PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Bab i
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini banyak diwacanakan dalam
berbagai pertemuan ilmiah. Hal ini dilakukan mengingat keberhasilan
suatu bangsa tidak terlepas daripada peran yang dimainkan oleh
seorang Pemimpin terhadap yang dipimpinnya. Demikian halnya
dalam berbagai level organisasi mulai dari organisasi paling kecil
seperti rumah tangga, sekolah dan lainnya sampai kepada level
organisasi yang berukuran menengah dan besar seperti dalam
organisasi Rukun Warga, kelompok, organisasi perusahaan,
organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, olah raga,
organisasi/ kelembagaan pemerintah dan lainnya. Kepemimpinan
merupakan salah satu hal yang bersifat fenomenal dalam berbagai
tingkat organisasi. Dikatakan demikian karena senantiasa
memerlukan suatu tuntutan dan menyesuaikan kondisi perubahan
dalam dinamika perkembangan masyarakat.
Dalam lingkungan organisasi selain pimpinan, karyawan juga
merupakan salah satu sumberdaya yang sangat dibutuhkan oleh
perusahaan. Karyawan merupakan motor penggerak dari sebuah
perusahaan. Oleh karenanya diperlukan perhatian terhadap
peningkatan kinerja karyawan. Dalam sistem pemerintah Republik
1
2. 2
Indonesia, kebijakan pengembangan sumberdaya manusia ini telah
dituangkan dalam berbagai Peraturan Perundang–undangan sampai
dengan Peraturan Pemerintah dan Daerah dalam pelaksanaan
otonomi daerah, disebutkan bahwa; upaya untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia dilakukan dengan memperbaiki
kesejahteraan dan keprofessionalan serta memberlakukan sistem
karir berdasarkan produktifitas dan prestasi kerja dengan prinsip
memberikan penghargaan dan sanksi, meningkatkan fungsi dan
keprofesionalan dalam melayani masyarakat dan akuntabilitasnya
dalam mengelola kekayaan negara secara transparan, bersih dan
bebas dari kolusi dan korupsi.
Para ahli dan praktisi telah memahami bahwa masalah
kinerja pegawai bukanlah hal mudah untuk selalu dipertahankan
karena merupakan satu kondisi yang setiap saat dapat berubah.
Permasalahan yang selalu ditemui adalah mengapa prestasi
pegawai setiap waktu dapat berubah bahkan terkadang mengalami
penurunan. Sebagai konsekuensinya, maka tugas manajemen
semakin kompleks, karena disamping mempertahankan suasana
kerja yang kondusif juga harus mempertahankan dan memperbaiki
kinerja pegawai sehingga mempunyai motivasi yang tinggi untuk
menjalankan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka.
Motivasi kerja yang rendah dapat berpengaruh pada kinerja
karyawan yang tidak maksimal ( Siagian, 2003 ). Mempertahankan
3. 3
dan meningkatkan kinerja pegawai dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara. Akan tetapi, pegawai sebagai manusia yang memiliki
kebutuhan dan keinginan yang berbeda dalam melakukan pekerjaan,
maka dibutuhkan pula cara yang berbeda untuk memotivasi mereka
dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai. Demi tercapainya
tujuan organisasi, karyawan memerlukan motivasi untuk bekerja
lebih rajin. Melihat pentingnya karyawan dalam organisasi, maka
karyawan diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang
dikerjakan sehingga tujuan organisasi tercapai. Dengan motivasi
kerja yang tinggi, karyawan akan bekerja lebih giat didalam
melaksanakan pekerjaannya. Sebaliknya dengan motivasi kerja yang
rendah karyawan tidak mempunyai semangat bekerja, mudah
menyerah, dan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Maslow yang dikutip oleh Siagian (1999: 287)
diidentifikasikan adanya lima jenjang kebutuhan manusia, yaitu
seseorang akan berusaha untuk memenuhi jenjang kebutuhan yang
lebih tinggi apabila jenjang yang lebih rendah sudah terpenuhi. Ada
banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
pegawai. Antara lain: meningkatkan keterampilan dan kemampuan
pegawai dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan,
memberikan gaji/bonus yang layak kepada pegawai sebagai wujud
atas kerja keras mereka, perhatian pimpinan terhadap bawahan,
dan peningkatan sarana dan prasarana.
4. 4
Kepemimpinan merupakan suatu proses mengarahkan,
mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas yang berhubungan
dengan pekerjaan seperti halnya mempengaruhi motivasi karyawan
untuk mencapai tujuan khusus organisasi. Kepemimpinan melibatkan
pentingnya menjadi agen bagi perubahan dan mampu
mempengaruhi perilaku dan kinerja pegawai. Kepemimpinan yang
efektif harus menghadapi tujuan-tujuan individu, kelompok dan
organisasi. Keefektifan pemimpin secara khusus diukur dengan
pencapaian dari satu atau beberapa kombinasi tujuan-tujuan.
Individu dapat memandang pemimpinnya sebagai efektif atau tidak
berdasarkan kepuasan yang mereka dapatkan dari pengalaman
kerja secara keseluruhan. Pada kenyataannya, diterimanya arahan
atau permintaan pemimpin sebagian besra tergantung pada harapan
pengikutnya bahwa suatu respon dapat mengarah pada suatu hasil
akhir yang menarik.
Selain faktor motivasi dan kepemimpinan, lingkungan kerja
tempat karyawan tersebut bekerja juga tidak kalah pentingnya di
dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dimana Lingkungan Kerja
adalah kondisi – kondisi material dan psikologis yang ada dalam
organisasi. Maka dari itu organisasi harus menyediakan lingkungan
kerja yang memadai seperti lingkungan fisik ( tata ruang kantor yang
nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna,
penerangan yang cukup maupun musik yang merdu ), serta
5. 5
lingkungan non fisik ( suasana kerja karyawan, kesejahteraan
karyawan, hubungan antar sesama karyawan, hubungan antar
karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah ). Lingkungan kerja
yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja sehingga karyawan
memiliki semangat bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan.
Handoko (1998) menyatakan bahwa faktor lingkungan kerja adalah
penting dalam penyelenggaraan aktivitas pemerintahan, dalam hal
ini sarana dan prasarana yang digunakan untuk mempermudah atau
memperlancar gerak dan aktivitas pemerintah.
Dinas Koperindag Kabupaten Maros adalah salah satu
instansi pemerintah yang bertugas dalam bidang koperasi, industri
dan perdagangan, namun dalam upaya menciptakan kinerja
karyawan Dinas Koperindag Kabupaten Maros, nampaknya masih
terdapat banyak kendala yang dihadapi sehingga sulit untuk
mencapai tujuan organisasi. Kondisi yang belum ideal masih ada di
Dinas Koperindag Kabupaten Maros. Dimana masih ada kendala di
Dinas Koperindag Kabupaten Maros antara lain karyawan terlambat
masuk bekerja, istirahat lebih awal, ada pedagang masuk ke
ruangan yang menawarkan produk, dan pulang kerja lebih awal.
Sehingga mengakibatkan kinerja karyawan menurun yang
disebabkan motivasi karyawan yang rendah dalam mengerjakan
pekerjaan dan didukung dengan lingkungan kerja yang kurang
nyaman antara lain bangunan gedung kantor sudah tua dan dipenuhi
6. 6
dengan rayap, ruang kerja yang sempit, kurangnya sarana dan
prasarana seperti kursi, meja, dan lemari penyimpanan berkas
sehingga ada beberapa pegawai yang tidak memiliki meja kerja. Hal
ini akan berbanding lurus dengan kinerja yang dihasilkan oleh
pegawai. sehingga pekerjaan karyawan tidak dapat terselesaikan
sesuai dengan yang direncanakan.
Perilaku manusia itu hakikatnya adalah berorientasi pada
tujuan, dengan kata lain bahwa perilaku seseorang itu pada
umumnya di rancang oleh keinginan untuk mencapai beberapa
tujuan. Satuan dasar dari setiap perilaku adalah kegiatan. Sehingga
dengan demikian semua perilaku itu adalah serangkaian aktifitas-
aktivitas atau kegiatan-kegiatan. Dalam banyak hal seseorang
melakukan lebih dari satu aktivitas pada saat tertentu. Demikian pula
pada saat tertentu kita memutuskan untuk mengubah dari satu atau
kombinasi aktivitas-aktivitas tersebut untuk mengerjakan aktivitas
lainnya. Untuk keperluan tersebut, seorang manajer harus
mengetahui dorongan atau kebutuhan seseorang yang
mengundangnya untuk mau mengerjakan suatu aktivitas tertentu.
Perilaku seseorang itu sebenarnya dapat dikaji sebagai saling
interaksinya atau ketergantungannya beberapa unsur yang
merupakan suatu lingkaran. Unsur-unsur itu secara pokok terdiri dari
motivasi dan tujuan. Motivasi terkadang digunakan silih berganti
dengan istilah yang berbeda, seperti kebutuhan (needs), dorongan
7. 7
(drive), dan tujuan (goals) (Thoha, 2008). Orang yang satu berbeda
dengan lainnya selain terletak pada kemampuannya untuk
bekerjajuga tergantung pada keinginan mereka untuk bekerja atau
tergantung pada motivasinya. Motivasi merupakan salah satu faktor
penting untuk membentuk tenaga kerja yang memiliki kinerja yang
baik dan efektif. Motivasi yang benar mampu memberikan semangat
baru bagi pegawai dalam melaksanakan tugas pokok.
Selama ini pengukuran tingkat kinerja suatu instansi
pemerintah lebih ditekankan kepada kemampuan instansi tersebut
dalam menyerap anggaran. Dengan kata lain suatu instansi akan
dinyatakan berhasil apabila dapat menyerap seluruh anggaran yang
dibebankan kepadanya. Meskipun kenyataannya hasil dan dampak
yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut masih berada jauh
di bawah standar. Cushway (1996: 110) merupakan suatu proses
manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi
dengan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga baik tujuan
individu maupun tujuan koorporasi dapat bertemu. Pengukuran
kinerja yang dilakukan secara berkelanjutan memberikan umpan
balik (feedback), yang merupakan hal penting dalam upaya
perbaikan secara terus menerus dan mencapai keberhasilan di masa
akan datang. Agar pengukuran kinerja terlaksana dengan baik
dalam pengertian bahwa pencapaian suatu tujuan dan sasaran dapat
dihitung dan dinilai maka diperlukan penggunaan indikator kinerja.
8. 8
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang
telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka menarik untuk
dilakukan kajian yang lebih komprehensif tentang pengaruh
Lingkungan Kerja, Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja
Pegawai pada Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan
Kabupaten Maros.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya,
maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah variabel Lingkungan Kerja, Kepemimpinan, dan
Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Pegawai pada Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Maros.
2. Variabel yang mana yang paling dominan pengaruhnya
terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Maros.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh variabel Lingkungan Kerja,
Kepemimpinan, dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada
9. 9
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Maros.
2. Untuk menganalisis variabel yang paling dominan pengaruhnya
terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Maros.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu bahan perbandingan bagi peneliti
selanjutnya yang berminat mengembangkan ilmu pengetahuan
dalam hal peningkatan kinerja pegawai.
2. Sebagai bahan masukan bagi instansi yang berkepentingan
dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
3. Sebagai hasil karya yang dapat memperluas wawasan dan
keilmuan bagi penulis dalam hal studi peningkatan kinerja
pegawai pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Maros.
10. 9
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Maros.
2. Untuk menganalisis variabel yang paling dominan pengaruhnya
terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Maros.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu bahan perbandingan bagi peneliti
selanjutnya yang berminat mengembangkan ilmu pengetahuan
dalam hal peningkatan kinerja pegawai.
2. Sebagai bahan masukan bagi instansi yang berkepentingan
dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
3. Sebagai hasil karya yang dapat memperluas wawasan dan
keilmuan bagi penulis dalam hal studi peningkatan kinerja
pegawai pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Maros.