SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
MAKALAH
EVALUASI KINERJA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Dosen Pengampu : Ade Fauji, SE., MM
Di Susun Oleh
Ratu Alfany
11140560
7P-MSDM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA
BANTEN
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyusun Makalah ini sebagai tugas dari Matakuliah Evaluasi Kinerja.
Makalah ini diharapkan Sebagai sumbangan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu pengembangan sumber daya manusia dan
matakuliah evaluasi kinerja dan menjadi masukan informasi bagi perusahaan
dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan kinerja.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini
memberikan manfaat yang besar bagi kita semua, Amin.
Serang, 19 November 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kinerja SDM .............................................................................................. 4
2.2 Pengukuran Kinerja (HR Scorecard) ......................................................... 8
2.3 Motivasi dan Kepuasan.............................................................................. 14
2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM................................ 19
2.5 Membangun Kapabilitas Kompetensi SDM ............................................. 25
2.6 Konsep Audit Kinerja ................................................................................ 26
2.7 Pelaksanaan Audit Kinerja......................................................................... 31
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 33
3.2 Saran........................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan
bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya
manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan.
Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang
berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal
kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang
harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok,
sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan
mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak
sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.
Peranan seorang atasan / pemimpin mempunyai peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang
efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan
organisasi.
Pemimpin harus dapat memobilisasi sebuah tim, proses pekerjaan harus
dapat dikembangkan dan proses sumber daya manusia harus menjadi fokus
utama. Perubahan dan peningkatan peran fungsi sumber daya manusia
sangat esensial untuk mendukung keberhasilan organisasi.
Pengelolaan sumber daya manusia terkait dan mempengaruhi kinerja
organisasional dengan cara menciptakan nilai atau menggunakan keahlian
sumber daya manusia yang berkaitan dengan praktek manajemen dan
2
sasarannya cukup luas, tidak hanya terbatas karyawan oiperasional semata,
namun juga meliputi tingkatan manajerial.
Sumber daya manusia sebagai penggerak organisasi banyak
dipengaruhi oleh perilaku para pesertanya (partisipannya) atau aktornya.
Keikutsertaan sumber daya manusia dalam organisasi diatur dengan adanya
pemberian wewenang dan tanggung jawab. Merumuskan wewenang dan
tanggung jawab yang harus dicapai karyawan dengan standar atau tolak
ukur yang telah ditetapkan dan disepakati oleh karyawan dan atasan.
Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja
dan standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang
sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu tertentu.
Untuk mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik, diperlukan berbagai
cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi yaitu
dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.
Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi
yang diinginkan termasuk organisasi terutama berkaitan dengan peningkatan
kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Keterlibatan atasan dalam pekerjaan dan power kepemimpinan yang
efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua
pegawai dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Dengan
demikian, keterlibatan dan power atasan dalam keterlibatan pekerjaan dapat
menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja pegawai ..
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah kinerja SDM ?
2. Seperti apakah HR Scorecard ?
3
3. Apakah pengertian motivasi dan kepuasan kerja ?
4. Bagaimana mengelola potensi kecerdasan dan emosional SDM ?
5. Bagaimana membangun kapabilitas kompetensi SDM ?
6. Seperti apakah konsep audit kinerja ?
7. Bagaiman pelaksanaan Audit Kinerja ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu n:
1. Untuk mengetahui apakah kinerja SDM ?
2. Untuk mengetahui seperti apakah HR Scorecard ?
3. Untuk mengetahui apakah pengertian motivasi dan kepuasan kerja ?
4. Untuk mengetahui bagaimana mengelola potensi kecerdasan dan
emosional SDM ?
5. Untuk mengetahui bagaimana membangun kapabilitas kompetensi
SDM ?
6. Untuk mengetahui seperti apakah konsep audit kinerja ?
7. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Audit Kinerja ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kinerja Sumber Daya Manusia
2.1.1 Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang
pegawai diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun
pendapat para ahli mengenai pengertian kinerja, sebagai berikut :
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67) mengemukakan
bahwa:
”Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”
Menurut Sedarmayanti (2011:260) mengungkapkan bahwa :
“Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti Hasil
kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi
secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat
ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan
dengan standar yang telah ditentukan).”
Menurut Wibowo (2010 : 7) mengemukakan bahwa :
“Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai
dari pekerjaan tersebut.”
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa
kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai
sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dalam kurun
waktu tertentu.
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai tentunya ditentukan
oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung
ataupun tidak langsung.
Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67) menyatakan bahwa:
5
“Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Sedangkan
menurut Keith Davis dalam Anwar prabu Mangkunegara (2009:67)
dirumuskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
adalah :
Human Performance = Ability + Motivation
Motivation = Attitude + Situation
Ability = Knowledge + Skill
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +
Skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 –
120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia
akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh
karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya (the right man on the right place, the right
man on the right job).
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan
diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi
(tujuan kerja).
Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri
pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap
secara psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan dan situasi).
Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik,
memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta
mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
6
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari dalam individu
pegawai maupun dari luar individu. Tinggal bagaimana kebijakan
organisasi mampu menyelaraskan antara faktor-faktor tersebut.
2.1.3 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan faktor kunci dalam mengembangkan
potensi pegawai secara efektif dan efisien karena adanya kebijakan
atau program yang lebih baik atas sumberdaya manusia yang ada di
dalam suatu organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat
bagi pertumbuhan organisasi secara keseluruhan.
Menurut Bernardin dan Russel yang diterjemahkan oleh Khaerul
Umam (2010:190-191), mengemukakan bahwa:
“Penilaian kinerja adalah cara mengukur kontribusi individu
(karyawan) pada organisasi tempat mereka bekerja”.
Menurut Sedarmayanti (2011:261), mengemukakan bahwa:
“Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk memeriksa/mengkaji
dan mengevaluasi secara berkala kinerja seserang.”
2.1.4 Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Syafarudin Alwi yang dikutip oleh Khaerul Umam
(2010:191), mengemukakan bahwa:
Secara teoritis, tujuan penilaian kinerja dikategorikan sebagai suatu
yang bersifat evaluation dan development.
Suatu yang bersifat evaluation harus menyelesaikan:
a) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi
b) Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision
c) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem
seleksi
Sedangkan yang bersifat development Penilai harus menyelesaikan:
a) Prestasi real yang dicapai individu
b) Kelemahan-kelemahan individu yang menghambat kinerja
7
c) Prestasi-prestasi yang dikembangkan
Menurut Sedarmayanti (2011:262) menjelaskan bahwa tujuan
penilaian kinerja adalah:
1. Meningkatkan kinerja karyawan dengan cara membantu
mereka agar menyadari dan menggunakan seluruh potensi
mereka dalam mewujudkan tujuan organisasi.
2. Memberikan informasi kepada karyawan dan pimpinan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan pekerjaan.
Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa penilaian kinerja
merupakan serangkaian proses untuk mengevaluasi proses atau
hasil kerja seorang pegawai untuk memudahkan pimpinan
(Kepala Bidang dan Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan) dalam menentukan kebijakan bagi pegawai
tersebut yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatannya.
2.1.5 Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Khaerul Umam (2010:101), mengemukakan bahwa:
Kontribusi hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat
bagi perencanaan kebijakan organisasi.secara terperinci, penilaian
kinerja bagi organisasi adalah:
a) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
b) Perbaikan kinerja
c) Kebutuhan latihan dan pengembangan
d) pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja
e) Untuk kepentingan penelitian pegawai
f) Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai..
Berdasarkan beberapa uraian diatas maka kinerja individual dapat
diukur, dimana pada tingkat individu ini berhubungan dengan
pekerjaan, mengacu kepada tanggungjawab utama. Bidang kegiatan
8
utama atau tugas kunci yang merupakan bagian dari pekerjaan
seseorang. Fokusnya kepada hasil yang diharapkan dapat dicapai
seseorang dan bagaimana kontribusi mereka terhadap pencapaian
target per orang, tim, departemen dan instansi serta penegakan nilai
dasar Instansi.
2.2 Pengukuran Kinerja (HR Scorecard)
Human Resources Scorecard adalah suatu alat untuk mengukur dan
mengelola kontribusi stategik dari peran human resources dalam
menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan.
Menurut Brian E. Becker, Mark A Huselid & Dave Ulrich (2009:7)
human resource scorecard adalah kapasitas untuk merancang dan
menerapkan sistem pengukuran SDM yang strategis dengan
merepresentasikan “alat pengungkit yang penting” yang digunakan
perusahaan untuk merancang dan mengerahkan strategi SDM yang lebih
efektif secara cermat.
Menurut Gary Desler (2006:16) human resource scorecard adalah
mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi human resource dalam
membentuk perilaku karyawan yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan
strategis perusahaan.
Menurut Nurman (2008:1) human resources scorecard adalah suatu alat
untuk mengukur dan mengelola kontribusi strategic dari peran human
resources dalam menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan.
Menurut Riana Sitawati, Sodikin Manaf, & Endah Winarti (2009:5)
human resource scorecard adalah pendekatan yang digunakan dengan
sedikit memodifikasi dari model balance scorecard awal yang saat ini paling
umum digunakan pada tingkat korporasi yang di fokuskan pada strategi
jangka panjang dan koneksi yang jelas pada hasil bisnisnya.
Human resources scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber
daya manusia yang mengaitkan orang – strategi – kinerja untuk
menghasilkan perusahaan yang unggul. Human resources scorecard
9
menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang dapat di
ukur kontribusinya. Human resources scorecard menjabarkan sesuatu yang
tidak berwujud/intangible (leading/sebab) menjadi berwujud/tangible
(lagging/akibat). Human resources scorecard merupakan suatu sistem
pengukuran yang mengaitkan sumber daya manusia dengan strategi dan
kinerja organisasi yang akhirnya akan mampu menimbulkan kesadaran
mengenai konsekuensi keputusan investasi sumber daya manusia, sehingga
investasi tersebut dapat dilakukan secara tepat arah dan tepat jumlah. Selain
itu, human resources scorecard dapat menjadi alat bantu bagi manajer
sumber daya manusia untuk memastikan bahwa semua keputusan sumber
daya manusia mendukung atau mempunyai kontribusi langsung pada
implementasi strategi usaha.
2.2.1 HR Scorecard Sebagai Model Pengukuran Kinerja Sumber Daya
Manusia
Human resources scorecard mengukur keefektifan dan efisiensi
fungsi sumber daya manusia dalam mengerahkan perilaku karyawan
untuk mencapai tujuan strategis perusahaan sehingga dapat
membantu menunjukan bagaimana sumber daya manusia memberikan
kontribusi dalam kesuksesan keuangan dan strategi perusahaan.
Human Resources Scorecard merupakan bagian dari perusahaan.
Human resources scorecard ibarat sebuah bangunan, yang menjadi
bagian dari apa yang kita turunkan dari strategi perusahaan.
Menurut Becker et al. (2001), dasar dari peran sumber daya
manusia yang strategis terdiri dari tiga dimensi rantai nilai (value
chain) yang dikembangkan oleh arsitektur sumber daya manusia
perusahaan, yaitu fungsi, sistem dan perilaku karyawan. Arsitektur
SDM dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
10
Gambar 2.1 Arsitektur Strategi Sumber Daya Manusia
1. Fungsi sumberdaya manusia (The HR Function).
Dasar penciptaan nilai strategi sumber daya manusia adalah
mengelola infrastruktur untuk memahami dan
mengimplementasikan strategi perusahaan.
Biasanya profesi dalam fungsi sumber daya manusia diharapkan
dapat mengarahkan usaha ini. Becker et al (2001) menemukan
bahwa kebanyakan manajer sumberdaya manusia lebih
memusatkan kegiatannya pada penyampaian (delivery) yang
tradisional atau kegiatan manajemen sumber daya manajemen
teknis, dan kurang memperhatikan pada dimensi manajemen
sumber daya manusia yang stratejik. Kompetensi yang perlu
dikembangkan bagi manajer sumber daya manusia masa depan
dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja
organisasi adalah kompetensi manajemen sumber daya manusia
stratejik dan bisnis.
2. Sistem sumber daya manusia (The HR System).
Sistem sumber daya manusia adalah unsur utama yang
berpengaruh dalam sumber daya manusia stratejik. Model sistem
ini yang disebut sebagai High performance work system (HPWS).
Dalam HPWS setiap elemen pada sistem The HR Functin sumber
daya manusia dirancang untuk memaksimalkan seluruh kualitas
human capital melalui organisasi. Untuk membangun dan
11
memelihara persediaan human capital yang berkualitas, HPWS
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengembangkan keputusan seleksi dan promosi untuk
memvalidasi model kompetensi.
b. Mengembangkan strategi yang menyediakan waktu dan
dukungan yang efektif untuk ketermpilan yang dituntut oleh
implementasi strategi organisasi.
c. Melaksanakan kebijaksanaan kompensasi dan manajemen
kinerja yang menarik, mempertahankan dan memotivasi
kinerja karyawan yang tinggi.
Hal diatas merupakan langkah penting dalam pembuatan
keputusan peningkatan kualitas karyawan dalam organisasi,
sehingga memungkinkan kinerja organisasi berkualitas. Agar
sumber daya manusia mampu menciptakan value, organisasi perlu
membuat struktur untuk setiap elemen dari sistem sumber daya
manusia dengan cara menekankan, mendukung HPWS.
3. Perilaku karyawan (Employee Behaviour).
Peran sumber daya manusia yang stratejik akan memfokuskan
pada produktivitas perilaku karyawan dalam organisasi. Perilaku
stratejik adalah perilaku produktif yang secara langsung
mengimplementasikan strategi organisasi. Strategi ini terdiri dari
dua kategori umum seperti :
a. Perilaku inti (core behaviour) adalah alur yang langsung
berasal dari kompetensi inti perilaku yang didefinisikan
organisasi. Perilaku tersebut sangat fundamental untuk
keberhasilan organisasi.
b. Perilaku spesifik yang situasional yang essential sebagai key
point dalam organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis.
Mengintegrasikan perhatian pada perilaku kedalam
keseluruhan usaha untuk mempengaruhi dan mengukur
12
kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi
merupakan suatu tantangan.
2.2.2 Manfaat Human Resource Scorecard
Human resources scorecard memberikan manfaat yaitu
menggambarkan peran dan kontribusi sumber daya manusia kepada
pencapaian visi perusahaan secara jelas dan terukur, agar profesional
sumber daya manusia mampu dalam mengendalikan biaya yang
dikeluarkan dan nilai yang dikontribusikan dan memberikan gambaran
hubungan sebab akibat. Adapun menurut Bryan E.Becker (2009:80-
82) sebagai berikut :
1. Memperkuat perbedaan antara HR do able dan HR deliverable
Sistem pengukuran SDM harus membedakan secara jelas antara
deliverable, yang mempengaruhi implementasi strategi, dan do
able yang tidak. Sebagai contoh, implementasi kebijakan bukan
suatu deliverable hingga ia menciptakan perilaku karyawan yang
mendorong implementasi strategi. Suatu sistem pengukuran SDM
tepat secara kontinu mendorong professional SDM untuk berfikir
secara strategis serta secara operasional.
2. Mengendalikan biaya dan menciptakan nilai
SDM selalu di harapkan mengendalikan biaya bagi perusahaan.
Pada saat yang sama, memainkan peran strategis berarti SDM
harus pula menciptakan nilai. HR Scorecard membantu para
manajemen sumber daya manusia untuk menyeimbangkan secara
efektif kedua tujuan tersebut. Hal itu bukan saja mendorong para
praktisi untuk menghapus biaya yang tidak tepat, tetapi juga
membantu mereka mempertahankan “investasi” dengan
menguraikan manfaatpotensial dalam pengertian kongkrit.
3. HR Scorecard mengukur leading indicators
Model kontribusi strategis SDM kami menghubungkan
keputusan-keputusan dan sistem SDM dengan HR deliverable,
13
yang selanjutnya mempengarui pendorong kinerja kunci dalam
implementasi perusahaan. Sebagaimana terdapat leading dan
lagging indicator dalam sistem pengukuran kinerja seimbang
keseluruhan
perusahaan, di dalam rantai nilai SDM terdapat pendorong
(deliver) dan hasil (outcome). Hal ini bersifat essensial untuk
memantau keselarasan antara keputusan-keputusan SDM dan
unsur-unsur sistem yang mendorong HR deliverable. Menilai
keselarasan ini memberikan umpan balik mengenai kemajuan
SDM menuju deliverable tersebut dan meletakan fondasi bagi
pengaruh strategi SDM.
HR Scorecard menilai kontribusi SDM dalam implementasi
strategi dan pada akhirnya kepada “bottom line”. Sistem
pengukuran kinerja strategi apapun harus memberikan jawaban
bagi chief HR officer atas pertanyaannya, “apa kontribusi SDM
terhadap kinerja perusahaan?” efek kumulatif ukuran - ukuran HR
deliverable pada scorecard harus memberikan jawaban itu. Para
manajer SDM harus memiliki alasan strategi yang ringkas,
kredibel dan jelas, untuk semua ukuran deliverable. Jika alasan itu
tidak ada, begitu pula pada ukuran itu tidak ada. Pada manajer lini
harus menemukan ukuran deliverable ini sekredibel seperti yang
dilakukan manajer SDM, sebab matrik-matriks itu
merepresentasikan solusi - solusi bagi persoalan bisnis, bukan
persoalan SDM.
4. HR Scorecard memungkinkan professional SDM mengelola
secara efektiftanggung jawab strategi mereka. HR Scorecard
mendorong sumber daya manusia untuk fokus secara tepat pada
bagaimana keputusan mereka mempengaruhi keberhasilan
implementasi strategi perusahaan. Sebagaimana kami menyoroti
pentingnya “fokus strategis karyawan” bagi keseluruhan
perusahaan, HR Scorecard harus memperkuat fokus
14
strategis para manajer SDM dan karena para professional SDM
dapat mencapai pengaruh strategis itu sebagian besar dengan cara
mengadopsi perspektif sistemik dari pada dengan cara
memainkan kebijakan individual, scorecard mendorong mereka
lebih jauh untuk berfikir secara sistematis mengenai strategi
SDM.
5. HR Scorecard mendorong Fleksibilitas dan perubahan.
Kritik yang umum terhadap sistem pengukuran kinerja ialah
sistem ini menjadi terlembagakan dan secara actual merintangi
perubahan. Strategi - strategi tumbuh, organisasi perlu bergerak
dalam arah yang berbeda, namun sasaran - sasaran kinerja yang
sudah tertinggal menyebabkan manajer dan karyawan ingin
memelihara status quo. Memang, salah satu kritik terhadap
manajemen berdasarkan pengukuran ini ialah bahwa orang-orang
menjadi trampil dalam mencapai angka-angka yang diisyaratkan
dalam sistem nama dan mengubah pendekatan manajemen
mereka ketika kondisi yang bergeser menuntutnya. HR Scorecard
memunculkan fleksibilitas dan perubahan, sebab ia fokus pada
implementasi strategi perusahaan, yang akan secara konstan
menuntut perubahan. Dengan pendekatan ini, ukuran-ukuran
mendapat makna yang baru.
2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja
1. Motivasi
Pada dasarnya ada 3 karakteristik pokok motivasi, yaitu :
a. Usaha
Karakteristik utama dari motivasi, yaitu usaha, menunjuk kepada
kekuatan perilaku kerja seseorang atau jumlah yang ditunjukkan
oleh seseorang dalam pekerjaanya. Tegasnya, hal ini melibatkan
berbagai macam kegiatan atau upaya baik yang nyata maupun yang
kasat mata.
15
b. Kemauan kuat
Karakteristik pokok motivasi yang kedua menunjuk kepada
kemauan keras yang ditunjukkan oleh seseorang ketika
menerapkan usahanya kepada tugas – tugas pekerjaannya. Dengan
kemauan yang keras, maka segala usaha akan dilakukan.
Kegagalan tidak akan membuatnya patah arang untuk terus
berusaha sampai tercapainya tujuan.
c. Arah atau Tujuan
Karakteristik motivasi yang ketiga berkaitan denga arah yang dituju
oleh usaha dan kemauan keras yang dimiliki oleh seseorang.
Dengan melihat ketiga karakteristik pokokmotivasi diatas maka
motivasi dapat didefinisikan sebagai “Keadaan dimana usaha dan
kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil –
hasil atau tujuan tertentu.”
2. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat
positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu
pekerjaan atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja merupakan sikap
umum seorang karyawan terhadap pekerjaannya.
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak sesuatu yang
seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang sebenarnya
dia terima. Kepuasan kerja merupakan pernyataan emosional yang
positif yang merupakan hasil evaluasi dari pengalaman kerja.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang
terhadap situasi dan kondisi kerja.
2. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tidak
puas (negatif). Bila secara emosional puas berarti kepuasan kerja
tercapai dan sebaliknya bila tidak aka berarti karyawan tidak puas.
16
3. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut
membandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh
dari hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari
hasil kerjanya.
4. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang berhubungan.
2.3.1 Teori Motivasi dan Kepuasan
Ada beberapa teori tentang motivasi dan kepuasan kerja,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Discrepancy Theory
Teori ini menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan selisih
atau perbandingan antara harapan dengan kenyataan.
2. Equity Theory
Teori ini mengatakan bahwa karyawan atau individu akan merasa
puas terhadap aspek – aspek khusus dari pekerjaan mereka.
Misalnya gaji/upah, rekan kerja, dan supervisi.
3. Opponent Theory – Process Theory
Teori ini menekankan pada upaya seseorang dalam
mempertahankan keseimbangan emosionalnya.
4. Teori Maslow
Menurut Maslow, kebutuhan manusia berjenjang atau bertingkat,
mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai yang paling
tinggi. Tingakatan – tingakatan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
· Kebutuhan fisiologis
· Kebutuhan keamanan dan keselamatan
· Kebutuhan akan rasa memiliki
· Kebutuhan untuk dihargai
· Kebutuhan akan aktualisasi diri
5. Teori ERG Alderfer
17
Alderfer membagi hierarki kebutuhan manusia menjadi 3
tingakatan, yaitu :
· Eksistensi
· Keterkaitan kebutuhan – kebutuhan akan adanya hubungan
sosial dan interpersonal yang baik
· Pertumbuhan
· Teori dua faktor dari Herzberg
Teori ini memandang kepuasan kerja berasal dari keberadaan
motibator intrinsik dan bahwa kepuasan kerja berasal dari
ketidak-adaan faktor – faktor ekstrinsik.
6. Teori Mc Clelland
Mc Clelland mengajukan teori kebutuhan motivasi yang
dipelajari, yaitu teori yang menyatakan bahwa seseorang dengan
suatu kebutuhan yang kuat akan termotivasi untuk menggunakan
tingkah laku yang sesuai guna memuaskan kebutuhannya. Tiga
kebutuhan yang dimaksud adalah :
· Kebutuhan berprestasi
· Kebutuhan berafiliasi
· Kebutuhan akan kekuasaan
2.3.2 Peran Motivasi Dalam Kinerja
Salah satu pendekatan yang paling tua dan paling abadi untuk
mempelajari motivasi didasarkan atas dasar pikiran bahwa perilaku
dimotivasi oleh kebutuhan dasar manusia.Hipotesis yang terkait
adalah bahwa ciri-ciri kepribadian tertentu adalah penentu penting
usaha atau upaya kerja.Kedua kebutuhan dan karakteristik kepribadian
adalah variabel perbedaan individu yang tidak dapat diamati secara
langsung; mereka disimpulkan dari perilaku yang diamati. Pegawai
yang merasa puas dalam bekerja, yaitu mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
18
1. Selalu datang tepat waktu, artinya pegawai tersebut menghargai
pekerjaannya dan bertanggung jawab atas tugas yang harus
dikerjakannya.
2. Senang dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu pekerja dalam
bekerja berusaha menyukai pekerjaan yang dikerjakannya.
3. Tidak mengeluh terhadap tugas dan pekerjaan yaitu selalu dapat
menerima pekerjaan yang baru dan sulit dengan lapang dada.
4. Selalu semangat dalam bekerja yaitu pegawai dalam bekerja
mempunyai suatu energi yang penuh dalam bekerja.
5. Betah berada di tempat kerja yaitu karyawan merasa nyaman
berada di tempat kerja.
6. Mempunyai hubungan harmonis dengan pegawai lain dan
atasannya.
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:
1. Kondisi Kerja
Artinya jika seluruh kebutuhan seseorang untuk bekerja terpenuhi
baik itu dari bahan yang dibutuhkan ataupun dari lingkungan
yang menunjang maka kepuasan kerja akan terjadi.
2. Peraturan
Budaya serta karakteristik yang ada dalam organisasi tersebut,
yang jika peraturan dalam menjalankan pekerjaannya dapat
mendukung terhadap pekerjaannya maka karyawan atau para
pekerja akan merasakan kepuasan kerja.
3. Kompensasi dari pekerjaannya yang seimbang dengan pekerjaan
yang telah ia lakukan.
4. Efisiensi Kerja
Dalam hal ini dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam
pekerjaannya, sehingga apabila kepuasan kerja itu ada salah
19
satunya adalah dengan bekerja sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
5. Peluang Promosi
Yaitu di mana adanya suatu peluang untuk mendapatkan
penghargaan atas prestasi kerja seseorang dimana diberikan
jabatan dan tugas yang lebih tinggi dan disertai dengan kenaikan
gaji. Promosi ini sangat mempengaruhi kepuasan kerja dapat
dihargai dengan dinaikan posisinya disertai gaji yang akan
diterimanya.
6. Rekan Kerja Atau Partner Kerja
Kepuasan kerja akan muncul apabila dalam suatu organisasi
terdapat hubungan yang baik. Misalnya anggota kerja mempunyai
cara atau sudut pandang atau kebiasaan yang sama dalam
melakukan suatu pekerjaan sehingga dalam bekerja juga tidak ada
hambatan karena terjalin hubungan yang baik.
Sedangkan dalam pandangan Islam kepuasan kerja itu terjadi
apabila suatu pekerjaan yang dilakukan dapat membantu orang
lain dalam meringankan pekerjaannya, karena“sebaik-baiknya
manusia adalah yang berguna bagi orang lain”.
2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional
Abad ke 21 merupakan abad persaingan bangsa-bangsa diberbagai
sektor termasuk disektor bisnis. Untuk memenangkan persaingan, setiap
organisasi baik organisasi provit maupun organisasi non provit perlu
memiliki keunggulan kompetitif tertentu dibandingkan dengan pesaingnya.
Keunggulan kompetitif dibentuk melalui berbagai cara seperti menciptakan
produk dengan desain yang unik, penggunaan teknologi modern, desain
organisasi dan pengelolaan sumber daya manusia secara efektif. Pemimpin
organisasi, manajer, para teknolog perlu meningkatkan kecerdasan emosi
agar mampu mendayagunakan SDM secara optimal dalam mencapai
20
kinerja, sehingga mampu mendudukan perusahaan pada posisi persaingan
pasar yang lebih kuat.
Hasil penelitian Daniel Goleman tahun 2000 menyimpulkan bahwa”
Pencapaian kinerja suatu organisasi ditentukan hanya 20 % dari IQ
sedangkan 80 % ditentukan oleh kecerdasan emosi ( EQ-Emotional
Quotient ). Selain Goleman, disimpulkan pula oleh Joan Beck bahwa IQ
seseorang sudah berkembang 50 % sebelum usia 5 tahun, 80 % sebelum 8
tahun dan hanya berkembang 20 % sampai akhir masa remaja sedangkan
kecerdasan emosi ( EQ ) dapat dikembangkan tanpa batas waktu. Frederick
Perls dalam bukunya Psycho-analisa yang mengembangkan pendekatan
“gestalf” berpendapat bahwa kematangan emosi terletak pada bagaimana
seseorang membuka “ego boundary” yakni “pagar egoisme” terhadap orang
lain. Oleh karena itu, pimpinan dan manajer suatu organisasi jika
mengharapkan pencapaian kinerja maksimal di organisasinya, maka upaya
yang paling tepat adalah bagaimana membina diri dan membina SDM
orang-orang yang dipimpinnya untuk memiliki kecerdasan emosi yang baik.
Kecerdasan emosi yang baik adalah suatu keadaan yang mampu memahami
diri dan orang lain secara benar, memiliki jati diri, kepribadian dewasa
mental, tidak iri hati, tidak benci, tidak sakit hati, tidak dendam, tidak
memiliki perasaan bersalah berlebihan, tidak cemas, tidak mudah marah dan
tidak mudah frustrasi.
Mengelola emosi dalam rangka meningkatkan kinerja individu dan
organisasi mutlak diperlukan dalam suatu organisasi baik itu organisasi.
Karena itu amatlah penting bagi kita untuk memahami “apa itu emosi”, apa
itu kinerja, bagaimana mengelola emosi dan apa manfaatnya bagi relasi
dalam hubungan dengan peningkatan kinerja suatu organisasi.
Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya Evaluasi Kinerja SDM
merumuskan emosi sebagai keadaan yang berlangsung lebih dalam yang
menggerakkan kita atau memperingatkan kita apakah kita sadar tentang itu
atau tidak. Pada saat ketegangan emosi seseorang naik maka penggunaan
energi juga ikut meningkat dan peredaran darah menjadi lebih cepat. Dalam
21
situasi seperti ini, sbaiknya kita mengarahkan kembali energi emosi yang
timbul untuk mengerjakan kegiatan yang tidak ada hubungan dengan
penyebab timbulnya emosi. Kita mengalihkan pikiran pada kegiatan lainnya
yang mampu “melupakan” agar emosi menjadi normal, misalnya menarik
nafas dalam-dalam, mengingat kasih setia Tuhan yang memelihara,
melindungi, menaungi, menyertai serta meditasi atau berdoa. Dengan
melakukan hal-hal itu diharapkan kita bisa mampu mengendalikan emosi
kita.
2.4.1 Cara Mengelola Emosi
Mengelola emosi berarti memahami kondisi emosi dengan situasi
yang sedang kita hadapi. Emosi merupakan hasil dari interaksi antara
pikiran, perubahan fisiologis dan perilaku. Dengan demikian,
mengelola emosi dapat dilakukan dengan mengelola faktor-faktor
yang terkait dalam interaksi yang menyebabkan timbulnya emosi.
Patricia Patton menjelaskan beberapa cara dalam hal kita mengelola
emosi sehingga membawa manfaat besar bagi kita dan orang lain sbb:
1. Belajar mengidentifikasi apa yang biasanya memicu emosi dan
respon apa yang biasa kita berikan. Hal ini akan memberikan
informasi tentang tingkah laku kita yang perlu diubah
2. Belajar dari kesalahan. Ketika kita melihat bahwa emosi yang
tidak pas terjadi pada kita, maka kita perlu mengubah hal itu
3. Belajar membedakan segala hal disekitar kita yang dapat
memberikan pengaruh dan yang tidak memberikan pengaruh
sehingga memperoleh keharmonisan batin yang lebih baik
4. Belajar untuk bertanggungjawab terhadap setiap tindakan agar
dapat mengendalikan emosi
5. Belajar mencari kebenaran, bukan membenarkan diri dengan
memahami dan menerima kenyataan untuk menyadari kebutuhan
untuk berubah
22
6. Belajar memanfaatkan waktu secara maksimal untuk
menyelesaikan suatu masalah dengan segera. Hal ini akan
membebaskan kita dari rasa tertekan
7. Belajar menggunakan kekuatan dan kerendahan hati dengan tidak
merendahkan orang lain
Selain pendapat Patricia Patton mengenai cara mengelola emosi
juga pikiran seorang Psikolog yaitu Carolyn Saari kita angkat dalam
rangka memperkaya pemahaman kita mengenai cara mengelola emosi.
Menurut Carolyn EQ adalah bagian dari kompetensi Emosi yang
bertitik berat pada sifat-sifat adaptif dari pengalaman emosional
seseorang. Karena itu untuk bisa dikatakan kompeten secara
emosional, seseorang harus mengembangkan beberapa ketrampilan
yang berhubungan dengan konteks sosial yaitu:
Ketrampilan Contoh
· Pemahaman tentang keadaan emosi
yang dialami
· Dapat membedakan apakah dia
sedang sedih atau gelisah
· Mendeteksi emosi orang lain
· Paham bahwa orang lain sedang
sedih
· Menggunakan kosakata yang
berhubungan dengan emosi dengan tepat
pada konteks sosial dan budaya tertentu
· Dapat menggambarkan situasi
sosial dengan tepat dalam budaya
tertentu ketika mengalami kesusahan
· Sensivitas empati dan simpatik
terhadap pengalaman emosional orang
lain
· Dapat bersifat sensitif kepada orang
lain yang merasakan emosi negatif
· Memahami bahwa keadaan emosional
di dalam tidak harus selalu berhubungan
dengan ekspresi yang tanpak di luar
· Menyadari bahwa seseorang yang
merasa marah bisa mengatur ekspresi
emosinya sehingga kelihatan lebih
netral
· Coping adaptif terhadap emosi negatif
dengan menggunakan strategi
selfregulatory yang dapat mengurangi
durasi dan intensitas dari emosi tersebut
· Mengurangi kemarahan dengan
menghindari situasi yang mengganggu
dan melibatkan diri pada aktivitas yang
dapat membuat diri bisa melepaskan
pikiran terhadap situasi mengganggu
tersebut
· Menyadari bahwa ekspresi emosi
memiliki peranan yang penting dalam
hubungan interpersonal
· Mengetahui bahwa terlalu sering
mengekspresikan kemarahan kepada
seorang teman dapat mengganggu
23
hubungan pertemanan tersebut
· Memandang bahwa keadaan emosi diri
adalah cara seseorang mengatur
emosinya
· Individu ingin merasa bahwa dia bisa
dan mampu melakukan coping secara
efektif terhadap stres
Dalam mengelola emosi diri dan orang lain sebagai upaya
meningkatkan kecerdasan emosi untuk peningkatan kinerja individu
dan produktivitas organisasi dapat kita lakukan melalui beberapa cara
sebagaimana yang ditawarkan Patricia Patton berikut ini:
Ø Jangan meruntuhkan kerja orang lain dengan mengabaikan
prestasi mereka
Ø Jangan menggunakan intimidasi dan ancaman sebagai sarana
pengembangan semangat
Ø Jangan memberikan pelayanan dengan cara mengabaikan
keberadaan orang lain
Ø Jangan menciptakan harapan yang tidak realistik dengan orang
lain
Ø Jangan menggunakan manipulasi dan pemaksaan untuk
mengendalikan orang lain agar patuh
Ø Jangan ingkar janji dengan orang lain sebaliknya berusahalah
memenuhi setiap janji kepada orang lain.
Emil H Tambunan dalam bukunya “Kunci sukses” berpendapat
bahwa untuk menjaga kelancaran komunikasi seorang pemimpin
dengan karyawannya di lingkungan organisasi dan lingkungan kerja
perlu memperhatian beberapa hal dalam berkomunikasi antara lain:
1. Kendalikan lidah baik-baik. Katakan lebih sedikit dari pada yang
terdapat dalam pikiranmu
2. Buatlah janji sedikit mungkin dan berusaha menepatinya Jangan
liwatkan kesempatan menyatakan sesuatu untuk mendorong
seseorang. Pujilah yang baik dan jangan pilih bulu
24
3. Berilah perhatian kepada karyawan, perhatikan pekerjaannya,
kesejahteraan rumah tangganya. Betapa rendahpun status
karyawanmu, anggap dia seorang penting
4. Tunjukkan dirimu seorang optimis, bergembira selalu dan
lemparkan senyum setiap hari. Sembunyikan rasa dongkol yang
terdapat dalam hatimu dan juga kekuatiranmu dan
kekecewaanmu.
5. Terbukalah menerima saran atau kritikan dari karyawanmu.
Bicarakan permasalahan yang menyangkut pekerjaan atau disiplin
tetapi usahakan untuk tidak berdebat.
2.4.2 Manfaat Mengelola Emosi
Manfaat dari upaya mengelola emosi dalam kaitan dengan
kehadiran sebagai pimpinan, manajer dan karyawan dalam sebuah
organisasi dalam rangka meningkatkan produktifitas lembaga adalah:
adanya kemampuan membangun hubungan interpersonal yang sehat
dan efektif, mampu mengendalikan diri dari perilaku orang lain yang
berpotensi memicu emosi, adanya sikap obyektif dan mawas diri yang
kuat, adanya kemampuan mengendalikan diri dalam menghadapi
situasi apapun, mampu membangun relasi kerja sehingga iklim kerja
dalam organisasi tetap kondusif, membangun saling percaya dan
saling mendukung melalui program kerja dan struktur organisasi
efektif dan efisien.
Pimpinan dan manajer yang brilyan sekalipun, jika tidak memiliki
ketrampilan berkomunikasi yang efektif dan produktif dalam
membangun hubungan kerja, maka mereka sulit mencapai tujuan
organisasi. Agar tercipta hubungan kerja yang harmonis dan efektif
pimpinan dan manajer perlu melakukan beberapa hal antara lain:
1. Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung sinergitas dan
partisipasi karyawan
25
2. Menyusun aturan dan kebijakan yang layak dan adil yang tidak
menimbulkan pertentangan antara karyawan dan pimpinan
3. Menghilangkan bias prasangka terhadap individu dan karyawan
lainnya
4. Meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosional
karyawan dan bagaimana mereka berhubungan dengan sesama
karyawan
5. Memilih orang-orang sesuai peran dan mengangkat pimpinan
unit atau badan yang memiliki kemampuan profesional dan
kecerdasan emosional baik
6. Memberikan penghargaan kepada yang berkinerja baik dan sanksi
kepada yang berkinerja buruk
7. Menciptakan suasana saling memperhatikan dan memotivasi
kreativitas
8. Mengembangkan mentalitas “pelayanan sepenuh hati” dalam
hubungan dengan karyawan dan mereka yang dilayani.
2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi
Barney (1991) mengemukakan empat kondisi yang harus dipenuhi
sebelum suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber keunggulan
kompetitif berkelanjutan sebagai berikut:
(1) merupakan sumber daya organisasional yang sangat berharga
(valuable), terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk
mengeksploitasi kesempatan dan atau menetralisasi ancaman dari
lingkungan perusahaan.
(2) relative sulit untuk dikembangkan, sehingga menjadi langka di
lingkungan kompetitif.
(3) sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi.
(4) tidak dapat dengan muddah digantikan substitute yang secara strategis
signifikan. masalahnya adalah bagaimana “menterjemahkan” berbagai
26
strategi, kebijakan dan praktik MSDM menjadi keunggulan kompetitif
berkelanjutan.
Menurut Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994), kompetensi
tersebut mencakup:
a. Kompetensi teknis : pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil-
hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan
dan mencari alternatif- alternatif baru
b. Kompetensi Konseptual: kemampuan untuk melihat gambar besar,
untuk menguji berbagai pengandaian dan pengubah prespektif
c. Kompetensi untuk hidup : dan saling ketergantungan kemampuan
secara efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk
mendengar, berkomunikasi, mendapat alternatif ketiga.
2.6 Konsep Audit Kinerja
Auditing merupakan satu set prosedur yang sesuai dengan norma
pemeriksaan akuntan yang memberikan informasi sehingga akuntan dapat
menyatakan suatu pendapat tentang laporan keuangan yang diperiksa
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Berikut ini adalah pengertian auditing menurut Arens (2003;11) :
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by competent,
independent person”.
Pengertian Audit menurut Mulyadi (2002;9) adalah sebagai berikut:
“Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta
menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”
Dari pengertian Auditing tersebut diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan
(auditing) dilakukan oleh pihak yang independen, berpengalaman dan
27
memiliki kecakapan serta pemahaman yang cukup mendalam mengenai
pemeriksaan akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Dari segi pengawasan, audit memberikan manfaat sebagai berikut :
Preventif control, dimana tenaga akuntan akan bekerja lebih berhati-hati dan
akurat bila mereka menyadari akan audit.
Detective control, suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya
akan dapat diketahui dan dikoreksi melalui suatu proses audit.
Reporting control, setiap kesalahan perhitungan, penyajian atau
pengungkapan yang tidak dikoreksi dalam laporan keuangan akan
disebutkan dalam laporan pemeriksaan. Dengan demikian pembaca laporan
keuangan terhindar dari informasi yang keliru atau menyesatkan.
Pemeriksaan (audit) dapat dilaksanakan oleh auditor internal maupun
eksternal dalam dua cara yaitu pelaksanaan secara terus-menerus sepanjang
periode akuntansi (interim audit) atau secara periodik per tahun, per
semester atau per kwartal (periodical audit). Seorang auditor harus bisa
menentukan tujuan pemeriksaan secara tepat, juga harus mampu merancang
program audit yang sesuai serta melaksanakan program tersebut sehingga
bisa diambil suatu kesimpulan yang berkaitan dengan pemeriksaannya.
Dalam kaitannya dengan skripsi ini, pemeriksaan dilakukan oleh pihak
intern perusahaan. Auditor akan menjamin terlaksananya prinsip
pengawasan intern, karena secara kontinyu bagian ini melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang disajikan, juga terhadap
kegiatan operasional yang berlangsung dan terhadap ketaatan semua bagian
atas pengendalian intern perusahaan.
Pengertian audit internal menurut The Institute of Internal Auditor
(IIA;2004) adalah :
“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve an organization’s operation. It
helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic,
disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk
management, control and governance procesess”.
28
Pengertian Audit Internal menurut Mulyadi (2002;29) adalah sebagai
berikut:
“Pemeriksaan yang bekerja dalam perusahaan, yang tugas pokoknya adalah
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi”.
Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan pemeriksaan
intern adalah membentu semua tingkatan manajemen agar tanggung
jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif. Untuk maksud tersebut,
pemeriksa intern menyajikan analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran-
saran, bimbingan-bimbingan dan informasi yang berhubungan dengan
kegiatan yang ditelaah, dipelajari, dan lainnya.
2.6.1 Klasifikasi Audit
Untuk kelangsungan sebuah perusahaan, diperlukan pengendalian
dan pengawasan agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Oleh
karena itu perusahaan melakukan berbagai macam audit sebagai
bentuk dari pengendalian dan pengawasan tersebut.
Klasifikasi audit berdasarkan tujuan dan dilaksanakannya audit
menurut Kell dan Boyton yang dikutip oleh Abdul Halim (2003;5)
adalah sebagai berikut:
“Klasifikasi audit berdasarkan tujuan audit terbagi ke dalam tiga
kategori:
1. Audit laporan keuangan
2. Audit kepatuhan
3. Audit operasional”.
Lebih lanjut klasifikasi audit berdasarkan tujuan audit tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Audit laporan keuangan
29
Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan
pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas
dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah
ditentukan yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ukuran
kesesuaian audit laporan keuangan adalah kewajaran (fairness).
Audit laporan keuangan ini biasanya dilakukan olah auditor
eksternal yang ditunjuk oleh perusahaan yang laporan
keuangannya tengah diaudit.
2. Audit kepatuhan
Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian
bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial
maupun operasi tertentu dari sebuah entitas sesuai dengan
kondisi, ketentuan, dan peraturan yang telah ditetapkan. Ukuran
kesesuaian audit kepatuhan adalah ketepatan (correctness).
Auditor yang melakukan audit kepatuhan pada umumnya
dianggap independen karena mereka tidak terlibat dalam
pelaksanaan aktivitas yang diauditnya, dan mereka melapor
kepada otoritas yang lebih tinggi daripada yang diauditnya.
3. Audit operasional
Audit operasional meliputi penghimpunan dan pengevaluasian
bukti mengenai kegiatan operasional organisasi dalam
hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas,
maupun kehematan (ekonomis) operasional. Tujuan audit
operasional adalah untuk menilai kinerja, mengidentifikasi
bidang-bidang yang memerlukan pembenahan, dan memberikan
rekomendasi. Audit operasional sering disebut juga dengan audit
kinerja (performance audit) atau audit manajemen (management
audit). Ukuran kesesuaian yang digunakan adalah keefisienan,
kefektifan, dan kehematan atau keekonomisan.
30
Sedangkan klasifikasi audit berdasarkan untuk siapa audit
dilaksanakan, menurut Abdul Halim (2003;7) adalah sebagai berikut:
“Klasifikasi audit berdasarkan pelaksana audit terbagi ke dalam
tiga kategori:
1. Auditing eksternal
2. Auditing Internal
3. Auditing Sektor Publik”.
Lebih lanjut klasifikasi audit berdasarkan pelaksana audit tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Auditing Eksternal
Auditing eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang
memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk
pihak luar perusahaan yang diaudit. Auditornya adalah pihak luar
perusahaan yang independen yaitu akuntan publik yang telah
diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut.
Auditing eksternal pada umumnya bertujuan untuk memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.
2. Auditing Internal
Auditing internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur
dan mengevaluasi efektivitas organisasi. Informasi yang
dihasilkan, ditujukan untuk manajemen organisasi itu sendiri.
Auditor sering disebut auditor internal dan merupakan karyawan
dari organisasi tersebut. Auditor internal bertanggung jawab
terhadap pengendalian intern perusahaan demi tercapainya
efisiensi, efektifitas dan ekonomis serta ketaatan pada kebijakan
yang diambil oleh perusahaan.
3. Auditing Sektor Publik
Auditing sektor publik adalah suatu kontrol atas organisasi
pemerintah yang memberikan jasanya kepada masyarakat, seperti
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Audit dapat
31
mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit
operasional. Auditornya adalah auditor pemerintah.
2.7 Pelaksanaan Audit
Salah satu hal yang membuat sebuah perusahaan dapat dikatakan sukses
adalah kondisi keuangannya. Mengatur keuangan perusahaan tak hanya
terbatas pada akuntansi saja. Untuk tahap pemeriksaan yang lebih kompleks,
perlu dilakukan audit perusahaan. Audit keuangan ini bertujuan untuk
mengevaluasi kondisi perusahaan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari
proses akuntansi saja tidak cukup karena meskipun kita merasa sudah teliti
menghitung berbagai aset yang ada, pasti masih ada saja yang terselip.
Belum lagi jika ada kasus penyelewengan uang perusahaan oleh pihak-pihak
dalam yang tidak bertanggung jawab. Proses audit dilakukan melalui
prosedur langkah yang pasti.
Berikut empat langkah audit perusahaan :
1. Tahap Perencanaan
Ini adalah langkah awal dalam proses audit. Di tahap perencanaan,
seorang auditor akan mempelajari perusahaan yang akan diaudit, mulai
dari sumber daya, di bidang apa perusahaan tersebut bergerak, dan
seluruh aktivitas perusahaan. Dari situ, seorang auditor bisa
menentukan jenis audit apa yang akan dipilihnya. Selain itu, auditor
juga akan mempertimbangkan segala risiko yang mungkin timbul
dalam proses audit. Sebelum melangkah ke proses selanjutnya, seorang
audit perlu meminta persetujuan dari pihak perusahaan.
2. Pengujian Informasi
Setelah mendapat persetujuan dari pihak perusahaan, auditor akan
mulai menguji semua informasi dan data yang diperolehnya di
lapangan, lalu menganalisisnya. Dalam melakukan proses ini, harus ada
pihak perusahaan yang bertugas mengawasi kinerja seorang auditor.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurangan dan bertujuan agar
32
hasil pengujian data dan informasi yang ada bersifat objektif serta tepat
sasaran.
Di tahap ini pula seorang auditor akan melakukan pemetaan tentang
masalah yang mungkin muncul dari proses observasi tersebut, yang
mana semua ini dikaitkan dengan informasi yang ia dapat sebelumnya
dan juga pihak-pihak luar yang sekiranya terlibat dalam proses
pendanaan perusahaan.
3. Mendapatkan Hasil
Setelah melakukan observasi dan segala pemetaan masalah yang
kemungkinan terjadi, kini saatnya auditor memeriksa risiko material
dari perusahaan. Auditor akan menganalisis hasil yang didapatnya dari
lapangan. Dari sini akan terlihat jika ada kesalahan dari laporan
keuangan perusahaan dan juga kerugian yang dialami oleh perusahaan.
Selanjutnya, auditor akan mengklarifikasi ulang. Jika perusahaan yang
diaudit adalah perusahaan besar, maka seorang auditor saja tidak cukup.
Harus berupa tim karena semakin besar perusahaan maka akan semakin
besar pula risiko penyimpangan keuangan.
Sebelum mengambil kesimpulan, seorang auditor akan mencocokkan
hasilnya dengan auditor yang lain. Jika auditor lainnya juga
menemukan kesalahan keuangan yang sama, maka dipastikan ada yang
tidak beres dengan kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu, tim auditor
akan melakukan pemeriksaan lanjutan secara lebih mendalam.
4. Menyusun Hasil Evaluasi
Setelah semua dicek dan mendapat kesimpulan, maka langkah
selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah menyusun hasil evaluasi
berupa laporan. Laporan ini akan diserahkan ke pihak perusahaan yang
menunjuk auditor tersebut. Di dalam laporan tersebut, auditor juga
harus menulis rekomendasi perkembangan yang mungkin bisa dicapai.
Ini adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi
perusahaan, tentunya dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat
melaksanakan tugas atau fungsi manajemen. Karena merekalah yang
memiliki daya kemampuan mempengaruhi dan menggerakan manusia
lainnya (power). untuk bekerja mencapai tujuan. Power adalah Kemampuan
suatu pihak (orang/bagian) dalam organisasi untuk mempengaruhi
(memaksa) pihak lain, agar menjalankan perintah atau menjalankan sesuatu
(yang sebenarnya tidak diinginkan oleh pihak yang dipengaruhi) untuk
mencapai suatu tujuan sesuai kehendak pihak yang memiliki power.
Bagi perusahaan ini karyawan merupakan pelaksana manajemen
puncak yang mampu berinteraksi dengan worker dan manajemen puncak.
Apapun bentuk organisasi sudah pasti memerlukan sesorang dengan atau
tanpa dibantu orang lain untuk menempuh posisi sebagai pimpinan /
pemimpin. Seorang yang menduduki pemimpin di dalam suatu organisasi
mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan. Dengan kata lain
pemimpin adalah orang, sedangkan kepemimpinan adalah kegiatannya.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain, dalam hal ini para bawahannya. Sedemikian rupa sehingga orang
lain itu mau melakukan kehendak pemimipin meskipun secara pribadi hal
itu mungkin tidak disenanginya. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan
kemampuan dan bakat seorang secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain
dalam rangka usaha mencapai tujuan. Seorang pemimpin mengatahui sifat –
sifat individual orang – orang kepercayaannya dan ia dapat mengetahui
tindakan apa yang dapat merangsang mereka bekerja dengan sebaik –
baiknya.
Sumber daya insani adalah suatu proses mendayagunakan manusia
sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang
34
dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi
(lembaga). Manajemen sumber daya Manusia mencakup keseluruhan
kebijaksanaan, praktek, dan sistem untuk mengelola sumber daya manusia
dalam organisasi dengan cara yang paling efektif untuk mencapai baik
tujuan organisasional maupun individu.
Fungsi manajemen sumber daya manusia sangat memegang peranan
penting dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, dalam membuat
perencanaan sumber daya manusia harus lebih baik, terutama dalam hal
perekrutan karyawan sehingga posisi the right man on the right place dapat
tercapai dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin..
3.2. Saran
Penyusunan makalah Manajemen Sumber Daya Manusia ini bisa
digunakan untuk bahan bantu proses pembelajaran. Penulis makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekuranngan. Oleh karena itu, diharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah
ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita
tentang Evaluasi Kinerja. Atas kritik dan saran yang diberikan diucapkan
terima kasih. Semoga kita dapat mengaplikasikan teori-teori di atas dalam
kehidupan nyata saat kita telah menghadapi dunia kerja..
35
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta.
Dewitri,2011. “Kompensasi dan Evaluasi Kinerja” Manajemen SDM Lanjutan
http://dewiramli.blogspot.com/2011/11/kompensasi-dan-evaluasi-
kinerja.html
Prassetya Aridha,2009. “Pengaruh Antara Kompensasi dan Gaji ”. Papan Putih
Kuliah Umum Online. http://www.papanputih.com/2010/12/evaluasi-
kinerja.html
Spectra Jumadi Madi,2012. “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan”.
Perpustakaan Ilmu. http://jumadibismillahsukses.blogspot.com/ 2012/12/
pengaruh-kompensasi-terhadap-kinerja.html

More Related Content

What's hot

Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1lela julaela
 
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3DiahMardiah2
 
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIMAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIdinijuliani27
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Umisalamah19
 
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...Uofa_Unsada
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiNicky Hikmat
 
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsonoOtonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsonoAGUS SETIYONO
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANZulla Jolie
 
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah utsMakalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah utsMarani Puspita
 
Makalah evaluasi dan kompensasi
Makalah evaluasi dan kompensasiMakalah evaluasi dan kompensasi
Makalah evaluasi dan kompensasiMuftadi91
 
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawanErsha Amanah
 
makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1yulisarustandi
 
Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Budaya Organisasi dan Disiplin Ker...
Pengaruh Pelatihan dan  Pengembangan serta Budaya Organisasi dan Disiplin Ker...Pengaruh Pelatihan dan  Pengembangan serta Budaya Organisasi dan Disiplin Ker...
Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Budaya Organisasi dan Disiplin Ker...Imam Taufiq HA
 
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...Yusinadia Sekar Sari
 

What's hot (15)

Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
 
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
 
Skripsi SDM
Skripsi SDMSkripsi SDM
Skripsi SDM
 
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIMAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
 
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
 
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsonoOtonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah utsMakalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2)makalah uts
 
Makalah evaluasi dan kompensasi
Makalah evaluasi dan kompensasiMakalah evaluasi dan kompensasi
Makalah evaluasi dan kompensasi
 
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
 
makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1
 
Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Budaya Organisasi dan Disiplin Ker...
Pengaruh Pelatihan dan  Pengembangan serta Budaya Organisasi dan Disiplin Ker...Pengaruh Pelatihan dan  Pengembangan serta Budaya Organisasi dan Disiplin Ker...
Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Budaya Organisasi dan Disiplin Ker...
 
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
 

Similar to Makalah ratu alfany uts

Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianievi oktaviani
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianievi oktaviani
 
Makalah 1 abdurrahman 11160301
Makalah 1 abdurrahman 11160301Makalah 1 abdurrahman 11160301
Makalah 1 abdurrahman 11160301arrahman07
 
Makalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjaMakalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjayulicute
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjausep setiawan
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1lela julaela
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjadesikardiyanti
 
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi Elma Magdalena
 
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasijefrimarudutbutar
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaSerpatiSaid
 
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835Yayaf Firdaus
 
Makalah sebelum uts penilaian kinerja
Makalah sebelum uts penilaian kinerjaMakalah sebelum uts penilaian kinerja
Makalah sebelum uts penilaian kinerjaSerpatiSaid
 
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Wulan Sari Nur Awalia
 
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasichairunnissanissa
 

Similar to Makalah ratu alfany uts (20)

tugas makalah 1
tugas makalah 1tugas makalah 1
tugas makalah 1
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktaviani
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktaviani
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Makalah 1 abdurrahman 11160301
Makalah 1 abdurrahman 11160301Makalah 1 abdurrahman 11160301
Makalah 1 abdurrahman 11160301
 
Makalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjaMakalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerja
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Makalah kinerja
Makalah kinerjaMakalah kinerja
Makalah kinerja
 
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
 
Makalah sebelum uts penilaian kinerja
Makalah sebelum uts penilaian kinerjaMakalah sebelum uts penilaian kinerja
Makalah sebelum uts penilaian kinerja
 
Tugas makalah uts
Tugas makalah utsTugas makalah uts
Tugas makalah uts
 
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
 
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi
 

More from evi oktaviani

Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)evi oktaviani
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)evi oktaviani
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmevi oktaviani
 
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmMakalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmevi oktaviani
 
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdmMakalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdmevi oktaviani
 
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdmMakalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdmevi oktaviani
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)evi oktaviani
 

More from evi oktaviani (10)

Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Uts
UtsUts
Uts
 
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdmMakalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
Makalah uas 2 ruminta r sihombing 11140494 7 pmsdm
 
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdmMakalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
Makalah uas 2 arini silviyani 11140303 7 pmsdm
 
Makalah uts arin
Makalah uts arinMakalah uts arin
Makalah uts arin
 
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdmMakalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
Makalah uas 2 ratu alfani 1140560 7 p msdm
 
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdmMakalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
Makalah uas 2 lisda rahmawati 11140164 7p msdm
 
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
Makalah uas 2 (evi oktaviani 11140833 7p msdm)
 

Recently uploaded

Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxZullaiqahNurhali2
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )masqiqu340
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorritch4
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAmasqiqu340
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...HelmiatulHasanah
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfInnesKana26
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfPemdes Wonoyoso
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanaNhasrul
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxZullaiqahNurhali2
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxrisyadmaulana1
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxmeirahayu651
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSStakasli
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...buktifisikskp23
 
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptxMateri RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptxSriHartantiShodiq1
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FSMKTarunaJaya
 

Recently uploaded (20)

Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptxMateri RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 

Makalah ratu alfany uts

  • 1. MAKALAH EVALUASI KINERJA Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Dosen Pengampu : Ade Fauji, SE., MM Di Susun Oleh Ratu Alfany 11140560 7P-MSDM PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2017
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyusun Makalah ini sebagai tugas dari Matakuliah Evaluasi Kinerja. Makalah ini diharapkan Sebagai sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengembangan sumber daya manusia dan matakuliah evaluasi kinerja dan menjadi masukan informasi bagi perusahaan dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan kinerja. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua, Amin. Serang, 19 November 2017 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kinerja SDM .............................................................................................. 4 2.2 Pengukuran Kinerja (HR Scorecard) ......................................................... 8 2.3 Motivasi dan Kepuasan.............................................................................. 14 2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM................................ 19 2.5 Membangun Kapabilitas Kompetensi SDM ............................................. 25 2.6 Konsep Audit Kinerja ................................................................................ 26 2.7 Pelaksanaan Audit Kinerja......................................................................... 31 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan................................................................................................. 33 3.2 Saran........................................................................................................... 34 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 35
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah. Peranan seorang atasan / pemimpin mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Pemimpin harus dapat memobilisasi sebuah tim, proses pekerjaan harus dapat dikembangkan dan proses sumber daya manusia harus menjadi fokus utama. Perubahan dan peningkatan peran fungsi sumber daya manusia sangat esensial untuk mendukung keberhasilan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia terkait dan mempengaruhi kinerja organisasional dengan cara menciptakan nilai atau menggunakan keahlian sumber daya manusia yang berkaitan dengan praktek manajemen dan
  • 5. 2 sasarannya cukup luas, tidak hanya terbatas karyawan oiperasional semata, namun juga meliputi tingkatan manajerial. Sumber daya manusia sebagai penggerak organisasi banyak dipengaruhi oleh perilaku para pesertanya (partisipannya) atau aktornya. Keikutsertaan sumber daya manusia dalam organisasi diatur dengan adanya pemberian wewenang dan tanggung jawab. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab yang harus dicapai karyawan dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan dan disepakati oleh karyawan dan atasan. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu tertentu. Untuk mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik, diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat. Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan termasuk organisasi terutama berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing- masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Keterlibatan atasan dalam pekerjaan dan power kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, keterlibatan dan power atasan dalam keterlibatan pekerjaan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja pegawai .. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah kinerja SDM ? 2. Seperti apakah HR Scorecard ?
  • 6. 3 3. Apakah pengertian motivasi dan kepuasan kerja ? 4. Bagaimana mengelola potensi kecerdasan dan emosional SDM ? 5. Bagaimana membangun kapabilitas kompetensi SDM ? 6. Seperti apakah konsep audit kinerja ? 7. Bagaiman pelaksanaan Audit Kinerja ? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu n: 1. Untuk mengetahui apakah kinerja SDM ? 2. Untuk mengetahui seperti apakah HR Scorecard ? 3. Untuk mengetahui apakah pengertian motivasi dan kepuasan kerja ? 4. Untuk mengetahui bagaimana mengelola potensi kecerdasan dan emosional SDM ? 5. Untuk mengetahui bagaimana membangun kapabilitas kompetensi SDM ? 6. Untuk mengetahui seperti apakah konsep audit kinerja ? 7. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Audit Kinerja ?
  • 7. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kinerja Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian kinerja, sebagai berikut : Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa: ”Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” Menurut Sedarmayanti (2011:260) mengungkapkan bahwa : “Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti Hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).” Menurut Wibowo (2010 : 7) mengemukakan bahwa : “Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.” Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu. 2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai tentunya ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung ataupun tidak langsung. Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67) menyatakan bahwa:
  • 8. 5 “Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Sedangkan menurut Keith Davis dalam Anwar prabu Mangkunegara (2009:67) dirumuskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah : Human Performance = Ability + Motivation Motivation = Attitude + Situation Ability = Knowledge + Skill 1. Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + Skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man on the right place, the right man on the right job). 2. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
  • 9. 6 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari dalam individu pegawai maupun dari luar individu. Tinggal bagaimana kebijakan organisasi mampu menyelaraskan antara faktor-faktor tersebut. 2.1.3 Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan faktor kunci dalam mengembangkan potensi pegawai secara efektif dan efisien karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumberdaya manusia yang ada di dalam suatu organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi pertumbuhan organisasi secara keseluruhan. Menurut Bernardin dan Russel yang diterjemahkan oleh Khaerul Umam (2010:190-191), mengemukakan bahwa: “Penilaian kinerja adalah cara mengukur kontribusi individu (karyawan) pada organisasi tempat mereka bekerja”. Menurut Sedarmayanti (2011:261), mengemukakan bahwa: “Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk memeriksa/mengkaji dan mengevaluasi secara berkala kinerja seserang.” 2.1.4 Tujuan Penilaian Kinerja Menurut Syafarudin Alwi yang dikutip oleh Khaerul Umam (2010:191), mengemukakan bahwa: Secara teoritis, tujuan penilaian kinerja dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development. Suatu yang bersifat evaluation harus menyelesaikan: a) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi b) Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision c) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi Sedangkan yang bersifat development Penilai harus menyelesaikan: a) Prestasi real yang dicapai individu b) Kelemahan-kelemahan individu yang menghambat kinerja
  • 10. 7 c) Prestasi-prestasi yang dikembangkan Menurut Sedarmayanti (2011:262) menjelaskan bahwa tujuan penilaian kinerja adalah: 1. Meningkatkan kinerja karyawan dengan cara membantu mereka agar menyadari dan menggunakan seluruh potensi mereka dalam mewujudkan tujuan organisasi. 2. Memberikan informasi kepada karyawan dan pimpinan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa penilaian kinerja merupakan serangkaian proses untuk mengevaluasi proses atau hasil kerja seorang pegawai untuk memudahkan pimpinan (Kepala Bidang dan Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan) dalam menentukan kebijakan bagi pegawai tersebut yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatannya. 2.1.5 Manfaat Penilaian Kinerja Menurut Khaerul Umam (2010:101), mengemukakan bahwa: Kontribusi hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi.secara terperinci, penilaian kinerja bagi organisasi adalah: a) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi b) Perbaikan kinerja c) Kebutuhan latihan dan pengembangan d) pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja e) Untuk kepentingan penelitian pegawai f) Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai.. Berdasarkan beberapa uraian diatas maka kinerja individual dapat diukur, dimana pada tingkat individu ini berhubungan dengan pekerjaan, mengacu kepada tanggungjawab utama. Bidang kegiatan
  • 11. 8 utama atau tugas kunci yang merupakan bagian dari pekerjaan seseorang. Fokusnya kepada hasil yang diharapkan dapat dicapai seseorang dan bagaimana kontribusi mereka terhadap pencapaian target per orang, tim, departemen dan instansi serta penegakan nilai dasar Instansi. 2.2 Pengukuran Kinerja (HR Scorecard) Human Resources Scorecard adalah suatu alat untuk mengukur dan mengelola kontribusi stategik dari peran human resources dalam menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan. Menurut Brian E. Becker, Mark A Huselid & Dave Ulrich (2009:7) human resource scorecard adalah kapasitas untuk merancang dan menerapkan sistem pengukuran SDM yang strategis dengan merepresentasikan “alat pengungkit yang penting” yang digunakan perusahaan untuk merancang dan mengerahkan strategi SDM yang lebih efektif secara cermat. Menurut Gary Desler (2006:16) human resource scorecard adalah mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi human resource dalam membentuk perilaku karyawan yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan strategis perusahaan. Menurut Nurman (2008:1) human resources scorecard adalah suatu alat untuk mengukur dan mengelola kontribusi strategic dari peran human resources dalam menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan. Menurut Riana Sitawati, Sodikin Manaf, & Endah Winarti (2009:5) human resource scorecard adalah pendekatan yang digunakan dengan sedikit memodifikasi dari model balance scorecard awal yang saat ini paling umum digunakan pada tingkat korporasi yang di fokuskan pada strategi jangka panjang dan koneksi yang jelas pada hasil bisnisnya. Human resources scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya manusia yang mengaitkan orang – strategi – kinerja untuk menghasilkan perusahaan yang unggul. Human resources scorecard
  • 12. 9 menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang dapat di ukur kontribusinya. Human resources scorecard menjabarkan sesuatu yang tidak berwujud/intangible (leading/sebab) menjadi berwujud/tangible (lagging/akibat). Human resources scorecard merupakan suatu sistem pengukuran yang mengaitkan sumber daya manusia dengan strategi dan kinerja organisasi yang akhirnya akan mampu menimbulkan kesadaran mengenai konsekuensi keputusan investasi sumber daya manusia, sehingga investasi tersebut dapat dilakukan secara tepat arah dan tepat jumlah. Selain itu, human resources scorecard dapat menjadi alat bantu bagi manajer sumber daya manusia untuk memastikan bahwa semua keputusan sumber daya manusia mendukung atau mempunyai kontribusi langsung pada implementasi strategi usaha. 2.2.1 HR Scorecard Sebagai Model Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Human resources scorecard mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi sumber daya manusia dalam mengerahkan perilaku karyawan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan sehingga dapat membantu menunjukan bagaimana sumber daya manusia memberikan kontribusi dalam kesuksesan keuangan dan strategi perusahaan. Human Resources Scorecard merupakan bagian dari perusahaan. Human resources scorecard ibarat sebuah bangunan, yang menjadi bagian dari apa yang kita turunkan dari strategi perusahaan. Menurut Becker et al. (2001), dasar dari peran sumber daya manusia yang strategis terdiri dari tiga dimensi rantai nilai (value chain) yang dikembangkan oleh arsitektur sumber daya manusia perusahaan, yaitu fungsi, sistem dan perilaku karyawan. Arsitektur SDM dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
  • 13. 10 Gambar 2.1 Arsitektur Strategi Sumber Daya Manusia 1. Fungsi sumberdaya manusia (The HR Function). Dasar penciptaan nilai strategi sumber daya manusia adalah mengelola infrastruktur untuk memahami dan mengimplementasikan strategi perusahaan. Biasanya profesi dalam fungsi sumber daya manusia diharapkan dapat mengarahkan usaha ini. Becker et al (2001) menemukan bahwa kebanyakan manajer sumberdaya manusia lebih memusatkan kegiatannya pada penyampaian (delivery) yang tradisional atau kegiatan manajemen sumber daya manajemen teknis, dan kurang memperhatikan pada dimensi manajemen sumber daya manusia yang stratejik. Kompetensi yang perlu dikembangkan bagi manajer sumber daya manusia masa depan dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja organisasi adalah kompetensi manajemen sumber daya manusia stratejik dan bisnis. 2. Sistem sumber daya manusia (The HR System). Sistem sumber daya manusia adalah unsur utama yang berpengaruh dalam sumber daya manusia stratejik. Model sistem ini yang disebut sebagai High performance work system (HPWS). Dalam HPWS setiap elemen pada sistem The HR Functin sumber daya manusia dirancang untuk memaksimalkan seluruh kualitas human capital melalui organisasi. Untuk membangun dan
  • 14. 11 memelihara persediaan human capital yang berkualitas, HPWS melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Mengembangkan keputusan seleksi dan promosi untuk memvalidasi model kompetensi. b. Mengembangkan strategi yang menyediakan waktu dan dukungan yang efektif untuk ketermpilan yang dituntut oleh implementasi strategi organisasi. c. Melaksanakan kebijaksanaan kompensasi dan manajemen kinerja yang menarik, mempertahankan dan memotivasi kinerja karyawan yang tinggi. Hal diatas merupakan langkah penting dalam pembuatan keputusan peningkatan kualitas karyawan dalam organisasi, sehingga memungkinkan kinerja organisasi berkualitas. Agar sumber daya manusia mampu menciptakan value, organisasi perlu membuat struktur untuk setiap elemen dari sistem sumber daya manusia dengan cara menekankan, mendukung HPWS. 3. Perilaku karyawan (Employee Behaviour). Peran sumber daya manusia yang stratejik akan memfokuskan pada produktivitas perilaku karyawan dalam organisasi. Perilaku stratejik adalah perilaku produktif yang secara langsung mengimplementasikan strategi organisasi. Strategi ini terdiri dari dua kategori umum seperti : a. Perilaku inti (core behaviour) adalah alur yang langsung berasal dari kompetensi inti perilaku yang didefinisikan organisasi. Perilaku tersebut sangat fundamental untuk keberhasilan organisasi. b. Perilaku spesifik yang situasional yang essential sebagai key point dalam organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis. Mengintegrasikan perhatian pada perilaku kedalam keseluruhan usaha untuk mempengaruhi dan mengukur
  • 15. 12 kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi merupakan suatu tantangan. 2.2.2 Manfaat Human Resource Scorecard Human resources scorecard memberikan manfaat yaitu menggambarkan peran dan kontribusi sumber daya manusia kepada pencapaian visi perusahaan secara jelas dan terukur, agar profesional sumber daya manusia mampu dalam mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan nilai yang dikontribusikan dan memberikan gambaran hubungan sebab akibat. Adapun menurut Bryan E.Becker (2009:80- 82) sebagai berikut : 1. Memperkuat perbedaan antara HR do able dan HR deliverable Sistem pengukuran SDM harus membedakan secara jelas antara deliverable, yang mempengaruhi implementasi strategi, dan do able yang tidak. Sebagai contoh, implementasi kebijakan bukan suatu deliverable hingga ia menciptakan perilaku karyawan yang mendorong implementasi strategi. Suatu sistem pengukuran SDM tepat secara kontinu mendorong professional SDM untuk berfikir secara strategis serta secara operasional. 2. Mengendalikan biaya dan menciptakan nilai SDM selalu di harapkan mengendalikan biaya bagi perusahaan. Pada saat yang sama, memainkan peran strategis berarti SDM harus pula menciptakan nilai. HR Scorecard membantu para manajemen sumber daya manusia untuk menyeimbangkan secara efektif kedua tujuan tersebut. Hal itu bukan saja mendorong para praktisi untuk menghapus biaya yang tidak tepat, tetapi juga membantu mereka mempertahankan “investasi” dengan menguraikan manfaatpotensial dalam pengertian kongkrit. 3. HR Scorecard mengukur leading indicators Model kontribusi strategis SDM kami menghubungkan keputusan-keputusan dan sistem SDM dengan HR deliverable,
  • 16. 13 yang selanjutnya mempengarui pendorong kinerja kunci dalam implementasi perusahaan. Sebagaimana terdapat leading dan lagging indicator dalam sistem pengukuran kinerja seimbang keseluruhan perusahaan, di dalam rantai nilai SDM terdapat pendorong (deliver) dan hasil (outcome). Hal ini bersifat essensial untuk memantau keselarasan antara keputusan-keputusan SDM dan unsur-unsur sistem yang mendorong HR deliverable. Menilai keselarasan ini memberikan umpan balik mengenai kemajuan SDM menuju deliverable tersebut dan meletakan fondasi bagi pengaruh strategi SDM. HR Scorecard menilai kontribusi SDM dalam implementasi strategi dan pada akhirnya kepada “bottom line”. Sistem pengukuran kinerja strategi apapun harus memberikan jawaban bagi chief HR officer atas pertanyaannya, “apa kontribusi SDM terhadap kinerja perusahaan?” efek kumulatif ukuran - ukuran HR deliverable pada scorecard harus memberikan jawaban itu. Para manajer SDM harus memiliki alasan strategi yang ringkas, kredibel dan jelas, untuk semua ukuran deliverable. Jika alasan itu tidak ada, begitu pula pada ukuran itu tidak ada. Pada manajer lini harus menemukan ukuran deliverable ini sekredibel seperti yang dilakukan manajer SDM, sebab matrik-matriks itu merepresentasikan solusi - solusi bagi persoalan bisnis, bukan persoalan SDM. 4. HR Scorecard memungkinkan professional SDM mengelola secara efektiftanggung jawab strategi mereka. HR Scorecard mendorong sumber daya manusia untuk fokus secara tepat pada bagaimana keputusan mereka mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi perusahaan. Sebagaimana kami menyoroti pentingnya “fokus strategis karyawan” bagi keseluruhan perusahaan, HR Scorecard harus memperkuat fokus
  • 17. 14 strategis para manajer SDM dan karena para professional SDM dapat mencapai pengaruh strategis itu sebagian besar dengan cara mengadopsi perspektif sistemik dari pada dengan cara memainkan kebijakan individual, scorecard mendorong mereka lebih jauh untuk berfikir secara sistematis mengenai strategi SDM. 5. HR Scorecard mendorong Fleksibilitas dan perubahan. Kritik yang umum terhadap sistem pengukuran kinerja ialah sistem ini menjadi terlembagakan dan secara actual merintangi perubahan. Strategi - strategi tumbuh, organisasi perlu bergerak dalam arah yang berbeda, namun sasaran - sasaran kinerja yang sudah tertinggal menyebabkan manajer dan karyawan ingin memelihara status quo. Memang, salah satu kritik terhadap manajemen berdasarkan pengukuran ini ialah bahwa orang-orang menjadi trampil dalam mencapai angka-angka yang diisyaratkan dalam sistem nama dan mengubah pendekatan manajemen mereka ketika kondisi yang bergeser menuntutnya. HR Scorecard memunculkan fleksibilitas dan perubahan, sebab ia fokus pada implementasi strategi perusahaan, yang akan secara konstan menuntut perubahan. Dengan pendekatan ini, ukuran-ukuran mendapat makna yang baru. 2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja 1. Motivasi Pada dasarnya ada 3 karakteristik pokok motivasi, yaitu : a. Usaha Karakteristik utama dari motivasi, yaitu usaha, menunjuk kepada kekuatan perilaku kerja seseorang atau jumlah yang ditunjukkan oleh seseorang dalam pekerjaanya. Tegasnya, hal ini melibatkan berbagai macam kegiatan atau upaya baik yang nyata maupun yang kasat mata.
  • 18. 15 b. Kemauan kuat Karakteristik pokok motivasi yang kedua menunjuk kepada kemauan keras yang ditunjukkan oleh seseorang ketika menerapkan usahanya kepada tugas – tugas pekerjaannya. Dengan kemauan yang keras, maka segala usaha akan dilakukan. Kegagalan tidak akan membuatnya patah arang untuk terus berusaha sampai tercapainya tujuan. c. Arah atau Tujuan Karakteristik motivasi yang ketiga berkaitan denga arah yang dituju oleh usaha dan kemauan keras yang dimiliki oleh seseorang. Dengan melihat ketiga karakteristik pokokmotivasi diatas maka motivasi dapat didefinisikan sebagai “Keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil – hasil atau tujuan tertentu.” 2. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak sesuatu yang seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang sebenarnya dia terima. Kepuasan kerja merupakan pernyataan emosional yang positif yang merupakan hasil evaluasi dari pengalaman kerja. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja. 2. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tidak puas (negatif). Bila secara emosional puas berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya bila tidak aka berarti karyawan tidak puas.
  • 19. 16 3. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut membandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh dari hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya. 4. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang berhubungan. 2.3.1 Teori Motivasi dan Kepuasan Ada beberapa teori tentang motivasi dan kepuasan kerja, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Discrepancy Theory Teori ini menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan antara harapan dengan kenyataan. 2. Equity Theory Teori ini mengatakan bahwa karyawan atau individu akan merasa puas terhadap aspek – aspek khusus dari pekerjaan mereka. Misalnya gaji/upah, rekan kerja, dan supervisi. 3. Opponent Theory – Process Theory Teori ini menekankan pada upaya seseorang dalam mempertahankan keseimbangan emosionalnya. 4. Teori Maslow Menurut Maslow, kebutuhan manusia berjenjang atau bertingkat, mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Tingakatan – tingakatan yang dimaksud adalah sebagai berikut : · Kebutuhan fisiologis · Kebutuhan keamanan dan keselamatan · Kebutuhan akan rasa memiliki · Kebutuhan untuk dihargai · Kebutuhan akan aktualisasi diri 5. Teori ERG Alderfer
  • 20. 17 Alderfer membagi hierarki kebutuhan manusia menjadi 3 tingakatan, yaitu : · Eksistensi · Keterkaitan kebutuhan – kebutuhan akan adanya hubungan sosial dan interpersonal yang baik · Pertumbuhan · Teori dua faktor dari Herzberg Teori ini memandang kepuasan kerja berasal dari keberadaan motibator intrinsik dan bahwa kepuasan kerja berasal dari ketidak-adaan faktor – faktor ekstrinsik. 6. Teori Mc Clelland Mc Clelland mengajukan teori kebutuhan motivasi yang dipelajari, yaitu teori yang menyatakan bahwa seseorang dengan suatu kebutuhan yang kuat akan termotivasi untuk menggunakan tingkah laku yang sesuai guna memuaskan kebutuhannya. Tiga kebutuhan yang dimaksud adalah : · Kebutuhan berprestasi · Kebutuhan berafiliasi · Kebutuhan akan kekuasaan 2.3.2 Peran Motivasi Dalam Kinerja Salah satu pendekatan yang paling tua dan paling abadi untuk mempelajari motivasi didasarkan atas dasar pikiran bahwa perilaku dimotivasi oleh kebutuhan dasar manusia.Hipotesis yang terkait adalah bahwa ciri-ciri kepribadian tertentu adalah penentu penting usaha atau upaya kerja.Kedua kebutuhan dan karakteristik kepribadian adalah variabel perbedaan individu yang tidak dapat diamati secara langsung; mereka disimpulkan dari perilaku yang diamati. Pegawai yang merasa puas dalam bekerja, yaitu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • 21. 18 1. Selalu datang tepat waktu, artinya pegawai tersebut menghargai pekerjaannya dan bertanggung jawab atas tugas yang harus dikerjakannya. 2. Senang dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu pekerja dalam bekerja berusaha menyukai pekerjaan yang dikerjakannya. 3. Tidak mengeluh terhadap tugas dan pekerjaan yaitu selalu dapat menerima pekerjaan yang baru dan sulit dengan lapang dada. 4. Selalu semangat dalam bekerja yaitu pegawai dalam bekerja mempunyai suatu energi yang penuh dalam bekerja. 5. Betah berada di tempat kerja yaitu karyawan merasa nyaman berada di tempat kerja. 6. Mempunyai hubungan harmonis dengan pegawai lain dan atasannya. 2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah: 1. Kondisi Kerja Artinya jika seluruh kebutuhan seseorang untuk bekerja terpenuhi baik itu dari bahan yang dibutuhkan ataupun dari lingkungan yang menunjang maka kepuasan kerja akan terjadi. 2. Peraturan Budaya serta karakteristik yang ada dalam organisasi tersebut, yang jika peraturan dalam menjalankan pekerjaannya dapat mendukung terhadap pekerjaannya maka karyawan atau para pekerja akan merasakan kepuasan kerja. 3. Kompensasi dari pekerjaannya yang seimbang dengan pekerjaan yang telah ia lakukan. 4. Efisiensi Kerja Dalam hal ini dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam pekerjaannya, sehingga apabila kepuasan kerja itu ada salah
  • 22. 19 satunya adalah dengan bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing. 5. Peluang Promosi Yaitu di mana adanya suatu peluang untuk mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja seseorang dimana diberikan jabatan dan tugas yang lebih tinggi dan disertai dengan kenaikan gaji. Promosi ini sangat mempengaruhi kepuasan kerja dapat dihargai dengan dinaikan posisinya disertai gaji yang akan diterimanya. 6. Rekan Kerja Atau Partner Kerja Kepuasan kerja akan muncul apabila dalam suatu organisasi terdapat hubungan yang baik. Misalnya anggota kerja mempunyai cara atau sudut pandang atau kebiasaan yang sama dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga dalam bekerja juga tidak ada hambatan karena terjalin hubungan yang baik. Sedangkan dalam pandangan Islam kepuasan kerja itu terjadi apabila suatu pekerjaan yang dilakukan dapat membantu orang lain dalam meringankan pekerjaannya, karena“sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi orang lain”. 2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional Abad ke 21 merupakan abad persaingan bangsa-bangsa diberbagai sektor termasuk disektor bisnis. Untuk memenangkan persaingan, setiap organisasi baik organisasi provit maupun organisasi non provit perlu memiliki keunggulan kompetitif tertentu dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan kompetitif dibentuk melalui berbagai cara seperti menciptakan produk dengan desain yang unik, penggunaan teknologi modern, desain organisasi dan pengelolaan sumber daya manusia secara efektif. Pemimpin organisasi, manajer, para teknolog perlu meningkatkan kecerdasan emosi agar mampu mendayagunakan SDM secara optimal dalam mencapai
  • 23. 20 kinerja, sehingga mampu mendudukan perusahaan pada posisi persaingan pasar yang lebih kuat. Hasil penelitian Daniel Goleman tahun 2000 menyimpulkan bahwa” Pencapaian kinerja suatu organisasi ditentukan hanya 20 % dari IQ sedangkan 80 % ditentukan oleh kecerdasan emosi ( EQ-Emotional Quotient ). Selain Goleman, disimpulkan pula oleh Joan Beck bahwa IQ seseorang sudah berkembang 50 % sebelum usia 5 tahun, 80 % sebelum 8 tahun dan hanya berkembang 20 % sampai akhir masa remaja sedangkan kecerdasan emosi ( EQ ) dapat dikembangkan tanpa batas waktu. Frederick Perls dalam bukunya Psycho-analisa yang mengembangkan pendekatan “gestalf” berpendapat bahwa kematangan emosi terletak pada bagaimana seseorang membuka “ego boundary” yakni “pagar egoisme” terhadap orang lain. Oleh karena itu, pimpinan dan manajer suatu organisasi jika mengharapkan pencapaian kinerja maksimal di organisasinya, maka upaya yang paling tepat adalah bagaimana membina diri dan membina SDM orang-orang yang dipimpinnya untuk memiliki kecerdasan emosi yang baik. Kecerdasan emosi yang baik adalah suatu keadaan yang mampu memahami diri dan orang lain secara benar, memiliki jati diri, kepribadian dewasa mental, tidak iri hati, tidak benci, tidak sakit hati, tidak dendam, tidak memiliki perasaan bersalah berlebihan, tidak cemas, tidak mudah marah dan tidak mudah frustrasi. Mengelola emosi dalam rangka meningkatkan kinerja individu dan organisasi mutlak diperlukan dalam suatu organisasi baik itu organisasi. Karena itu amatlah penting bagi kita untuk memahami “apa itu emosi”, apa itu kinerja, bagaimana mengelola emosi dan apa manfaatnya bagi relasi dalam hubungan dengan peningkatan kinerja suatu organisasi. Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya Evaluasi Kinerja SDM merumuskan emosi sebagai keadaan yang berlangsung lebih dalam yang menggerakkan kita atau memperingatkan kita apakah kita sadar tentang itu atau tidak. Pada saat ketegangan emosi seseorang naik maka penggunaan energi juga ikut meningkat dan peredaran darah menjadi lebih cepat. Dalam
  • 24. 21 situasi seperti ini, sbaiknya kita mengarahkan kembali energi emosi yang timbul untuk mengerjakan kegiatan yang tidak ada hubungan dengan penyebab timbulnya emosi. Kita mengalihkan pikiran pada kegiatan lainnya yang mampu “melupakan” agar emosi menjadi normal, misalnya menarik nafas dalam-dalam, mengingat kasih setia Tuhan yang memelihara, melindungi, menaungi, menyertai serta meditasi atau berdoa. Dengan melakukan hal-hal itu diharapkan kita bisa mampu mengendalikan emosi kita. 2.4.1 Cara Mengelola Emosi Mengelola emosi berarti memahami kondisi emosi dengan situasi yang sedang kita hadapi. Emosi merupakan hasil dari interaksi antara pikiran, perubahan fisiologis dan perilaku. Dengan demikian, mengelola emosi dapat dilakukan dengan mengelola faktor-faktor yang terkait dalam interaksi yang menyebabkan timbulnya emosi. Patricia Patton menjelaskan beberapa cara dalam hal kita mengelola emosi sehingga membawa manfaat besar bagi kita dan orang lain sbb: 1. Belajar mengidentifikasi apa yang biasanya memicu emosi dan respon apa yang biasa kita berikan. Hal ini akan memberikan informasi tentang tingkah laku kita yang perlu diubah 2. Belajar dari kesalahan. Ketika kita melihat bahwa emosi yang tidak pas terjadi pada kita, maka kita perlu mengubah hal itu 3. Belajar membedakan segala hal disekitar kita yang dapat memberikan pengaruh dan yang tidak memberikan pengaruh sehingga memperoleh keharmonisan batin yang lebih baik 4. Belajar untuk bertanggungjawab terhadap setiap tindakan agar dapat mengendalikan emosi 5. Belajar mencari kebenaran, bukan membenarkan diri dengan memahami dan menerima kenyataan untuk menyadari kebutuhan untuk berubah
  • 25. 22 6. Belajar memanfaatkan waktu secara maksimal untuk menyelesaikan suatu masalah dengan segera. Hal ini akan membebaskan kita dari rasa tertekan 7. Belajar menggunakan kekuatan dan kerendahan hati dengan tidak merendahkan orang lain Selain pendapat Patricia Patton mengenai cara mengelola emosi juga pikiran seorang Psikolog yaitu Carolyn Saari kita angkat dalam rangka memperkaya pemahaman kita mengenai cara mengelola emosi. Menurut Carolyn EQ adalah bagian dari kompetensi Emosi yang bertitik berat pada sifat-sifat adaptif dari pengalaman emosional seseorang. Karena itu untuk bisa dikatakan kompeten secara emosional, seseorang harus mengembangkan beberapa ketrampilan yang berhubungan dengan konteks sosial yaitu: Ketrampilan Contoh · Pemahaman tentang keadaan emosi yang dialami · Dapat membedakan apakah dia sedang sedih atau gelisah · Mendeteksi emosi orang lain · Paham bahwa orang lain sedang sedih · Menggunakan kosakata yang berhubungan dengan emosi dengan tepat pada konteks sosial dan budaya tertentu · Dapat menggambarkan situasi sosial dengan tepat dalam budaya tertentu ketika mengalami kesusahan · Sensivitas empati dan simpatik terhadap pengalaman emosional orang lain · Dapat bersifat sensitif kepada orang lain yang merasakan emosi negatif · Memahami bahwa keadaan emosional di dalam tidak harus selalu berhubungan dengan ekspresi yang tanpak di luar · Menyadari bahwa seseorang yang merasa marah bisa mengatur ekspresi emosinya sehingga kelihatan lebih netral · Coping adaptif terhadap emosi negatif dengan menggunakan strategi selfregulatory yang dapat mengurangi durasi dan intensitas dari emosi tersebut · Mengurangi kemarahan dengan menghindari situasi yang mengganggu dan melibatkan diri pada aktivitas yang dapat membuat diri bisa melepaskan pikiran terhadap situasi mengganggu tersebut · Menyadari bahwa ekspresi emosi memiliki peranan yang penting dalam hubungan interpersonal · Mengetahui bahwa terlalu sering mengekspresikan kemarahan kepada seorang teman dapat mengganggu
  • 26. 23 hubungan pertemanan tersebut · Memandang bahwa keadaan emosi diri adalah cara seseorang mengatur emosinya · Individu ingin merasa bahwa dia bisa dan mampu melakukan coping secara efektif terhadap stres Dalam mengelola emosi diri dan orang lain sebagai upaya meningkatkan kecerdasan emosi untuk peningkatan kinerja individu dan produktivitas organisasi dapat kita lakukan melalui beberapa cara sebagaimana yang ditawarkan Patricia Patton berikut ini: Ø Jangan meruntuhkan kerja orang lain dengan mengabaikan prestasi mereka Ø Jangan menggunakan intimidasi dan ancaman sebagai sarana pengembangan semangat Ø Jangan memberikan pelayanan dengan cara mengabaikan keberadaan orang lain Ø Jangan menciptakan harapan yang tidak realistik dengan orang lain Ø Jangan menggunakan manipulasi dan pemaksaan untuk mengendalikan orang lain agar patuh Ø Jangan ingkar janji dengan orang lain sebaliknya berusahalah memenuhi setiap janji kepada orang lain. Emil H Tambunan dalam bukunya “Kunci sukses” berpendapat bahwa untuk menjaga kelancaran komunikasi seorang pemimpin dengan karyawannya di lingkungan organisasi dan lingkungan kerja perlu memperhatian beberapa hal dalam berkomunikasi antara lain: 1. Kendalikan lidah baik-baik. Katakan lebih sedikit dari pada yang terdapat dalam pikiranmu 2. Buatlah janji sedikit mungkin dan berusaha menepatinya Jangan liwatkan kesempatan menyatakan sesuatu untuk mendorong seseorang. Pujilah yang baik dan jangan pilih bulu
  • 27. 24 3. Berilah perhatian kepada karyawan, perhatikan pekerjaannya, kesejahteraan rumah tangganya. Betapa rendahpun status karyawanmu, anggap dia seorang penting 4. Tunjukkan dirimu seorang optimis, bergembira selalu dan lemparkan senyum setiap hari. Sembunyikan rasa dongkol yang terdapat dalam hatimu dan juga kekuatiranmu dan kekecewaanmu. 5. Terbukalah menerima saran atau kritikan dari karyawanmu. Bicarakan permasalahan yang menyangkut pekerjaan atau disiplin tetapi usahakan untuk tidak berdebat. 2.4.2 Manfaat Mengelola Emosi Manfaat dari upaya mengelola emosi dalam kaitan dengan kehadiran sebagai pimpinan, manajer dan karyawan dalam sebuah organisasi dalam rangka meningkatkan produktifitas lembaga adalah: adanya kemampuan membangun hubungan interpersonal yang sehat dan efektif, mampu mengendalikan diri dari perilaku orang lain yang berpotensi memicu emosi, adanya sikap obyektif dan mawas diri yang kuat, adanya kemampuan mengendalikan diri dalam menghadapi situasi apapun, mampu membangun relasi kerja sehingga iklim kerja dalam organisasi tetap kondusif, membangun saling percaya dan saling mendukung melalui program kerja dan struktur organisasi efektif dan efisien. Pimpinan dan manajer yang brilyan sekalipun, jika tidak memiliki ketrampilan berkomunikasi yang efektif dan produktif dalam membangun hubungan kerja, maka mereka sulit mencapai tujuan organisasi. Agar tercipta hubungan kerja yang harmonis dan efektif pimpinan dan manajer perlu melakukan beberapa hal antara lain: 1. Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung sinergitas dan partisipasi karyawan
  • 28. 25 2. Menyusun aturan dan kebijakan yang layak dan adil yang tidak menimbulkan pertentangan antara karyawan dan pimpinan 3. Menghilangkan bias prasangka terhadap individu dan karyawan lainnya 4. Meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosional karyawan dan bagaimana mereka berhubungan dengan sesama karyawan 5. Memilih orang-orang sesuai peran dan mengangkat pimpinan unit atau badan yang memiliki kemampuan profesional dan kecerdasan emosional baik 6. Memberikan penghargaan kepada yang berkinerja baik dan sanksi kepada yang berkinerja buruk 7. Menciptakan suasana saling memperhatikan dan memotivasi kreativitas 8. Mengembangkan mentalitas “pelayanan sepenuh hati” dalam hubungan dengan karyawan dan mereka yang dilayani. 2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi Barney (1991) mengemukakan empat kondisi yang harus dipenuhi sebelum suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan sebagai berikut: (1) merupakan sumber daya organisasional yang sangat berharga (valuable), terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk mengeksploitasi kesempatan dan atau menetralisasi ancaman dari lingkungan perusahaan. (2) relative sulit untuk dikembangkan, sehingga menjadi langka di lingkungan kompetitif. (3) sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi. (4) tidak dapat dengan muddah digantikan substitute yang secara strategis signifikan. masalahnya adalah bagaimana “menterjemahkan” berbagai
  • 29. 26 strategi, kebijakan dan praktik MSDM menjadi keunggulan kompetitif berkelanjutan. Menurut Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994), kompetensi tersebut mencakup: a. Kompetensi teknis : pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil- hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternatif- alternatif baru b. Kompetensi Konseptual: kemampuan untuk melihat gambar besar, untuk menguji berbagai pengandaian dan pengubah prespektif c. Kompetensi untuk hidup : dan saling ketergantungan kemampuan secara efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk mendengar, berkomunikasi, mendapat alternatif ketiga. 2.6 Konsep Audit Kinerja Auditing merupakan satu set prosedur yang sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan yang memberikan informasi sehingga akuntan dapat menyatakan suatu pendapat tentang laporan keuangan yang diperiksa disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Berikut ini adalah pengertian auditing menurut Arens (2003;11) : “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by competent, independent person”. Pengertian Audit menurut Mulyadi (2002;9) adalah sebagai berikut: “Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan” Dari pengertian Auditing tersebut diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan (auditing) dilakukan oleh pihak yang independen, berpengalaman dan
  • 30. 27 memiliki kecakapan serta pemahaman yang cukup mendalam mengenai pemeriksaan akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Dari segi pengawasan, audit memberikan manfaat sebagai berikut : Preventif control, dimana tenaga akuntan akan bekerja lebih berhati-hati dan akurat bila mereka menyadari akan audit. Detective control, suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan dapat diketahui dan dikoreksi melalui suatu proses audit. Reporting control, setiap kesalahan perhitungan, penyajian atau pengungkapan yang tidak dikoreksi dalam laporan keuangan akan disebutkan dalam laporan pemeriksaan. Dengan demikian pembaca laporan keuangan terhindar dari informasi yang keliru atau menyesatkan. Pemeriksaan (audit) dapat dilaksanakan oleh auditor internal maupun eksternal dalam dua cara yaitu pelaksanaan secara terus-menerus sepanjang periode akuntansi (interim audit) atau secara periodik per tahun, per semester atau per kwartal (periodical audit). Seorang auditor harus bisa menentukan tujuan pemeriksaan secara tepat, juga harus mampu merancang program audit yang sesuai serta melaksanakan program tersebut sehingga bisa diambil suatu kesimpulan yang berkaitan dengan pemeriksaannya. Dalam kaitannya dengan skripsi ini, pemeriksaan dilakukan oleh pihak intern perusahaan. Auditor akan menjamin terlaksananya prinsip pengawasan intern, karena secara kontinyu bagian ini melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang disajikan, juga terhadap kegiatan operasional yang berlangsung dan terhadap ketaatan semua bagian atas pengendalian intern perusahaan. Pengertian audit internal menurut The Institute of Internal Auditor (IIA;2004) adalah : “Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operation. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance procesess”.
  • 31. 28 Pengertian Audit Internal menurut Mulyadi (2002;29) adalah sebagai berikut: “Pemeriksaan yang bekerja dalam perusahaan, yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi”. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan pemeriksaan intern adalah membentu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif. Untuk maksud tersebut, pemeriksa intern menyajikan analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran- saran, bimbingan-bimbingan dan informasi yang berhubungan dengan kegiatan yang ditelaah, dipelajari, dan lainnya. 2.6.1 Klasifikasi Audit Untuk kelangsungan sebuah perusahaan, diperlukan pengendalian dan pengawasan agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Oleh karena itu perusahaan melakukan berbagai macam audit sebagai bentuk dari pengendalian dan pengawasan tersebut. Klasifikasi audit berdasarkan tujuan dan dilaksanakannya audit menurut Kell dan Boyton yang dikutip oleh Abdul Halim (2003;5) adalah sebagai berikut: “Klasifikasi audit berdasarkan tujuan audit terbagi ke dalam tiga kategori: 1. Audit laporan keuangan 2. Audit kepatuhan 3. Audit operasional”. Lebih lanjut klasifikasi audit berdasarkan tujuan audit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Audit laporan keuangan
  • 32. 29 Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah ditentukan yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ukuran kesesuaian audit laporan keuangan adalah kewajaran (fairness). Audit laporan keuangan ini biasanya dilakukan olah auditor eksternal yang ditunjuk oleh perusahaan yang laporan keuangannya tengah diaudit. 2. Audit kepatuhan Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial maupun operasi tertentu dari sebuah entitas sesuai dengan kondisi, ketentuan, dan peraturan yang telah ditetapkan. Ukuran kesesuaian audit kepatuhan adalah ketepatan (correctness). Auditor yang melakukan audit kepatuhan pada umumnya dianggap independen karena mereka tidak terlibat dalam pelaksanaan aktivitas yang diauditnya, dan mereka melapor kepada otoritas yang lebih tinggi daripada yang diauditnya. 3. Audit operasional Audit operasional meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun kehematan (ekonomis) operasional. Tujuan audit operasional adalah untuk menilai kinerja, mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan pembenahan, dan memberikan rekomendasi. Audit operasional sering disebut juga dengan audit kinerja (performance audit) atau audit manajemen (management audit). Ukuran kesesuaian yang digunakan adalah keefisienan, kefektifan, dan kehematan atau keekonomisan.
  • 33. 30 Sedangkan klasifikasi audit berdasarkan untuk siapa audit dilaksanakan, menurut Abdul Halim (2003;7) adalah sebagai berikut: “Klasifikasi audit berdasarkan pelaksana audit terbagi ke dalam tiga kategori: 1. Auditing eksternal 2. Auditing Internal 3. Auditing Sektor Publik”. Lebih lanjut klasifikasi audit berdasarkan pelaksana audit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Auditing Eksternal Auditing eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak luar perusahaan yang diaudit. Auditornya adalah pihak luar perusahaan yang independen yaitu akuntan publik yang telah diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut. Auditing eksternal pada umumnya bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. 2. Auditing Internal Auditing internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektivitas organisasi. Informasi yang dihasilkan, ditujukan untuk manajemen organisasi itu sendiri. Auditor sering disebut auditor internal dan merupakan karyawan dari organisasi tersebut. Auditor internal bertanggung jawab terhadap pengendalian intern perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektifitas dan ekonomis serta ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan. 3. Auditing Sektor Publik Auditing sektor publik adalah suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada masyarakat, seperti pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Audit dapat
  • 34. 31 mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional. Auditornya adalah auditor pemerintah. 2.7 Pelaksanaan Audit Salah satu hal yang membuat sebuah perusahaan dapat dikatakan sukses adalah kondisi keuangannya. Mengatur keuangan perusahaan tak hanya terbatas pada akuntansi saja. Untuk tahap pemeriksaan yang lebih kompleks, perlu dilakukan audit perusahaan. Audit keuangan ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi perusahaan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi saja tidak cukup karena meskipun kita merasa sudah teliti menghitung berbagai aset yang ada, pasti masih ada saja yang terselip. Belum lagi jika ada kasus penyelewengan uang perusahaan oleh pihak-pihak dalam yang tidak bertanggung jawab. Proses audit dilakukan melalui prosedur langkah yang pasti. Berikut empat langkah audit perusahaan : 1. Tahap Perencanaan Ini adalah langkah awal dalam proses audit. Di tahap perencanaan, seorang auditor akan mempelajari perusahaan yang akan diaudit, mulai dari sumber daya, di bidang apa perusahaan tersebut bergerak, dan seluruh aktivitas perusahaan. Dari situ, seorang auditor bisa menentukan jenis audit apa yang akan dipilihnya. Selain itu, auditor juga akan mempertimbangkan segala risiko yang mungkin timbul dalam proses audit. Sebelum melangkah ke proses selanjutnya, seorang audit perlu meminta persetujuan dari pihak perusahaan. 2. Pengujian Informasi Setelah mendapat persetujuan dari pihak perusahaan, auditor akan mulai menguji semua informasi dan data yang diperolehnya di lapangan, lalu menganalisisnya. Dalam melakukan proses ini, harus ada pihak perusahaan yang bertugas mengawasi kinerja seorang auditor. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurangan dan bertujuan agar
  • 35. 32 hasil pengujian data dan informasi yang ada bersifat objektif serta tepat sasaran. Di tahap ini pula seorang auditor akan melakukan pemetaan tentang masalah yang mungkin muncul dari proses observasi tersebut, yang mana semua ini dikaitkan dengan informasi yang ia dapat sebelumnya dan juga pihak-pihak luar yang sekiranya terlibat dalam proses pendanaan perusahaan. 3. Mendapatkan Hasil Setelah melakukan observasi dan segala pemetaan masalah yang kemungkinan terjadi, kini saatnya auditor memeriksa risiko material dari perusahaan. Auditor akan menganalisis hasil yang didapatnya dari lapangan. Dari sini akan terlihat jika ada kesalahan dari laporan keuangan perusahaan dan juga kerugian yang dialami oleh perusahaan. Selanjutnya, auditor akan mengklarifikasi ulang. Jika perusahaan yang diaudit adalah perusahaan besar, maka seorang auditor saja tidak cukup. Harus berupa tim karena semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula risiko penyimpangan keuangan. Sebelum mengambil kesimpulan, seorang auditor akan mencocokkan hasilnya dengan auditor yang lain. Jika auditor lainnya juga menemukan kesalahan keuangan yang sama, maka dipastikan ada yang tidak beres dengan kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu, tim auditor akan melakukan pemeriksaan lanjutan secara lebih mendalam. 4. Menyusun Hasil Evaluasi Setelah semua dicek dan mendapat kesimpulan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah menyusun hasil evaluasi berupa laporan. Laporan ini akan diserahkan ke pihak perusahaan yang menunjuk auditor tersebut. Di dalam laporan tersebut, auditor juga harus menulis rekomendasi perkembangan yang mungkin bisa dicapai. Ini adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit.
  • 36. 33 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi perusahaan, tentunya dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas atau fungsi manajemen. Karena merekalah yang memiliki daya kemampuan mempengaruhi dan menggerakan manusia lainnya (power). untuk bekerja mencapai tujuan. Power adalah Kemampuan suatu pihak (orang/bagian) dalam organisasi untuk mempengaruhi (memaksa) pihak lain, agar menjalankan perintah atau menjalankan sesuatu (yang sebenarnya tidak diinginkan oleh pihak yang dipengaruhi) untuk mencapai suatu tujuan sesuai kehendak pihak yang memiliki power. Bagi perusahaan ini karyawan merupakan pelaksana manajemen puncak yang mampu berinteraksi dengan worker dan manajemen puncak. Apapun bentuk organisasi sudah pasti memerlukan sesorang dengan atau tanpa dibantu orang lain untuk menempuh posisi sebagai pimpinan / pemimpin. Seorang yang menduduki pemimpin di dalam suatu organisasi mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan. Dengan kata lain pemimpin adalah orang, sedangkan kepemimpinan adalah kegiatannya. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya. Sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimipin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan dan bakat seorang secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dalam rangka usaha mencapai tujuan. Seorang pemimpin mengatahui sifat – sifat individual orang – orang kepercayaannya dan ia dapat mengetahui tindakan apa yang dapat merangsang mereka bekerja dengan sebaik – baiknya. Sumber daya insani adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang
  • 37. 34 dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (lembaga). Manajemen sumber daya Manusia mencakup keseluruhan kebijaksanaan, praktek, dan sistem untuk mengelola sumber daya manusia dalam organisasi dengan cara yang paling efektif untuk mencapai baik tujuan organisasional maupun individu. Fungsi manajemen sumber daya manusia sangat memegang peranan penting dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan sumber daya manusia harus lebih baik, terutama dalam hal perekrutan karyawan sehingga posisi the right man on the right place dapat tercapai dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin.. 3.2. Saran Penyusunan makalah Manajemen Sumber Daya Manusia ini bisa digunakan untuk bahan bantu proses pembelajaran. Penulis makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekuranngan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang Evaluasi Kinerja. Atas kritik dan saran yang diberikan diucapkan terima kasih. Semoga kita dapat mengaplikasikan teori-teori di atas dalam kehidupan nyata saat kita telah menghadapi dunia kerja..
  • 38. 35 DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta. Dewitri,2011. “Kompensasi dan Evaluasi Kinerja” Manajemen SDM Lanjutan http://dewiramli.blogspot.com/2011/11/kompensasi-dan-evaluasi- kinerja.html Prassetya Aridha,2009. “Pengaruh Antara Kompensasi dan Gaji ”. Papan Putih Kuliah Umum Online. http://www.papanputih.com/2010/12/evaluasi- kinerja.html Spectra Jumadi Madi,2012. “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan”. Perpustakaan Ilmu. http://jumadibismillahsukses.blogspot.com/ 2012/12/ pengaruh-kompensasi-terhadap-kinerja.html