Khutbah Jumat ini membahas tentang ibadah kurban. Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah besar dalam agama Islam yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha. Ibadah ini didasarkan pada beberapa dalil Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW.
1. 1
KHUTBAH JUM'AT TENTANG IBADAH QURBAN
Oleh : Abdul Roup, M.Pd.I
،َمَاِّيصال ِهْيِف ْمِْهيَلَع َمَّرَح َ
و َْنيِمِلُْسمِْلل ًاْديِع َم ْ
وَيْال َلَعَج ْيِذَّلا ِهللِ ُدْمَحْلَا
شعاءر من وجعله لألنام ضيافة ّامياأل أعظم من اليوم هذا جعل
اإلسالم
َمْحَن
.ِمَارْكِإلْا َ
و ِلَالَجْال وُذ َ
ُوه َ
و ِهِناَسْحِإ ِالَمَك ىَلَع ُهُرُكْشَن َ
و ُهُد
َُحم ىَلَع ِّلَص َّمُهَّلال ،هُلُوسَور هُدْبع اًدَّمَُحم َّأن ُدوأشه ُهَل َكي ِرَش ال ُهَدْح َ
و ُهللا إال َهَلإ ال ْأن ُدَهْشَأ
َلَع َْتيَّلَص اَمَك ٍدَّمَُحم ِأل ىَلَع َ
و ٍدَّم
ى
َ
و َمْيِهاَْربِإ ىَلَع َتْكَارَب اَمَك ٍدَّمَُحم ِأل ىَلَع َ
و ٍدَّمَُحم ىَلَع ْك ِارَب َ
و َمْيِهاَْربِإ ِأل ىَلَع َ
و َمْيِهاَْربِإ
ْديِجَم ْديِمَح َكَّنِإ َْنيِمَلاَلعْا ِف َمْيِهاَْربِإ ِأل ىَلَع .
{ َقُت َّقَح َ َّ
هللا واُقَّتا واُنَمآ َِينذَّلا اَهُّيَاأَي
:عمران [آل } َُونمِلُْسم ْمُتْنَأ َ
و الِإ َّنُتُومَت ال َ
و ِهِتا
201 ]
{ اَمُهْنِم َّثَب َ
و اَهَج ْ
وَز اَهْنِم َقَلَخ َ
و ٍةَدِحا َ
و ٍسْفَن ْنِم ْمُكَقَلَخ ِيذَّلا ُمُكَّبَر واُقَّتا ُاسَّنال اَهُّيَاأَي
اَسَت ِيذَّلا َ َّ
هللا واُقَّتا َ
و ًءاَِسن َ
و اًيرِثَك االَج ِر
ِهِب َونُلَء
:[النساء } ًابِيقَر ْمُكْيَلَع َانَك َ َّ
هللا َّنِإ َماَحْاألر َ
و
2 ] .
[ :األحزاب
00
-
02 ]{ ُذ ْمُكَل ْرِفْغَي َ
و ْمُكَلاَمْعَأ ْمُكَل ْحِلُْصي * اًدِيدَس ال ْ
وَق واُلوُق َ
و َ َّ
هللا واُقَّتا واُنَمآ َِينذَّلا اَهُّيَاأَي
َ َّ
هللا ِع ُِطي ْنَم َ
و ْمُكَبوُن
ُهَلُوسَر َ
و
ًامي ِعَظ اًز ْ
وَف َازَف ْدَقَف
ُ ْ
األ َّرَش َ
و وسلم عليه هللا صلى ٍدَّمَُحم ُيْدَه ِيْدَهْالَْريَخ َ
و ِ َّ
هللا ُابَتِك ِثِيدَحْال َقَدْصَأ َّنِإَف :ُدْعَب َّامَأ
َّلُك َ
و ةَعْدِب ٍةَثَدُْحم َّلُك َّنِإ َ
و َ
الَأ اَهُتاَثَدُْحم ُِورم
َل َ
الَض ٍةَعْدِب
ِارَّنال ِف ٍةَل َ
الَض َّلُك َ
و ة
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita
semua, sehingga dengan rahmat dan karunia itu, kita masih dapat melaksanakan berbagai kewajiban
kita, yaitu melaksanakan sholat Jum'at berjamaah di Masjid Shafwatu Ummah yang mulia ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-
benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Hadirin Rahimakumullah!
Pada bulan Zulhijah setiap kaum Muslim melaksanakan ibadah khusus, yaitu melaksanakan ibadah
haji da Qurban atau menyembelih Hewan Qurban. Ibadah qurban sangatlah ditekankan dalam Ajaran
Islam sebagai bentuk ketaatan kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan untuk menyebarkan rahmat
Alloh kepada sesama manusia, agar yang mampu dapat berbagi kepada yang tidak mampu, sehingga
yang tidak mampu juga dapat merasakan manfaat dari keberadaan orang diberikan kemampuan oleh
Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Kisah perjalanan haji Indonesia secara resmi diurus pemerintah berawal tahun tanggal 16 Agustus
1950, yang ditunjuk oleh MPH (Majelis Pimpinan Haji, sekarang Amirul Hajj) sebagai pemimpin
jamaah haji di kapal adalah Hamka (Haji Malik Karim Amrullah) naik dari kapal Kota Baru, yang
bertolak dari Tanjung Priok, sebanyak 970 orang.
Sekarang, menurut Menteri Agama jama’ah haji Indonesia tahun ini (2017) sebanyak 221.000 (dua
ratus dua puluh ribu) orang yang terbagi ke dalam kuota haji regular 204.000 (dua ratus empat ribu)
orang dan kuota haji khusus 17.000 (tujuh belas ribu) orang.
Data tersebut menunjukkan betapa antusiasnya ummat islam, khususnya bangsa Indonesia dalam
melaksanakan ibadah Haji. Bagi mereka yang diberi kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan
ibadah haji, kita do’a kan, agar mereka dapat haji mabrur. Lalu bagaimana bagi kita yang tidak/belum
diberi kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji? Amalan apa yang harus kita lakukan?
Amal sholih yang dianjurkan:
1. Memperbanyak membaca Tahlil, Takbir dan Tahmid
اَم
ْنِم
ٍَّاميَأ
ُمَظْعَأ
َال َ
و
ُّبَحَأ
َلىِإ
ِهللا
َلَمَعْال
َّنِْهيِف
ْنِم
ِهِذَه
َِّاميَألْا
ِرْشَعْال
ا ْ
ُورِثْكَأَف
َّنِْهيِف
َِنم
ِْليِلْهَّتال
ِْريِبْكَّتال َ
و
ْديِمْحَّتال َ
و
"Tiada hari yang lebih baik dan lebih dicintai Allah ta'ala untuk beramal baik padanya dari
sepuluh hari Dzul Hijjah, maka perbanyaklah membaca tahlil (Laa ilaaha illallah), takbir (Allahu
Akbar) dan tahmid (Alhamdu lillah)".(HR. Ahmad)
2. 2
Imam Bukhari menjelaskan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah, mereka berdua pergi ke pasar pada
sepuluh hari Dzulhijjah untuk menggemakan takbir pada khalayak ramai, lalu orang-orang mengikuti
takbir mereka.
Ishaq meriwayatkan dari para ahli fiqih pada masa tabi'in, bahwa mereka mengucapkan pada sepuluh
hari Dzulhijjah
ُ َّ َ
هللا
ُرَبْكَأ
ُ َّ
هللا
ُرَبْكَأ
َ
ال
َهَلِإ
َّالِإ
ُ َّ
هللا
ُ َّ
هللا َ
و
ُرَبْكَأ
ُ َّ َ
هللا
ُرَبْكَأ
ِ َّ ِ
هلل َ
و
ُدْمَحْال
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada ilah yang berhak untuk disembah kecuali Allah,
dan Allah Maha Besar, Allah Maha besar dan bagi Allah segala pujian"
Dan disunnahkan pula mengeraskan suara ketika melantunkan takbir di tempat-tempat umum,
seperti: di pasar, di rumah, di jalan umum ataupun di masjid dan di tempat-tempat yang lain.
Allah berfirman:
ْاُورِّبَكُتِل َ
و
َ ّ
هللا
ىَلَع
اَم
َه
ْمُكاَد
ْمُكَّلَعَل َ
و
َرُونُكْشَت
"Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu".
(QS. Al-Baqarah: 185).
2. Puasa Arafah
Puasa Arafah, adalah puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah. Hukumnya sunnah mu'akkadah
(sunnah yang sangat dianjurkan) bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji.
ْنَع
ِبَأ
َةَادَتَق
ِّيِارَصْنألْا
رض
هللا
،عنه
َّنَأ
َّ ِبَّنال
صلى
هللا
عليه
وسلم
َلاَق
:
ُماَي ِص
ِم ْ
وَي
،َةَفَرَع
ُبِسَت ْحَأ
ىَلَع
ِ َّ
هللا
ْنَأ
َرِّفَكُي
َةَنَّسال
ِتَّلا
،ُهَلْبَق
َّسال َ
و
َةَن
ِتَّلا
ُهَدْعَب .
Dari Abi Qotadah ra, Rosulullah saw bersabda: "Saya mengharap kepada Allah agar puasa
pada hari Arafah menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya". (HR.
Muslim no. 196, Tirmizdi no.749 dan Ibnu Majah no 1756)
Imam Nawawi mengatakan: Puasa hari Arofah dapat menghapuskan dosa dua tahun, yaitu
dosa-dosa kecil.
3. Berkurban
Berkurban adalah ibadah kepada Allah dengan menyembelih seekor kambing atau sepertujuh
onta atau sapi pada hari Idul Adha dan tiga hari tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Hukumnya sunnah mu'akkadah menurut jumhur ulama. Ibadah kurban bukan kewajiban sekali
seumur hidup, tetapi sunnah yang dianjurkan setiap tahun jika dirinya mampu, bahkan
Rasulullah saw ketika di Madinah beliau selalu berkurban setiap tahunnya. Dalam sebuah
hadits disebutkan:
ْنَع
ٍسَنَأ
رض
هللا
عنه
الَق
:
ىَّضح
ُّ ِبَّنال
ىَّلَص
ُ َّ
هللا
ِهْيَلَع
َمَّلَس َ
و
ِْنيَشْبَكِب
ِْنيَحَلْمَأ
ِْنيَنَرْقَأ
اَمُهَحَبَذ
ِهِدَيِب
َّىمَس َ
و
ََّربَك َ
و
َعَض َ
و َ
و
ُهَل ْج ِر
ىَلَع
اَمِِهحاَف ِص
)
متفق
عليه )
Dari Anas ra berkata: “Nabi saw berkurban dengan dua kambing yang mulus dan bertanduk
yang disembelihnya dengan tangannya sendiri ambil mengucapkan takbir, beliau meletakkan
kakinya di leher kambingnya. (Muttafaq Alaihi)
4. Shalat Idul Adha
Dianjurkan untuk menghadiri sholat Idul Adha dan mendengarkan khutbah bagi kaum
muslimin yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Di antara para ulama yang
membenarkan pendapat bahwa sholat Ied adalah wajib kecuali adanya uzur yang
menyebabkan tidak bisa menghadiri sholat ied seperti hujan adalah Imam Ibnu Taimiyah
berdasarkan firman Allah: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” (QS.
Al-Kautsar: 2)
Kaum wanita yang sedang mendapatkan haidh dan berhalangan dianjurkan juga untuk
menghadiri sholat Ied untuk mendengarkan khutbah. Di anatara hikmah disyariatkannya hari
Ied karena hari itu adalah hari kebaikan dan kesyukuran. Wallahu a’alam bisshowab
5. Hari Tasyrik
Istilah tasyrik diambil dari kata [ شرقت
الشمش ] yang artinya matahari terbit. Menjemur sesuatu,
dalam bahasa Arab dinyatakan: [ َقَّرَش
َءْ َشال
ِْشمَّشِلل ].
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Ada juga yang menyatakan, bahwa hari
tasyrik meliputi empat hari, hari Idul Adha dan 3 hari setelahnya.
3. 3
Awalnya adalah ketika orang-orang yang bertamu ke Baitullah telah mengalami keletihan karena
perjalanan berat yang mereka lalui, di samping kelelahan setelah ihram dan melaksanakan manasik
haji dan umrah, Allah mensyariatkan kepada mereka untuk beristirahat dengan tinggal di Mina pada
hari qurban dan 3 hari setelahnya. Allah perintahkan mereka untuk makan daging sembelihan
mereka. Di saat itulah, mereka mendapatkan jamuan dari Allah, karena kasih sayang Allah kepada
mereka.
“Kita dilarang berpuasa pada hari tasyrik karena hari tasyrik adalah hari raya kaum muslimin,
disamping hari raya qurban. Karena itu, tidak boleh puasa di Mina maupun di daerah lainnya,
menurut mayoritas ulama. Tidak sebagaimana pendapat Atha yang mengatakan, sesungguhnya
larangan puasa di hari tasyrik, khusus bagi orang yang tinggal di Mina.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 509).
Amalan di Hari Tasyrik
1. Anjuran memperbanyak berdzikir
Allah berfirman,
واُرُكْاذ َ
و
َ َّ
هللا
ِف
ٍَّاميَأ
ٍتاَودُدْعَم
“Ingatlah Allah di hari-hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah: 203). Yaitu di hari tasyrik.
Dari Nubaisyah al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ُمَّايَأ
ِيقِرْشَّتال
ُمَّايَأ
ٍلْكَأ
ٍبْرُش َ
و
ٍرِْكذ َ
و
ِ َّ ِ
هلل
“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim, Ahmad,
Abu Daud, Nasa’i).
Menyemarakkan dzikir pada hari tasyrik, bisa dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya
(Lathaiful Ma’arif, 504 – 505):
Melakukan Takbiran setiap selesai shalat wajib. Ini sebagaimana yang dilakukan para sahabat.
Sebagaimana praktek Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau dulu bertakbir
setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dzuhur pada tanggal 13
Dzulhijjah. (Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi dan sanadnya dishahihkan al-Albani)
Demikian juga dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat
shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir
setelah ashar. (HR. Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi. Al-Albani mengatakan: “Shahih dari Ali”).
Mengingat Allah dan berdzikir ketika menyembelih. Karena penyembelihan qurban, bisa
dilaksanakan sampai hari tasyrik berakhir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ُّلُك
َِّاميَأ
ِيق ِرْشَّتال
ْحبَذ
“Di setiap hari tasyrik, boleh menyembelih.” (HR. Ahmad, ibn Hibban, Ad-Daruquthni, dan yang
lainnya).
Mengingat Allah dengan membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah setelah makan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن
هللا
َّعز
وجل
يرضى
عن
العبد
أن
يأكل
األكلة
فيحمده
عليها
،
ويشرب
ربةَّشال
فيحمده
عليها
“Sesungguhnya Allah ridha terhadap hamba yang makan sesuap makanan kemudian memuji
Allah, atau minum seteguk air dan memuji Allah karenanya.” (HR. Muslim 2734)
Mengingat Allah dengan melantunkan takbir ketika melempar jumrah di hari tasyrik. Yang
hanya dilakukan jamaah haji.
Mengingat Allah dengan memperbanyak takbiran secara mutlak, di manapun dan kapanpun.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar radhiyallahu ‘anhu. Beliau melakukan takbiran di
kemahnya di Mina, kemudian diikuti oleh banyak orang, sehingga Mina bergetar karena gema
takbir. (HR. Bukhari sebelum hadis no.970)
5. 5
ْييميلسُمْلا او ام ا
ل ْس
ِ
ْ
ال ازيعَآ اُمهاللا
Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin
لا
ْييط ْ
سيليف ي
ِف اينيديهااجُملا او ْييميلسُمْلا اااننااْوخ
ِ
ا ْ ُ
ُْصنا اُمهال
Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina
ْمُهافوُف ُ
ص ْدِّيحاو او ميوِبيُلُق ا
لاع اةانييك االس لييزْنَآ او ْمُاَناامي
ِ
ا ْ
تِّيباث اُمهاللا
Ya Allah, teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan
satukanlah barisan mereka
اْييكي ْ
ْشُملا او اةارافاكْال ي ي
ْكلهَآ اُمهاللا
Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan kaum musyrikin
الْ ا
َش ْ
تِّيت اش او ليئآآا ْ
ْس
ِ
ا او ودُ ْياْلا يرِّيماد اُمهاللا
ْمُهاعْ ا
مج ْ
قِّيراف او ُمه
Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka
ينِّيدلا ااءداْعَآ اانيئاداْعَآ ا
لاع اينيديهااجُملا ْ ُ
ُْصنا اُمهاللا
Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami musuh agama
اْيي ي
َحاالر اماحْرَآآأاي اكيتا ْ
َحاريب
dengan RahmatMu, Wahai Yang Maha Pengasih
داماحُم ِّي ي
بانال ا
لاع ُا
الِل ا
ل اصاو
Dan sampaikanlah Sholawat kami kepada Nabi Muhammad
6. 6
Yang dimaksud dengan “hari-hari yang terbilang” adalah tiga hari setelah Idul Adha, yaitu hari
tasyrik. Ini merupakan pendapat Ibnu Umar dan mayoritas ulama. Sementara Ibnu Abbas dan
Atha berpendapat bahwa “hari-hari yang terbilang” jumlahnya empat hari; Idul Adha dan 3
hari setelahnya. (Lathaiful Ma’arif, Hal. 314).
Allah Ta’ala mengistimewakan hari tasyrik, dengan Allah jadikan hari ini sebagai waktu
istimewa untuk berdzikir. Sehingga Allah perintahkan kaum muslimin untuk memperbanyak
dzikir di hari ini.
Di hari tasyrik, kita dilarang untuk berpuasa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya
sebagai hari makan dan minum, serta banyak berdzikir kepada Allah.
Ibnu Rajab mengatakan:
عند غيرها ال و بمنى تصام فال النحر يوم مع للمسلمين أعياد ألنها التشريق أيام صيام عن نهى إنما و
النهي إن : قوله في لعطاء خالفا ،العلماء جمهور
منى بأهل يختص
Selanjutnya Ibnu Rajab menjelaskan rahasia di balik larangan puasa di hari tasyrik,
Sementara itu, kaum muslimin di belahan negeri yang lain, turut menyemarakkan ibadah
seperti yang dilakukan jamaah haji. Kaum muslimin memperbanyak amalan ibadah selama 10
hari pertama bulan Dzulhijjah. Mereka juga disyariatkan untuk memperbanyak dzikir,
bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan bersama-sama berusaha menggapai ampunan Allah,
dengan menyembelih hewan qurban. Setelah itu, mereka bersama-sama merayakan Idul Adha
dan hari tasyrik. Setelah mereka lelah dengan memperbanyak ibadah, selanjutnya mereka
beristirahat, menikmati hidangan daging qurban di hari tasyrik.
Allah syariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan
minum, agar mereka bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir mengingat
Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya. Dan itu merupakan bentuk syukur nikmat yang
paling sempurna. Dimana, nikmat yang kita terima, menjadi sarana untuk membantu agar
semakin giat melakukan ibadah.
Rentang waktu yang paling mulia ketika Dzulhijjah adalah 10 hari pertama. Di surat al-Fajr, Allah
berfirman:
َ
و
ِر ْجَفْال
*
ٍالَيَل َ
و
ٍرْشَع
Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh. (QS. Al Fajr: 1 – 2)
Ibn Rajab menjelaskan, malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Inilah
tafsir yang benar dan tafsir yang dipilih mayoritas ahli tafsir dari kalangan sahabat dan ulama
setelahnya. Dan tafsir inilah yang sesuai dengan riwayat dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma…”
(Lathaiful Ma’arif, hal. 469)
Allah bersumpah dengan menuebut sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Yang ini menunjukkan
keutamaan sepuluh hari tersebut. Karena semua makhluk yang Allah jadikan sebagai sumpah, adalah
makhluk istimewa, yang menjadi bukti kebesaran dan keagungan Allah.
Karena itulah, amalan yang dilakukan selama 10 hari pertama Dzulhijjah menjadi amal yang sangat
dicintai Allah. Melebihi amal soleh yang dilakukan di luar batas waktu itu. Dari Ibn Abbas radhiallahu
‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَم
ْنِم
ٍَّاميَأ
ُلَمَعْال
ُحِلَّاصال
اَهِيف
ُّبَحَأ
ىَلِإ
ِ َّ
هللا
ْنِم
ِهِذَه
َِّاميَاأل
.
ِىنْعَي
َمَّايَأ
ِرْشَعْال
.
واُلاَق
اَي
َلُوسَر
ِ َّ
هللا
َال َ
و
ُداَهِجْال
ِىف
ِيلِبَس
ِ َّ
هللا
َلاَق
«
َال َ
و
ُداَهِجْال
ِىف
ِيلِبَس
ِ َّ
هللا
َّالِإ
ُلجَر
َجَرَخ
ِهِسْفَنِب
ِهِلاَم َ
و
ْمَلَف
ْعِجْرَي
ْنِم
َكِلَذ
ٍءْىَشِب
“Tidak ada hari dimana suatu amal salih lebih dicintai Allah melebihi amal salih yang dilakukan di
sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah, pen.).” Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar
dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan
hartanya diambil musuh, pen.).” (HR. Ahmad 1968, Bukhari 969, dan Turmudzi 757).
7. 7
Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allah dan tidak ada yang lebih besar pahalanya dari pada
kebaikan yang dia kerjakan pada sepuluh hari al-Adha.” (HR. Ad-Daruquthni, dan dihasankan oleh al-
Albani)
Al-Hafidz Ibn Rajab mengatakan, Hadis ini menunjukkan bahwa beramal pada sepuluh hari bulan
Dzulhijjah lebih dicintai di sisi Allah dari pada beramal pada hari-hari yang lain, tanpa pengecualian.
Sementara jika suatu amal itu lebih dicintai Allah, artinya amal itu lebih utama di sisiNya. (Lathaiful
Ma’arif, hal. 456).
Diceritakan oleh Al Mundziri dalam At Targhib wa At Tarhib (2/150) bahwa Sa’id bin Jubair (Murid
senior Ibn Abbas), ketika memasuki tanggal satu Dzulhijjah, beliau sangat bersungguh-sungguh dalam
beribadah, sampai hampir tidak mampu melakukannya.
Ibadallah,
Memahami hal ini, saatnya kita menyadarkan masyarakat. Kita ajak mereka untuk bersama-sama
menyemarakkan 10 hari pertama Dzulhijjah dengan berbagai amal soleh dan ibadah, sebagaimana
ketika mereka menyemarakkan bulan ramadhan. Jadikan kesempatan 10 hari pertama sebagai ladang
untuk mendulang jutaan pahala.
Lebih dari itu, ada beberapa amal soleh yang dianjurkan untuk dikerjakan selama 10 hari pertama
Dzulhijjah, diantaranya:
Memperbanyak puasa sunah selama 9 hari pertama
Memperbanyak takbiran dan dzikir.
Banyak melakukan amal soleh apapun bentuknya.
Berkorban merupakan perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala di samping ibadah-ibadah lainnya,
sebagaimana Firman-Nya :
Innaa a'thoinaakal kautsar, fasholli lirobbika wanhar, innasyaa niaka huwal abtaru
Artinya, "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah
yang terputus." (QS. Al Kautsar (108) : 1-3).
Berkorban bukanlah hal baru dalam sejarah umat manusia, bahkan sejak zaman Nabi Adam a.s.,
manusia pertama yang diciptakan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala pun sudah ada pelaksanaan
Qurban, sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur'an :
Artinya,
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut
yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia
berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil "Sesungguhnya Allah hanya
menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (QS. Al Maaidah (5) : 27)
Dalam kisah tersebut dijelaskan dua orang anak manusia sama-sama mempersembahkan korban,
namun hanya korban dari Habil yang diterima, sedangkan korban dari Qabil tidak diterima. Mengapa
8. 8
demikian? Karena ternyata tidak semua korban diterima pengorbanannya oleh Alloh Subhanahu wa
Ta'ala, melainkan hanya korban yang dipersembahkan dengan ikhlas saja yang diterima
pengorbananya. "Faqoola Innamaa yataqobballloohu minal muttaqiina" (Sesungguhnya Alloh hanya
menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa).
Hadirin sidang Jum'ah rahimakumullooh,
Ajaran Qurban adalah potret dari sebuah keluarga hamba pilihan yang sangat taat akan perintah Alloh
Subhanahu wa Ta'ala. Seorang ayah yang taat kepada Alloh, seorang Ibu yang taat kepada suami, dan
seorang anak yang juga sangat taat kepada kedua orang tuanya, yang ketaatan itu mereka yakini
sebagai melaksanakan perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Itulah keluarga Ibrahim a.s. Keluarga yang
senantiasa bekerjasama bahu membahu dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Alloh
Subhanahu wa Ta'ala, keluarga yang senantiasa siap berkorban di jalan Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Sebagaimana juga dikisahkan dalam Al Quran :
Artinya, "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar". (QS. Ash Shofaat (37) 102).
Begitu mulia dan luhurnya ketaatan Nabi Ibrahim a.s. yang telah rela berkorban, bahkan anaknya
sekalipun, seorang anak yang ia dambakan kehadirannya setelah sekian tahun tidak diberikan
keturunan, anak semata wayang yang sedang beranjak remaja pun rela ia korbankan demi mentaati
Tuhannya.
Atas ujian ketaatan tersebut, terbukti Ibrahim dan Ismail taat, maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala
memberikan balasan berupa tebusan sembelihan yang besar (domba yang besar). Kemudian Alloh
abadikan kisah Ibrahim a.s. untuk menjadi contoh, dan disyariatkan dalam ajaran Islam, yaitu
menyembelih binatang ternak. Demikian pentingnya ajaran ini sehingga Rosululloh Shalallaahu 'alaihi
wa sallam bersabda,
اَنَّالَصُم َّنَبَقرَي َالَف ِّحَُضي ْمَلَف ًةَعَس َدَج َ
و ْنَم َمَّلَس َ
و ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ّ
هللا ُلُوسَر َلاَق
Artinya, "Barangsiapa memiliki keluasan rezeki, kemuadian tidak mau berkorban, maka tidak usahlah
ia mendekati mushollaku ini". (HR.
Hadirin yang dirahmati Alloh Subhanahu wa Ta'ala
Mengapa harus binatang ternak?
Barangkali itulah yang ada dibenak kita. Itulah simbol dan isyarat yang penuh dengan makna, yang
seharusnya dapat dipetik hikmahnya oleh umat Muhammad Shalallaahu 'alaihi wa sallam. Ibadah
korban adalah simbolisasi, sama dengan ibadah haji. Simbolisasi sebagai pesan moral secara khusus
dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala, Dzat yang Maha Pencipta, kepada umat manusia yang kebanyakan
bermental rendah, yakni mental kebinatang jinakan (bahimmiy).
Mental kebinatangan itulah yang menjadi orientasi hidup kebanyakan manusia, yaitu mengejar
kenikmatan badan, seperti makan, minum hura-hura, dan hasrat seksual semata.
Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala :
9. 9
Artinya, "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
yang lalai." (QS. Al A'raf (7) : 179).
Hadirin yang berbahagia..
Makna hakiki dari pelaksanaan korban adalah, menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam
diri kita, karena boleh jadi wujud kita manusia, tapi bermentalkan kerbau, sapi, kambing dll. Sifat-sifat
itulah yang harus kita sembelih untuk selanjutnya kita jadikan kendaraan ruhani menuju Ridho Alloh
Subhanahu wa Ta'ala.
Menyembelih bukan berarti mematikan jiwa, karena jiwa tidak dapat mati. Menyembelih berarti
mentransfer jiwa ke alam ruhaniah, sehingga jiwa dapat terbebas dari ikatan badan (jasad). Firman
Alloh Subhanahu wa Ta'ala :
Artinya, "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai
(keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al Hajj (22) : 37).
Sekarang, menurut sebuah harian di Makkah mereka tiba di tanah haram itu pada hari Senin
kemarin, seorang pejabat dari Kementerian Agama Uzbekistan, Haidar Sultan mengatakan “Sebanyak
75 peziarah dari Uzbekistan, yang bertempur dalam Perang Dunia II, telah tiba di Makkah untuk
melakukan ibadah haji, para veteran perang berusia antara 95 dan 105 tahun namun semuanya sehat-
sehat saja. (pent, Senin, 28 Agustus 2017)
KHUTBAH PERTAMA
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Lima hari yang lalu Allah SWT mempertemukan kita dengan Idul Adha; disebut pula
yaumun nahar, hari raya qurban. Lalu hari ini kita dipertemukan-Nya dengan hari
raya pekanan; yaumul Jum'ah, yang juga disebut sayyidul ayyam.
Maka sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat itu.
Sungguh, tanpa hidayah dari Allah, kita takkan berada di jalan lurus ini; jalan
keselamatan, jalan kebahagiaan, jalan kemenangan; dinul Islam. Tanpa rahmat dan
nikmat-Nya, kita tak mungkin mampu beramal dalam dua hari raya itu. Maka, syukur
kita sudah seharusnya terwujud dengan memanfaatkan nikmat Allah untuk mentaati-
Nya.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
10. 10
Perlu kita syukuri, bahwa pada tahun 1438 H ini jumlah jama'ah haji naik menjadi
lebih dari 2,5 juta orang, 221 ribu orang diantaranya berasal dari Indonesia. Demikian
pula, dari tahun ke tahun jumlah hewan qurban umat Islam, termasuk di Indonesia
juga mengalami peningkatan.
Qurban atau adhiyah bermula sejak zaman Nabi Ibrahim yang diperintah Allah SWT
melalui mimpinya untuk menyembelih putra kesayangan sekaligus satu-satunya saat
itu; Ismail. Ketaatan Ismail dan keteguhan Ibrahim telah terbukti dengan kesungguhan
menjalankan perintah Allah itu, meskipun secara manusiawi pasti sangat berat di hati.
Maka di saat leher Ismail telah siap, seketika itu Allah menggantinya dengan seekor