Teks tersebut merupakan bagian dari bab hasil penelitian dan pembahasan yang mendiskripsikan lokasi penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, dan hasil intervensi tindakan. Diskusi mencakup deskripsi sekolah dan kelas penelitian serta tujuan pendidikan, analisis validitas dan reliabilitas soal tes, serta pelaksanaan dua siklus tindakan kelas untuk meningkatkan pembelajaran fisika.
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
MIN 8 Srengseng Sawah
1. 33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ( Temuan Awal )
1. Diskripsi Lokasi Penelitian
Tempat penelitian adalah MIN 8 Srengseng Sawah, yang di Jl. RM. Kahfi II
no. 49 Rt. 011/08, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mulai beroperasi sejak tahun 1990,
jumlah tenaga pengajar 24 guru Negeri, 2 guru honorer, jumlah karyawan/tata
usaha/pesuruh berjumlah 11 orang. Madrasah dipimpin oleh seorang kepala
madrasah bernama Ibu HJ. Haniah Mase, Lc. M.A.
Pelaksanaan penelitian tentang penggunaan metode eksperimen akan
dilaksanakan di kelas V MIN 8 Srengseng Sawah yang jumlah siswanya 80 siswa
tahun pelajaran 2014-2015. Adapun Visi, Misi, dan Tujuan dari penyelengaraan
pendidikan tersebut adalah:
a. Visi
Unggul dalam Prestasi, Santun dalam Pekerti dan Berilmu Pengetahuan
Berdasarkan Iman dan Taqwa
b. Misi
1) Menyelengarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi
akademik dan non akademik
2) Menyelenggarakan penggalian bakat siswa untuk mencetak generasi generasi
yang berprestasi
3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari ketrampilan-
ketrampilan
4) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu mengaktualisasikan
diri dalam masyarakat
5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai
dengan perkembangan dunia pendidikan serta menyelengarakan tata kelola
madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
2. 34
2. Diskripsi Data Obyek Penelitian
Proses pembelajaran yang berlangsung di MIN 8 Srengseng Sawah cenderung
masih konvensional, artinya dalam melaksanakan pembelajaran masih banyak
menggunakan metode ceramah saja.
Pada awal pembelajaran guru tidak menggunakan apersepsi, guru kurang
membangkitkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, model pembelajaran
kurang menarik, tidak mengkaitkan dengan dunia nyata, guru juga jarang
menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam menjelaskan atau
menyampaikan pelajaran yang bersifat abstrak agar menjadi konkrit sehingga
siswa lebih mudah paham. Hal ini mungkin dapat dimaklumi karena kurangnya
fasilitas dalam penyediaan alat-alat serta media pembelajaran.
Permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran selama ini adalah
sebagai berikut :
a. Guru belum mempergunakan model pembelajaran yang inovatif, lebih banyak
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan tugas.
b. Pembelajaran masih bersifat text book oriented atau orientasi pada buku, belum
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan tidak mengkaitkan
materi pembelajaran dengan dunia nyata.
c. Guru dalam pembelajaran belum mempergunakan alat peraga yang beragam
atau bervariasi dari produk pabrik maupun buatan sendiri.
d. Pengetahuan yang diperoleh siswa kebanyakan hanya bersifat kognitif dan
tidak tahan lama. Proses pembelajaran masih didominasi guru, siswa kurang
terlibat aktif dalam pembelajaran. Nilai prestasi belajar IPA rendah terutama
tentang konsep listrik dimana KKM-KD “Menyajikan Informasi tentang
Pemanfaatan dan Perubahan Energi Listrik” sangat rendah, hanya 55,
sedangkan KKM keseluruhan IPA 70. Hal itu membuktikan dalam KD
“Menyajikan Informasi tentang Pemanfaatan dan Perubahan Energi Listrik”
guru mengalami kesulitan.
3. 35
3. Diskripsi Data Instrumen Penelitian
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item tes ( butir soal ), data
observasi berupa pengamatan pengelolaan belajar dengan metode eksperimen dan
pengamatan aktivitas siswa pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa
pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item tes digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul
mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkan metode pembelajaran dengan metode eksperimen.
a. Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian
berupa tes dan agar mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji
dan dianalisis terlebih dahulu. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran
penelitian yaitu siswa di kelas VI. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
1) Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga
dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari 40 soal yang
diujikan pada siswa kelas VI, 10 soal diantaranya tidak dapat dikerjakan oleh
lebih dari 50% siswa kelas VI. Peneliti memutuskan 10 soal yang dianggap
sukar untuk dibatalkan (gugur), hanya dengan menggunakan 30 soal untuk
dipergunakan sebagai instrumen tes dalam penelitian siklus I. Yang kemudian
akan diuji lebih lanjut dalam perhitungan menggunakan SPSS 22. Hasil
analisis yang diperoleh 7 soal tidak valid dan 23 soal valid. Hasil dari validitas
soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid
Tes Formatif Siswa Siklus I
Soal Valid Soal Tidak Valid
1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30.
4, 7, 19, 20, 23, 25, 26
4. 36
Demikian halnya dengan 40 soal berikutnya yang diujikan pada siswa kelas
VI pada hari kedua. Peneliti memutuskan 10 soal yang dianggap sukar untuk
dibatalkan (gugur) dan hanya dengan menggunakan 30 soal untuk
dipergunakan sebagai instrumen tes dalam penelitian siklus II. Yang
kemudian akan diuji lebih lanjut dalam perhitungan menggunakan SPSS 22.
Hasil analisis yang diperoleh 6 soal tidak valid dan 24 soal valid. Hasil dari
validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.2. Soal Valid dan Tidak Valid
Tes Formatif Siswa Siklus II
Soal Valid Soal Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30.
7, 19, 20, 23, 25, 26.
2) Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya.
Instrumen butir soal tes siklus I yang valid seperti disebutkan dalam tabel 4.1
sejumlah 23 butir soal dianalisis mengunakan SPSS. Hasil perhitungan
diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 853. Nilai ini lebih besar dari
nilai r product moment dalam tabel pada signifikasi 0,05. Dengan uji 2 sisi
dan jumlah data (N = 40), maka di dapat r tabel sebesar 0,444. Oleh karena
nilai r = 0,853 > r tabel = 0,312 maka dapat disimpulkan bahwa item-item
tersebut reliabel. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah
memenuhi syarat reliabilitas.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen
Tes Formatif Siklus I
Sedangkan untuk instrumen butir soal tes siklus II yang valid seperti
disebutkan dalam tabel 4.2 sejumlah 24 butir soal dianalisis mengunakan
SPSS. Hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 876.
Nilai ini lebih besar dari nilai r product moment dalam tabel pada signifikasi
Cronbach's
Alpha N of Items
,579 23
Reliability Statistics
5. 37
0,05. Dengan uji 2 sisi dan jumlah data (N = 40), maka di dapat r tabel sebesar
0,444. Oleh karena nilai r = 0,876 > r tabel = 0,312 maka dapat disimpulkan
bahwa item-item soal tes siklus II tersebut reliabel. Dengan demikian soal-
soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.
Tabel 4.4. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen
Tes Formatif Siklus II
3) Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal.
Bermutu atau tidaknya butir-butir soal hasil tes siswa pertama dapat diketahui
dari derajat kesukaran atau tingkat kesulitan pada masing-masing soal
tersebut. Butir-butir soal hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir
soal yang baik apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar atau tidak
pula terlalu mudah. Dengan kata lain, derajat kesukaran soal tersebut sedang
atau cukup. Tingkat kesulitan soal yang diujikan mempunyai tujuan agar soal-
soal yang diujikan sesuai dengan kemampuan siswa. Akan tetapi, soal
tersebut harus tetap sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk mengukur tingkat kesulitan soal digunakan rumus sebagai berikut:
P =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠
Keterangan:
P = Indeks taraf kesukaran
Cronbach's
Alpha N of Items
,876 24
Reliability Statistics
6. 38
Tabel 4.6 Taraf Kesukaran
Instrumen Soal Tes Formatif
4) Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek
sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 22 soal, berkriteria baik 8 soal. Dengan
demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat-syarat
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Tabel 4.8 Daya Pembeda
Instrumen SoalTes Formatif
Sukar
0.000 - 0,300
Sedang
0,301 - 0,700
Mudah
0,701 - 1,000
Sukar
0.000 - 0,300
Sedang
0,301 - 0,700
Mudah
0,701 - 1,000
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 15,
28, 29, 30.
7, 10, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27.
Siklus I
Siklus II
1, 6, 8, 9, 10,11, 12, 15, 24, 25,
26, 27, 28, 29.
2, 3, 4, 5, 7, 13, 14, 16,1 7, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 30
Klasifikasi ( D ) No. Soal
Sangat Baik
0.701 - 1,000
Baik
0,401 - 0,700
Cukup
0,201 - 0,400
Jelek
0,001 - 0,200
Sangat Jelek
≤ 0.000
10. 16, 17, 18, 19, 20, 23, 27,
29, 30
4, 7, 24, 26, 28.
6, 8.
1, 2, 3, 5, 9, 11, 12, 13, 14,
15, 21, 22, 25,
7. 39
4. Diskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilakukan di kelas V MIN 8 Srengseng Sawah. Proses penelitian metode
eksperimen ini dilakukan sebanyak dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari
dua kali pertemuan ditambah satu kali pertemuan berupa pemberian tes akhir
siklus. Pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
Pertemuan pertama di lakukan pada hari Kamis tanggal 02 Oktober 2014
dan pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa tanggal 07 Oktober 2014.
Pertemuan untuk pemberian tes siklus I pada hari Kamis tanggal 09 Oktober
2014 ( 2 x 35 menit ).
Pelaksanaan penelitian siklus 1 terdiri dari beberapa tahap, antara lain:
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum proses pembelajaran di mulai, pertama-tama adalah menyusun
RPP. Dalam RPP berisi langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
oleh guru dan siswa pada saat proses pembelajaran, RPP inilah yang
nantinya dijadikan acuan pada saat pembelajaran berlangsung, yang
diharapkan dapat diimplementasikan.
2) Menyiapkan instrument penelitian
Setelah menyusun RPP, selanjutnya ialah menyiapkan instrument
penelitian, instrument penelitian ini berisi lembar evaluasi, lembar jawaban.
Instrument penelitian ini adalah alat pengumpulan data yang akan
digunakan untuk mengetahui hasil penelitian pada siklus 1.
3) Menyiapkan alat pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dimulai, terlebih dahulu
menyiapkan alat atau media pembelajaran yang akan digunakan pada saat
pembelajaran dan percobaan berlangsung. Buku pelajaran, alat peraga,
lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan pada siklus 1 pertemuan pertama :
1) Kegiatan Awal (5 menit)
8. 40
Pada awal pembelajaran diawali dengan berdoa yang diikuti semua siswa
dengan tertib. Kemudian dilanjutkan oleh guru dengan mengabsen siswa
dimulai dari absen pertama sampai pada siswa terakhir. Setelah mengabsen
kemudian guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif
dilanjutkan dengan memberikan apersepsi tentang materi konsep listrik
kepada siswa yang dilanjutkan dengan memberikan gambaran umum
tentang materi yang dipelajari. Mengenal rangkaian listrik sederhana dan
sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Setelah memberikan gambaran materi dan pentunjuk pelaksanaan
pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok dengan tidak membedakan jenis kelamin. Adapun
tujuan pengelompokan dengan tidak membedakan jenis kelamin agar
tercipta komunikasi, kerjasama dan pertukakaran pendapat antar siswa.
Sebagai apersepsi, saat guru menunjukkan alat setrika listrik yang sudah
dibawa kemudian menanyakan pada siswa: Siapa yang tahu, ini alat apa ?
Setrika Listrik, dihidupkan dengan menggunakan listrik.
Gambar 4.1 Setrika Listrik
Pegangannya tidak panas disebut isolator, sedangkan alasnya sangat panas
gunanya untuk melicinkan pakaian, namanya konduktor.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Menyebutkan nama-nama
benda yang dapat/tidak dapat dialiri arus listrik
2) Kegiatan Inti.
Tahapan pelaksanaannya digambarkan dalam tabel 4.9.
9. 41
Tabel 4.9. Tahap Kegiatan Inti
Gambar 4.2 Percobaan Rangkaian Listrik Sederhana
3) Kegiatan Akhir
Guru membacakan hasil simpulan, dan sedikit mengulang menjelaskan
percobaan yang telah dilakukan seperti dalam gambar 4.2. Siswa mencatat
simpulan kemudian mengerjakan evaluasi. Mencatat tugas / PR sebagai
tindak lanjut yang disampaikan guru.
c. Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, guru mengkondisikan siswa. Siswa kemudian
berdoa dan duduk rapi di tempatnya masing-masing.
Setelah itu guru menyampaikan apersepsi berupa pertanyaan- pertanyaan
mengenai rangkaian listrik sederhana. Setelah itu guru menyampaikan
Guru mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok
Guru membagikan lembar kerja siswa
Siswa melalukan percobaan konsep listrik LKS, guru berkeliling
mengamati tiap kelompok.
Siswa melakukan percobaan rangkaian listrik sederhana, alat yang
digunakan untuk percobaan konsep listrik adalah Rangkaian listrik
sederhana yaitu suatu rangkaian yang terdiri atas:
· Sumber listrik-Batu baterai
· Kabel sebagai penghantar listrik
· Lampu bohlam 2,5 V - 4 buah
Pembahasan LKS. Guru membimbing hingga sampai simpulan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mengamati benda-benda yang menggunakan energi listrik
serta mencoba pemakaiannya kemudian mengerjakan LKS.
10. 42
tujuan pembelajaran pada siswa, hal ini di lakukan agar siswa mengetahui
tujuan dari mempelajari rangkaian listrik dan sifat magnet.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti ini pertama-tama guru menjelaskan tentang rangkaian
listrik yaitu rangkaian seri dan paralel yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan tenaga listrik. Energy listrik dapat dirubah
dijadikan energy magnet. Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan
oleh guru.
Setelah itu siswa di bagi menjadi 5 kelompok belajar, dimana setiap
kelompok belajar terdiri dari 7-8 siswa. Siswa melakukan percobaan
sederhana tentang rangkaian alat listrik sederhana yaitu rangkaian seri dan
paralel secara berkelompok dengan menggunakan rangkaian kit, siswa
membuktikan apakah benar bahwa lampu tersebut hidup karena energy
listrik.
Gambar 4.3 Rangkaian Listrik Seri dan Paralel
Setelah melakukan percobaan, siswa mengerjakan Lembar Kerja (LK)
secara berkelompok dimana setiap kelompok maju kedepan untuk
membacakan hasil diskusi kelompoknya yang diwakili oleh ketua
kelompoknya.
Setelah itu guru membahas kembali hasil percobaan yang dilakukan oleh
siswa, yang dijadikan sebuah rangkuman untuk siswa. Setelah membuat
rangkuman siswa mengerjakan soal evaluasi yang selanjutnya dikoreksi
bersama-sama dan ditukar dengan teman sebangku.
11. 43
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini guru menyampaikan pesan moral yang berkaitan
dengan materi pembelajaran. Setelah menyampaikan pesan moral guru
menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang, dan mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa.
d. Pelaksanaan postes siklus I
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, guru mengkondisikan kelas dan siswa dipimpin
untuk berdo’a. Setelah selesai berdo’a guru menanyakan kembali materi
pertemuan sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengingatkan siswa pada
materi yang lalu.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan menanyakan materi yang
berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari yaitu tentang rangkaian listrik
dan penggunaanya pada alat elektrik sederhana, dan sedikit menyinggung
materi bahasan magnet.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan evaluasi setelah pembelajaran
tahap yang lalu.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti pertama-tama guru menyampaikan aturan dan tata tertib
dalam mengerjakan tes. Siswa mendengarkan penjelasan guru sambil duduk
rapih. Setelah memberikan penjelasan, guru mengatur tempat duduk masing-
masing siswa. Agar dapat mengerjakan tes dengan jujur dan mandiri.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini guru memberikan pesan moral yang sesuai dengan
materi kejujuran dan menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdo’a.
e. Pengumpulan Data
Dari hasil penelitian siklus 1 yang di laksanakan selama 2 x pertemuan yaitu
pada tanggal 02 dan 07 Oktober 2014, prestasi belajar siswa masih bisa
dikatakan rendah, karena masih banyak siswa yang belum tuntas belajar,
artinya nilai siswa masih banyak yang belum memenuhi KKM 70. Pada siklus
12. 44
1 siswa yang telah memenuhi KKM hanya 17 siswa atau 42,5% sedangkan
sisanya 23 siswa atau 57,5% siswa nilainya masih dibawah standar ketuntasan.
Artinya prestasi belajar siswa masih rendah, sehingga perlu dilakukan upaya
perbaikan pembelajaran lagi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
f. Refleksi
Pada proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 baik pertemuan
pertama maupun pertemuan kedua prestasi belajar siswa masih tergolong rendah
tampak pada hasil tes akkhri siklus I yaitu sebanyak 17 siswa atau 42,5% siswa
telah tuntas belajar, sedangkan untuk motivasi siswa tergolong baik, rata-rata
motivasi siswa yang masuk kategori baik.untuk siklus 1 yaitu 79,12%.
Diagram 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Namun diharapkan guru bisa lebih membangkitkan motivasi belajar siswa
menjadi lebih baik lagi agar prestasi belajar siswa bisa meningkat. Aktivitas
yang dilakukan siswa didalam proses pembelajaran tergolong baik, namun hanya
NILAI JUMLAH SISWA
1. ≥80 8
2. 70 - 79 10
3. 60 - 69 15
4. <60 7
Jumlah 40
Nilai Rata-rata 74
13. 45
beberapa anak saja yang mau bertanya dan aktif menjawab pertanyaan guru.
Sehingga perlu dilakukan perbaikan kembali pada saat pembelajaran di siklus 2.
Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2 dilakukan 2 x pertemuan,
pertemuan pertama di lakukan pada hari Selasa tanggal 21 Oktober 2014 dan
pertemuan kedua dilakukan pada hari Kamis tanggal 23 Oktober 2014. Tes akhir
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 Nopember 2014.
Pelaksanaan penelitian siklus 2 terdiri dari beberapa tahap, antara lain:
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum pelaksanaan pembelajaran siklus 2, maka terlebih dahulu
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP, hal ini dilakukan
untuk mempermudah guru sekaligus sebagai pegangan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Dalam RPP ini terdapat langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa pada saat proses
pembelajaran, berisi lembar kerja siswa, berisi langkah-langkah
eksperimen/percobaan yang akan dilakukan oleh siswa, dan juga berisi soal
evaluasi beserta lembar jawabnya.
2) Menyiapkan instrument penelitian
Setelah menyusun RPP, selanjutnya ialah menyiapkan instrument
penelitian yang terdiri dari lembar kerja siswa, lembar evaluasi siswa, dan
lembar aktivitas siswa. Instrument penelitian ini nantinya digunakan sebagai
alat untuk mencari hasil dari proses pembelajaran pada siklus 2 ini.
3) Menyiapkan alat pembelajaran
Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu disiapkan alat
atau media pembelajaran yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Pada
siklus 2 pertemuan pertama alat atau media yang disiapkan dan digunakan
pada saat percobaan mengubah energi listrik menjadi cahaya dan panas.
Lampu menghasilkan sinar yang dapat memberi manfaat terang, dan setrika
listrik. Sedangkan pada pertemuan kedua, alat atau media yang digunakan
untuk percobaan konsep listrik adalah rangkaian listrik sederhana yang terdiri
14. 46
atas: sumber listrik- kabel sebagai penghantar listrik, elektronik atau alat
listirk yang terdiri disertai bahan pembantu : dua baterai 1,5 volt, dua kabel
kecil, lampu 2,5 volt dan Fiting.
b. Pelaksanaan kegiatan siklus II pertemuan 1
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, guru mengkondisikan siswa. Siswa kemudian
berdoa dan duduk rapi di tempatnya masing-masing. Setelah itu guru
menyampaikan apersepsi berupa penjelasan mengenai listrik sudah menjadi
kebutuhan primer sebagian besar manusia. Aktivitas manusia akan terhambat
jika pengadaan listrik terganggu.
Perubahan Bentuk Energi Listrik Ke Bentuk Energi Lain Energi harus
diubah agar energi yang ada dapat dimanfatkan sesuai kebutuhan manusia.
pertanyaan-pertanyaan mengenai perubahan energi listrik, yaitu cahaya dapat
menghasilkan terang dan dapat di pantulkan.
Setelah memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan inti : (a) guru mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok (b)
guru membagikan lembar kerja siswa (c) siswa mengamati benda-benda
komponen listrik, mengerjakan LKS (d) siswa mengamati benda-benda
yang menggunakan energi listrik serta mencoba pemakaiannya kemudian
mengerjakan LKS. (e) guru membimbing siswa dalam pembahasan LKS
hingga sampai simpulan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (f)
setelah melakukan percobaan, siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
dimana setiap kelompok maju kedepan untuk membacakan hasil diskusi
kelompoknya yang diwakili oleh ketua kelompoknya. Setelah itu guru
membahas kembali hasil percobaan yang dilakukan oleh siswa, yang
dijadikan sebuah rangkuman untuk siswa. Setelah membuat rangkuman
siswa mengerjakan soal evaluasi yang selanjutnya dikoreksi bersama-sama
dan ditukar dengan teman sebangku.
15. 47
Gambar 4.4 Rangkaian Listrik, Voltage Berbeda
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini guru menyampaikan pesan moral yang berkaitan
dengan materi pembelajaran. Setelah menyampaikan pesan moral guru
menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang, dan mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa.
c. Siklus II Pertemuan 2
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, guru mengkondisikan kelas dan siswa dipimpin
untuk berdo’a. Setelah selesai berdo’a guru menanyakan kembali materi
pertemuan sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengingatkan siswa pada
materi yang lalu.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan menanyakan materi yang
berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang sifat cahaya yang
keempat, cahaya dapat dibiaskan. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pembelajaran tentang konsep
listrik yang terakhir, yaitu energi listrik dapat dirubah menjadi sinar terang.
Pada saat guru memberikan penjelasan mengenai sifat cahaya dapat
dipantulkan, siswa mendengarkan penjelasan guru dan membuat catatan.
16. 48
Gambar 4.5 Percobaan Rangkaian Listrik
Setelah memberikan penjelasan materi, guru membagi siswa sesuai
kelompok belajarnya untuk melakukan percobaan dan mengerjakan LKS.
Siswa melakukan percobaan sederhana yaitu melakukan percobaan
rangkaian listrik seri dan paralel dengan kekuatan voltage sumber listrik yang
berbeda, dengan cara menyediakan 2 batu baterai, 2 bohlam dan kabel.
Setelah melakukan percobaan siswa mengisi LKS. Setelah selesai
membacakan hasil diskusi kelompok, guru menyempurnakan hasil diskusi
siswa dengan memberikan rangkuman pembelajaran. Setelah memberikan
rangkuman pembelajaran guru membagikan lembar evalusi kepada siswa.
Setelah siswa selesai memngerjakan evaluasi, lembar evaluasi ditukar
dengan teman sebangku untuk dicocokkan dan dikoreksi.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini guru melakukan penguatan materi berupa
pengulangan kembali materi yang telah diajarkan secara singkat dan
memberikan pesan moral yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Setelah itu guru mengakhiri proses pembelajaran dengan membaca do’a
bersama-sama.
d. Siklus II Pertemuan untuk pelaksanaan evaluasi
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini, guru mengkondisikan kelas dan siswa dipimpin
untuk berdo’a. Setelah selesai berdo’a guru menanyakan kembali materi
pertemuan sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengingatkan siswa pada
materi yang lalu.
17. 49
Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan menanyakan materi yang
berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari yaitu tentang rangkaian listrik
dan penggunaanya pada alat elektrik sederhana, dan sedikit menyinggung
materi bahasan magnet.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan evaluasi setelah pembelajaran
tahap yang lalu.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti pertama-tama guru menyampaikan aturan dan tata tertib
dalam mengerjakan tes. Siswa mendengarkan penjelasan guru sambil duduk
rapih. Setelah memberikan penjelasan, guru mengatur tempat duduk masing-
masing siswa. Agar dapat mengerjakan tes dengan jujur dan mandiri.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini guru memberikan pesan moral yang sesuai dengan
materi kejujuran dan menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdo’a.
e. Pengumpulan Data
Dari hasil penelitian siklus II yang di laksanakan selama 2 x pertemuan
yaitu pada tanggal 21 dan 23 Oktober 2014, prestasi belajar siswa meningkat
dibandingkan hasil belajar pada siklus I, karena pada siklus II jumlah siswa
yang telah memenuhi KKM 70 mencapai jumlah 38 siswa atau 95%
sedangkan siswa yang belum tuntas belajar hanya 2 siswa atau 5%. Artinya
prestasi belajar siswa berhasil ditingkatkan
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
.
NILAI JUMLAH SISWA
1. ≥80 24
2. 70 - 79 14
3. 60 - 69 2
4. <60 0
Jumlah 40
Nilai Rata-rata 88
18. 50
f. Refleksi
Pada proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II baik pertemuan
pertama maupun pertemuan kedua berhasil meningkatkan prestasi belajar
siswa terlihat pada tes akhir siklus II, adanya peningkatan motivasi dan
prestasi siswa jika dibandingkan pada siklus I. Prestasi belajar siswa
meningkat, yaitu sebanyak 38 siswa atau 95% siswa nilainya telah memenuhi
KKM 70. Aktivitas siswa pun terlihat aktif, banyak siswa yang mulai aktif
bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru dan berdiskusi dengan teman
kelompoknya. Terlihat pada diagram berikut:
Diagram 4.2 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian siklus I dan siklus II yang dilakukan selama 8 x 35
menit atau 4 kali pertemuan, diperoleh data sebagai berikut :
1. Peningkatan motivasi belajar
Peningkatan motivasi belajar siswa ini dikarenakan adanya proses
pembelajaran yang efektif selama proses pembelajaran, siswa aktif bertanya pada
guru, adanya percobaan yang dilakukan oleh siswa dan juga adanya penghargaan
yang membuat siswa termotivasi untuk aktif berpartisipasi selama pembelajaran
berlangsung. Siswa secara bergantian menanyakan hal-hal yang belum jelas
kepada guru sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik tentang materi yang
telah diajarkan oleh guru, dengan meningkatnya motivasi siswa dari siklus ke
siklus berdampak pada suasana kelas yang menjadi lebih ramai, karena
19. 51
kebanyakan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga suasana
kelas terlihat lebih hidup.
2. Hasil prestasi belajar siswa
Berikut adalah hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II
Tabel 4.3 Hasil prestasi belajar siswa siklus I dan II
Diagram 4.3 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan pada tabel diatas terlihat adanya peningkatan prestasi belajar
siswa pada siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang telah memenuhi KKM
70 adalah 17 siswa atau 42,5% sedangkan pada siklus II prestasi belajar siswa
meningkat, siswa yang nilainya telah memenuhi KKM 70 adalah 38 siswa atau
95% siswa. Artinya pembelajaran IPA pada kompetensi dasar mendeskripsikan
konsep listrik dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa di kelas V MIN 8 Srengseng Sawah. Untuk lebih jelasnya
AWAL I II
1 ≥80 2 7 23
2 70 - 79 2 10 14
3 60 - 69 8 15 3
4 <60 28 8 0
40 40 40
58 74 88
Jml
Siswa
No. NILAI
Jumlah
Nilai Rata-rata
Jml
Siswa
Jml
Siswa
20. 52
dapat dilihat pada tabel perbandingan peningkatan prestasi belajar siswa pada
awal sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu prestasi belajar siswa pada
siklus I dan siklus II.
Berdasarkan hasil analisis data yang ada dapat dilihat adanya peningkatan yang
signifikan pemahaman siswa kelas V MIN 8 Srengseng Sawah tentang konsep
listrik pada pembelajaran IPA. Peningkatan tersebut antara lain :
a. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa timbul kreativitasnya untuk melakukan percobaan-percobaan pada
pembelajaran IPA.
c. Siswa tidak malu bertanya dan sudah mulai berani berpendapat.
d. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru.
e. Siswa lebih aktif mengerjakan tugas-tugas dari guru.
f. Rasa ingin tahu terhadap pembelajaran IPA semakin besar.
Perbandingan nilai kondisi awal sebelum PTK, nilai siklus I dan nilai siklus
II, terlihat semakin meningkat seperti terlihat pada tabel dan diagram di
bawah ini :
Tabel 4.4 Perbandingan hasil prestasi belajar siswa pada
pretes dan postes
1 ≥80 2 5,00 7 17,50 24 60,00
2 70 - 79 2 5,00 10 25,00 14 35,00
3 60 - 69 8 20,00 15 37,50 2 5,00
4 <60 28 70,00 8 20,00 0 0,00
40 100 40 100 40 100
58 74 88
Siklus II
Jml
Siswa
%
Jumlah
Nilai Rata-rata
No. NILAI
Kondisi Awal
Jml
Siswa
%
Siklus I
Jml
Siswa
%
21. 53
Diagram 4.4 Perbandingan hasil prestasi belajar siswa pada
kondisi awal, siklus I hingga Siklus II
Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep listrik siswa kelas V MIN 8
Srengseng Sawah, pada pembelajaran IPA melalui pendekatan eksperimen ada
peningkatan yang tampak jelas terbukti dari nilai rata-rata pada kondisi awal 58,
pada siklus I menjadi 74 dan pada siklus II naik menjadi 88, yang berarti pula
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik.
3. Nilai Normal Gain (N-Gain)
Berdasarkan hasil uji beda rata-rata posttest, terlihat bahwa rata-rata nilai kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan yang dikenai pada kelas eksperimen lebih efektif dibandingkan kelas
kontrol. Untuk memperkuat keefektifan pada kelas eksperimen, maka dapat
dianalisis dengan dilakukannya uji normalitas gain. Analisis hasil uji normalitas
gain untuk melihat efektivitas model pembelajaran yang digunakan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. Nilai peroleh N-Gain dari Kelas VIII dijelaskan secara rinci
pada lampiran . berikut ini adalah tabel distribusi frekuensinya. Nilai perolehan N-
Gain dari kelas Problem Based Learning dan Cooperative Learning dijelaskan
secara rinci pada Lampiran 8 dan 9. Berikut ini adalah diagram nilai rata-rata gain
kedua kelas. Hasil uji normalitas gain kelas eksperimen menunjukan bahwa rata-
22. 54
rata kelas eksperimen mengalami kenaikan sebesar 0,67 yang berarti N-gain rata-
rata kelas eksperimen termasuk peningkatan kategori sedang. Siswa yang
mempunyai hasil belajarnya naik dengan kategori tinggi sebanyak 13 siswa, sedang
sebanyak 11 siswa dan rendah sebanyak 2 siswa. Tabel N-gain menunjukkan bahwa
semua atau 100% siswa mengalami kenaikan hasil belajar.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel frekuensi kategori uji normalitas gain di
bawah ini.