DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
1. FIKIH
PEMBERONTAKAN
(BUGHAT)
Nama
Kelompok
Aulia Irza
Ilham Noviardo
M Ali Akbar Alfarisi
Rijalul Khairi
XI IPA 1
2. PENDAHULUAN
Kaum Bughat pertama kali muncul pada masa Ali bin Abu Thalib
menjadi khalifah, yaitu sesudah khalifah Ustman bin Affan meninggal
dunia. Segolongan kaum muslimin yang berlainan faham dan politik nya
dalam menjalankan roda pemerintahan, lalu menentang pemerintahan
khalifah ali bin abu thalib dan menyatakan keluar dari pemerintahan
itu. Kaum inilah yang dinamakan kaum khawarij, artinya keluar dari
pemerintah.
Menurut riwayat, jumlah kaum khawarij pada waktu itu adalah
kira-kira 8000 orang. Khalifah ali mengutus ibnu abbas kepada
mereka untuk berunding, setelah berunding dan bertukar pikiran,
4000 orang diantara mereka kembali masuk kedalam pemerintahan,
sedang yang 4000 lagi masih tetap menjadi gerombolan. Dalam suatu
negara yang berdasarkan Islam, gerombolan seperti itu wajiblah
diperangi.
3. Pengertian Bughat
Bahasa
Istilah
Kata-kata “Bughat” adalah bentuk
jamak dari “baghin” yang berarti
pendurhaka atau pelawan, sedangkan
kata-kata “Bughat” berarti
segolongan manusia pendurhaka atau
pelawan
Menurut istilah syariat Islam, kaum
Bughat adalah segolongan umat Islam
yang melawan atau mendurhakai imam
atau pemerintah yang adil dan
menjalankan hukum syari’at Islam.
Perlawanan mereka dilakukan secara
terorganisasi atau teratur dibawah
satu pimpinan dan komando.
4. Ada satu peraturan yang langsung dari nabi bahwa pemerintah atau
imam tidak menjalankan syari’at Islam itu tidak perlu ditaati.
Dalam sebuah hadits dinyatakan:
: عن ابن عمر ر.ع. عن النبى ص.م. قال السمع والطاعة على المرء المسلم فيما احب او
(كرها مالم يؤمرو بمعصية فل سمع ول طاعة (رواه البخارى ومسلم
Artinya:” dari ibnu umar r.a. dari nabi SAW beliau bersabda: mendengar
dan menaati terhadap imam yang adil merupakan kewajiban orang
muslim, baik yang ia sukai maupun yang ia benci selama ia tidak
diperintah melakukan maksiat, tidaklah boleh didengar dan
ditaati”. (H.R. Bukhori dan Muslim)
5. Syarat-syarat Bughat
1
2
3
4
5
Perbuatan itu ditunjukkan untuk menggulingkan negara dan
semua badan eksekutif lainnya atau tidak mau lagi mematuhi
pemerintah nya
Ada alasan yang mereka kemukakan, apa sebabnya mereka
memberontak, walaupun alasan itu lemah sekali.
Pemberontak telah mempunyai kekuatan dengan adanya orang yang
mereka taati (pengatur pemberontakan) atau ada pimpinan nya
Telah terjadi pemberontakan yang merupakan perang saudara
dalam negara, sesudah mereka mengadakan persiapan atau rencana
Setelah diajak berunding dengan bijaksana sebagaimana yang telah
dilakukan oleh khalifah ali ra terhadap ahli ramal dan shiffin
6. Keterangan tentang persoalan
ini dapat dijumpai dalam
sepucuk surat yang dikirim oleh
khalifah ali kepada kaum Bughat
احدا فان فعلتم نفدت اليكم بالحرب (رواه
(احمد والحكم
Dari Abdullah bin Syaddad ia
berkata, berkata Ali R.A. kepada
kaum khawarij, “kamu boleh
berbuat sekehendak hatimu dan
antara kami dan antara kamu
hendaklah ada perjanjian, yaitu
supaya kamu jangan menumpahkan
darah yang diharamkan
(membunuh). Jangan merampok di
jalan, jangan menganiaya seseorang.
Jika kamu berbuat itu, penyerangan
akan diteruskan terhadap kamu
sekalian (HR. Ahmad dan Hakim)
Dengan keterangan ini, dapat
ditegaskan bahwa gerombolan itu
belum boleh diperangi begitu saja
selagi mereka bersedia diajak
berunding dan belum merusak
7. UNSUR-UNSUR BUGHAT
Pembangkangan
terhadap kepala
Negara (imam).
Pengertian
membangkang
adalah menentang
kepala Negara dan
berupaya untuk
menghentikannya,
atau menolak
untuk
melaksanakan
kewajiban sebagai
warga Negara.
Adanya niat yang
melawan hukum.
Disyaratkan
bahwa pelaku
bermaksud untuk
mencopot
(menggulingkan)
imam, atau tidak
mentaatinya, atau
menolak untuk
melaksanakan
kewajiban yang
dibebankan oleh
syara’.
Pembangkangan
dilakukan dengan
menggunakan
kekuatan
Apabila sikap
tersebut tidak
disertai dengan
penggunaan
kekuatan maka
hal itu tidak
dianggap sebagai
pemberontakan.
8. Hukuman bagi pelaku bughat
Cara memerangi
bughat hendaklah
dengan cara membela
diri, sebagaimana yang
telah dijelaskan.
Berarti dengan tertib
dari yang seringan-ringan
nya, karena
yang dimaksud adalah
supaya mereka
kembali taat kepada
imam dan melenyapkan
kejahatan mereka.
Kaum bughat yang tertawan hendaklah
diperlakukan;
a)Kalau ada yang luka jangan ada yang
menambah lukanya, seperti memukul dan
sebagainya.
b)Tidak boleh dibunuh.
c)Mereka yang lari tidak perlu di cari,
kecuali bila ia mengganggu keamanan.
d)Harta bendanya tidak boleh dijadikan
rampasan.
9. Hadits Rasulullah SAW.
Menyebutkan:
عن ابن عمر ر ع. قال: قال رسو ل ا ص
م, هل تدرى كيف حكم ا فيمن بغى من
هذه المة قال ا ورسوله اعلم قال :ل
يجهر على جريحها ول يقتل اسير ول يطلب
(هاربها ول يقسم فيئها (رواه البخارى والحكم
Dari Ibnu Umar R.A. ia berkata
“Telah bersabda Rasulullah SAW.
Tahukah engkau bagai mana hukum
Allah dalam perkara orang-orang
yang telah jadi kaum bughat dari
umat ini? Seorang dari sahabat
berkata, Allah dan Rasul-Nya yang
lebih tahu, Rasulullah bersabda
“tidak boleh ditambah lukanya, tidak
boleh dibunuh tawanan nya, tidak
perlu dicari mereka yang lari, dan
tidak boleh dibagi-bagi rampasan
nya. (HR. Al-Bazzar dan Hakim)
10. PENYELESAIAN PERKARA BUGHAT
Allah berfirman:
وان طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فاصلحوا بينهما
فان بغت احداهما على الخراى فقاتلواالتي تبغى
حتى تفىء الى امرا فان فاْصلحوا بينهما بالعدل
((الحجرات: 9
Dan jika ada dua golongan dari orang-orang
mu’min berperang maka damaikan
lah antara keduanya, jika salah satu dari
dua golongan itu berbuat aniaya, maka
perangilah golongan yang berbuat aniaya
itu, sehingga golongan itu kembali pada
perintah Allah. Jika golongan itu telah
kembali (kepada perintah Allah) maka
damaikan lah antara keduanya dengan adil
dan berlaku adillah (Al-Hujarat:9)[7]
Harus diakui bahwa kaum bughat itu
berbahaya menurut hukum negara. Oleh
karena itu, mereka harus ditumpas dan
diselesaikan perkaranya.
Penjelasan
a) Diperangi lebih dahulu
sebagai langkah utama
b) Di adili di muka pengadilan
sebagai langkah terakhir
11. KESIMPULAN
Bughat adalah segolongan kaum muslimin yang menentang
imam (pemerintah yang adil) dengan menyerang, serta
tidak mau mengikutinya atau tidak memberikan hak imam
yang menjadi kewajibannya, dan mempunyai alasan yang
kuat untuk memberontak, serta ada seseorang pemimpin
yang mereka taati.
Bila pemberontak itu sudah di berikan nasehat oleh
imam secara baik-baik dan telah ditempuh cara-cara lain
yang baik agar mereka bersedia mengikuti motiv yang
mendorong mereka bersikap keras tidak mau tunduk
kepada imam yang adil, tidak bersedia sadar diri dan
bertobat, mereka masih bersikeras membangkang ,maka
sang imam baru dibolehkan memberi tahu, bahwa mereka
akan di bunuh sebagai langkah yang terakhir.