Adorno dan Teori Kritis Immanent Critique dan Totalitas Critique
1. ADORNO DAN TEORI KRITIS
MATERI KULIAH
SOSIOLOGI KRITIS DAN POSTMODERN
GANJIL 2013
2. THEODOR ADORNO
Ia lahir di Frankfurt 1903, dengann
nama Theodor Wiesengrund. Nama
keluarga dia hilangkan untuk
perlindunga diri karena berdarah
Yahudi, sehingga menggantinya dengan
Adorno yang merupakan nama gadis
ibunya.
Tahun 1920-an, ia memantapkan diri
untuk menjadi kritikus budaya di
Jerman, terutama kritik musik dan
3. Ardono merupakan angkatan pertama
dalam mazhab Frankfurt, dengan salah
satu pengikat ilmu adalah perasaan
bersama tentang kekecewaan terhadap
masyarakat kapitalis, sekaligus
kegagalan sosialisme.
Adorno sendiri bermitra dgn Max
Horkheimer (direktur IFS), dimana
mereka mengembangkan pendekatan
interdisipliner dalam telaah ilmu sosial.
Misalnya menghubungkan ilmu sosial
4. TEORI KRITIS
Menurut Horkheimer, tugas teori
kritis ialah mengungkapkan dan
mendorong potensi laten
(tersembunyi) dan asumsi ilusi
dalam teori tradisional.
Sehingga kegiatan teori kritis ialah
aktifitas tansformatif, dengan tujuan
emansifatoris, bukan eksploitatif
(seperti teknologi dan produksi).
5. Aktifitas mentrasform itu menurut
Adorno harus dimulai dengan
pemahaman makna, atau yang ia
sebut dengan immanent critique.
IC mengacu pada metode mengkritik
sebuah konsep, teori atau situasi,
dengan mengevalusi secara kritis
atas istilah itu sendiri, dan menyoroti
kontradiksi yang terkandung di
dalamnya.
Misalnya ketika ia melakukan telaah
6. TC maksudnya ialah karya seni bukan
obyek diam dan pasif, tetapi ia membuat
moment manifestasi (penyataan diri)
dalam upaya “untuk diketahui” oleh
subyek.
Bahwa lukisan itu memiliki TC dalam
dirinya, sehingga kebebasan dalam
menafsirkan pada subyek, tidak terlepas
dari tampilan obyek-subyek itu sendiri.
Jadi, TC harus dimulia dengan
memperhatikan “apa kata obyeknya!”
7. Menelaah dengan I C dan TC
“MAMUT MENTENG UREH UTUS”
MAMUT MENTENG: Gagah
Perkasa
UREH: Hobi Berkelakar
Utus: ~berkaitan dengan~
keturunan.
“Oloh Dayak puna pangalar”
8. Sesungguhnya, orang Dayak itu
suka berkelakar soal keperkasaan.
Berkelakar untuk sesuatu yang
serius, dan menseriusi sesuatu
yang harusnya dikelakar.
Sehingga apa yang penting dan
tidak penting menjadi sangat kabur
dan kehilangan makna (karena
kelakar)?
9. DIALEKTIKA PENCERAHAN
Teori kritis berkonsentrasi untuk
mengembangkan “kesadaran sosial Kritis”
atau pencerahan, yang memadang bahwa
“jika dunia itu statis, maka sebentar lagi ia
akan berakhir/mati”
Maka pencerahan (enlightenment) itu
terletak pada kemampuan dan kemajuan
dalam pemikiran rasional untuk mengurai
takhyul dan mitos, dalam isi kognitifrealistis.
10. Ketika orang menolak mitos sebagai
realitas modern, sebenarnya modernitas
itu berusaha menghubungkan cita-cita
mitos dan transendental dengan realitas,
yang kemudian berubah menjadi ideologi.
Misalnya ketika berbicara tentang konsep
dan cita-cita demokrasi dan keadilan,
maka kita akan berjumpa dengan mitologi
dan konsep klasik RATU ADIL (dalam
tradisi Jawa), namun dalam konsep yang
disebut dengan masyarakat madani (civil
society)
11. Selanjutnya, cerita tentang kemajuan
manusia, sesungguhnya berisi tentang
dominasi eksternal (luaran) alam oleh
manusia dan dominasi manusia terhadap
manusia lainnya.
Sehingga konsep modernitas dalam
rasionalisasi, produksi massal dan
kemajuan itu pada dasarnya justru
mengarah pada barbarisme dan runtuhnya
manusia dan kemanusiaan.
Konsep ini sekaligus merupakan padangan
kritis terhadap pencerahan itu sendiri.
12. PENUTUP
Adorno mengatakan cita-cita pencerahan
itu ialah perubahan masyarakat yang
emansipatoris.
Emasipatoris ialah konsep dan cita-cita
klasik tentang human as a center (bahwa
manusia adalah pusat kemajuan itu, buka
alat kemajuan).
Sehingga kemajuan itu gabungan antara
mitologi dan realitas dunia yang rasional.