3. BENSIN
Bensin adalah fraksi minyak bumi yang bersifat
paling komersial dan banyak diproduksi karena
dibutuhkan banyak manusia. Secara sederhana,
bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus,
mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11.
Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul
yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon
yang terikat antara satu dengan yang lainnya
sehingga membentuk rantai.
4. Selain melalui proses distilasi bertingkat minyak
mentah,
Bensin juga diperoleh melalui proses kertakan
(cracking) atau pemutusan hidrokarbon yang
berantai pendek.
Peningkatan jumlah fraksi bensin juga dapat
dilakukan dengan cara memecah hidrokarbon rantai
panjang menjadi fraksi dengan jumlah atom karbon
antara C5-C9. Tapi hasil dari proses ini tidak dapat
bertahan lama (perengkahan termal).
5. Mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan
(knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakan dengan
angka oktan. Ketukan adalah suatu sifat yang kurang baik
pada bahan bakar, yaitu pembakaran terjadi terlalu dini
sebelum piston berada pada posisi yang tepat.
Adanya ketukan akan mengurangi efisiensi bahan bakar dan
dapat merusak mesin. Bensin yang banyak mengandung
rantai cabang, misalnya isooktana (2,2,4-trimetilpentana)
memiliki angka oktan tinggi. Makin tinggi angka oktan,
makin sukar terjadi ketukan dan makin efisien bahan bakar.
Angka oktan menyatakan persentase berdasarkan pada
volume dari isooktana bercampur dengan isooktana dan n-
heptana yang mempunyai kekhasan letupan yang sama
seperti bahan bakar kendaraan motor.
6. Nilai bilangan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar,
dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar.
Misal suatu bensin mengandung campuran 20% n-heptana dan
80% isooktana.
Bilangan oktan bensin tersebut adalah:
(
20
100
× 0) + (
80
100
× 100) = 80
Sedangkan untuk 5% n-heptana dan 95% isooktana
mempunyai bilangan oktan:
(
5
100
× 0) + (
95
100
× 100) = 95
CH3
CH3 – CH – CH2 – C - CH3
CH3 CH3
Isooktana pada struktur di samping merupakan
komponen bensin yang mempunyai cabang
paling banyak. Namun, pembuatan bensin
dengan 100% isooktana membutuhkan biaya
yang sangat mahal. Oleh karenanya, bensin
dibuat dengan mencampur isooktana dengan
alkana yang mempunyai atom C6 sampai C12
8. Cara meningkatkan bilangan oktan pada bensin
Memperbanyak kadar isooktana dalam bensin.
Menambahkan zat aditif paada bensin, seperti tetra ethyllead (TEL) atau Pb(C2H5)4
pada proses blending. Penambahan 6 ml TEL ke dalam satu galon bensin dapat
menaikkan bilangan oktan sebanyak 15-20 satuan.
Perengahan termal yang menghasilkan heksena. Keberadaan senyawa heksena dalam
bensin mampu meningkatkan bilangan oktan sebesar 10 satuan.
Metode reforming juga dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu bensin. Caranya,
dengan mengubah bentuk struktur senyawa hidrokarbon dari rantai lurus menjadi
bercabang. Proses ini dilakukan pada suhu tinggi dengan bantuan katalis.
Contoh: CH3
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 MENJADI CH3 – C - CH3
CH3
Polimerisasi yaitu menggabungkan hidrokarbon rantai pendek agar menjadi
hidrokarborbon rantai panjang.
Contoh: Butana direaksikan dengan propana membentuk heptana.
C4H10 (g) + C3H8 (g) C7H10 + 4H2
10. PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara adalah masuknya zat-zat
asing ke udara atau meningkatnya konsentrasi
salah satu komponen udara dalam jumlah
maupun batas waktu tertentu yang secara
karakteristik mengubah susunan udara normal
sehingga mampu menimbulkan gangguan-
gangguan bagi kehidupan manusia maupun
benda-benda lain. Ukuran yang dapat digunakan
untuk mengetahui hal tersebut adalah NAB.
12. PARTIKULAT
Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
pada kendaaraan bermotor dan asap industri dapat
menghasilkan partikulat karbon yang mendorong
tumbuhnya kanker.
C8H18 + 8O2 C + 7CO + 9H2O + ENERGI
Jika partikulat terlalu banyak, maka dapat
mempengaruhi jumlah radiasi matahari yang
sampai ke bumi.
Pembakaran bensin juga menghasilkan senyawa
timbal (timbal bromida atau timbal klorida) yang
beracun.
13. KARBON MONOKSIDA
Gas CO merupakan gas yang tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa dan sangat beracun.
Adanya gas CO sangat mengganggu kerja
hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah.
Hb + O2 HbO2
Daya ikat Hb terhadap CO lebih besar daripada
terhadap O2 (200 kali lebih kuat). Jika terdapat
CO2 dan O2 hemoglobin akan mengikat CO
membentuk CO hemoglobin.
Hb + CO COHb
14. KARBON DIOKSIDA
Adanya karbon dioksida yang berlebihan akan
menyebabkan timbulnya efek rumah kaca.
Banyaknya gas CO2 dapat menaikkan temperatur
permukaan bumi. Hal itu dapat mengakibatkan
mencairnya es di daerah kutub yang dapat
berakibat naiknya permukaan air laut. Kenaikan
temperatur permukaan bumi juga dapat
memperbanyak penguapan air yang berakibat
mempertinggi curah hujan dan menyebabkan banjir
15. OKSIDA BELERANG (SOX)
Gas belerang dioksida (SO2) merupakan gas yang tidak
berwarna, berbau tajam, berbahaya bagi manusia dan
terdapat kurang lebih 18% daari total polutan udara.
Gas belerang trioksida (SO3) merupakan gas yang reaktif .
Di atmosfer, cenderung bereaksi dengan uap air
membentuk asam sulfat (H2SO4) yang bersifat korosif. Jika
asam tersebut turun ke bumi bersama air hujan, terjadi
hujan asam.
CaCO3 + 2H+ (hujan asam) Ca2+ + H2O + CO2
Hujan asam dapat merusak logam, baja, patung atau
benda-benda yang terbuat dari CaCO3.
16. PENGARUH HUJAN ASAM
Pengaruh hujan asam terhadap tanaman:
Kerusakan pada sel-sel jaringan tumbuhan
Menekan laju pertumbuhan
Mengakibatkan stres pada proses penyerbukan
Proses fiksasi nitrogen juga terhambat karena
perkembangan nitrobakteria dalam tanah terganggu
Menyebabkan cacat pada jaringan tumbuhan sehingga
lama kelamaan tumbuhan akan mati.