Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
CBA Metode Nonprofit
1. www.futurumcorfinan.com
Page 1
Capital Budgeting untuk Investasi (Anggaran)
Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik
Bagian Kedua: Cost Benefit Analysis, Cost Effectiveness Analysis
(CEA), dan Multi Criteria Analysis (MCA)
Tulisan ini merupakan bagian kedua dari pembahasan capital budgeting untuk investasi
(anggaran) Lembaga Nonprofit dan Sektor publik. Bagian kedua ini akan membahas mengenai
metode yang biasa dipakai dalam analisa capital budgeting untuk lembaga nonprofit (Cost
Benefit Analysis, Cost Effectiveness Analysis, dan Multi Criteria Analysis).
Pengantar
Dasar pemikiran dari Economic Evaluation adalah memeriksa semua dampak, baik dampak
positif ataupun dampak negatif dari setiap opsi yang bisa kita terapkan dalam mengatasi suatu
masalah. Economic Evaluation menanamkan pola berpikir secara sistematis bagaimana
menggunakan sumber daya yang dimiliki secara untuk memenuhi visi dan misi dari suatu
lembaga.
Muhammad Putrawal
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
2. www.futurumcorfinan.com
Page 2
Economic Evaluation sendiri sebenarnya merupakan suatu bagian dari rangkaian panjang
evaluasi proyek. Jika mengacu kepada tabel diatas1
Economic Evaluation sendiri ada pada
tahap appraisal, satu tahap sebelum investasi tersebut dijalankan. Economic Evaluation
menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk itu Economic Evaluation
harus menyediakan penilaian apakah proposal yang diajukan benar-benar layak untuk
dijalankan dan pada proposal sebaiknya dengan jelas mengkomunikasikan kesimpulan dari
hasil evaluasi dan rekomendasi apa yang diberikan. Pada pengerjaan ini perlu dijelaskan
kenapa perlu dilakukannya intervensi pemerintah, masalah yang ada, tujuan dilakukan
investasi, opsi-opsi yang tersedia dan review dari opsi tersebut dengan menganalisa manfaat
dan biayanya.
1
HM Treasury. The Green Book : Appraisal and Evaluation in Central Government. 2011. Bab 2 :
Overview of Appraisal and Evaluation. Halaman 3.
3. www.futurumcorfinan.com
Page 3
Economic Evaluation bisa digunakan untuk sebagian besar lembaga nonprofit dan sektor
publik, dan seperti sudah diketahui bahwa tujuan dari suatu lembaga nonprofit dan sektor publik
bukanlah untuk memaksimalkan kas masuk atau mencari keuntungan semaksimal mungkin.
Economic Evaluation dapat menunjukkan manfaat dalam konteks yang lebih luas, baik dalam
nilai kuantitatif ataupun kualitatif. Ada tiga metode yang bisa dipakai dalam Economic
Evaluation yaitu Cost Benefit Analysis (CBA), Cost Effectiveness Analysis (CEA), dan Multi
Criteria Analysis (MCA), dan seperti telah dijelaskan pada tulisan pertama disebutkan bahwa
CBA merupakan metode yang paling umum digunakan.
Namun sebelum masuk ke metode dalam Economic Evaluation ada baiknya kita mengetahui
terlebih dahulu langkah-langkah apa saja yang perlu kita kerjakan dalam Economic Evaluation.
Hal ini penting untuk ditekankan agar kita ingat bahwa Economic Evaluation merupakan suatu
rangkaian kerja yang sistematis dan kompleks. Metode seperti CBA, CEA, dan MCA hanyalah
sebuah tool yang membantu kita mengerjakan Economic Evaluation.
Ada sepuluh langkah yang perlu kita kerjakan dalam Economic Evaluation adalah2
:
No Langkah Aktivitas yang dikerjakan
1 Mendefinisikan
masalah, tujuan,
dan alasan
mengapa
pemerintah
harus
melakukan
program ini
1.1 Jelaskan masalah yang dihadapi.
1.2 Jelaskan apakah masalah dapat diatasi oleh pihak non
pemerintah, jika tidak jelaskan mengapa pemerintah perlu melakukan
tindakan.
1.3 Jelaskan tujuan dan hasil yang ingin dicapai atas tindakan yang
dilakukan pemerintah.
Note : Tekankan bahwa tujuan dari kegiatan pemerintah adalah untuk
memaksimalkan kesejahteraan rakyatnya.
2
Department of Treasury and Finance - Victoria. Economic Evaluation for Business Cases Technical
Guidelines. 2013. Appendix B : Summary of the steps in an economic evaluation. Hal 41-42
4. www.futurumcorfinan.com
Page 4
No Langkah Aktivitas yang dikerjakan
2 Mengidentifikasi
base case dan
opsi-opsi yang
mungkin
2.1 Mengidentifikasi base case.
2.2 Mencari opsi yang mungkin dan jelaskan mengapa opsi tersebut
dapat memecahkan masalah yang ada.
2.3 Pertimbangkan solusi yang tidak berhubungan dengan kebijakan
pemerintah.
2.4 Buatlah dasar kriteria untuk mencegah terjadinya bias dalam
analisa.
3 Mengidentifikasi
manfaat dan
biaya dari setiap
opsi
3.1 Mengidentifikasi semua manfaat dan biaya untuk masyarakat baik
dampak market ataupun non market.
3.2 Pastikan bahwa dampaknya dampak langsung, bukan dampak
transfer.
3.3 Keluarkan dampak finansial yang bisa menyebabkan pencatatan
ganda.
4 Menentukan
metode evaluasi
yang akan
dipakai
4.1 Temukan data dan sumber yang diperlukan untuk menilai biaya
dan manfaat.
4.2 Pilih metode Economic Evaluation yang sesuai. Catatan: metode
yang di sarankan adalah CBA, tapi metode analisis lain mungkin bisa
diterapkan pada beberapa situasi tertentu.
5 Memberikan
nilai pada costs
dan benefits
5.1 Memberi nilai pada biaya dan manfaat.
5.2 Gunakan teknik-teknik seperti memakai harga pasar, hedonic
price, willingness to pay, dsb.
6 Memakai tingkat
diskonto untuk
mencari nilai
present value
6.1 Gunakan tingkat diskonto riil untuk mendiskon semua biaya
dan manfaat ke dalam nilai present valuenya (lakukan juga sensitivity
analysis terhadap tingkat diskonto).
6.2 Pastikan hanya nilai riil yang digunakan dan pastikan konsistensi
5. www.futurumcorfinan.com
Page 5
No Langkah Aktivitas yang dikerjakan
penggunaan.
6.3 Tentukan periode evaluasi yang tepat.
7 Memilih alat
pengambil
keputusan
7.1 Menentukan alat penilaian kuantitatif yang tepat untuk membantu
menilai opsi. Direkomendasikan menggunakan Net Present Value dan
Benefit-Cost Ratio.
7.2 Gunakan alat penilaian kuantitatif untuk membantu dalam
perangkingan opsi.
8 Menafsir nilai
dan
ketidakpastian
8.1 Mengidentifikasi resiko dan ketidakpastian dengan melakukan
sensitivity analysis atau Monte Carlo simulation.
8.2 Pertimbangkan apakah penggunaan Real Option dapat
menimbulkan hasil yang lebih menguntungkan dengan memberikan
fleksibilitas dalam ketidakpastian.
8.3 Analisis dan diskusikan bagaimana pengaruh analisa resiko dalam
pengambilan keputusan.
9 Menilai Dampak
Pendistribusian
9.1 Mengidentifikasi dampak pada kelompok yang berbeda di
masyarakat.
9.2 Dampak-dampak distribusi dapat diidentifikasi dari pendapatan
kelompok, sektor industri, lokasi, dan sebagainya.
10 Menilai hasil
dan
menentukan
pilihan yang
akan dijalankan
10.1 Menganalisis semua analisa keseluruhan termasuk NPV dan
BCR, dampak distribusi, analisis skenario, dampak yang tidak bisa
diberi nilai moneter dan setiap masalah penting lainnya.
10.2 Merekomendasikan pilihan terakhir yang akan dijalankan.
10.3 Presentasikan temuan dan rekomendasi dalam satu laporan
yang utuh.
6. www.futurumcorfinan.com
Page 6
1. Cost Benefit Analysis (CBA)
Suatu pengerjaan Cost Benefit Analysis (CBA) biasanya dilakukan sebagai salah satu aspek
dari evaluasi komprehensif untuk kelayakan, efisiensi, dan efektivitas suatu program. CBA
biasanya di lakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah penggunaan dari anggaran yang
dimiliki akan digunakan untuk keperluan yang tepat, menghasilkan suatu manfaat bagi
masyarakat, dan apakah sebenarnya bila diteliti lebih jauh tersedia alternatif lain yang bisa
dilakukan untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan anggaran tersebut. Pengerjaan CBA akan
memberikan informasi bagi sang pembuat keputusan, alternatif apa yang bisa dilakukan sesuai
dengan kriteria efisiensi pemakai sumber daya yang dimiliki, manfaat, dan tujuan yang ingin
dicapai. Beberapa kekuatan utama dari melakukan CBA adalah3
:
Perbandingan beberapa opsi
CBA memfasilitasi perbandingan antara satu alternatif dengan alternatif lain. Bukan hanya
alternatif yang memiliki karakteristik serupa, tetapi juga alternatif yang memiliki perbedaan
dalam bentuk metode/pengerjaan. Dengan menstandarisasi pengerjaan CBA, proposal dari
investasi dengan sektor yang berbeda asalkan mempunyai tujuan dan manfaat yang sama juga
bisa kita bandingkan. Misalnya proposal perbaikan jalan bisa kita bandingkan dengan proposal
memperbaiki rel kereta, ataupun pengadaan transportasi publik. Mesikpun dituntut ketelitian
dalam melakukan perbandingan ini karena bila tidak cermat melihat secara detail baik manfaat,
asumsi, dan tujuan masing-masing proposal maka keputusan yang kita ambil bisa tidak tepat.
Manfaat untuk stakeholders
Karena alasan utama dilakukan CBA adalah untuk melihat dampak dari suatu investasi secara
keseluruhan untuk masyarakat. Apakah akan lebih baik atau buruk. Cakupan manfaatnya
sendiri bisa sangat luas, tergantung sejauh apa evaluasi yang kita harapkan. Contohnya ketika
melakukan evaluasi terhadap program rehabilitasi bagi pengguna narkoba, manfaat dari
program ini bisa diukur dari sudut pandang penderita, pemerintah, dan masyarakat secara
keseluruhan. Manfaat yang diukur pun bisa dalam bentuk tingkat penghasilan yang dihasilkan
penderita yang sembuh oleh program ini, penurunan kriminalitas, peningkatan kesehatan
peserta, ataupun faktor lainnya.
3
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Introduction to Cost-Benefit
Analysis and Alternative Evaluation Methodologies. 2006. Bab 2 : Why Undertake a Cost-Benefit
Analysis. Hal 8-9
7. www.futurumcorfinan.com
Page 7
Untuk itu biasanya dalam melakukan pengerjaan CBA perlu dilakukan penentuan terhadap
persepsi sudut pandang yang ingin dipakai, dengan mempertimbangkan:
• Untuk siapa saja dampak investasi yang kita lakukan?
• “In group” or “Out group”? Internal, Antar Departemen, Lembaga, Pemerintah, atau
Masyarakat secara keseluruhan?
• Biaya dan manfaat mana saja yang mesti diperhitungkan?
Dengan mempersempit target penerima manfaat investasi makan opsi-opsi yang akan menjadi
alternatif bisa dapat mempersempit, dan akan mempermudah kita dalam pengambilan
keputusan.
Memaksimalkan base case
CBA mendorong kita untuk memikirkan nilai tambah yang sebenarnya dari investasi yang
dijalankan. Pengerjaan CBA selain menjelaskan alasan kenapa investasi harus dilakukan juga
bisa memperlihatkan apa yang akan terjadi seandainya investasi tersebut tidak dijalankan.
Dapat dilakukan perbandingan apabila kita tidak melakukan perubahan apapun dan tetap
membiarkan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang (hal ini juga dikenal sebagai base
case/status quo). Perbedaan dari nilai antara do something (melakukan sesuatu) dan do
nothing (tidak melakukan apa-apa) bisa disimpulkan sebagai nilai tambah dari investasi yang
dilakukan.
Contohnya dalam kasus program promosi pariwisata yang bertujuan untuk menarik jumlah
wisatawan yang datang ke tempat kita. Hal pertama yang perlu dikerjakan adalah mengestimasi
8. www.futurumcorfinan.com
Page 8
berapa wisatawan yang akan datang seandainya kita tidak melakukan promosi, sehingga kita
bisa mengetahui nilai tambah yang nantinya akan ditimbulkan apabila kita melakukan promosi.
Setelah melakukan perbandingan dan ternyata manfaat melakukan promosi tidak terlalu
signifikan dibandingkan dengan base case yang ada, maka program tersebut bisa jadi tidak
perlu untuk dilakukan.
Konsep seperti ini menekankan bahwa sebelum mengadakan program baru akan lebih bijak jika
kita memaksimalkan base case yang ada terlebih dahulu. Dengan melakukan hal ini kita dapat
memperoleh efisiensi biaya dan dapat memaksimalkan alokasi dana di program lain.
Dalam pengerjaan Economic Evaluation, Cost Benefit Analysis merupakan metode yang paling
komprehensif dan paling umum digunakan dalam Economic Evaluation. Cost Benefit Analysis
adalah sebuah metode yang menghitung net benefit dari sebuah investasi yang dilakukan.
Semua dampak baik kuantitatif dan kualitatif dianalisa dalam CBA.
Cakupan pengerjaan CBA bisa sangat luas hal ini tergantung dari sudut pandang penganalisa
dan tergantung sejauh mana dampak yang ingin diperhitungkan apakah mencakup internal,
antar - departemen, lembaga, atau masyarakat secara keseluruhan.
Dalam CBA sebisa mungkin semua manfaat dan biaya dikonversikan ke dalam nilai uang.
Sebuah investasi akan berharga ketika nilai dari manfaat yang diberikan lebih besar
dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk investasi tersebut.
CBA memberikan keuntungan dalam melakukan evaluasi program karena secara eksplisit
menunjukkan hubungan antara biaya dan manfaat, menjelaskan keseluruhan asumsi
pengerjaan, dan latar belakang dari pengerjaan CBA. Dengan menjelaskan manfaat dan biaya
dalam nominal uang, membuat suatu alternatif dapat dibandingkan.
9. www.futurumcorfinan.com
Page 9
Konsep pengerjaan CBA sendiri bisa dipetakan dengan gambar berikut4
:
1.1 Alat Pengambil Keputusan dalam CBA
Dalam CBA alat pengambil keputusan yang biasa dipakai adalah Net Present Value (NPV), hal
ini disebabkan NPV memberikan nilai yang jelas antara perbandingan manfaat dan biaya untuk
suatu investasi.
Kriteria NPV adalah5
:
4
Department of Treasury and Finance - Victoria. Economic Evaluation for Business Cases Technical
Guidelines. 2013. Appendix C : Limitations of economic evaluations. Hal 43
5
Department of Treasury and Finance. Economic Evaluation for Business Cases Technical Guidelines.
2013. Bab 7 : Choosing a quantitative assessment tool. Halaman 29.
10. www.futurumcorfinan.com
Page 10
Jika Maka
NPV > 0 Program bisa dipertimbangkan
NPV < 0 Program tidak layak untuk dipertimbangkan
NPV = 0 Break Even Point dimana Jumlah manfaat
sama dengan jumlah manfaat
Contoh penggunaan NPV dalam CBA :
Pemerintah sedang berencana untuk membuat program pelatihan bagi anak putus sekolah
dengan tujuan agar mereka memiliki ketrampilan yang Akan berguna di dunia kerja. Jangka
waktu program selama 4 tahun dan tingkat diskonto yang dipakai adalah 3,5 %. Rincian detail
manfaat dan biaya terlihat pada tabel dibawah6
:
Dari contoh di atas terlihat bahwa pemakaian NPV bisa menunjukkan berapa perbandingan
antara manfaat dan biaya dari program ini. Hasil yang didapat adalah negatif 577 yang berarti
program tidak layak untuk dipertimbangkan.
6
Department of Treasury and Finance. Economic Evaluation for Business Cases Technical Guidelines.
2013. Bab 7 : Choosing a quantitative assessment tool. Halaman 30.
11. www.futurumcorfinan.com
Page 11
Meski NPV sudah umum dipakai, ada yang beranggapan bahwa penggunaan NPV akan lebih
menguntungkan proyek besar, karena NPV yang dihasilkan akan lebih besar jika dibandingkan
proyek yang skalanya lebih kecil. Untuk itu ada beberapa pihak yang lebih memilih untuk
menggunakan Benefit Cost Ratio (BCR). Konsep Benefit Cost Ratio mirip dengan konsep
Profitability Index yang biasa digunakan dalam analisa Capital Budgeting. BCR
membandingkan jumlah manfaat dengan biaya yang dikeluarkan.
Formula Benefit Cost Ratio adalah7
:
Dimana :
B = Manfaat
C = Biaya operasional
K = Biaya Investasi
D = Tingkat Diskonto
T = Tahun
Contoh penggunaan BCR dalam CBA:
Departemen A memiliki 5 perbandingan program yang dapat dijalankan dengan detail8
:
7
Department of Treasury and Finance. Economic Evaluation for Business Cases Technical Guidelines.
2013. Bab 7 : Choosing a quantitative assessment tool. Halaman 31.
12. www.futurumcorfinan.com
Page 12
Dari tabel diatas dilihat bahwa jika memakai NPV maka Program B yang dipilih sedangkan jika
memakai BCR program C yang dipilih.
Dalam melakukan analisa ketika menggunakan BCR sebaiknya digunakan bersama dengan
NPV. Kedua metode ini bisa menghasilkan hasil yang berbeda, karena pada dasarnya NPV
menghasilkan suatu nilai pengembalian sedangkan BCR menunjukkan suatu rasio
perbandingan manfaat dan biaya. Pemilihan metode mana yang akan dipakai akan tergantung
dengan tujuan awal apakah itu melihat nilai dari benefit yang dihasilkan ataupun rasio
benefitnya.
2. Cost Effectiveness Analysis (CEA)
Jika CBA dikerjakan untuk melihat investasi mana yang menghasilkan net benefit paling tinggi.
CEA dikerjakan dengan tujuan menemukan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk
mencapai suatu output tertentu. Misalnya untuk mencapai tingkat kesembuhan pasien 90%
berapa biaya yang harus dikeluarkan rumah sakit. Apabila informasi bisa didapat maka dapat
dilakukan perbandingan opsi yang tersedia dengan membuat peringkat efektivitas opsi
berdasarkan basis “cost per unit effectiveness” atau disebut juga “units of “effectiveness per
dollar”.
8
Department of Treasury and Finance. Economic Evaluation for Business Cases Technical Guidelines.
2013. Bab 7 : Choosing a quantitative assessment tool. Halaman 31.
13. www.futurumcorfinan.com
Page 13
CEA berbeda dengan CBA dalam beberapa aspek9
. Pertama, manfaat tidak diukur dalam nilai
uang dan CEA tidak menunjukkan dampak suatu program secara menyeluruh. CBA
menggunakan nilai uang sebagai ukuran dari output yang diharapkan, sedangkan CEA
menggunakan kuantitas dalam bentuk unit dibandingkan dalam bentuk uang. Oleh karena itu
CEA sangat berguna diterapkan pada sektor yang penilaian manfaatnya lebih mudah dilakukan
dalam bentuk unit dibandingkan dalam bentuk uang seperti halnya sektor kesehatan,
keselamatan berlalu lintas, ataupun pendidikan. Kedua, opsi yang dibandingkan dalam
pengerjaan CEA haruslah memiliki tujuan (manfaat) yang sama persis, contohnya apabila ingin
membandingkan suatu obat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit malaria maka
bandingkan opsi tersebut dengan obat yang mempunyai tujuan serupa. Ketiga, pendiskonan.
Apabila pada CBA kita dilakukan pendiskonan terhadap net benefit, maka pada CEA
pendiskonan hanya dilakukan di sisi biaya saja tetapi tidak pada sisi manfaat, hal ini mengingat
bahwa manfaat yang kita hitung biasanya dalam bentuk unit, bukan dalam bentuk uang seperti
halnya CBA
Dalam Economic Evaluation, CEA biasanya dikerjakan apabila manfaat dari suatu investasi
yang kita lakukan tidak dapat kita nilai dalam bentuk uang tetapi lebih mudah dinilai dalam
bentuk unit. Setelah mendapatkan berapa manfaatnya maka akan dibandingkan dengan biaya
yang dikeluarkan.
Nilai BENEFIT:
9
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Introduction to Cost-Benefit
Analysis and Alternative Evaluation Methodologies. 2006. Bab 7 : Cost-Effectiveness Analysis. Hal 30
14. www.futurumcorfinan.com
Page 14
Skema pengerjaan CEA sendiri bisa dipetakan dengan gambar berikut10
:
Kunci dari melakukan CEA sendiri adalah dengan menemukan kriteria (proxy) dari output yang
ingin dinilai.
Contoh-contoh output antara lain:
Sukses dalam program atletik (medali)
Program training karyawan (kecepatan bekerja, jumlah pekerjaan)
Program Kesehatan (jumlah pasien yang sembuh)
Program keselamatan kerja (jumlah kecelakaan)
Program edukasi museum (jumlah pengunjung)
10
Department of Treasury and Finance - Victoria. Economic Evaluation for Business Cases Technical
Guidelines. 2013. Appendix C : Limitations of economic evaluations. Hal 44
15. www.futurumcorfinan.com
Page 15
2.1 Alat Pengambil Keputusan
Alat pengambil keputusan dalam CEA biasa dikenal dengan Cost Effectiveness Ratio (CER)11
.
Hal ini membandingkan antara biaya dengan output yang dihasilkan.
Contoh sederhana penggunaan CER:
Sebuah rumah sakit sedang mengembangkan obat untuk mengobati penyakit malaria. Detail
biaya dan jumlah pasien yang berhasil disembuhkan sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan Cost Effectiveness Ratio terlihat bahwa Obat A lebih baik, karena hanya
membutuhkan biaya Rp 5.000.000 untuk menyembuhkan satu orang, dibandingkan obat B yang
memakan biaya hingga Rp 8.000.000 untuk menyembuhkan satu orang.
2.2 Kapan bisa menggunakan CEA?
Seperti yang telah disebutkan di awal bahwa CEA dipakai ketika manfaat yang kita diukur lebih
akurat jika diekspresikan dalam nilai unit dan bukan dalam nilai uang, dan manfaat yang diukur
juga hanya spesifik kepada satu output saja12
.
11
Wholey, Joseph, S. Handbook of Practical Program Evaluation, Edisi ketiga. John Wiley & Sons:2010.
Bab 21: Cost-Effectiveness and Cost-Benefit Analysis. Halaman 493.
16. www.futurumcorfinan.com
Page 16
Untuk itu perlu diperhatikan kapan kondisi kita bisa memakai CEA atau tidak.
Bisa menggunakan CEA13
:
Ketika investasi yang dilakukan bertujuan untuk mencari suatu nilai optimal dari
penggunaan sumber daya. Sehingga dalam hal ini tidak perlu memperhitungkan biaya
yang harus dikeluarkan, namun prioritasnya lebih kepada output yang dihasilkan.
Metode ini bisa diterapkan pada program yang sudah berjalan dan kita ingin melihat
hasilnya apabila kita adakan tambahan investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat
output yang dihasilkan setelah dan sebelum penambahan investasi
Ketika kita memiliki beberapa opsi pilihan. Karena tujuan CEA adalah melihat output
yang paling maksimal maka Akan lebih baik jika kita gunakan dengan membandingkan
opsi-opsi yang tersedia.
12
Mason, Greg. Overview of Cost-Effectiveness Analysis and Cost-Benefit Analysis and their application
to Labour Market and Social Development Policies – An overview of issues. Presentation Slide for Cost-
Effectiveness in Evaluation Conference.2004. Halaman 6.
13
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit
Analysis. Bab 11: Alternative Methodologies: Cost-Effectiveness Analysis.2006. Halaman 109.
17. www.futurumcorfinan.com
Page 17
Jangan menggunakan CEA14
:
Jangan gunakan CEA untuk penentuan investasi yang memiliki dampak yang besar dan
luas. CEA tidak memiliki kriteria yang pasti dalam keputusan menerima atau menolak
investasi. Berbeda dengan CBA yang memiliki kriteria yang jelas yaitu jika net
benefitnya positif maka investasi dapat dipertimbangkan. CEA sifatnya lebih sempit dan
khusus hanya melihat dampak SATU output saja.
Jangan gunakan CEA kita opsi yang kita miliki memiliki perbedaan output. Opsi yang
kita bandingkan dalam CEA haruslah opsi yang memiliki karakteristik yang sama, contoh
mudahnya ketika membandingkan dua obat maka obat yang kita bandingkan harus
memiliki tujuan yang sama, yaitu menyembuhkan penyakit malaria misalnya.
3. Multi Criteria Analysis (MCA)
Multi Criteria Analysis (MCA) tidak begitu populer dalam metode Economic Evaluation dan
masih terdapat perdebatan apakah ini perlu metode ini bisa dipakai, karena sifatnya yang
sangat judgmental. Meski begitu tidak ada salahnya untuk kita mengenal dan mengadopsi
metode ini.
Multi Criteria Analysis menghitung dampak, baik itu dampak kuantitatif ataupun kualitatif dengan
cara memberi pembobotan. Hal ini dapat dilakukan apabila sudah ada basis/kriteria yang jelas
dalam pembobotan. MCA dilakukan karena pemikiran bahwa tiap manfaat mempunyai bobot
yang berbeda dan perlu dilakukan standarisasi untuk bobot tersebut. Disarankan untuk
memakai MCA hanya sebagai metode pelengkap atau digunakan ketika manfaat & biaya yang
utama tidak dapat dinilai dalam rupiah.
14
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit
Analysis. Bab 11: Alternative Methodologies: Cost-Effectiveness Analysis.2006. Halaman 110.
18. www.futurumcorfinan.com
Page 18
Skema pengerjaan MCA sendiri bisa dipetakan dengan gambar berikut15
:
15
Department of Treasury and Finance - Victoria. Economic Evaluation for Business Cases Technical
Guidelines. 2013. Appendix C : Limitations of economic evaluations. Hal 47
19. www.futurumcorfinan.com
Page 19
Contoh penggunaan MCA:
Lembaga A sedang mempertimbangkan untuk membuat program training SMART. Untuk
program ini Departemen IT perlu untuk memperbaharui sistem IT yang ada. Budget yang
disediakan adalah Rp 90 juta. Pihak manajemen membuat bobot tentang 2 manfaat yang bisa
didapat. Setelah itu manfaat tersebut mereka bandingkan pada tiga opsi yang dimiliki. Hasil
perbandingan ketiga opsi tersebut nampak pada tabel dibawah ini16
:
Dari contoh diatas nampak bahwa analisa dilakukan dengan memberi bobot kepada manfaat
yang ditimbulkan dari suatu sistem. Dari hasil penilaian terlihat bahwa opsi A memilki bobot
tertinggi, namun memiliki biaya 25% lebih tinggi dibandingkan opsi B, dan 67% lebih tinggi
dibandingkan opsi C. Biaya untuk opsi bahkan lebih tinggi 11 % dari anggaran yang tersedia.
Meski demikian manajemen tetap memilih opsi A dengan pertimbangan bahwa opsi ini memiliki
kekuatan pada kemudahan penggunaan sistem tersebut. Sehingga diasumsikan kemudahan ini
akan mempercepat kemampuan karyawan dalam mengadaptasi sistem IT dan meningkatkan
kerja dari para karyawan.
16
HM Treasury. The Green Book : Appraisal and Evaluation in Central Government. 2011. Bab 5 :
Appraising the Options. Halaman 36.
20. www.futurumcorfinan.com
Page 20
Metode yang dipakai?
Dua hal utama yang dapat menjadi pertimbangan dalam memilih metode yang ingin digunakan
adalah17
:
Skala investasi/kepentingan dari suatu proyek, semakin besar sumber daya yang
dilibatkan dalam investasi dan semakin luas dampak suatu investasi maka disarankan
untuk melakukan analisa yang lebih detail terhadap investasi tersebut dengan tujuan
menghasilkan analisa yang lebih akurat.
Tingkat kesulitan dalam mengkuantifikasi manfaat, jangan memaksakan untuk
menilai semua manfaat dalam nilai uang. Apabila dirasa membutuhkan pengerjaan yang
terlalu kompleks, membutuhkan waktu yang lama, serta memakan biaya yang sangat
besar maka pengerjaan analisa dapat disederhanakan.
Dari ketiga metode yang ada semua memiliki kelebihan dan kekurangannnya masing-masing,
namun apabila anda ingin melihat dampak investasi secara keseluruhan maka lebih disarankan
untuk memakai metode CBA, karena metode inilah yang melihat semua manfaat ataupun biaya
baik yang dapat dikuantifikasi atau tidak.
CBA biasa digunakan ketika manfaat utama dari suatu proyek bisa dinilai dalam bentuk uang.
Ini membuat pengambil keputusan bisa melakukan perbandingan untuk berbagai macam
alternatif. CBA ideal dilakukan ketika informasi yang dibutuhkan sudah tersedia atau dapat
mudah diperoleh. Selain itu perlu juga diperhatikan skala investasi, apakah mencakup banyak
kepentingan, melibatkan banyak pihak dan seberapa luas dampak yang ditimbulkan.
17
New South Wales TREASURY. NSW Government Guidelines for Economic Appraisal. 2007. Part 2:
Economic Appraisals Techniques. Halaman 10.
21. www.futurumcorfinan.com
Page 21
CEA di pihak lain digunakan ketika manfaat utama tidak dapat dinilai dalam bentuk uang. Untuk
itu yang dianalisa adalah total biaya yang diperlukan untuk mencapai suatu output. Dalam
membandingkan suatu opsi CEA hanya dipakai untuk membandingkan opsi yang memiliki
tujuan yang sama. Dengan mempersempit opsi seperti ini pengerjaan CEA dapat lebih cepat
dikerjakan dibandingkan CBA.
Meski CBA tetap menjadi alternatif utama, CEA dan MCA dapat dikerjakan sebagai pelengkap
analisa atau ketika dihadapkan pada kondisi – kondisi tertentu. CEA lebih cocok digunakan
ketika kita hanya ingin melihat dampak dari SATU output saja, dan jika anda ingin
menggunakan MCA anda harus sangat berhati-hati dalam menentukan bobot yang anda pakai
dan ikuti berdasarkan kriteria yang telah disepakati sehingga penilaian akan lebih fair.
~~~~~~ ####### ~~~~~~