Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip ekonomi syariah seperti jual beli, sewa menyewa, dan hutang piutang yang sah menurut ajaran Islam.
2) Termasuk di dalamnya syarat dan rukun transaksi jual beli dan sewa menyewa yang sah, serta dalil-dalil Alquran dan hadist tentang hutang piutang.
3) Juga disebutkan pedoman dan larangan
3. Jual beli menurut
syara’
perjanjian pertukaran benda dengan
akad yang adil, sepakat dan
menghadirkan keridhoan atar pihak
yang melakukan jual-beli.
RUKUN
• Akad
• Subjek
• Objek (ma’kud
‘alaih)
• Adanya nilai
tukar dan nilai
ganti
SYARAT
• Akad
• Subjek
• objek
dalil
Allah Swt berfirman, “mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”. (Q.S. Al-Baqarah 2 : 275)
JUAL BELI YANG SAH
YANG
DILARANG
4. HAL-HAL YANG DI LARANG DALAM
JUAL-BELI
a) JUAL BELI ORANG GILA
b) JUAL BELI ANAK KECIL
c) JUAL BELI ORANG BUTA
d) JUAL BELI TERPAKSA
e) JUAL BELI FUDHUL
f) JUAL BELI ORANG YANG TERHALANG
g) JUAL BELI MALJA’
5. Sewa menyewa
(ijaroh)
Imbalan yang harus diterima oleh
seseorang atas jasa yang telah di
berikannya
Syarat dan rukun
• Orang yang menyewa dan yang
menyewakan harus balligh dan
berakal
• Atas kesepakatan bukan paksaan
• Yang menyewakan memiliki hak
penuh terhadap barang
• Barang telah ditentukan dan di cek
• Manfaat benda yang di sewakan harus
diketahui kedua pihak
• Waktu yang jelas
• Penentuan harga sepakat
dalam firman Allah Swt. yang artinya: “...dan jika
kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut..” (Q.S. al-Baqarah/2:
DALIL
6. HUTANG-PIUTANG
memberikan sesuatu yang menjadi hak milik
pemberi pinjaman kepada peminjam dengan
pengembalian di kemudian hari sesuai
perjanjian dengan jumlah yang sama
Rukun Hutang Piutang - Ada yang
berhutang /
peminjam /
piutang / debitor
- Ada yang
memberi hutang /
kreditor
- Ada ucapan
kesepakatan
atau ijab qabul
/ qobul
- Ada barang
atau uang yang
akan
dihutangkan
7. Dalil dari Al-Qur’an adalah firman Allah :
ِي
ْفَي ُهَّللاَو ًةَري ِث
َكاًفا َع ْضَ
ا ُه
َل ُه
َف ِعا
َضُي
َفا ًن َس َحا
ًضْر
َق َهَّللا
ُ
ضِر
ْقُييِذ
َّ
لااَذ ْن َمْث
َ
لِلاَو ُُ ُُ
َََْْو
ُ
ضَونُعَْجرُت ِه(245)
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan
lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah
kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)
Nabi MUHAMMAD SAW juga bersabda:
ًةَّرَما َه ِت
َفَذ َص
َ
ك َان
َك َّلاِلا ِنْيَََّرَما
ًضْر
َقاًمِل ْس ُم ُ
ضِر
ْقُي ٍمِل ْس ُم ْن ِما َم
“Setiap muslim yang memberikan pinjaman kepada sesamanya dua kali, maka dia itu
seperti orang yang bersedekah satu kali.” (HR. Ibnu Majah II/812 no.2430, dari Ibnu
Mas’ud . Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Albani di dalam Irwa’ Al-ghalil Fi Takhrij Ahadits
manar As-sabil (no.1389).)
8. Diriwayatkan dari Tsauban, mantan budak Rasulullah,
dari Rasulullah SAW, bahwa Beliau bersabda:
« ِرْي ِك
ْ
لا َن ِم َهَّثَج
ْلا َل َخَذ ٍثَلا
َث ْن ِم ٌيءِرَت َو
ُهَو َذ َس
َج
ْلا ُوحُّرال َق َارَف ْن َمِنَّْْذلاَو ِِو
ُُ
ُع
ْ
لاَو»
“Barangsiapa yang rohnya berpisah dari jasadnya dalam
keadaan terbebas dari tiga hal, niscaya masuk surga:
(pertama) bebas dari sombong, (kedua) dari khianat,
dan (ketiga) dari tanggungan hutang.” (HR. Ibnu Majah
II/806 no: 2412, dan At-Tirmidzi IV/138 no: 1573.
Dan di-shahih-kan oleh syaikh Al-Albani).
9. 1. Hutang piutang harus ditulis dan dipersaksikan
2. Pemberi hutang atau pinjaman tidak boleh mengambil
keuntungan atau manfaat dari orang yang berhutang
3. Melunasi hutang dengan cara yang baik
4. Berhutang dengan niat baik dan akan melunasinya
5. Berupaya untuk berhutang dari orang sholih yang
memiliki profesi dan penghasilan yang halal
6. Tidak berhutang kecuali dalam keadaan darurat atau
mendesak
7. Tidak boleh melakukan jual beli yang disertai dengan
hutang atau peminjaman
8. Jika terjadi keterlambatan karena kesulitan keuangan,
hendaklah orang yang berhutang memberitahukan
kepada orang yang memberikan pinjaman
9. . Menggunakan uang pinjaman dengan sebaik mungkin.
Menyadari, bahwa pinjaman merupakan amanah yang
harus dia kembalikan
10.Diperbolehkan bagi yang berhutang untuk mengajukan
pemutihan atas hutangnya atau pengurangan, dan juga
mencari perantara (syafa’at) untuk memohonnya
11.Bersegera melunasi hutang
12.Memberikan Penangguhan waktu kepada orang yang
sedang kesulitan dalam melunasi hutangnya setelah
jatuh tempo