SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Indonesia




                     Mata Kuliah Birokrasi & Good Governance. Dosen Tri Hayati SH., MH.



               Kebijakan Debirokrasi dan Deregulasi
                Dalam Mewujudkan Good Governance


                   Grahat Nagara (Absen 6 Reguler/ NPM 1106030965)
                                                                       14 Maret 2012
• Debirokratisasi ?? Semakin banyaknya tugas atau kebutuhan yang dijabarkan
  pada semakin banyaknya orang maka akan dijawab dengan semakin besar
  spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi tersebut diharapkan adanya
  profesionalisme. Kecenderungannya memang pemborosan, tapi ini mendorong
  pada spesialisasi. Melihat dari kedua masalah tersebut, permasalahannya bukan
  soal pada menggelembungnya tenaga. Tetapi bagaimana tenaga tersebut
  maksimal.

• Ketika bicara masalah deregulasi maka larinya masalah legislatif. Tadi dipaparkan
  di latar belakang perlunya debirokratisasi dan deregulasi. Terkait permasalahan
  disini sebenarnya simpel saja, kriterianya apa yang perlu di deregulasi dan apa
  yang tidak?




                                                                                      2
• Tapi mungkin penekanan kepada debirokratisasi dan deregulasi
  tersebut kurang. Adanya korelasi debirokratisasi dan deregulasi
  dengan kinerja?




                                                                    3
Latar belakang: Pernyataan tentang birokrasi
  •   Jumlah PNS terlalu banyak sehingga         • Penelitian World Bank pada tahun
      tidak hanya menimbulkan sistem               1983 menjelaskan bahwa negara-
      birokrasi yan terlalu panjang tetapi         negara yang memiliki tingkat regulasi
      juga menyebabkan biaya ekonomi
                                                   tinggi termasuk Indonesia, terjadi
      tinggi. Komisi XI DPR RI, 28 Juni
                                                   indeks distorsi harga yang tinggi dan
      2011.
                                                   kinerja produk domestik bruto yang
                                                   rendah.
  •   Perlu ada moratorium dalam
      penerimaan pegawai negeri sipil
      hingga proses penataan ulang               • Berbagai penelitian juga menyebutkan
      terhadap nomenklatur yang ada                bahwa birokrasi di Asia Tenggara
      selesai. Marzuki Alie, 28 Juni 2011.         terlalu rumit dan sangat menghambat
                                                   pembangunan ekonomi dan
  •   Hanya 5% pegawai negeri sipil yang           penciptaan demokrasi dan
      memiliki kapasitas. Menteri                  kesejahteraan masyarakat.
      Pemberdayaan Aparatur Negara, 29
      Februari 2012.
                                             Birokrasi digambarkan begitu gemuk sehingga
                                             justru menyebabkan berbagai masalah.

                                                                                           4
Latar belakang: Pernyataan tentang birokrasi

                       Permasalahan dalam birokrasi mengerucut pada berbagai
   Inefisiensi dan
                       upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui
   beban ekonomi       diantaranya deregulasi dan debirokratisasi.
   tinggi



   Regulasi terlalu                          Deregulasi
   menghambat
   (bottlenecking)          Privatisasi

                                                         Debirokratisasi
   Birokrasi yang                Depolitisasi
   koruptif




   Pelaksanaan yang   Pfeffer dan Salancik (1978) berkomentar bahwa: “in climate of
   otoriter non       social values that stress participation and democracy,
   partisipatif
                      bureaucracy with their centralized structure of authority and
                      control are anachronistic”

                                                                                      5
Perumusan permasalahan




                     Apakah debirokratisasi dan deregulasi
                     menyelesaikan masalah-masalah dalam
                     birokratisasi dan mencapai good governance (??)




                                                                       6
Kerangka




           •Birokrasi Dalam Teori dan Praktik

           •Deregulasi dan Debirokratisasi dan
            Tantangannya




                                                 7
Pengantar



                                              More harm was done in the 20th century by
                                              faceless bureaucrats than tyrant dictators.




   Kutipan dari Dennis Prager (Kolumnis)
   menggambarkan bagaimana birokrat yang
   seharusnya menjadi abdi masyarakat dalam
   pelayanan publik justru merugikan
   masyarakat.




                                                                                      8
Weber dan birokrasi mekanistik


   "From a purely technical point of view, a
   bureaucracy is capable of attaining the highest       Pembagian kerja yang jelas,
   degree of efficiency, and is in this sense            khususnya regulator
                                                         (thinking) dan operator
   formally the most rational known means of             (doing)
   exercising authority over human beings. It is
   superior to any other form in precision, in
   stability, in the stringency of its discipline, and
                                                         Impersonalitas
   in its reliability. It thus makes possible a
   particularly high degree of calculability of
   results for the heads of the organization and
   for those acting in relation to it. It is finally
                                                         Terkendali dan dapat
   superior both in intensive efficiency and in the      dipastikan
   scope of its operations and is formally capable
   of application to all kinds of administrative
   tasks”

                                                                                       9
Max Weber. Bureaucracy, dalam Richard J. Stillman II,
Teori Birokrasi Rasional-Legal, Weber                                2000. Public Administration, Concepts and Cases.
                                                                     Houghton Mifflin Company


                                                           Tipe Birokrasi Ideal, Max Weber

   Ada hirarki kewenangan dan jalur karir yang jelas
   Ada aturan yang jelas tentang perilaku, otoritas dan tanggung-jawab pegawai
   Manajemen birokrasi dikelola melalui prinsip umum yang lebih stabil dan mudah untuk
    dipelajari dan didasarkan fungsi dan spesialisasi
   Pegawai diterima atas dasar merit bukan ikatan kekrabatan (patrimonial)
   Birokrat bersifat impersonal
   Kegiatan birokrasi dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dengan efisien




                                                                           Pelayanan publik
            Layanan publik
                                                                           yang menjamin
            yang rumit dan                Birokratisasi ideal
                                                                           kepastian hukum
            begitu banyak
                                                                           dan efisien



                                                                                                                        10
Birokrasi dan penguasaan oleh Negara


                     Pengurusan
                                                        Terlihat bahwa di Indonesia dimensi
                                                        keterlibatan administrasi publik
                                                        begitu luas
Penentuan
Kebijakan                                 Pengelolaan
  Negara
                    Penguasaan                               Tujuan konstitusional
                      Negara
                                                             Sebesar-besarnya
                                                             kemakmuran rakyat; Menjamin
                                                             keadilan sosial; Melindungi
                                                             segenap tumpah darah bangsa;
                                                             Mencerdaskan kehidupan
                                                             bangsa.
       Pengawasan                 Pengaturan




                                                                                            11
Teori hukum birokratisasi (Parkinson)

                         Apa yang akan terjadi….
Birokrat akan menambah   • Birokrat akan terus menambah subordinat, sehingga jumlah birokrat akan terus
subordinat                 bertambah.

                         • Ketika birokrat bertambah terlalu banyak sehingga “inflasi” menyebabkan pengeluaran
                           yang lebih banyak ketimbang penerimaan yang didapat dari adanya penambahan
                           birokrasi, maka nilai dari birokrat tersebut akan semakin rendah dan terjadi inefisiensi
                           dalam birokrasi.




Birokrat akan saling     • Birokrat akan terus saling memberikan tugas dan fungsi.
memberikan tugas
                         • Artinya secara alamiah pertumbuhan birokrat berarti akan terjadi pertambahan
                           birokrasi dan panjangnya rentang administrasi.

                         • Penambahan rentang administrasi berarti penambahan rentang kendali. Kelemahan
                           dalam rentang kendali ini akan menyebabkan terjadinya asymmetric information yang
                           dapat mendorong perilaku koruptif diantara para birokrat. Sehingga menyebabkan
                           biaya ekonomi dari jalannya pemerintahan dan pelayanan publik semakin mahal dan
                           rumit.


                                                                                                                  12
Evers, Hans-Dieter. 1987. "The Bureaucratization of Southeast

Runaway bureaucratization (Evers, 1987)                                          Asia." Comparative Studies in Society and History




Menurut Evers terjadi lonjakan birokrasi di beberapa negara di Asia Tenggara



                                                                Meskipun Indonesia memiliki
                                                                rasio yang rendah
                       Rasio birokrat per 1000 penduduk         dibandingkan penduduknya
                                                                namun pertumbuhan birokrat
          Malaysia                                         40   melonjak paling tinggi.


          Thailand                                         19                                         Belanja biaya
                                                                Antara tahun 69-85
                                                                jumlah birokrat                       birokrat
          Indonesia
                                                           10   meningkat, 80 kali lipat,                                   37%
                                                                sementara penerimaan
                                                                negara juga meningkat
                                                                90 kali lipat.
                                  3,4 juta

                       515 ribu                                 Sebesar 411 trilyun yaitu 37%
           303 ribu                                 4,7 juta
                                                                dari total APBN tahun 2011
                                                                dihabiskan untuk membiayai
                                                                biroraksi (belanja pegawai)
            1950         1970      1988      2012

                      Jumlah PNS dari tahun ke tahun


                                                                                                                                           13
Johann Graf Lambsdorf, 2001. How
                                                                    Corruption in Government Affect Public
Teori principal-agent-client (Lambsdorff, 2001)                     Welfare. Center For Globalization and
                                                                    Europeanization of the Economy.


                                    Delegasi
                     Principal




                                                   Lisensi
     Self Interest                                                 Asymmetric
                                        Agent                      Information
                      Kinerja




                          Pajak&Iuran                 Client




  Asymmetry information akan memberikan         Sebagaimana teori parkinson tersebut,
  peluang bagi terjadinya rent seeking          bisa jadi penambahan jumlah birokrat
  behaviour diantara para birokrat.             tadi justru menambah struktur.
                                                                                                        14
Birokrasi dalam tata niaga kayu

  •   Sebagai ilustrasi dalam sektor kehutanan. Ketika    AMDAL        B. SETOR     IUPHHK-      FAKB
      sebuah badan hukum melakukan proses                              IIUPHHK      HA/HT/RE

      produksi untuk mengusahakan kayu, maka ia
      harus melewati proses birokrasi yang luar biasa
      rumit, dan bahkan cenderung tidak berjalan          Pendirian   Pengurusan                SKSKB
      secara maksimal.                                   Perusahaan   Izin Usaha



  •   Tidak hanya terlalu birokratis tetapi tata usaha                Perencanaan   Produksi   Tata Usaha
      kayu ini justru mengakibatkan proses produksi                   Pengelolaan     Kayu        Kayu
      jauh lebih tidak efisien dengan hasil
      pengawasan yang tetap tidak maksimal.
                                                           AKTA          RKU          LHP
                                                         PENDIRIAN



                                                            TDP          RKT        B. SETOR
                                                                                    PSDH/DR



                                                           SIUP        BAGAN                    Industri
                                                                       KERJA                   Pengolahan




                                                                                                            15
Kritik Herbert Simmons


  •   Tidak mungkin tercapai tipe ideal
      birokrasi yang didefinisikan oleh
      Weber. Hal ini dikarenakan manusia
      pada dasarnya tidak mungkin            Agus Dwiyanto (2011) bahwa konsep
      mencapai rasionalitas yang             Weber yang formalistik dan mekanistik
      sempurna biner seperti mesin.          ini tidak tepat diterapkan dalam pada
                                             negara transitif, yang memerlukan tipe
                                             pemerintahan yang dinamis dan dalam
  •   Dengan rasionalitas terbatas           lingkungan yang penuh turbulensi dan
      (bounded rationality) tidak mungkin    membutuhkan respons yang cepat.
      dihasilkan tipe birokrasi yang ideal
      yang formalistik dan mekanistis.




                                                                                      16
Outline




          Birokrasi Dalam Teori dan Praktik

          Deregulasi dan Debirokratisasi dan
           Tantangannya




                                                17
Pengantar




                  corruptisima republica plurimae leges




 Menurut Tacitus (AD 56 – AD 117), semakin korup sebuah negara maka
 akan semakin banyak peraturan perundang-undangan yang diterbitkan
 (Annals III: 27). Tacitus sendiri merupakan seorang sejarawan dan senator
 Romawi Kuno. Pada saat itu Tacitus mengkritik kewenangan Kaisar untuk
 menerbitkan banyak aturan yang menurutnya tidak memberikan manfaat
 bagi masyarakat .




                                                                             18
Dosis birokrasi Weber dan dampaknya (Widyanto, 2011)
                                                   Agus Dwiyanto, 2011. Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi.
                                                   Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


        Prinsip Birokrasi    Manfaat Penerapannya Sebelum  Manfaat Penerapannya Setelah
           Weberian           Melampaui Titik Optimalitas   Melampaui Titik Optimalitas
     Hierarki                Memberikan batasan           Melembagakan budaya
                               kewenangan                   paternalistik
                               Mempermudah koordinasi                   Menimbulkan distorsi dan
                                dan pengawasan                            asimetri informasi
     Formalisasi               Memandu penyelenggara                    Mekanisme birokrasi terlalu
                                pelayanan publik                          kaku
                               Meningkatkan kepastian                   Menghambat terjadinya
                                pelayanan                                 perubahan dan proses kreatif
     Spesialisasi              Menyederhanakan proses                   Pelayanan publik menjadi
                                kerja                                     berbelit-belit dan tidak efisien
                               Pengembangan                             Membentuk ego sektoral dan
                                profesionalisme                           individu
     Impersonalitas            Mendorong birokrat                       Mematikan humanisme
                                bertindak obyektif dan adil               dalam pelayanan publik



                                                                                                                                 19
Birokratisasi dan kinerja: relasi parabolik (Caiden, 1994)




                     Ideal bureacratization




                                              Overbureaucratization




                                                                      20
Overbirokrasi dan opsi penyelesaian



                                                        Overbirokrasi
            Debirokratisasi
                                                                Mekanisme layanan
                                                                 publik berbelit-beli

              Deregulasi                                               Peluang
                                                                   terjadi korupsi

                                                                    Rendahnya
                                                                pelayananan publik



  • Permasalahan tersebut diatas kemudian mengarahkan
    pada perlunya ada debirokratisasi dan deregulasi.




                                                                                     21
Reinventing bureaucracy (Osborne dan Plastrik)


  • Dalam Banishing Bureaucracy, Osborne dan Plastrik memperkenalkan apa yang
    dinamakan sebagai reinventing government (penciptaan ulang pemerintahan),
    yaitu:
          “The fundamental transformation of public systems and organizations to
          create dramatic increases in their effectiveness, efficiency, adaptability, and
          capacity to innovate. This transformation is accomplished by changing their
          purpose, incentives, accountability, power structure, and culture.”

 • Prijono Tjiptoherijanto, menyatakan reinventing government tersebut diarahkan
   pada perubahan birokrasi:

                Mencapai harapan               Pengelolaan birokrasi
                masyarakat                     berbasis kualitas




                Bentuk organisasi yang         Kewiraswastaan dalam tata
                sesuai dengan tujuan           kelola pemerintah



                                                                                            22
Debirokratisasi dan deregulasi



              Debirokratisasi                                  Deregulasi


  Bagaimana memperpendek jalur                  Deregulasi diarahkan bagaimana
  birokrasi dan mengembangkan                   mengurangi peraturan yang bersifat
  partisipasi publik dalam birokrasi.           menghambat atau bottlenecking.

  a.Prosedur yang berliku-liku dibuat menjadi   Sehingga deregulasi dipahami sebagai
  tidak berliku-liku; b.Prosedur yang           pengaturan kembali, penataan kembali
  memerlukan biaya tinggi, menjadi prosedur     peraturan perundang-undangan yang
  yang mantap, singkat sehingga biaya ringan;   diakibatkan oleh berbagai sebab atau
  c. Prosedur yang sering menimbulkan           alasan. Namun, seringkali dipahami bahwa
  kemacetan, diubah menjadi prosedur yang       deregulasi merupakan usaha untuk
  melancarkan; d. Prosedur yang                 mengurangi atau menghapuskan berbagai
  komunikasinya sempit, diubah menjadi          ketentuan dan intervensi yang berlebihan
  komunikasi sampai ke bawah (luas)             dalam kegiatan atau aktivitas Pemerintahan




                                                                                             23
Good governance versi (UNDP dan KNKG)



 Good            Legitimasi dan partisipasi   Soffian Effendi menyatakan tiga
 Governance      Visi strategis               pilar dalam good governance:
 Principle oleh  Kinerja
 UNDP            Akuntabilitas                Pemerintah
                 Keadilan
 Good Public     Demokrasi                    Masyarakat madani
 Governance oleh Transparansi
 Komite Nasional Akuntabilitas
                                              Dunia usaha
 Kebijakan       Budaya Hukum
 Governance      Kewajaran dan Kesetaraan




                                                                                24
Contoh kasus deregulasi percapatan pembangunan hutan
tanaman industri


•   Berkaitan dengan peluang divestasi, merger,    •   Keputusan Menhut No. SK.45/Menhut-
    akuisisi dan rescheduling pinjaman DR 0%           II/2004 tanggal 23 Januari 2004
    untuk memberikan kepastian usaha bagi HPHTI        berhubungan dengan penyederhanakan
    Patungan maupun HPHTI Murni sesuai dengan          penyusunan penilaian dan pengesahan
    Keputusan Menteri Kehutanan No.                    RKT UPHHKT-HT. Keputusan Menteri
    SK.46/Menhut-II/2004 tanggal 23 Januari 2004       Kehutanan No. SK.44/Menhut-II/2004
    yang pada intinya menjamin kelangsungan            tanggal 23 Januari 2004
    dana talangan perusahaan induk terhadap            menyederhanakan penyelesaian IUPHHK-
    perusahaan HPHTI Patungan. Perusahaan izin         HT yang telah mendapat persetujuan
    usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada            prinsip permohonan tanpa pengesahan
    hutan tanaman/HPHTI Patungan dapat                 feasibility study (FS) oleh Departemen
    melakukan restrukturisasi saham atau               Kehutanan
    rekomposisi saham atas pinjaman yang berupa
    dana talangan.


     Restrukturisasi                                   Akselerasi


                                                                                           25
Contoh kasus deregulasi percapatan pembangunan hutan
tanaman industri


  •   Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.          Peningkatan Daya Tarik
      47/Menhut-II/2004 tanggal 23 Januari 2004,   Investasi
      yang pada intinya menjelaskan bahwa
      perusahaan IUPHHK pada hutan alam dan atau
      hutan tanaman yang berbentuk perseroan
      terbatas dapat melakukan pengambilalihan
      atau akuisisi saham setelah mendapat
      persetujuan Menteri Kehutanan.




                                                                            26
Debirokrasi dan pembagian kewenangan terkait sektor kehutanan

                    Penentuan Norma
                   Standar dan Kriteria
                                          •    Terjadi desentralisasi korupsi dan
                                               pengawasan hutan yang tidak
                                               maksimal.
                      Pengendalian
                        Perizinan         •    Fungsi pelayanan publik oleh
                                               pemerintahan sebagai prasyarat
                                               pengelolaan yang baik justru
                      Pengendalian             melemah.
                   Perencanaan Usaha



     Pemerintah     Pengawasan Tata           Pemerintah
       Pusat          Usaha Kayu                Daerah



                      Pengelolaan         Privatisasi dan
                   Penerimaan Negara       Representasi


                                                                                27
Debirokratisasi dan deregulasi

                                       Mengembangkan ekonomi                 Mendorong
                                        informal (underground          berkembangnya usaha
                      Tumpang tindih          economy)
                         regulasi                                       tanpa mengorbankan
                                                                          pengawasan dan
          Menghasilkan                       Fungsi                         pengendalian
       desentralisasi korupsi          perlindungan hak
                                           publik dan
               Pungutan liar dan       pengawasan oleh                   Menyederhanakan
                ketidak pastian           pemerintah                       birokrasi tanpa
                hubungan pusat              melemah                    menghilangkan perlunya
                    daerah                                                pelayanan publik


                                                                    Menguatkan peran
                                                                   masyarakat dan swasta
                                                                     dalam tata kelola

  Otonomi daerah, dekonsentrasi, dan                  Deregulasi
  desentralisasi tata usaha dan
  pengawasan kayu kehutanan                          Debirokratisasi



                                                                                           28
Simpulan


 Memang birokrasi yang diharapkan oleh Weber, dengan 6 prinsip birokrasi tersebut tidak
  mudah diwujudkan. Disamping karena pelaksanaannya tidak semudah membalikkan
  telapak tangan di satu sisi secara teoritik juga ada kelemahan dalam birokrasi
  sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Parkinson maupun Herbert Simon. Untuk
  menyelesaikan hal tersebut, debirokrasi dan deregulasi sebagai opsi tidak dapat
  dilakukan begitu saja tanpa memperhatikan dampak maupun tujuan dari kebijakan
  tersebut.

 Pelaksanaan deregulasi dan debirokratisasi sekalipun memerlukan pencermatan yang
  mendalam terutama memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat luas. Deregulasi
  dan debirokratisasi jangan sampai justru menjadi bumerang yang merugikan. Penting
  oleh karena itu menentukan ukuran batasan-batasan kebijakan debirokratisasi dan
  deregulasi yang akan dikeluarkan. Secara a contrario tesis oleh Caiden sebenarnya sudah
  menjelaskan bahwa optimalisasi birokrasi merupakan persoalan menentukan dosis yang
  tepat dari birokrasi tersebut.

                                                                                       29
Simpulan


• Dalam konteks deregulasi secara khusus harus dipastikan bahwa deregulasi tersebut:
  Mengedepankan kepentingan jangka panjang dan untuk kemaslahatan umum. Dalam
  konteks ini kebijakan deregulasi tersebut justru hanya untuk tujuan menguntungkan
  kepentingan pihak tertentu dan tidak memperhatikan dampaknya terhadap kerangka
  waktu jangka panjang. Kedua harus dipastikan bahwa deregulasi dan debirokrasi yang
  dilakukan kemudian tidak mengorbankan keadilan dan kepastian hukum. Seperti halnya
  karakteristik yang impersonal, debirokrasi dan deregulasi tersebut juga harus
  menghasilkan birokrasi yang tetap berpegangan pada peraturan perundang-undangan
  secara ketat namun secara seimbang juga dapat berubah sesuai dengan tujuan dari
  birokrasi itu sendiri. Namun demikian pembatasan ruang diskresi tersebut tetap juga
  memasukan elemen partisipasi publik ke dalamnya untuk memberikan safeguard
  berikutnya yaitu tranparansi.




                                                                                    30
Terima kasih dan hatur nuhun

More Related Content

What's hot

Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik76meonk
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted GaeblerBhaskoro Utomo
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahArief H
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiTri Widodo W. UTOMO
 
TEORI MOTIVASI TEORI Z
TEORI MOTIVASI TEORI ZTEORI MOTIVASI TEORI Z
TEORI MOTIVASI TEORI ZSulistia Rini
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Pergeseran paradigma pelayanan publik
Pergeseran paradigma pelayanan publikPergeseran paradigma pelayanan publik
Pergeseran paradigma pelayanan publikradit_bekti
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiSiti Sahati
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...Researcher Syndicate68
 

What's hot (20)

Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
TEORI MOTIVASI TEORI Z
TEORI MOTIVASI TEORI ZTEORI MOTIVASI TEORI Z
TEORI MOTIVASI TEORI Z
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Pergeseran paradigma pelayanan publik
Pergeseran paradigma pelayanan publikPergeseran paradigma pelayanan publik
Pergeseran paradigma pelayanan publik
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
 

Similar to Debirokrasi dan Deregulasi

Birokrasi sebagai organisasi
Birokrasi sebagai organisasi Birokrasi sebagai organisasi
Birokrasi sebagai organisasi Frans Dione
 
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptxTAWANGARGOTV
 
Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiEly Goro Leba
 
201201 paparan rapim polri 2012
201201 paparan rapim polri 2012201201 paparan rapim polri 2012
201201 paparan rapim polri 2012arisahbandar
 
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptxPertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptxpikipardede1
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptBayuSapto
 
Birokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberBirokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberafifahdhaniyah
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptNovySetiaYunas
 
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCE
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCEPENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCE
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCEGinandjar Kartasasmita
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Asep Muhamad Ferdiana
 

Similar to Debirokrasi dan Deregulasi (20)

Birokrasi sebagai organisasi
Birokrasi sebagai organisasi Birokrasi sebagai organisasi
Birokrasi sebagai organisasi
 
monalisaaaaaaaaaa
monalisaaaaaaaaaamonalisaaaaaaaaaa
monalisaaaaaaaaaa
 
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
 
SANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptxSANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptx
 
118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1
 
Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasi
 
201201 paparan rapim polri 2012
201201 paparan rapim polri 2012201201 paparan rapim polri 2012
201201 paparan rapim polri 2012
 
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptxPertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
 
Birokrasi
BirokrasiBirokrasi
Birokrasi
 
Good clean governance-libre
Good clean governance-libreGood clean governance-libre
Good clean governance-libre
 
92 297-1-pb
92 297-1-pb92 297-1-pb
92 297-1-pb
 
Good government (kel 10)
Good government (kel 10)Good government (kel 10)
Good government (kel 10)
 
Makalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasiMakalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasi
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
 
Makalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasiMakalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasi
 
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
 
Birokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberBirokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weber
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
 
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCE
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCEPENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCE
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCE
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
 

Debirokrasi dan Deregulasi

  • 1. Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Mata Kuliah Birokrasi & Good Governance. Dosen Tri Hayati SH., MH. Kebijakan Debirokrasi dan Deregulasi Dalam Mewujudkan Good Governance Grahat Nagara (Absen 6 Reguler/ NPM 1106030965) 14 Maret 2012
  • 2. • Debirokratisasi ?? Semakin banyaknya tugas atau kebutuhan yang dijabarkan pada semakin banyaknya orang maka akan dijawab dengan semakin besar spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi tersebut diharapkan adanya profesionalisme. Kecenderungannya memang pemborosan, tapi ini mendorong pada spesialisasi. Melihat dari kedua masalah tersebut, permasalahannya bukan soal pada menggelembungnya tenaga. Tetapi bagaimana tenaga tersebut maksimal. • Ketika bicara masalah deregulasi maka larinya masalah legislatif. Tadi dipaparkan di latar belakang perlunya debirokratisasi dan deregulasi. Terkait permasalahan disini sebenarnya simpel saja, kriterianya apa yang perlu di deregulasi dan apa yang tidak? 2
  • 3. • Tapi mungkin penekanan kepada debirokratisasi dan deregulasi tersebut kurang. Adanya korelasi debirokratisasi dan deregulasi dengan kinerja? 3
  • 4. Latar belakang: Pernyataan tentang birokrasi • Jumlah PNS terlalu banyak sehingga • Penelitian World Bank pada tahun tidak hanya menimbulkan sistem 1983 menjelaskan bahwa negara- birokrasi yan terlalu panjang tetapi negara yang memiliki tingkat regulasi juga menyebabkan biaya ekonomi tinggi termasuk Indonesia, terjadi tinggi. Komisi XI DPR RI, 28 Juni indeks distorsi harga yang tinggi dan 2011. kinerja produk domestik bruto yang rendah. • Perlu ada moratorium dalam penerimaan pegawai negeri sipil hingga proses penataan ulang • Berbagai penelitian juga menyebutkan terhadap nomenklatur yang ada bahwa birokrasi di Asia Tenggara selesai. Marzuki Alie, 28 Juni 2011. terlalu rumit dan sangat menghambat pembangunan ekonomi dan • Hanya 5% pegawai negeri sipil yang penciptaan demokrasi dan memiliki kapasitas. Menteri kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan Aparatur Negara, 29 Februari 2012. Birokrasi digambarkan begitu gemuk sehingga justru menyebabkan berbagai masalah. 4
  • 5. Latar belakang: Pernyataan tentang birokrasi Permasalahan dalam birokrasi mengerucut pada berbagai Inefisiensi dan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui beban ekonomi diantaranya deregulasi dan debirokratisasi. tinggi Regulasi terlalu Deregulasi menghambat (bottlenecking) Privatisasi Debirokratisasi Birokrasi yang Depolitisasi koruptif Pelaksanaan yang Pfeffer dan Salancik (1978) berkomentar bahwa: “in climate of otoriter non social values that stress participation and democracy, partisipatif bureaucracy with their centralized structure of authority and control are anachronistic” 5
  • 6. Perumusan permasalahan Apakah debirokratisasi dan deregulasi menyelesaikan masalah-masalah dalam birokratisasi dan mencapai good governance (??) 6
  • 7. Kerangka •Birokrasi Dalam Teori dan Praktik •Deregulasi dan Debirokratisasi dan Tantangannya 7
  • 8. Pengantar More harm was done in the 20th century by faceless bureaucrats than tyrant dictators. Kutipan dari Dennis Prager (Kolumnis) menggambarkan bagaimana birokrat yang seharusnya menjadi abdi masyarakat dalam pelayanan publik justru merugikan masyarakat. 8
  • 9. Weber dan birokrasi mekanistik "From a purely technical point of view, a bureaucracy is capable of attaining the highest Pembagian kerja yang jelas, degree of efficiency, and is in this sense khususnya regulator (thinking) dan operator formally the most rational known means of (doing) exercising authority over human beings. It is superior to any other form in precision, in stability, in the stringency of its discipline, and Impersonalitas in its reliability. It thus makes possible a particularly high degree of calculability of results for the heads of the organization and for those acting in relation to it. It is finally Terkendali dan dapat superior both in intensive efficiency and in the dipastikan scope of its operations and is formally capable of application to all kinds of administrative tasks” 9
  • 10. Max Weber. Bureaucracy, dalam Richard J. Stillman II, Teori Birokrasi Rasional-Legal, Weber 2000. Public Administration, Concepts and Cases. Houghton Mifflin Company Tipe Birokrasi Ideal, Max Weber Ada hirarki kewenangan dan jalur karir yang jelas Ada aturan yang jelas tentang perilaku, otoritas dan tanggung-jawab pegawai Manajemen birokrasi dikelola melalui prinsip umum yang lebih stabil dan mudah untuk dipelajari dan didasarkan fungsi dan spesialisasi Pegawai diterima atas dasar merit bukan ikatan kekrabatan (patrimonial) Birokrat bersifat impersonal Kegiatan birokrasi dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dengan efisien Pelayanan publik Layanan publik yang menjamin yang rumit dan Birokratisasi ideal kepastian hukum begitu banyak dan efisien 10
  • 11. Birokrasi dan penguasaan oleh Negara Pengurusan Terlihat bahwa di Indonesia dimensi keterlibatan administrasi publik begitu luas Penentuan Kebijakan Pengelolaan Negara Penguasaan Tujuan konstitusional Negara Sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; Menjamin keadilan sosial; Melindungi segenap tumpah darah bangsa; Mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengawasan Pengaturan 11
  • 12. Teori hukum birokratisasi (Parkinson) Apa yang akan terjadi…. Birokrat akan menambah • Birokrat akan terus menambah subordinat, sehingga jumlah birokrat akan terus subordinat bertambah. • Ketika birokrat bertambah terlalu banyak sehingga “inflasi” menyebabkan pengeluaran yang lebih banyak ketimbang penerimaan yang didapat dari adanya penambahan birokrasi, maka nilai dari birokrat tersebut akan semakin rendah dan terjadi inefisiensi dalam birokrasi. Birokrat akan saling • Birokrat akan terus saling memberikan tugas dan fungsi. memberikan tugas • Artinya secara alamiah pertumbuhan birokrat berarti akan terjadi pertambahan birokrasi dan panjangnya rentang administrasi. • Penambahan rentang administrasi berarti penambahan rentang kendali. Kelemahan dalam rentang kendali ini akan menyebabkan terjadinya asymmetric information yang dapat mendorong perilaku koruptif diantara para birokrat. Sehingga menyebabkan biaya ekonomi dari jalannya pemerintahan dan pelayanan publik semakin mahal dan rumit. 12
  • 13. Evers, Hans-Dieter. 1987. "The Bureaucratization of Southeast Runaway bureaucratization (Evers, 1987) Asia." Comparative Studies in Society and History Menurut Evers terjadi lonjakan birokrasi di beberapa negara di Asia Tenggara Meskipun Indonesia memiliki rasio yang rendah Rasio birokrat per 1000 penduduk dibandingkan penduduknya namun pertumbuhan birokrat Malaysia 40 melonjak paling tinggi. Thailand 19 Belanja biaya Antara tahun 69-85 jumlah birokrat birokrat Indonesia 10 meningkat, 80 kali lipat, 37% sementara penerimaan negara juga meningkat 90 kali lipat. 3,4 juta 515 ribu Sebesar 411 trilyun yaitu 37% 303 ribu 4,7 juta dari total APBN tahun 2011 dihabiskan untuk membiayai biroraksi (belanja pegawai) 1950 1970 1988 2012 Jumlah PNS dari tahun ke tahun 13
  • 14. Johann Graf Lambsdorf, 2001. How Corruption in Government Affect Public Teori principal-agent-client (Lambsdorff, 2001) Welfare. Center For Globalization and Europeanization of the Economy. Delegasi Principal Lisensi Self Interest Asymmetric Agent Information Kinerja Pajak&Iuran Client Asymmetry information akan memberikan Sebagaimana teori parkinson tersebut, peluang bagi terjadinya rent seeking bisa jadi penambahan jumlah birokrat behaviour diantara para birokrat. tadi justru menambah struktur. 14
  • 15. Birokrasi dalam tata niaga kayu • Sebagai ilustrasi dalam sektor kehutanan. Ketika AMDAL B. SETOR IUPHHK- FAKB sebuah badan hukum melakukan proses IIUPHHK HA/HT/RE produksi untuk mengusahakan kayu, maka ia harus melewati proses birokrasi yang luar biasa rumit, dan bahkan cenderung tidak berjalan Pendirian Pengurusan SKSKB secara maksimal. Perusahaan Izin Usaha • Tidak hanya terlalu birokratis tetapi tata usaha Perencanaan Produksi Tata Usaha kayu ini justru mengakibatkan proses produksi Pengelolaan Kayu Kayu jauh lebih tidak efisien dengan hasil pengawasan yang tetap tidak maksimal. AKTA RKU LHP PENDIRIAN TDP RKT B. SETOR PSDH/DR SIUP BAGAN Industri KERJA Pengolahan 15
  • 16. Kritik Herbert Simmons • Tidak mungkin tercapai tipe ideal birokrasi yang didefinisikan oleh Weber. Hal ini dikarenakan manusia pada dasarnya tidak mungkin Agus Dwiyanto (2011) bahwa konsep mencapai rasionalitas yang Weber yang formalistik dan mekanistik sempurna biner seperti mesin. ini tidak tepat diterapkan dalam pada negara transitif, yang memerlukan tipe pemerintahan yang dinamis dan dalam • Dengan rasionalitas terbatas lingkungan yang penuh turbulensi dan (bounded rationality) tidak mungkin membutuhkan respons yang cepat. dihasilkan tipe birokrasi yang ideal yang formalistik dan mekanistis. 16
  • 17. Outline Birokrasi Dalam Teori dan Praktik Deregulasi dan Debirokratisasi dan Tantangannya 17
  • 18. Pengantar corruptisima republica plurimae leges Menurut Tacitus (AD 56 – AD 117), semakin korup sebuah negara maka akan semakin banyak peraturan perundang-undangan yang diterbitkan (Annals III: 27). Tacitus sendiri merupakan seorang sejarawan dan senator Romawi Kuno. Pada saat itu Tacitus mengkritik kewenangan Kaisar untuk menerbitkan banyak aturan yang menurutnya tidak memberikan manfaat bagi masyarakat . 18
  • 19. Dosis birokrasi Weber dan dampaknya (Widyanto, 2011) Agus Dwiyanto, 2011. Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Prinsip Birokrasi Manfaat Penerapannya Sebelum Manfaat Penerapannya Setelah Weberian Melampaui Titik Optimalitas Melampaui Titik Optimalitas Hierarki  Memberikan batasan  Melembagakan budaya kewenangan paternalistik  Mempermudah koordinasi  Menimbulkan distorsi dan dan pengawasan asimetri informasi Formalisasi  Memandu penyelenggara  Mekanisme birokrasi terlalu pelayanan publik kaku  Meningkatkan kepastian  Menghambat terjadinya pelayanan perubahan dan proses kreatif Spesialisasi  Menyederhanakan proses  Pelayanan publik menjadi kerja berbelit-belit dan tidak efisien  Pengembangan  Membentuk ego sektoral dan profesionalisme individu Impersonalitas  Mendorong birokrat  Mematikan humanisme bertindak obyektif dan adil dalam pelayanan publik 19
  • 20. Birokratisasi dan kinerja: relasi parabolik (Caiden, 1994) Ideal bureacratization Overbureaucratization 20
  • 21. Overbirokrasi dan opsi penyelesaian Overbirokrasi Debirokratisasi Mekanisme layanan publik berbelit-beli Deregulasi Peluang terjadi korupsi Rendahnya pelayananan publik • Permasalahan tersebut diatas kemudian mengarahkan pada perlunya ada debirokratisasi dan deregulasi. 21
  • 22. Reinventing bureaucracy (Osborne dan Plastrik) • Dalam Banishing Bureaucracy, Osborne dan Plastrik memperkenalkan apa yang dinamakan sebagai reinventing government (penciptaan ulang pemerintahan), yaitu: “The fundamental transformation of public systems and organizations to create dramatic increases in their effectiveness, efficiency, adaptability, and capacity to innovate. This transformation is accomplished by changing their purpose, incentives, accountability, power structure, and culture.” • Prijono Tjiptoherijanto, menyatakan reinventing government tersebut diarahkan pada perubahan birokrasi: Mencapai harapan Pengelolaan birokrasi masyarakat berbasis kualitas Bentuk organisasi yang Kewiraswastaan dalam tata sesuai dengan tujuan kelola pemerintah 22
  • 23. Debirokratisasi dan deregulasi Debirokratisasi Deregulasi Bagaimana memperpendek jalur Deregulasi diarahkan bagaimana birokrasi dan mengembangkan mengurangi peraturan yang bersifat partisipasi publik dalam birokrasi. menghambat atau bottlenecking. a.Prosedur yang berliku-liku dibuat menjadi Sehingga deregulasi dipahami sebagai tidak berliku-liku; b.Prosedur yang pengaturan kembali, penataan kembali memerlukan biaya tinggi, menjadi prosedur peraturan perundang-undangan yang yang mantap, singkat sehingga biaya ringan; diakibatkan oleh berbagai sebab atau c. Prosedur yang sering menimbulkan alasan. Namun, seringkali dipahami bahwa kemacetan, diubah menjadi prosedur yang deregulasi merupakan usaha untuk melancarkan; d. Prosedur yang mengurangi atau menghapuskan berbagai komunikasinya sempit, diubah menjadi ketentuan dan intervensi yang berlebihan komunikasi sampai ke bawah (luas) dalam kegiatan atau aktivitas Pemerintahan 23
  • 24. Good governance versi (UNDP dan KNKG) Good Legitimasi dan partisipasi Soffian Effendi menyatakan tiga Governance Visi strategis pilar dalam good governance: Principle oleh Kinerja UNDP Akuntabilitas Pemerintah Keadilan Good Public Demokrasi Masyarakat madani Governance oleh Transparansi Komite Nasional Akuntabilitas Dunia usaha Kebijakan Budaya Hukum Governance Kewajaran dan Kesetaraan 24
  • 25. Contoh kasus deregulasi percapatan pembangunan hutan tanaman industri • Berkaitan dengan peluang divestasi, merger, • Keputusan Menhut No. SK.45/Menhut- akuisisi dan rescheduling pinjaman DR 0% II/2004 tanggal 23 Januari 2004 untuk memberikan kepastian usaha bagi HPHTI berhubungan dengan penyederhanakan Patungan maupun HPHTI Murni sesuai dengan penyusunan penilaian dan pengesahan Keputusan Menteri Kehutanan No. RKT UPHHKT-HT. Keputusan Menteri SK.46/Menhut-II/2004 tanggal 23 Januari 2004 Kehutanan No. SK.44/Menhut-II/2004 yang pada intinya menjamin kelangsungan tanggal 23 Januari 2004 dana talangan perusahaan induk terhadap menyederhanakan penyelesaian IUPHHK- perusahaan HPHTI Patungan. Perusahaan izin HT yang telah mendapat persetujuan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada prinsip permohonan tanpa pengesahan hutan tanaman/HPHTI Patungan dapat feasibility study (FS) oleh Departemen melakukan restrukturisasi saham atau Kehutanan rekomposisi saham atas pinjaman yang berupa dana talangan. Restrukturisasi Akselerasi 25
  • 26. Contoh kasus deregulasi percapatan pembangunan hutan tanaman industri • Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. Peningkatan Daya Tarik 47/Menhut-II/2004 tanggal 23 Januari 2004, Investasi yang pada intinya menjelaskan bahwa perusahaan IUPHHK pada hutan alam dan atau hutan tanaman yang berbentuk perseroan terbatas dapat melakukan pengambilalihan atau akuisisi saham setelah mendapat persetujuan Menteri Kehutanan. 26
  • 27. Debirokrasi dan pembagian kewenangan terkait sektor kehutanan Penentuan Norma Standar dan Kriteria • Terjadi desentralisasi korupsi dan pengawasan hutan yang tidak maksimal. Pengendalian Perizinan • Fungsi pelayanan publik oleh pemerintahan sebagai prasyarat pengelolaan yang baik justru Pengendalian melemah. Perencanaan Usaha Pemerintah Pengawasan Tata Pemerintah Pusat Usaha Kayu Daerah Pengelolaan Privatisasi dan Penerimaan Negara Representasi 27
  • 28. Debirokratisasi dan deregulasi Mengembangkan ekonomi Mendorong informal (underground berkembangnya usaha Tumpang tindih economy) regulasi tanpa mengorbankan pengawasan dan Menghasilkan Fungsi pengendalian desentralisasi korupsi perlindungan hak publik dan Pungutan liar dan pengawasan oleh Menyederhanakan ketidak pastian pemerintah birokrasi tanpa hubungan pusat melemah menghilangkan perlunya daerah pelayanan publik Menguatkan peran masyarakat dan swasta dalam tata kelola Otonomi daerah, dekonsentrasi, dan Deregulasi desentralisasi tata usaha dan pengawasan kayu kehutanan Debirokratisasi 28
  • 29. Simpulan  Memang birokrasi yang diharapkan oleh Weber, dengan 6 prinsip birokrasi tersebut tidak mudah diwujudkan. Disamping karena pelaksanaannya tidak semudah membalikkan telapak tangan di satu sisi secara teoritik juga ada kelemahan dalam birokrasi sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Parkinson maupun Herbert Simon. Untuk menyelesaikan hal tersebut, debirokrasi dan deregulasi sebagai opsi tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa memperhatikan dampak maupun tujuan dari kebijakan tersebut.  Pelaksanaan deregulasi dan debirokratisasi sekalipun memerlukan pencermatan yang mendalam terutama memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat luas. Deregulasi dan debirokratisasi jangan sampai justru menjadi bumerang yang merugikan. Penting oleh karena itu menentukan ukuran batasan-batasan kebijakan debirokratisasi dan deregulasi yang akan dikeluarkan. Secara a contrario tesis oleh Caiden sebenarnya sudah menjelaskan bahwa optimalisasi birokrasi merupakan persoalan menentukan dosis yang tepat dari birokrasi tersebut. 29
  • 30. Simpulan • Dalam konteks deregulasi secara khusus harus dipastikan bahwa deregulasi tersebut: Mengedepankan kepentingan jangka panjang dan untuk kemaslahatan umum. Dalam konteks ini kebijakan deregulasi tersebut justru hanya untuk tujuan menguntungkan kepentingan pihak tertentu dan tidak memperhatikan dampaknya terhadap kerangka waktu jangka panjang. Kedua harus dipastikan bahwa deregulasi dan debirokrasi yang dilakukan kemudian tidak mengorbankan keadilan dan kepastian hukum. Seperti halnya karakteristik yang impersonal, debirokrasi dan deregulasi tersebut juga harus menghasilkan birokrasi yang tetap berpegangan pada peraturan perundang-undangan secara ketat namun secara seimbang juga dapat berubah sesuai dengan tujuan dari birokrasi itu sendiri. Namun demikian pembatasan ruang diskresi tersebut tetap juga memasukan elemen partisipasi publik ke dalamnya untuk memberikan safeguard berikutnya yaitu tranparansi. 30
  • 31. Terima kasih dan hatur nuhun