tercatat hanya sebesar US$80,32 miliar
atau turun 8,57% dibandingkan dengan perolehan semester I 2018 yang mencapai US$80,32 miliar.
Sementara itu, kegiatan importasi di Indonesia membukukan nilai hingga US$ 82,26 miliar sepanjang paruh pertama 2019, turun 7,6%
dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jika dilihat lebih rinci, pelebaran defisit neraca dagang juga merupakan akibat dari surplus neraca non-migas yang mengalami penyu-
sutan, dari US$4,42 miliar di semester I 2018 menjadi US$2,84 miliar. Sebaliknya, defisit neraca migas justru menunjukan perbaikan
dari minus US$5,62 miliar menjadi negatif US$4,78 miliar.
Penyumbang berikutnya adalah belanja pemerintah (8,71%) tercatat tumbuh 8,23%; Perubahan Inventori (2,59%); dan pengeluaran
lembaga non-profit (1,34%) tumbuh 15,27%.
Secara spasial, Pulau Jawa masih mendominasi aktivitas ekonomi Indonesia pada triwulan II 2019 dengan kontribusi sebesar
59,11% terhadap PDB. Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,31%; Pulau Kalimantan 8,01%; Pulau Sulawesi 6,34%;
Pulau Bali dan Nusa Tenggara 3,06%; serta Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,17%.
*IMPORTANT WARNING AND DISCLAIMER*
#Factsheet is a publication of MUC Consulting to provide our clients, contact, and business relations with information of tax and economic
update. The materials within are limited to the purpose of providing information and should not be treated similarly as professional advice
or basis in formulating strategic business decisions. For more information about MUC Consulting, please click www.mucglobal.com
News
AGUSTUS 2019 Page 3
Formulir SPT Masa Disederhanakan
Direktorat Jenderal Pajak akan menyederhanakan formulir Surat Pemberitahuan (SPT) Masa wajib pajak badan, dengan cara menyatukan
keempat jenis formulir SPT Masa kedalam satu formulir. Kebijakan ini akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2020.
Penyatuan atau unifikasi ini dilakukan untuk memudahkan penyampaian SPT Masa oleh wajib pajak. Adapun keempat jenis SPT masa
tersebut diantaranya SPT Masa PPh Pasal 15, SPT Masa PPh Pasal 22, SPT Masa PPh Pasal 23, dan SPT Pasal 4 ayat 2.
Bagi DJP penyatuan ini akan mempermudah pengawasan. Sebab, data yang masuk menjadi lebih akurat dan SPT Masa yang akan
diperiksa menjadi hanya satu saja. Apalagi setelah berlakunya aturan terkait bukti potong elektronik atau e-bupot.
Dalam tahap awal, pemerintah akan melakukan ujicoba pada beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan . Salah
satunya adalah PT Pertamina (Persero).
Pemerintah Kaji Pembebasan Pajak Atas Bunga Obligasi dan Reksadana
Pemerintah akan memberikan keringanan pajak bagi investor di pasar surat berharga dalam hal ini obligasi dan reksadana. Adapun
keringanan yang dimaksud adalah dengan menurunkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) atas bunga yang diterima menjadi 0%.
Saat ini, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 100 Tahun 2013, bunga obligasi dan reksadana dikenai PPh final sebesar 15%
untuk wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Sedangkan atas bunga obligasi dan reksadana yang diterima oleh wajib
pajak luar negeri dikenakan PPh sebesar 20%.
Selain itu, pemerintah juga akan memperluas cakupan insentif PPh 0% tersebut dengan menyasar pula bunga atas Dana Investasi
Infrastruktur (DINFRA), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragunan Aset (KIK-EBA). Beleid perubahan
ini sudah disiapkan oleh Kementerian Keuangan dan rencananya akan rislis dalam waktu dekat.
MUC Tax Research Institute is a non-profit member-supported organization dedicated to study, inform, and educate public and/or
stakeholders on taxation issues in Indonesia as well as give recommendation to policymakers based on our research and members’
experience. Our members are practitioners and academics, who share the same passion on taxation and aims to contribute to create
better tax environment in Indonesia.
Super Deductible Tax Untuk Vokasi dan R&D
Pemerintah menyediakan fasilitas pengurangan pajak bagi perusahaan yang meningkatkan investasi di industri padat kerja dan yang
menyelenggarakan kegiatan pelatihan, riset dan pengembangan. Fasilitas perpajakan yang dikenal dengan istilah Super Deductable Tax ini
tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 45 Tahun 2019, dan mulai berlaku 25 Juni 2019.
Ada tiga fasilitas yang ditawarkan pemerintah di dalam beleid tersebut: (1) pengurangan penghasilan netto hingga 60% untuk investasi baru
padat kerja; (2) pengurangan penghasilan bruto hingga 200% dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan kepelatihan dan praktik kerja
untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan, Mahasiswa Vokasi, dan instruktur di Balai Latihan Kerja; (3) fasilitas pengurangan penghasilan
bruto hingga 300% dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan riset dan pengembangan.
Aturan ini dikeluarkan untuk mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan mendongkrak daya saing industri nasional.
Namun demikian beleid ini belum mengatur secara rinci mengenai mekanisme dan tata cara mendapatkan fasilitas. Adapun ketentuan lebih
detil nantinya akan tertuang dalam peraturan turunan yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
MUC Consulting Group
MUC Building, Jl. TB Simatupang 15. Tanjung Barat, Jakarta Selatan, 12530
ask_muc@mucglobal.com
+6221-788-37-111
+6221-788-37-666
Contact:
Kurs Pajak
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit
sebesar Rp135,75 triliun (0,84% terhadap PDB) menyusul realisasi penerimaan
perpajakan yang tidak mampu mengimbangi kebutuhan anggaran belanja
pemerintah yang meningkat signifikan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pada paruh pertama
tahun ini meski diwarnai pesta demokrasi dan perayaan hari besar keagamaan.
Neraca perdagangan Indonesia hingga akhir Juni 2019 masih tercatat defisit sebe-
sar US$1,93 miliar, melebar jika dibandingkan dengan posisi periode yang sama
tahun lalu minus US$ 1,19 miliar.
USD/IDR
*14-20 AGUSTUS 2019
14.253
Inflasi
Month to month 0,31%
Year on year
IHSG
6.315
BI 7 Days Repo Rate
5,75%
Summary Report
FACT SHEET
Kinerja Fiskal
AGUSTUS 2019 Page 1
3,32%
*per Mei 2019
*per 21 Juni 2019
JPY/IDR 13,44
*per 18 Juli 2019
Year to date 2,36%
Uraian
Pendapatan Negara
Belanja Negara
41,5%
42,0%
4,9%
59,2%
Keseimbangan Primer
Surplus/(Defisit)
Pembiayaan
2.165,11
246,11
(20,11)
(296,00)
(296,00)
898,76
1.034,51
(0,97)
(137,75)
175,34
APBN 2019 30 Juni % APBN
Sumber: APBN Kita, Kemenkeu)
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2019 di paruh pertama mencatatkan defisit
sebesar Rp135,75 triliun atau 0,84% terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB). Defisit fiskal tersebut membengkak
jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama
tahun lalu (0,75% PDB) seiring dengan melandainya
pertumbuhan penerimaan negara di tengah serapan
anggaran belanja negara yang meningkat signifikan.
Sepanjang semester I 2019, realisasi belanja negara mencapai Rp1.034,51 triliun atau 42% dari pagu APBN 2019, tumbuh 9,6%
dibandingkan dengan serapan anggaran semester I 2018. Di sisi lain, realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp898,78 triliun atau
41,5% dari target di APBN 2019. Secara persentase, pendapatan negara hingga 30 Juni 2019 tumbuh 7,8% (year on year) atau lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan penerimaan semester I 2018 yang berkisar 16%.
Meskipun realisasi defisit fiskal semester I 2019 masih jauh dari target yang dipatok di APBN sebesar Rp296 triliun (1,84% PDB), namun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi realisasinya di penghujung tahun kemungkinan melebar menjadi Rp310,8 triliun (1,93%
PDB). Kendati demikian, proyeksi defisit tersebut masih jauh di bawah batas aman 3% PDB yang diamanahkan Undang-Undang APBN.
Potensi Shortfall
Dari sisi penerimaan, kontribusi perpajakan yang relatif stagnan patut menjadi sorotan. Sepanjang periode Januari-Juni 2019, realisasi
penerimaan pajak sebesar Rp603,34 triliun atau baru 38,25% dari target Rp1.577,56 triliun di APBN 2019. Pencapaian tersebut tidak lebih
baik secara persentase dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak semester I 2018 yang sebesar Rp581,54 triliun atau 40,84% dari
target.
Apabila dirinci, Pajak Penghasilan (PPh) Migas menyumbang Rp30,16 triliun (tumbuh 0,31%), PPh Nonmigas Rp346,16 triliun (5,11%), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp212,32 triliun (-2,66%), serta Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dan pajak lainnya Rp14,7 triliun (265,8%).
Defisit APBN 2019 Dibayangi Ancaman Shortfall

More Related Content

What's hot

(sindonews.com) Opini ekonomi 31 agustus 2016-14 oktober 2016
(sindonews.com) Opini ekonomi 31 agustus 2016-14 oktober 2016(sindonews.com) Opini ekonomi 31 agustus 2016-14 oktober 2016
(sindonews.com) Opini ekonomi 31 agustus 2016-14 oktober 2016ekho109
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Arif Efendi
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)Badan Kebijakan Fiskal
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangShahril Budiman Png
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian IndonesiaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian IndonesiaSTIE EKUITAS BANDUNG
 
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalD1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalNur Rina Martyas Ningrum
 
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskal
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskalFaktor faktor pendukung kebijakan fiskal
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskalBazari Azhar Azizi
 
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Lestari Moerdijat
 
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikMengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskalPresentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskalTalitha Lintang Pertiwi
 
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptJenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptNabila Hanun
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisWahono Diphayana
 
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)Lestari Moerdijat
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunReza Yudhalaksana
 
Latihan soal uas fiskal
Latihan soal uas   fiskalLatihan soal uas   fiskal
Latihan soal uas fiskalRiyan Hidayat
 
Kenaikan Tax Ratio di Indonesia
Kenaikan Tax Ratio di IndonesiaKenaikan Tax Ratio di Indonesia
Kenaikan Tax Ratio di Indonesiaekonomi_makro
 

What's hot (20)

(sindonews.com) Opini ekonomi 31 agustus 2016-14 oktober 2016
(sindonews.com) Opini ekonomi 31 agustus 2016-14 oktober 2016(sindonews.com) Opini ekonomi 31 agustus 2016-14 oktober 2016
(sindonews.com) Opini ekonomi 31 agustus 2016-14 oktober 2016
 
Final informasi apbn 2018
Final informasi apbn 2018 Final informasi apbn 2018
Final informasi apbn 2018
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
 
Arah kebijakan apbn tahun 2020
Arah kebijakan apbn tahun 2020Arah kebijakan apbn tahun 2020
Arah kebijakan apbn tahun 2020
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian IndonesiaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
 
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalD1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
 
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskal
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskalFaktor faktor pendukung kebijakan fiskal
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskal
 
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
 
Isu pembangunan wilayah dan re exercise target kerangka ekonomi makro daerah ...
Isu pembangunan wilayah dan re exercise target kerangka ekonomi makro daerah ...Isu pembangunan wilayah dan re exercise target kerangka ekonomi makro daerah ...
Isu pembangunan wilayah dan re exercise target kerangka ekonomi makro daerah ...
 
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikMengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
 
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskalPresentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
 
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptJenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
 
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Desember 2019 (Bagian 1)
 
Tugas ekonomi makro
Tugas ekonomi makroTugas ekonomi makro
Tugas ekonomi makro
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiun
 
Latihan soal uas fiskal
Latihan soal uas   fiskalLatihan soal uas   fiskal
Latihan soal uas fiskal
 
Kenaikan Tax Ratio di Indonesia
Kenaikan Tax Ratio di IndonesiaKenaikan Tax Ratio di Indonesia
Kenaikan Tax Ratio di Indonesia
 

Similar to KURSUS PAJAK

PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxPPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxNatasyaUmmayra
 
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdfWildaFatmala
 
ADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxFadhielAchmad
 
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfPPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfAsepSuparman21
 
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxPPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxNatasyaUmmayra
 
ADM KEUANGAN AINI.docx
ADM KEUANGAN AINI.docxADM KEUANGAN AINI.docx
ADM KEUANGAN AINI.docxFadhielAchmad
 
Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxFadhielAchmad
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatananthonyck Wallz
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Rosa Kristiadi
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016EnvaPya
 
Perkembangan ekonomi makro aceh
Perkembangan ekonomi makro acehPerkembangan ekonomi makro aceh
Perkembangan ekonomi makro acehPT.Citra Mulia
 
Usulan untuk mendapatkan penerimaan negara untuk membiayai belanja
Usulan untuk mendapatkan penerimaan negara untuk membiayai belanjaUsulan untuk mendapatkan penerimaan negara untuk membiayai belanja
Usulan untuk mendapatkan penerimaan negara untuk membiayai belanjaHerninda N. Shabrina
 
145-156+Agustinus+Maitulung.pdf
145-156+Agustinus+Maitulung.pdf145-156+Agustinus+Maitulung.pdf
145-156+Agustinus+Maitulung.pdfAgusRedi1
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Rosa Kristiadi
 
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Andi Alimuddin Rauf
 
Pertumbuhan ekonomi triwulan jambi 2019 2021
Pertumbuhan ekonomi triwulan jambi 2019 2021Pertumbuhan ekonomi triwulan jambi 2019 2021
Pertumbuhan ekonomi triwulan jambi 2019 2021SoniaAndini2
 

Similar to KURSUS PAJAK (20)

PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxPPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
 
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
 
ADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docx
 
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfPPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
 
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxPPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
 
TF 20230831.pdf
TF 20230831.pdfTF 20230831.pdf
TF 20230831.pdf
 
ADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docxADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docx
 
ADM KEUANGAN AINI.docx
ADM KEUANGAN AINI.docxADM KEUANGAN AINI.docx
ADM KEUANGAN AINI.docx
 
Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docx
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatan
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
 
Perkembangan ekonomi makro aceh
Perkembangan ekonomi makro acehPerkembangan ekonomi makro aceh
Perkembangan ekonomi makro aceh
 
Usulan untuk mendapatkan penerimaan negara untuk membiayai belanja
Usulan untuk mendapatkan penerimaan negara untuk membiayai belanjaUsulan untuk mendapatkan penerimaan negara untuk membiayai belanja
Usulan untuk mendapatkan penerimaan negara untuk membiayai belanja
 
Artikel keuangan negara
Artikel keuangan negaraArtikel keuangan negara
Artikel keuangan negara
 
145-156+Agustinus+Maitulung.pdf
145-156+Agustinus+Maitulung.pdf145-156+Agustinus+Maitulung.pdf
145-156+Agustinus+Maitulung.pdf
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
 
Bbek4203
Bbek4203Bbek4203
Bbek4203
 
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
 
Pertumbuhan ekonomi triwulan jambi 2019 2021
Pertumbuhan ekonomi triwulan jambi 2019 2021Pertumbuhan ekonomi triwulan jambi 2019 2021
Pertumbuhan ekonomi triwulan jambi 2019 2021
 

Recently uploaded

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 

Recently uploaded (7)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 

KURSUS PAJAK

  • 1. Kurs Pajak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit sebesar Rp135,75 triliun (0,84% terhadap PDB) menyusul realisasi penerimaan perpajakan yang tidak mampu mengimbangi kebutuhan anggaran belanja pemerintah yang meningkat signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pada paruh pertama tahun ini meski diwarnai pesta demokrasi dan perayaan hari besar keagamaan. Neraca perdagangan Indonesia hingga akhir Juni 2019 masih tercatat defisit sebe- sar US$1,93 miliar, melebar jika dibandingkan dengan posisi periode yang sama tahun lalu minus US$ 1,19 miliar. USD/IDR *14-20 Agustus 2019 14.253 Inflasi Month to month 0,31% Year on year IHSG 6.210 BI 7 Days Repo Rate 5,75% Summary Report FACTSHEET Kinerja Fiskal AGUSTUS 2019 Page 1 3,32% *per Juli 2019 *per 13 Agustus 2019 JPY/IDR 13,44 *per 18 Juli 2019 Year to date 2,36% Uraian Pendapatan Negara Belanja Negara 41,5% 42,0% 4,9% 59,2% Keseimbangan Primer Surplus/(Defisit) Pembiayaan 2.165,1 2.461,1 (20,11) (296,00) (296,00) 898,76 1.034,51 (0,97) (137,75) 175,34 APBN 2019 30 Juni % APBN Sumber: APBN Kita, Kemenkeu) Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di paruh pertama mencatatkan defisit sebesar Rp135,75 triliun atau 0,84% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit fiskal tersebut membengkak jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu (0,75% PDB) seiring dengan melandainya pertumbuhan penerimaan negara di tengah serapan anggaran belanja negara yang meningkat signifikan. Sepanjang semester I 2019, realisasi belanja negara mencapai Rp1.034,51 triliun atau 42% dari pagu APBN 2019, tumbuh 9,6% dibandingkan dengan serapan anggaran semester I 2018. Di sisi lain, realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp898,78 triliun atau 41,5% dari target di APBN 2019. Secara persentase, pendapatan negara hingga 30 Juni 2019 tumbuh 7,8% (year on year) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penerimaan semester I 2018 yang berkisar 16%. Meskipun realisasi defisit fiskal semester I 2019 masih jauh dari target yang dipatok di APBN sebesar Rp296 triliun (1,84% PDB), namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi realisasinya di penghujung tahun kemungkinan melebar menjadi Rp310,8 triliun (1,93% PDB). Kendati demikian, proyeksi defisit tersebut masih jauh di bawah batas aman 3% PDB yang diamanahkan Undang-Undang APBN. Potensi Shortfall Dari sisi penerimaan, kontribusi perpajakan yang relatif stagnan patut menjadi sorotan. Sepanjang periode Januari-Juni 2019, realisasi penerimaan pajak sebesar Rp603,34 triliun atau baru 38,25% dari target Rp1.577,56 triliun di APBN 2019. Pencapaian tersebut tidak lebih baik secara persentase dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak semester I 2018 yang sebesar Rp581,54 triliun atau 40,84% dari target. Apabila dirinci, Pajak Penghasilan (PPh) Migas menyumbang Rp30,16 triliun (tumbuh 0,31%), PPh Nonmigas Rp346,16 triliun (5,11%), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp212,32 triliun (-2,66%), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya Rp14,7 triliun (265,8%). Defisit APBN 2019 Dibayangi Ancaman Shortfall Lorem ipsum
  • 2. AGUSTUS 2019 Page 2 Indikator Makro Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pada paruh pertama tahun ini meski diwarnai pesta demokrasi dan perayaan hari besar keagamaan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2019 sebesar 5,05% atau lebih rendah dibandingkan dengan laju ekonomi kuartal sebelumnya (5,07%) maupun pertumbuhan triwulan II 2018 (5,27%). Secara kumulatif, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya tumbuh 5,06% di semester I 2019, melambat jika dibandingkan dengan pertumbu- han ekonomi periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,17%. Mengacu pada data PDB triwulan II 2019, hampir seluruh lapan- gan usaha mengalami perlambatan, terutama industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan usaha lainnya. Hanya lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mengalami akselerasi dengan pertumbuhan sebesar 0,71% (y-o-y), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya 0,23%. Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama dengan andil 56,81% dari total PDB. Konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 5,17% (y-o-y) di triwulan II 2019, meningkat dibandingkan kuartal sebel- umnya yang hanya 5,02%. Kontributor ekonomi terbesar kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, yakni sebesar 31,25%. Investasi di triwulan II 2019 tumbuh 5,01% atau cenderung melemah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 5,03%. Sementara itu, ekspor hanya menyumbang 17,61% setelah mengalami pertumbuhan negatif 1,81%. Sementara impor sebagai pengurang PDB berperan -18,53% juga mengalami pertumbuhan negatif 6,73%. Pertumbuhan Ekonomi Semester I 2019 Melambat 55,79% 1,34% 8,71% 31,25% 2,59% 17,61% 18,53% Struktur PDB Semester I 2019 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal tetap Bruto Perubahan Inventory Eskpor barang dan Jasa Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sementara dari sektor kepabeanan dan cukai, kas negara mendapatkan pemasukan sebesar Rp87,6 triliun di paruh pertama tahun ini atau 41,9% dari target penerimaan bea dan cukai yang mencapai Rp208,8 triliun di APBN 2019. Realisasi tersebut terdiri dari setoran bea masuk sebesar Rp17,6 triliun, cukai rokok Rp65,4 triliun, bea keluar Rp1,65 triliun, dan cukai minuman beralkohol Rp2,8 triliun. Belum lama ini, Kementerian Keuangan memperkirakan pencapaian target penerimaan perpajakan (DJP dan DJBC) tahun 2019 sekitar 91%. Khusus untuk pajak, DJP memprediksi akan ada kekurangan setoran pajak (shortfall) hingga Rp140 triliun pada tahun ini atau hanya akan mencapai Rp834,1 triliun (91% dari target APBN 2019). Defisit Neraca Perdagangan Melebar Neraca perdagangan Indonesia hingga akhir Juni 2019 masih tercatat defisit sebesar US$1,93 miliar, melebar jika dibandingkan dengan posisi periode yang sama tahun lalu minus US$ 1,19 miliar. Hal ini tidak terlepas dari kinerja ekspor yang memburuk, dimana sepanjang Januari-Juni 2019 tercatat hanya sebesar US$80,32 miliar atau turun 8,57% dibandingkan dengan perolehan semester I 2018 yang mencapai US$80,32 miliar. Sementara itu, kegiatan importasi di Indonesia membukukan nilai hingga US$ 82,26 miliar sepanjang paruh pertama 2019, turun 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jika dilihat lebih rinci, pelebaran defisit neraca dagang juga merupakan akibat dari surplus neraca non-migas yang mengalami penyu- sutan, dari US$4,42 miliar di semester I 2018 menjadi US$2,84 miliar. Sebaliknya, defisit neraca migas justru menunjukan perbaikan dari minus US$5,62 miliar menjadi negatif US$4,78 miliar. Penyumbang berikutnya adalah belanja pemerintah (8,71%) tercatat tumbuh 8,23%; Perubahan Inventori (2,59%); dan pengeluaran lembaga non-profit (1,34%) tumbuh 15,27%. Secara spasial, Pulau Jawa masih mendominasi aktivitas ekonomi Indonesia pada triwulan II 2019 dengan kontribusi sebesar 59,11% terhadap PDB. Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,31%; Pulau Kalimantan 8,01%; Pulau Sulawesi 6,34%; Pulau Bali dan Nusa Tenggara 3,06%; serta Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,17%.
  • 3. *IMPORTANT WARNING AND DISCLAIMER* #Factsheet is a publication of MUC Consulting to provide our clients, contact, and business relations with information of tax and economic update. The materials within are limited to the purpose of providing information and should not be treated similarly as professional advice or basis in formulating strategic business decisions. For more information about MUC Consulting, please click www.mucglobal.com News AGUSTUS 2019 Page 3 Formulir SPT Masa Disederhanakan Direktorat Jenderal Pajak akan menyederhanakan formulir Surat Pemberitahuan (SPT) Masa wajib pajak badan, dengan cara menyatukan keempat jenis formulir SPT Masa kedalam satu formulir. Kebijakan ini akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2020. Penyatuan atau unifikasi ini dilakukan untuk memudahkan penyampaian SPT Masa oleh wajib pajak. Adapun keempat jenis SPT masa tersebut diantaranya SPT Masa PPh Pasal 15, SPT Masa PPh Pasal 22, SPT Masa PPh Pasal 23, dan SPT Pasal 4 ayat 2. Bagi DJP penyatuan ini akan mempermudah pengawasan. Sebab, data yang masuk menjadi lebih akurat dan SPT Masa yang akan diperiksa menjadi hanya satu saja. Apalagi setelah berlakunya aturan terkait bukti potong elektronik atau e-bupot. Dalam tahap awal, pemerintah akan melakukan ujicoba pada beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan . Salah satunya adalah PT Pertamina (Persero). Pemerintah Kaji Pembebasan Pajak Atas Bunga Obligasi dan Reksadana Pemerintah akan memberikan keringanan pajak bagi investor di pasar surat berharga dalam hal ini obligasi dan reksadana. Adapun keringanan yang dimaksud adalah dengan menurunkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) atas bunga yang diterima menjadi 0%. Saat ini, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 100 Tahun 2013, bunga obligasi dan reksadana dikenai PPh final sebesar 15% untuk wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Sedangkan atas bunga obligasi dan reksadana yang diterima oleh wajib pajak luar negeri dikenakan PPh sebesar 20%. Selain itu, pemerintah juga akan memperluas cakupan insentif PPh 0% tersebut dengan menyasar pula bunga atas Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragunan Aset (KIK-EBA). Beleid perubahan ini sudah disiapkan oleh Kementerian Keuangan dan rencananya akan rislis dalam waktu dekat. MUC Tax Research Institute is a non-profit member-supported organization dedicated to study, inform, and educate public and/or stakeholders on taxation issues in Indonesia as well as give recommendation to policymakers based on our research and members’ experience. Our members are practitioners and academics, who share the same passion on taxation and aims to contribute to create better tax environment in Indonesia. Super Deductible Tax Untuk Vokasi dan R&D Pemerintah menyediakan fasilitas pengurangan pajak bagi perusahaan yang meningkatkan investasi di industri padat kerja dan yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan, riset dan pengembangan. Fasilitas perpajakan yang dikenal dengan istilah Super Deductable Tax ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 45 Tahun 2019, dan mulai berlaku 25 Juni 2019. Ada tiga fasilitas yang ditawarkan pemerintah di dalam beleid tersebut: (1) pengurangan penghasilan netto hingga 60% untuk investasi baru padat kerja; (2) pengurangan penghasilan bruto hingga 200% dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan kepelatihan dan praktik kerja untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan, Mahasiswa Vokasi, dan instruktur di Balai Latihan Kerja; (3) fasilitas pengurangan penghasilan bruto hingga 300% dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan riset dan pengembangan. Aturan ini dikeluarkan untuk mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan mendongkrak daya saing industri nasional. Namun demikian beleid ini belum mengatur secara rinci mengenai mekanisme dan tata cara mendapatkan fasilitas. Adapun ketentuan lebih detil nantinya akan tertuang dalam peraturan turunan yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK). MUC Consulting Group MUC Building, Jl. TB Simatupang 15. Tanjung Barat, Jakarta Selatan, 12530 ask_muc@mucglobal.com +6221-788-37-111 +6221-788-37-666 Contact: Kurs Pajak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit sebesar Rp135,75 triliun (0,84% terhadap PDB) menyusul realisasi penerimaan perpajakan yang tidak mampu mengimbangi kebutuhan anggaran belanja pemerintah yang meningkat signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pada paruh pertama tahun ini meski diwarnai pesta demokrasi dan perayaan hari besar keagamaan. Neraca perdagangan Indonesia hingga akhir Juni 2019 masih tercatat defisit sebe- sar US$1,93 miliar, melebar jika dibandingkan dengan posisi periode yang sama tahun lalu minus US$ 1,19 miliar. USD/IDR *14-20 AGUSTUS 2019 14.253 Inflasi Month to month 0,31% Year on year IHSG 6.315 BI 7 Days Repo Rate 5,75% Summary Report FACT SHEET Kinerja Fiskal AGUSTUS 2019 Page 1 3,32% *per Mei 2019 *per 21 Juni 2019 JPY/IDR 13,44 *per 18 Juli 2019 Year to date 2,36% Uraian Pendapatan Negara Belanja Negara 41,5% 42,0% 4,9% 59,2% Keseimbangan Primer Surplus/(Defisit) Pembiayaan 2.165,11 246,11 (20,11) (296,00) (296,00) 898,76 1.034,51 (0,97) (137,75) 175,34 APBN 2019 30 Juni % APBN Sumber: APBN Kita, Kemenkeu) Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di paruh pertama mencatatkan defisit sebesar Rp135,75 triliun atau 0,84% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit fiskal tersebut membengkak jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu (0,75% PDB) seiring dengan melandainya pertumbuhan penerimaan negara di tengah serapan anggaran belanja negara yang meningkat signifikan. Sepanjang semester I 2019, realisasi belanja negara mencapai Rp1.034,51 triliun atau 42% dari pagu APBN 2019, tumbuh 9,6% dibandingkan dengan serapan anggaran semester I 2018. Di sisi lain, realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp898,78 triliun atau 41,5% dari target di APBN 2019. Secara persentase, pendapatan negara hingga 30 Juni 2019 tumbuh 7,8% (year on year) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penerimaan semester I 2018 yang berkisar 16%. Meskipun realisasi defisit fiskal semester I 2019 masih jauh dari target yang dipatok di APBN sebesar Rp296 triliun (1,84% PDB), namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi realisasinya di penghujung tahun kemungkinan melebar menjadi Rp310,8 triliun (1,93% PDB). Kendati demikian, proyeksi defisit tersebut masih jauh di bawah batas aman 3% PDB yang diamanahkan Undang-Undang APBN. Potensi Shortfall Dari sisi penerimaan, kontribusi perpajakan yang relatif stagnan patut menjadi sorotan. Sepanjang periode Januari-Juni 2019, realisasi penerimaan pajak sebesar Rp603,34 triliun atau baru 38,25% dari target Rp1.577,56 triliun di APBN 2019. Pencapaian tersebut tidak lebih baik secara persentase dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak semester I 2018 yang sebesar Rp581,54 triliun atau 40,84% dari target. Apabila dirinci, Pajak Penghasilan (PPh) Migas menyumbang Rp30,16 triliun (tumbuh 0,31%), PPh Nonmigas Rp346,16 triliun (5,11%), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp212,32 triliun (-2,66%), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya Rp14,7 triliun (265,8%). Defisit APBN 2019 Dibayangi Ancaman Shortfall