Khutbah Iedul Adha ini membahas tentang pentingnya istiqomah dalam menjaga kesholehan. Ustadz mengingatkan bahwa kita harus selalu menjaga perilaku baik di hadapan Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ia juga mengajak umat Islam untuk terus bersyukur atas nikmat Allah dan berdoa agar kita senantiasa dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang dilarang.
2. KHUTBAH IDUL ADHA 1438 H.
“Istiqomah Menjaga
Kesholehan”
Oleh :
Ust. M. Dimyati Fanani, S.Ag. MM.
Masjid Al-Ihsan
KOMPLEK POLRI CIPINANG JAKARTA TIMUR
10 DZULHIJJAH 1438 H.
1 SEPTEMBER 2017 M.
4. 4
اهللأْكبْر،اهللأْكبْروِللْاْلْمهد...
Ma’asyirol Muslimin, jama’ah sholat Iedul Adha
Masjid Nurul Hikmah –semoga Allah senantiasa
memberkahi dan merahmati kita semua– Aamiin..
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah –subhanahu
wa ta’ala– karena atas izin dan kasih sayang-Nya, kita
bisa kembali hadir di tempat ini. Rasanya baru kemarin
kita berkumpul merayakan Idul Fitri sebagai hari
kemenangan melawan nafsu. Hari ini kita berkumpul
kembali berjam’ah melaksanakan shalat Idul Adha
sebagai simbol persatuan kaum Muslimin. Hari Raya
Idul Adha, adalah hari yang penuh berkah, hari ini
adalah hari yang diagungkan Allah, hari ini Allah
jadikan sebagai Yaumul Hajjil Akbar, dikatakan Al-Hajj
Al-Akbar bukanlah karena disebabkan hari ‘Arafah
jatuh bertepatan dengan hari Jum’at saja, tidak !, Al-
Hajj Al-Akbar adalah hari raya Idul Adha itu sendiri.
Hari raya Idul Adha dinamakan Al-Hajj Al-Akbar
dikarenakan sebagian besar manasik Haji dilaksanakan
pada hari tersebut, pada hari itu jamaah Haji
melaksanakan Thawaf, melempar jumrah dan
mencukur rambut.
Sehari sebelumnya, yaitu 9 Dzulhijjah berjuta-juta
manusia dari berbagai penjuru dunia, dari pelosok
negara dan benua, di bawah terik matahari yang
menyengat, mereka berdesak-desakan dan berhimpit-
himpitan berkumpul di Padang ‘Arafah dalam rangka
memenuhi tuntutan amalan rukun haji.
اهللأْكبْر،اهللأْكبْروِللْاْلْمهد...
Hal ini dapat menggambarkan dan mengingatkan
kepada kita semua, bahwa nanti setelah mayat-mayat
dibangkitkan kembali dari kuburnya, seluruh manusia
5. 5
dan Jin semuanya akan digiring dan dikumpulkan di
Padang Mahsyar. Nanti sebagian orang yaitu para Nabi
dan orang-orang yang bertaqwa, Allah kumpulkan
mereka dalam keadaan berpakaian rapi, berkendaraan
onta yang berpelanakan emas. Sebagian orang, para
pelaku dosa besar di sana dalam keadaan telanjang
bulat tidak beralas kaki. Orang-orang Kafir akan
dikumpulkan oleh Allah, dalam keadaan telanjang bulat
tidak beralas kaki dan dengan kepala di bawah, kepala
digunakan untuk berjalan. Sebagian lagi, orang-orang
yang sombong, orang-orang yang congkak di dunia, di
Padang Mahsyar nanti bentuknya kecil-kecil, bahkan
sekecil semut, meskipun kecil bentuknya tetapi tetap
berbentuk manusia, mereka diinjak-injak tapi tidak
mati-mati, sebagai balasan kesombongan mereka di
dunia, sebagian orang sombong karena harta, sebagian
orang sombong karena kedudukan, sebagian orang
sombong karena keturunan dan lain sebagainya.
Di Padang Mahsyar sebagaimana Rosululloh sabdakan,
matahari menjadi sangat dekat dengan kepala manusia,
orang-orang nanti di sana sebagian keringatnya sampai
ke lututnya, sebagian sampai ke dadanya, sebagian
yang lain tenggelam oleh keringatnya, tanpa mengenai
orang yang di sebelahnya. Namun ada beberapa orang
yang selamat dari siksaan-siksaan itu. Di antara
mereka yang akan selamat dari terik panas matahari,
sebagaimana sabda Rosulululloh –shallallahu 'alayhi
wasallam– :
ِظ ِِف هللا همههُّلِظهي ٌةعْبسِّلِظ َّلِإ َّلِظ ل مْوي ِه،ههُّل: ْمههْنِم ركذو
َّلجو َّزع ِللا ِةادبِع ِِف أشن ٌّابشو)عليه فقّ(مت
Maknanya : “Ada tujuh golongan yang akan dilindungi
oleh bayangan ‘arsy, di mana ketika itu tidak ada
6. 6
naungan kecuali naungan ‘Arsy. Kemudian Rasulullah
menyebutkan, salah satunya adalah remaja, pemuda
yang tumbuh dan berkembang dalam ibadah dan taat
kepada Allah”. (H.R. al Bukhari dan Muslim)
اهللأْكبْر،اهللأْكبْروِللْاْلْمهد...
Idul Adha mengingatkan kita pada sejarah Nabiyulloh
Ibrahim dan Nabi Ismail –‘Alaihimas salam–, sudah
sering kita mendengar uraian tentang ketabahan,
keikhlasan dan pengorbanan mereka, bahkan kisah
kesholehan seorang ayah dan anak ini diabadikan Allah
dalam Al-Qur’anul Karim.
Sekarang adalah tugas dan kewajiban kita untuk
menjaga amanah Ilahi yaitu istri, anak dan cucu-cucu
kita agar spirit dan ruh keshalehan, ketaatan maksimal
kepada Allah dan Rosul-Nya, sebab merekalah generasi
penerus perjuangan kita di negara tercinta Indonesia
ini.
Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib –Rodhiyallahu
‘Anhu– memberikan taushiyah kepada kita agar kita
berjalan menuju pribadi yang sholeh dan sholihah.
ىلعات هللا يِضر ّيِلع ْنعٍالصِخ هسَْخ لْولهك هَّاسنال ارصلْمههُّل
ِلْضفْلِِب ُُّّحالشو ياْنُّالد لىع هصْرِْاْلو ِلْهْْلِِب هةعناقْلا اهُلَّوأ ْْيِِاْلص
ِيْألرِِب هابجْعِلْاو ِلمعْلا ِِف هءَّيّ
ِرالو
“Dari Ali bin Abi Tholib –Rodhiyallahu ‘Anhu– berkata :
Seandainya manusia mau menghindari lima perkara
tentunya mereka semua akan menjadi manusia yang
sholeh :
1- Ridho dengan kebodohan, dengan kata lain tidak
mau belajar terutama ilmu-ilmu agama, dengan kata
lain tidak mau dekat dengan ulama, jauh dengan
majlis ta’lim, karena sesungguhnya syetan itu lebih
7. 7
hawater, lebih takut kepada satu orang Alim saja
yang sedang tidur dari pada seribu ‘Abid (orang yang
melaksanakan ibadah) namun tidak tahu ilmunya.
Sungguh tidak akan pernah bisa menjadi pribadi
yang sholih dan sholihah kecuali yang mau belajar
ilmu agama, ini merupakan pintu pertama
terbukanya jalan menu pribadi yang sholih
/sholihah lahir batin.
2- Sifat dan sikap ‘hubbud dunya’ yaitu berlebihan
dalam mencintai harta dunia, matre, rakus dan
tamak. Mencari harta dunia, mencintai dunia
tidaklah dilarang dalam agama, asalkan tidak
melebihi cinta kita kepada Allah dan rosul-Nya.
Cobalah kita tengok sekarang ini di rumah-rumah
tahanan, di penjara tidak sedikit orang-orang kaya
dari hasil yang tidak halal. Sesungguhnya rasa takut
kelaparan dan jatuh dalam kemiskinan itu selalu
dihembuskan oleh syaitan, agar kita jadi orang yang
kikir, agar kita memanfaatkan keadaan, mumpung
masih berkuasa.. kapan lagi, kamu akan bisa kaya..
begitulah bisikan syetan. Allah berfirman :
﴿
﴾: البقرة268
Maknanya : “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti)
kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu ber-
buat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan
untukmu ampunan dan karunia. Dan Allah Maha
Luas karunia-Nya lagi Maha Mengatahui.
Sungguh kekayaan harta duniawi tidak akan pernah
langgeng, sebagaimana juga umur manusia, pasti
ada akhirnya. Apa yang kita lepaskan di jalan Allah,
8. 8
adalah harta kita yang sebenarnya yang akan kita
petik pada kehidupan yang abadi nanti. Apa yang
kita simpan-simpan, apa yang kita sayang-sayang,
kita anggap investasi masa depan, ingatlah
semuanya itu, di dunia saja manfaatnya belum
tentu akan kembali kepada kita, atau bahkan ke
keluarga kita.
Dikisahkan bahwa ada seorang syekh/ulama ketika
dihidangkan kepadanya minuman berupa kopi, teh
atau semacamnya, setelah beliau meminumnya
selalu beliau sisakan teh atau kopi tersebut. Murid-
muridnya mengira bahwa syekh ini memberikan sisa
minuman itu kepada muridnya, mungkin agar
muridnya mendapat keberkahan. Ternyata setelah
ditanya kenapa anda selalu menyisakan minuman
anda, kemudian syekh itu menjawab:
عمًالِبِدْيِثرهسْوِلللا:ِاَّتهقَّنال وارولْوِبِشِّقْترْة
“Aku memberikan sisa minuman itu tiada lain karena
mengamalkan perintah Rasulillah jauhkan diri anda,
bentengi diri anda dari neraka walaupun dengan
sedekah hanya separuh kurma”.
3- Tidak peduli kepada sesama (pelit, penimbun harta)
hadits Nabi :
ْبش تِب ْنم ِِْب نآم اماعِب هملْعي ِهِبْنج ىلِإ ٌعِائج هههارجو نِه
)أنس عن سننه ِف ارزالب اهو(رَ
Maknanya: "Tidaklah beriman kepadaku (dengan
sempurna) orang yang tidur dalam keadaan
kenyang padahal tetangganya di sebelahnya
kelaparan dan ia mengetahui hal itu".
(H.R. Al-Bazzar)
Pernah ada kisah pada masa pemerintahan Umar
ibn Khottob ketika ada seorang yang melaporkan
9. 9
tetangganya karena dia telah mencuri makanan
miliknya, kemudian Kholifah Umar ibn Khottob
memanggil si pencuri dan hendak memberinya
hukuman peringatan, si pencuri berkata :”Wahai
Amir Mukminin, Demi Allah saya tidaklah mencuri
untuk memuaskan nafsu saya, hanya karena saya
benar-benar lapar, dan itu tetangga saya yang kaya
raya tidak memberikan lapangan pekerjaan pada
saya”. Seketika Kholifah Umar ibn Khottob
berpaling kepada orang yang mengadu tadi berkata
:”Benarkah begitu?”, orang yang mengadu tadi
mengiyakan, lalu Kholifah Umar ibn Khottob
berkata :”Maafkanlah, berikan dia pekerjaan”.
Sungguh sikap dan sifat ‘peduli kepada sesama’
akan menghantarkan kita menuju kepada pribadi
yang sholih, sholihah lahir dan batin.
4- Tidak Ikhlas karena Allah (riya’)
﴿ْينِّالد ههل ِْْيِصِلْهُم للا اوهدهبْعيِل َّلِإ اْوهرِهمأ مآو﴾: البينة5
Maknanya : “Dan mereka hanya di-perintah untuk
menyembah Allah dengan ikhlas”. (Al-Baiyinah 5)
Maka ketika seseorang mempunyai niat ganda. Niat
memperoleh pahala, melaksanakan perintah Allah –
subhanahu wa ta’ala– serta niat agar dipuji orang
maka ia tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun
dari ibadah yang dia laksanakan. Diriwayatkan
suatu ketika Rasulullah -shallallahu ‘alayhi
wasallam- ditanya oleh salah seorang sahabat :
َّيذِب ْيِغتْبي ْوهزْغي ٌلهجر ِللا لْوهسرِّالذو رْجاأل كِلالم ،رْك؟ هه
Maknanya :“Wahai Rasulullah, jika seseorang
berjihad, berperang di jalan Allah dia berharap
mendapat pahala dari Allah sekaligus berharap
nantinya namanya diingat-ingat, disebut-sebut
10. 10
sebagai syahid, sebagai pahlawan Islam, oleh orang,
apa yang akan dia peroleh ?”, Rasulullah menjawab
: ههل ءْيش ل “Dia tidak akan memperoleh pahala
apapun”, sahabat tersebut mengulangi pertanyaan-
nya sampai tiga kali, Rasulullah pun menjawab
dengan jawaban yang sama sampai tiga kali pula
dan melanjutkan sabda beliau :
ههل اًصِالخ انكام َّلِإ ِلمالع نِم هلبْقي ل للا َّنِإ ،ههل ءْيش ل
ههههْجو ِهِب يِغهتْاب امو
“Dia tidak akan memperoleh pahala apapun,
sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal
ibadah siapapun, kecuali amal ibadah yang murni
karena-Nya dan hanya untuk mencari ridla-Nya”.
5- Yang terakhir pesan Amirul Mukminin Ali bin Abi
Tholib –Rodhiyallahu ‘Anhu–, agar kita menjauhi
sifat dan sikap egois, merasa hanya pendapatnya
saja yang benar, selain pendapat saya adalah salah
dan sesat. Sifat dan sikap seperti ini justru
menjauhkan seseorang dari pribadi yang sholih dan
sholihah. Suatu ketika Rosululloh -shallallahu
‘alayhi wasallam- dalam sebuah peperangan
melawan orang kafir mengatur strategi, pasukan
panah berada di sini, pasukan berkuda di sebelah
sana dan pasukan pedang disebelah sini. Tiba-tiba
seorang sahabat mengatakan :”Wahai Rosululloh
apakah strategi ini wahyu Allah atau pendapat
anda?”, Rosul menjawab :”Ini pendapatku, terus
kenapa?” sahabat itu menjawab :”Menurut saya
begini, begini”, Rosululloh mendengarkan dengan
seksama, manusia paling utama, paling mulia di
dunia dan akhirat itu sedikitpun tidak merasa
11. 11
tersinggung, tidak merasa terhina, tidak merasa
rendah diri, tidak merasa harga dirinya jatuh karena
pendapat dan idenya ada yang menyangkal.
Ternyata sahabat itu adalah Umar ibn Khottob
bahkan Rosululloh memuji kecerdasan Umar, beliau
bersabda :
لْوكاننِبيِم اْنبْعِدْيْيغ ،ْرمهع انكلأ رْْيِلسْرهمْلاو ِاءيِبْنألْا هاَتخ ْ
ِِنَّن
“Seandainya ada nabi setelahku, itu adalah umar,
hanya saja akulah penutup para nabi dan rosul”.
اهللأْكبْر،اهللأْكبْروِللْاْلْمهد...
Ma’asyirol Muslimin, rohima kumulloh..
Mari kita mulai dari setiap diri kita masing-masing,
menjaga amanah Allah anak dan istri kita, mendidik
mereka agar menjadi anak-anak yang sholeh, istri yang
sholehah, sebagaimana Nabi Ibrahim mendidik Istrinya
Sarah dan Hajar menjadi istri-istri yang sholihah dan
Ismail anak yang sholeh.
Berawal satu keluarga yang sholeh insya Allah akan
terbentuk masyarakat yang sholeh dan dari masyarakat
yang sholeh diharapkan terwujudnya negara yang
Baldatun Thoiyibatun wa Robbun Ghofur sehinga
keberkahan hidup di negeri ini akan didatangkan Allah
–Subhaanahu Wata’ala–, Allah berfirman :
﴿
﴾
افراألع96
Maknanya : “Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri
itu mereka beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tatapi bilamana mereka mendustakan ayat-ayat
15. 15
Sekilas Profil Khotib
Nama Lengkap : M. Dimyati Fanani, S.Ag, MM
Tmpt/Tgl. Lahir : Nganjuk, 25 Agustus 1974
Alamat : Komplek TNI AL, Jln. Selat Muna No. 62
RT. 002 RW. 05 Duren Sawit, Jakarta Timur.
No. Kontak : - 081 330 292 564 (simPATI)
Istri : Hj. Tri Wahyu Indriaty
Anak : 1. Masduqi Al-Fateh
2. Mohammad Wahyu Izzan Kareem
3. Mohammad Wahyu Husamuddin Imamul Huda
4. Aisyah Adzkia Khorul Hidayah
Pendidikan : - Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo
Kediri
- Ma’had Roudhotu Tahfidzil Qur’an Perak Jombang
- Ma’had LIPIA Jakarta
- Fakultas Tarbiyah IAI Al-Aqidah Jakarta
- Talaqqi pada Habib Syeh Salym ‘Alwan Al-Hasani
(Beirut, Lebanon)
Aktifitas : - Mudarris Pondok Pesantren Denayar, Jombang.
- Mudarris/musyrif Pondok Modern Nurul Huda,
Setu, Bekasi.
- Mudarris SMP Islam Terpadu Ar-Rudho, Pondok
Kelapa, Jakarta Timur (sampai sekarang).
- Anggota aktif Korp. Muballigh & Lembaga Dakwah
‘Darul Hikam’ Jatinegara Jakarta Timur.
- Les/privat bahasa Arab, mengaji Al-Quran.