2. Pembangunan Ekonomi
Daerah
2
“Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan
ekonomi ditambah dengan perubahan”. Artinya,
ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam
suatu Negara pada saat tertentu tidak saja diukur
dari kenaikan produksi barang dan jasa yang
berlaku dari tahun ketahun, tetapi juga harus
diukur dari perubahan lain yang berlaku dalam
berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti
perkembangan pendidikan, perkembangan
teknologi, penigkatan dalam kesehatan,
peningkatan dalam infrastuktur yang tersedia dan
peningkatan dalam pendapatan dan kemakmuran
masyarakat.
3. 3
Namun demikian, oleh karena tidak terdapat
alat pengukur lain yang lebih sesuai, hingga
saat ini ahli-ahli ekonomi masih menggunakan
data per kapita untuk dua tujuan berikut:
Menunjukan secara kasar tingkat kelajuan atau
kecepatan pembangunan ekonomi yang dicapai
pada suatu tahun.
Membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai
berbagai Negara
4. Permasalahan dalam
Pembangunan Ekonomi Daerah
4
Ketimpangan Pembangunan Sektor Industri
Konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di
daerah tertentu merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan terjadinya ketimpangan
pembangunan antar daerah. Industri manufaktur
merupakan sektor ekonomi yang secara potensial
sangat produktif, hal ini dapat dilihat dari
sumbangan terhadap pembentukan PDB atau
PDBR.
5. 5
Kurang Meratanya Investasi
Harrod-Domar ada korelasi positif antara tingkat
investasi dengan laju pertumbuhan ekonomi,
sehingga dengan kurangnya investasi dengan
laju pertumbuhan ekonomi, sehingga dengan
kurangnya investasi di suatu daerah membuat
pertumbuhan dan tingkat pendapatan perkapita
masyarakat di daerah tersebut rendah. Hal ini
dikarenakan tidak adanya kegiatan-kegiatan
ekonomi yang produktif seperti industri
manufaktur.
6. 6
Tingkat Mobilitas Faktor Produksi yang
Rendah
Hal ini karena perbedaan laju pertumbuhan
ekonomi antar daerah membuat terjadinya
perbedaan tingkat pendapatan perkapita antar
daerah, dengan asumsi bahwa mekanisme pasar
output dan input bebas (tanpa distorsi yang
direkayasa, misalnya kebijakan pemerintah)
Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA)
Pemikiran klasik yang mengatakan bahwa
pembangunan ekonomi daerah yang kaya SDA
akan lebih maju dan masyarakatnya lebih
makmur dibandingkan dengan daerah yang
miskin SDA.
7. 7
Perbedaan Demografis
Ketimpangan ekonomi regional di Indonesia juga
disebabkan oleh perbedaan kondisi geografis
antar daerah. Kondisi ini berpengaruh terhadap
jumlah dan pertumbuhan penduduk, tingkat
kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan,
kedisiplinan, dan etos kerja. Faktor-fator ini
mempengaruhi tingkat pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan dan
penawaran.
Kurang lancarnya Perdagangan antar Daerah
Kurang lancarnya perdagangan antara daerah
(intra-trade) juga merupakan faktor yang turut
menciptakan ketimpangan ekonomi regional
8. Peran Pemerintah dalam
Pembangunan Ekonomi Daerah
8
Problema negara terbelakang adalah sedemikian
besarnyansehingga problema itu tidak dapat
diserahkan begitu saja kepada mekanisme bebas
kekuatan-kekuatan ekonomi.NPeran pemerintah
dalam pembnagunan ekonomi daerah adalah sebagai
berikut:
Entrepreneur
Peran pemerintah daerah sebagai entrepreneur, adalah
merupakan tanggung jawab untuk menjalankan suatu
usaha bisnis di daerahnya.
Koordinator
Pemerintah daerah harus mampu bertindak sebagai
koordinator dalam pembangunan ekonomi di daerahnya,
yaitu melalui penetapan kebijakan-kebijakan atau
mengusulkan strategi-strategi pembangunan ekonomi
9. 9
Fasilitator
Pemerintah daerah dapat berperan sebagai
fasilitator dengan cara mempercepat
pembagunan melalui perbaikan lingkungan
attitudinal (perilaku atau budaya masyarakat)
didaerahnya.
Stimulator
Pemerintah daerah dapat berperan sebagai
stimulan dalam penciptaan dan pengembangan
usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang
dapat mempengaruhi dunia usaha untuk masuk
ke daerah tersebut dan menjaga agar
perusahaan-perusahaan yang telah ada tetap
eksis berada di daerah tersebut.
10. Pembangunan ekonomi regional
10
Apabila dilihat dari tingkat makro pembangunan
ekonomi nasional memberikan hasil positif, hal ini
terlihat dari peningkatan pendapatan per kapita
masyarakat dari $50 (tahun 1960-an) menjadi $ 1000
(tahun 1990)
Namun apabila dilihat dari tingkat meso atau mikro
pembangunan selama masa Orde Baru menimbulkan
kesenjangan distribusi pendapatan masyarakat dan
kesenjangan ekonomi daerah/provinsi
Ada beberapa indikator yang digunakan dalam
menganalisis development gap antar propinsi al:
Distribusi PDB menurut propinsi
Tingkat ketimpangan ekonomi antar propinsi di wilayah
Indonesia bagian barat ternyata lebih rendah dibanding
ketimpangan daerah rata-rata di Indonesia
11. 11
Variasi Konsumsi RT per kapita antar provinsi
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita merupakan alat ukur
untuk melihat perbedaan tingkat pembangunan ekonomi atau
kesejahteraan masyarakat antar propinsi
Berdasarkan hipotesis, semakin tinggi pendapatan per kapita suatu
daerah, semakin tinggi pengeluaran konsumsi daerah tersebut dengan
asumsi: saving behaviour dan pangsa kredit didalam pengeluaran
konsumsi konstan
Human Development Index
Hipotesis, semakin baik pembangunan di suatu wilayah semakin tinggi
HDI di wilayah tersebut
Kontribusi Sektoral terhadap PDRB
Hipotesis, semakin besar peranan sektor ekonomi yang memiliki nilai
tambah tinggi di suatu daerah, seperti industri manufactur, maka
semakin tinggi pula PDRB daerah tersebut.
Struktur Fiskal
Tingkat kemiskinan
12. Faktor-Faktor Penyebab Ketimpangan
12
Beberapa faktor utama yang menyebabkan
terjadinya ketimpangan ekonomi antar propinsi di
Indonesia adalah :
Konsentrasi Kegiatan Ekonomi Wilayah
Daerah dengan konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi
cenderung mempunyai tingkat pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi demikian juga
sebaliknya.
Di Indonesia konsentrasi di jawa, khususnya jawa barat
membawa dampak pula pada migrasi tenaga kerja dari luar
jawa ke jawa
Daerah-daerah di luar jawa khususnya IBT mengalami
pertumbuhan yang rendah, tetapi hal ini tidak selalu
demikian karena prinsip Trickle Down Effects.
Alokasi Investasi