1. MINYAK BUMI
A. PEMBENTUKAN MINYAK
B. KOMPONEN MINYAK BUMI
C. PENGOLAHAN MINYAK BUMI
D. BENSIN DAN BILANGAN OKTAN
E. KEGUNAAN MINYAK BUMI DAN RESIDUNYA
F. DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
2. ANGGOTA KELOMPOK
Gusti Ayu Putu Ari Utami (08)
Berliana Permata Surya (11)
Efritha Belliana Elsha (17)
L G Gita Sangita (24)
Kumara Dewi (30)
3. A.PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
1. Minyak Bumi dari Zat Anorganik
Kimiawan Prancis, Berthelot tahun 1866
menyatakan bahwa logam-logam alkali dalam
bumi bereaksi dengan CO2 pada suhu tinggi
membentik gas asetilena (C2H2).
Sementara itu tahun 1877 Dmitri Ivanovick
Mendeleev mengemukakan bahwa besi
karbida di dalam bumi bereaksi dengan air dan
menghasilkan gas asetilena. Reaksi ini mirip
dengan reaksi yang terjadi antara batu karbida
dengan air.
4. 2. Minyak Bumi dari Zat Organik
Teori yang menyatakan minyak bumi berasal
dari tumbuh-tumbuhan pertama kali
dikemukakan oleh ilmuwan Prancis, P.G. Macquir
pada 1758 yang didasarkan pada sumber batu
bara yang juga berasal dari tumbuhan.
Adapun teori yang minyak bumi selain
berasal dari tumbuh-tumbuhan juga berasal dari
hewan dikemukakan oleh J.P. Lesley, kemudian
dilakukan percobaan distilasi minyak bumi dari
moluska (hewan lunak) oleh H. Hofer dan C,
Heugler. Mereka melakukan distilasi terhadap
daging kerang dan ikan pada suhu 3000 C- 4000C
dan tekanan 10 atm. Pada proses tersebut
dihasilkan zat menyerupai minyak bumi.
5. Berdasarkan teori pembentukannya, minyak
bumi berasal dari hasil pelapukan organisme hidup
yang berlangsung selama berjuta-juta tahun.
Daerah pantai yang memiliki muara sungai
menghadap ke laut terbuka memiliki kemungkinan
lebih besar memproduksi zat organik. Selanjutnya,
zat organik tersebut terus menyebar ke dalam
batuan serpih lempung yang halus, terakumulasi
dan terkonsentrasi.
Minyak bumi berada dalam batuan sehingga
disebut petroleum. Fosil yang tertimbun akan
membentuk minyak bumi dalam waktu minimal dua
tahun. Setelah terbentuk, minyak bumi tersebut
akan bergerak melalui celah-celah di antara lapisan
batuan sehingga untuk memperolehnya dilakukan
pengeboran.
6. Contoh : CH₃ - CH₃ dan CH₃ - CH₂ - CHs₃
etana propana
1. Senyawa Hidrokarbon Alifatik
Rantai Lurus
Senyawa hidrokarbon alifatik rantai
lurus biasa disebut alkana atau normal
parafin.Senyawa ini banyak terdapat
dalam gas alam dan minyak bumi yang
memiliki rantai karbon pendek.
B. Komponen Minyak bumi
2. Senyawa Hidrokarbon Bentuk
Siklik
Senyawa hidrokarbon siklik
merupakan senyawa hidrokarbon
golongan sikloalkana atau
sikloparafin. Senyawa hidrokarbon
ini memiliki rumus molekul sama
dengan alkena (CnH₂n), tetapi tidak
memilikinikatan rangkap dua.
Senyawa hidrokarbon siklik dalam
miyak bumi berupa campuran
siklopentana dan sikloheksana yg
disebut naften.
7. Golongan senyawa yang termasuk
ke dalam senyawa hidrokarbon ini
adalah senyawa golongan isoalkana
atau isoparafin. Jumlah senyawa
hidrokarbon ini tidak sebanyak
senyawa hidrokarbon alifatik rantai
lurus dan senyawa hidrokarbon bentuk
siklik.
4. Senyawa Hidrokarbon
Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik
merupakan senyawa hidrokarbon yang
berbentuk siklik segienam, berikatan
rangkap dua selang-seling dan
merupakan senyawa hidrokarbon tak
jenuh. Terdapat dalam minyak bumi
yang memiliki atom C besar.
3. Senyawa Hidrokarbon
Alifatik Rantai Bercabang
9. C. Pengolahan Minyak Bumi
Distilasi Cracking Reforming
PolimerisasiTreatingBlending
10. Distilasi atau
penyulingan merupakan
cara pemisahan
campuran senyawa
berdasarkan pada
perbedaan titik didih
komponen-komponen
penyusun campuran
tersebut.
Cara distilasi
dengan menggunakan
beberapa tingkat suhu
pendinginan atau
pengembunan disebut
distilisasi bertingkat.
DISTILASI
Untuk memperoleh kualitas bensin yang
baik dilakukan blending (pencampuran),
terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat
aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam
proses pengolahannya. Bahan- bahan
pencampur tersebut, antara lain tetraethyllead
(TEL), MTBE, etanol, dan methanol.
Penambahan zat aditif ini dapat meningkatkan
bilangan oktan.
BLENDING
11. Cracking adalah penguraian
(pemecahan) molekul-molekul
senyawa hidrokarbon yang
besar menjadi molekul-molekul
senyawa yang lebih kecil.
Contoh cracking ini adalah
pengubahan minyak solar atau
minyak tanah (kerosin) menjadi
bensin.
Reforming adalah pengubahan
bentuk molekul bensin yang
bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang
bermutu lebih baik (rantai karbon
bercabang). Kedua jenis bensin ini
memiliki rumus molekul sama,
tetapi bentuk strukturnya berbeda
sehingga proses ini disebut juga
isomerisasi. Reforming dilakukan
dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
12. Polimerisasi adalah proses
penggabungan molekul-
molekul kecil menjadi
molekul besar. Misalnya,
penggabungan senyawa
isobutena dengan senyawa
isobutana yang menghasilkan
bensin berkualitas tinggi,
yaitu isooktana.
POLIMERISASI
Treating adalah proses
pemurnian minyak bumi
dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya.
TREATING
PROSES TREATING:
Copper sweetening: proses
penghilangan bau tidak sedap.
Acid treatment: proses
penghilangan lumpur.
Desulfurizing: proses
penghilangan unsur belerang.
13. D. Bensin dan Bilangan Oktan
• Komponen utama bensin adalah n-heptena
(C7H16) dan isooktana (C8H18). Kualitas bensin
ditentukan oleh kandungan isooktana (bilangan
oktan). Bilangan oktan untuk n-heptana = 0 dan
isooktana = 100.
• Fungsi kandungan isooktana pada bensin:
1. Mengurangi ketukan (knocking) pada mesin
2. Meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga
energi yang dihasilkan lebih besar.
• Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan
dengan:
1.Memperbesar kandungan isooktana
2.menambah zat akditif antiketukan (TEL, MTBE
dan etanol).
Bensin adalah salah satu bahan
bakar bermotor
14. ETANOL
Memiliki bilangan oktan
123 dan lebih unggul
disbanding TEL dan MTBE
karena tidak mencemari
udara dan mudah
diuraikan
mikroorganisme. Selain
itu bahan baku untuk
membuat etanol juga dari
fermentasi tumbuh-
tumbuhan yang melimpah
dialam dan dapat
dibudidayakan.
Methyl Tertier
Buthyl Ether
(MTBE)
Memiliki bilangan
oktan 118, dan lebih
aman disbanding TEL
karena tidak
mengandung logam
berat namun tetap
berpotensi
mencemari
lingkungan karena
sulit diuraikan
Mikroorganisme.
Tetraethylleed (TEL)
Pb(C2H5)4
Untuk mengubah Pb dari
padat ke gas
ditambahkan zat adiktif
lain yaitu etilen bromida
(C2H5Br) yang nantinya
akan bereaksi
membentuk uap PbBr2.
Namun Pb nantinya
dapat membahayakan
kesehatan karna
merupakan logam berat.
15. KEGUNAAN MINYAK BUMI
BAHAN BAKAR GAS
ADA 2 JENIS GAS ALAM, YAITU :
1. LIQUEFIED NATURAL GAS (LNG)
TERKENAL SEBAGAI GAS RAWA YANG TERDIRI ATAS 90% METANA DAN
10% ETANA.
2. LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG)
SEBAGAI GAS ELPIJI DENGAN KOMPONEN UTAMA PROPANA (C3H8)
DAN BUTANA (C4H10).
BAHAN BAKAR GAS DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA
DAN INDUSTRI. PADA KENDARAAN BERMOTOR BERTUJUAN UNTUK
MENEKAN PENCEMARAN UDARA. SELAIN ITU SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN PLASTIK DAN PEMBUATAN ZAT ADITIF BENSIN.
E. Kegunaan Minyak Bumi dan Residunya
16. Pelarut dalam industri.
Contohnya: petroleum eter.
Bahan bakar kendaraan
bermotor. Contohnya: bensin
dan solar.
Bahan bakar rumah tangga &
bahan baku pembuatan bensin.
Contohnya: kerosin/minyak
tanah.
Bahan bakar untuk mesin diesel.
Minyak pelumas (pelumasan
atau lubrikasi mesin-mesin).
Bahan baku pembuatan sabun
dan detergen.
17. KEGUNAAN RESIDU
Terdiri atas :
Paraffin (pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan
lilin.)
Aspal (pengeras jalan raya.)
Residu minyak bumi digunakan sebagai bahan
dasar industry petrokimia. Yang berupa senyawa
alkana rantai panjang diuraikan menjadi senyawa
alkena (etana/butadiene)
(CH2 – CH2) CH2 = CH2
residu etena
[CH2 – CH2 – CH2 – CH2] CH2 = CH – CH2 – CH3
residu 1,3 butadiene
18. Senyawa alkena (etena) yang terbentuk dapat menjadi
senyawa karbon lain :
Senyawa polietena (plastic)
n(CH2 = CH2) [CH2 – CH2]n
etena plastic polietena
Senyawa etanol
Reaksi hidrasi etena :
CH2 = CH2 + H2O CH3 – CH2 – OH
19. Dampak Pembakaran Bahan Bakar
1. Oksida Karbon
Gas CO2 tidak membahayakan kesehatan, namun pada
konsentrasi tinggi (10%-20%), dapat menyebabkan pingsan.
Senyawa hidrokarbon (CxHy) pembakaran sempurna dengan
persamaan reaksi :
CxHy(l) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
Gas CO2 dimanfaatkan tumbuhan untuk fotosintesis :
6CO2(g) + 6H2O(g) C6H12O6(s) + 6O2(g)
Lapisan CO2 di atmosfer menahan sinar inframerah yang dipantulkan bumi, dan bumi
terasa panas, yang disebut dengan Efek Rumah Kaca.
20. a. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau,
tetapi sangat beracun. Kadar CO 100bpj di udara
dapat menyebabkan sakit kepala, lelah, sesak
napas, & pingsan. Dalam empat jam, dapat
menimbulkan kematian. Gas ini dapat bereaksi
dan berikatan dengan hemoglobin (Hb) sangat
baik.
Gas CO sebagai ligan, bersifat tidak dapat balik
(irreversible) :
Hb + CO HbCO
Ikatan gas O2 dan Hb dalam molekul HbO2
bersifat dapat balik (reversible) :
Hb + 4O2 Hb(O2)4
21. 2. Oksida Belerang
Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat
dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau
pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang
yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan.
Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung
dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam.
3. Oksida Nitrogen
NOx adalah sebuah sebutan umum untuk mono-nitrogen oksida NO dan NO2 (nitrogen
monoksida dan nitrogen oksida). Gas ini dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara
saat pembakaran, terutama pada suhu tinggi. Di tempat-tempat dengan kepadatan lalu lintas yang
tinggi, seperti di kota-kota besar, jumlah nitrogen oksida yang dilepaskan ke udara sebagai polusi
udara dapat meningkat signifikan. Gas NOx terbentuk di semua tempat yang terdapat pembakaran -
contohnya dalam mesin. Dalam kimia afmosfer, sebutan NOx artinya adalah total konsentrasi dari
NO and NO2. NOx bereaksi membentuk asbut dan kabut asap. NOx juga merupakan senyawa utama
pembentukozon troposfer.
22. 4. Logam Timbel (Pb)
Logam Pb dapat mencemari udara. Logam Pb yang terbakar membentuk
oksida Pb. Logam Pb bersifat racun karena dapat merusak saraf otak. Dalam
senyawanya, yaitu TEL (tetraethyllead) sengaja ditambahkan ke dalam bensin
untuk menaikkan nilai oktan. Semakin tinggi bilangan oktan maka mutu
bensin semakin baik.
Logam Pb dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak, menghambat
pertumbuhan dan dapat menimbulkan kelumpuhan. Gejala keracunan Pb
yaitu mual, anemia dan sakit perut.
Di negara maju, penggunaan TEL pada bensin sudah dilarang. Seharusnya di
Indonesia pun sudah saatnya untuk tidak menambahkan TEL pada bensin.
Selain dari penggunaan TEL pada bensin, sumber pencemar logam Pb lainnya
berasal dari penggunaan baterai, kabel, cat (sebagai zat pewarna) industri
penyebuhan dll.
23. 5. Partikulat
Partikulat adalah partikel-partikel padat
atau cair yang ada di udara. Partikulat padat
disebut asap dan partikulat cair disebut kabut.
Partikulat padat dihasilkan oleh pembakaran
bahan bakar, terutama solar, batubara,
pembakaran sampah, industri kimia dan
aktivitas gunung berapi. Partikulat cair
terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang
menguap. Keberadaan partikulat padat dan
cair ditambah dengan oksida-oksida nitrogen
dan oksida belerang di udara akan
menimbulkan asap kabut yang dikenal dengan
istilah smog berasal dari kata smoke dan fog.