SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru terhadap

                    Mutu Pelayanan Sekolah Dasar Negeri,

                  di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo



                                  Siti Bariroh

Abstract: The study of need theory factors should be conducted periodically, so

that it can bee seen how large the contribution of motivation enabling a teacher

lo get achievement. This study was executed in Kecamatan Waru and Kecamatan

Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting that (he physiological need: (clothes,

foods, and houses) is the main factors making teacher to get achievement, in

another time, then can be observed its progress through the other motivation.

Keywords: motivation, teacher.



       Pada waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir

seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan

keterangan-keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi tugas-

tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah berubah

secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan kepentingan-

kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi

sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya.

       Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan

seorang pengawas; kepala sekolah; pegawai tata usaha sekolah, dan berbagai

pejabat inspeksi lainnya. Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu

antara lain, seperti sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan
guru dan murid, penyempurnaan kurikulum, perbaikan alat-alat pelajaran dan

sebagainya. Sekarang sudah ada PGRI dan makin berkembangnya kesadaran dan

pengertian akan perlunya demokrasi dalam pendidikan pada pemimpin-pemimpin

pendidikan dan guru pada umumnya, kebijakan-kebijakan kepegawaian makin

berubah ke arah pelaksanaan yang demokratis. Pada dasarnya Manajemen

Personalia adalah Manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia

atau dalam bidang kepegawaian. Kemudian, personalia mempunyai hubungan erat

dengan yang lain. Misalnya, ada hal yang ternyata dalam bidang manajemen telah

dijelaskan, tetapi dimasukkan pula dalam Manajemen Personalia seperti

pendelegasian wewenang; kepemimpinan; motivasi dan sebagainya(Nitisemito,

1986:9).

       Sementara perihal motivasi yang memberikan dorongan terhadap prestasi

kerja akan tampak bilamana ditelaah lebih lanjut. Adapun prestasi kerja

perlupenilaian. Selanjutnya, penilaian prestasi kerja (performance appraisal)

adalah proses melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi

kerja karyawan(Handoko, 1993:135).

       Untuk menjawab dari pertanyaan tentang apa yang mendorong tingkah

laku manusia dalam organisasi adalah tidaklah sederhana dan mudah. Paling tidak

pemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan

dengan pasti.

       Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna sebagai perbaikan

mutu, baik mutu manajemen, mutu pelayanan, mutu prosedur, hasil, masukan,

karyawan, kerjasama, daya guna, sikap kerja, lingkungan pekerjaan, infoirnasi,
kemampuan pemecahan masalah, tata krama, penggunaan sumber-sumber

maupun mutu pelaksanaan dan penampilan.

       Suatu gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok pegawai dari satu

satuan organisasi tertentu yang mengadakan perternuan secara teratur. Maksud

dan perternuan itu antara lain: menemukan masalah, mengkaji masalah serta

melakukan perbaikan.

       Banyak organisasi yang sering menghadapi masalah-masalah yang

menyangkul semangat kerja; tingkat produktivitas rendah; mutu pelayanan yang

rendah; masalah sikap kerja; masalah kelalaian dan kelengahan serta masalah

manusia yang acuh terhadap pekerjaan (Zainun, 1989:117). Tujuan diadakannya

GKM ( gugus kendali mutu) adalah:

Memuaskan berbagai kebutuhan sosial dan kejiwaan berupa:

•   Keberhasilan

•   Pengakuan

•   Penghargaan

•   Kebanggan alas pekerjaan

•   Reran yang berguna

•   Kemantapan

•   Kerj a yang bertanggung jawab, dan

•   Perasaan memiliki

       Dari uraian di atas, maka tentunya dapat diambiI berbagai faktor yang

dikaitkan dengan mutu pelaya nan guru. Guru sebagai karyawan negara yang

tentunya juga mempunyai kebutuhan yang sama dengan karyawan lainnya. Guru

butuh motivasi. Sedangitan motivasi yang dijabarkan searah dengan kebutuhan
manusia pada umumnya. Kebutuhan akan membuat prestasi; pengakuan akan

keberhasilan; pekerjaan yang menantang, tingkat untuk memenuhi tanggungjawab

dan aktualisasi diri (pengembangan prestasi).

       Pada setiap organisasi senantiasa erat kaitannya dengan manajemen

sumber daya manusia. Patut disadari hal ini, di mana fungsi dari manajemen

terdiri atas: planning; organizing; actuating dan controlling (Handoko, 1992).

       Dalam manajemen sumber daya manusia pun membahas berbagai sudut

pandang tentang prestasi kerja sebagai tujuan, dimana salah satunya adalah

dipandang dari faktor motivasi (rangsangan/dorongan).

       Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai

tempat dan keadaan daripada masing-masing orang itu (Zainun, 1994; 17).

Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur vital dalam

manajemen. Dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai membuat seseorang

menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya

(Me. Kenna & Nic Beech, 2000: 168).

       Menurut    Gibson    (1996:185)    motivasi   merupakan     konsep    yang

dipergunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul di dalam

seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.

       Oleh Prawirosentono (1999:4) dijelaskan bahwa pendaiaman dan

perluasan dan teori motivasi banyak mengisi lembaran berbagai lileratur ataupun

Jurnal-jurnal ilmiah. Namun, secara praktis hubungan terjadi antara upaya kerja;

kinerja dan hasil kinerja itu sendiri. Motivasi menyangkut perilaku manusia dan

merupakan sebuah unsur vital dalam manajemen. Hal tersebut dapat didefenisikan

sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena
orang itu ingin melakukannya. Tugas manajer adalah menciptakan kondisi-

kondisi kerja yang akan membangkitkan dan memelihara keinginan yang

bersemangat ini. Untuk melakukan hal ini pengeta-huan mengenai manusia dan

kecakapan dalam berurusan dengan perilaku mereka adaiah penting.

       Seorang manajer yang tidak bermotivasi untuk kemajuan dan berhasil akan

mendapatkan hal yang sangat sulit untuk memotivasikan orang-orang lain.

Pemikiran-pemikiran positif dan ketaatan kepada jalannya kegiatan yang

dinyatakan juga merupakan faktor-faktor motivasi.

Pendekatan dasar terhadap motivasi berbeda-beda dalam kalangan manajer. Tiga

buah pendekatan- pendekatan umum di pilih, yaitu:

•   Pendekatan lingkungan;

•   Pendekatan produktivitas; dan

•   Pendekatan pernuasan kebutuhan-kebutuhan.

       Untuk mudahnya pendekatan lingkungan adalah diasumsikan jika

lingkungan dibuat dengan suasana menyenangkan, maka pelaksanaan kerjanya

akan baik pula. Produktivitas memberikan penekanan terhadap tingkat upah;

penugasan yang terperinci dan jelas. Dalam “Wants Satisfaction Approach”

dilakukan   usaha   untuk    memuaskan    kebutuhan-kebutuhan   manusia   dan

memuaskannya melalui situasi pekerjaan. Perhatian tidak hanya pada kebutuhan-

kebutuhan itu sendiri, tetapi akan pernuasan-pernuasan bagi orang-orang yang

benar-benar akan berjuang untuk itu. Secara umum orang selalu mempunyai

kebutuhan, segera sesudah keinginan dipuaskan, maka yang lainnya muncul

menggantikannya.
Teori motivasi terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:

•   Teori Kepuasan

•   Teori Proses

       Teori kepuasan memusatkan perhatian pada faktor-faktor di dalam

individu yang mendorong, mengarahkan; mempertahankan; dan menghentikan

perilaku. Teori tersebut mencoba untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan

spesifik yang memotivasi orang. Di lain pihak teori proses rnenerangkan dan

menganalisa bagaimana perilaku di dorong; di arahkan; dipertahankan dan

dihentikan.

       Tingkat kebutuhan yang akan dipuaskan berbeda di antara perorangan,

karena saling memberikan penilaian yang berbeda-beda pula bagi berbagai jenis

keberhasilan. Barangkali klasifikasi-klasifikasi yang paling umum dan kebutuhan-

kebutuhan dikemukakan dalam bentuk sebuah "hierarchy" (jenjang-jenjang) oleh

Abraham Maslow. Dan dalam Gibson (1996:189) Teori Maslow yang

menganggap bahwa kebutuhan orang bergantung kepada apa yang telah mereka

miliki. Dalam pengertian suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan faktor

motivator. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki kepentingan yaitu:

•   Fisiologis: makanan; minuman; tempat tinggal dan sembuh dari rasa sakit

    (sehat).

•   Keamanan dan keselamalan: kebutuhan akan kemerdekaan dari ancaman;

    dipindahkan dari pekerjaan tetap/kontinu dan lain dan sebagainya.

•   Rasa merniliki; sosial dan kasih sayang; kebutuhan atau persahabatan;

    kebutuhan akan berkelompok interaksi serta kasih sayang.
•   Penghargaan (esteem): kebutuhan atas harga diri (self-esteem) dan

    penghargaaan dari pihak lain.

•   Aktualisasi diri: kebutuhan untuk memenuhi diri seseorang melalui

    memaksimumkan penggunaan kemampuan; keahlian dan potensi.

Di lain pihak ada teori motivasi oleh ERG-Adelfer dalam Gibson (1996:194)

mengemukakan teorinya tentang hierarki kebutuhan sebagai berikut:

•   Eksistensi: kebutuhan-kebutuhan terpuaskan oleh laktor-taktor seperti:

    makanan; udara, air, gaji dan kondisi pekerjaan.

•   Keterkaitan: kebutuhan-kebutuhan terpuaskan dengan adanya hubungan sosial

    dan interpersonal yang berarti.

•   Pertumbuhan; kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan oleh seorang individu

    menciptakan kontribusi yang kreatifatau produktif.

       Dari kedua teori antara Maslow dan ERG persamaannya adalah adanya

hierarki (jenjang-jenjang), tetapi perbedaannya adalah para manajer atau pimpinan

dapat menggunakan secara bebas antara kedua teori tersebut untuk dipergunakan

sebagai landasan penelitian terhadap kepuasan kerja yang akhirnya secara tidak

langsung akan berakibat pada prestasi kerja karyawan/pegawai.

Dari uraian teori motivasi yang telah diuraikan menurut pendapat Maslow, maka

yang terpenting   terdapat jenjang kebutuhan:

•   Kebutuhan fisiologi

•   Kebutuhan keselamatan dan keamanan

•   Kebutuhan sosial

•   Kebutuhan penghargaan

•   Kebutuhartaktuatisasidiri
Yang dimaksudkan dengan jasa/pelayanan adalah merupakan suatu kinerja

penampilan, tidak berwujud        dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada

dimiliki, serta pelanggan lebih cepat dapat berpartisipasi aktif dalam proses

mengkonsumsi jasa tersebut.(Supranto, 1997:227). Pada hakekatnya dalam

strategi pemasaran definisi jasa harus diamati dengan baik, karena pengertiannya

sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya

pertumbuhan sektor jasa akan sangat bergantung pada penilaian pelanggan.

Terhadap kinerja (penampilan) yang      ditawarkan oleh pihak produsen.

Menurut Kotler dalam Supranto (1997:227) mengenai karakteristik jasa dapat

diuraikan sebagai benkut:

•   Intangible (tidak berwujud)

    Suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud; tidak dapat dirasakan dan

    dmikmati sebelum dibeli olehkonsumen.

•   Inseparibility (tidak dapat dipisahkan)

    Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu

    bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada

    pihak lainnya, makadia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut.

       Jasa senantiasa mengalami perubahan, bergantung dari siapa penyedia

jasa, penerima jasa dan kondisi di mana jasa tersebut diberikan. Daya tahan suatu

jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai taktor. Jasa (service)

adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,

yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikkan apapun.
Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik (Kotler,

1996:467). Pekerjaan di bidang jasa mencakup industri hotel; perusahaan

penerbangan; bank; telekomunikasi dan lain-lainnya. Juga industri produk seperti:

pengacara; staf kesehatan dan pelatih penjualan (Nasution, 2001:64). Sebagai

akibat dari naiknya tingkat kemakmuran lebih banyak waktu untuk bersenang-

senang dan makin rumitnya produk yang memerlukan perawatan, maka hal ini

pada gilirannya menyebabkan semakin tingginya minat dalam masalah bisnis jasa.

Sernentara itu, bauran pemasaran yang ada tersebut lebih mengarah kepada

produk berupa barang. Sedangkan pada pemasaran jasa lebih menekankan pada

rantai pemasaran, yaitu:

•   Pelayanan yang mernuaskan mendatangkan laba dan pertumbuhan perusahaan

    dari kinerja superior perusahaan jasa yang merupakan hasil dari..........

•   Pelanggan yang puas dan loyal - pelanggan puas yang tetap setia, membeli

    ulang dan merekomendasikan kepada pelanggan lain, merupakan hasil

    dari...........

•   Nilai pelayanan lebih besar - penciptaan nilai bagi pelanggan yang lebih

    efektif dan efisien serta memberikan pelayanan, merupakan hasil dari……….

•   Karyawan jasa yang puas dan produktif- karyawan yang lebih puas; setia dan

    pekerja keras, mempakan hasil dari..........

•   Mutu pelayanan internal-seleksi dan pelatihan karyawan yang superior,

    lingkungan kerja yang bermutu dan dukungan bagi mereka yang berhadapan

    dengan pelanggan.
Di lain pihak perusahaan jasa dapat mengambil 3 (tiga) langkah ke arah

pengendalian kualitas, yaitu:

•   Yang pertama adalah investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan dalam

    menyediakan jasa yang baik.

•   Kedua adaIah menstandardisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi.

•   Ketiga adalah: memanlau kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan;

    survei pelanggan; perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang dapat

    dideteksi dan diperbaiki.

       Untuk menilai persepsi dan sikap pelanggan (isu:reliabilitas dan validitas)

dapat dilakukan dengan kuesioner. Adapun istilah kepuasan pelanggan dan

persepsi mutu merupakan label yang dipergunakan untuk meringkas himpunan

aksi/lindakan yang terlihat, terkait     dengan produk dan             atau jasa.

(Supranto,1997:44). Untuk itu keandalan/reliabilitas didefinisikan sebagai

seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak. Validitas

menunjukkan besarnya tingkat/derajat kesimpulan yang ditarik melalui skor/skala

yang pengukuran.

          Sejauh ini pemasaran jasa sampai kepada penentuan kebutuhan

pelanggan. Maksud dari menentukan kebutuhan pelanggan adalah untuk

rnembentuk suatu daftar semua dimensi mutu yang penting dalam menguraikan

barang dan jasa. Dimensi mutu berlaku untuk berbagai jenis organisasi penghasil

jasa, meliputi:

•   Keberadaan (availability)

•   Ketanggapan (responsiveness)

•   Menyenangkan (convinience)
•   Tepat waktu (time lines) (Kennedy and Young Dalam Supranto 1997:11).

Hal di atas, amat penting untuk mengidentifikasi dimensi mutu dengan berbagai

pendekatan yang dianggap amat relevan.

       Persepsi   adalah   proses   bagaimana     stimuli-stimuli   itu   diseleksi;

diorganisasi dan diinterpretasikan (Pawitra, 2001:62). Dengan demikian, maka

secara sederhana dapat dipahami bahwa persepsi merupakan tanggapan seseorang

dalam menerima stimuli (rangsangan); yang kemudian dikumpulkan sehingga

dapat dinterpretasikan (ditentukan/diputuskan).

       Tujuan pemasar mengiklankan produknya untuk mendapat perhatian

konsumen. Prinsip lain adalah menunjukkan penampilan (performance) yang

menyakinkan. Bila sekolah jelas selain faktor: fisik (berupa gedung) juga mutu

hasil anak didiknya dapat diterima di sekolah negeri yang dianggap favorit bagi

siswa maupun orang tuanya.

       Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merk.

Kotler (1995) mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran;

kesan-kesan; dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap

suatu objek. Misalnya, merk yang sudah terkenal jauh iebih menguntungkan

daripada merk-merk yang masih merangkak untuk bersaing terhadap persepsi

konsumen.

       Sekolah pun sebagai penjuaijasa dapat membuat suatu citra merk.

Sementara ini pada Peran Tinggi Negeri hampir semua mempunyai merk,

sehingga terkadang membingungkan bagi calon pengguna pendidikan yang

dibutuhkan. Image adalah realitas (Prawita. 2001:85). Jika diketahui citranya

positif, maka konsumen akan berbondong-bondong untuk membelinya.
Persaingan bisnis pada era globalisasi menjadi sangat tajam. Oleh

karenanya, untuk memenangkan persaingan, maka perusahaan atau organisasi

harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Dengan

demikian, maka pokok masalah: kepuasan menjadi suatu yang menarik untuk

dikaji lebih lanjut.

         Menurut Supranto (1997:2) pelanggan memang harus dipuaskan. Di mana

tingkat kepuasan pelanggan sangat bergantung pada mutu suatu produk. Produk

yang dimaksud adalah barang atau jasa.

Jadi, suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat

memenuhi kebutuhannya. Pengukuran aspek mutu yang bermanfaat bagi pebisnis,

yaitu:

•   Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis.

•   Mengetahui di mana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan

    perbaikan secara terus-menerus untuk mernuaskan pelanggan, terutama untuk

    hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan.

•    Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan

    (improvement). (Supranto, 1997:3).

         Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Oliver dalam Supranto,

1997:233). Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja

yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka

pelanggan akan kecewa. Bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas.

Sedangkan bilamana kinerja melebihi harapan pelanggan maka pelanggan akan

merasa sangat puas.
Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau,

komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasardan saingannya.

Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan

memberi komentar yang baik tentang perusahaan/organisasi itu. Untuk

menciptakan kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus menciptakan dan

mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan

kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya.

       Oleh Sutarto ( 1984:21 ) dijelaskan bahwa organisasi adalah suatu sistem

tentang aktivitas-aktivitas kerjasama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tak

berujut dan tak bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hal-hal hubungan-

hubungan.

Oleh Thoha, Miftah ( 1983:79) diterangkan bahwa organisasi dijabarkan

sebagaimana berikut ini.

•   Organisasi senantiasa mempunyai tujuan. Organisasi mempunyai kerangka

    atau struktur.

•   Organisasi mempunyai cara memberikan kecakapan bagi anggota untuk

    melaksanakan kerja tersebut.

•   Organisasi di dalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja antara orang-

    orang yang bekerja sama mencapai tujuan tersebut.

•   Organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya.

•   Organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapainya.

       Kemudian, perilaku organisasi masih merupakan bidang yang terus

berkembang guna membantu manajer memahami manusia secara lebih baik,

sehingga dapat dicapai peningkatan produktivitas, kepuasan pelanggan, dan posisi
kompetisi yang lebih baik melalui penerapan manajemen yang lebih baik. Diawali

dari perilaku organisasi yang multidisiplin menggambarkan sejumlah hal.

Pertama, perilaku organisasi adalah cara berpikir. Perilaku berada pada diri

individu,   kelompok dan organisasi. Kedua, perilaku           organisasi adalah

multidisiplin yang menggunakan prinsip; model; teori dan metode-metode dari

disiplin lain.

        Ketiga, terdapat suatu orientasi kemanusiaan yang jelas dalam perilaku

organisasi. Manusia dalam berperilaku, persepsi, kapasitas pembelajaran,

perasaan, dan sasaran merupakan hal penting bagi perusahaan. Keempat, PO

(perilaku organisasi) berorientasi pada kinerja. Bagaimana cara meningkatkan

kinerja? Hal ini harus terjawab. Kelima, lingkungan eksternal terlihat memberikan

dampak yang signifikan terhadap perilaku organisasi. Keenam, karena bidang PO

sangat bergantung dari disiplin yang dikenal, metode ilmiah menjadi penting

dalam mempelajari variabel dan keterkaitan (Gibson, 1996:7).

        Selanjutnya, efektivitas setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku

manusia. Adapun perilaku manusia tidak lepas dari kebutuhan yang diinginkan.

Dengan demikian, maka motivasi diharapkan berhubungan dengan mutu

layananjasa seperti yangdiuraikan di atas.

        Seorang manajer yang tidak bennotivasi untuk kemajuan dan berhasil akan

mendapatkan hal yang sangat sulit untuk memotivasikan orang-orang lain.

Pemikiran-pemikiran positif dan ketaatan kepada jalannya kegiatan yang

dinyatakan juga merupakan faktor-faktor motivasi.

        Kerangka pikir penelitian yang dimaksud ada merupakan paduan antara

rumusan masalah yang dikemukakan, dengan dukungan teori sehingga secara
konseptual akan terlihat hubungan atau pengaruh antara variabel independen

(variabel bebas) (variabel dependen (variabel terikat/tidak bebas) (ABI,2003).

Dalam pada itu di bawah ini kiranya dapat dituangkan ke dalam Gambar 1.

Dari Gambar I terlihat hubungan antara faktor motivasi terhadap mutu pelayanan

sekolah.



              Prestasi

                 (X1)



    Pengakuan akan keberhasilan

                 (X2)


                                                                  Mutu Pelayanan Sekolah
     Pekerjaan yang menantang
                                                                            (Y)
                 (X3)



       Tingkat tangggung jawab

                 (X4)



            Aktualisasi diri

                 (X5)




Gambar 1 : Hubungan antara Faktor Motivasi terhadap Mutu Pelayanan
           Sekolah
Konsep yang dapat diambil adalah setiap usaha manajemen untuk meningkatkan

mutu pelayanan sekolah dapat dipandang dari motivasi.

         Sebagai hasil dari fakta bahwa motivasi memberi perhatian pada perilaku

atau secara lebih spesifik perilaku yang diarahkan pada tujuan. Adapun alasan

utama mengapa perilaku karyawan (dalam hal ini adalah: guru), sebab motivasi

terhadapnya juga bervariasi (bermacam-macam).

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah serta kerangka pikir, maka

dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

•   Di duga bahwa faktor dari variabel prestasi; pengakuan akan keberhasilan;

    pekerjaan yang menantang; tingkat tanggung jawab; aktualisasi diri secara

    bersama-sama atau parsial berpengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah

    SDN, di Kecamatan waru, Kabupaten Sidoarjo.

•   Diduga bahwa varibel pengakuan akan keberhasilan dominan dalan

    mempengaruhi mutu pelayanan sekolah, di Kecamatan Waru, Kabupaten

    Sidoarjo.



METODE

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menjabarkan arah pemahaman penelitian dengan

memebuat desain penelitian.

Di mana, desain penelitian pada motivasi guru tersebut mencakup beberapa aspek,

yaitu:

•   Tujuan studi.

•   Tipe hubungan antar variabel.
•   Lingkungan (setting) studi.

•   Unit analisis.

•   Pengukuran serta analisisnya.

       Dengan         menunjukkan   beberapa   aspek   tersebut,   peneliti   dapat

mempermudah penjabaran penelitian ini, sehingga dapat dipahami oleh siapa saja

dalam melakukan kajian ilmiah. Yang jelas menggunakan metode survei (Survey

Methods).

Populasi dan Sampel

Tipe data penelitian yang urnum dikelompokkan menjadi dua, yakni:

•   Data kuantitatif

•   Data kualitatif

       Dimana data kuantitatif menunjukkan jumlah ataupun banyaknya

"sesuatu". Seperti, jumlah produksi; jumlah persediaan bahan; gaji karyawan dan

lain-lainnya. Kemudian, yang dimaksudkan dengan kualitatif adalah menunjukkan

kategori kualitas, misalnya: pegawai negeri dan pegawai swasta atau pengusaha

serta proporsi (bagian) terhadap total responden.

       Populasi (population) menjelaskan sekelompok orang atau sejumlah unit

kejadian yang dijadikan objek penelitian. Unit analisis berbeda dengan populasi,

sebab unit analisis dapat melalui individu; kelompok atau tingkat organisasional

(departemen; divisi dan sebagainya). Jika yang diteliti individu guru, maka semua

guru merupakan populasi. Oleh karena, unit analisisnya sudah jelas di Kecamatan

Waru, maka populasi yang dimaksudkan adalah guru di Kecamatan Waru,

Kabupaten Sidoarjo.
Secara umum kendala/batasan yang mempengaruhi peneliti untuk

melakukan sebagian dari elemen-elemen dari populasi. Yang lebih dikenal dengan

sebutan: sampel. Oleh Indriantoro (2002:116) dikatakan bahwa anggota sampel

disebut dengan subjek(subject).

        Untuk itu, peneliti menggunakan sampel sebagai subjek penelitian atas

dasar keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang tersedia. Di samping itu, juga

dirasakan penelitian dengan sampel memungkinkan selesainya lebih cepat serta

relatif lebih teliti.

        Oleh karena, jumlah guru SD di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo ada

489 orang, maka         dengan mengacu pada teori "Metodologi Research " nya

Surakhmad (1985), bahwa penentuan sampel antara jumlah populasi 100-1000

orang dapat diambil 15-50%, maka peneliti mengikutinya dengan menentukan

jumlah sampel secara acak dengan penentuan jumlah sampel sebesar 1% dan 489

orang. Jadi jumlah sampelnya ada 73 orang.

Definisi Konsep dan Operasional Variabel

Definisi Konsep

         Konsep dapat dijabarkan dasar/kerangka pemikiran peneliti yang

selanjutnya dapat dijelaskan kepada orang lain. Arti kata lainnya konsep perlu

dibuat, sehingga membuat orang lain tersebut mengerti.

         Misalnya saja dapatxlibuat: prestasi kerja. Yang dimaksudkan adalah

seberapa besar seorang dapat berprestasi, misalkan: disiplin; mengajar dengan

sepenuh hati dan sebagainya. Agar lebih jelas lagi, maka konsep pada penelitian

guru ini dapat dijelaskan dengan operasional variabel.
Operasional Variabel

        Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi nilai. Di mana teori

mengekspresikan fenomena-fenomena/masalah-masalah secara sistematis melalui

pernyataan hubungan antar variabel.

          Contoh variabel, misalnya: sikap; motivasi; prestasi dan lain-lainnya.

Variabel yang dapat diukur     secara fisik, memungkinkan bantuan alat ukur yang

relatip lebih mudah. Sebaliknya, untuk variabel yang dibahas dalam masalah

bisnis akan berkaitan dengan persepsi, sikap, perilaku yang bersifat subjektif.

        Operasional variabel tersebut merupakan suatu cara agar variabel yang

khas sifatnya dapat diukur. Tentu saja pengukuran yang umum adalah dengan

menggunakan skor. Secara detail, maka operasional variabel pada penelitian ini

terdiri atas:

Variabel mutu pelayanan sekolah (Y)

Yang dimaksudkan dengan mutu pelayanan sekolah adalah seberapa besar pihak

organisasi sekolah dapat memberikan pelayanan terhadap pengguna jasa

pendidikan. Indikator dari variabel mutu pelayanan meliputi:

•   Pelayanan terhadap belajar siswa.

•   Pelayanan terhadap administrasi siswa.

•   Pelayanan terhadap saran orang tua siswa.

•   Memiliki pelayanan sesama guru.

Dari empat ukuran di atas, maka patut dinilai mutu pelayanan sekolah yang

bersangkutan. Untuk variabel bebas (X) nya adalah:

XI: Kebutuhan akan prestasi.
Yangdimaksudkan dengan kebutuhan akan prestasi adalah seberapa besar

dukungan organisasi dalam membuat seorang guru berprestasi. Adapun

indikatornya adalah:

•   Kepuasan sarana pendukung prestasi guru.

•   Kepuasan atas bantuan pribadi kepala sekolah.

•   Kepuasan atas bantuan guru lain.

Dari tiga ukuran penunjang kebutuhan untuk berprestasi, maka hal ini dapat

dianalisis.

X2: Kebutuhan akan pengakuan akan keberhasilan.

        Yang dimaksudkan dengan kebutuhan akan pengakuan akan keberhasilan

adalah seberapa besar organisasi sekolah itu memberi dukungan akan pengakuan

keberhasilan seorang guru. Adapun indikatornya adalah:

•   Kepuasan terhadap motivasi dari siswa akan keberhasilan guru tersebut.

•   Kepuasan terhadap motivasi dari guru lain akan keberhasilan guru tersebut.

•   Kepuasan terhadap motivasi dari kepala sekolah akan keberhasilan guru

    tersebut.

        Dari tiga ukuran kebutuhan akan pengakuan keberhasilan seorang guru,

dapat dipergunakan dalam menilai sesuai atau tidaknya motivasi itu dirasakan

kepuasannya.

X3: Pekerjaan yang menantang

        Yang dimaksudkan dengan pekerjaan yang menantang adalah seberapa

besar organisasi yang bersangkutan dapat memberikan tingkat dukungan akan

kebutuhan seseorang terhadap pekerjaan yang penuh tantangan.
Adapun indikatornya adalah:

•   Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantangdari siswa.

•   Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantang dari guru lainnya.

•   Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantang dari kepala sekolah.

Dari ketiga indikator di atas, maka variabel tersebut dinilai.

X4: Tingkat tanggungjawab

Yang dimaksudkan dengan tingkat tanggung jawab adalah seberapa besar

organisasi mendukung agar guru itu bertanggungiawab dalam bekerja.

Adapun indikatornya adalah:

•   Kepuasan terhadap tanggung jawab dari siswa.

•   Kepuasan terhadap tanggung jawab dari guru lainnya.

•   Kepuasan terhadap tanggung jawab dari kepala sekolah.

Dari ketiga indikator ini dapat diberikan penilaian.

X5: Aktualisasi diri

       Yang dimaksudkan dengan aktualisasi diri adalah seberapa besar

organisasi yang bersangkutan dapat memberikan seseorang agar aktualisasi diri

orang tersebut dapat terpenuhi. Adapun indikatornya adalah:

•   Diberikan kebebasan untuk meningkatkan pendidikan formal kejenjang yang

    lebih tinggi.

•   Diberikan keleluasaan untuk mengikuti DIKLAT(pendidikan dan latihan

    dalam PNS).

•   Memperoleh promosi dari pimpinan.
Dari ketiga butir indikator tersebut, maka aktualisasi diri guru dapat dinilai.

Kemudian untuk penilaian pada masing-masing butir pertanyaan dilakukan

dengan skor skala Likert (1-5).

Jenis dan Sumber data

       Jenis data serta sumber data hampir serupa, yaitu merupakan data primer,

yaitu data yang langsung diperoleh melalui wawancara serta jawaban yang

diperoleh dari kuesioner. Selanjutnya, data sekunder merupakan data yang sudah

ada sebagai kelengkapan untuk studi deskriptif.

Teknik Pengumpulan Data

       Berbagai cara/metode untuk mengumpulkan data dalam kaitannya dengan

penelitian/riset. Sementara ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

•   Melalui daftar pertanyaan/kuesioner.

•   Melalui wawancara.

•   Melalui dokumentasi.

Yang jelas dari ketiga metode pengumpulan data tersebut dilakukan editing

sebelum dilakukan pemrosesan/analisis data untuk menguji hipotesis.

TeknikAnalisa Data dan Uji Hipotesis

Teknik Analisa Data

       Teknik analisis data tidak lain adalah tentang pemrosesan data. Dalam hal

ini untuk gambaran umum dianalisis secara deskriptif (uraian), kemudian untuk

data yang sudah diskor dengan Skala Likert dimasukkan ke dalam satuan variabel

masing-masing.
Pada penelitian apa saja pada akhirnya menggunakan bantuan teknologi

komputer. Di dalam aplikasinya mempergunakan statistika. Untuk penelitian yang

bersangkutan peneliti mempergunakan analisis regresi berganda dengan aplikasi

SPSS (Statistical Package for The Social Sciences). Proses data dengan SPSS

tentu saja lebih cepat dan hasilnya dapat dikategorikan lebih akurat. Secara

langsung aplikasi statistika dengan model regresi berganda menjelaskan tentang

berbagai uji, baik yang bersama-sama/ serentak/simultan maupun yang parsial.

Uji itu adalah sebagai berikut.

Uji Serempak (Uji F)

       Uji serempak menggunakan uji F. Pada uji ini menjelaskan bahwa: Jika

Ftabel > Fhitung (dengan derajat kesalahan =α = 0,05), maka hipotesis yang

dikernukakan adalah diterima. Jadi, dianggap bahwa terdapat pengaruh secara

simultan dari seluruh variabel X terhadap variabel Y.

Uji Parsial (Uji t)

       Uji parsial atau setiap variabel X (variabel bebasnya) terhadap variabel

tergantungnya (Y). menggunakan uji t. Pada uji ini menjelaskan bahwa: Jika

thitung> ttabel (dengan derajat kesalahan = α= 0,05), maka hipotesis yang

dikernukakan adalah diterima. Jadi dianggap bahwa terdapat pengaruh secara

parsial dari variabel X terhadap variabel Y, yang thitung -nya lebih besar

dibandingkan dengan ttabel-nya.

Uji Asumsi Klasik

   Pada dasarnya pada setiap model yang ada pada aplikasi statistika mempunyai

kelemahan atau penyimpangan. Untuk itu, menurut teori regresi berganda dimana

kelemahan yang terdapat pada model regresi berganda yang dipakai terdapat
penyimpangan. Penyimpangan itu terkondisikan ke dalam asumsi klasik. Yang

dimaksudkan dengan penyimpangan itu berupa:

•   Autokorelasi;

•   Heteroskedastisitas;

•   Multikolineritas; dan

•   Normalitas.

        Dengan demikian, maka peneliti sudah sepantasnya untuk mendeteksi

adanya penyimpangan- penyimpangan itu pada model regresi yang dipakai.

Autokorelasi

        Autokorelasi merupakan penyimpangan yang menunjukkan adanya

keterkaitan korelasi antar variabel sepanjang waktu ataupun saat data itu diambil.

Uji ada dan tidaknya autokorelasi dengan mempergunakan uji DW (Durbin

Watson). Data yang baik, jika dari hasil analisisnya tidak terjadi autokorelasi.

Heteroskedasitas

        Heteroskedasitas pun juga merupakan penyimpangan data yang dianalisis.

Sebaiknya data itu terjadi dengan homokedastisitas (varians nya ajeg = tetap).

Untuk menguji ada dan tidaknya heterkedastisitas ini dengan menggunakan

rumus: korelasi product moment. Kemudian dari hasil perhitungan dengan uji

korelasi tersebut dilihat besarnya thitung dibandingkan dengan ttabel.

Mutikolinieritas

        Bentuk penyimpangan yang lainnya adalah: Multikolinieritas. Adapun ada

atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi tersebut ditandai dengan

adanya hasil uji statistik F dan koefisien determinasi (r2) yang signifikan, narnun

sebaliknya statistik t tidak signifikan. Dengan demikian, jika dari hasil
perhitungan aplikasi SPSS terjadi multikolinieritas, maka sebaiknya salah satu

variabelnya dapat dihilangkan.

Pengujian Validitas dan Realibilitas

         Untukuji kualitasdatadipergunakan uji: validitas L dan reliabilitas. Pada

buku "Metodologi Penelitian Bisnis" yang dibuat oleh Indriantoro dan Supomo

(2002:181 ) dijelaskan bahwa:

Untuk realibilitas ada tiga macam alat ukur, yaitu:

•    Split half reliability coefficient

•    Kuder-Richardson

•    Cronbach's Alpha

     Dari ketiga rumus tersebut dipakai salah         satu   saja untuk pembuktian

reliabelnya data yang dikumpulkan. Kemudian untuk pengujian validitas dengan

ukuran korelasinya (antara X terhadap Y). Sementara ini pengujian validitas

menggunakan alat ukur korelasi product moment sebagai berikut.


r=




HASIL

Gambaran Umum SDN di Kecamatan Waru

Kecamatan Waru tergolong salah satu wilayah Kecamatan dari 18 Kecamatan

yang berada di wilayah daerah tingkat II, Kabupaten Sidoarjo.

Adapun Kecamatan yang ada terdiri dari:

1. Sidoarjo

2. Buduran
3. Candi

4. Porong

5. Krembung

6. Tulangan

7. Tanggulangin

8. Jabon

9. Krian

10. Balongbendo

11. Wonoayu

12. Tank

13. Prambon

14. Taman

15. Waru

16. Gedangan

17. Sedati

18. Sukodono

       Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tertera bahwa jumlah

SDN yang terpadat adalah pada wilayah Kecamatan Waru, yaitu : sebanyak 37

SDN serta 4 SD Swasta.

       Dengan demikian, secara nyata peneliti berkesempatan untuk menganalisis

permasalahan pendidikan pada SDN yangjumlahnya amat cukup untuk mewakili

daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo. Pada Tabel I data sekunder yang peneliti

dapat tuliskan posisi SDN dalam lingkungan wilayah      Kecamatan Waru secara

keseluruhan. Data tersebut adalah sebagaimana tertera pada Tabel 1.
Dengan menelusuri berbagai SDN sebanyak 37 inilah dapat diketahui

posisi alamat yang ada, sehingga memudahkan para murid/siswa maupun para

orang tua serta masyarakat untuk menjelaskan keberadaan SDN di wilayah

Kecamatan Waru tersebut.

Tabel 1 Nama Sekolah danAlamatnva di Kecamatan Waru

1 SDN WARU                          JL.JEND.S. PARMANV/1.10
2 SDN WARU 11                       JL LETJEN S PARMAN 23
3 SDN WARU III                      JL. LETJEN S PARMAN 23
4 SDNKEDUNGREJOI                    JL RAYA WARU 39
5 SDN KEDUNGREJO II                 JL RAYA WARU 39
6 SDN KEDUNGREJO III                JL RAYA WARU 39
7 SDN JANTI I                       JL BRIGJEN KATAMSO 227 A
8 SDN JANTI II                      JL. BRIGJEN KATAMSO 227 A
9 SDN BUNGURASIHI                   JL BUNGURASIH BARAT 159
10 SDN BUNGURASIH II                JL BUNCURASIH BARAT 159
I I SDN MEDAENG I                   JL JOYORONO 49 MEDAENG
12 SDN MEDAENG II                   JL NUGROHO Gg MEDAENG
13 SDN TAMBAK REJO I                DESA TAMBAKREJO
14 SDN TAMBAK REJO II               DESA TAMBAKREJO
15 SDNTROPODOI                      JL. TROPODO 1. No. 201
16 SDNTROPODO II                    JL. TROPODO I No 201
17 SDN PEPELEGI I                   JL. ANJASMORO No 8
18 SDN KUREKSARI                    JL. ANGGREK
19 SDN WADUNG ASRI I                JL BLIMBINGPONDOKCANDRA
20 SDN BERBEK                       JL.KENARI REWIND
21 SDN TAMBAK SAWAH                 JL. JABON No 1-2
22 SDN KEDUNGREJO IV                JL RAYA WARU No 39
23 SDN JANTI III                    JL. BRIGJEN KATAMSO Vl-234
24 SDN WEDOROI                      JL. PPWEDORO No 100
25 SDN KEPUH KIRIMAN I              JL KENARI REWIND
26 SDN NGINGAS                      DESA NGINGAS
27 SDN TAMBAK OSO                          JL. PASAK33
28 SDN TAMBAK SUMUR                        JL KH. ZAINAL ABIDIN 66
29 SDN TROPODO III                         JL. ANGCREK I WISMA TROPODO
30 SDN WARU IV                             JL JEND. S. PARMAN V/130
31 SDN PEPELECI II                         JL. JATISARI PERMAI
32 SDN WADUNG ASRI II                      JL. BLIMBING II PONDOK CANDRA
33 SDN KEPUH KIRIMAN II                    JL.KENARI REWIND
34 SDN KEDUNG REJO V                       JL RAYA WARU 39
35 SDN WEDORO II                           JL. PP WEDORO 100
36 SDN TROPODO IV                          JL. ANOGREK WISMA TROPODO
37 SDN MADAENG III                         JL. JOYORONO 49

Sumber : Data Sekunder dari Dinas Pendidikan Kecamatan Waru 2004

Selanjutnya, sebagai data sekunder pelengkap adalah dikernukakan struktur

organisasi SDN, yaitu:

Struktur organisasi Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

PEMBAHASAN

         Pembahasan dimulai dari berbagai penjelasan yang disesuaikan dengan

proposal (usulan penelitian), sehinggaterdapat kesinambungan antara isi proposal

itu    dengan     penelitian   yang   bersangkutan.   Peneliti   membahas   dengan

mengetengahkan variabel bebas dan terikat, yaitu:

Variabel bebas (X), yaitu:

•     Prestasi;

•     Pengakuan akan keberhasilan;

•     Pekerjaan yang menantang;

•     Tingkattanggungjawab;dan

•     Aktualisasi diri.
Variabel terikat/tidak bebas (Y), yaitu:

       Mutu pelayanan Sekolah DasarNegeri di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten

       Sidoarjo.




                     Kepala Dinas

                   Wakil Kepala Dinas




Kelompok Jabatan                                         Bagian Tata Usaha
    Fungsonal

                                        Sub Bagian   Sub Bagian      Sub Bagian        Sub bagian
                                          Umum       Keuangan        Kepegawaian      Perencanaan
                                                                                          dan
                                                                                      Pengendalian




 Sub Dinas       Sub Dinas             Sub Dinas        Sub Dinas    Sud Dinas              Sub Dinas
        Gambar2 Pendidikan
Pra Sekolah     Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Kecamatan WaruPendidikan
                                      Pendidikan         Tenaga                            Pendidikan
 dan Dasar      Menengah              Menengah        Kependidikan     dan                    Luar
        Sumber: Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru, Sidoarjo
                  Umum                 Kejuruan                     Perguruan                Sekolah
                                                                      Agama


       Uji Validitas dan Reliabilitas

              Mengenai valid dan tidaknya data, seharusnya ada uji coba tentang

       instrumen yang dipergunakan. Tetapi oleh karena instrumen yang dipakai sudah

       mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing dan perlu diuji ke valid-an

       datanya. Dari hasil SPSS diketahui bahwa hasil signifikan harus < 0,05

       (persyaratan), sebab tingkat kesalahan terendah adalah 5°/o. Hasil sig XI = 0,000
< 0,05 ; kemudian sig X2 = 0,000 < 0,05; sig X3 = 0,000 < 0,05; sig X4 = 0,000 <

0,05 dan sig X5 = 0,000 < 0,05. Jadi, data ini adalah valid menurut teori.

Untuk mengetahui reliabilitasnya dapat membanding nilai α dengan alpah

Cronbach atau membandingkan α hitung > 0,7. Menurut hasil dari SPSS diperoleh

hasil α = 0,91 > 0,7. Untuk itu data yang didapat adalah dapat dikatakan reliabel.

Uji Hipotesis

Hipotesis sudah barang tentu dilaksanakan, agar hipotesis yang dikemukakan

dapat dibuktikan secara ilmiah.

Kriteria hipotesis :

Hi diterima apabila Fhitung > Ftabel atau thitung > ttabel

Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel atau thitung < ttabel

Adapun hipotesis yang diajukan adalah:

•   Diduga bahwa faktor dari variabel prestasi; pengakuan akan keberhasilan;

    pekerjaan yang menantang; tingkat tanggungjawab; aktualisasi diri secara

    bersama-sama atau parsial berpengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah

    SDN, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

•   Diduga bahwa variabel prestasi dominan dalam mempengaruhi mutu

    pelayanan sekolah, di Kecamatan Waru, Kahupaten Sidoarjo.

         Selanjutnya, bila diamati secara lebih cermat pada Hipotesis I yang

dikernukakan oleh peneliti sengaja ditentukan dengan dua dugaan, yaitu

membuktikan pengaruh variabel secara simultan serta ada dengan cara menguji

dengan cara parsial. Untuk lebih mudahnya adanya analisis SPSS yang digunakan

oleh peneliti dalam mengolah datanya, maka langsung dapat dilihat hasil

perhitungan pada Tabel 3.
Dengan melihat angka-angka yang tertera pada Tabel 3 tersebut daoat dituliskan

persamaan regresi sebagaimana :

Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5x5

Y = 2,4 + 0,72X1 + 0,686X2 + 0,307X3 + 0,456X4 + 0,192X5



Tabel 3 HasilAnalisis Varial

Variabel               B                       Thitung   Ttabel
                       Keterangan
X1                     0.728                   33.2      1.64         Pengaruh
X2                     0.686                   9.78      1.64         Pengaruh
X3                     0.307                   3.16      1.64         Pengaruh
X4                     0.456                   3.9       1.64         Pengaruh
X5                     0.192                   2.55      1.64         Pengaruh
R square = 0.992       α = 0.05

Fhitung = 1667.15

Sumber Data Primer dengan analisis SPSS

Persamaan ini bisa disebut dengan model statistik regresi berganda (multiple

regression).

        Untuk menguji maupun membuktikan adanya pengaruh dari variabel-

variabel: XI; X2; X3; X4; X5 terhadap/pada faktor/variabel (Y) mutu pelayanan

sekolah (SDN) di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo secara bersama-

sama/simultan dapat diketahui dari hasil hitungan dengan SPSS yang dihasilkan.

Adapun kriteria uji atau analisisnya adalah:

Bila Fhitung > Ftabel (0,05); terima Hi dan tolak Ho Kemudian dengan mengacu pada

tabel yang sudah ada yaitu Tabel 2, tertulis bahwa:

Fhitung = 5438.2 > Ftabel maka Hi diterima.

        Berarti terima Hi. Jika Hi diterima, maka dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap mutu pelayanan sekolah (Y).
Untuk menguji maupun membuktikan adanya pengaruh dari variabel-variabel:

XI; X2; X3; X4; X5 terhadap/pada faktor/variabel (Y) mutu pelayanan sekolah

(SDN) di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo secara parsial dapat

diketahui dari hasil hitungan dengan SPSS yang dihasilkan.

Adapun kriteria uji atau analisisnya adalah:

        Bila thitung > ttabel (0,05); terima Hi dan tolak Ho Yang mana thitung > ttabel

(0,05) dilakukan satu per satu. t X1 dengan ttabel; t X2 dengan ttabel ; t X3 dengan

ttabel; t X4 dengan ttabel sampai kepada t X5 dengan ttabel.

Dari tabel terlihat bahwa:

t XI = 33,2 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)

t X2 = 9,78 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)

t X3 = 3,l6> 1,64 (terima Hi tolak Ho)

tX4 =3,91>l,64(terimaHitolakHo)

t X5 = 2,55 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)

        Untuk uji parsial inipun dapat diperoleh bahwa masing-masing thitung yang

ada > dari ttabel-nya,   sehingga keadaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh

terhadap mutu pelayanan sekolah (SDN) di Kecamatan Waru.

Uji Asumsi Klasik

Multikolinieritas

        Multikolinieritas adalah korelasi berganda yang sangat tinggi. Dapat pula

bahwa Multikolinieritas diartikan sebagai adanya korelasi yang bermacam-

macam, sehingga mengganggu alat analisis. Untuk itu alat untuk menguj i adanya

multikolinieritas adalah bila nilai VIF > 1.
Menurut hasil perhitungan nilai VIF yang didapat adalah sebesar 4-10. Jadi,

dengan demikian pada analisis ini tidak terjadi multikolinieritas.

Autokorelasi

       Autokorelasi adalah terjadinya korelasi di antara, data pengamatan atau

munculnya suatu data yang dipengaruhi oleh data sebelumnya. Selain itu, Autoko-

relasi diartikan dengan adanya korelasi secara terkait satu variabel X dari bagian

data, sehingga dianggap mengganggu perhitungan yang dihasilkan. Untuk menguj

i ada dan tidaknya autokorelasi adalah dengan melalui Durbin Watson (DW) < 2.

Menurut hasil pada SPSS, yaitu nilai DW hitung = 0,772. Jadi, betui < dari 2,

sehingga model regresi dianggap tidak terganggu, karena gejala ini tidak

dijumpai.

Heterokedastisitas

       Heterokedastisitas dapat terjadi atas adanya ketidaksamaan data, atau

terlalu besarnya variasi data. Apabila p > 0,05, maka data itu terjadi

heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila hasil data p < 0,05, maka tidak terjadi

heterokedastisitas. Artinya, data itu homogen.

Uji Validitas dan Reliabilitas

       Validitas konsep instrumen penelitian dengan mengkorelasikan skor-skor

dengan total skornya. Hal ini dapat dilihat melalui korelasi bivariate ( ada tanda

bintang ** pada program SPSS ). Dengan hasil banyak tanda bintang pada

masing-masing variabel, maka data itu termasukdata yang sudah valid.

       Dalam penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas setiap variabel diukur

dengan metode Alpha Cron-bach dengan ketentuan bahwa korelasi α lebih

besar(>) dari 0,7 dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.
Dari hasil perhitungan didapat α = 0,91 > 0,7, jadi reliabel data yang dikumpulkan

tersebut.



KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

       Dengan hasil analisis yang telah dilakukan dan telah dilakukan

pembahasan, maka dalam bab ini peneliti menyampaikan kesimpulan yang

berkaitan dengan penelitian, yaitu:

       Hipotesis I yang pertama, yang menyatakan terdapat/ada pengaruh secara

bersama-sama/ sirnul- tan antara variabel bebas (X I; X2; X3; X4; X5) pada

variabel tidak bebasnya ( Y ). Hal ini didasarkan pada hasil uji F yangdiketahui

bahwa Fhitung = 1667,15 temyata lebih besar Ftabel = 2,53. Dengan demikian,

hipotesis ini dapat peneliti buktikan. Koefisien determinasinya = 0,991 (99,1%).

Artinya, data itu dapat dijelaskan sebesar 99% mewakili populasi.

       Hipotesis I yang kedua, yang menyatakan terdapat/ada pengaruh secara

parsial antara variabel bebas (XI; X2; X3; X4; X5) pada variabel tidak bebasnya

(Y) dapat dibuktikan lewat besarnya nilai thitung yang dianalisis. Sesuai kenyataan

dari hasil perhitungan:

thitung XI = 332 > 1,64; thitung, X2 = 9,7 > 1,64; thitung, X3 = 3,16 > 1,64; thitung X4

= 3,91 > 1,64; thitung X5 = 2,55 > 1,64. Jadi, secara parsial dapat peneliti

buktikan.

       Hipotesis 2, yang menjelaskan bahwa terdapat variabel yang dominan

(pengaruhnya terbesar) adalah terletak pada t X1, yaitu variabel prestasi guru.

Masalah ini dapat dimengerti bahwa dengan menjadikan guru berprestasi inilah,
maka mutu pelayanan sekolah (SDN) dapat lebih baik. Sesuai hasil yang didapat

maka pada model analisis itu tidak terdapat multikolinieritas; autokorelasi serta

heterokedastisitas.

Data yang dipakai itupun valid (nilai sig = 0.000 < 0.05); dan juga reliabel

(shahih) dimana α = 0.91 > 0,7.

Saran

        Peneliti dapat memberikan saran kaitannya dalam hal mutu pelayanan

SDN di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo bahwa perlunya memotivasi

kepada para guru untuk berprestasi. Maksudnya dengan guru berprestasi inilah

yang akan mengangkat mutu pelayanan SDN sesuai dengan profesionalisme

pendidikan dasar.
DAFTAR RUJUKAN



Alex, S.N. 1986. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Aihusin. 2002. Aplikasi Statistik Praklis dengan SPSS for Windows. Yogyakarta: J
       & J Learning.

Dajan, A. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1. Jakarta: LP3ES.

Djarwanto. 1985. Statistik Induktif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Gibson, et al. 1996. Organisasi Jilid I, Edisi Kedelapan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Gibson, et at. 1996. Organisasi Jilid II, (Peritaku-Struktur—Proses), Edisi
      Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Handoko, T.H. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
      Yogyakarta: BPFE.

Heidjrachman, dan Husnan, S. Manajemen Personalia, Edisi 4. Yogyakarta:
       BPFE.

Keena dan Beech. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
      Penerbit Andi.

Kuncoro,M. 2001. Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi Uniuk Bisnis dan
      Ekonomi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Miftah, T. 1983. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Hlm.79.
       Jakarta: CV Rajawali Pers.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian, Edisi Pertama, Jakarta.

Prawirosentono. Manajemen Sumberdaya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan,
       Kiat Membangun Organisasi Kompetitif menjelang Perdagangan Bebas
       Dunia, Edisi Pertama Yogyakarta : BPFE.

Ridliwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel           penelitian. Bandung:
       Penerbit Alfabeta.

Singarimbun, dan Effendi, 1985. Metode Survai. Jakarta: LP3ES.

Soerjono, S. 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindoPersada.
Soetrisno, H. 1982. Metodologi Reserach. Penerbit Psikologi UGM,-5.

Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sumodiningrat,G 1996. Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE.

Sutarto. 1984. Dasar-dasarOrganisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
       Press.

Terry, G 2003. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Penerbit Penelitian. Bumi
       Aksara.

Umar, H. 1999. Studi Kelayakan Bisnis, (Manajemen Metode& Kasus). Jakarta:
      Gramedia Pustaka Utama.

Winamo, S. 1985. Metode Penelitian, Jakarta.

Wursanto. 1989. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Zainun, B. 1994. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Penerbit Balai Aksara, Ghalia
       Indonesia.

Zainun, B. 1995. Administrasi dan Manajemen Kepegawaian Pemerintah Negara
       Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Toko Gunung Agung.

More Related Content

What's hot

Makalah Prilaku Organisasi
Makalah Prilaku OrganisasiMakalah Prilaku Organisasi
Makalah Prilaku OrganisasiRidha Sari HR
 
Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan KepemimpinanMotivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan KepemimpinanRezhamaulana
 
Teori Organisasi Wasis 2
Teori Organisasi Wasis 2Teori Organisasi Wasis 2
Teori Organisasi Wasis 2Andi Iswoyo
 
Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan Kepemimpinan Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan Kepemimpinan LailatusSaadah9
 
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiMukhrizal Effendi
 
Perilaku organisasi-ibu-kristin AKPER PEMKAB MUNA
Perilaku organisasi-ibu-kristin AKPER PEMKAB MUNA Perilaku organisasi-ibu-kristin AKPER PEMKAB MUNA
Perilaku organisasi-ibu-kristin AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Artikel pendidikan oleh waluyo iskak, s.pd.mm
Artikel  pendidikan oleh waluyo iskak, s.pd.mmArtikel  pendidikan oleh waluyo iskak, s.pd.mm
Artikel pendidikan oleh waluyo iskak, s.pd.mmWaluyo Iskak
 
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahKepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahUniversitas PGRI
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasiALI FIKRI
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasirizkaazizi
 
Motivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemenMotivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemenRijal STIE Bima
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIAjeng Pipit
 
Motivasi religius dan etos kerja guru
Motivasi religius dan etos kerja guruMotivasi religius dan etos kerja guru
Motivasi religius dan etos kerja guruantony saef
 
Dasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuDasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuRiama Desy Sibuea
 

What's hot (20)

Makalah Prilaku Organisasi
Makalah Prilaku OrganisasiMakalah Prilaku Organisasi
Makalah Prilaku Organisasi
 
Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan KepemimpinanMotivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan Kepemimpinan
 
Teori Organisasi Wasis 2
Teori Organisasi Wasis 2Teori Organisasi Wasis 2
Teori Organisasi Wasis 2
 
Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan Kepemimpinan Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan Kepemimpinan
 
Teori teori motivasi
Teori teori motivasiTeori teori motivasi
Teori teori motivasi
 
Leadership Kepsek
Leadership KepsekLeadership Kepsek
Leadership Kepsek
 
Iklim motiv kinerja2a
Iklim motiv kinerja2aIklim motiv kinerja2a
Iklim motiv kinerja2a
 
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
 
Perilaku organisasi-ibu-kristin AKPER PEMKAB MUNA
Perilaku organisasi-ibu-kristin AKPER PEMKAB MUNA Perilaku organisasi-ibu-kristin AKPER PEMKAB MUNA
Perilaku organisasi-ibu-kristin AKPER PEMKAB MUNA
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Artikel pendidikan oleh waluyo iskak, s.pd.mm
Artikel  pendidikan oleh waluyo iskak, s.pd.mmArtikel  pendidikan oleh waluyo iskak, s.pd.mm
Artikel pendidikan oleh waluyo iskak, s.pd.mm
 
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahKepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
 
Teori motivasi softkill
Teori motivasi softkillTeori motivasi softkill
Teori motivasi softkill
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Motivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemenMotivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemen
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
 
Motivasi religius dan etos kerja guru
Motivasi religius dan etos kerja guruMotivasi religius dan etos kerja guru
Motivasi religius dan etos kerja guru
 
Dasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuDasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individu
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 

Similar to Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Makalah motivasi kerja 4 (517)
Makalah motivasi kerja 4 (517)Makalah motivasi kerja 4 (517)
Makalah motivasi kerja 4 (517)nenkazrie
 
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar BisnisMemotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuKonsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuFirtie Cielo
 
Psikologi Sumber Daya Manusia (INTEGRASI DALAM PERUSAHAAN)
Psikologi Sumber Daya Manusia (INTEGRASI DALAM PERUSAHAAN)Psikologi Sumber Daya Manusia (INTEGRASI DALAM PERUSAHAAN)
Psikologi Sumber Daya Manusia (INTEGRASI DALAM PERUSAHAAN)riditata
 
Motivasi kerjaya
Motivasi kerjayaMotivasi kerjaya
Motivasi kerjayaridzuangrik
 
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir KaryawanPengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir KaryawanJab0811
 
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
PENGARUH IKLIM ORGANISASI  TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURUPENGARUH IKLIM ORGANISASI  TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURUDedi Prestiadi
 
PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR psepti17
 
05 Teori Organisasi Adm Publik
05 Teori Organisasi   Adm Publik05 Teori Organisasi   Adm Publik
05 Teori Organisasi Adm PublikAndi Iswoyo
 
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdfPengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdfslamet soegiarto
 
Motivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiMotivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiGondo Madden
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 

Similar to Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo (20)

12. motivasi
12. motivasi12. motivasi
12. motivasi
 
Makalah motivasi kerja 4 (517)
Makalah motivasi kerja 4 (517)Makalah motivasi kerja 4 (517)
Makalah motivasi kerja 4 (517)
 
Motivasi Achievement
Motivasi AchievementMotivasi Achievement
Motivasi Achievement
 
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar BisnisMemotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
 
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuKonsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
 
Psikologi Sumber Daya Manusia (INTEGRASI DALAM PERUSAHAAN)
Psikologi Sumber Daya Manusia (INTEGRASI DALAM PERUSAHAAN)Psikologi Sumber Daya Manusia (INTEGRASI DALAM PERUSAHAAN)
Psikologi Sumber Daya Manusia (INTEGRASI DALAM PERUSAHAAN)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Motivasi Juga
Motivasi JugaMotivasi Juga
Motivasi Juga
 
Motivasi kerjaya
Motivasi kerjayaMotivasi kerjaya
Motivasi kerjaya
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir KaryawanPengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
 
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
PENGARUH IKLIM ORGANISASI  TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURUPENGARUH IKLIM ORGANISASI  TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR
 
pengembangan karir
pengembangan karirpengembangan karir
pengembangan karir
 
05 Teori Organisasi Adm Publik
05 Teori Organisasi   Adm Publik05 Teori Organisasi   Adm Publik
05 Teori Organisasi Adm Publik
 
17003 libre
17003 libre17003 libre
17003 libre
 
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdfPengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
 
Motivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiMotivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasi
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

  • 1. Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar Negeri, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo Siti Bariroh Abstract: The study of need theory factors should be conducted periodically, so that it can bee seen how large the contribution of motivation enabling a teacher lo get achievement. This study was executed in Kecamatan Waru and Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting that (he physiological need: (clothes, foods, and houses) is the main factors making teacher to get achievement, in another time, then can be observed its progress through the other motivation. Keywords: motivation, teacher. Pada waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan keterangan-keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi tugas- tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah berubah secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan kepentingan- kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya. Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan seorang pengawas; kepala sekolah; pegawai tata usaha sekolah, dan berbagai pejabat inspeksi lainnya. Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu antara lain, seperti sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan
  • 2. guru dan murid, penyempurnaan kurikulum, perbaikan alat-alat pelajaran dan sebagainya. Sekarang sudah ada PGRI dan makin berkembangnya kesadaran dan pengertian akan perlunya demokrasi dalam pendidikan pada pemimpin-pemimpin pendidikan dan guru pada umumnya, kebijakan-kebijakan kepegawaian makin berubah ke arah pelaksanaan yang demokratis. Pada dasarnya Manajemen Personalia adalah Manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau dalam bidang kepegawaian. Kemudian, personalia mempunyai hubungan erat dengan yang lain. Misalnya, ada hal yang ternyata dalam bidang manajemen telah dijelaskan, tetapi dimasukkan pula dalam Manajemen Personalia seperti pendelegasian wewenang; kepemimpinan; motivasi dan sebagainya(Nitisemito, 1986:9). Sementara perihal motivasi yang memberikan dorongan terhadap prestasi kerja akan tampak bilamana ditelaah lebih lanjut. Adapun prestasi kerja perlupenilaian. Selanjutnya, penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan(Handoko, 1993:135). Untuk menjawab dari pertanyaan tentang apa yang mendorong tingkah laku manusia dalam organisasi adalah tidaklah sederhana dan mudah. Paling tidak pemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna sebagai perbaikan mutu, baik mutu manajemen, mutu pelayanan, mutu prosedur, hasil, masukan, karyawan, kerjasama, daya guna, sikap kerja, lingkungan pekerjaan, infoirnasi,
  • 3. kemampuan pemecahan masalah, tata krama, penggunaan sumber-sumber maupun mutu pelaksanaan dan penampilan. Suatu gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok pegawai dari satu satuan organisasi tertentu yang mengadakan perternuan secara teratur. Maksud dan perternuan itu antara lain: menemukan masalah, mengkaji masalah serta melakukan perbaikan. Banyak organisasi yang sering menghadapi masalah-masalah yang menyangkul semangat kerja; tingkat produktivitas rendah; mutu pelayanan yang rendah; masalah sikap kerja; masalah kelalaian dan kelengahan serta masalah manusia yang acuh terhadap pekerjaan (Zainun, 1989:117). Tujuan diadakannya GKM ( gugus kendali mutu) adalah: Memuaskan berbagai kebutuhan sosial dan kejiwaan berupa: • Keberhasilan • Pengakuan • Penghargaan • Kebanggan alas pekerjaan • Reran yang berguna • Kemantapan • Kerj a yang bertanggung jawab, dan • Perasaan memiliki Dari uraian di atas, maka tentunya dapat diambiI berbagai faktor yang dikaitkan dengan mutu pelaya nan guru. Guru sebagai karyawan negara yang tentunya juga mempunyai kebutuhan yang sama dengan karyawan lainnya. Guru butuh motivasi. Sedangitan motivasi yang dijabarkan searah dengan kebutuhan
  • 4. manusia pada umumnya. Kebutuhan akan membuat prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang, tingkat untuk memenuhi tanggungjawab dan aktualisasi diri (pengembangan prestasi). Pada setiap organisasi senantiasa erat kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia. Patut disadari hal ini, di mana fungsi dari manajemen terdiri atas: planning; organizing; actuating dan controlling (Handoko, 1992). Dalam manajemen sumber daya manusia pun membahas berbagai sudut pandang tentang prestasi kerja sebagai tujuan, dimana salah satunya adalah dipandang dari faktor motivasi (rangsangan/dorongan). Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai tempat dan keadaan daripada masing-masing orang itu (Zainun, 1994; 17). Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur vital dalam manajemen. Dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya (Me. Kenna & Nic Beech, 2000: 168). Menurut Gibson (1996:185) motivasi merupakan konsep yang dipergunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul di dalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Oleh Prawirosentono (1999:4) dijelaskan bahwa pendaiaman dan perluasan dan teori motivasi banyak mengisi lembaran berbagai lileratur ataupun Jurnal-jurnal ilmiah. Namun, secara praktis hubungan terjadi antara upaya kerja; kinerja dan hasil kinerja itu sendiri. Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur vital dalam manajemen. Hal tersebut dapat didefenisikan sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena
  • 5. orang itu ingin melakukannya. Tugas manajer adalah menciptakan kondisi- kondisi kerja yang akan membangkitkan dan memelihara keinginan yang bersemangat ini. Untuk melakukan hal ini pengeta-huan mengenai manusia dan kecakapan dalam berurusan dengan perilaku mereka adaiah penting. Seorang manajer yang tidak bermotivasi untuk kemajuan dan berhasil akan mendapatkan hal yang sangat sulit untuk memotivasikan orang-orang lain. Pemikiran-pemikiran positif dan ketaatan kepada jalannya kegiatan yang dinyatakan juga merupakan faktor-faktor motivasi. Pendekatan dasar terhadap motivasi berbeda-beda dalam kalangan manajer. Tiga buah pendekatan- pendekatan umum di pilih, yaitu: • Pendekatan lingkungan; • Pendekatan produktivitas; dan • Pendekatan pernuasan kebutuhan-kebutuhan. Untuk mudahnya pendekatan lingkungan adalah diasumsikan jika lingkungan dibuat dengan suasana menyenangkan, maka pelaksanaan kerjanya akan baik pula. Produktivitas memberikan penekanan terhadap tingkat upah; penugasan yang terperinci dan jelas. Dalam “Wants Satisfaction Approach” dilakukan usaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia dan memuaskannya melalui situasi pekerjaan. Perhatian tidak hanya pada kebutuhan- kebutuhan itu sendiri, tetapi akan pernuasan-pernuasan bagi orang-orang yang benar-benar akan berjuang untuk itu. Secara umum orang selalu mempunyai kebutuhan, segera sesudah keinginan dipuaskan, maka yang lainnya muncul menggantikannya.
  • 6. Teori motivasi terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: • Teori Kepuasan • Teori Proses Teori kepuasan memusatkan perhatian pada faktor-faktor di dalam individu yang mendorong, mengarahkan; mempertahankan; dan menghentikan perilaku. Teori tersebut mencoba untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik yang memotivasi orang. Di lain pihak teori proses rnenerangkan dan menganalisa bagaimana perilaku di dorong; di arahkan; dipertahankan dan dihentikan. Tingkat kebutuhan yang akan dipuaskan berbeda di antara perorangan, karena saling memberikan penilaian yang berbeda-beda pula bagi berbagai jenis keberhasilan. Barangkali klasifikasi-klasifikasi yang paling umum dan kebutuhan- kebutuhan dikemukakan dalam bentuk sebuah "hierarchy" (jenjang-jenjang) oleh Abraham Maslow. Dan dalam Gibson (1996:189) Teori Maslow yang menganggap bahwa kebutuhan orang bergantung kepada apa yang telah mereka miliki. Dalam pengertian suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan faktor motivator. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki kepentingan yaitu: • Fisiologis: makanan; minuman; tempat tinggal dan sembuh dari rasa sakit (sehat). • Keamanan dan keselamalan: kebutuhan akan kemerdekaan dari ancaman; dipindahkan dari pekerjaan tetap/kontinu dan lain dan sebagainya. • Rasa merniliki; sosial dan kasih sayang; kebutuhan atau persahabatan; kebutuhan akan berkelompok interaksi serta kasih sayang.
  • 7. Penghargaan (esteem): kebutuhan atas harga diri (self-esteem) dan penghargaaan dari pihak lain. • Aktualisasi diri: kebutuhan untuk memenuhi diri seseorang melalui memaksimumkan penggunaan kemampuan; keahlian dan potensi. Di lain pihak ada teori motivasi oleh ERG-Adelfer dalam Gibson (1996:194) mengemukakan teorinya tentang hierarki kebutuhan sebagai berikut: • Eksistensi: kebutuhan-kebutuhan terpuaskan oleh laktor-taktor seperti: makanan; udara, air, gaji dan kondisi pekerjaan. • Keterkaitan: kebutuhan-kebutuhan terpuaskan dengan adanya hubungan sosial dan interpersonal yang berarti. • Pertumbuhan; kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan oleh seorang individu menciptakan kontribusi yang kreatifatau produktif. Dari kedua teori antara Maslow dan ERG persamaannya adalah adanya hierarki (jenjang-jenjang), tetapi perbedaannya adalah para manajer atau pimpinan dapat menggunakan secara bebas antara kedua teori tersebut untuk dipergunakan sebagai landasan penelitian terhadap kepuasan kerja yang akhirnya secara tidak langsung akan berakibat pada prestasi kerja karyawan/pegawai. Dari uraian teori motivasi yang telah diuraikan menurut pendapat Maslow, maka yang terpenting terdapat jenjang kebutuhan: • Kebutuhan fisiologi • Kebutuhan keselamatan dan keamanan • Kebutuhan sosial • Kebutuhan penghargaan • Kebutuhartaktuatisasidiri
  • 8. Yang dimaksudkan dengan jasa/pelayanan adalah merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih cepat dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.(Supranto, 1997:227). Pada hakekatnya dalam strategi pemasaran definisi jasa harus diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan sektor jasa akan sangat bergantung pada penilaian pelanggan. Terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan oleh pihak produsen. Menurut Kotler dalam Supranto (1997:227) mengenai karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai benkut: • Intangible (tidak berwujud) Suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud; tidak dapat dirasakan dan dmikmati sebelum dibeli olehkonsumen. • Inseparibility (tidak dapat dipisahkan) Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, makadia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut. Jasa senantiasa mengalami perubahan, bergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi di mana jasa tersebut diberikan. Daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai taktor. Jasa (service) adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikkan apapun.
  • 9. Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik (Kotler, 1996:467). Pekerjaan di bidang jasa mencakup industri hotel; perusahaan penerbangan; bank; telekomunikasi dan lain-lainnya. Juga industri produk seperti: pengacara; staf kesehatan dan pelatih penjualan (Nasution, 2001:64). Sebagai akibat dari naiknya tingkat kemakmuran lebih banyak waktu untuk bersenang- senang dan makin rumitnya produk yang memerlukan perawatan, maka hal ini pada gilirannya menyebabkan semakin tingginya minat dalam masalah bisnis jasa. Sernentara itu, bauran pemasaran yang ada tersebut lebih mengarah kepada produk berupa barang. Sedangkan pada pemasaran jasa lebih menekankan pada rantai pemasaran, yaitu: • Pelayanan yang mernuaskan mendatangkan laba dan pertumbuhan perusahaan dari kinerja superior perusahaan jasa yang merupakan hasil dari.......... • Pelanggan yang puas dan loyal - pelanggan puas yang tetap setia, membeli ulang dan merekomendasikan kepada pelanggan lain, merupakan hasil dari........... • Nilai pelayanan lebih besar - penciptaan nilai bagi pelanggan yang lebih efektif dan efisien serta memberikan pelayanan, merupakan hasil dari………. • Karyawan jasa yang puas dan produktif- karyawan yang lebih puas; setia dan pekerja keras, mempakan hasil dari.......... • Mutu pelayanan internal-seleksi dan pelatihan karyawan yang superior, lingkungan kerja yang bermutu dan dukungan bagi mereka yang berhadapan dengan pelanggan.
  • 10. Di lain pihak perusahaan jasa dapat mengambil 3 (tiga) langkah ke arah pengendalian kualitas, yaitu: • Yang pertama adalah investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan dalam menyediakan jasa yang baik. • Kedua adaIah menstandardisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi. • Ketiga adalah: memanlau kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan; survei pelanggan; perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki. Untuk menilai persepsi dan sikap pelanggan (isu:reliabilitas dan validitas) dapat dilakukan dengan kuesioner. Adapun istilah kepuasan pelanggan dan persepsi mutu merupakan label yang dipergunakan untuk meringkas himpunan aksi/lindakan yang terlihat, terkait dengan produk dan atau jasa. (Supranto,1997:44). Untuk itu keandalan/reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak. Validitas menunjukkan besarnya tingkat/derajat kesimpulan yang ditarik melalui skor/skala yang pengukuran. Sejauh ini pemasaran jasa sampai kepada penentuan kebutuhan pelanggan. Maksud dari menentukan kebutuhan pelanggan adalah untuk rnembentuk suatu daftar semua dimensi mutu yang penting dalam menguraikan barang dan jasa. Dimensi mutu berlaku untuk berbagai jenis organisasi penghasil jasa, meliputi: • Keberadaan (availability) • Ketanggapan (responsiveness) • Menyenangkan (convinience)
  • 11. Tepat waktu (time lines) (Kennedy and Young Dalam Supranto 1997:11). Hal di atas, amat penting untuk mengidentifikasi dimensi mutu dengan berbagai pendekatan yang dianggap amat relevan. Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi; diorganisasi dan diinterpretasikan (Pawitra, 2001:62). Dengan demikian, maka secara sederhana dapat dipahami bahwa persepsi merupakan tanggapan seseorang dalam menerima stimuli (rangsangan); yang kemudian dikumpulkan sehingga dapat dinterpretasikan (ditentukan/diputuskan). Tujuan pemasar mengiklankan produknya untuk mendapat perhatian konsumen. Prinsip lain adalah menunjukkan penampilan (performance) yang menyakinkan. Bila sekolah jelas selain faktor: fisik (berupa gedung) juga mutu hasil anak didiknya dapat diterima di sekolah negeri yang dianggap favorit bagi siswa maupun orang tuanya. Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merk. Kotler (1995) mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran; kesan-kesan; dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Misalnya, merk yang sudah terkenal jauh iebih menguntungkan daripada merk-merk yang masih merangkak untuk bersaing terhadap persepsi konsumen. Sekolah pun sebagai penjuaijasa dapat membuat suatu citra merk. Sementara ini pada Peran Tinggi Negeri hampir semua mempunyai merk, sehingga terkadang membingungkan bagi calon pengguna pendidikan yang dibutuhkan. Image adalah realitas (Prawita. 2001:85). Jika diketahui citranya positif, maka konsumen akan berbondong-bondong untuk membelinya.
  • 12. Persaingan bisnis pada era globalisasi menjadi sangat tajam. Oleh karenanya, untuk memenangkan persaingan, maka perusahaan atau organisasi harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Dengan demikian, maka pokok masalah: kepuasan menjadi suatu yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Menurut Supranto (1997:2) pelanggan memang harus dipuaskan. Di mana tingkat kepuasan pelanggan sangat bergantung pada mutu suatu produk. Produk yang dimaksud adalah barang atau jasa. Jadi, suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Pengukuran aspek mutu yang bermanfaat bagi pebisnis, yaitu: • Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis. • Mengetahui di mana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk mernuaskan pelanggan, terutama untuk hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan. • Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan (improvement). (Supranto, 1997:3). Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Oliver dalam Supranto, 1997:233). Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas. Sedangkan bilamana kinerja melebihi harapan pelanggan maka pelanggan akan merasa sangat puas.
  • 13. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasardan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan/organisasi itu. Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya. Oleh Sutarto ( 1984:21 ) dijelaskan bahwa organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas-aktivitas kerjasama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tak berujut dan tak bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hal-hal hubungan- hubungan. Oleh Thoha, Miftah ( 1983:79) diterangkan bahwa organisasi dijabarkan sebagaimana berikut ini. • Organisasi senantiasa mempunyai tujuan. Organisasi mempunyai kerangka atau struktur. • Organisasi mempunyai cara memberikan kecakapan bagi anggota untuk melaksanakan kerja tersebut. • Organisasi di dalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja antara orang- orang yang bekerja sama mencapai tujuan tersebut. • Organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya. • Organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapainya. Kemudian, perilaku organisasi masih merupakan bidang yang terus berkembang guna membantu manajer memahami manusia secara lebih baik, sehingga dapat dicapai peningkatan produktivitas, kepuasan pelanggan, dan posisi
  • 14. kompetisi yang lebih baik melalui penerapan manajemen yang lebih baik. Diawali dari perilaku organisasi yang multidisiplin menggambarkan sejumlah hal. Pertama, perilaku organisasi adalah cara berpikir. Perilaku berada pada diri individu, kelompok dan organisasi. Kedua, perilaku organisasi adalah multidisiplin yang menggunakan prinsip; model; teori dan metode-metode dari disiplin lain. Ketiga, terdapat suatu orientasi kemanusiaan yang jelas dalam perilaku organisasi. Manusia dalam berperilaku, persepsi, kapasitas pembelajaran, perasaan, dan sasaran merupakan hal penting bagi perusahaan. Keempat, PO (perilaku organisasi) berorientasi pada kinerja. Bagaimana cara meningkatkan kinerja? Hal ini harus terjawab. Kelima, lingkungan eksternal terlihat memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku organisasi. Keenam, karena bidang PO sangat bergantung dari disiplin yang dikenal, metode ilmiah menjadi penting dalam mempelajari variabel dan keterkaitan (Gibson, 1996:7). Selanjutnya, efektivitas setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia. Adapun perilaku manusia tidak lepas dari kebutuhan yang diinginkan. Dengan demikian, maka motivasi diharapkan berhubungan dengan mutu layananjasa seperti yangdiuraikan di atas. Seorang manajer yang tidak bennotivasi untuk kemajuan dan berhasil akan mendapatkan hal yang sangat sulit untuk memotivasikan orang-orang lain. Pemikiran-pemikiran positif dan ketaatan kepada jalannya kegiatan yang dinyatakan juga merupakan faktor-faktor motivasi. Kerangka pikir penelitian yang dimaksud ada merupakan paduan antara rumusan masalah yang dikemukakan, dengan dukungan teori sehingga secara
  • 15. konseptual akan terlihat hubungan atau pengaruh antara variabel independen (variabel bebas) (variabel dependen (variabel terikat/tidak bebas) (ABI,2003). Dalam pada itu di bawah ini kiranya dapat dituangkan ke dalam Gambar 1. Dari Gambar I terlihat hubungan antara faktor motivasi terhadap mutu pelayanan sekolah. Prestasi (X1) Pengakuan akan keberhasilan (X2) Mutu Pelayanan Sekolah Pekerjaan yang menantang (Y) (X3) Tingkat tangggung jawab (X4) Aktualisasi diri (X5) Gambar 1 : Hubungan antara Faktor Motivasi terhadap Mutu Pelayanan Sekolah
  • 16. Konsep yang dapat diambil adalah setiap usaha manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan sekolah dapat dipandang dari motivasi. Sebagai hasil dari fakta bahwa motivasi memberi perhatian pada perilaku atau secara lebih spesifik perilaku yang diarahkan pada tujuan. Adapun alasan utama mengapa perilaku karyawan (dalam hal ini adalah: guru), sebab motivasi terhadapnya juga bervariasi (bermacam-macam). Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah serta kerangka pikir, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: • Di duga bahwa faktor dari variabel prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang; tingkat tanggung jawab; aktualisasi diri secara bersama-sama atau parsial berpengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah SDN, di Kecamatan waru, Kabupaten Sidoarjo. • Diduga bahwa varibel pengakuan akan keberhasilan dominan dalan mempengaruhi mutu pelayanan sekolah, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. METODE Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menjabarkan arah pemahaman penelitian dengan memebuat desain penelitian. Di mana, desain penelitian pada motivasi guru tersebut mencakup beberapa aspek, yaitu: • Tujuan studi. • Tipe hubungan antar variabel.
  • 17. Lingkungan (setting) studi. • Unit analisis. • Pengukuran serta analisisnya. Dengan menunjukkan beberapa aspek tersebut, peneliti dapat mempermudah penjabaran penelitian ini, sehingga dapat dipahami oleh siapa saja dalam melakukan kajian ilmiah. Yang jelas menggunakan metode survei (Survey Methods). Populasi dan Sampel Tipe data penelitian yang urnum dikelompokkan menjadi dua, yakni: • Data kuantitatif • Data kualitatif Dimana data kuantitatif menunjukkan jumlah ataupun banyaknya "sesuatu". Seperti, jumlah produksi; jumlah persediaan bahan; gaji karyawan dan lain-lainnya. Kemudian, yang dimaksudkan dengan kualitatif adalah menunjukkan kategori kualitas, misalnya: pegawai negeri dan pegawai swasta atau pengusaha serta proporsi (bagian) terhadap total responden. Populasi (population) menjelaskan sekelompok orang atau sejumlah unit kejadian yang dijadikan objek penelitian. Unit analisis berbeda dengan populasi, sebab unit analisis dapat melalui individu; kelompok atau tingkat organisasional (departemen; divisi dan sebagainya). Jika yang diteliti individu guru, maka semua guru merupakan populasi. Oleh karena, unit analisisnya sudah jelas di Kecamatan Waru, maka populasi yang dimaksudkan adalah guru di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
  • 18. Secara umum kendala/batasan yang mempengaruhi peneliti untuk melakukan sebagian dari elemen-elemen dari populasi. Yang lebih dikenal dengan sebutan: sampel. Oleh Indriantoro (2002:116) dikatakan bahwa anggota sampel disebut dengan subjek(subject). Untuk itu, peneliti menggunakan sampel sebagai subjek penelitian atas dasar keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang tersedia. Di samping itu, juga dirasakan penelitian dengan sampel memungkinkan selesainya lebih cepat serta relatif lebih teliti. Oleh karena, jumlah guru SD di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo ada 489 orang, maka dengan mengacu pada teori "Metodologi Research " nya Surakhmad (1985), bahwa penentuan sampel antara jumlah populasi 100-1000 orang dapat diambil 15-50%, maka peneliti mengikutinya dengan menentukan jumlah sampel secara acak dengan penentuan jumlah sampel sebesar 1% dan 489 orang. Jadi jumlah sampelnya ada 73 orang. Definisi Konsep dan Operasional Variabel Definisi Konsep Konsep dapat dijabarkan dasar/kerangka pemikiran peneliti yang selanjutnya dapat dijelaskan kepada orang lain. Arti kata lainnya konsep perlu dibuat, sehingga membuat orang lain tersebut mengerti. Misalnya saja dapatxlibuat: prestasi kerja. Yang dimaksudkan adalah seberapa besar seorang dapat berprestasi, misalkan: disiplin; mengajar dengan sepenuh hati dan sebagainya. Agar lebih jelas lagi, maka konsep pada penelitian guru ini dapat dijelaskan dengan operasional variabel.
  • 19. Operasional Variabel Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi nilai. Di mana teori mengekspresikan fenomena-fenomena/masalah-masalah secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. Contoh variabel, misalnya: sikap; motivasi; prestasi dan lain-lainnya. Variabel yang dapat diukur secara fisik, memungkinkan bantuan alat ukur yang relatip lebih mudah. Sebaliknya, untuk variabel yang dibahas dalam masalah bisnis akan berkaitan dengan persepsi, sikap, perilaku yang bersifat subjektif. Operasional variabel tersebut merupakan suatu cara agar variabel yang khas sifatnya dapat diukur. Tentu saja pengukuran yang umum adalah dengan menggunakan skor. Secara detail, maka operasional variabel pada penelitian ini terdiri atas: Variabel mutu pelayanan sekolah (Y) Yang dimaksudkan dengan mutu pelayanan sekolah adalah seberapa besar pihak organisasi sekolah dapat memberikan pelayanan terhadap pengguna jasa pendidikan. Indikator dari variabel mutu pelayanan meliputi: • Pelayanan terhadap belajar siswa. • Pelayanan terhadap administrasi siswa. • Pelayanan terhadap saran orang tua siswa. • Memiliki pelayanan sesama guru. Dari empat ukuran di atas, maka patut dinilai mutu pelayanan sekolah yang bersangkutan. Untuk variabel bebas (X) nya adalah: XI: Kebutuhan akan prestasi.
  • 20. Yangdimaksudkan dengan kebutuhan akan prestasi adalah seberapa besar dukungan organisasi dalam membuat seorang guru berprestasi. Adapun indikatornya adalah: • Kepuasan sarana pendukung prestasi guru. • Kepuasan atas bantuan pribadi kepala sekolah. • Kepuasan atas bantuan guru lain. Dari tiga ukuran penunjang kebutuhan untuk berprestasi, maka hal ini dapat dianalisis. X2: Kebutuhan akan pengakuan akan keberhasilan. Yang dimaksudkan dengan kebutuhan akan pengakuan akan keberhasilan adalah seberapa besar organisasi sekolah itu memberi dukungan akan pengakuan keberhasilan seorang guru. Adapun indikatornya adalah: • Kepuasan terhadap motivasi dari siswa akan keberhasilan guru tersebut. • Kepuasan terhadap motivasi dari guru lain akan keberhasilan guru tersebut. • Kepuasan terhadap motivasi dari kepala sekolah akan keberhasilan guru tersebut. Dari tiga ukuran kebutuhan akan pengakuan keberhasilan seorang guru, dapat dipergunakan dalam menilai sesuai atau tidaknya motivasi itu dirasakan kepuasannya. X3: Pekerjaan yang menantang Yang dimaksudkan dengan pekerjaan yang menantang adalah seberapa besar organisasi yang bersangkutan dapat memberikan tingkat dukungan akan kebutuhan seseorang terhadap pekerjaan yang penuh tantangan.
  • 21. Adapun indikatornya adalah: • Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantangdari siswa. • Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantang dari guru lainnya. • Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantang dari kepala sekolah. Dari ketiga indikator di atas, maka variabel tersebut dinilai. X4: Tingkat tanggungjawab Yang dimaksudkan dengan tingkat tanggung jawab adalah seberapa besar organisasi mendukung agar guru itu bertanggungiawab dalam bekerja. Adapun indikatornya adalah: • Kepuasan terhadap tanggung jawab dari siswa. • Kepuasan terhadap tanggung jawab dari guru lainnya. • Kepuasan terhadap tanggung jawab dari kepala sekolah. Dari ketiga indikator ini dapat diberikan penilaian. X5: Aktualisasi diri Yang dimaksudkan dengan aktualisasi diri adalah seberapa besar organisasi yang bersangkutan dapat memberikan seseorang agar aktualisasi diri orang tersebut dapat terpenuhi. Adapun indikatornya adalah: • Diberikan kebebasan untuk meningkatkan pendidikan formal kejenjang yang lebih tinggi. • Diberikan keleluasaan untuk mengikuti DIKLAT(pendidikan dan latihan dalam PNS). • Memperoleh promosi dari pimpinan.
  • 22. Dari ketiga butir indikator tersebut, maka aktualisasi diri guru dapat dinilai. Kemudian untuk penilaian pada masing-masing butir pertanyaan dilakukan dengan skor skala Likert (1-5). Jenis dan Sumber data Jenis data serta sumber data hampir serupa, yaitu merupakan data primer, yaitu data yang langsung diperoleh melalui wawancara serta jawaban yang diperoleh dari kuesioner. Selanjutnya, data sekunder merupakan data yang sudah ada sebagai kelengkapan untuk studi deskriptif. Teknik Pengumpulan Data Berbagai cara/metode untuk mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penelitian/riset. Sementara ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: • Melalui daftar pertanyaan/kuesioner. • Melalui wawancara. • Melalui dokumentasi. Yang jelas dari ketiga metode pengumpulan data tersebut dilakukan editing sebelum dilakukan pemrosesan/analisis data untuk menguji hipotesis. TeknikAnalisa Data dan Uji Hipotesis Teknik Analisa Data Teknik analisis data tidak lain adalah tentang pemrosesan data. Dalam hal ini untuk gambaran umum dianalisis secara deskriptif (uraian), kemudian untuk data yang sudah diskor dengan Skala Likert dimasukkan ke dalam satuan variabel masing-masing.
  • 23. Pada penelitian apa saja pada akhirnya menggunakan bantuan teknologi komputer. Di dalam aplikasinya mempergunakan statistika. Untuk penelitian yang bersangkutan peneliti mempergunakan analisis regresi berganda dengan aplikasi SPSS (Statistical Package for The Social Sciences). Proses data dengan SPSS tentu saja lebih cepat dan hasilnya dapat dikategorikan lebih akurat. Secara langsung aplikasi statistika dengan model regresi berganda menjelaskan tentang berbagai uji, baik yang bersama-sama/ serentak/simultan maupun yang parsial. Uji itu adalah sebagai berikut. Uji Serempak (Uji F) Uji serempak menggunakan uji F. Pada uji ini menjelaskan bahwa: Jika Ftabel > Fhitung (dengan derajat kesalahan =α = 0,05), maka hipotesis yang dikernukakan adalah diterima. Jadi, dianggap bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel X terhadap variabel Y. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial atau setiap variabel X (variabel bebasnya) terhadap variabel tergantungnya (Y). menggunakan uji t. Pada uji ini menjelaskan bahwa: Jika thitung> ttabel (dengan derajat kesalahan = α= 0,05), maka hipotesis yang dikernukakan adalah diterima. Jadi dianggap bahwa terdapat pengaruh secara parsial dari variabel X terhadap variabel Y, yang thitung -nya lebih besar dibandingkan dengan ttabel-nya. Uji Asumsi Klasik Pada dasarnya pada setiap model yang ada pada aplikasi statistika mempunyai kelemahan atau penyimpangan. Untuk itu, menurut teori regresi berganda dimana kelemahan yang terdapat pada model regresi berganda yang dipakai terdapat
  • 24. penyimpangan. Penyimpangan itu terkondisikan ke dalam asumsi klasik. Yang dimaksudkan dengan penyimpangan itu berupa: • Autokorelasi; • Heteroskedastisitas; • Multikolineritas; dan • Normalitas. Dengan demikian, maka peneliti sudah sepantasnya untuk mendeteksi adanya penyimpangan- penyimpangan itu pada model regresi yang dipakai. Autokorelasi Autokorelasi merupakan penyimpangan yang menunjukkan adanya keterkaitan korelasi antar variabel sepanjang waktu ataupun saat data itu diambil. Uji ada dan tidaknya autokorelasi dengan mempergunakan uji DW (Durbin Watson). Data yang baik, jika dari hasil analisisnya tidak terjadi autokorelasi. Heteroskedasitas Heteroskedasitas pun juga merupakan penyimpangan data yang dianalisis. Sebaiknya data itu terjadi dengan homokedastisitas (varians nya ajeg = tetap). Untuk menguji ada dan tidaknya heterkedastisitas ini dengan menggunakan rumus: korelasi product moment. Kemudian dari hasil perhitungan dengan uji korelasi tersebut dilihat besarnya thitung dibandingkan dengan ttabel. Mutikolinieritas Bentuk penyimpangan yang lainnya adalah: Multikolinieritas. Adapun ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi tersebut ditandai dengan adanya hasil uji statistik F dan koefisien determinasi (r2) yang signifikan, narnun sebaliknya statistik t tidak signifikan. Dengan demikian, jika dari hasil
  • 25. perhitungan aplikasi SPSS terjadi multikolinieritas, maka sebaiknya salah satu variabelnya dapat dihilangkan. Pengujian Validitas dan Realibilitas Untukuji kualitasdatadipergunakan uji: validitas L dan reliabilitas. Pada buku "Metodologi Penelitian Bisnis" yang dibuat oleh Indriantoro dan Supomo (2002:181 ) dijelaskan bahwa: Untuk realibilitas ada tiga macam alat ukur, yaitu: • Split half reliability coefficient • Kuder-Richardson • Cronbach's Alpha Dari ketiga rumus tersebut dipakai salah satu saja untuk pembuktian reliabelnya data yang dikumpulkan. Kemudian untuk pengujian validitas dengan ukuran korelasinya (antara X terhadap Y). Sementara ini pengujian validitas menggunakan alat ukur korelasi product moment sebagai berikut. r= HASIL Gambaran Umum SDN di Kecamatan Waru Kecamatan Waru tergolong salah satu wilayah Kecamatan dari 18 Kecamatan yang berada di wilayah daerah tingkat II, Kabupaten Sidoarjo. Adapun Kecamatan yang ada terdiri dari: 1. Sidoarjo 2. Buduran
  • 26. 3. Candi 4. Porong 5. Krembung 6. Tulangan 7. Tanggulangin 8. Jabon 9. Krian 10. Balongbendo 11. Wonoayu 12. Tank 13. Prambon 14. Taman 15. Waru 16. Gedangan 17. Sedati 18. Sukodono Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tertera bahwa jumlah SDN yang terpadat adalah pada wilayah Kecamatan Waru, yaitu : sebanyak 37 SDN serta 4 SD Swasta. Dengan demikian, secara nyata peneliti berkesempatan untuk menganalisis permasalahan pendidikan pada SDN yangjumlahnya amat cukup untuk mewakili daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo. Pada Tabel I data sekunder yang peneliti dapat tuliskan posisi SDN dalam lingkungan wilayah Kecamatan Waru secara keseluruhan. Data tersebut adalah sebagaimana tertera pada Tabel 1.
  • 27. Dengan menelusuri berbagai SDN sebanyak 37 inilah dapat diketahui posisi alamat yang ada, sehingga memudahkan para murid/siswa maupun para orang tua serta masyarakat untuk menjelaskan keberadaan SDN di wilayah Kecamatan Waru tersebut. Tabel 1 Nama Sekolah danAlamatnva di Kecamatan Waru 1 SDN WARU JL.JEND.S. PARMANV/1.10 2 SDN WARU 11 JL LETJEN S PARMAN 23 3 SDN WARU III JL. LETJEN S PARMAN 23 4 SDNKEDUNGREJOI JL RAYA WARU 39 5 SDN KEDUNGREJO II JL RAYA WARU 39 6 SDN KEDUNGREJO III JL RAYA WARU 39 7 SDN JANTI I JL BRIGJEN KATAMSO 227 A 8 SDN JANTI II JL. BRIGJEN KATAMSO 227 A 9 SDN BUNGURASIHI JL BUNGURASIH BARAT 159 10 SDN BUNGURASIH II JL BUNCURASIH BARAT 159 I I SDN MEDAENG I JL JOYORONO 49 MEDAENG 12 SDN MEDAENG II JL NUGROHO Gg MEDAENG 13 SDN TAMBAK REJO I DESA TAMBAKREJO 14 SDN TAMBAK REJO II DESA TAMBAKREJO 15 SDNTROPODOI JL. TROPODO 1. No. 201 16 SDNTROPODO II JL. TROPODO I No 201 17 SDN PEPELEGI I JL. ANJASMORO No 8 18 SDN KUREKSARI JL. ANGGREK 19 SDN WADUNG ASRI I JL BLIMBINGPONDOKCANDRA 20 SDN BERBEK JL.KENARI REWIND 21 SDN TAMBAK SAWAH JL. JABON No 1-2 22 SDN KEDUNGREJO IV JL RAYA WARU No 39 23 SDN JANTI III JL. BRIGJEN KATAMSO Vl-234 24 SDN WEDOROI JL. PPWEDORO No 100 25 SDN KEPUH KIRIMAN I JL KENARI REWIND 26 SDN NGINGAS DESA NGINGAS
  • 28. 27 SDN TAMBAK OSO JL. PASAK33 28 SDN TAMBAK SUMUR JL KH. ZAINAL ABIDIN 66 29 SDN TROPODO III JL. ANGCREK I WISMA TROPODO 30 SDN WARU IV JL JEND. S. PARMAN V/130 31 SDN PEPELECI II JL. JATISARI PERMAI 32 SDN WADUNG ASRI II JL. BLIMBING II PONDOK CANDRA 33 SDN KEPUH KIRIMAN II JL.KENARI REWIND 34 SDN KEDUNG REJO V JL RAYA WARU 39 35 SDN WEDORO II JL. PP WEDORO 100 36 SDN TROPODO IV JL. ANOGREK WISMA TROPODO 37 SDN MADAENG III JL. JOYORONO 49 Sumber : Data Sekunder dari Dinas Pendidikan Kecamatan Waru 2004 Selanjutnya, sebagai data sekunder pelengkap adalah dikernukakan struktur organisasi SDN, yaitu: Struktur organisasi Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. PEMBAHASAN Pembahasan dimulai dari berbagai penjelasan yang disesuaikan dengan proposal (usulan penelitian), sehinggaterdapat kesinambungan antara isi proposal itu dengan penelitian yang bersangkutan. Peneliti membahas dengan mengetengahkan variabel bebas dan terikat, yaitu: Variabel bebas (X), yaitu: • Prestasi; • Pengakuan akan keberhasilan; • Pekerjaan yang menantang; • Tingkattanggungjawab;dan • Aktualisasi diri.
  • 29. Variabel terikat/tidak bebas (Y), yaitu: Mutu pelayanan Sekolah DasarNegeri di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas Kelompok Jabatan Bagian Tata Usaha Fungsonal Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Sub bagian Umum Keuangan Kepegawaian Perencanaan dan Pengendalian Sub Dinas Sub Dinas Sub Dinas Sub Dinas Sud Dinas Sub Dinas Gambar2 Pendidikan Pra Sekolah Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Kecamatan WaruPendidikan Pendidikan Tenaga Pendidikan dan Dasar Menengah Menengah Kependidikan dan Luar Sumber: Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru, Sidoarjo Umum Kejuruan Perguruan Sekolah Agama Uji Validitas dan Reliabilitas Mengenai valid dan tidaknya data, seharusnya ada uji coba tentang instrumen yang dipergunakan. Tetapi oleh karena instrumen yang dipakai sudah mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing dan perlu diuji ke valid-an datanya. Dari hasil SPSS diketahui bahwa hasil signifikan harus < 0,05 (persyaratan), sebab tingkat kesalahan terendah adalah 5°/o. Hasil sig XI = 0,000
  • 30. < 0,05 ; kemudian sig X2 = 0,000 < 0,05; sig X3 = 0,000 < 0,05; sig X4 = 0,000 < 0,05 dan sig X5 = 0,000 < 0,05. Jadi, data ini adalah valid menurut teori. Untuk mengetahui reliabilitasnya dapat membanding nilai α dengan alpah Cronbach atau membandingkan α hitung > 0,7. Menurut hasil dari SPSS diperoleh hasil α = 0,91 > 0,7. Untuk itu data yang didapat adalah dapat dikatakan reliabel. Uji Hipotesis Hipotesis sudah barang tentu dilaksanakan, agar hipotesis yang dikemukakan dapat dibuktikan secara ilmiah. Kriteria hipotesis : Hi diterima apabila Fhitung > Ftabel atau thitung > ttabel Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel atau thitung < ttabel Adapun hipotesis yang diajukan adalah: • Diduga bahwa faktor dari variabel prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang; tingkat tanggungjawab; aktualisasi diri secara bersama-sama atau parsial berpengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah SDN, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. • Diduga bahwa variabel prestasi dominan dalam mempengaruhi mutu pelayanan sekolah, di Kecamatan Waru, Kahupaten Sidoarjo. Selanjutnya, bila diamati secara lebih cermat pada Hipotesis I yang dikernukakan oleh peneliti sengaja ditentukan dengan dua dugaan, yaitu membuktikan pengaruh variabel secara simultan serta ada dengan cara menguji dengan cara parsial. Untuk lebih mudahnya adanya analisis SPSS yang digunakan oleh peneliti dalam mengolah datanya, maka langsung dapat dilihat hasil perhitungan pada Tabel 3.
  • 31. Dengan melihat angka-angka yang tertera pada Tabel 3 tersebut daoat dituliskan persamaan regresi sebagaimana : Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5x5 Y = 2,4 + 0,72X1 + 0,686X2 + 0,307X3 + 0,456X4 + 0,192X5 Tabel 3 HasilAnalisis Varial Variabel B Thitung Ttabel Keterangan X1 0.728 33.2 1.64 Pengaruh X2 0.686 9.78 1.64 Pengaruh X3 0.307 3.16 1.64 Pengaruh X4 0.456 3.9 1.64 Pengaruh X5 0.192 2.55 1.64 Pengaruh R square = 0.992 α = 0.05 Fhitung = 1667.15 Sumber Data Primer dengan analisis SPSS Persamaan ini bisa disebut dengan model statistik regresi berganda (multiple regression). Untuk menguji maupun membuktikan adanya pengaruh dari variabel- variabel: XI; X2; X3; X4; X5 terhadap/pada faktor/variabel (Y) mutu pelayanan sekolah (SDN) di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo secara bersama- sama/simultan dapat diketahui dari hasil hitungan dengan SPSS yang dihasilkan. Adapun kriteria uji atau analisisnya adalah: Bila Fhitung > Ftabel (0,05); terima Hi dan tolak Ho Kemudian dengan mengacu pada tabel yang sudah ada yaitu Tabel 2, tertulis bahwa: Fhitung = 5438.2 > Ftabel maka Hi diterima. Berarti terima Hi. Jika Hi diterima, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap mutu pelayanan sekolah (Y).
  • 32. Untuk menguji maupun membuktikan adanya pengaruh dari variabel-variabel: XI; X2; X3; X4; X5 terhadap/pada faktor/variabel (Y) mutu pelayanan sekolah (SDN) di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo secara parsial dapat diketahui dari hasil hitungan dengan SPSS yang dihasilkan. Adapun kriteria uji atau analisisnya adalah: Bila thitung > ttabel (0,05); terima Hi dan tolak Ho Yang mana thitung > ttabel (0,05) dilakukan satu per satu. t X1 dengan ttabel; t X2 dengan ttabel ; t X3 dengan ttabel; t X4 dengan ttabel sampai kepada t X5 dengan ttabel. Dari tabel terlihat bahwa: t XI = 33,2 > 1,64 (terima Hi tolak Ho) t X2 = 9,78 > 1,64 (terima Hi tolak Ho) t X3 = 3,l6> 1,64 (terima Hi tolak Ho) tX4 =3,91>l,64(terimaHitolakHo) t X5 = 2,55 > 1,64 (terima Hi tolak Ho) Untuk uji parsial inipun dapat diperoleh bahwa masing-masing thitung yang ada > dari ttabel-nya, sehingga keadaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah (SDN) di Kecamatan Waru. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Multikolinieritas adalah korelasi berganda yang sangat tinggi. Dapat pula bahwa Multikolinieritas diartikan sebagai adanya korelasi yang bermacam- macam, sehingga mengganggu alat analisis. Untuk itu alat untuk menguj i adanya multikolinieritas adalah bila nilai VIF > 1.
  • 33. Menurut hasil perhitungan nilai VIF yang didapat adalah sebesar 4-10. Jadi, dengan demikian pada analisis ini tidak terjadi multikolinieritas. Autokorelasi Autokorelasi adalah terjadinya korelasi di antara, data pengamatan atau munculnya suatu data yang dipengaruhi oleh data sebelumnya. Selain itu, Autoko- relasi diartikan dengan adanya korelasi secara terkait satu variabel X dari bagian data, sehingga dianggap mengganggu perhitungan yang dihasilkan. Untuk menguj i ada dan tidaknya autokorelasi adalah dengan melalui Durbin Watson (DW) < 2. Menurut hasil pada SPSS, yaitu nilai DW hitung = 0,772. Jadi, betui < dari 2, sehingga model regresi dianggap tidak terganggu, karena gejala ini tidak dijumpai. Heterokedastisitas Heterokedastisitas dapat terjadi atas adanya ketidaksamaan data, atau terlalu besarnya variasi data. Apabila p > 0,05, maka data itu terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila hasil data p < 0,05, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Artinya, data itu homogen. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas konsep instrumen penelitian dengan mengkorelasikan skor-skor dengan total skornya. Hal ini dapat dilihat melalui korelasi bivariate ( ada tanda bintang ** pada program SPSS ). Dengan hasil banyak tanda bintang pada masing-masing variabel, maka data itu termasukdata yang sudah valid. Dalam penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas setiap variabel diukur dengan metode Alpha Cron-bach dengan ketentuan bahwa korelasi α lebih besar(>) dari 0,7 dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.
  • 34. Dari hasil perhitungan didapat α = 0,91 > 0,7, jadi reliabel data yang dikumpulkan tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dengan hasil analisis yang telah dilakukan dan telah dilakukan pembahasan, maka dalam bab ini peneliti menyampaikan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian, yaitu: Hipotesis I yang pertama, yang menyatakan terdapat/ada pengaruh secara bersama-sama/ sirnul- tan antara variabel bebas (X I; X2; X3; X4; X5) pada variabel tidak bebasnya ( Y ). Hal ini didasarkan pada hasil uji F yangdiketahui bahwa Fhitung = 1667,15 temyata lebih besar Ftabel = 2,53. Dengan demikian, hipotesis ini dapat peneliti buktikan. Koefisien determinasinya = 0,991 (99,1%). Artinya, data itu dapat dijelaskan sebesar 99% mewakili populasi. Hipotesis I yang kedua, yang menyatakan terdapat/ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas (XI; X2; X3; X4; X5) pada variabel tidak bebasnya (Y) dapat dibuktikan lewat besarnya nilai thitung yang dianalisis. Sesuai kenyataan dari hasil perhitungan: thitung XI = 332 > 1,64; thitung, X2 = 9,7 > 1,64; thitung, X3 = 3,16 > 1,64; thitung X4 = 3,91 > 1,64; thitung X5 = 2,55 > 1,64. Jadi, secara parsial dapat peneliti buktikan. Hipotesis 2, yang menjelaskan bahwa terdapat variabel yang dominan (pengaruhnya terbesar) adalah terletak pada t X1, yaitu variabel prestasi guru. Masalah ini dapat dimengerti bahwa dengan menjadikan guru berprestasi inilah,
  • 35. maka mutu pelayanan sekolah (SDN) dapat lebih baik. Sesuai hasil yang didapat maka pada model analisis itu tidak terdapat multikolinieritas; autokorelasi serta heterokedastisitas. Data yang dipakai itupun valid (nilai sig = 0.000 < 0.05); dan juga reliabel (shahih) dimana α = 0.91 > 0,7. Saran Peneliti dapat memberikan saran kaitannya dalam hal mutu pelayanan SDN di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo bahwa perlunya memotivasi kepada para guru untuk berprestasi. Maksudnya dengan guru berprestasi inilah yang akan mengangkat mutu pelayanan SDN sesuai dengan profesionalisme pendidikan dasar.
  • 36. DAFTAR RUJUKAN Alex, S.N. 1986. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Aihusin. 2002. Aplikasi Statistik Praklis dengan SPSS for Windows. Yogyakarta: J & J Learning. Dajan, A. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1. Jakarta: LP3ES. Djarwanto. 1985. Statistik Induktif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Gibson, et al. 1996. Organisasi Jilid I, Edisi Kedelapan. Jakarta: Binarupa Aksara. Gibson, et at. 1996. Organisasi Jilid II, (Peritaku-Struktur—Proses), Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga. Handoko, T.H. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Heidjrachman, dan Husnan, S. Manajemen Personalia, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Keena dan Beech. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kuncoro,M. 2001. Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi Uniuk Bisnis dan Ekonomi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Miftah, T. 1983. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Hlm.79. Jakarta: CV Rajawali Pers. Nazir, M. 1998. Metode Penelitian, Edisi Pertama, Jakarta. Prawirosentono. Manajemen Sumberdaya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetitif menjelang Perdagangan Bebas Dunia, Edisi Pertama Yogyakarta : BPFE. Ridliwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta. Singarimbun, dan Effendi, 1985. Metode Survai. Jakarta: LP3ES. Soerjono, S. 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindoPersada.
  • 37. Soetrisno, H. 1982. Metodologi Reserach. Penerbit Psikologi UGM,-5. Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito. Sumodiningrat,G 1996. Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE. Sutarto. 1984. Dasar-dasarOrganisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terry, G 2003. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Penerbit Penelitian. Bumi Aksara. Umar, H. 1999. Studi Kelayakan Bisnis, (Manajemen Metode& Kasus). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Winamo, S. 1985. Metode Penelitian, Jakarta. Wursanto. 1989. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Zainun, B. 1994. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Penerbit Balai Aksara, Ghalia Indonesia. Zainun, B. 1995. Administrasi dan Manajemen Kepegawaian Pemerintah Negara Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Toko Gunung Agung.