SlideShare a Scribd company logo
Susanto JC, Community-based Therapeutic Care: The Recent Approach of Prevention and
Management of Severe Acute Malnutrition, Dalam : symposium ………………………..,2009.
Severe acute malnutrition Severe Chronic malnutrition
WHZ < -3 SD < -3 SD
LILA < 11,5 cm -
Klinis - Edema atau terlihat sangat
kurus
Angka kematian Malnutrition tinggi pada balita. Dibandingkan dengan anak yang tidak
malnutrisi, kematian penderita malnutrisi 5-20 kali lebih besar. Malnutrisi berat ini dapat menjadi
penyebab langsung kematian atau melatar belakangi kematian yang sering terjadi pada anak
seperti diare dan pneumonia. Saat ini diperkirakan sekitar 1 juta anak meninggal setiap tahun
akibat malnutrisi berat (WHO, WFP, Unicef, 2007).
SEVERE CHRONIC MALNUTRITION
1. Diagnosis penderita severe malnutrition adalah :
- terlihat sangat kurus
- edema (symetrical oedema, dan pada kasus yang berat disebut oedematous
malnutrition)
- BB/TB <-3SD atau <70%
2. Semua penderita gizi buruk dianggap sakit berat. Karena penderita gizi buruk mempunyai
angka kematian yang tinggi. Penyebab kematiannya adalah : hipotermi, hipoglikemi, dehidrasi,
infeksi berat dan syok serta problema lain termasuk defisiensi vitamin, anemia berat dan gagal
jantung. Hal-hal tersebut di atas yang menjadi alasan 'initial treatment'
3. Penatalaksanaan dengan metode 10 langkah tatalaksana balita penderita gizi buruk. Untuk
mencapai penyembuhan, mencapai -1SD BB/TB (menurut WH0), untuk itu perlu waktu sekitar
26 minggu.
4. Diet yang digunakan adalah F75 pada tahap awal, dilanjutkan dengan F100 dan makanan
keluarga yang padat gizi pada fase rehabilitasi.
5. Tempat perawatan dilakukan oleh tenaga medis terlatih yang dipusatkan di TFC (Therapeutic
Feeding Centre).
1
6. Rehabilitasi dengan makanan berupa F100, setiap 4 jam. Volume dinaikkan setiap setiap kali
minum sebanyak 10 ml sampai dengan anak tidak mampu. Target asupan kalori sebanyak
150-220 kkal/kgBB/hr. Jika asupan energi kurang dari 130 kkal/kgBB/hr dianggap gagal.
7. Penyebab kegagalan terapi
Kegagalan Fasilitas pelayanan
- lingkungan tidak baik
- kurangnya staf yang terlatih
- pemberian makanan yang kurang tepat.
Faktor anak
- kurangnya makanan yang diberikan
- defisiensi vitamin dan mineral
- malabsorbsi
- infeksi yang belum dapat diatasi
- penyakit yang melatar belakangi sangat berat.
Severe Acute Malnutrition
Dengan kriteria diagnosis menggunakan WHZ <-3SD menurut WHO, 2006 atau dengana LILA
<11,5 cm mengakibatkan temua penderita pada kelompok umur yang lebih muda, anak saat
ditemukan belum begitu kurus dan angka kematian risiko kematian menurun (WHO)
Lingkar Lengan Atas atau LiLA, atau Mid upper arm circumference/MUAC dengan dikombinasikan
dengan mengenal adanya 'bipedal edema' adalah alat ukur yang terbaik untuk skrining dan deteksi
kasus malnutrisi berat pada anak umur 6 - 59 bulan (Myatt, 2006).
Klasifikasi pasien:
Penderita SAM diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Penderita SAM dengan komplikasi
2. Penderita SAM tanpa komplikasi.
Penderita SAM dengan komplikasi :
Penderita ini antara lain :
2
1. Edema berat (+++)
2. LILA < 11,5 cm dengan edema + atau ++
3. LILA < 12,5 cm dengan edema + atau ++
Dan salah satu di bawah ini
• Anoreksia
• ISPA
• Anemia berat
• Panas tinggi
• Dehidrasi berat
• Tidak sadar/letargi (Collins, 2007)
Pasien di atas dirawat dengan pendekatan WHO (10 langkah tatalaksana balita gizi buruk)
Penderita SAM tanpa komplikasi
Adalah SAM dengan:
• LILA < 11,5 cm
Atau
• LILA < 11,5 cm dengan edema + atau ++
Dan
• Nafsu makan baik
• Klinis baik
• Sadar
Penderita ini diterapi dengan secara Outpatient Therapeutic Protocol/OTP (Collins, 2007).
IV. Penderita Malnutrisi di Indonesia
Case finding
Berbagai pengukuran antropometri dilakukan di Indonesia antara lain penentuan status gizi. Saat
itu dilakukan penimbangan serentak. Balita yang mempunyai BB di bawah garis merah kemudian
dihitung BB/TB. Jika BB/TB <-3SD, balita ini dianggap gizi buruk. Jadi dari temuan di atas :
1. Balita baru bisa dicurigai menderita gizi buruk setelah mengalami BGM.
3
2. Untuk menjadi BGM biasanya balita sudah berumur 18 - 30 bulan. Saat ditemukan anak sudah
pendek, atau sudah menjadi malnutrisi kronik yang memerlukan tatalaksana yang lebih
kompleks.
3. Penderita kwashiorkor tidak akan terjaring atau ditemukan sebagai penderita gizi buruk.
4. Tidak ada penanganan gizi buruk yang baku di daerah.
Dalam menentukan gizi buruk, beberapa daerah masih menggunakan kriteria BB/U.. Beberapa
alasan yang digunakan antara lain
1. Dengan cara ini didapatkan kasus yang lebih banyak dan caranya lebih mudah (tidak perlu
mengukur panjang badan).
2. Cara ini ada dasar hukumnya yaitu SK Menkes tahun 2002, dan cara penentuan ini juga
dianjurkan dalam program MDG's
V. Penatalaksanaan penderita gizi buruk.
Di Indonesia menggunakan dua pendekatan di atas, disesuaikan dengan kemampuan daerah.
Beberapa daerah telah dilakukan uji coba penanganan gizi buruk berbasis masyarakat (CTC),
antara lain di NTB dan NTT. Beberapa daerah lain menggunakan pendekatan TFC, seperti yang
dilakukan di NTT, Kalbar, Gorontalo. Sedang beberapa daerah menggunakan modifikasi dari
keduanya.
Di Semarang (Dinas Kesehatan Kota Semarang) kami menggunakan pendekatan seperti yang
dilakukan Puslitbang Gizi Bogor, dimana penderita dirawat jalan, dikumpulkan di suatu tempat
seminggu sekali, kemudian setelah 2 bulan menjadi 2 minggu sekali sampai dengan 6 bulan. Saat
pertemuan, terhadap penderita dilakukan pemberian F100, dilakukan pemeriksaan, pengobatan,
diberi edukasi, diberi makan dan pulang dengan dibekali bahan F100 dan biskuit.
Apakah penderita yang ditemukan di Indonesia itu juga SAM?
Uji coba PPGM (program perbaikan gizi berbasis masyarakat) atau CTC, yang di dahului dengan
penjaringan pasien seperti yang dilakukan di NTB dan NTT, ternyata meleset dari yang ada di
Afrika. Demikian juga dengan temuan yang kami dapatkan di Semarang. Dari 3 lokasi tersebut
4
kasus dengan LILA <11,5 cm sangat sedikit. Khusus temuan di Semarang, tahun 2009 ini
ditangani 43 kasus gizi buruk dengan BB/PB < -3SD (dengan WHO 2005), penderita dengan LILA
< 11,5 cm hanya 6 penderita (2 dari kelompok malnutrisi akut dan 4 dari kelompok malnutrisi
kronik). Dari 43 penderita tersebut yang menderita malnutrisi akut 10 anak (BB/TB rendah tetapi
PB/U normal), sedang 33 penderita mengalami malnutrisi kronik (BB/U rendah, PB/U rendah, BB/U
rendah juga)
VI. Pencegahan
Sebagian besar kasus gizi buruk adalah chronic malnutrition. Hal ini dapat terjadi karena kasus gizi
buruk terlambat diketahui. Untuk itu beberapa langkah dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan pertumbuhan yang benar, dengan menggunakan teknik 5 arah garis
pertumbuhan.
2. Peningkatan mutu konseling pada balita yang mengalami hambatan pertumbuhan dan
penderita lain yang memerlukan.
3. Melaksanakan rujukan jika balita mengalami : 2T, terlihat kurus, edema, BGM dan LILA < 11,5
cm.
5
Daftar Pustaka
1. WHO. Management of Severe Manutrition: a manual for physicians and other senior health
worker. WHO, Geneva, 1999.
2. Black R. Allen LH, Bhutta ZA, et al. Maternal and child undernutrtion: global and regional
exposures and health consequences. Lancet 2008; 371:
243-60.
3. WHO/Unicef. Community-based. Therapeutic care. 2009.
4. Myatt M, Khara T, Collins S. A review of methods to detecs cases of severely malnourished
children in the community for their admission into community-based therapeutic care
programs. Food Nutrition Bull 2006; 27: S7-S23.
5. Chaiken MS, Deconick H, Degefie T. The promise of a community-based approah to managing
severe malnutrition: a case study from Ethiopia. Food and Nutrition Bulletin 2006; 27: 95 - 104.
6. Collins S, Sadler K, Dent N, et al. Key issues in the succes of community-based management
of severe acute malnutrition. Food and Nutrition Bulletin 2006; 27: S49 - S82.
7. Collins S. Treating severe acute malnutrition seriously. Arch Dis Child 2007; 92: 453-61.
8. Ashworth A. Efficacy and effectiveness of community-based treatment of severe malnutrition.
Food and Nutrition Bulletin 2006; 27: S24 - S48.
Anemia pada gizi buruk
6
Pada penderita gizi buruk, hb < 4 gr/dl atau Hb 4-6 gr/dl disertai distress pernapasan atau tanda
gagal jantung, syok, dehidrasi maka dilakukan transfusi darah segar sebanyak 10cc/kgBB dalam
waktu 3 jam. Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cell untuk transfusi dengan jumlah
yang sama. Pemberian furosemid 1 mg/kgBB secara IV dilakukan saat transfusi dimulai. Hentikan
semua cairan lewat oral atau NGT selama anak ditransfusi. Perhatikan adanya reaksi transfusi
(demam, gatal, Hb-uria, renjatan). Bila anak dengan distress napas setelah transfusi Hb tetap < 4
gr/dl atau antara 4-6 gr/dl, jangan ulangi pemberian darah. (Departemen Kesehatan RI. Buku
bagan tatalaksana anak gizi buruk. Buku kedua. Jakarta:Departemen Kesehatan RI; 2003,hal 8)
BBLR dengan gizi buruk
Sebagian besar bayi lahir preterm dan
7

More Related Content

What's hot

Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahTumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Fakhriyah Elita
 
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdfbuku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
tutihartati9
 
Chapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi BurukChapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi Buruk
STIMLOG
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Ana Sengga
 
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Fakhriyah Elita
 
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitaJurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
nrukmana rukmana
 
Kurang Kalori Protein
Kurang Kalori ProteinKurang Kalori Protein
Kurang Kalori Protein
Donna Potter
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
Andi Nurfahmi Ummul
 
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatanDhana Miongkampoeng
 
gizi-buruk
 gizi-buruk gizi-buruk
gizi-buruk
MiaFebrina1
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaBogazius08
 
Gizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balitaGizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balita
wina_syafar
 
Penilaian st gizi
Penilaian st giziPenilaian st gizi
Penilaian st gizi
Priyo1212
 
Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan imtu pada balita vegetarian la...
Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan imtu pada balita vegetarian la...Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan imtu pada balita vegetarian la...
Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan imtu pada balita vegetarian la...Operator Warnet Vast Raha
 
gizianaksekolahdasarfinall-170222043652.pdf
gizianaksekolahdasarfinall-170222043652.pdfgizianaksekolahdasarfinall-170222043652.pdf
gizianaksekolahdasarfinall-170222043652.pdf
tutihartati9
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahTumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
 
Indikator Gizi Yusni
Indikator Gizi YusniIndikator Gizi Yusni
Indikator Gizi Yusni
 
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdfbuku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
 
Chapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi BurukChapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi Buruk
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
 
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitaJurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
 
Kurang Kalori Protein
Kurang Kalori ProteinKurang Kalori Protein
Kurang Kalori Protein
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
 
gizi-buruk
 gizi-buruk gizi-buruk
gizi-buruk
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
Gizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balitaGizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balita
 
Penilaian st gizi
Penilaian st giziPenilaian st gizi
Penilaian st gizi
 
Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan imtu pada balita vegetarian la...
Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan imtu pada balita vegetarian la...Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan imtu pada balita vegetarian la...
Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan imtu pada balita vegetarian la...
 
gizianaksekolahdasarfinall-170222043652.pdf
gizianaksekolahdasarfinall-170222043652.pdfgizianaksekolahdasarfinall-170222043652.pdf
gizianaksekolahdasarfinall-170222043652.pdf
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
Klb
KlbKlb
Klb
 

Viewers also liked

Kb2 deteksi dini tumbuh kembang
Kb2 deteksi dini tumbuh kembangKb2 deteksi dini tumbuh kembang
Kb2 deteksi dini tumbuh kembang
pjj_kemenkes
 
150995358 case
150995358 case150995358 case
150995358 case
homeworkping4
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  AnemiaAsuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
pjj_kemenkes
 
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensiPedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
puri al rosyid
 
Gizi Buruk Bada Balita
Gizi Buruk Bada BalitaGizi Buruk Bada Balita
Gizi Buruk Bada Balita
barkah1933
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
J. Tune Camp
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolon
elsegintzna
 
Krisis Hipertensi
Krisis HipertensiKrisis Hipertensi
Krisis Hipertensi
Height Corporation
 
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
ifulmoch
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Rahmi Fadhilla
 
Krisis hipertensi
Krisis hipertensiKrisis hipertensi
Krisis hipertensi
Faizal Rachman
 
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukStandar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
yusup firmawan
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAIBuku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Lena Setianingsih
 
Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013
Zufar Hilmy Pratyaksa
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
Feny Kartika
 
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCAgangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
Gabriella Cereira Angelina
 

Viewers also liked (20)

Kb2 deteksi dini tumbuh kembang
Kb2 deteksi dini tumbuh kembangKb2 deteksi dini tumbuh kembang
Kb2 deteksi dini tumbuh kembang
 
150995358 case
150995358 case150995358 case
150995358 case
 
Materi inti ii jan-2013
Materi inti ii  jan-2013Materi inti ii  jan-2013
Materi inti ii jan-2013
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  AnemiaAsuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
 
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensiPedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
 
Kasus anemia
Kasus anemiaKasus anemia
Kasus anemia
 
Gizi Buruk Bada Balita
Gizi Buruk Bada BalitaGizi Buruk Bada Balita
Gizi Buruk Bada Balita
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolon
 
Krisis Hipertensi
Krisis HipertensiKrisis Hipertensi
Krisis Hipertensi
 
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
 
Krisis hipertensi
Krisis hipertensiKrisis hipertensi
Krisis hipertensi
 
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukStandar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAIBuku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
 
Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCAgangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi buruk
 

Similar to Gizi buruk

Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisasKb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
pjj_kemenkes
 
Buku pedoman-pelayanan-anakdfr
Buku pedoman-pelayanan-anakdfrBuku pedoman-pelayanan-anakdfr
Buku pedoman-pelayanan-anakdfr
Fuzzam Loperasta
 
Kekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinReza Oktarama
 
8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx
ssuser1b74ca
 
book reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptxbook reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptx
IisRicaMustika
 
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptxTugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
NormanDelVano1
 
Deteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi burukDeteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi buruk
pkmminggir
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunAsuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
enggar46
 
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
RahmatSanada1
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
MiraMarianaUlfah1
 
Ppt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fixPpt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fix
Lisa Prihastari
 
Strategi mtbs new
Strategi mtbs newStrategi mtbs new
Strategi mtbs new
agus raharjo
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
RudiNardoyo
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
AnisEkaSukmadadari1
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
lody mamesah
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
Anisa Imaniar
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
YakoovAbadi
 
Kurang Energi Protein Ude News
Kurang Energi Protein   Ude NewsKurang Energi Protein   Ude News
Kurang Energi Protein Ude News
UDE-NEWS
 

Similar to Gizi buruk (20)

Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisasKb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
 
Buku pedoman-pelayanan-anakdfr
Buku pedoman-pelayanan-anakdfrBuku pedoman-pelayanan-anakdfr
Buku pedoman-pelayanan-anakdfr
 
Kekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan protein
 
8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx
 
book reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptxbook reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptx
 
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptxTugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
 
Deteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi burukDeteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi buruk
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunAsuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
 
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
 
Ppt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fixPpt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fix
 
Strategi mtbs new
Strategi mtbs newStrategi mtbs new
Strategi mtbs new
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
 
Kurang Energi Protein Ude News
Kurang Energi Protein   Ude NewsKurang Energi Protein   Ude News
Kurang Energi Protein Ude News
 

Recently uploaded

DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 

Recently uploaded (20)

DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 

Gizi buruk

  • 1. Susanto JC, Community-based Therapeutic Care: The Recent Approach of Prevention and Management of Severe Acute Malnutrition, Dalam : symposium ………………………..,2009. Severe acute malnutrition Severe Chronic malnutrition WHZ < -3 SD < -3 SD LILA < 11,5 cm - Klinis - Edema atau terlihat sangat kurus Angka kematian Malnutrition tinggi pada balita. Dibandingkan dengan anak yang tidak malnutrisi, kematian penderita malnutrisi 5-20 kali lebih besar. Malnutrisi berat ini dapat menjadi penyebab langsung kematian atau melatar belakangi kematian yang sering terjadi pada anak seperti diare dan pneumonia. Saat ini diperkirakan sekitar 1 juta anak meninggal setiap tahun akibat malnutrisi berat (WHO, WFP, Unicef, 2007). SEVERE CHRONIC MALNUTRITION 1. Diagnosis penderita severe malnutrition adalah : - terlihat sangat kurus - edema (symetrical oedema, dan pada kasus yang berat disebut oedematous malnutrition) - BB/TB <-3SD atau <70% 2. Semua penderita gizi buruk dianggap sakit berat. Karena penderita gizi buruk mempunyai angka kematian yang tinggi. Penyebab kematiannya adalah : hipotermi, hipoglikemi, dehidrasi, infeksi berat dan syok serta problema lain termasuk defisiensi vitamin, anemia berat dan gagal jantung. Hal-hal tersebut di atas yang menjadi alasan 'initial treatment' 3. Penatalaksanaan dengan metode 10 langkah tatalaksana balita penderita gizi buruk. Untuk mencapai penyembuhan, mencapai -1SD BB/TB (menurut WH0), untuk itu perlu waktu sekitar 26 minggu. 4. Diet yang digunakan adalah F75 pada tahap awal, dilanjutkan dengan F100 dan makanan keluarga yang padat gizi pada fase rehabilitasi. 5. Tempat perawatan dilakukan oleh tenaga medis terlatih yang dipusatkan di TFC (Therapeutic Feeding Centre). 1
  • 2. 6. Rehabilitasi dengan makanan berupa F100, setiap 4 jam. Volume dinaikkan setiap setiap kali minum sebanyak 10 ml sampai dengan anak tidak mampu. Target asupan kalori sebanyak 150-220 kkal/kgBB/hr. Jika asupan energi kurang dari 130 kkal/kgBB/hr dianggap gagal. 7. Penyebab kegagalan terapi Kegagalan Fasilitas pelayanan - lingkungan tidak baik - kurangnya staf yang terlatih - pemberian makanan yang kurang tepat. Faktor anak - kurangnya makanan yang diberikan - defisiensi vitamin dan mineral - malabsorbsi - infeksi yang belum dapat diatasi - penyakit yang melatar belakangi sangat berat. Severe Acute Malnutrition Dengan kriteria diagnosis menggunakan WHZ <-3SD menurut WHO, 2006 atau dengana LILA <11,5 cm mengakibatkan temua penderita pada kelompok umur yang lebih muda, anak saat ditemukan belum begitu kurus dan angka kematian risiko kematian menurun (WHO) Lingkar Lengan Atas atau LiLA, atau Mid upper arm circumference/MUAC dengan dikombinasikan dengan mengenal adanya 'bipedal edema' adalah alat ukur yang terbaik untuk skrining dan deteksi kasus malnutrisi berat pada anak umur 6 - 59 bulan (Myatt, 2006). Klasifikasi pasien: Penderita SAM diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1. Penderita SAM dengan komplikasi 2. Penderita SAM tanpa komplikasi. Penderita SAM dengan komplikasi : Penderita ini antara lain : 2
  • 3. 1. Edema berat (+++) 2. LILA < 11,5 cm dengan edema + atau ++ 3. LILA < 12,5 cm dengan edema + atau ++ Dan salah satu di bawah ini • Anoreksia • ISPA • Anemia berat • Panas tinggi • Dehidrasi berat • Tidak sadar/letargi (Collins, 2007) Pasien di atas dirawat dengan pendekatan WHO (10 langkah tatalaksana balita gizi buruk) Penderita SAM tanpa komplikasi Adalah SAM dengan: • LILA < 11,5 cm Atau • LILA < 11,5 cm dengan edema + atau ++ Dan • Nafsu makan baik • Klinis baik • Sadar Penderita ini diterapi dengan secara Outpatient Therapeutic Protocol/OTP (Collins, 2007). IV. Penderita Malnutrisi di Indonesia Case finding Berbagai pengukuran antropometri dilakukan di Indonesia antara lain penentuan status gizi. Saat itu dilakukan penimbangan serentak. Balita yang mempunyai BB di bawah garis merah kemudian dihitung BB/TB. Jika BB/TB <-3SD, balita ini dianggap gizi buruk. Jadi dari temuan di atas : 1. Balita baru bisa dicurigai menderita gizi buruk setelah mengalami BGM. 3
  • 4. 2. Untuk menjadi BGM biasanya balita sudah berumur 18 - 30 bulan. Saat ditemukan anak sudah pendek, atau sudah menjadi malnutrisi kronik yang memerlukan tatalaksana yang lebih kompleks. 3. Penderita kwashiorkor tidak akan terjaring atau ditemukan sebagai penderita gizi buruk. 4. Tidak ada penanganan gizi buruk yang baku di daerah. Dalam menentukan gizi buruk, beberapa daerah masih menggunakan kriteria BB/U.. Beberapa alasan yang digunakan antara lain 1. Dengan cara ini didapatkan kasus yang lebih banyak dan caranya lebih mudah (tidak perlu mengukur panjang badan). 2. Cara ini ada dasar hukumnya yaitu SK Menkes tahun 2002, dan cara penentuan ini juga dianjurkan dalam program MDG's V. Penatalaksanaan penderita gizi buruk. Di Indonesia menggunakan dua pendekatan di atas, disesuaikan dengan kemampuan daerah. Beberapa daerah telah dilakukan uji coba penanganan gizi buruk berbasis masyarakat (CTC), antara lain di NTB dan NTT. Beberapa daerah lain menggunakan pendekatan TFC, seperti yang dilakukan di NTT, Kalbar, Gorontalo. Sedang beberapa daerah menggunakan modifikasi dari keduanya. Di Semarang (Dinas Kesehatan Kota Semarang) kami menggunakan pendekatan seperti yang dilakukan Puslitbang Gizi Bogor, dimana penderita dirawat jalan, dikumpulkan di suatu tempat seminggu sekali, kemudian setelah 2 bulan menjadi 2 minggu sekali sampai dengan 6 bulan. Saat pertemuan, terhadap penderita dilakukan pemberian F100, dilakukan pemeriksaan, pengobatan, diberi edukasi, diberi makan dan pulang dengan dibekali bahan F100 dan biskuit. Apakah penderita yang ditemukan di Indonesia itu juga SAM? Uji coba PPGM (program perbaikan gizi berbasis masyarakat) atau CTC, yang di dahului dengan penjaringan pasien seperti yang dilakukan di NTB dan NTT, ternyata meleset dari yang ada di Afrika. Demikian juga dengan temuan yang kami dapatkan di Semarang. Dari 3 lokasi tersebut 4
  • 5. kasus dengan LILA <11,5 cm sangat sedikit. Khusus temuan di Semarang, tahun 2009 ini ditangani 43 kasus gizi buruk dengan BB/PB < -3SD (dengan WHO 2005), penderita dengan LILA < 11,5 cm hanya 6 penderita (2 dari kelompok malnutrisi akut dan 4 dari kelompok malnutrisi kronik). Dari 43 penderita tersebut yang menderita malnutrisi akut 10 anak (BB/TB rendah tetapi PB/U normal), sedang 33 penderita mengalami malnutrisi kronik (BB/U rendah, PB/U rendah, BB/U rendah juga) VI. Pencegahan Sebagian besar kasus gizi buruk adalah chronic malnutrition. Hal ini dapat terjadi karena kasus gizi buruk terlambat diketahui. Untuk itu beberapa langkah dapat dilakukan antara lain: 1. Pemantauan pertumbuhan yang benar, dengan menggunakan teknik 5 arah garis pertumbuhan. 2. Peningkatan mutu konseling pada balita yang mengalami hambatan pertumbuhan dan penderita lain yang memerlukan. 3. Melaksanakan rujukan jika balita mengalami : 2T, terlihat kurus, edema, BGM dan LILA < 11,5 cm. 5
  • 6. Daftar Pustaka 1. WHO. Management of Severe Manutrition: a manual for physicians and other senior health worker. WHO, Geneva, 1999. 2. Black R. Allen LH, Bhutta ZA, et al. Maternal and child undernutrtion: global and regional exposures and health consequences. Lancet 2008; 371: 243-60. 3. WHO/Unicef. Community-based. Therapeutic care. 2009. 4. Myatt M, Khara T, Collins S. A review of methods to detecs cases of severely malnourished children in the community for their admission into community-based therapeutic care programs. Food Nutrition Bull 2006; 27: S7-S23. 5. Chaiken MS, Deconick H, Degefie T. The promise of a community-based approah to managing severe malnutrition: a case study from Ethiopia. Food and Nutrition Bulletin 2006; 27: 95 - 104. 6. Collins S, Sadler K, Dent N, et al. Key issues in the succes of community-based management of severe acute malnutrition. Food and Nutrition Bulletin 2006; 27: S49 - S82. 7. Collins S. Treating severe acute malnutrition seriously. Arch Dis Child 2007; 92: 453-61. 8. Ashworth A. Efficacy and effectiveness of community-based treatment of severe malnutrition. Food and Nutrition Bulletin 2006; 27: S24 - S48. Anemia pada gizi buruk 6
  • 7. Pada penderita gizi buruk, hb < 4 gr/dl atau Hb 4-6 gr/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung, syok, dehidrasi maka dilakukan transfusi darah segar sebanyak 10cc/kgBB dalam waktu 3 jam. Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cell untuk transfusi dengan jumlah yang sama. Pemberian furosemid 1 mg/kgBB secara IV dilakukan saat transfusi dimulai. Hentikan semua cairan lewat oral atau NGT selama anak ditransfusi. Perhatikan adanya reaksi transfusi (demam, gatal, Hb-uria, renjatan). Bila anak dengan distress napas setelah transfusi Hb tetap < 4 gr/dl atau antara 4-6 gr/dl, jangan ulangi pemberian darah. (Departemen Kesehatan RI. Buku bagan tatalaksana anak gizi buruk. Buku kedua. Jakarta:Departemen Kesehatan RI; 2003,hal 8) BBLR dengan gizi buruk Sebagian besar bayi lahir preterm dan 7