Penyimpangan fenotipe yang tidak sesuai dengan hukum Mendel dapat terjadi karena interaksi antar alel dan interaksi genetik seperti kodominan, dominansi tidak sempurna, alel ganda, alel letal, atavisme, epistasis, polimeri, kriptomeri dan komplementer.
4. Walaupun prinsip-prinsip yang ditemukan Mendel diterima secara umum, peneliti-peneliti berikutnya
sering menemukan perbandingan fenotipe yang berbeda ,seakan-akan tidak mengikuti aturan
hukum Mendel . Ternyata penyimpangan ini hanya merupakan penyimpangan ini hanya merupakan
penyumpangan semu karena pola dasarnya sebenarnya sama dengan Hukum Mendel .
Penyimpangan terjadi karena beberapa gen saling mempengaruhi dalam menunjukkan fenotipe .
Perbandingan fenotipe dapat berubah, tetapi prinsip dasar dari cara pewarisan ,tetap sesuai dengan
prinsip-prinsip mendel.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
5. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Berdasarkan hukum Mendel I & II ,penyilangan monohibrid (satu sifat beda) dominan
Penuh memiliki perbandingan fenotipe pada F2 sebesar 3: 1 . Sementara itu,
Penyilangan dihibrid (dua sifat beda) dominan penuh meimiliki perbandingan fenotipe
F2 sebesar 9 : 3 :3 :1 . Namun pada kenyataanya ketika dilakukan penyilangan, terkadang ditemukan
angka perbandingan yang tidak sama (menyimpang) dengan pola-pola
hereditas menurut hukum mendel sebagai berikut,
a. Penyilangan Monohibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebesar
1:2:1
b. Penyilangan dihibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebagai berikut,
9 : 3 : 4 9 : 3 : (3+1)
9 : 7 9 : (3+3+1)
9 : 6 : 1 9 : (3+3) : 1
12 : 3 : 1 (9+3) : 3 : 1
15 : 1 (9+3+3) : 1
Jika diperhatikan secara seksama , ternyata angka-angka perbandingan tersebut
merupaan penggabungan atau penjumlahan dari angka –angka perbandingan yang
dikemukakan oleh mendel sehingga peristiwa tersebut dikenal dengan penyimpangan
semu hukum mendel. Penyimpangan semu hukum mendel terjadi karena interaksi antaralel dan
interaksi genetik
6. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Interaksi antaralel
1. Kodominan
2. Dominansi tidak sempurna
3. Alel Ganda
4. Alel Letal
Interaksi Genetik
1. Atavisme
2. Epistasis Hipostasis
3. Polimeri
4. Kriptomeri
5. Komplementer
7. 1.Kodominan
Kodominan adalah dua alel dari suatu gen yang diekspresikan secara bersama-sama dan menghasilkan fenotipe
yang berbeda pada individu bergenotipe heterozigot . Alel-alel kodominan tidak memiliki hubungan dominan atau
resesif seta dituliskan dengan menggunakan simbol dasar berhuruf besar dengan huruf huruf berbeda yang ditulis
diatasnya . Contohnya alel-alel yang mengatur golongan darah sistem M-N pada manusia,menggunakan simbol
Lᴹ dan Lᴺ. Huruf L diambil dari nama penemunya , yaitu Landsteiner - Levine
Genotipe Jenis Gamet Fenotipe
(golongan darah)
Lᴹ Lᴺ Lᴹ dan Lᴺ MN
Lᴹ Lᴹ Lᴹ M
Lᴺ Lᴺ Lᴺ N
Jenis golongan darah sistem MN
8. 2. Dominansi tidak sempurna
The Power of PowerPoint | thepopp.com 8
Dominansi tidak sempurna terjadi ketika alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif dengan sempurna sehingga
menghasilkan fenotipe “campuran” pada individu bergenotipe heterozigot . Dominansi tidak sempurna terjadi pada bunga
Snapdragon ,bunga pukul 4 (Mirabilis jalapa), dan ayam Andalusian.
Persilangan bunga snapdragon merah dengan bunga snapdragon
putih akan menghasilkan F1 yang semuanya berwarna merah
muda .Jika F1 (berwarna merah muda) disilangkan dengan
sesamanya ,
rasio fenotipe F2 merah: merah muda : putih
1 : 2 : 1
9. 3. Alel GAnda
The Power of PowerPoint | thepopp.com 9
Alel ganda merupakan suatu gen yang meiliki lebih dari 2 alel . Alel ganda terjadi karena perubahan struktur DNA (mutasi)
yang diwariskan. Contoh alel ganda adalah sebagai berikut.
10. 4. Alel Letal
The Power of PowerPoint | thepopp.com 10
Alel letal adalah alel yang menyebabkan kematian pada individu yang memilikinya
a. Alel letal dominan
Individu dengan alel letal dominan yang bergenotipe homozigot akan letal (mati sebelum lahir),sedangkan yang
bergenotipe heterozigot akan mengalami subletal . Contoh kasus letal adalh ayam creeper .
Digram persilangan ayam creeper adalah sebagai berikut:
Ayam creeper bergenotipe heterozigot (Cc) akan tetap memiliki cacat kaki walau
pun hidup Ayam Creeper (Cc) dapat dihasilkan dari ayam normal (cc) yang
salah satu gen resesifnya (c) mengalami mutasi gen menjadi gen dominan (C) .
Ayam creeper yang bergenotipe homozigot toidak pernah dijumpai karena mati
sejak embrio akibat kelainan pada kepala , tulang tidak terbentuk serta mata
mengecil dan rusak. Alel resesif c berperan mengatur pertumbuhan tulang
Jadi telur yang bisa mentas menjadi yam hanya 75% dengan rasio fenotipe
normal : creeper, adlah 1:2
11. 11
b. Alel letal resesif
Alel letal resesif hanya menyebabkan kematian pada individu yang bergenotipe
homozigot resesif . Contoh kasusnya adalah albino pada tanaman jagung
Alel G mengatur terbentuknya klorofil
Alel g bersifat letal
Jadi,tanaman yang bisa hidup adalah 75% saja
12. c. Alel Subletal
Alel subletal adalah alel hoozigot dominan atau homogen resesif yang menyebabkan kematian individu pada usia
anak-anak hingga dewasa. Contoh subletal homozigot dominan adalah thalasemia.
13. 13
1. Atavisme
• Ataviseme adalah interaksi beberapa gen yang menghasilkan sifat baru.
• Ditemukan oleh William Bateson dan R.C Punnet.
• Pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak ditentukan oleh satu gen tunggal pada autosom tetapi
alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi atau saling memengaruhi dalam
memunculkan sifat fenotip.
14. • Misal pada jengger ayam ,ada 4 macam bentuk jengger ayam yaitu sebagai berikut
Dengan genotipe : rrPp atau
rrPP
Bentuk Biji (pea)
Dengan genotipe : Rrpp
atau RRpp
Bentuk mawar
(gerigi)
Dengan genotipe RRPP, RRPp,
RrPp , RrPP,
Bentuk Sumpel
(walnut)
Dengan genotipe rrpp
Bentuk Belah
(tunggal)
15. P1 : RRpp >< rrPP
Gamet : Rp rP
F1 : RrPp
(sumpel)
(gerigi) (biji)
Apabila terjadi persilangan antara F1 >< F1,akan dihasilkan F2 sebagai berikut
P2 : RrPp >< RrPp
Gamet : RP,Rp,rP,rp RP,Rp,rP,rp
RP Rp rP rp
RP RRPP
(sumpel)
RRPp
(sumpel)
RrPP
(sumpel)
RrPp
(sumpel)
Rp RRPp
(sumpel)
RRpp
(sumpel)
RrPp
(sumpel)
Rrpp
(gerigi)
rP RrPP
(sumpel)
RrPp
(sumpel)
rrPP
(biji)
rrPp
(biji)
rp RrPp
(sumpel)
Rrpp
gerigi
rrPp
(biji)
rrpp
(belah)
Perbandingan fenotipe F2
jengger sumpel:gerigi:biji:belah
9 : 3 : 3 : 1
Fenotipe baru (jengger belah) yang muncul
dari perkawinan ayam berjengger sumpel
Dengan sesamanya ,disebabkan oleh interaksi
(saling mempengaruhi) antara gen.
16. Fenomena ini diungkapkan kali pertama oleh William Bateson dan R.C
Punnett. Mereka mengawinkan berbagai macam ayam dengan
memerhatikan bentuk jengger. Persilangan antara ayam berjengger tipe
gerigi (mawar) dengan tipe biji (pea) menghasilkan 100% ayam
berjengger walnut. Semula, munculnya ayam berjengger alnut diduga
merupakan sifat intermedier (sifat antara) yang muncul jika gennya
heterozigot. Akan tetapi, jika ayam F1 berjengger walnut tersebut dikawinkan sesa
manya, dihasilkan empat fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1.
Selain fenotipe jengger ayam rose, pea, dan walnut muncul satu sifat
baru lain, yakni single (tunggal).
17. 2. Epistasis - Hipostasis
• Epistasis – Hipostasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gendominan
lain yang bukan alelnya.
• Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut epistasis
• Sifat yang tertutup disebut Hipostasis
18. a. Epistasis Dominan
Epistasis domina terjadi jika gen yang menutupi kerja gen lainya bersifat dominan .
Gen dominan ini dapat menutupi gen dominan lainya yang bukan sealel.
P1 : PPKK x ppkk
labu putih labu hijau
F1 : PpKk
(100% labu putih)
P2 : PpKk x PpKk
Labu putih labu putih
F2:
Perbandingan Fenotipe
Labu putih :labu kuning: labu hijau
12 : 3 : 1
Keterangan :
Tanda P_ menunjukkan kemungkinan genotip Pp atau Pp
Tanda K_ menunjukkan kemungkinan genotip Kk atau Kk
Genotipe Fenotipe
9 P_K_ labu putih
3 P_kk labu putih
3 ppK labu kuning
1 ppkk labu hijau
19. b. Epistasis Resesif (Hipostasis)
Epistsis resesif terjadi jika gen yang menutupi gen lainya bersifat homozigot resesif.
Gen homozigot resesif ini dapat menutupi gen lainya yang bersifat dominan ,baik yang
sealel maupun tidak sealel
P1 : Hhaa x hhAA
tikus hitam tikus putih
F1 : HhAa
100% tikus abu-abu
P2 : HhAa x HhAa
Tikus abu-abu Tikus abu-abu
Perbandingan Fenotipe
Abu-abu : hitam : putih
9 : 3 : 4
Keterangan :
Tanda H_ menunjukkan kemungkinan genotip HH atau Hh
Tanda A_ menunjukkan kemungkinan genotip AA atau Aa
genotipe Fenotipe
9 H_A_ tikus abu-abu
3 H_aa tikus Hitam
3 hhA_ tikus putih
1 hhaa tikus putih
20. c. Epistasis gen dominan rangkap
Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika dua gen dominan atau lebih menghasilkan satu fenotipe dominan
yang sama . Namun, jika tidak ada gen domina satupun,fenotipe resesif akan muncul. Contohnya pada
karakter bentuk kapsul biji tanaman Capsella bursa -pastoris
P1 : AABB x aabb
Biji segitiga biji membulat
F1 : AaBb
100% biji segitiga
P2 : AaBb x AaBb
Biji segitiga biji segitiga
15
1
Genotipe Fenotipe
9 A_B_ kapsul biji segitiga
3 A_bb kapsul biji segitiga
3 aaB_ kapsul biji segitiga
1 aabb kapsul biji oval
21. d. Epistasis Gen Rangkap Dengan efek komulatif
Epistasis gen rangkap dengan efek komulatif terjadi jika kondisi dominan ,baik
Homozigot maupun heterozigot pada salah satu lokus menghasilkan fenotipe yang sama .Epistasis gen rangk
ap dengan efek komulatif terjadi pada karakter warna biji gandum.
Jadi rasio feneotipe F2 = ungu tua :ungu :ungu muda
9 : 6 : 1
Genotipe Fenotipe
9 A_B_ ungu tua
3 A_bbb Ungu
3 aaB_ ungu
1 aabb putih
22. Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen
Bukan alel tetapi mempengaruhi karakter/sifat yang sama
Contoh : gandum kulit merah dengan gandum kulit putih, (percobaan oleh Herman Nilson-Ehle)
Polimeri memiliki ciri : makin banyak gen dominan , maka sifat karakternya makin kuat
3. Polimeri
23. Rasio fenotipe F2 = merah : putih = 15 : 1
Sifat warna merah bervariasi,semakin banyak alel dominan maka warna semakin merah
24. 4. Kriptomeri
• Kriptomeri adalah peristiwa dimana gen dominan yang karakternya akan muncul jika
bersama-sama dengan gen dominan lainya .jika gen dominan berdiri sendiri ,maka
karakternya akan tersembunyi (kriptos).
• Kriptomeri pertama kali ditemukan oleh Correns
25. Misal pada Bunga Linaria Maroccana
Bunga warna Ungu
(dengan genotipe AABB
atau AaBb
Bunga Warna putih
(dengan genotipe aaBB ,
aaBb atau aabb)
Bunga Warna merah
(dengan Genotipe AAbb
atau Aabb)
26. Persilangan buga Linaria maroccana merah dengan bunga Linaria maraccona putih
P1 : Aabb x aaBB
Gamet : Ab aB
Merah putih
P2 : AaBb x AaBb
F1 AaBb (ungu)
Gamet : AB,Ab,aB,ab AB,Ab,aB,ab
F2 :
Genotipe Fenotipe
9 A_B_ ungu
3 A_bb merah
3 aaB_ putih
1 aabb putih
27. Komplementer adalah interaksi antra gen-gen dominan yang saling melengkapi dalam m
engekspresikan suatu sifat,contohnya pada karakter warna bunga
sweet pea.
Warna bunga tersebut dikendalikan oleh gen penumbuh bahan mentah pigmen (C) dan
gen penumbuh enzim pengubah bahan mentah pigmen menjadi antosianin (P).
•Jika terdapat gen C maupun P ,bunga berwarna ungu.
•Jika hanya terdapat satu gen dominan atau tidak ada gen dominan sama sekali,
bunga berwarna putih
5. Komplementer
28. Genotipe fenotipe
9 C_P_ ungu
3 C_pp putih
3 ccP_ putih
1 ccpp putih
Diagram persilangan Lathyrus odoratus adalah sebagai berikut.
P1 : CCpp x ccPP
(putih) (putih)
Gamet : Cp cP
F1 : CcPp (ungu)
P2 : CcPp x CcPp
(ungu) (ungu)
Gamet : Cp,Cp,cP,cp CP,Cp,cP,cp
F2 :
CP Cp cP cp
CP CCPP CCPp CcPP CcPp
Cp CCPp CCpp CcPp Ccpp
cP CcPP CcPp ccPP ccPp
cp CcPp Ccpp ccPp ccpp