SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Penyimpangan Semu
Hukum Mendel
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
• 1
• Eva Rahma Indriyani
• 2
• Setia Ningsih
Walaupun prinsip-prinsip yang ditemukan Mendel diterima secara umum, peneliti-peneliti berikutnya
sering menemukan perbandingan fenotipe yang berbeda ,seakan-akan tidak mengikuti aturan
hukum Mendel . Ternyata penyimpangan ini hanya merupakan penyimpangan ini hanya merupakan
penyumpangan semu karena pola dasarnya sebenarnya sama dengan Hukum Mendel .
Penyimpangan terjadi karena beberapa gen saling mempengaruhi dalam menunjukkan fenotipe .
Perbandingan fenotipe dapat berubah, tetapi prinsip dasar dari cara pewarisan ,tetap sesuai dengan
prinsip-prinsip mendel.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Berdasarkan hukum Mendel I & II ,penyilangan monohibrid (satu sifat beda) dominan
Penuh memiliki perbandingan fenotipe pada F2 sebesar 3: 1 . Sementara itu,
Penyilangan dihibrid (dua sifat beda) dominan penuh meimiliki perbandingan fenotipe
F2 sebesar 9 : 3 :3 :1 . Namun pada kenyataanya ketika dilakukan penyilangan, terkadang ditemukan
angka perbandingan yang tidak sama (menyimpang) dengan pola-pola
hereditas menurut hukum mendel sebagai berikut,
a. Penyilangan Monohibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebesar
1:2:1
b. Penyilangan dihibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebagai berikut,
9 : 3 : 4 9 : 3 : (3+1)
9 : 7 9 : (3+3+1)
9 : 6 : 1 9 : (3+3) : 1
12 : 3 : 1 (9+3) : 3 : 1
15 : 1 (9+3+3) : 1
Jika diperhatikan secara seksama , ternyata angka-angka perbandingan tersebut
merupaan penggabungan atau penjumlahan dari angka –angka perbandingan yang
dikemukakan oleh mendel sehingga peristiwa tersebut dikenal dengan penyimpangan
semu hukum mendel. Penyimpangan semu hukum mendel terjadi karena interaksi antaralel dan
interaksi genetik
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Interaksi antaralel
1. Kodominan
2. Dominansi tidak sempurna
3. Alel Ganda
4. Alel Letal
Interaksi Genetik
1. Atavisme
2. Epistasis Hipostasis
3. Polimeri
4. Kriptomeri
5. Komplementer
1.Kodominan
Kodominan adalah dua alel dari suatu gen yang diekspresikan secara bersama-sama dan menghasilkan fenotipe
yang berbeda pada individu bergenotipe heterozigot . Alel-alel kodominan tidak memiliki hubungan dominan atau
resesif seta dituliskan dengan menggunakan simbol dasar berhuruf besar dengan huruf huruf berbeda yang ditulis
diatasnya . Contohnya alel-alel yang mengatur golongan darah sistem M-N pada manusia,menggunakan simbol
Lᴹ dan Lᴺ. Huruf L diambil dari nama penemunya , yaitu Landsteiner - Levine
Genotipe Jenis Gamet Fenotipe
(golongan darah)
Lᴹ Lᴺ Lᴹ dan Lᴺ MN
Lᴹ Lᴹ Lᴹ M
Lᴺ Lᴺ Lᴺ N
Jenis golongan darah sistem MN
2. Dominansi tidak sempurna
The Power of PowerPoint | thepopp.com 8
Dominansi tidak sempurna terjadi ketika alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif dengan sempurna sehingga
menghasilkan fenotipe “campuran” pada individu bergenotipe heterozigot . Dominansi tidak sempurna terjadi pada bunga
Snapdragon ,bunga pukul 4 (Mirabilis jalapa), dan ayam Andalusian.
Persilangan bunga snapdragon merah dengan bunga snapdragon
putih akan menghasilkan F1 yang semuanya berwarna merah
muda .Jika F1 (berwarna merah muda) disilangkan dengan
sesamanya ,
rasio fenotipe F2 merah: merah muda : putih
1 : 2 : 1
3. Alel GAnda
The Power of PowerPoint | thepopp.com 9
Alel ganda merupakan suatu gen yang meiliki lebih dari 2 alel . Alel ganda terjadi karena perubahan struktur DNA (mutasi)
yang diwariskan. Contoh alel ganda adalah sebagai berikut.
4. Alel Letal
The Power of PowerPoint | thepopp.com 10
Alel letal adalah alel yang menyebabkan kematian pada individu yang memilikinya
a. Alel letal dominan
Individu dengan alel letal dominan yang bergenotipe homozigot akan letal (mati sebelum lahir),sedangkan yang
bergenotipe heterozigot akan mengalami subletal . Contoh kasus letal adalh ayam creeper .
Digram persilangan ayam creeper adalah sebagai berikut:
Ayam creeper bergenotipe heterozigot (Cc) akan tetap memiliki cacat kaki walau
pun hidup Ayam Creeper (Cc) dapat dihasilkan dari ayam normal (cc) yang
salah satu gen resesifnya (c) mengalami mutasi gen menjadi gen dominan (C) .
Ayam creeper yang bergenotipe homozigot toidak pernah dijumpai karena mati
sejak embrio akibat kelainan pada kepala , tulang tidak terbentuk serta mata
mengecil dan rusak. Alel resesif c berperan mengatur pertumbuhan tulang
Jadi telur yang bisa mentas menjadi yam hanya 75% dengan rasio fenotipe
normal : creeper, adlah 1:2
11
b. Alel letal resesif
Alel letal resesif hanya menyebabkan kematian pada individu yang bergenotipe
homozigot resesif . Contoh kasusnya adalah albino pada tanaman jagung
Alel G mengatur terbentuknya klorofil
Alel g bersifat letal
Jadi,tanaman yang bisa hidup adalah 75% saja
c. Alel Subletal
Alel subletal adalah alel hoozigot dominan atau homogen resesif yang menyebabkan kematian individu pada usia
anak-anak hingga dewasa. Contoh subletal homozigot dominan adalah thalasemia.
13
1. Atavisme
• Ataviseme adalah interaksi beberapa gen yang menghasilkan sifat baru.
• Ditemukan oleh William Bateson dan R.C Punnet.
• Pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak ditentukan oleh satu gen tunggal pada autosom tetapi
alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi atau saling memengaruhi dalam
memunculkan sifat fenotip.
• Misal pada jengger ayam ,ada 4 macam bentuk jengger ayam yaitu sebagai berikut
Dengan genotipe : rrPp atau
rrPP
Bentuk Biji (pea)
Dengan genotipe : Rrpp
atau RRpp
Bentuk mawar
(gerigi)
Dengan genotipe RRPP, RRPp,
RrPp , RrPP,
Bentuk Sumpel
(walnut)
Dengan genotipe rrpp
Bentuk Belah
(tunggal)
P1 : RRpp >< rrPP
Gamet : Rp rP
F1 : RrPp
(sumpel)
(gerigi) (biji)
Apabila terjadi persilangan antara F1 >< F1,akan dihasilkan F2 sebagai berikut
P2 : RrPp >< RrPp
Gamet : RP,Rp,rP,rp RP,Rp,rP,rp
RP Rp rP rp
RP RRPP
(sumpel)
RRPp
(sumpel)
RrPP
(sumpel)
RrPp
(sumpel)
Rp RRPp
(sumpel)
RRpp
(sumpel)
RrPp
(sumpel)
Rrpp
(gerigi)
rP RrPP
(sumpel)
RrPp
(sumpel)
rrPP
(biji)
rrPp
(biji)
rp RrPp
(sumpel)
Rrpp
gerigi
rrPp
(biji)
rrpp
(belah)
Perbandingan fenotipe F2
jengger sumpel:gerigi:biji:belah
9 : 3 : 3 : 1
Fenotipe baru (jengger belah) yang muncul
dari perkawinan ayam berjengger sumpel
Dengan sesamanya ,disebabkan oleh interaksi
(saling mempengaruhi) antara gen.
Fenomena ini diungkapkan kali pertama oleh William Bateson dan R.C
Punnett. Mereka mengawinkan berbagai macam ayam dengan
memerhatikan bentuk jengger. Persilangan antara ayam berjengger tipe
gerigi (mawar) dengan tipe biji (pea) menghasilkan 100% ayam
berjengger walnut. Semula, munculnya ayam berjengger alnut diduga
merupakan sifat intermedier (sifat antara) yang muncul jika gennya
heterozigot. Akan tetapi, jika ayam F1 berjengger walnut tersebut dikawinkan sesa
manya, dihasilkan empat fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1.
Selain fenotipe jengger ayam rose, pea, dan walnut muncul satu sifat
baru lain, yakni single (tunggal).
2. Epistasis - Hipostasis
• Epistasis – Hipostasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gendominan
lain yang bukan alelnya.
• Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut epistasis
• Sifat yang tertutup disebut Hipostasis
a. Epistasis Dominan
Epistasis domina terjadi jika gen yang menutupi kerja gen lainya bersifat dominan .
Gen dominan ini dapat menutupi gen dominan lainya yang bukan sealel.
P1 : PPKK x ppkk
labu putih labu hijau
F1 : PpKk
(100% labu putih)
P2 : PpKk x PpKk
Labu putih labu putih
F2:
Perbandingan Fenotipe
Labu putih :labu kuning: labu hijau
12 : 3 : 1
Keterangan :
Tanda P_ menunjukkan kemungkinan genotip Pp atau Pp
Tanda K_ menunjukkan kemungkinan genotip Kk atau Kk
Genotipe Fenotipe
9 P_K_ labu putih
3 P_kk labu putih
3 ppK labu kuning
1 ppkk labu hijau
b. Epistasis Resesif (Hipostasis)
Epistsis resesif terjadi jika gen yang menutupi gen lainya bersifat homozigot resesif.
Gen homozigot resesif ini dapat menutupi gen lainya yang bersifat dominan ,baik yang
sealel maupun tidak sealel
P1 : Hhaa x hhAA
tikus hitam tikus putih
F1 : HhAa
100% tikus abu-abu
P2 : HhAa x HhAa
Tikus abu-abu Tikus abu-abu
Perbandingan Fenotipe
Abu-abu : hitam : putih
9 : 3 : 4
Keterangan :
Tanda H_ menunjukkan kemungkinan genotip HH atau Hh
Tanda A_ menunjukkan kemungkinan genotip AA atau Aa
genotipe Fenotipe
9 H_A_ tikus abu-abu
3 H_aa tikus Hitam
3 hhA_ tikus putih
1 hhaa tikus putih
c. Epistasis gen dominan rangkap
Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika dua gen dominan atau lebih menghasilkan satu fenotipe dominan
yang sama . Namun, jika tidak ada gen domina satupun,fenotipe resesif akan muncul. Contohnya pada
karakter bentuk kapsul biji tanaman Capsella bursa -pastoris
P1 : AABB x aabb
Biji segitiga biji membulat
F1 : AaBb
100% biji segitiga
P2 : AaBb x AaBb
Biji segitiga biji segitiga
15
1
Genotipe Fenotipe
9 A_B_ kapsul biji segitiga
3 A_bb kapsul biji segitiga
3 aaB_ kapsul biji segitiga
1 aabb kapsul biji oval
d. Epistasis Gen Rangkap Dengan efek komulatif
Epistasis gen rangkap dengan efek komulatif terjadi jika kondisi dominan ,baik
Homozigot maupun heterozigot pada salah satu lokus menghasilkan fenotipe yang sama .Epistasis gen rangk
ap dengan efek komulatif terjadi pada karakter warna biji gandum.
Jadi rasio feneotipe F2 = ungu tua :ungu :ungu muda
9 : 6 : 1
Genotipe Fenotipe
9 A_B_ ungu tua
3 A_bbb Ungu
3 aaB_ ungu
1 aabb putih
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen
Bukan alel tetapi mempengaruhi karakter/sifat yang sama
Contoh : gandum kulit merah dengan gandum kulit putih, (percobaan oleh Herman Nilson-Ehle)
Polimeri memiliki ciri : makin banyak gen dominan , maka sifat karakternya makin kuat
3. Polimeri
Rasio fenotipe F2 = merah : putih = 15 : 1
Sifat warna merah bervariasi,semakin banyak alel dominan maka warna semakin merah
4. Kriptomeri
• Kriptomeri adalah peristiwa dimana gen dominan yang karakternya akan muncul jika
bersama-sama dengan gen dominan lainya .jika gen dominan berdiri sendiri ,maka
karakternya akan tersembunyi (kriptos).
• Kriptomeri pertama kali ditemukan oleh Correns
Misal pada Bunga Linaria Maroccana
Bunga warna Ungu
(dengan genotipe AABB
atau AaBb
Bunga Warna putih
(dengan genotipe aaBB ,
aaBb atau aabb)
Bunga Warna merah
(dengan Genotipe AAbb
atau Aabb)
Persilangan buga Linaria maroccana merah dengan bunga Linaria maraccona putih
P1 : Aabb x aaBB
Gamet : Ab aB
Merah putih
P2 : AaBb x AaBb
F1 AaBb (ungu)
Gamet : AB,Ab,aB,ab AB,Ab,aB,ab
F2 :
Genotipe Fenotipe
9 A_B_ ungu
3 A_bb merah
3 aaB_ putih
1 aabb putih
Komplementer adalah interaksi antra gen-gen dominan yang saling melengkapi dalam m
engekspresikan suatu sifat,contohnya pada karakter warna bunga
sweet pea.
Warna bunga tersebut dikendalikan oleh gen penumbuh bahan mentah pigmen (C) dan
gen penumbuh enzim pengubah bahan mentah pigmen menjadi antosianin (P).
•Jika terdapat gen C maupun P ,bunga berwarna ungu.
•Jika hanya terdapat satu gen dominan atau tidak ada gen dominan sama sekali,
bunga berwarna putih
5. Komplementer
Genotipe fenotipe
9 C_P_ ungu
3 C_pp putih
3 ccP_ putih
1 ccpp putih
Diagram persilangan Lathyrus odoratus adalah sebagai berikut.
P1 : CCpp x ccPP
(putih) (putih)
Gamet : Cp cP
F1 : CcPp (ungu)
P2 : CcPp x CcPp
(ungu) (ungu)
Gamet : Cp,Cp,cP,cp CP,Cp,cP,cp
F2 :
CP Cp cP cp
CP CCPP CCPp CcPP CcPp
Cp CCPp CCpp CcPp Ccpp
cP CcPP CcPp ccPP ccPp
cp CcPp Ccpp ccPp ccpp

More Related Content

What's hot

Laporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaksmi_Perwira
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekulerdewisetiyana52
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahVina Widya Putri
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachHariyatunnisa Ahmad
 
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibridContoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibriddenson siburian
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisDhiarrafii Bintang Matahari
 
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan BiologiLaporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologinurwiji
 
Percobaan ingenhousz dan sach
Percobaan ingenhousz dan sachPercobaan ingenhousz dan sach
Percobaan ingenhousz dan sachAffandi Arrizandy
 
Biologi ~ perbandingan teori evolusi
Biologi ~ perbandingan teori evolusiBiologi ~ perbandingan teori evolusi
Biologi ~ perbandingan teori evolusiNisaksin
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...Feri Chandra
 
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Nida Chofiya
 

What's hot (20)

Laporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paru
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
 
Laporan enzim katalase
Laporan enzim katalaseLaporan enzim katalase
Laporan enzim katalase
 
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibridContoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan BiologiLaporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Percobaan ingenhousz dan sach
Percobaan ingenhousz dan sachPercobaan ingenhousz dan sach
Percobaan ingenhousz dan sach
 
Biologi ~ perbandingan teori evolusi
Biologi ~ perbandingan teori evolusiBiologi ~ perbandingan teori evolusi
Biologi ~ perbandingan teori evolusi
 
Stomata
StomataStomata
Stomata
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
 

Similar to SEMUHUKUM

Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelhnffunnisa
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanAswin Ndraha
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola HereditasDa Idaa
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxXIISMANSADAIPS
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel editSirod Judin
 
Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditasvigaoliv
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendelahmaddzul
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-genJeneng Omega
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditasIsmail Fizh
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditaskth97jjk
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxTaufikMunkinaza
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Muhamad Toha
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismailismail fizh
 

Similar to SEMUHUKUM (20)

Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendel
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhan
 
Bio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditasBio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditas
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptxMEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel edit
 
Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditas
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendel
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-gen
 
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptxPPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditas
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismail
 

More from evarahma70

Makalah Pengaruh ponsel terhadap kesehatan dan psikologis
Makalah Pengaruh ponsel terhadap kesehatan dan psikologisMakalah Pengaruh ponsel terhadap kesehatan dan psikologis
Makalah Pengaruh ponsel terhadap kesehatan dan psikologisevarahma70
 
Terjemahan bahasa indonesia (foundation of algorithm by richard neapolitan)
Terjemahan bahasa indonesia (foundation of algorithm by richard neapolitan)Terjemahan bahasa indonesia (foundation of algorithm by richard neapolitan)
Terjemahan bahasa indonesia (foundation of algorithm by richard neapolitan)evarahma70
 
PKM-GT "Digitalisasi Karangan Ilmiah"
PKM-GT "Digitalisasi Karangan Ilmiah"PKM-GT "Digitalisasi Karangan Ilmiah"
PKM-GT "Digitalisasi Karangan Ilmiah"evarahma70
 
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"evarahma70
 
SKL Bahasa Indonesia "Lingkup Materi Membaca Sastra"
SKL Bahasa Indonesia "Lingkup Materi Membaca Sastra"SKL Bahasa Indonesia "Lingkup Materi Membaca Sastra"
SKL Bahasa Indonesia "Lingkup Materi Membaca Sastra"evarahma70
 
Kimia Unsur Alkali "Kegunaan,Kelimpahan,Proses Pembuatan"
Kimia Unsur Alkali "Kegunaan,Kelimpahan,Proses Pembuatan"Kimia Unsur Alkali "Kegunaan,Kelimpahan,Proses Pembuatan"
Kimia Unsur Alkali "Kegunaan,Kelimpahan,Proses Pembuatan"evarahma70
 
Kimia Unsur "ALKALI" (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
Kimia Unsur "ALKALI"  (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)Kimia Unsur "ALKALI"  (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
Kimia Unsur "ALKALI" (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)evarahma70
 
Ppt b.perancis ratatouille
Ppt b.perancis ratatouillePpt b.perancis ratatouille
Ppt b.perancis ratatouilleevarahma70
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthesevarahma70
 
Usus (biolog i)
Usus (biolog i)Usus (biolog i)
Usus (biolog i)evarahma70
 
Sistem dan struktur politik ekonomi indonesia masa reformasi
Sistem dan struktur politik ekonomi indonesia masa reformasiSistem dan struktur politik ekonomi indonesia masa reformasi
Sistem dan struktur politik ekonomi indonesia masa reformasievarahma70
 
Kepedulian umat islam terhadap jenazah
Kepedulian umat islam terhadap jenazahKepedulian umat islam terhadap jenazah
Kepedulian umat islam terhadap jenazahevarahma70
 

More from evarahma70 (12)

Makalah Pengaruh ponsel terhadap kesehatan dan psikologis
Makalah Pengaruh ponsel terhadap kesehatan dan psikologisMakalah Pengaruh ponsel terhadap kesehatan dan psikologis
Makalah Pengaruh ponsel terhadap kesehatan dan psikologis
 
Terjemahan bahasa indonesia (foundation of algorithm by richard neapolitan)
Terjemahan bahasa indonesia (foundation of algorithm by richard neapolitan)Terjemahan bahasa indonesia (foundation of algorithm by richard neapolitan)
Terjemahan bahasa indonesia (foundation of algorithm by richard neapolitan)
 
PKM-GT "Digitalisasi Karangan Ilmiah"
PKM-GT "Digitalisasi Karangan Ilmiah"PKM-GT "Digitalisasi Karangan Ilmiah"
PKM-GT "Digitalisasi Karangan Ilmiah"
 
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
 
SKL Bahasa Indonesia "Lingkup Materi Membaca Sastra"
SKL Bahasa Indonesia "Lingkup Materi Membaca Sastra"SKL Bahasa Indonesia "Lingkup Materi Membaca Sastra"
SKL Bahasa Indonesia "Lingkup Materi Membaca Sastra"
 
Kimia Unsur Alkali "Kegunaan,Kelimpahan,Proses Pembuatan"
Kimia Unsur Alkali "Kegunaan,Kelimpahan,Proses Pembuatan"Kimia Unsur Alkali "Kegunaan,Kelimpahan,Proses Pembuatan"
Kimia Unsur Alkali "Kegunaan,Kelimpahan,Proses Pembuatan"
 
Kimia Unsur "ALKALI" (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
Kimia Unsur "ALKALI"  (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)Kimia Unsur "ALKALI"  (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
Kimia Unsur "ALKALI" (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
 
Ppt b.perancis ratatouille
Ppt b.perancis ratatouillePpt b.perancis ratatouille
Ppt b.perancis ratatouille
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthes
 
Usus (biolog i)
Usus (biolog i)Usus (biolog i)
Usus (biolog i)
 
Sistem dan struktur politik ekonomi indonesia masa reformasi
Sistem dan struktur politik ekonomi indonesia masa reformasiSistem dan struktur politik ekonomi indonesia masa reformasi
Sistem dan struktur politik ekonomi indonesia masa reformasi
 
Kepedulian umat islam terhadap jenazah
Kepedulian umat islam terhadap jenazahKepedulian umat islam terhadap jenazah
Kepedulian umat islam terhadap jenazah
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

SEMUHUKUM

  • 1. Penyimpangan Semu Hukum Mendel ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
  • 2. • 1 • Eva Rahma Indriyani
  • 3. • 2 • Setia Ningsih
  • 4. Walaupun prinsip-prinsip yang ditemukan Mendel diterima secara umum, peneliti-peneliti berikutnya sering menemukan perbandingan fenotipe yang berbeda ,seakan-akan tidak mengikuti aturan hukum Mendel . Ternyata penyimpangan ini hanya merupakan penyimpangan ini hanya merupakan penyumpangan semu karena pola dasarnya sebenarnya sama dengan Hukum Mendel . Penyimpangan terjadi karena beberapa gen saling mempengaruhi dalam menunjukkan fenotipe . Perbandingan fenotipe dapat berubah, tetapi prinsip dasar dari cara pewarisan ,tetap sesuai dengan prinsip-prinsip mendel. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
  • 5. Penyimpangan Semu Hukum Mendel Berdasarkan hukum Mendel I & II ,penyilangan monohibrid (satu sifat beda) dominan Penuh memiliki perbandingan fenotipe pada F2 sebesar 3: 1 . Sementara itu, Penyilangan dihibrid (dua sifat beda) dominan penuh meimiliki perbandingan fenotipe F2 sebesar 9 : 3 :3 :1 . Namun pada kenyataanya ketika dilakukan penyilangan, terkadang ditemukan angka perbandingan yang tidak sama (menyimpang) dengan pola-pola hereditas menurut hukum mendel sebagai berikut, a. Penyilangan Monohibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebesar 1:2:1 b. Penyilangan dihibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebagai berikut, 9 : 3 : 4 9 : 3 : (3+1) 9 : 7 9 : (3+3+1) 9 : 6 : 1 9 : (3+3) : 1 12 : 3 : 1 (9+3) : 3 : 1 15 : 1 (9+3+3) : 1 Jika diperhatikan secara seksama , ternyata angka-angka perbandingan tersebut merupaan penggabungan atau penjumlahan dari angka –angka perbandingan yang dikemukakan oleh mendel sehingga peristiwa tersebut dikenal dengan penyimpangan semu hukum mendel. Penyimpangan semu hukum mendel terjadi karena interaksi antaralel dan interaksi genetik
  • 6. Penyimpangan Semu Hukum Mendel Interaksi antaralel 1. Kodominan 2. Dominansi tidak sempurna 3. Alel Ganda 4. Alel Letal Interaksi Genetik 1. Atavisme 2. Epistasis Hipostasis 3. Polimeri 4. Kriptomeri 5. Komplementer
  • 7. 1.Kodominan Kodominan adalah dua alel dari suatu gen yang diekspresikan secara bersama-sama dan menghasilkan fenotipe yang berbeda pada individu bergenotipe heterozigot . Alel-alel kodominan tidak memiliki hubungan dominan atau resesif seta dituliskan dengan menggunakan simbol dasar berhuruf besar dengan huruf huruf berbeda yang ditulis diatasnya . Contohnya alel-alel yang mengatur golongan darah sistem M-N pada manusia,menggunakan simbol Lᴹ dan Lᴺ. Huruf L diambil dari nama penemunya , yaitu Landsteiner - Levine Genotipe Jenis Gamet Fenotipe (golongan darah) Lᴹ Lᴺ Lᴹ dan Lᴺ MN Lᴹ Lᴹ Lᴹ M Lᴺ Lᴺ Lᴺ N Jenis golongan darah sistem MN
  • 8. 2. Dominansi tidak sempurna The Power of PowerPoint | thepopp.com 8 Dominansi tidak sempurna terjadi ketika alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif dengan sempurna sehingga menghasilkan fenotipe “campuran” pada individu bergenotipe heterozigot . Dominansi tidak sempurna terjadi pada bunga Snapdragon ,bunga pukul 4 (Mirabilis jalapa), dan ayam Andalusian. Persilangan bunga snapdragon merah dengan bunga snapdragon putih akan menghasilkan F1 yang semuanya berwarna merah muda .Jika F1 (berwarna merah muda) disilangkan dengan sesamanya , rasio fenotipe F2 merah: merah muda : putih 1 : 2 : 1
  • 9. 3. Alel GAnda The Power of PowerPoint | thepopp.com 9 Alel ganda merupakan suatu gen yang meiliki lebih dari 2 alel . Alel ganda terjadi karena perubahan struktur DNA (mutasi) yang diwariskan. Contoh alel ganda adalah sebagai berikut.
  • 10. 4. Alel Letal The Power of PowerPoint | thepopp.com 10 Alel letal adalah alel yang menyebabkan kematian pada individu yang memilikinya a. Alel letal dominan Individu dengan alel letal dominan yang bergenotipe homozigot akan letal (mati sebelum lahir),sedangkan yang bergenotipe heterozigot akan mengalami subletal . Contoh kasus letal adalh ayam creeper . Digram persilangan ayam creeper adalah sebagai berikut: Ayam creeper bergenotipe heterozigot (Cc) akan tetap memiliki cacat kaki walau pun hidup Ayam Creeper (Cc) dapat dihasilkan dari ayam normal (cc) yang salah satu gen resesifnya (c) mengalami mutasi gen menjadi gen dominan (C) . Ayam creeper yang bergenotipe homozigot toidak pernah dijumpai karena mati sejak embrio akibat kelainan pada kepala , tulang tidak terbentuk serta mata mengecil dan rusak. Alel resesif c berperan mengatur pertumbuhan tulang Jadi telur yang bisa mentas menjadi yam hanya 75% dengan rasio fenotipe normal : creeper, adlah 1:2
  • 11. 11 b. Alel letal resesif Alel letal resesif hanya menyebabkan kematian pada individu yang bergenotipe homozigot resesif . Contoh kasusnya adalah albino pada tanaman jagung Alel G mengatur terbentuknya klorofil Alel g bersifat letal Jadi,tanaman yang bisa hidup adalah 75% saja
  • 12. c. Alel Subletal Alel subletal adalah alel hoozigot dominan atau homogen resesif yang menyebabkan kematian individu pada usia anak-anak hingga dewasa. Contoh subletal homozigot dominan adalah thalasemia.
  • 13. 13 1. Atavisme • Ataviseme adalah interaksi beberapa gen yang menghasilkan sifat baru. • Ditemukan oleh William Bateson dan R.C Punnet. • Pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak ditentukan oleh satu gen tunggal pada autosom tetapi alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi atau saling memengaruhi dalam memunculkan sifat fenotip.
  • 14. • Misal pada jengger ayam ,ada 4 macam bentuk jengger ayam yaitu sebagai berikut Dengan genotipe : rrPp atau rrPP Bentuk Biji (pea) Dengan genotipe : Rrpp atau RRpp Bentuk mawar (gerigi) Dengan genotipe RRPP, RRPp, RrPp , RrPP, Bentuk Sumpel (walnut) Dengan genotipe rrpp Bentuk Belah (tunggal)
  • 15. P1 : RRpp >< rrPP Gamet : Rp rP F1 : RrPp (sumpel) (gerigi) (biji) Apabila terjadi persilangan antara F1 >< F1,akan dihasilkan F2 sebagai berikut P2 : RrPp >< RrPp Gamet : RP,Rp,rP,rp RP,Rp,rP,rp RP Rp rP rp RP RRPP (sumpel) RRPp (sumpel) RrPP (sumpel) RrPp (sumpel) Rp RRPp (sumpel) RRpp (sumpel) RrPp (sumpel) Rrpp (gerigi) rP RrPP (sumpel) RrPp (sumpel) rrPP (biji) rrPp (biji) rp RrPp (sumpel) Rrpp gerigi rrPp (biji) rrpp (belah) Perbandingan fenotipe F2 jengger sumpel:gerigi:biji:belah 9 : 3 : 3 : 1 Fenotipe baru (jengger belah) yang muncul dari perkawinan ayam berjengger sumpel Dengan sesamanya ,disebabkan oleh interaksi (saling mempengaruhi) antara gen.
  • 16. Fenomena ini diungkapkan kali pertama oleh William Bateson dan R.C Punnett. Mereka mengawinkan berbagai macam ayam dengan memerhatikan bentuk jengger. Persilangan antara ayam berjengger tipe gerigi (mawar) dengan tipe biji (pea) menghasilkan 100% ayam berjengger walnut. Semula, munculnya ayam berjengger alnut diduga merupakan sifat intermedier (sifat antara) yang muncul jika gennya heterozigot. Akan tetapi, jika ayam F1 berjengger walnut tersebut dikawinkan sesa manya, dihasilkan empat fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Selain fenotipe jengger ayam rose, pea, dan walnut muncul satu sifat baru lain, yakni single (tunggal).
  • 17. 2. Epistasis - Hipostasis • Epistasis – Hipostasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gendominan lain yang bukan alelnya. • Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut epistasis • Sifat yang tertutup disebut Hipostasis
  • 18. a. Epistasis Dominan Epistasis domina terjadi jika gen yang menutupi kerja gen lainya bersifat dominan . Gen dominan ini dapat menutupi gen dominan lainya yang bukan sealel. P1 : PPKK x ppkk labu putih labu hijau F1 : PpKk (100% labu putih) P2 : PpKk x PpKk Labu putih labu putih F2: Perbandingan Fenotipe Labu putih :labu kuning: labu hijau 12 : 3 : 1 Keterangan : Tanda P_ menunjukkan kemungkinan genotip Pp atau Pp Tanda K_ menunjukkan kemungkinan genotip Kk atau Kk Genotipe Fenotipe 9 P_K_ labu putih 3 P_kk labu putih 3 ppK labu kuning 1 ppkk labu hijau
  • 19. b. Epistasis Resesif (Hipostasis) Epistsis resesif terjadi jika gen yang menutupi gen lainya bersifat homozigot resesif. Gen homozigot resesif ini dapat menutupi gen lainya yang bersifat dominan ,baik yang sealel maupun tidak sealel P1 : Hhaa x hhAA tikus hitam tikus putih F1 : HhAa 100% tikus abu-abu P2 : HhAa x HhAa Tikus abu-abu Tikus abu-abu Perbandingan Fenotipe Abu-abu : hitam : putih 9 : 3 : 4 Keterangan : Tanda H_ menunjukkan kemungkinan genotip HH atau Hh Tanda A_ menunjukkan kemungkinan genotip AA atau Aa genotipe Fenotipe 9 H_A_ tikus abu-abu 3 H_aa tikus Hitam 3 hhA_ tikus putih 1 hhaa tikus putih
  • 20. c. Epistasis gen dominan rangkap Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika dua gen dominan atau lebih menghasilkan satu fenotipe dominan yang sama . Namun, jika tidak ada gen domina satupun,fenotipe resesif akan muncul. Contohnya pada karakter bentuk kapsul biji tanaman Capsella bursa -pastoris P1 : AABB x aabb Biji segitiga biji membulat F1 : AaBb 100% biji segitiga P2 : AaBb x AaBb Biji segitiga biji segitiga 15 1 Genotipe Fenotipe 9 A_B_ kapsul biji segitiga 3 A_bb kapsul biji segitiga 3 aaB_ kapsul biji segitiga 1 aabb kapsul biji oval
  • 21. d. Epistasis Gen Rangkap Dengan efek komulatif Epistasis gen rangkap dengan efek komulatif terjadi jika kondisi dominan ,baik Homozigot maupun heterozigot pada salah satu lokus menghasilkan fenotipe yang sama .Epistasis gen rangk ap dengan efek komulatif terjadi pada karakter warna biji gandum. Jadi rasio feneotipe F2 = ungu tua :ungu :ungu muda 9 : 6 : 1 Genotipe Fenotipe 9 A_B_ ungu tua 3 A_bbb Ungu 3 aaB_ ungu 1 aabb putih
  • 22. Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen Bukan alel tetapi mempengaruhi karakter/sifat yang sama Contoh : gandum kulit merah dengan gandum kulit putih, (percobaan oleh Herman Nilson-Ehle) Polimeri memiliki ciri : makin banyak gen dominan , maka sifat karakternya makin kuat 3. Polimeri
  • 23. Rasio fenotipe F2 = merah : putih = 15 : 1 Sifat warna merah bervariasi,semakin banyak alel dominan maka warna semakin merah
  • 24. 4. Kriptomeri • Kriptomeri adalah peristiwa dimana gen dominan yang karakternya akan muncul jika bersama-sama dengan gen dominan lainya .jika gen dominan berdiri sendiri ,maka karakternya akan tersembunyi (kriptos). • Kriptomeri pertama kali ditemukan oleh Correns
  • 25. Misal pada Bunga Linaria Maroccana Bunga warna Ungu (dengan genotipe AABB atau AaBb Bunga Warna putih (dengan genotipe aaBB , aaBb atau aabb) Bunga Warna merah (dengan Genotipe AAbb atau Aabb)
  • 26. Persilangan buga Linaria maroccana merah dengan bunga Linaria maraccona putih P1 : Aabb x aaBB Gamet : Ab aB Merah putih P2 : AaBb x AaBb F1 AaBb (ungu) Gamet : AB,Ab,aB,ab AB,Ab,aB,ab F2 : Genotipe Fenotipe 9 A_B_ ungu 3 A_bb merah 3 aaB_ putih 1 aabb putih
  • 27. Komplementer adalah interaksi antra gen-gen dominan yang saling melengkapi dalam m engekspresikan suatu sifat,contohnya pada karakter warna bunga sweet pea. Warna bunga tersebut dikendalikan oleh gen penumbuh bahan mentah pigmen (C) dan gen penumbuh enzim pengubah bahan mentah pigmen menjadi antosianin (P). •Jika terdapat gen C maupun P ,bunga berwarna ungu. •Jika hanya terdapat satu gen dominan atau tidak ada gen dominan sama sekali, bunga berwarna putih 5. Komplementer
  • 28. Genotipe fenotipe 9 C_P_ ungu 3 C_pp putih 3 ccP_ putih 1 ccpp putih Diagram persilangan Lathyrus odoratus adalah sebagai berikut. P1 : CCpp x ccPP (putih) (putih) Gamet : Cp cP F1 : CcPp (ungu) P2 : CcPp x CcPp (ungu) (ungu) Gamet : Cp,Cp,cP,cp CP,Cp,cP,cp F2 : CP Cp cP cp CP CCPP CCPp CcPP CcPp Cp CCPp CCpp CcPp Ccpp cP CcPP CcPp ccPP ccPp cp CcPp Ccpp ccPp ccpp

Editor's Notes

  1. http://dotcolon.net/font/route159/ https://www.google.com/fonts/specimen/Open+Sans